Вы находитесь на странице: 1из 15

TUGAS MANDIRI

RESUME TENTANG KESEHATAN PENYELAMAN

Disusun Oleh:

Nurhayati Br T
1711025

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PARAREL

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH


SURABAYA
KESEHATAN PENYELAMAN DAN HIPERBARIK

A. SEJARAH MENYELAM

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah


permukaan air, dengan atau tanpa menggunakan peralatan, untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.

Menyelam, sebagai suatu profesi, sudah dikenal lebih dari


5000 tahun lalu. Penyelam zaman dulu mungkin tidak bisa
mencapai kedalaman lebih dari 100 feet. Biasanya kegiatan ini
dilakukan untuk mengambil kerang dan mutiara. Dalam sejarah
Yunani, Herodotus menceritakan seorang penyelam bernama
Scyllis yang dipekerjakan Raja Persia Xerxes untuk mengambil
harta karun yang tenggelam pada abad ke 5 SM.

Sejak jaman dulu, penyelam juga dipergunakan untuk militer,


seperti menenggelamkan kapal musuh, memotong jangkar, dan
melubangi kapal dari bawah. Alexander The Great mengirimkan
penyelam untuk meruntuhkan pelabuhan di kota Tyra (Libanon)
yang kemudian dikuasai tahun 332 SM.

Para penyelam jaman dulu juga dipergunakan untuk


menyelamatkan barang yang tenggelam. Pada abad pertama SM,
khususnya di Mediterania barat, para penyelam sudah terorganisir
dan pembayarannya sudah diatur hukum. Pembayarannya
tergantung kedalaman air yang diselami. Jika kedalamannya 24
feet maka penyelam dibayar sejumlah barang yang diselamatkan.
Kedalaman 12 feet maka diberikan 1/3, dalam kedalaman 3 feet
maka diberikan 1/10.
B. JENIS – JENIS MEYELAM

1.Snorkeling

Seperti namanya, penyelam memakai masker (kacamata selam),


snorkel (alat untuk jalan masuknya udara) dan fin (kaki katak)
untuk melakukan aktivitas berenang yang sebagian besar di
lakukan di atas permukaan air dan melihat apa yang ada di bawah
permukaan air.

2.Free Diving

Snorkeling kadang-kadang dikenal jugasebagai free diving. Istilah


free diving ini digunakan ketika penyelam menyelam sambil
menahannafas selama beberapa waktu berada di bawah
permukaan air. Aktivitas umum yang dilakukanpara free divers
antara lain spear fishing, fishing, memotret dan berbagai kompetisi
free diving.

Untuk aktivitas memotret menjadi lebih mudah karena dengan


free diving tidak akanmenimbulkan gelembung udara sehingga
lebih mudah untuk bisa mendekat ke obyek yang akan difoto. Tapi
tentu saja untuk melakukan aktivitas ini dibutuhkan kemampuan
untuk menahan napasdengan baik dan benar.

3.Scuba Diving

Merupakan kegiatan di bawah permukaan air yang dilakukan


dengan alat bantu untuk bernafas di dalam air yaitu SCUBA (Self
Contained Underwater Breathing Apparatus). Sistem ini pertama
kali dirancang oleh Jacques Cousteau, dimana udara yang
bertekanan tinggi dimasukkan ke dalam tabung/tangki udara
kemudian tekanannya dikurangi, dimampatkan,disaring dan
dipompa sehingga bisa dihirup layaknya kita bernapas di atas
permukaan air. Jadi salah kalo ada yang beranggapan bahwa udara
yang di hirup penyelam adalah oksigen murni.

C. SEJARAH LAIN DALAM MENYELAM

1. Pipa udara

Penyelam jaman dulu hanya memikirkan bahwa panjangnya


pipa udara adalah sangat penting dalam penyelaman. Banyak
design yang memakai pipa panjang yang fleksibel dengan bagian
atas mengapung. Tentunya hal ini tidak akan bekerja dengan baik
pada kedalaman 3 feet, karena akan menyebabkan penyelam
kekurangan oksigen dan akan tenggelam. Tekanan air juga
meningkat sehingga menekan pipa dan dada.

Hal ini menyebabkan design alat selam yang menggunakan pipa


udara tidak praktis dan sukar dilakukan.

