Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Aditya Surya Pratama
1102013009
Pembimbing :
DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes
Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “ANEMIA PADA KEHAMILAN
MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN MENTENG” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipublikasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
1
KATA PENGANTAR
2
4. dr. Dini Widianti, M.KK, selaku koordinator kepaniteraan Kedokteran
Komunitas bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
5. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. Dewi, selaku penanggung jawab kepaniteraan di Puskesmas Kecamatan
Menteng.
7. Seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Menteng, Jakarta
Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk
kelancaran penulisan laporan.
8. Seluruh rekan sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah
bekerja sama dalam menyusun laporan ini.
Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak.
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi Wabarakaatuh.
Penulis
3
BAB I
DIAGNOSIS KLINIS
1.1.2 Anamnesis
Dilakukan alloanamnesis pada ibu pasien dan autoanamnesis pasien pada
tanggal 13 Agustus 2018 pukul 10.30 WIB di Puskesmas Kecamatan Menteng.
1) Keluhan Utama
Bruntus-bruntus berisi cairan berwarna jernih sampai putih di seluruh tubuh.
2) Keluhan Tambahan
Area sekitar kulit yang bermasalah terasa gatal.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik PKPR di Puskesmas Menteng dengan
keluhan beruntus-beruntus berisi cairan berwarna jernih sampai putih di
seluruh badan yang terasa gatal sejak 2 hari SMRS. Kelainan kulit berupa
bercak kemerahan disertai bruntus-bruntus yang gatal di kedua sisi dada,
yang kemudian lama kelamaan bertambah banyak dan menyebar ke seluruh
tubuh. Selain itu, kelainan kulitnya berubah menjadi bruntus-bruntus yang
berisi cairan berwarna jernih sampai putih. Keluhan seperti ini baru pertama
kali dirasakan pasien. Pasien tidak memiliki keluarga yang mempunyai
keluhan serupa. Awalnya keluhan didahului dengan adanya demam yang
4
tidak terlalu tinggi sekitar 2 hari sebelum keluhan bruntus dan gatal muncul.
Pasien diketahui tidak memiliki kelainan kulit berupa lepuhan kulit yang
berisi nanah dan berkeropeng. Pasien juga diketahui mandi 2x sehari dan
mengganti bajunya setiap kali selesai mandi. Pasien diketahui tidak
memiliki riwayat timbulnya bruntus-bruntus setelah mengoleskan bahan
kosmetik atau memakai bahan logam. Pasien diketahui tidak memiliki
riwayat mengkonsumsi jamu atau antibiotik sebelum timbulnya keluhan.
Pasien diketahui tidak memiliki riwayat tergigit serangga sebelum
timbulnya keluhan. Pasien belum melakukan pengobatan untuk keluhan
yang dialaminya. Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan
tertentu.
Orang tua dan pasien merasa bahwa penyakit kulit anaknya adalah
salah satu tanda atau bukti kesehatan anaknya menurun setelah banyak
kegiatan di sekolah yang diikuti dan teman sekelasnya banyak yang
menderita hal serupa. Pasien percaya bahwa sakit yang dideritanya adalah
ujian atau syafa’at dari Allah SWT dan dapat sembuh dengan usaha berobat
ke dokter dan berdoa kepada Allah SWT. Selama ini pasien mengaku tidak
pernah meninggalkan Shalat 5 waktu dan mengaji.
5
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang mengalami
keluhan serupa dengan pasien. Riwayat alergi makanan dan minuman
disangkal.
6) Riwayat Pengobatan
Ibu pasien sempat memberikan obat penurun panas dan keluhan
demam menghilang. Namun luka di kulit pasien belum diobati dengan obat.
8) Riwayat Makan
Pasien mengatakan makan teratur sebanyak 3 kali sehari. Pasien
selalu makan makanan yang dimasak oleh ibunya berhubung ibu pasien
bekerja di sekolahnya. Pasien suka memakan buah-buahan namun jarang
memakan sayuran karena kurang suka.
9) Riwayat Kebiasaan
Pasien dan keluarganya jarang sekali berolahraga. Akhir-akhir ini
aktivitas pasien bertambah banyak terutama di sekolahnya terutama ketika
libur pasien ikut ekstrakulikuler. Selain itu pasien juga baru mengikuti
sekolah TPA di masjid dan kegiatan keagamaan di lingkungannya.
