Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Model modular mirip dengan model keperawatan tim, karena tenaga profesional
dan non profesional bekerjasama dalam memberikan asuhan keperawatan kepada
beberapa pasien dengan arahan kepemimpinan perawat profesional.
Model modular mirip juga dengan model primer, karena tiap 2-3 perawat
bertanggung jawab terhadap asuhan beberapa pasien sesuai dengan beban kasus,
sejak pasien masuk, pulang dan setelah pulang serta asuhan lanjutan kembali ke
rumah sakit. Agar model ini efektif maka Kepala Ruangan secara seksama
menyusun tenaga profesional dan non profesionaln serta bertanggung jawab
supaya kedua tenaga tersebut saling mengisi dalam kemampuan, kepribadian,
terutama kepemimpinan. Dalam menerapkan model modular, 2-3 tenaga
keperawatan bisa bekerjasama dalam tim, serta diberi tanggung jawab penuh
untuk mengelola 8-12 kasus. Seperti pada model primer, tugas tim keperawatan
ini harus tersedia juga selama tugas gilir (shift) sore-malam dan pada hari-hari
libur, namun tanggung jawab terbesar dipegang oleh perawat profesional.
Perawat profesional bertanggung jawab untuk membimbing dan mendidik
perawat non profesional dalam memberikan asuhan keperawatan.
Konsekuensinya peran perawat profesional dalam model modular ini lebih sulit
dibandingkan dengan perawat primer. Model modular merupakan gabungan dari
model tim dan primary model.
Pada model ini akan mampu memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat
II. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan spesialis
keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu tertentu. Perawat spesialis berfungsi
untuk memberikan konsultasi tentang asuhan keperawatan kepada perawat primer
pada area spesialisnya. Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan hasil-
hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan. Jumlah perawat spesialis
direncanakan satu orang untuk 10 perawat primer pada area spesialisnya.
Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan hasil-hasil riset dalam
memberikan asuhan keperawatan. Jumlah perawat spesialis direncanakan satu
orang untuk 10 perawat primer (1:10)
c. Model Praktek Keperawatan Profesional I.
Rencana kerja yang disusun oleh kelompok merupakan kelanjutan dari kelompok
sebelumnya yang juga telah melaksanakan beberapa program yang sama dengan
kelompok VI, antara lain : sentralisasi obat, ronde keperawatan, dan sistem
timbang terima.
Minggu I :
§ Desiminasi hasil
Minggu II
Minggu III
Minggu IV
§ Penyususnan laporan
§ Pelaksanaan seminar
§ Revisi.
analisa terhadap lokasi, sarana, prasaran dan sumber daya yang ada, maka
kelompok menyepakati untuk menerapkan Model Praktek Keperawatan
Profesional I dengan metode penugasan modifikasi Primer.
1. Persiapan
Pada tahap ini, seluruh anggota kelompok mengadakan analisa situasi, orientasi,
dan perencanaan selama 2 hari. Pada hari ketiga, kelompok mengadakan
desiminasi hasil pengkajian atau analisa situasi selama 2 hari sebelumnya.
2. Uji coba
Uji coba dilakukan sebagai salah satu saran dalam memerankan peran sebelum
mempraktekkan secara nyata dengan ruangan. Adapun yang diujicobakan antra
lain : model pemberian asuhan keperawatan modifikasi primer dengan masing-
masing anggota kelompok memegang peranan sebagai perawat primer, perawat
pelaksana dan kepala ruang, timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi
keperawatan.
3. Pelaksanaan
Pada minggu II, kelompok sudah secara penuh melaksanakan MPKP dengan
model asuhan Modifikasi Primer, dengan peran masing-masing secara bergantian.
Masing-masing mahasiswa mendapat peran yang tetap selama 2 hari berturut-turut
dan semua mahasiswa masih dijadwalkan masuk pagi
4. Pelaksanaan Shift
Tahapan ini dilaksanakan pada minggu III, dimana mahasiswa dibagi menjadi 3
shift dinas, yaitu, pagi, sore dan malam. Masing-masing mahasiswa memainkan
peran sesuai dengan jadwal. Memainkan peran yang ditampilkan disesuaikan
dengan perannya pada hari itu.
2.6 Dokumentasi Keperawatan
1. Persiapan
a) Prasarana yang disiapkan untuk penyimpanan obat disiapkan, baik itu lemari
obat, tempat obat, surat persetujuan dan lembar obat
2. Pelaksanaan
Pada akhir dinas mahasiswa mengadakan serah terima obat dengan mahasiswa
dan perawat ruangan dinas shift berikutnya.
3. Evaluasi
Sentralisasi obat dapat dilaksanakan pada semua pasien yang dirawat di ruang
kelas I dan II. Kendala yang dihadapi adalah pendokumentasian pada lembar obat
kurang berjalan dengan baik karena kadang-ladang perawat yang memberikan
obat tidak menuliskan identitas pad lembar obat.
Timbang terima merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
§ Intervensi kolaboratif.
§ Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif,
pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lainnya, persiapan untuk
konsultasi atau untuk prosedur yang tidak rutin dilaksanakan.
g) Lama timbang terima untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
Metode Tim
- Komunikasi di antara anggota tim adalah penting agar dapat sukses. Komunikasi
meliputi: penu!isan perawatan klien, rencana perawatan klien, laporan untuk dan
dari pemimpin tim, pentemuan tim untuk mendiskusikan kasus pasien dan umpan
balik informal di antara anggota tim.
Kelebihan :
- Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk belajar.
- Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama bertugas
Kelemahan :
- Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervisi anggota
tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik sebagai perawat
pemimpin maupun perawat klinik
- Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan,
sehingga komunikasi antar angota tim terganggu.
- Perawat yang belum trampil dan belum berpengalaman selalu tergantung staf,
berlindung kepada anggota tim yang mampu.
- Akontabilitas dari tim menjadi kabur.
- Menyelenggarakan konferensi
- Mencatat dengan jelas dan tepat asuhan keperawatan yang telah diberikan
berdasarkan respon klien.
- Memberikan laporan
3. Metode Primer
Kelebihan :
- Staf medis juga merasakan kepuasan karena senantiasa informasi tentang kondisi
klien selalu mutakhir dan komprehensif serta informasi dapat diperoleh dari satu
perawat yang benar-benar mengetahui keadaan kliennya.
- Waktu yang digunakan lebih sedikit dalam aktivitas koordinasi dan supervisi dan
lebih banyak waktu untuk aktivitas langsung kepada klien.
- Profesi lain lebih menghargai karena dapat berkonsultasi dengan perawat yang
mengetahui semua tentang kliennya.
Kelemahan :
- Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.
- Perawat primer dibantu oleh perawat professional lain maupun non professional
sebagai perawat asisten