Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan tentang penelitian-penelitian


terdahulu yang berhubungan dengan topik skripsi. Bab 2 ini
juga menjelaskan teori-teori yang digunakan oleh penulis dalam
pembuatan tugas akhir/ skripsi.

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Edi Gunawan,


program studi teknik informatika sekolah tinggi manajemen
informatika dan komputer Atma Luhur, Pangkalpinang tahun
2013, dengan judul: "Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Dan
Pengendalian Penyakit Padi".
Tanaman padi dapat diserang berbagai macam
penyakit, penyakit tersebut dapat diketahui dari gejala-gejala
yang ditimbulkannya, akan tetapi untuk mengetahui secara
tepat jenis penyakit yang menyerang padi tersebut,
memerlukan seorang pakar/ahli pertanian. Sedangkan jumlah
pakar pertanian terbatas dan tidak dapat mengatasi
permasalahan petani dalam waktu yang bersamaan, sehingga
diperlukan suatu sistem yang mempunyai kemampuan seperti
seorang pakar, yang mana didalam sistem ini berisi
pengetahuan keahlian seorang pakar pertanian mengenai
penyakit dan gejala tanaman padi.
Pada penelitian ini dirancang sistem pakar berbasis
web menggunakan basis aturan dengan metode inferensi
forward chaining yang dimaksudkan untuk membantu petani
dalam mendiagnosa penyakit tanaman padi. Sistem pakar
diagnosa penyakit tanaman padi berbasis web yang telah
dikembangkan mempunyai keunggulan dalam kemudahan
akses dan kemudahan pemakaian.Dengan fitur yang berbasis
web yang dimiliki, sistem pakar untuk diagnosa penyakit
tanaman padi yang telah dibangun dapat digunakan sebagai

7
8

alat bantu untuk diagnosa penyakit tanaman padi dan dapat


diakses oleh petani dimanapun juga untuk mengatasi persoalan
keterbatasan jumlah pakar pertanian dalam membantu petani
mendiagnosa penyakit tanaman padi..

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Pengertian Penyakit Padi


Penyakit padi merupakan cekaman biotis yang dapat
mengurangi hasil dan bahkan dapat menyebabkan gagal
panen.Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil panen yang
optimum dalam budidaya padi, perlu dilakukan usaha
pengendalian penyakit. Penyakit dikendalikan dengan
pendekatan pengelolaan Penyakit Terpadu (PHT) yang
diintegrasikan ke dalam model PTT.
Penggunaan pestisida didasarkan pada pemantauan
lapangan agar dicapai efisiensi yang tinggi dan pencemaran
lingkungan dapat diminimalisasi. Komponen pengendalian
diterapkan sesuai dengan tahapan budidaya tanaman.

2.2.2 Jenis Penyakit Pada Tanaman Padi

1. Penyakit Busuk Akar


Penyakit busuk akar pada tanaman padi mempunyai
gejala utama berupa daun menguning dan coklat gelap pada
anakan yang rusak. Infeksi dapat dimulai saat tanaman masih
muda.Sebagai fase awal gejala yang timbul berupa busuknya
pelepah daun dan berubah menjadi coklat. Bercak cepat
menyebar kebawah pada buku-buku dan batang.Tangkai
menjadi lunak dan busuk mengeluarkan bau yang tidak enak.
Penyakit busuk akar yang disebabkan oleh jamur
Helminthosporium moideum. Serangan jamur
Helminthosporium sigmoideum dimulai dari adanya infeksi
yang terjadi pada dekat permukaan air, masuk melalui
pembengkakan dan kerusakan. Gejala awal adalah adanya
9