6
1.1.3 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
1) Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 90/60 mmHg
b. Nadi : 98x / menit
c. Suhu : 36,8 oC
d. Respirasi : 20 x / menit
4) Status Gizi
a. Berat Badan : 16,7 Kg
b. Tinggi Badan : 115 Cm
c. IMT
IMT = BB (kg)/TB(m2) 12,5
STATUS GIZI ANAK 6 TAHUN BERDASARKAN IMT/U
Berada diantara -3 SD sampai -2 SD Gizi Kurang
7
5) Status Generalis
a. Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Sebagian besar sudah putih / beruban, tidak mudah dicabut
b. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Reflek
Cahaya Langsung (+/+), Reflek Cahaya Tidak Langsung
(+/+), Pupil bulat dan isokor.
c. Telinga : tidak terdapat erupsi kulit pada liang telinga
d. Hidung : tidak terdapat vesikel pada puncak hidung
e. Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1 Hiperemis (-)
f. Thoraks :
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, regular, murmur (-), gallop (-).
Paru : Suara napas vesikuler pada kedua lapang paru
g. Abdomen : Bentuk perut membuncit
h. Ekstrimitas : Tidak terdapat deformitas
i. KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
6) Status Lokalis / Dermatologikus
- Distribusi : Generalisata
- Lokasi : Seluruh tubuh
- Karakteristik Lesi : Multipel, diskret, berbentuk bulat dan oval seperti
tetesan embun (tear drops), berukuran 0.3 x 0.4 x 0.2 cm sampai dengan
0.5 x 0.8 x 0.3 cm dan 0,1 x 0,2 cm sampai dengan 0,3 x 0,3 cm, berbatas
tegas, sebagian menimbul dari kulit disekitarnya dan sebagian tidak, lesi
berisi cairan jernih berada diatas permukaan yang eritema, kering.
- Efloresensi : Vesikel, pustula, dan krusta yang dikelilingi
macula eritema.
8
Gambar 1.1 Lesi kulit pada thorax anterior An. F
7) Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.
9
1.2. BERKAS KELUARGA
1.2.1 Profil Keluarga
1) Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. R
Usia : 34 tahun
2) Identitas Pasangan
Nama : Ny. T
Usia : 32 tahun
3) Identitias Anak ke-1
Nama : An. I
Usia : 14 tahun
4) Identitas Anak ke-2
Nama : An. F
Usia : 6 tahun
5) Identitas Anak ke-3
Nama : An.G
Usia : 7 bulan
6) Struktur Komposisi Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah Nuclear Family yang terdiri dari suami yaitu Tn.
R dan Ny. T tinggal satu rumah dengan 3 anak kandung
Tabel 1.1 Daftar Anggota Keluarga Tn. EE yang tinggal serumah
Kedudukan
Jenis Umur
No Nama dalam Pendidikan Pekerjaan
Kelamin (thn)
Keluarga
1 Tn. R Suami Laki-laki 34 S1 Karyawan
2 Ny. T Istri Perempuan 32 D3 Pedagang
3 An. I Anak ke-1 Perempuan 14 SMP -
4 An. F Anak ke-2 Laki-laki 6 SD -
5 An. G Anak ke-3 Laki-laki 7bln - -
10
1.2.2 Bentuk & Siklus Keluarga
1) Bentuk Keluarga
Keluarga An.F ini merupakan keluarga inti/Nuclear Family yaitu
keluarga terdiri dari Tn. R sebagai suami dari Ny.T dan dikaruniai tiga orang
anak yang merupakan An. I, An. F dan An.G.
2) Fungsi Pendidikan
Bagi kedua orang tuang yang mendidik An. F, mereka menyadari
pentingnya mengejar pendidikan setinggi mungkin. Kepala keluarga ini
yaitu Tn. R merupakan lulusan S1 dan Ny.T mengayom pendidikan hingga
D3 yang saat itu berkeinginan ingin melanjutkan S1 namun karena sudah
memiliki anak merasa tidak sanggup untuk melakukannya. An. F sendiri
saat ini bersekolah di TK B dan kakaknya An. I bersekolah kelas 2 SMP.
