Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PENGOBATAN TIPIKAL
Kata topikal berasal dari bahasa Yunani topikos yang artinya berkaitan dengan daerah
permukaan tertentu. Dalam literatur lain disebutkan kata topikal berasal dari kata topos yang
berarti lokasi atau tempat.Secara luas obat topikal didefinisikan sebagai obat yang dipakai di
tempat lesi.Obat topikal adalah obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa
(vehikulum) dan zat aktif. Zat aktif merupakan komponen bahan topikal yang memiliki efek
terapeutik, sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal dapat berbentuk
cair atau padat yang membawa bahan aktif berkontak dengan kulit.

Gambar 1. Formulasi vehikulum sediaan toppikal

2.1 Vehikulum
Merupakan bahan dasar obat pembawa zat aktif yang bersifat inert dan ke dalamnya
dapat ditambahkan bahan aktif dan bahan – bahan lain, seperti bahan pewarna, bahan
pewangi, dan lain – lain.

Vehikulum dapat dibagi menjadi :


A. Vehikulum monofasik (dasar) yaitu cairan, bedak, dan salep
B. Vehikulum bifasik (campuran 2 macam vehikulum dasar), yaitu :
a. Bedak + cairan : bedak kocok/bedak basah/lotion
b. Salep + cairan : krim 0/w dan w/o
c. Bedak + salep : pasta
C. Vehikulum trifasik (campuran bedak, cairan, dan salep) yaitu pasta pendingin.

2.1.1 Cairan
Cairan adalah bahan pembawa dengan komposisi air. Jika bahan pelarutnya murni
air disebut sebagai solusio. Jika bahan pelarutnya alkohol, eter, atau kloroform disebut
tingtura. Cairan digunakan sebagai kompres dan antiseptik. Bahan aktif yang dipakai
dalam kompres biasanya bersifat astringen dan antimikroba. Indikasi cairan Penggunaan
kompres terutama kompres terbuka dilakukan pada dermatitis eksudatif (pada dermatitis
akut atau kronik yang mengalami eksaserbasi), dan infeksi kulit akut dengan eritema
yang mencolok. Efek kompres terbuka ditujukan untuk vasokontriksi yang berarti
mengurangi eritema seperti eritema pada erisipelas. Sedangkan untuk ulkus yang kotor
ditujukan untuk mengangkat pus atau krusta sehingga ulkus menjadi bersih.

1.1.2 Bedak
Merupakan sediaan topikal berbentuk padat terdiri atas talcum venetum dan
oxydum zincicum dalam komposisi yang sama. Bedak memberikan efek sangat superfi
sial karena tidak melekat erat sehingga hampir tidak mempunyai daya penetrasi. Efek
bedak ialah:

a. Mendinginkan.
b. Antiinflamasi ringan karena ada sedikit efek vasokonstriksi.
c. Anti-pruritus.
d. Mengurangi pergeseran pada kulit yang berlipat (intertrigo).
e. Proteksi mekanis.
Indikasi pemberian bedak adalah dermatosis yang kering dan superficial.dan
mempertahankan vesikel/bula agar tidak pecah, misalnya pada varisela dan herpes zoster.
Sedangkan kontraindikasinya adalah dermatitis yang basah, terutama bila disertai dengan
infeksi sekunder.
1.1.3 Salep
Salep ialah bahan berlemak atau seperti lemak, yang pada suhu kamar
berkonsistensi seperti mentega. Bahan dasar biasanya vaselin, tetapi dapat pula lanolin
atau minyak.
Sifat salep :
a. Menutupi
b. Protektif (mencegah penguapan)
c. Melicinkan
d. Penetratif (meningkatkan penetrasi bahan aktif)
e. Memanaskan (bila ditutup bahan impermeabel)

Indikasi pemberian salep ialah:


a. Dermatosis yang kering dan kronik
b. Dermatosis yang dalam dan kronik, karena daya penetrasi salep paling kuat
dibandingkan dengan bahan dasar lainnya.
c. Dermatosis yang bersisik dan berkrusta.

Kontraindikasi untuk dermatitis basah (salep sulit berkontak dengan kulit basah,
kelainan kulit terdapat pada bagian badan yang berambut, pada daerah lipatan (kecuali
pada saat istirahat malam)
Cara penggunaan: salep dioleskan dengan jari atau spatel
Cara membersihkan: dibersihkan 1x sehari dengan kain yang dibasahi minyak mineral
atau minyak tumbuhan

1.1.4 Bedak kocok (lotion)


Bedak kocok terdiri atas campuran air dan bedak, biasanya ditambah dengan
gliserin sebagai bahan perekat. Supaya bedak tidak terlalu kental dan tidak cepat menjadi
kering, maka jumlah zat padat maksimal 40% dan jumlah gliserin 10-15%. Ini berarti bila
beberapa zat aktif padat ditambahkan, maka presentase tersebut jangan dilampaui.
Sifat bedak kocok :
a. Mendinginkan (sampai cairan menguap)
b. Anti pruritus (terutama alcohol)
c. Mengeringkan

Indikasi bedak kocok:


a. Dermatosis yang kering, superfisial, dan agak luas. Yang diinginkan ialah sedikit
penetrasi.
b. Pada keadaan subakut.

Kontraindikasi:
a. Dermatitis yang masih sangat produktif karena krusta yang terbentuk dari partikel
bedak dan sebum akan melindungi organism yang berkembang di bawahnya
b. Daerah badan yang berambut
c. Dermatosa yang sangat kering
Cara pemakaian : kocok bedak basah ketika akan digunakan, dituangkan sedikit ke
mangkok dan dioleskan dengan kuas.
Cara membersihkan : 1 kali sehari dengan merendam atau mencucinya dengan air

1.1.5 Krim
Krim merupakan campuran W (water, air), O (oil, minyak) dan emulgator. Krim
ada 2 jenis, krim W/O: air merupakan fase dalam dan minyak fase luar dan krim O/W:
minyak merupakan fase dalam dan air fase luar. Indikasi sebagai kosmetik aatau untuk
dermatosis yang subakut dan luas, yang dikehendaki adalah penetrasi yang lebih besar
daripada bedak kocok dan krim juga boleh digunakan di daerah yang berambut.
Sedangkan kontraindikasinya adalah dermatitis madidans.

