Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstract. A cross sectional study of imuniiy against rubella was conducted in S'urab~ja
and Tabanan districts with the samples of 343 and 257 on children less than Jive years
old and childbearing age women respectively. Rubella antibody was examined by ELISA
method (Eqgnost, Behring).
The result showed that approximately 90.6% children less than Jive years old were
susceptible to rubella infection, with the highest percentage of rubella antibody at 1-11
months of age and then decreased to 6% at the age of 36-47 months. On the contrary,for
childbearing age women that only 23% of them who had no rubella antibody. These
antibodies tended to increase, as they got older with the highest percentage of 85% at the
age of 35-39 years. There was signijlcant dzflerence between increasing antibody titer
with the age, but not with the sex among Iess thanfive years old children.
The low rubella antibo& among children Iess thanJive years old, provide an opportunity
to immunize this age group especially at the age of three years or older. However, u
further research with larger sample and wider scope of region is still required to get a
representative resultfor the country.
selunrh balita (anak umur < 5 tahun) dan dibawa ke Puslitbang Pemberantasan Pe-
WUS (wanita usia subur, umur 15-39 th) nyakit, Jakarta dan disimpan pada tem-
yang tinggal di lokasi penelitian. Pemilihan peratur -20' C sampai waktu pemeriksaan.
sampel berdasarkan pertimbang~bahwa Pemeriksaan antibodi rubela dilakukan
balita dan WUS merupakan kelompok dengan metode ELISA IgG (Behring,
yang rentan bila terinfeksi rubela. Enzygnost IgG). Seropositip rubela dengan
IgG ELISA bila titer diatas cut offdan nilai
Pemilihan sampel secara multistage
sampling. Dari Kota/kabupaten (Surabaya OD-kontrol > 0.2 (I0). Data dianalisa
dan Tabanan) dipilih puskesmas yang dengan program SPSS 10 untuk me-
mempunyai populasi balita dan WUS ngetahui prevalensi antibodi positip rubela
tinggi, dan sering dilaporkan adanya kasus berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin
campak atau rubela. Jurnlah sampel balita dan daerah
d m WUS dihitung berdasarkan rumus
tunggal untuk estimasi proporsi 1 populasi HASIL
menurut Lwanga dan Lemeshow (9) , se- Jurnlah sampel darah balita yang
banyak 339 balita dan 258 WUS. berhasil dikumpulkan sebanyak 336 sam-
Sampel dipilih apabila memenuhi pel terdiri dari 171 sampel dari Surabaya
kriteria inklusi: balita dan WUS yang dan 165 sampel dari Tabanan. Sampel
belurn pernah mendapat imunisasi rubela darah WUS sebanyak 257 sampel terdiri
dan bersedia ikut dalam penelitian. Sarnpel dari 131 sampel dari Surabaya dan 126
tidak diikutsertakan dalam penelitian apa- sampel dari Tabanan. Karakteristik sampel
bila sedang panas tinggi (> 38' C), ikut balita dan WUS dari daerah Surabaya dan
M am penelitian lain dan sample darah Tabanan tampak pada Tabel 1 dan 2. Pada
tidak memenuhi syarat (hemolisis) sampel balita persentase laki-laki dan
perempuan harnpir sama (49% dan 5 I%),
Pengambilan sampel dilakukan se-
sebagian besar di bawah umur 1 tahun,
telah mendapatkan rekomendasi etik pene-
rata-rata berat badan 10- 12 kg, lebih dari
litian. Orang tua balita dan WUS di-
90% mempunyai KMS dengan status
kumpulkan pada suatu tempat (Puskesmasl
imunisasi DPT3, HB3 dan campak di atas
posyandu) untuk diberi penjelasan tentang
70%.
maksud dan tujuan penelitian. Setelah par-
tisipan bersedia menanda tangani informed Sampel WUS sebagian besar ber-
consent maka dilakukan wawancara yang umur 30-39 th dengan umur rata-rata 30 th.
berpedoman pada kuesioner yang telah Sebagian besar menikah (97%), pen-
disiapkan. Kemua'lan dilakukan peng- didikan SMA ke atas sebanyak 51% dan
ukuran antropometri pada balita dan WUS pekerjaan sebagai ibu rumah tangga se-
serta pemeriksaan fisik umum oleh dokter. banyak 72%. Karakteristik sampel WUS
Setelah dinyatakan sehat (tidak sedang in- antara daerah Surabaya dan Tabanan tidak
kksi beratjdemam tinggi), dilakukan peng- menunjukkan perbedaan yang bermakna,
ambilan darah secara aseptic pada vena kecuali pendidikan dan pekerjaan WUS.