2. Breathing Bag

Lukisan Asyiria pada abad 9 SM menggambarkan seorang


penyelam menggunakan tanki udara terbuat dari kulit. Namun
penafsiran lain menjelaskan bahwa itu adalah perenang yang
menggunakan tanki udara untuk mengapung di air.

3. Diving Bell

Sekitar tahun 1500-1800 lonceng selam telah berkembang,


sehingga penyelam dapat menyelam dalam hitungan jam. Lonceng
selam adalah peralatan berbentuk bel dimana dasarnya terbuka di
dalam laut.
Lonceng selam pertama sangat besar sehingga penyelam dapat
menyelam dalam beberapa jam. pada perkembangan lanjut,
lonceng selam ini terhubungkan dengan kabel dari permukaan.

Lonceng ini tidak dapat bermanuver dengan baik. Penyelam


dapat tetap didalam atau keluar lonceng sebentar sambil menahan
napas.

Lonceng selam pertama dibuat tahun 1513. Pada tahun 1680,


petualang bernama William Philip berhasil mengangkat harta
tenggelam sebanyak $200.000 dengan metode ini.

Pada tahun 1690, seorang ahli astronomi Inggris, Edmund Halley


mengembangkan lonceng selam, dengan menenggelamkan tong
dengan pemberat. Bersama 4 temannya ia dapat bertahan 1 1/2
jam dalam kedalaman 60 feet di sungai Thomas. 26 tahun
kemudian, dengan mengembangkan peralatannya menjadi lebih
baik ia dapat bertahan 4 jam dalam kedalaman 66 feet.

4. Diving Suit

Pada tahun 1715, seorang Inggris bernama John Lethbridge


mengembangkan baju selam. Pertama kali ia menciptakan sebuah
tong dari kayu yang dilapisi kulit, juga dilengkapi dengan kaca di
bagian depan, dan lubang untuk lengan. Dengan menggunakan
peralatan ini penyelam bisa melakukan tugasnya. Peralatan ini
diturunkan dari kapal ke dalam air. Baju selam ini cukup berhasil,
karena kedalaman normal operasinya 60 feet dan selama 34 menit.
Tapi kelemahannya hampir sama dengan lonceng selam, yaitu
terbatasnya suplai udara.

Pada tahun 1823 John dan Charles Deane, mempatenkan


pakaian pemadam kebakaran. Dengan pakaian tersebut, pemadam
kebakaran dapat masuk ke dalam bangunan yang terbakar. Pada
tahun 1828, pakaian tersebut dipatenkan untuk selam, dimana
terdiri dari pakaian yang dapat menahan dingin, helm, dan hose
yang menghubungkan dengan permukaan. Suplai udara berasal
dari permukaan dan dikeluarkan lewat bagian bawah helm,
sehingga jika posisi helm terbalik maka akan cepat terisi air.
Akhirnya oleh Augustus Siebe, helm ini dilengkapi dengan seal di
bagian leher dan katup kuras.

Beberapa penemu bekerja sama untuk membuat pakaian selam


yang dilengkapi dengan senjata. Pakaian ini dapat mengatur
tekanan sehingga tekanan udara yang dihirup sama dengan
tekanan udara permukaan. Pakaian selam ini merupakan
pengembangan dari pakaian John Lethbridge.

Penggunaan pakaian ini dipertanyakan, karena bentuknya agak


kaku untuk melakukan tugas. Pada tahun 1930 kedalaman yang
dicapai 700 feet, tetapi dengan pengembangan sekarang sudah
mencapai 2000 feet air asin (fsw).

5. Caissons

Pada saat yang sama dalam pengembangan pakaian selam, para


penemu bekerja keras untuk mengembangkan lonceng selam
dengan meningkatkan ukuran dan menambah kapasitas pompa
udara sehingga dapat menjaga tekanan udara dan mengeluarkan
air di dalam lonceng.

Perkembangan pompa udara yang cepat menambah ukuran ruang


yang cukup luas sehingga beberapa pekerja dapat bekerja dibawah
air. Hal ini bermanfaat terutama dalam pembangunan kaki
jembatan atau terowongan. Ruangan yang diciptakan disebut
caissons, dalam bahasa Prancis berarti kotak besar.

Caisson didesain sehingga penyelam dapat mudah mencapai


permukaan. Dengan mengggunakan sistem kunci, tekanan di
dalam caisson dapat diatur saat penyelam masuk dan keluar. Pada
akhirnya caisson berkembang cepat.