bercak kehitam hitaman, gelap, bentuknya tidak teratur pada


sisi luar pelepah daun dan secara bertahap membesar.
Yang bisa kita lakukan adalah mencegahnya dengan berbagai
cara, diantaranya:
a. Jangan terlalu berlebihan dalam menggunakan unsur
Nitrogen (Urea)
b. Atur jarak tanam agar tanaman padi tidak terlalu lembab
pangkal batangnya
c. Penambahan unsur Kalium untuk menguatkan batang.
d. Perbaiki drainase sehingga tanaman tidak selalu tergenang.
e. Menanam varietas padi yang tahan rebah (mempunyai
bentuk tanaman padi yang tidak terlalu tinggi) malai
membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan
butiran padi menjadi hampa.
Untuk mengendalikan penyakit bergaris ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara:
a. Menggunakan jarak tanam yang tidak terlalu rapat kalau
perlu dengan dikombinasi dengan sistem jajar legowo
b. Perlakuan bibit yang manusiawi, tidak perlu dirompes dan
dipotong akarnya
c. Penggunaan unsur Urea atau N yang tidak berlebih dan
menambang unsur K.
d. Dengan bakterisida seperti agrept dan bakstosin.

3. Penyakit Daun Terbakar


Gejala dari penyakit daun terbakar atau Leaf Scald
biasanya terjadi pada ujung daun tua.Namun dapat pula terjadi
pada sepanjang pinggir dan bagian lain dari helaian daun.
Bercak berbentuk bulat memanjang seperti berlian kadang
seperti bercak-bercak yang basah dengan panjang 1-5 cm,
lebar 0,5 cm.
Bercak bisa berkembang menutupi helaian
daun.Untuk mengidentifikasi penyakit daun terbakar bisa
dilakukan dengan mencelupkan potongan daun terinfeksi
kedalam air yang jernih selama 5-10 menit. Jika keluar bahan
seperti susu atau seperti asap timbul berarti penyakit hawar
10

daun bakteri dan jika tidak keluar mareti seperti asap/susu


berarti penyakit daun terbakar.
Untuk mengendalikan penyakit daun terbakar pada
tanaman padi dapat dilakukan dengan beberapa cara:
a. Kurangi penggunaan urea dan tambahkan unsur K
b. Tambah jarak tanamnya dan gunakan sisten tanam jajar
legowo
c. Bisa menggunakan fungisida kontak sebagai pencegahnya
seperti Antracol, Dhitane, Vondozeb, Kocide dll. Namun hal
tersebut merupakan alternatif terakhir dari berbagai macam
pengendalian penyakit padi. Jangan gunakan jika belum ada
gejala yang timbul.

4. Penyakit Tungro
Gejala penyakit tungro adalah berkurangnya jumlah
anakan dan pertumbuhan yang kerdil.Helaian daun dan
pelepah daun memendek. Helaian daun muda yang tidak
menggulung dijepit oleh pelepah daun dan daun-daunnya
terpuntir atau menggulung sedikit.Warna daun berubah
menjadi kuning kemerah-merahan atau orange mulai dari ujung
daun-daun yang tua.
Penyakit tungro pada tanaman padi disebabkan oleh
virus tungro. Penyakit ini ditularkan oleh hama wereng daun
terutama wereng hijau (Nephotettix virescens) dan wereng
zigzag.Sebenarnya untuk mengendalikan penyakit ini cukup
sulit karena serangannya yang cepat dan menyebar.
Namun ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
mengendalikannya:
a. Cabut dan musnahkan tanaman yang terinfeksi agar tidak
menular ketanaman yang sehat.
b. Rotasi dengan tanaman palawija dapat memutus siklus
hidup wereng daun.
c. Kendalikan serangan wereng dengan cara tepat dan
pergunakan insektisida yang terbaik untuk mengendalikan
wereng.
11

5. Penyakit Kerdil Hampa


Gejala utama penyakit kerdil hampa adalah saat awal
pertumbuhan daun tanaman padi menjadi kasar/bergerigi dan
tidak teratur.Bagian tanaman yang kasar biasanya menguning,
kecoklatan, rusak atau terpilin.Gejala pada tanaman dewasa
adalah daun benderanya pendek, terpilin, salah bentuk atau
kasar tak beraturan.
Penyakit ini disebabkan oleh virus kerdil hampa yang
penyebarannya ditularkan oleh hama wereng coklat
(Nilaparvata lugens). Untuk mengendalikan penyakit ini
memang agak susah karena jika gejala sudah terlihat biasanya
penyakit sudah terlanjur menyerang ke pertanaman. Satu-
satunya jalan untuk mengendalikan penyakit ini adalah
mencabut tanaman yang terserang dan memusnahkannya
dengan dibakar. Cara pencegahan yang utama adalah
mengendalikan serangga penularnya yaitu wereng coklat.