1.1.6 Pasta
Pasta merupakan campuran homogeni bedak dan vaselin. Pasta bersifat protektif
dan mengeringkan. Efek pasta lebih melekat dibandingkan salep, mempunyai daya
penetrasi dan daya maserasi lebih rendah dari salep. Indikasinya digunakan untuk
dermatosis yang agak basah. Dan kontraindikasinya dermatosis yang eksudatif dan
daerah yang berambut. Untuk daerah genital eksterna dan lipatan-lipatan badan pasta
tidak dianjurkan karena terlalu melekat.

1.1.7 Linimen (= pasta pendingin)


Linimen atau pasta pendingin adalah campuran cairan, bedak, salap. Indikasinya
untuk dermatosis yang subakut. Kontraindikasinya dermatosis madidans.

1.1.8 Gel
Gel merupakan sediaan setengah padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel organik dan anorganik. Gel ini merupakan suatu suspensi yang terdiri dari
alumunium hidroksida yang tidak larut dan alumunium oksida hidrat. Sediaan ini
berbentuk kental, berwarna putih, yang efektif untuk menetralkan asam klorida dalam
lambung. Absorpsi pada kulit lebih baik daripada krim. Gel juga baik dipakai pada lesi di
kulit yang berambut. Berdasarkan sifat dan komposisinya, sediaan gel memilliki
keistimewaan yaitu mampu berpenetrasi lebih jauh dari krim, sangat baik dipakai untuk
area berambut dan isukai secara kosmetika.

2.2 Bahan Aktif


Memilih obat topikal selain faktor vehikulum, juga faktor bahan aktif yang dimasukkan
ke dalam vehikulum yang mempunyai khasiat tertentu yang sesuai untuk pengobatan topikal.
Khasiat bahan aktif topikal dipengaruhi oleh keadaan fisiko-kimia permukaan kulit, di samping
komposisi formulasi zat yang dipakai.
Di dalam resep harus ada bahan aktif dan vehikulum. Bahan aktif dapat berinteraksi satu
sama lain. Yang penting ialah, apakah bahan yang kita campurkan itu dapat tercampurkan atau
tidak, sebab ada obat/zat yang sifatnya O.T.T.(obat tidak tercampurkan).
Asam salisilat, misalnya dapat dicampur dengan asam lainnya, contohnya asam benzoat
atau dengan ter, resorsinol tidak tercampurkan dengan yodium, garam, besi atau bahan yang
bersifat oksidator.
Penetrasi bahan aktif melalui kulit dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk
konsentrasi obat, kelarutannya dalam vehikulum, besar partikel, viskositas, dan efek vehikulum
terhadap kulit.
Bahan aktif yang digunakan diantaranya ialah:

2.2.1 Aluminium asetat


Contohnya ialah larutan Burowi yang mengandung aluminium asetat 5%. Efeknya
adalah astringen dan antiseptik ringan. Jika hendak digunakan sebagai kompres
diencerkan 1:10

2.2.2 Asam asetat


Dipakai sebagai larutan 5% untuk kompres, bersifat antiseptik untuk infeksi
Pseudomonas.

2.2.3 Asam benzoat


Mempunyai sifat antiseptik terutama fungisidal. Digunakan dalam salap Whitfield
dengan konsentrasi 5%. Menurut British Pharmaceutical Codex susunannya demikian:
R/ Acidi benzoici 5
Acidi salicylici 3
Petrolati 28
Olei cocos 64

Modifikasi salap tersebut ialah A.A.V. II yang di bagian kami digunakan untuk
penyakit jamur superfisial. Salap tersebut berisi asam salisilat 6% dan asam benzoat 12%.
Sedangkan salap lain ialah A.A.V.I berisi asam salisilat 3% dan asam benzoat 6%, jadi
konsentrasi bahan aktif hanya separuhnya.

2.2.4 Asam borat


Konsentrasinya 3%, tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai bedak, kompres atau
dalam salap berhubung efek antiseptiknya sangat sedikit dan dapat bersifat toksik,
terutama pada kelainan yang luas dan erosif terlebih-lebih pada bayi.
2.2.5 Asam salisilat
Merupakan zat keratolitik yang tertua yang dikenal dalam pengobatan topikal.
Efeknya adalah mengurangi proliferasi epitel dan menormalisasi keratinisasi yang
terganggu. Pada konsentrasi rendah (1-2%) mempunyai efek keratoplastik, yaitu
menunjang pembentukan keratin yang baru. Pada konsentrasi tinggi (3-20%) bersifat
keratolitik dan dipakai untuk keadaan dermatosis yang hiperkeratotik. Pada konsentrasi
sangat tinggi (40%) dipakai untuk kelainan-kelainan yang dalam, misalnya kalus dan
veruka plantaris. Asam salisil dalam konsentrasi 1%o dipakai sebagai kompres, bersifat
antiseptik. Penggunaannya, misalnya untuk dermatitis eksudatif. Asam salisil 3%-5%
juga bersifat mempertinggi absorbsi per kutan zat-zat aktif.

2.2.6 Asam undesilenat


Bersifat antimikotik dengan konsentrasi 5% dalam salap atau krim. Dicampur
dengan garam seng (Zn undecylenic) 20%.