11
3) Fungsi Psikologis
Pasien adalah seorang anak laki-laki yang menurut dengan orang tuanya.
Selain itu keluarga ini masih memiliki kesadaran yang baik akan pentingnya
kesehatan. Komunikasi di antara keluarga juga baik, dan antar keluarga juga
saling memberi dukungan dan mencintai satu sama lain. Tn.R dan Ny.T
saling memberikan rasa aman, nyaman, perhatian kepada anggota
keluarganya.
4) Fungsi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga ini cukup aktif dalam
bermasyarakat di lingkungan setempat. Seringkali turun ikut kegiatan
perkumpulan remaja masjid dan ibu-ibu PKK di lingkungan rumah. Tn. R
sendiri merupakan orang yang cukup digandrungi karena aktif bersosialisasi
dengan tetangga. Keluarga ini menerapkan nilai – nilai dan norma sosial
budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal pasien dengan cukup baik.
5) Fungsi Budaya
Tn.R dan Ny.T berasal dari suku yang berbeda, Tn. R orang jawa dan
Ny.T orang sunda. Namun keduanya dapat bersosialisasi dengan baik.
6) Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan utama saat ini pada keluarga adalah upah kerja Tn.
R dan hasil dagangan Ny.T dari sekolah anaknya yaitu An.F. Keluarga An.F
adalah keluarga yang sederhana. Pengaturan penggunaan penghasilan
keluarga dilakukan bersama-sama antara Tn.R dan Ny.T untuk memenuhi
kebutuhan keluarga sehari- hari. Untuk tempat berlindung An.F tinggal di
rumah yang berukuran sedang.
Untuk biaya kesehatan, pasien menggunakan BPJS sehingga pasien
dapat berobat tanpa memikirkan banyaknya biaya yang keluar dan terjamin
kesehatannya.
7) Fungsi Spiritual
An.F dan keluarga selalu melaksanakan ibadah wajib. Keluarga An.F
melaksanakan ibadah wajib dan kewajiban lain sesuai syariat Islam tanpa
12
adanya hambatan dalam keluarga dan lingkungan sosial. An.F rutin shalat
Maghrib di masjid yang kebetulah hanya selisih beberapa rumah dari
kediamannya.
13
1.2.5 Genogram
Keterangan Gambar :
Perempuan
Laki-laki
Garis Keturunan
Garis Pernikahan
14
1.2.6 Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
Lingkungan Tempat Tinggal
15
KOMPONEN RUMAH
No. KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1
c. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur (asap
keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan atau ada 2
peralatan lain yang sejenis.
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan
1
normal 2
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk
2
membaca dengan normal.
TOTAL HASIL PENILAIAN 12 372
16
Tabel 1.4 Pedoman Penilaian Rumah Sehat Komponen Perilaku Penghuni
KOMPONEN
NO
RUMAH KRITERIA NILAI BOBOT
YG DINILAI
III PERILAKU PENGHUNI 44
Keterangan :
Hasil Penilaian : Nilai x Bobot
I. Komponen Rumah = 12 x 31 = 372
II. Sarana Sanitasi = 12 x 25 = 300
III. Perilaku penghuni = 9 x 44 = 396
Total = 1068
Kriteria
1. Rumah Sehat : 1068 – 1200
2. Rumah Tidak Sehat : < 1068
Kesimpulan : Rumah An.F (total skor 1068) termasuk dalam kategori rumah sehat.
17
1.2.7 Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
1) Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga An. F biasanya
hanya membiarkan sakit itu hilang sendiri atau lebih cenderung untuk
membeli obat yang biasanya diberikan saat sakit. Namun jika sudah berhari-
hari tidak kunjung sembuh atau kasusnya cukup parah maka keluarga An.F
akan pergi ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit. Biasanya keluarga An.F
pergi ke tempat pelayanan kesehatan menggunakan kendaraan pribadi yaitu
motor atau kendaraan umum.