Tapi dengan pemakaian caisson ini banyak pekerja mengalami


penyakit dekompressi, sehingga penyakit dekompresi disebut juga
penyakit caisson

6. SCUBA (Self Contained Underwater Breathing Apparatus)

Peralatan selam yang dikembangkan John Deane, Agustus Siebe


memang memberikan penyelam waktu yang lama dalam air, tetapi
mobilitas sangat kurang. Para penemu mencari metode lain tanpa
menurunkan tingkat bahaya. Solusi terbaik adalah menyediakan
suatu alat suplai udara yang dapat dibawa.

Pada awalnya tidak berhasil karena terbatasnya kapasitas pompa


udara untuk menyimpan udara dalam tekanan tinggi. Setelah hal
ini dapat diatasi, maka udara dapat disimpan dalam suatu tempat
tabung dalam tekanan tinggi sehingga menyediakan suplai udara
yang cukup lama.

Scuba berkembang dengan cepat sehingga berkembang menjadi


3 macam tipe dasar:

 Open Circuit Scuba (dimana seluruh udara buang langsung


dikeluarkan ke lingkungan sekitarnya). Regulatornya
dikembangkan oleh Benoist Rouquayrol, sedangkan sistemnya
dikembangkan oleh Jacques-Yves Cousteau dan Emile Gagnan.

 Closed Circuit Scuba (dimana seluruh udara buang dimasukkan lagi


ke sistem sehingga dapat di daur ulang). Henry A. Fleuss
mengembangkan sistem ini pada tahun 1876 dan 1878, Fleuss
kemudian berhasil menguji peralatannya pada tahun 1879 dalam
tanki air hampir selama 1 jam.

 Semiclosed Circuit Scuba (kombinasi dari keduanya


D. PERALATAN DASAR DALAM MENYELAM

1. Masker

2. Snorkel

3. Fins & boots

4. BCD (bouyency control device) / rompi apung

5. pakaian selam (wetsuit)

6. Sabuk pemberat / weight belt

7. Tabung / aqualung

8. Regulator

Peralatan tambahan :

1. Pengukur kedalaman (depth gauge)

2. Kompas

3. Pisau selam

4. Jam selam

5. Sarung tangan

6. Tas selam / Gear bag

Persyaratan Penyelam :

1. Badan sehat.

2. Telinga sehat

3. Tidak menderita epilepsi

4. Uji kesehatan Fisik :

a. Test Spirometri : Test volume paru-paru, kapsitas vital min


3000 cc, tidak boleh ada hambatan pernafasan.
b. Test Kompressi : Test calon penyelam untuk tahan tekanan
udara manometer sampai 3 atmosfer dalam ruangan udara
bertekanan tinggi (RUBT).

c. Test Toleransi Oksigen (TTO) : Test calon penyelam harus tidak


menunjukkan tanda- tanda keracunan oksigen murni (100 %)
selama 30 menit pada tekanan 1,8 ATA (60 psi).

5. Uji Kemampuan Ketrampilan di air :

a. Mampu berenang dengan baik sejauh 200 m (dapat berganti


gaya)

b. Mampu berenang dibawah permukaan air sejauh 12 m.

c. Mampu mengapung dengan bantuan kaki dan tangan (water


trappen) selama 5 menit.

d. Mampu tahan nafas dibawah permukaan air selama 30 detik.

e. Mampu mengambil benda seberat 2,5 kg pada kedalaman air 3


m.

Syarat aman sebelum menyelam yang diberikan oleh Mayor Laut


(K/W) dr Merlin Avongsa, Mkes:

1. Memenuhi syarat kesehatan fisik dan psikologi


2. Pengetahuan dan ketrampilan menyelam yang memadai
3. Peralatan selam sesuai standar dan berfungsi baik
4. Ada penyelam pendamping yang berpengalaman
5. Menguasai medan penyelaman
6. Mematuhi rencana penyelaman
7. Setelah menyelam sebaiknya tidak bepergian dengan pesawat
terbang sebelum 12 jam.
E.PENYAKIT AKIBAT DIVING :

1. Decompression sickness atau ‘the bends’ ialah suatu kondisi


dimana gelembung udara di pembuluh darah menghambat aliran
darah sehingga menimbulkan rasa nyeri dan gejala lainnya. Secara
sederhana gejala penyakit ini dibagi berdasarkan organ atau
system tubuh yang terkena, yaitu tipe 1 (ringan-muskuloskeletal
atau persendian) dan tipe 2 (berat- cardiopulmonal dan
neurological). Gejala biasanya muncul ketika atau setelah
penyelam naik dari kedalaman. Secara umum gejala muncul dalam
waktu 6 jam, 50% diantaranya muncul dalam 1 jam pertama.
Gejala berhubungan dengan derajat atau tipe penyelaman yang
dilakukan, secara umum makin cepat gejala muncul, makin berat
gejala yang diderita.