2.2.7 Asam vit.A (tretinoin, asam retinoat)


Efek
a. Memperbaiki keratinisasi menjadi normal, jika terjadi gangguan
b. Meningkatkan sintesis D.N.A dalam epitelium germinatif
c. Meningkatkan laju mitosis
d. Menebalkan stratum granulosum
e. Menormalkan parakeratosis

Indikasi
a. Penyakit dengan sumbatan folikular
b. Penyakit dengan hiperkeratosis
c. Pada proses menua kulit akibat sinar matahari
2.2.8 Benzokain
Bersifat anestesi. Konsentrasinya ½-5%, tidak larut dalam air, lebih larut dalam
minyak (1:35), dan lebih larut lagi dalam alkohol. Dapat digunakan dalam vehikulum
yang lain. Sering menyebabkan sensitisasi.

2.2.9 Benzil benzoat


Cairan berkhasiat sebagai skabisid dan pedikulosid. Digunakan sebagai emulsi
denga konsentrasi 20% atau 25%.

2.2.10 Camphora
Konsentrasinya 1-2%. Bersifat antipruritus berdasarkan penguapan zar tersebut
sehingga terjadi pendinginan. Dapat dimasukkan ke dalam bedak atau bedak kocok yang
mengandung alkohol agar dapat dipakai dalam salap dan krim.

2.2.11 Kortikosteroid topikal


Pada tahun 1952 SULZBERGER dan WITTEN memperkenalkan hidrokortison
dan hidrokortison asetat sebagai obat topikal pertama dari golongan kortikosteroid (K.S.).
Hal ini merupakan kemajuan yang sangat besar dalam pengobatan penyakit kulit topikal
karena KS mempunyai khasiat yang sangat luas, yaitu: anti inflamasi, anti alergi, anti
pruritus, anti mitotik, dan vasokonstriksi. Pada penyelidikan ternyata bahwa kortison dan
Adreno-Cortico Trophic Hormone (A.C.T.H.) tidak efektif sebagai obat topikal.
Pada perkembangan selanjutnya, pada tahun 1960 diperkenalkan KS yang lebih
poten daripada hidrokortison, yaitu KS yang bersenyawa halogen yang dikenal sebagai
fluorinated corticosteroid. Penambahan 1 atom F pada posisi 6 dan 9 dan satu rantai
samping pada posisi 16 dan 17, menghasilkan bentuk yang mempunyai potensi tinggi.
Zat-zat ini pada konsentrasi 0,025% sampai 0,1% memberikan pengaruh anti inflamasi
yang kuat, yang termasuk golongan ini ialah: antara lain: betametason, betametason
valerat, betametason benzoat, fluosinolon asetonid, dan triamsinolon asetonid.
Penggolongan
Kortikosteroid topikal dibagi menjadi 7 golongan besar, diantaranya berdasarkan
anti-inlamasi dan antimitotik. Golongan I yang paling kuat daya anti-inflamasi dan anti
mitotiknya (superpoten). Sebaliknya golongan VII yang terlemah (potensi lemah)

Tabel 1. PENGGOLONGAN KORTIKOSTEROID TOPIKAL BERDASARKAN POTENSI KLINIS


KLASIFIKASI NAMA DAGANG NAMA GENERIK
Golongan I : (super poten) Diprolene ointment 0,05% betamethason dipropionate
Diprolene AF cream 0,05% diflorasone diacetate
Psorcon ointment 0,05% clobetasol propionate
Temovate ointment 0,05% halobetasol propionate
Temovate cream
Ultravate ointment
Ultravate cream
Golongan II : (potensi Cyclocort ointment 0,1% amcinonide
tinggi) Diprosone ointment 0,05% betamethasone dipropionate
Elocon ointment 0,01% mometasone fuorate
Florone ointment 0,05% diflorasone diacetate
Halog ointment 0,01% halcinonide
Halog cream 0,05% fluocinonide
Halog solution 0,05% diflorasone diacetate
Lidex ointment 0,05% betamethasone dipropionate
Lidex cream 0,25% desoximetasone
Lidex gel 0,05% desoximetasone
Lidex solution
Maxiflor ointment
Maxivate ointment
Maxivate cream
Topicort ointment
Topicort cream
Topicort gel

Golongan III : (potensi Aristocort A ointment 0,1% triamcinolone acetonide


tinggi) Cultivate ointment 0,005% fluticasone propionate
Cyclocort cream 0,1 amcinonide
Cyclocort lotion 0,05% betamethasone dipropionate
Diprosone cream 0,05% diflorosone diacetate
Flurone cream 0,05% fluocinonide
Lidex E cream 0,05% diflorosone diacetate
Maxiflor cream 0,05% betamethasone dipropionate
Maxivate lotion 0,05% desoximetasone
Topicort LP cream 0,01% betamethasone valerat
Valisone ointmen
Golongan IV : (potensi Aristocort ointment 0,1% triamcinolone acetonid
medium) Cordran ointment 0,05% flurandrenolide
Elocon cream 0,1% mometasone furoate
Elocon lotion 0,1% triamcinolone acetonide
Kenalog ointment 0,025% fluocinolone acetonide
Kenalog cream 0,2% hydrocortisone valerate
Synalar ointment
Westcort ointment
Golongan V : (potensi Cordran cream 0,05% flurandrenolide
medium) Cutivate cream 0,05% fluticasone propionate
Dermatop cream 0,1% prednicarbate
Diprosone lotion 0,05% betamethasone dipropionate
Kenalog lotion 0,1% triamcinolone acetonide
Locoid ointment 0,1% hydrocortisone butyrate
Locoid cream 0,025% fluocinolone acetonide
Synalar cream 0,05% desonide
Tridesilon ointment 0,1% betamethasone valerate
Valisone cream 0,2% hydrocortisone valerate
Westcort cream
Golongan VI : (potensi Aclovate ointment 0,05% aclometasone
medium) Aclovate cream 0,1% triamcinolone acetonide
Aristocort cream 0,05% desonide
DesOwen cream 0,025% triamcinolone acetonide
Kenalog cream 0,1% hydrocortisone butyrate
Kenalog lotion 0,01% fluocinolone acetonide
Locoid solution 0,05% desonide
Synalar cream 0,1% betamethasone valerate
Synalar solution
Tridesilon cream
Valisone lotion
Golongan VII : (potensi Obat topikal dengan
lemah) hidrokortison,
deksametason, glumetalon,
prednisolon, dan
metilprednisolon