lengan sebanyak 1 cc. Darah diambil Hasil pemeriksaan antibodi rubela
dengan menggunakan disposible syringe menunjukkan bahwa hanya 9.4 % balita
C9ada balita menggunakan jarurn khusus mempunyai antibodi positip atau 90.6%
"wing needle ") selanjutnya darah dimasuk- balita tidak mempunyai antibodi, sedang-
kan secara aseptik ke dalam vacutainer 5 kan pada WUS yang mempunyai antibodi
cc. Sera yang telah di-pisahkan selanjutnya
I.111. ~'enei.Kesehatan, Vo1. 36, No. 2, 2008:83 - 90
Tabel 3. Status antibodi rubela pada balita dan WUS berdasarkan daerah
Table 4. Status antibodi rubela pada balita dan WUS berdasarkan kelompok umur
dan jenis kelamin
2 Balita (n=336):
0-11 bl 66 7.6 53 13.2
12-23b1 53 11.3 27 7.4
23-35 bl 31 19.4 25 4
36-47 bl 11 9.1 28 3.6
48-60 bl 10 10 32 3.1
3 WUS (n=257):
15-19 th 2 100 1 100
20-24 th 30 73.3 21 52.3
25-29 th 30 96.7 34 61.8
30-34 th 42 83.3 40 72.5
35-39 th 27 96.2 30 73.1
positip tertinggi pada kelompok 0-1 1 bulan umur dan jenis kelamin. Namun darnpak
(4 tahun) dan terendah pada kelompok yang paling besar apabila menginfeksi
umur 36-48 bulan (3 tahun). Berdasarkan wanita hamil pada trimester pertama,
kelompok umur titer positip rubela pada karena dapat menyebabkan kelahiran cacat
WUS tidak menunjukkan perbedaan yang atau aborsi yang dikenal sebagai sindrom
b e r m h a dengan persentase tertinggi pada rubela kongenital. Untuk mencegah ha1
kelompok umur 35-39 tahun sebesar 85%. tersebut, di banyak negara telah dilakukan
Pada kelompok urnur 15- 19 tahun ditemu- imunisasi rubela, namun di Indonesia
kan positip 100% akan tetapi jumlah sam- program imunisasi rubela belum dilaku-
pel sangat kecil(1,2%) (Tabel 4). kan.
Pada balita hanya ditemukan 9.4%
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN: yang mempunyai antibodi positip rubela
atau masih 90.6% yang rentan terhadap
Rubela adalah penyakit infeksi infeksi tersebut, sedangkan pada WUS per-
yang dapat menyerang semua kelompok sentase antibodi positip rubela lebih tinggi
Br~l.Tencl. Kesehatiu~,iroi. 36, Pdo. 2, 2008:83 --YO
sebes;~76.9%. Pads balita persenlase ler- rubela, tetapi tidak bennakna tcdladap
tlmggi p:+.da urnur 0- l l bulan, selm:j~~tnya jenis kelarnm 19). Penclitian di Bandung
mcngdismi penrlsvlan~m hiligga 6.4% pada oleh Falyana (2002) pnda mak rernaja
lcelompcrk wmvn 36-47 buEm (3 tdl@. larljmt umur 17-20 t&un yang sebagian
kLdany,.rzantibodi sarayai UP 1 1 bulan besar (98.6%) helm pernah mendapat
erat kaitaxlr~ya dengaxl antibodi maternall imunisasi rubela m e - n u n j ~ n bahwa
kaezaa bcrdasa-eka pcnelitim antibodi irli 79.3% memp~1riyaiantihodi gositip rubela
&an rneilgaliami pcntmnan pada sm.t bdi- dengan persealtzse tertinggi pada un~ur20
ta ?.~mur'I- A 2 bulan. tal~tnndan tidak ada perbeciaan b m a k n a
ilntara laki-laki dan pemmpwn 13'.
I%do WBjS pcrserllase antibodi go-
s~tipn~belamenjngkat dengan berkmbah- Infeksi alami ~mp,.nknya ber-
nya umur. tertiaggi gada kelompok wnw pengamh terhadap antibodi yang terbentuk
35-39 tdatm sebesar 84.796. '1erdapat per- pada balita d m WUS katena sanpel dipilih
he&ari yang bemaha kenaikdm preva- dmi kelonlpok y m g t~elui~l pernah men-
lensi ;aritibodi rubela terl~ddapunaur nmm dapat immisasi rubela dcur daerah
tiddc ada perbedmn yarlg bemakna me- penelitim rnet-updan daerda y~mgdiduga
nurut jcals kclarnjn, IJliil serupm diperoleh pemah tejadi vrabdr rubela &alm be-
p;rda pnelitian di ha11 (1996) clan di beraga tahm ini, sehingga terdapaf Ice-
Bmdtraig (20C2). Pe1ie1itia.n 81 Iran t h u n mungkinan ada~iyavirt.1~rubella yang ber--
1996 pa&&mak tmur kll3:8.nlr;dari 44 lahun edar di sekikr pcspolasi. f3a&1 WUS ger-
<Em wmfa 1mur 1 - 3 9 menunjukkan sentase antibodi posit3 llebih tinggi dasi-
bc&-+v~bafnava a~~tibodipositip mbela pada balita karena kerxrurkgkinara ter infeksf
tSitemukari pa&a bayi haru lahir scbesar rubelst. lebih lama. Bila dibar-rdingkan
92.7%1, [~i~&a :ulid<,-.anaksebesar 57.20ro dm antar 2 'lokss.;sipenclitiwn yaitu Surabaya
paba +,s.anita wnlu 35-45 ta.huln sebesar (mew&]; dierah ~nrbal)dm 'Tabirnan (me-
94.9%. K e ~ L l c mmrlur dm perbedm wakili c8aera.h rural) tcmyata tidak me-
sctsial czltc~acrraai bcrpenganh secara nuuljukkm perberJmlrn yang Lennakna pada
iremduia tt:rl~a&ir~kcnaik'm titer mtibodi
rubela lebih memungkinkan jika diberikan Countries, part 1: Burden of disease from CRS.
pada balita terutarna pada kelompok umw Bull of WHO. 1997;75.
sekitar 3 tahun. Namun demikian, perlu 13. Robertson SE, Cutts FT, Samuel K and Diaz-
juga dipertimbangkan keuntungan d m ke- Ortega L,. Control of Rubella and Congenital
rugian sehingga strategi yang dipilih Rubella Syndrome (CRS) in Developing
benar-benar tepat d m efektif. Perlu kajian Countries, part 2: Vaccination against Rubella.
yang lebih mendalam dengan jumlah Bull of WHO. 1997;75.
sampel yang lebih besar dan wilayah yang
lebih luas sehingga hasil yang didapat
lebih akurat dan lebih mewakili.