6. Penyakit Kerdil Rumput


Gejala utama penyakit kerdil rumput adalah tanaman
yang terinfeksi sangat kerdil dan banyak anakannya sehingga
menyerupai rumput. Daunnya sempit, pendek, kaku, hijau
pucat dan kadang-kadang mempunyai bercak seperti
karat.Kadangkala terdapat percabangan anakan dari buku
batang tanaman padi yang terinfeksi. Penyebab penyakit kerdil
rumput adalah virus kerdil rumput. Virus ini disebarkan oleh
hama wereng coklat (Nilaparvata lugens). Untuk
mengendalikan penyakit kerdil rumput cukup dengan
mengendalikan vektor menularnya yaitu wereng coklat.
Untuk mengendalikan wereng coklat Gerbang
Pertanian telah menulis cara tepat mengendalikan hama
wereng coklat dan insektisida terbaik untuk mengendalikan
wereng coklat. Selain mengendalikan hama wereng coklat, jika
penyakit kerdil rumput sudah terlihat gejalanya segera lakukan
pemusnahan pada tanaman padi yang sudah terserang.

7. Penyaki Busuk Leher Padi


12

Penyakit busuk leher pada tanaman padi disebabkan


oleh Pyricularia oryzae. Pyricularia oryzae selain menyebabkan
penyakit blas/bercak belah ketupat ternyata juga dapat
menyebabkan tangkai malai membusuk dan patah, penyakit ini
biasa kita sebut busuk leher.Jika infeksi terjadi sebelum
pengisian bulir dapat menyebabkan kehampaan bulir
padi.Tidak hanya daun dan malai batang juga dapat terinfeksi
sehingga batang padi membusuk dan rebah.
Jamur ini berkembangbiak cepat pada tanaman padi
yang berjarak tanam rapat sehingga mempunyai kelembaban
yang tinggi. Kecepatan pertumbuhan jamur tersebut juga akan
semakin tinggi jika pemupukan tanaman padi menggunakan
urea secara berlebihan. Penyebaran penyakit bisa melalui
benih, angin sisa tanaman padi dilapangan dan inang lainnya
terutaman tanaman dari golongan graminae/ rerumputan.
Pengendalian yang dianjurkan :
a. Pemupukan yang seimbang dan penggunaan urea yang
tidak berlebihan
b. Jarak tanam jangan terlalu rapat sehingga tanaman tidak
tinggi kelembaban rendah.
c. Gunakan sistem tanam jajar legowo.
d. Kebersihan lahan harus dijaga terutama dari sisa tanaman
dan inang yang sakit
e. Gunakan benih yang bebas penyakit
f. Fungisida seperti Folicur, Opus, Score, Anvile, Nativo, indar
dll biasanya sudah efektif mengendalikan penyakit ini.

8. Penyakit Bercak Coklat


Penyakit bercak coklat pada tanaman padi
mempunyai gejala selain adanya bercak terjadi terutama pada
daun juga bisa terjadi pada tangkai, malai bulir dan batang.
Bercak muda berbentuk bulat kecil berwarna coklat gelap.
Bercak yang sudah tua berwarna coklat dengan pusat
berwarna kelabu, dengan ukuran bercak 0,4-1 cm X 0,1-0,2 cm.
13

