Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
I. Pembahasan
terdapat pada konsep dasar (teori) dan kenyataan yang ada di lapangan,
dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2014 sampai 25 Juni 2014, penulis akan
A. Pengkajian
utama yang terjadi pada Tn.S yaitu resiko perilaku kekerasan. Pada
agresif dan kekerasan. Selain itu perawat harus mengkaji pula afek
bicara kacau dan beresiko untuk menciderai diri sendiri, orang lain serta
lingkungan.
jiwa satu kali ini, sebelumnya klien tidak pernah masuk RSJ. Keluarga
klien (Tn.S) mengatakan dalam anggota keluarga klien tidak ada yang
mengalami penyakit yang sama dengan klien. Pada saat dikaji sifat
harga diri klien, karena klien merasa tidak dihargai oleh istrinya yang
merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk tinggal bersama orang tua
klien ternyata ada perbedaan atau kesenjangan hal ini terjadi karena saat
pada Tn.S yang paling utama ialah faktor psikologis dimana tidak
menyelesaikan konflik.2,15
pupuk dan lain sebagainya akan tetapi usaha klien tidak laku sedangkan
modal klien habis. Kemudian klien menjadi sering melamun dan lama-
kesenjangan. Faktor presipitasi yang ada pada Tn.S sesuai dengan teori
yang ada.
mulai tegang dan gelisah, afek yang labil, interasi ketika wawancara
Rumah Sakit dan klien mandi 2x sehari, ketika diajak bicara klien
berbicara dengan nada suara tinggi (membentak) saat menceritakan
labil, pada saat diajak komunikasi emosi klien cepat berubah terutama
jika klien sudah ingat dengan keluarganya di rumah dan klien menjadi
ingin cepat pulang karena klien merasa jenuh berada di Rumah Sakit
ketika fikiran itu datang emosi klien mulai tinggi dan klien mulai
ketika pagi hari dan ketika klien sedang sendirian. Klien menjadi
belit akan tetapi sampai pada tujuan. Artinya selama klien diajak
mengingat baik. Isi pikir klien ialah klien ingin segera pulang karena
Tingkat keadaran klien bingung dan klien tampak gelisah serta sering
konsentrasi klien mulai hilang dan klien mulai merasa jengkel. Daya
dirinya sehat dan tidak sakit sehingga tidak perlu berada dirumah sakit
tidak ada kesenjangan hal ini ditunjukkan dengan status mental klien
dari Tn.S. Tn.S menceritakan apa yang Tn.S alami. Tn.S mencerikatan
tidak ada kesenjangan. Klien menceritakan apa yang klien alamai dan
1. Masalah keperawatan
teori dan kondisi klien ternyata ada kesenjangan hal ini terjadi
tidak memiliki riwayat putus obat dan klien tidak muncul masalah
2. Diagnosa keperawatan
menciderai diri sendiri dan orang lain, dan lingkungan, srta harga
diri rendah. 6
koping individu tidak efektif hal ini disebabkan Tn.S saat dilakukan
alami.
C. Intervensi
D. Implementasi
salam, klien mau menjabat tangan, klien mau menyebutkan nama, klien
klien mau membalas salam, klien mau menjabat tangan, klien mau
waktu untuk kontrak. Berdasarkan teori yang ada dan kondisi klien
ada diatas. Tn.S bersedia dilatih mengontrol emosinya dengan cara tarik
kejang pada penderita baik tonik maupun klonik. Tindakan ini adalah
pada Tn.S didapatkan data Jumlah kejang 35”, durasi 1.00 sec, energy
(Tn.S) SP pertama yaitu tarik nafas dalam. Hal terjadi karena Tn.S
secara mandiri.
Pada hari ke tiga penulis mengulang SP1P pada Tn.S, dan Tn.S
sampai SP2P.
persepsi kepada Tn.S. Tujuan dari TAK sendiri yaitu klien dapat
E. Evaluasi
kondisi klien. 5
selama 3x24 jam kepada Tn.S ialah dengan diagnosa resiko perilaku
masih labil akan tetapi Tn.S bersedia menceritakan apa yang terjadi
pada dirinya akan tetapi belum semua Tn.S ceritakan kepada penulis.
Saat dikaji Tn.S mau berkenalan dengan penulis serta klien mau
merasa jengkel dan emosi. Tn.S merasa jengkel dan emosi karena Tn.S
merasa gagal dalam menjadi seorang kepala keluarga karena istri klien
pergi meninggalkan Tn.S tanpa berpamitan maupun izin dengan Tn.S.
barang-barang yang berada di sekitar Tn.S. Dalam hal ini penulis tidak
cara fisik 1 : tarik nafas dalam. Hal ini sesuai teori yang ada pada bab
terapi ECT empat kali. Dengan hasil ECT ada pada di Implementasi.
marah dengan cara verbal, spiritual, dan minum obat secara teratur.