INDIKASI
Kortikosteroid topikal potensi kuat belum tentu merupakan obat pilihan untuk
suatu penyakit kulit (MARKS, 1985). Harus selalu diingat bahwa kortikosteroid topikal
bersifat paliatif dan supresif terhadap penyakit kulit dan bukan merupakan pengobatan
kausal.
Dermatosis yang responsif dengan kortikosteroid topikal ialah: psoriasis,
dermatitis atopik, dermatitis kontak, dermatitis seboroik, neurodermatitis sirkumskripta,
dermatitis numularis, dermatitis stasis, dermatitis venenata, dermatitis intertriginosa, dan
dermatitis solaris (fotodermatitis).
Dermatosis yang kurang responsif ialah lupus eritematosus diskoid, psoriasis di
telapak tangan dan kaki, nekrobiosis lipoidika diabetikorum, vitiligo, granuloma anulare,
sarkoidosis, liken planus, pemfigoid, eksantema fikstum.
Dermatosis yang responsif dengan kortikosteroid intralesi ialah keloid, jaringan
parut hipertrofik, alopesia areata, akne berkista, prurigo nodularis, morfea, dermatitis
dengan likenifikasi, liken amiloidosis, dan vitiligo (sebagian responsif).
Di samping kortikosteroid topikal tersebut ada pula kortikosteroid yang
disuntikan intralesi, misalnya triamsinolon asetonid.

Pemilihan Jenis Kortikosteroid Topikal


Dipilih kortikosteroid topikal yang sesuai, aman, efek samping sedikit dan harga
murah; di samping itu ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu jenis
penyakit kulit, jenis vehikulum, kondisi penyakit, luas/tidaknya lesi, dalam/dangkalnya
lesi, dan lokalisasi lesi. Perlu juga dipertimbangkan umur penderita.
APLIKASI KLINIS
a. Cara Aplikasi
Pada umumnya dianjurkan pemakaian salap 2-3x/hari sampai penyakit tersebut
sembuh. Perlu dipertimbangkan adanya gejala takifilaksis. Takifilaksis adalah
menurunnya respon kulit terhadap glukokortikoid karena pemberian obat yang
berulang-ulang; berupa toleransi akut yang berarti efek vasokonstriksinya akan
menghilang, setelah diistirahatkan beberapa hari efek vasakonstriksi akan timbul
kembali dan akan menghilang lagi bila pengolesan obat tetap dilanjutkan.
b. Lama Pemakaian Steroid Topikal
Lama pemakaian steroid topikal sebaiknya tidak lebih dari 4-6 minggu untuk steroid
potensi lemah dan tidak lebih dari 2 minggu untuk potensi kuat.

Sebagai ilustrasi dapat diberikan contoh sebagai berikut:


1. Psoriasis
Penyakit psoriasis dengan skuama tebal berupa plakat, memerlukan steroid yang
poten (golongan I) dengan vehikulum salap atau krim.
2. Dermatitis atopik
Pada anak diperlukan steroid topikal yang lemah mengingat umur anak, lokalisasi
penyakit dan kulit pada anak masih halus dan tipis. Dipilih bentuk krim. Pada dewasa
diperlukan kortikosteroid topikal yang poten dalam bentuk salap.
3. Dermatitis kontak alergik
Pemakaian steroid dengan potensi sedang biasanya cukup untuk mengatasi penyakit
ini. Zat penyebab harus dihindari.
4. Dermatitis dishidrotik
Dermatitis ini memerlukan steroid yang poten dalam bentuk salap, sebab kulit di
daerah itu tebal.
5. Dermatitis numular
Lesi biasanya multipel dan memerluka kortikosteroid topikal yang poten
6. Dermatitis seboroik
Dermatitis ini cukup sensitif terhadap kortikosteroid topikal dan memerlukan steroid
potensi sedang.
7. Dermatitis intertriginosa
Dermatitis ini memerlukan kortikosteroid topikal dengan potensi sedang untuk
menghilangkan gejala gatal dan rasa panas.

EFEK SAMPING
Sayangnya peningkatan potensi steroid ini hampir selalu diikuti dengan
peningkatan risiko efek samping. Dan efek samping ini akan lebih cepat timbul pada bayi
dan anak. Oleh karena itu pertimbangan yang matang harus selalu dipikirkan sebelum
memilih jenis steroid topikal.

