Haah gila??! Aaaarrgh!!! Takdir macam apa ini? Perasaan seperti apa yang Tuhan berikan!. Apa mungkin Aku gila dengan Seluruh tubuhku seakan meronta pada fantasi ini? Fantasi yang semena-mena kenyataan. Ingin kuelakkan tapi ku tak menghujat akal sehat agar lari akan berdaya. Sebongkah batu besar menimpaku, kenyataan. Kurasa tidak! Ini hanya soal aku sakit, ingin menjerit, meronta berlari fantasi yang membawaku pada sisi lain garis meninggalkan takdir. Tapi semua tak hidup. Mencoba untuk merasakan dengan terelakkan, takdir hadir tanpa belas kasihan. dimensi lain saat ampas dihati terombang- Aku benci pertemuan ini, juga perasaan ini. ambing pada kenyataan dunia yang begitu Tapi entah kenapa tidak dengan sosoknya. kejam. Yah, fantasi ini memabukkan. Tak Tegap, tinggi, suara lantang wajah rupawan perlu kusia-siakan air mata untuk hal ini. khas kesukuan. Hal itu sudah tak asing lagi Aku candu dengan fantasiku. Semua terasa bagi indraku, ini bukanlah awal dari sebuah bebas, lepas, seperti tak terbatas, indah. kesedihan. Saat tatapan saling beradu, Ketika dia dan aku berada dalam fantasiku. Tuhan memberikanku sebuah anugerah Satu kata yang terdefenisikan oleh logika, perasaan yang begitu indah, teduh. Degupan namun tak diterima dunia. Hanya dalam jantung yang mengguncang naluri, semua fantansi ketika semua tidak ada sekat-sekat terasa abnormal dalam logika. Kucoba untuk pembatas yang seakan menyesakkan napas, tidak gila, tapi perasaan telah melampauiku dan merobek palung hati. Semua seperti tanpa harga diri. Tidak bisakah Tuhan warna-warni diatas pekatnya hitam. Dan itu menolongku? karena dia. Ribuan hari berselimut belenggu, Aku tidak akan berbicara tentang dan telah kulalui itu bersamanya. Menyatu cinta dan juga mimpi hanya omong kosong pada kenyataan dunia. Memfantasikan cinta yang diciptakan saat hadirnya cinta. Ini yang buta dan coba melintasi batasnya. semua hanya soal kenyataan, soal dunia Sepenuhnya aku sadar ini adalah kisah yang begitu klise. Ketika sajadahku seharusnya tidak pernah kumulai. Tapi dipertanyakan? inilah cinta buta dan tuli. Seolah kiblatku dipertanyakan. Tidak ada yang salah dalam hal ini. Ketika sajadahku disandingkan dengan Tidak ada yang saling mencari. Bukan aku altarnya. Dan ketika doaku dipersamakan dan dia yang ingin terlahir berbeda. Tapi dengan pujian. Astagfirullah, ini kadang perbedaan dilahirkan untuk ada! Sudah membuatku tak rasional, tetapi semua terjadi sebuah garis hidup dari-Nya. Meskipun dalam perasaan. Tuhan? Benarkah Tuhan kenyataan tak seindah raut senyumnya, aku sang pembolak-balik hati? Apa ini semua hanya mencoba berdamai pada diri sendiri. rencana Tuhan? Atau hanya sekedar keras Semoga Tuhan selalu menguatkan pedoman kepalaku saja. Bukankah hakikatnya hidupku dan hidupnya. Tidak sedikitpun aku perbedaan dilahirkan untuk ada? Namun ini ingin menodainya, biarkan Tuhan yang hanyalah sebuah tanya yang tak berujung menuntunnya kelak. Aku, tetaplah aku pada benak semua insan, bak sirna ditelan dengan sajadahku. Ia, tetaplah dia dengan ombak. pujiannya. Tidak akan aku meninggalkan- Nya dan berharap diapun kokoh dengan Indah. Tapi penuh cercaan, ketika yang ia percayai. mulut-mulut itu menghujat dengan syair- syair penuh kenistaan. Aku mencoba untuk Walaupun puing-puing harapan tuli dan tidak mendengar! Hatipun ikut masih selalu ada dalam benak, meracuni mengeras seolah tak ingin hancur satu setengah logika dan membutakan mata. kalipun. Mereka hanyalah anjing Tapi, kucoba untuk tegarkan raga ini agar menggonggong kelaparan. Aku tak ingin senantiasa kokoh. Sebagaiman Tuhan telah menangis untuk hal itu. Selalu ada harapan menciptakanku untuk hidup. Fantasiku di setiap ketertatihan. Yakin, Setiap mereka memang gila, namun kenyataan jauh dari yang menghujat tidak tahu bahwa ini sangat kata normal. Dua insan yang saling luar biasa. Bahagia berselimut kesedihan. mendoakan dengan cara yang berbeda. Harus bertahan diatas penghakiman Menyebut-Nya ESA walau tak sama dan manusia-manusia setengah dewa. Dan ketika berdoa dengan jemari yang berbeda. Hanya setiap detik harus merasakan kokohnya lafal syukur yang merangkul pengharapan. akidahmu bergejolak berperang melawan Tak satupun yang dapat menembus sekat- nafsu. sekat tebal ini, kecuali kuasa-Nya. Akupun tak tahu kemana takdir akan bertuan. Tetap kokoh atau goyah itu adalah iman. Namun sejatinya ini adalah kasih sayang Tuhan tidak menuntun kita untuk berhasil tetapi Ia penguat iman di bawah ciptaan-Nya. menghendaki kita untuk mencoba.
Tidak ada waktu untuk patah hati.
Karena kesempatan itu seperti udara, luas, bebas, dan selalu ada. Seperti Tuhan sang pencipta. Kehidupan terkadang diciptakan dengan begitu klise. Menciptakan benteng tanpa dapat tergapai oleh kaki. Sekat- sekatpun tercipta, ironis! Ironis ketika hati, pikiran dan perasaanku terbatas oleh sekat- sekat tipis berjarak rumah suci ibadah. Tidak ada yang buruk jika dilihat dengan mata, namun sudah cukup untuk meleburkan hati. Ini bukan masalah mayoritas atau minoritas, hanya soal perasaan yang berlari liar seolah lupa akan Tuhan. Bagaimana bisa kuelakkan, bukankah ini anugerah?
Menguras air mata mungkin tiada
guna. Begitu juga dengan meneriakkan ketidakadilan ini. Tidak ada yang tidak mungkin, ada banyak hal yang kuyakini bawa tidak ada yang mustahil dihadapan- Nya. Termasuk Ketuhanannya. Karena kita saling mendoakan satu sama lain. Aku dengan kedua tanganku yang terbuka menyatu dan dia dengan kedua tangannya yang mengepal menyatu. Percayalah dia juga mencintai-Mu, karna aku dan dia adalah satu kata yang sama yaitu bersatu. Jangan takut untuk patah, karena Tuhan