2. Arterial Gas Embolism disebabkan oleh mekanisme


overekspansi gas dalam paru-paru ketika penyelam naik cepat dari
kedalaman, dimana gelembung udara masuk ke pembuluh dara
vena diteruskan sampai ke otak dan menyebabkan cerebral arterial
gas embolism. Secara praktis gejala decompression sickness dan
arterial gas embolism sangatlah sulit di bedakan, Sehingga kedua
penyakit tersebut kemudian dimasukan sebagai satu penyakit yaitu
decompression illness (DCI). Penyakit ini dapat menyebabkan
kecacatan permanen dan harus diterapi secara agresif dengan
terapi rekompressi, meskipun terlambat. Tanpa terapi rekompressi
sebenarnya ada kemungkinan hilangnya gejala dengan sendirinya,
akan tetapi dengan terapi rekompressi akan membuat gejala hilang
dengan waktu yang cepat. 25% kasus DCI akan meninggalkan
gangguan saraf yang permanen meskipun telah diterapi dengan
rekompressi.
3.Barotrauma

Didalam air, jika ruangan yang berisi udara dalam tubuh seperti
telinga tengah, sinus dan paru-paru tidak terequalisasi maka
ruangan tersebut akan terkompresi, yang akan menimbulkan
penyakit barotrauma, seperti:

a.Barotrauma telinga tengah, kasus yang paling banyak dijumpai


terutama pada diver pemula. Tanpa equalisasi, gendang telinga
akan terdorong kearah telinga tengah berakibat nyeri sampai
robek. Bila robek dalam penyelaman biasanya nyeri akan
menghilang dengan cepat. Kadang penyelam merasakan rasa asin
di mulutnya (darah atau air laut). Air yang dingin bila masuk ke
telinga tengah bisa menimbulkan vertigo. Pada pemeriksaan
otoskopi biasanya gendang telinga akan terlihat merah dan bila
terdapat perforasi, robekan akan terlihat. Barotrauma ringan tanpa
robekan biasanya sembuh dalam beberapa hari, tetapi penyelam
dengan perforasi gendang teling tidak boleh menyelam lagi
minimal selama 4 minggu.

b. Barotrauma Telinga Dalam, Tekanan tinggi dalam tengkorak


yang disebabkan oleh valsalva manouver yang berlebihan bisa
mengakibatkan rupture dari organ pendengaran atau kerusakan
organ keseimbangan yang berada di telinga dalam. Hal ini
mengakibatkan vertigo yang berat dan menyebabkan kehilangan
pendengaran. Vertigo harus dibedakan dengan vertigo sementara
ketika naik dari kedalaman yang berhubungan dengan jumlah
udara yang dialirkan ke telinga tengah berbeda (alternobaric
vertigo) antara kiri dan kanan, yang biasanya ini menghilang dalam
hitungan menit.
c.Barotrauma Pulmonum adalah bentuk yang paling serius dan
fatal. Jika udara yang berada dalam paru-paru tidak bisa mengalir
dengan bebas ketika naik dari kedalaman, udara tersebut bisa
keluar melalui jaringan paru yang lemah sehingga menyebabkan
pneumothorax (nyeri dada, dan sesak nafas); menyebabkan
pneumomediastinum (nyeri dada central, perubahan suara,
pembengkakan di leher); atau yang paling serius, masuk ke
peredaran darah, menyebabkan emboli udara ke otak dan kadang
ke arteri koroner yang menyuplai darah ke jantung. Hal ini terjadi
bila seorang penyelam naik dari kedalaman dengan sangat cepat
dan mendadak. Penyelam biasanya tidak sadar di permukaan atau
beberapa menit setelahnya yang kadang di sertai dengan kejang.
Barotrauma pulmonum ringan biasanya menyebabkan gejala yang
menyerupai stroke dengan kelumpuhan sebelah (Hemiparesis) dan
bicara rero. Penanganan hal ini sama dengan penanganan pada
decompression illness.