Efek samping terjadi bila:


1. Penggunaan kortikosteroid topikal yang lama dan berlebihan
2. Penggunaan kortikosteroid topikal dengan potensi kuat atau sangat kuat atau
penggunaan secara oklusif.
Harus diingat bahwa makin tinggi potensi kortikosteroid topikal, makin cepat terjadinya
efek samping.
Gejala efek samping:
Sistemik:
a. Supresi AHA
b. Sindrom Cushing Iatrogenik
c. Gangguan pertumbuhan
Lokal :
a. Katabolik:
- Atrofi kulit - Akne steroid
- Telangiektasia - Gangguan penyembuhan luka
- Purpura/ ekimosis - Rosasea
- Hipertrikosis - Dermatitis perioral
- Striae
b. Perubahan respon lokal :
- Tinea inkognito - Hipopigmentasi
- Glaukoma
c. Dermatitis kontak alergi
Steroid sebaiknya dimulai dengan potensi lemah, apabila betul-betul diperlukan
dapat dipakai steroid yang lebih poten dengan dosis minimal yang efektif untuk
jangka waktu pendek dan segera diganti dengan potensi lemah bila efek yang
diinginkan telah tercapai. Di samping itu jenis vehikulum dan stadium penyakit juga
perlu diperhatikan. Jumlah pengolesan dianjurkan cukup 2-3 kali sehari, tidak perlu
terlalu sering karena tak ada beda efek terapeutiknya antara pengolesan 2-3 kali
dengan beberapa kali sehari, bahkan dapat cepat terjadi efek takhipilaksis. Sedangkan
jumlah total yang dianjurkan maksimal 13 g sehari seluas 1 m2 atau 2 g tiap 9% luas
tubuh sehari, berarti antara 20-30 g sehari. Lama pemakaian steroid topikal
sebaiknya tidak lebih dari 4-6 minggu untuk potensi lemah dan untuk potensi kuat
tidak lebih dari 2 minggu.
Harus selalu diingat bahwa steroid bukan obat kausatif melainkan lebih bersifat
paliatif dan supresif.

Pencegahan Efek Samping


Efek samping sistemik jarang sekali terjadi, agar aman dosis yang dianjurkan
ialah jangan melebihi 30 gram sehari tanpa oklusi.
Pada bayi kulit masih tipis, hendaknya dipakai kortikosteroid topikal yang lemah.
Pada kelainan akut dipakai pula kortikosteroid topikal yang lemah. Pada kelainan subakut
digunakan kortikosteroid topikal sedang. Jika kelaianan kronis dan tebal dipakai
kortikosteroid topikal kuat. Bila telah membaik pengolesan dikurangi, yang semula dua
kali sehari menjadi sekali sehari atau diganti dengan kortikosteroid topikal sedang/lemah
untuk mencegah efek samping.
Jika hendak menggunakan cara oklusi jangan melebihi 12 jam sehari dan
pemakaiannya terbatas pada lesi yang resisten.
Pada daerah lipatan (inguinal, ketiak) dan wajah digunakan kortikosteroid topikal
lemah/sedang. kortikosteroid topikal jangan digunakan untuk infeksi bakterialm infeksi
mikotik, infeksi virus, dan skabies. Di sekitar mata hendaknya berhati-hati untuk
menghindari timbulnya glaukom dan katarak. Terapi intralesi dibatasi 1 mg pada satu
tempat, sedangkan dosis maksimum per kali 10 mg.
2.2.12 Menthol
Bersifat antipruritik seperti camphora. Pemakaiannya seperti pada camphora,
konsentrasinya ¼ -2%.

2.2.13 Podofilin
Damar podofilin digunakan dengan konsentrasi 25% sebagai tingtur untuk
kondiloma akuminatum. Setelah 4-6 jam hendaknya dicuci.

2.2.14 Selenium disulfid


Digunakan sebagai sampo 1% untuk dermatitis seboroik pada kepala dan tinea
versikolor. Kemungkinan terjadinya efek toksis rendah.

2.2.15 Sulfur
Merupakan unsur yang telah digunakan selama berabad-abad dalam dermatologi.
Bersifat antiseboroik, anti akne, antiskabies, antibakteri positif. Gram dan antijamur.
Yang digunakan adalah sulfur dengan tingkat terhalus, yaitu sulfur presipitatum (belerang
endap) berupa bubuk kuning kehijauan. Biasanya dipakai dalam konsentrasi 4-20%.
Dapat digunakan dalam pasta, krim, salap, dan bedak kocok. Contoh dalam salap adalah
salap 2-4 yang mengandung asam salisilat 2% dan sulfur presipitatum 4%. Sedangkan
contoh dalam bedak kocok ialah losio Kummerfeldi dipakai untuk akne. Susunannya
ialah sebagai berikut:
R/ Camphorae 3
Sulfuris praecipitati 20
Mucilaginis gummi arabici 10
Solutionis hydratis calcili 134
Aquae rosarum 133

2.2.16 T e r
Preparat golongan ini didapat sebagai hasil destilasi kering dari batubara, kayu
dan fosil. Yang berasal dari batubara, misalnya liantral dan likuor karbonis detergens.
Yang berasal dari kayu, misalnya oleum kadini dan oleum ruski. Contoh yang berasal
dari fosil ialah iktiol.
Preparat ter yang kami sering gunakan ialah likuor karbonis detergens karena
tidak berwarna hitam seperti yang lain dan tidak begitu berbau. Konsentrasi 2-5%.
Efeknya anti pruritus, antiradang, antieksem, antiakantosis keratoplastik, dapat digunakan
untuk psoriasis dan dermatitis kronis dalam salap. Jika terdapat lesi yang universal,
misalnya pada psoriasis, tidak boleh dioleskan di seluruh lesi karena akan diabsorbsi dan
memberi efek toksik terhadap ginjal. Cara pengolesan digilir, tubuh dibagi 3, hari I :
kepala dan ekstremitas atas, hari II : batang tubuh dan hari III ekstremitas bawah.
Efek sampingnya pada pemakaian ter perlu diperhatikan adanya reaksi fototoksik,
pada ter yang berasal dari batubara dapat juga terjadi folikulitis dan ter akne. Efek
karsinogen ter batubara dapat terjadi pada pemakaian lama. Pada pemakaian dalam waktu
yang singkat efek samping ini tidak pernah terjadi.

2.2.17 Urea
Dengan konsentrasi 10% dalam krim mempunyai efek sebagai emolien, dapat
dipakai untuk iktiosis atau xerosis kutis. Pada konsentrasi 40% melarutkan protein.

