Вы находитесь на странице: 1из 3

www.muslim.or.

id

Membela Kalimat Tauhid dengan Mempelajari,


Mengamalkan dan Mendakwahkannya
muslim.or.id/43344-membela-kalimat-tauhid-dengan-mempelajari-mengamalkan-dan-mendakwahkannya.html

dr. Raehanul Bahraen October 23, 2018

Kita sangat senang ketika kaum muslimin memunculkan ghirah dan semangat membela
agama ketika agama mereka dilecehkan atau ketika kalimat tauhid dilecehkan dengan cara
dihinakan. Ini adalah kabar gembira bagi kita semua atas semangat kaum muslimin, akan
tetapi kita masih punya tugas dan PR bersama yang harus tetap terus kita perjuangkan
untuk membela kalimat tauhid, yaitu mempelajarinya dengan sungguh-sungguh di majelis
ilmu, berusaha mengamalkannya dan mendakwahkannya kepada manusia.

Membela dengan Belajar Terlebih Dahulu


Agama Islam dibangun di atas ilmu, agar bisa membela kalimat tauhid, kita perlu belajar
dahulu dan kembali ke majelis ilmu di rumah-rumah Allah.
1/3
Kalimat tauhid ternyata harus dipelajari secara lengkap dengan pemahaman yang baik
sesuai dengan pemahaman para salafus shalih. Kita perlu mempelajari dari kalimat tauhid
ini (kami sebutkan sedikit poin-poinnya penting yang perlu dipelajari):
1. Makna kalimat tauhid
2. Rukun kalimat tauhid
3. Konsekuesi kalimat tauhid
4. Syarat-syarat kalimat tauhid
5. Pembatal kalimat tauhid
6. Penambah dan pengurang kesempurnaan tauhid

Baca juga: 7 Syarat Diterimanya Dua Kalimat Syahadat

Dan masih banyak yang harus kita pelajari lagi terkait dengan kalimat tauhid. Allah
memerintahkan kita dalam Al-Quran untuk mengilmui (mempelajari) kalimat tauhid.

Allah berfirman,

ٰ َ َ ‫ﻓَﺎﻋﻠ‬
‫ﻪ‬ َ َ ‫ﻪ َﻻ ﺇ ِﻟ‬
ُ ‫ﻪ ﺇ ِﻻ ﺍﻟﻠ‬ ُ ‫ﻢ ﺃﻧ‬
ْ ْ

“Maka ketahuilah (ilmuilah) bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar
kecuali hanya Allah…” [Muhammad: 19]

Allah juga berfirman,

‫ﻥ‬ ُ َ ‫ﻢ ﻳ َﻌْﻠ‬
َ ‫ﻤﻮ‬ َ ْ ‫ﺷﻬِﺪ َ ﺑ ِﺎﻟ‬
ْ ُ‫ﺤﻖ ﻭَﻫ‬ َ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﻣ‬
َ ‫ﺇ ِﻻ‬

“Melainkan mereka yang mengakui kebenaran, sedang mereka orang-orang yang


mengetahui (mengilmui).” [Az-Zukhruf: 86]

Setelah kita mempelajari dengan benar, kita berusaha mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari dan mendakwahkan kalimat tauhid. Hal ini sebagaimana yang tertulis dalam
kitab terkenal yang menjelaskan tentang tauhid dasar yaitu kitab Tsalatsatul Ushul:

‫ ﺍ ﻋﻠ ﻢ ﺭ ﺣ ﻤ ﻚ ﺍﻟﻠ ﻪ ﺃﻧ ﻪ ﻳ ﺠ ﺐ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺗ ﻌﻠ ﻢ ﺃ ﺭﺑ ﻊ ﻣ ﺴﺎﺋ ﻞ‬:


‫ ﺍﻟ ﻌﻠ ﻢ‬: ‫ ﺍ ﻷ ﻭﻟ ﻰ‬.
‫ ﻭ ﻣ ﻌ ﺮ ﻓ ﺔ ﺩﻳ ﻦ ﺍ ﻹ ﺳ ﻼ ﻡ ﺑﺎ ﻷ ﺩﻟ ﺔ‬،‫ ﻭ ﻣ ﻌ ﺮ ﻓ ﺔ ﻧﺒﻴ ﻪ‬،‫ ﻭ ﻫ ﻮ ﻣ ﻌ ﺮ ﻓ ﺔ ﺍﻟﻠ ﻪ‬.
‫ ﺍﻟ ﻌ ﻤ ﻞ ﺑ ﻪ‬: ‫ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴ ﺔ‬.
‫ ﺍﻟ ﺪ ﻋ ﻮ ﺓ ﺇﻟﻴ ﻪ‬: ‫ ﺍﻟﺜﺎﻟﺜ ﺔ‬.
‫ ﺍ ﻟ ﺼ ﺒ ﺮ ﻋ ﻠ ﻰ ﺍ ﻷ ﺫ ﻯ ﻓ ﻴ ﻪ‬: ‫ﺍ ﻟ ﺮﺍ ﺑ ﻌ ﺔ‬