F. Penyakit yang Berhubungan dengan Gas

1. Nitrogen Narcosis. Tekanan parsial nitrogen yang tinggi


mempunyai efek yang hampir sama dengan obat-obatan anastesi,
menyebabkan penglihatan tunnel (tunnel vision), euphoria,
tinnitus, ketidakmampuan mengerjakan tugas yang komplek,
kehilangan koordinasi, rasa mengantuk dan mungkin hilang
kesadaran. Hiperkapnia (peningkatan CO2 dalam darah) dan kerja
berat biasanya memperberat gejala yang bisa bervariasi pada
setiap penyelam dan tempat penyelaman yang berbeda (lebih
berat pada lokasi yang dingin, gelap dan visibility yang jelek).
Gejala biasanya menghilang bila penyelam naik, yang menjadi
masalah adalah pengaruhnya pada performace penyelam, yang
mengakibatkan DCI atau near drowning.

2. Hiperkapnia. Karbon Dioksida (CO2) adalah produk utama yang


dikeluarkan dalam pernafasan. Penyelam yang bekerja keras
menghemat udara dari tanki atau memakai alat scuba yang
kualitasnya tidak baik mempunyai resiko terkena ini. Gejala
hiperkapnia biasanya ialah sakit kepala, rasa pusing, palpitasi, rasa
ngantuk. Kadang juga hiperkapnia bisa menyebabkan sesak nafas,
akan tetapi ini sangat jarang pada penyelaman, dikarenakan
sensasi sesak nafas di dihambat oleh tekanan parsial oksigen yang
tinggi. Ketika di ari penyelam harus berhenti bergerak dan
menghentikan penyelaman bila gejala tidak menghilang cepat. Di
permukaan gejala akan cepat menghilang ketika penyelam
tersebut bernafas dengan udara segar atau oksigen.

3. Keracunan Oksigen. Oksigen bersifat toksik dalam tekanan parsial


yang tinggi, akan tetapi keracunan oksigen sangat jarang terjadi
pada penyelaman menggunakan udara normal. Ini disebabkan
threshold untuk terjadinya keracunan oksigen akut (sekitar 1,6 atm
absolute, ATA) terjadi pada kedalaman 66 meter, dimana nitrogen
narcosis lebih mungkin menyebabkan masalah. Namun hal ini
tentunya berbeda dengan penyelaman memakai Nitrox. Keracunan
Oksigen akut terutama mempengaruhi saraf pusat, mengakibatkan
gangguan penglihatan, pendengaran, twitching otot (terutama
muka dan diafragma), mual dan kejang. Ini bisa terjadi tanpa
peringatan sebelumnya dan bisa berakibat fatal. Bila seorang
penyelam mengalami gejala ini, dia harus berhenti bergerak, naik
atau mengganti tabung yang mengandung campuran gas dengan
kadar oksigen yang lebih rendah.
4. Hipoksia atau kekurangan oksigen sangat jarang terjadi. Hipoksia
akan mengakibatkan kehilangan kesadaran tanpa peringatan
sebelumnya. Penyelam dalam (deep diver) yang menggunakan
campuran gas dengan kadar oksigen kurang dari 12% di
kedalaman, bila dipakai di permukaan akan mengakibatkan
hipoksia.

5. Keracunan Karbon Monoksida (CO) sudah jarang terjadi, terutama


sejak para penyelam sadar akan bahaya pengisian udara lewat
kompresor. Hal ini terjadi bila pipa penyedot udara terlalu dekat
dengan pipa hasil pembakaran mesin kompresor tersebut. Gejala
biasanya muncul di kedalaman seperti disorientasi, lupa waktu,
inkoordinasi, sakit kepala, dan muntah. Penanganan dengan
pemberian oksigen 100%, namun bila gejala menetap maka
diperlukan penanganan di ruang rekompressi.
DAFTAR PUSTAKA

Jacques-YvesnCousteau,The Ocean World of Jacques Cousteau,Vol


20,Revised Edition,The Danbury Press,Santa Anna,1975

Santosa Kesehatan Kelautan , Jakarta,1983.

https://ridwangustiana.wordpress.com/2012/07/10/aspek-
kesehatan-dalam-diving/ ( diakses tanggal 21 September 2018 )

http://www.beritasatu.com/kesehatan/84805-yang-harus-
diketahui-sebelum-menyelam.html (diakses tanggal 21 September
2018)

Вам также может понравиться