2.2.18 Zat antiseptik


Zat ini bersifat antiseptik dan/atau bakteriostatik. Zat-zat antiseptik lebih disukai
dalam bidang dermatologi daripada zat antibiotik, sebab dengan memakai zat antiseptik
persoalan resistensi terhadap antibiotik dapat dihindarkan.

Golongan antiseptik:
1. Alkohol
2. Fenol
3. Halogen
4. Zat-zat pengoksidasi
5. Senyawa logam berat
6. Zat warna
a. Golongan Alkohol
Etanol 70% mempunyai potensi antiseptik yang optimal. Efek sampingnya
menyebabkan kulit menjadi kering.
b. Golongan Fenol
a) Fenol : pada konsentrasi tinggi, misalnya fenol likuifaktum yang berkonsentrasi
jenuh mempunyai efek kaustik, sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat
bakteriostatik dan antipruritik (1/2-1%)
b) Timol : bersifat desinfektan pada konsentrasi 0,5% dalam bentuk tingtur.
c) Resorsinor : efeknya ialah antibakterial, antimikotik, keratolitik, antiseboroik,
konsentrasi 2-3%
d) Heksaklorofen: senyawa ini mengandung klor. Bersifat bakteriostatik. Larutan
heksaklorofen 3% berkhasiat terhadap kuman positif gram.
c. Golongan Halogen
Yodium. Bersifat bakteriostatik, misalnya pada tingtur yodium dan lugol. Tingtur
yodium berwarna coklat, dapat menyebabkan iritasi, vesikulasi kulit, dan deskuamasi.
Khasiatnya antibakterial dan antimikotik dengan konsentrasi 1%. Dalam klinik
yodium dipakai untuk desinfeksi kulit pada pembedahan. Segera sesudah itu kulit
harus dibersihkan dengan alkohol 70%.
d. Zat Pengoksidasi
Zat pengoksidasi dipakai sebagai desinfektan pada dermatoterapi topikal.
1. Pemanganas Kalikus
Zat ini mempunyai efek antiseptik lemah dalam larutan encer dalam air. Pada
konsentrasi tinggi bersifat astringen dan kaustik. Dipakai sebagai kompres terbuka
(1:10.000) untuk dermatosis yang akut dan eksudatif. Untuk ulkus yang eksudatif
dapat dipakai konsentrasi 1:5000. Larutan harus dibuat segar karena cepat
mengadakan dekomposisi (warna coklat).
2. Benzoil-Peroksid
Zat ini merupakan zat pengoksidasi kuat pada konsentrasi 2,5-10%. Bersifat
antiseptik, merangsang jaringan granulasi dan bersifat keratoplastik. Efek
samping: kadang-kadang terjadi alergi dan memutihkan pakaian.
e. Senyawa Logam Berat
1. Merkuri
Zat ini dulu banyak dipakai dalam dermatologi. Sekarang tidak dipakai
lagi karena sensitisasi garam-garam merkuri.
2. Perak
a) Larutan Perak Nitrat
Perak nitrat berbentuk kristal putih, mudah larut dalam air, warna
perak nitrat berubah menjadi hitam bila terkena sinar matahari, karena itu
harus disimpan dalam botol berwarna gelap.
Larutan perak nitrat kami pakai untuk ulkus yang disertai pus yang
disebabkan oleh kuman gram negatif. Konsentrasinya 0,5% atau 0,25%
bersifat antiseptik dan astringen. Kompres ini mewarnai kulit, tetapi akan
hilang sendiri perlahan-lahan. Jika terkena lantai akan menjadi hitam dan tidak
dapat hilang. Dapat pula dipakai dengan konsentrasi 1%o untuk dermatitis
eksudatif yang kurang atau tidak memberi perbaikan dengan kompres lain.
Larutan dengan konsentrasi 20% bersifat kaustik dipakai pada ulkus
dengan hipergranulasi. Caranya ditutul dengan lidi dan kapas sehari sekali.
Kulit di sekitarnya tidak boleh terkena karena akan rusak.
b) Sulfadiazin Perak
Sulfadiazin perak dipakai untuk pengobatan luka bakar. Di bagian
kami juga digunakan untuk nekrolisis epidermal toksik.
Kerjanya sebagai antiseptik berdasarkan gugus sulfa dan gugus
peraknya. Sulfa berkhasiat untuk kuman positif gram, sedangkan perak
berkhasiat untuk kuman negatif gram. Konsentrasi 1% dalam krim.
f. Zat Warna
Zat warna masih sering dipakai dalam pengobatan topikal. Efeknya ialah
astringen dan antiseptik. Misalnya:
Zat warna akridin, umpamanya akridin laktat (rivanol) dipakai untuk kompres
dengan konsentrasi 1%o, juga bersifat deodoran.
Metil rosanilin klorida atau gentian violet, dipakai dalam konsentrasi 0,1%-
1% dalam air. Zat ini juga mempunyai efek antimikroba terhadap Candida albicans,
di daerah intertrigo atau anogenital.