Bercak yang khas pada daun adalah oval berbentuk dan


berukuran seperti biji wijen.
Penyakit bercak coklat pada tanaman padi
disebabkan oleh jamur Helminthosporium oryzae atau
Drechslera oryzae. Penyebaran penyakit ini disebabkan oleh
benih yang terinfeksi, angin dan sisa tanaman yang terserang.
Gulma jenis Leersia sp, Cynodon sp, Digitaria sp yang terinfeksi
juga bisa menjadi penular penyakit bercak coklat.
Untuk mengendalikan penyakit ini dapat dilakukan dengan:
a. Penanaman varietas yang tahan
b. Gunakan benih yang sehat
c. Pemupukan yang berimbang dengan pemberian unsur K
yang cukup
d. Pengairan dan drainase yang baik sehingga akar dapat
tumbuh sempurna
e. Pengolahan tanah yang sempurna

9. Penyakit Blas
Gejala penyakit blas atau bercak belah ketupat
adalah pada daun dan pelepah terdapat bercak-bercak
berbentuk belah ketupat. Ukuran bercak sebesar 1-1,5 cm X
0,3-0,5 cm. Bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan
dengan pinggir berwarna coklat.
Pyricularia oryzae juga dapat menyebabkan tangkai
malai membusuk dan patah, penyakit ini biasa kita sebut busuk
leher.Jika infeksi terjadi sebelum pengisian bulir dapat
menyebabkan kehampaan bulir padi. Tidak hanya daun dan
malai batang juga dapat terinfeksi sehingga batang padi
membusuk dan rebah Penyebaran penyakit bisa melalui benih,
angin sisa tanaman padi dilapangan dan inang lainnya
terutaman tanaman dari golongan graminae/ rerumputan.
Pengendalian yang dianjurkan :
a. Tanam variatas yang tahan contoh IR 64 dan IR 48
b. Pemupukan yang seimbang dan penggunaan urea yang
tidak berlebihan
14

c. Jarak tanam jangan terlalu rapat sehingga tanaman tidak


tinggi kelembaban rendah.
d. Kebersihan lahan harus dijaga terutama dari sisa tanaman
dan inang yang sakit
e. Gunakan benih yang bebas penyakit
f. Gunakan fungisida sebagai seed treatment maupun
dipertanaman.
Contoh: Folicur, Score, Anvil, Indar, dll. Untuk areal
pertanaman bisa menggunakan fungisida kontak yang
mempunyai spektrum lebih luas sebagai contoh adalah dithane,
antracol, vondozeb dll.

10. Penyakit Noda/Api Palsu


Penyebab: jamur Ustilaginoidea virens.
Gejala: malai dan buah padi dipenuhi spora, dalam satu
malai hanya beberapa butir saja yang terserang. Penyakit tidak
menimbulkan kerugian besar.
Pengendalian: memusnahkan malai yang sakit,
menyemprotkan fungisida pada malai sakit.

2.2.3 Pengertian Sistem


Sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen yang
saling terintegrasi serta melaksanakan fungsinya masing-
masing untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
(Sulindawati dan Fathoni; 2010 : 375)
Karekteristik sistem terdiri dari :
1. Komponen sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berintegrasi, yang artinya saling berkerja sama membentuk
suatu kesatuan.
2. Batasan sistem
Batasan merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau lingkungan luarnya.
3. Lingkungan luar sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar
batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
15

4. Penghubung sistem
Penghubung merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya.
5. Masukan sistem
Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam
sistem.
Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance
input) dan masukan sinyal ( signal input).
6. Keluaran sistem
Keluaran sistem adalah hasil energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan.
7. Pengolah sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau
sistem itu sendiri sebagai pengolahnya.
8. Sasaran sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran
(objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran,
maka operasi sistem tidak ada gunanya.

2.2.4 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem komputer yang ditunjukan


untuk meniru semua aspek (emulates) kemampuan
pengambilan keputusan (decision making) seorang pakar.
Sistem pakar memanfaatkan secara maksimal pengetahuan
khusus selayaknya seorang pakar untuk memecahkan
masalah. (Rika; 2012 : 2)
Sistem pakar (Expert System) adalah program berbasis
komputer yang menyediakan solusi-solusi dengan kualitas
pakar untuk problema-problema dalam suatu domain yang
spesifik. Sistem pakar merupakan program komputer yang
meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar dalam
menyelesaikan suatu masalah tertentu. (Helmi, Iwan; 2012 :
188).
16