“Ketauhilah (semoga Allah merahmatimu) bahwa wajib bagi kita mempelajari 4 hal:
1) Ilmu
Yaitu ilmu mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama dengan dalil-dalil
2) Mengamalkannya
3) mendakwahkannya
4) Bersabar terhadap gangguan (ujian) ketika mengilmui, mengamalkan dan
mendakwahkannya.” [Matan Tsalatsatul Ushul)

2/3
Sekedar tahu secara ringkas (superficialnya) saja tentu tidaklah cukup. Diibaratkan kalimat
tauhid adalah kunci surga, maka tidak cukup kunci saja, tapi perlu diperhatikan gigi-gigi
pada kunci tersebut. Inilah
syarat-syarat kalimat tauhid yang harus dipenuhi dan diamalkan. Perhatikan kisah berikut:
َ َ‫ﻞ ﻟ‬
:‫ﻝ‬ َ ‫ﺠﻨﺔِ ؟ ﻗَﺎ‬ َ ‫ﺡ ﺍﻟ‬ُ ‫ﻣْﻔﺘ َﺎ‬ ِ ‫ﻪ‬ َ َ ‫ﺲ َﻻ ﺇ ِﻟ‬
ُ ‫ﻪ ﺇ ِﻻ ﺍﻟﻠ‬ َ ْ ‫ﻪ ﺃﻟ َﻴ‬
ُ َ ْ ‫ﻦ ﺃﺟﻠﺔ ﺍﻟﺘﺎﺑﻌﻴﻦ – ﻗِﻴ‬ ْ ‫ﻣ‬ ِ َ‫ﻪ – ﻭَﻫُﻮ‬ُ ‫ﻪ ﺍﻟﻠ‬
ُ ‫ﻤ‬ َ ‫ﺣ‬ِ ‫ﻣﻨ َﺒﻪِ َﺭ‬ ُ ‫ﻦ‬ُ ْ‫ﺐ ﺑ‬ َ ِ ‫ﺳﺌ‬
ُ َ‫ﻞ ﻭَﻫ‬ ُ
‫ﺢ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻔ‬
ْ ‫ﻳ‬ ‫ﻢ‬َ ‫ﻟ‬ ‫ﻻ‬ ‫ﺇ‬ ‫ﻭ‬ َ
‫ﻚ‬ َ ‫ﻟ‬ ‫ﺢ‬ ‫ﺘ‬ُ ‫ﻓ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﺳ‬َ ‫ﺃ‬ ‫ﻪ‬ َ ‫ﻟ‬ ‫ﺡ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻔ‬
ْ ‫ﻤ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺖ‬ ْ ‫ﺌ‬ ‫ﺟ‬ ‫ﻥ‬ ‫ﺈ‬َ ‫ﻓ‬ ، ‫ﻥ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﺳ‬َ ‫ﺄ‬ ‫ﻬ‬َ ‫ﻟ‬ ‫ﻭ‬ ‫ﻻ‬ ‫ﺇ‬ ‫ﺡ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻔ‬
ْ ‫ﻣ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻦ‬ ‫ﻜ‬ َ ‫ﻟ‬ ‫ﻭ‬ ‫؛‬ ‫ﻰ‬ َ ‫ﻠ‬ ‫ﺑ‬ ””
ْ َ ُ ْ َِ َ ِ ُ َ ْ ُ ٍ َ ِ ِ َ ِ ْ ِ ُ َ ْ ُ َ ِ ٍ َ ِ ْ ِ َ ْ ِ َ َ

Salah seorang tokoh tabiin yang bernama Wahab bin Munabbih rahimahullah pernah
ditanya, “Bukankah kalimat laa ilaaha illallah adalah kunci surga?” Beliau menjawab, “Iya,
betul. Tapi biasanya kunci itu memiliki geligi (bagian ujung yang tidak rata). Apabila engkau
membawa kunci bergigi (yang tepat), terbukalah ia, jika tidak ia tak akan terbuka.” [HR.
Bukhari secara mu’allaq]

Semoga kita semua dan kaum muslimin bisa selalu membela kalimat tauhid sampai akhir
hayat kita dengan mempelajari, mengamalkan, dan mendakwahkan serta bersabar.

Baca juga:

Konsekuensi Kalimat Tauhid Laa Ilaaha Illallah


Merealisasikan Kalimat Tauhid Tak Semudah Yang Dibayangkan

Demikian semoga bermanfaat

@ Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslim.or.id

Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik
disini. Jazakallahu khaira

3/3

Вам также может понравиться