Вам также может понравиться

  • Dermatorapi
    Dermatorapi
    Документ8 страниц
    Dermatorapi
    Alvin Halim Senaboe
    Оценок пока нет
  • Buku Karya Can - Bso Topikal
    Buku Karya Can - Bso Topikal
    Документ16 страниц
    Buku Karya Can - Bso Topikal
    amalia makmur
    Оценок пока нет
  • Referat Vehikulum
    Referat Vehikulum
    Документ18 страниц
    Referat Vehikulum
    AchiApsari
    Оценок пока нет
  • Obat Lokal Dan Topikal
    Obat Lokal Dan Topikal
    Документ13 страниц
    Obat Lokal Dan Topikal
    Karunia Sani Wijaya Ningsih
    Оценок пока нет
  • Makalah Topikal
    Makalah Topikal
    Документ18 страниц
    Makalah Topikal
    Fetty Rosanty
    Оценок пока нет
  • Dermato Terapi
    Dermato Terapi
    Документ13 страниц
    Dermato Terapi
    Haikal Ambri Rosle
    Оценок пока нет
  • Terapi Medikamentosa
    Terapi Medikamentosa
    Документ21 страница
    Terapi Medikamentosa
    Anonymous 9GVMLZSVzG
    Оценок пока нет
  • C Dan D FARMA
    C Dan D FARMA
    Документ7 страниц
    C Dan D FARMA
    Ditapramasari
    Оценок пока нет
  • Refreshing Dermatoterapi
    Refreshing Dermatoterapi
    Документ21 страница
    Refreshing Dermatoterapi
    Bella Mesantika
    Оценок пока нет
  • FTS Topikal
    FTS Topikal
    Документ52 страницы
    FTS Topikal
    ReshaJull
    Оценок пока нет
  • Laporan Salep
    Laporan Salep
    Документ19 страниц
    Laporan Salep
    echa
    Оценок пока нет
  • VEHIKULUM
    VEHIKULUM
    Документ4 страницы
    VEHIKULUM
    cynthia_bakrie
    Оценок пока нет
  • Dinda Awalia Amanah 702018067
    Dinda Awalia Amanah 702018067
    Документ12 страниц
    Dinda Awalia Amanah 702018067
    Yolanda Fitriani
    Оценок пока нет
  • Tugas Devi Inkom
    Tugas Devi Inkom
    Документ30 страниц
    Tugas Devi Inkom
    Dewa Ary
    Оценок пока нет
  • Penatalaksanaan Kuratif Tinea Pedis
    Penatalaksanaan Kuratif Tinea Pedis
    Документ13 страниц
    Penatalaksanaan Kuratif Tinea Pedis
    Rickky Kurniawan,MD
    100% (1)
  • JP Salep 1 Dan 11
    JP Salep 1 Dan 11
    Документ27 страниц
    JP Salep 1 Dan 11
    She Ridha
    Оценок пока нет
  • Salep KLP 2
    Salep KLP 2
    Документ38 страниц
    Salep KLP 2
    Muhammad Nurhadi Bin Abdulghaffar
    Оценок пока нет
  • BAB - I - GENTAMICIN + Kesimpulan + Dapus
    BAB - I - GENTAMICIN + Kesimpulan + Dapus
    Документ16 страниц
    BAB - I - GENTAMICIN + Kesimpulan + Dapus
    syafia
    Оценок пока нет
  • Laporan Resmi 3
    Laporan Resmi 3
    Документ34 страницы
    Laporan Resmi 3
    Fadhylla Fadhylla
    Оценок пока нет
  • Definisi Vehikulum
    Definisi Vehikulum
    Документ8 страниц
    Definisi Vehikulum
    Muhammad Subhan
    Оценок пока нет
  • Dermatoterapi Dan Penulisan Resep
    Dermatoterapi Dan Penulisan Resep
    Документ51 страница
    Dermatoterapi Dan Penulisan Resep
    haris
    Оценок пока нет
  • Makalah TOPIKAL TERAPI
    Makalah TOPIKAL TERAPI
    Документ23 страницы
    Makalah TOPIKAL TERAPI
    Yayi
    0% (1)
  • Buku Semsol
    Buku Semsol
    Документ36 страниц
    Buku Semsol
    Yani Febri
    Оценок пока нет
  • Laporan Sediaan Salep
    Laporan Sediaan Salep
    Документ26 страниц
    Laporan Sediaan Salep
    Miftha Husnuh Aulia
    Оценок пока нет
  • Laporan Salep
    Laporan Salep
    Документ32 страницы
    Laporan Salep
    Gynaa Terakhirr
    100% (5)
  • Sediaan Obat Salep - Validasi
    Sediaan Obat Salep - Validasi
    Документ24 страницы
    Sediaan Obat Salep - Validasi
    Haidir Rahmat
    Оценок пока нет
  • Dermatoterapi
    Dermatoterapi
    Документ20 страниц
    Dermatoterapi
    nitaandriani
    Оценок пока нет
  • Bentuk Sediaan Topikal
    Bentuk Sediaan Topikal
    Документ8 страниц
    Bentuk Sediaan Topikal
    Vifividya Fakhriany
    Оценок пока нет
  • Laporan Salep 1
    Laporan Salep 1
    Документ13 страниц
    Laporan Salep 1
    Novia Rozadi
    Оценок пока нет
  • Nama Sediaan Semi Solid Pasta
    Nama Sediaan Semi Solid Pasta
    Документ19 страниц
    Nama Sediaan Semi Solid Pasta
    Afina Yanur
    Оценок пока нет
  • Produksi Salep
    Produksi Salep
    Документ20 страниц
    Produksi Salep
    Nita Cinta Ridho
    Оценок пока нет
  • OBAT TOPIKAL Blok 20 SDKT
    OBAT TOPIKAL Blok 20 SDKT
    Документ76 страниц
    OBAT TOPIKAL Blok 20 SDKT
    agung
    Оценок пока нет
  • Resume Sediaan Salep
    Resume Sediaan Salep
    Документ7 страниц
    Resume Sediaan Salep
    Siti Nurhaliza
    Оценок пока нет
  • Laporan Salep 1
    Laporan Salep 1