2.2.4.1 Definisi dan Tujuan Sistem Pakar

Pengembangan kecerdasan buatan adalah sistem pakar yang


menggabungkan pengetahuan dan penelusuran data untuk
memecahkan masalah yang secara normal memerlukan
keahlian manusia. Tujuan sistem pakar sebenarnya bukan
untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk
mensubtitusikan pengetahuan manusia ke dalam sistem,
sehingga dapat digunakan oleh banyak orang. (Rika; 2012 : 3)
Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan
memanfaatkan keahlian didalam sistem pakar, antara lain :
1. Orang awam yang bukan pakar bisa meningkatkan
kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.
2. Sistem pakar sebagai asisten yang berpengetahuan.
3. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang
kompleks.
4. Memberikan penyederhanaan solusi kasus-kasus yang
kompleks dan berulang-ulang.

Ciri dan Karakteristik Sistem Pakar


Ada berbagai ciri-ciri dan karakteristik yang membedakan
sistem pakar dengan sistem yang lain. Ciri-ciri dan karakteristik
ini menjadi pedoman utama dalam pengembangan sistem
pakar. Ciri-ciri dan karakteristik yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1. Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan
berbentuk numeris.
2. Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subyektif,
tidak konsisten sehingga keputusan diambil bersifat tidak
pasti.
3. Kemungkinan solusi sistem pakar terhadap suatu
permasalahan adalah bervariasi.
4. Perubahan atau pengembangan pengetahuan dalam sistem
pakar terjadi setiap saat bahkan sepanjang waktu.
17

Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah selalu sama.


Keputusan merupakan bagian terpenting dalam sistem
pakar. Sistem pakar harus memberikan solusi yang akurat
berdasarkan masukan pengetahuan meski solusinya sulit.
Berikut ini merupakan hubungan antara pengguna dan fungsi
sistem pakar, seperti pada tabel II.1 berikut :

Tabel II.1 Hubungan antara pengguna dan fungsi sistem pakar

2.2.5 Logika Fuzzy


Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk
memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output.
Pada permasalahan dunia nyata; kita tidak dapat memutuskan
sesuatu secara sederhana (“ya” dan “tidak”). Sebagai contoh:
penghitungan argo taksi pada saat macet dilakukan
bedasarkan satuan waktu. Kita tidak dapat menentukan definisi
macet tersebut seperti apa, sehingga diperlukan aturan-aturan
tertentu untuk pemecahan secara matematis masalah tersebut.
Logika fuzzy dapat
digunakan untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut.
Pada tahun 1965, Lotfi Zadeh menemukan himpunan kabur
(fuzzy set). Himpunan ini berbeda dengan himpunan crisp; di
18

mana setiap anggota dari himpunan kabur mempunyai derajat


keanggotaan bernilai kontinu [0 1].
Sedangkan himpunan crisp hanya mempunyai 2 nilai yaitu “0”
dan “1”. Berikut adalah beberapa kelebihan dari logika fuzzy[3]
:
1. Logika fuzzy berdasarkan pada bahasa natural (natural
language);
2. Konsep logika fuzzy mudah dimengerti, karena konsep
matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat
sederhana dan mudah dimengerti;
3. Logika fuzzy sangat fleksibel;
4. Logika fuzzy memiliki toleransi terhadap data-data yang
tidak tepat;
5. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi- fungsi non linear
yang sangat kompleks;
6. Logika fuzzy dapat mengaplikasikan pengalaman para
pakar secara langsung tanpa harus melalui proses
pelatihan;
7. Logika fuzzy dapat bekerja sama dengan teknik – teknik
kendali secara konvensional.
Logika fuzzy dapat dipandang sebagai kotak hitam yang
memetakan ruang input ke sebuah ruang output.