    Документ15 страниц
    Laporan Salep 1
    Pratiwi Ishak
    Оценок пока нет
  • Perbaikan 1 (Salep)
    Perbaikan 1 (Salep)
    Документ13 страниц
    Perbaikan 1 (Salep)
    Abdul Rafik M Mohi
    Оценок пока нет
  • Makalah Topikal Fix
    Makalah Topikal Fix
    Документ18 страниц
    Makalah Topikal Fix
    Desi Elfira
    100% (2)
  • Bab 2 Topikal
    Bab 2 Topikal
    Документ3 страницы
    Bab 2 Topikal
    Nurul Huda
    Оценок пока нет
  • Salep Endodermik
    Salep Endodermik
    Документ26 страниц
    Salep Endodermik
    Melana R. Sutra Warni
    Оценок пока нет
  • Dokumen
    Dokumen
    Документ30 страниц
    Dokumen
    Diana Fd
    Оценок пока нет
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ28 страниц
    Bab 1
    Lilik Andayani
    Оценок пока нет
  • Daftar Farmako
    Daftar Farmako
    Документ5 страниц
    Daftar Farmako
    Johariscan
    Оценок пока нет
  • Aa
    Aa
    Документ40 страниц
    Aa
    Puskesmas II Kemranjen
    Оценок пока нет
  • Makalah Stabilitas Kosmetik
    Makalah Stabilitas Kosmetik
    Документ24 страницы
    Makalah Stabilitas Kosmetik
    cut alya monica
    Оценок пока нет
  • Sediaan Obat Salep
    Sediaan Obat Salep
    Документ11 страниц
    Sediaan Obat Salep
    Yuli Kustianawati
    Оценок пока нет
  • Krim
    Krim
    Документ19 страниц
    Krim
    ayunawahkoji
    Оценок пока нет
  • Isi Semisolid Cerata
    Isi Semisolid Cerata
    Документ10 страниц
    Isi Semisolid Cerata
    Funi Sri lestari
    Оценок пока нет
  • Rangkuman Kuliah Farmasi
    Rangkuman Kuliah Farmasi
    Документ8 страниц
    Rangkuman Kuliah Farmasi
    sitinorhasanah
    100% (1)
  • Dermatoterapi
    Dermatoterapi
    Документ17 страниц
    Dermatoterapi
    Ria Dianty Mudzakir
    Оценок пока нет
  • Cara Pengobatan Penyakit Kulit: 1.topikal 2.sistemik 3.intralesi
    Cara Pengobatan Penyakit Kulit: 1.topikal 2.sistemik 3.intralesi
    Документ62 страницы
    Cara Pengobatan Penyakit Kulit: 1.topikal 2.sistemik 3.intralesi
    loya
    Оценок пока нет
  • Tsls Prak Semisolid Salep
    Tsls Prak Semisolid Salep
    Документ16 страниц
    Tsls Prak Semisolid Salep
    Sinta Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Materi Salep
    Materi Salep
    Документ5 страниц
    Materi Salep
    Wiwit Hadi
    Оценок пока нет
  • Laporan Akhir Praktikum Semisolid TK 1 Pagi
    Laporan Akhir Praktikum Semisolid TK 1 Pagi
    Документ13 страниц
    Laporan Akhir Praktikum Semisolid TK 1 Pagi
    Fardiansyah Dibyantoro
    Оценок пока нет
  • Dasar Teori Unguenta
    Dasar Teori Unguenta
    Документ10 страниц
    Dasar Teori Unguenta
    Putu Diahamarawati
    Оценок пока нет
  • Laporan Salep Tetrasiklin
    Laporan Salep Tetrasiklin
    Документ21 страница
    Laporan Salep Tetrasiklin
    j4yak
    100% (1)
  • CND Antiinflamasi Topikal
    CND Antiinflamasi Topikal
    Документ16 страниц
    CND Antiinflamasi Topikal
    Anissa Chusnul Ayusyah
    Оценок пока нет
  • Cara Menangani Jerawat
    Cara Menangani Jerawat
    От Everand
    Cara Menangani Jerawat
    Рейтинг: 5 из 5 звезд
    5/5 (1)
  • Jual Tabung Oksigen 2 Kubik Lengkap Nisson - Kota Makassar - Maya Medika Makassar Tokopedia
    Jual Tabung Oksigen 2 Kubik Lengkap Nisson - Kota Makassar - Maya Medika Makassar Tokopedia
    Документ1 страница
    Jual Tabung Oksigen 2 Kubik Lengkap Nisson - Kota Makassar - Maya Medika Makassar Tokopedia
    Voldy Moenandar
    Оценок пока нет
  • To CBT 7
    To CBT 7
    Документ34 страницы
    To CBT 7
    Voldy Moenandar
    Оценок пока нет
  • To CBT 8
    To CBT 8
    Документ43 страницы
    To CBT 8
    Voldy Moenandar
    Оценок пока нет
  • Intoksikasi
    Intoksikasi
    Документ16 страниц
    Intoksikasi
    Voldy Moenandar
    Оценок пока нет
  • Tata Ibadah Natal Keluarga Besar Kebidanan Dan Kamar Operasi Fix
    Tata Ibadah Natal Keluarga Besar Kebidanan Dan Kamar Operasi Fix
    Документ5 страниц
    Tata Ibadah Natal Keluarga Besar Kebidanan Dan Kamar Operasi Fix
    Voldy Moenandar
    Оценок пока нет
  • Referat Opioid Voldy
    Referat Opioid Voldy
    Документ40 страниц
    Referat Opioid Voldy
    Voldy Moenandar
    Оценок пока нет
  • Id Card
    Id Card
    Документ4 страницы
    Id Card
    Voldy Moenandar
    Оценок пока нет
  • Portofolio IKM - Nat-1
    Portofolio IKM - Nat-1
    Документ34 страницы
    Portofolio IKM - Nat-1
    Voldy Moenandar
    Оценок пока нет
  • Id Card
    Id Card
    Документ4 страницы
    Id Card
    Voldy Moenandar
    Оценок пока нет