2.2.5.1 Himpunan Fuzzy


Himpunan fuzzy berbeda dengan himpunan pada himpunan
crisp. Pada himpunan fuzzy; suatu membership function tidak
dapat langsung dipetakan ke dalam domain 0 dan 1 tetapi dapat
berkisar antara domain [0-1].
Fungsi keanggotaan suatu himpunan fuzzy didefinisikan
sebagai berikut: Jika X adalah himpunan semesta, maka fungsi
keanggotaan (fungsi definisi / fungsi karakteristik A pada X)
yang didefinisikan oleh himpunan fuzzy A memiliki ketentuan
berikut :
a:X⇒[,] dimana [0,1] adalah interval bilangan real dari nol
sampai dengan satu.
19

a(x) bernilai nol, berarti x bukan anggota dari himpunan fuzzy


A. Nilai satu menunjukkan x adalah anggota penuh dari
himpunan fuzzy A. Sementara nilai nol sampai satu
menunjukkan bahwa x merupakan anggota himpunan fuzzy A
secara parsial. Berikut adalah gambar mengenai perbandingan
himpunan fuzzy dengan himpunan crisp:

2.2.5.2 Penalaran Fuzzy Metode Sugeno


Ada banyak sekali penalaran fuzzy yang sering
digunakan dalam sistem pembuat keputusan. Beberapa
penalaran yang sering digunakan adalah: metode penalaran
Mamdani dan metode penalaran Sugeno. Metode Mamdani
diperkenalkan oleh Ebrahim Mamdani pada tahun 1975
sedangkan metode Sugeno diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno
Kang pada tahun 1985. Berikut adalah tabel perbedaan metode
penalaran mamdani dengan metode penalaran Sugeno.
Secara umum di dalam logika fuzzy ada 5 langkah dalam
melakukan penalaran yaitu[5]:
a. Memasukkan input fuzzy
b. Mengaplikasikan operator fuzzy
c. Mengaplikasikan metode implikasi
d. Komposisi semua output
e. Defuzzifikasi

2.2.5.3 Model fuzzy Sugeno orde-nol


Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno orde-nol adalah :
IF (x1 is A1) ο (x2 is A2) ο (x3 is A3) ο .... ο (xn is An) THEN z
=k
Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden dan
k adalah suatu konstanta sebagai konsekuen[2].

2.2.5.4 Model fuzzy Sugeno orde-satu


Secara umum bentuk model fuzzy Sugeno orde-satu adalah :
IF (x1 is A1) ο .... ο (xn is An) THEN z = pi * xi + ... + pn * xn +q
Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke-i sebagai anteseden dan
pi adalah suatu konstanta ke-i dan q juga merupakan konstanta
20

dalam konsekuen. Apabila komposisi aturan menggunakan


metode Sugeno, maka defuzzifikasi dilakukan dengan cara
mencari nilai rata-ratanya[2].

2.2.6 Android
Android adalah sistem operasi dan platform
pemrograman yang dikembangkan oleh Google untuk ponsel
cerdas dan perangkat seluler lainnya (seperti tablet). Android
bisa berjalan di beberapa macam perangkat dari banyak
produsen yang berbeda. Android menyertakan kit development
perangkat lunak untuk penulisan kode asli dan perakitan modul
perangkat lunak untuk membuat aplikasi bagi pengguna
Android. Android juga menyediakan pasar untuk
mendistribusikan aplikasi. Secara keseluruhan, Android
menyatakan ekosistem untuk aplikasi seluler.

2.2.6.1 Pengembangan aplikasi berbasis Android


Menggunakan Android Software Development Kit
(SDK) Android untuk mengembangkan aplikasi yang
memanfaatkan UI dan sistem operasi Android. SDK terdiri dari
serangkaian alat development menyeluruh yang menyertakan
debugger, pustaka perangkat lunak kode pratulis, emulator
perangkat, dokumentasi, kode contoh, dan tutorial.
Menggunakan alat-alat ini untuk membuat aplikasi yang terlihat
21

hebat dan manfaatkan kemampuan perangkat keras yang


tersedia di setiap perangkat.
Untuk mengembangkan aplikasi menggunakan SDK,
menggunakan bahasa pemrograman Java untuk
mengembangkan aplikasi dan file Extensible Markup Language
(XML) untuk menjelaskan sumber daya data. Dengan menulis
kode di Java dan membuat biner aplikasi tunggal, akan memiliki
aplikasi yang bisa berjalan pada faktor bentuk ponsel dan
tablet. Bisa mendeklarasikan UI dalam rangkaian sumber daya
XML ringan, satu rangkaian untuk bagian UI yang umum bagi
semua faktor bentuk, dan rangkaian lain untuk fitur yang khusus
bagi ponsel atau tablet. Pada waktu proses, Android
menerapkan rangkaian sumber daya yang tepat berdasarkan
ukuran layar, kepadatan, lokal, dan sebagainya.
Untuk membantu mengembangkan aplikasi secara efisien,
Google menawarkan Lingkungan Development Terintegrasi
(IDE) Java lengkap yang disebut Android Studio, dengan fitur
lanjutan untuk pengembangan, debug, dan pemaketan aplikasi
Android. Dengan menggunakan Android Studio, bisa
mengembangkan perangkat Android yang tersedia, atau
membuat perangkat virtual yang mengemulasikan konfigurasi
perangkat keras apa pun.
Android menyediakan arsitektur development yang kaya. Tidak
perlu mengetahui banyak tentang komponen arsitektur ini,
namun perlu mengetahui apa yang tersedia dalam sistem yang
digunakan untuk aplikasi. Diagram berikut menampilkan
komponen utama sistem tumpukan Android — sistem operasi
dan arsitektur development.
22

Dalam gambar di atas:


1. Aplikasi: Aplikasi berada pada tingkat ini, bersama dengan
aplikasi sistem inti untuk email, perpesanan SMS, kalender,
penjelajahan Internet, atau kontak.
2. Kerangka Kerja API Java: Semua fitur Android tersedia
untuk developer melalui antarmuka pemograman aplikasi.
Sistem Tampilan digunakan untuk membangun UI aplikasi,
termasuk daftar, tombol, dan menu. Pengelola Referensi
digunakan untuk mengakses sumber daya non-kode seperti
string, grafik, dan file layout yang dilokalkan.
Pengelola Notifikasi digunakan untuk menampilkan
peringatan khusus di bilah status.
Pengelola Aktivitas yang mengelola daur hidup aplikasi.
Penyedia Materi yang memungkinkan aplikasi untuk
mengakses data dari aplikasi lain.
Semua API kerangka kerja yang digunakan aplikasi sistem
Android.
23

3. Pustaka dan Waktu Proses Android:Setiap aplikasi berjalan


dalam prosesnya sendiri dan dengan instance Android
Runtime sendiri, yang memungkinkan beberapa mesin
sekaligus virtual pada perangkat bermemori rendah. Android
juga menyertakan rangkaian pustaka waktu proses inti yang
menyediakan sebagian besar fungsionalitas bahasa
pemrograman Java, termasuk beberapa fitur bahasa Java 8
yang digunakan kerangka kerja Java API. Banyak layanan
dan komponen sistem Android inti dibangun dari kode asli
yang memerlukan pustaka asli yang ditulis dalam C dan
C++. Pustaka asli tersebut tersedia untuk aplikasi melalui
kerangka kerja Java API.
4. Hardware Abstraction Layer (HAL): Lapisan ini menyediakan
antarmuka standar yang menunjukkan kemampuan
perangkat keras di perangkat ke kerangka kerja Java API
yang lebih tinggi. HAL terdiri atas beberapa modul pustaka,
masing-masing mengimplementasikan antarmuka untuk
komponen perangkat keras tertentu, seperti modul kamera
atau bluetooth.
5. Kernel Linux: Fondasi platform Android adalah kernel Linux.
Lapisan di atas mengandalkan kernel Linux untuk
fungsionalitas pokok seperti threading dan manajemen
memori tingkat rendah. Menggunakan kernel Linux
memungkinkan Android memanfaatkan fitur keamanan
utama dan memungkinkan produsen perangkat
mengembangkan driver perangkat keras untuk kernel yang
cukup dikenal.
24

Вам также может понравиться