18
merapikan tempat tidur dan setiap minggu mencuci sepatu. Ny.T setiap pagi
selalu menyapu dan mengepel lantai rumah setelah menghangatkan
makanan yang akan dijual. Makanan tersebut sebelumnya sudah dimasak di
malam hari dan ditaruh di kulkas. An.F tinggal di rumah milik pribadi yang
berada di lingkungan yang baik. Rumah tersebut hanya memiliki 5 jendela,
namun yang sering dibuka hanya 2 jendela. Namun pintu depan setiap hari
selalu dibuka. Ventilasi cukup baik, namun masih kurang di beberapa titik
rumah sehingga sirkulasi udara kurang baik. Atap terbuat dari genteng.
Pencahayaan di dalam rumah baik. Keluarga An.F menggunakan pompa air
Sanyo untuk mencuci, mandi dan kakus. Di rumah An.F memiliki tempat
sampah tertutup. Serta di depan rumah terdapat tempat pembuangan sampah
dan keluarga membuang sampah di tempatnya yang setiap hari ada dinas
yang mengambil sampah tersebut.
19
2) Menerapkan Pola Gizi Seimbang
Keluarga An.F memahami bagaimana menerapkan pola gizi seimbang.
Gizi seimbang adalah makan yang cukup mengandung karbohidrat dan
lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun,
serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.
Tabel 1.6 Food Record Pola Makan An.F Selama Tiga Hari Terakhir
17 September 2018
20
18 September 2018
21
19 September 2018
Jumlah 40 Kkal 10 gr 0 gr 0 gr
22
Interpretasi terhadap food record pasien An.F :
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa An.F mendapat total kalori per hari:
Tanggal 17 September 2018 : 1223 kkal
Tanggal 18 September 2018 : 984.5 kkal
Tanggal 19 September 2018 : 1725 kkal
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari, adalah 1093 kkal.
Keterangan : Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi adalah 1093 kkal, dengan
rata-rata asupan karbohidrat 127 gr, protein 37.3 gr, dan lemak 34.06 gr
23
Kebutuhan Kalori Basal (BBE) berdasarkan rumusan Broca adalah :
BEE = BBI x 30 kkal
BBE = 20 x 30 kkal = 600 kkal/hari
Koreksi aktivitas sedang + 30%
600 kkal x 30% = 180 kkal
Koreksi kebutuhan kalori anak dengan berat 16,7 + 50 kkal/kgBB/hari
50 kkal x 16.7 kg = 835 kkal
Koreksi akibat sakit ringan + 10 %
600 kkal x 10 % = 60 kkal
Total Kebutuhan Kalori Harian = BEE + koreksi aktivitas sedang + koreksi
sakit ringan + Kebutuhan anak
Total Kebutuhan Kalori Harian = 600 + 180 + 60 + 835
Total Kebutuhan Kalori Harian = 1675 kkal
Kebutuhan Zat Gizi :
a. Protein 10% dari total kalori
= (10% x 600) :4 = 15 gr
b. Lemak 20% dari total kalori
= (20% x 600) :9 = 13.3 gr
c. Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi protein dan lemak
= (70% x 600) : 4 = 105 gr
24
1.2.10 Pola Dukungan Keluarga
1) Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kedua orang tua An.F mengaku sadar akan penyakit yang
dideritaanaknya. An.F memiliki kartu BPJS untuk berobat. Lokasi rumah
yang terjangkau dengan fasilitas kesehatan memudahkan untuk
mendapatkan akses layanan kesehatan dengan menaiki motor. An.F
mendapatkan dukungan penuh dan perhatian dari kedua orang tuanya agar
sembuh.
2) Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kedua orang tua An. F bekerja sehingga jarang ada waktu banyak dengan
tiga anaknya. Setidaknya hanya sabtu dan minggu berkumpul lengkap di
rumah. Ditambah lagi dengan pekerjaan Tn. R yang baru saja mendapat
promosi jabatan sehingga kurangnya waktu berkumpul di rumah selama hari
kerja. Ny. T merasa anak-anaknya menjadi jarang berbicara dengan ayahnya
sehingga membuatnya tidak sedekat dulu.
25
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK
26
Menjelaskan bahwa penyakit ini bisa menular lewat droplet dan
kontak dengan bruntus nya langsung sehingga pasien sebaiknya
dijauhkan dari orang-orang sekitarnya hingga sembuh.
Tidak menggunakan alat mandi bersamaan dan ranjang dipisah dari
anggota keluarga lainnya
Menganjurkan penderita untuk menjaga beruntus-beruntus yang
masih utuh agar tidak pecah dan menghindari penggarukkan.
Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang untuk memperkuat
imunitas tubuh.
Medikamentosa
Sistemik :
o Asiklovir tablet 400mg 4x1/2 selama 7 hari
o Cetirizine Sirup 5mg/5mL 3xcth I
o Asam Askorbat Tab 50 mg 2x1
o Vitamin B Kompleks Tab 2x1
Topikal :
o Asiklovir Krim 5% 4x1
27
4) Aspek Risiko Eksternal - Psikososial Keluarga (faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
Faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah :
Kebiasaan makan keluarga yang tidak menerapkan gizi seimbang.
Kebiasaan keluarga yang tidak menerapkan rutin olahraga.
Kedua orang tua yang sibuk bekerja
28
2.2 Rencana Pelaksanaan (Sesuai dengan kelima aspek di atas)
1) Pasien mengetahui
penyakit kulit apa yang
1) Melakukan pemeriksaan fisik
sedang terjadi pada diri
dan menegakkan diagnosis.
pasien
.
2) Menjelaskan kepada orang tua
2) Orang tua dan pasien
dan pasien tentang perjalanan
tidak lagi
penyakit dan menjelaskan
mengkhawatirkan
bahwa penyakit ini dapat
tentang penyakitnya dan Pasien sudah mulai
menular sehingga harus
menjadi hati-hati karena mengerti atau menjadi
diperhatikan kebersihan dan hal- Saat berobat ke
dapat menular pada lebih tahu tentang
hal yang dapat memungkinkan Orang Tua puskesmas dan saat
Personal orang tertentu. penyakitnya dan
untuk terjadinya penularan. dan Pasien kunjungan ke rumah
melakukan
pasien.
3) Pasien menjadi patuh pengobatan dengan
3) Menjelaskan kepada orang tua
untuk melakukan apa baik.
dan pasien bahwa penyakit ini
yang disarankan oleh
dapat sembuh dengan
dokter agar penyakitnya
pengobatan.
segera sembuh.
4) Menjelaskan komplikasi atau
4) Pasien tidak semakin
yang mungkin timbul di masa
takut atau kaget bila
depan dan cara mencegahnya
komplikasi terjadi pada
diri pasien.
29
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up
30
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up
31
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up
sehingga diberikan dorongan untuk
melengkapi imunisasi pada anak.
Ibu pasien
mendukung dengan
berusaha untuk
menerapkan pola
1) Pasien dan keluarga
makan yang sehat,
berubah pola pikir dan
yaitu menyediakan
lebih peduli serta
buah-buahan setiap
1) Mengubah pola hidup keluarga menerapkan pola hidup
harinya serta
dengan pola makan dengan gizi sehat.
menyampurkan
seimbang dan rutin berolahraga.
sayuran di tiap
2) Hubungan antara orang
masakannya dan
2) Meluangkan waktu kepada anak tua dengan kedua anak
dipotong kecil agar
setelah kelar bekerja. menjadi dekat dan baik
tidak begitu mencolok
sehingga pasien dapat
Risiko Eksternal / Orang tua Saat kunjungan ke terlihat oleh anaknya.
3) Menyarankan pasien dan berbagi
Psikososial Keluarga dan Pasien rumah pasien
keluarga untuk mengikuti kajian kekhawatirannya dan
Pasien dan keluarga
keagamaan secara rutin dan mengurangi beban
berencana untuk rutin
bertemu dengan orang yang pikiran.
mengikuti kajian
dapat memberikan nasihat
setiap minggu atau
dalam menghadapi tekanan 3) Pasien dan keluarga bisa
bulan agar dapat
ketika terbagi antara masalah melakukan manajemen
meminta nasehat dari
pekerjaan dan keluarga. emosi dan stres sehingga
pemuka agama.
lebih baik dalam
Keluarga juga mulai
membina suasana
berolahraga di akhir
harmonis di keluarga.
pekan sekaligus
mengeratkan
hubungan antara
orang tua dan anak.
32
1) Mencapai kondisi yang
Keluhan yang
1) Menyarankan pasien agar tetap menunjang kesembuhan
dirasakan semakin
menjaga diri dan stamina agar Saat kunjungan ke pasien sehingga pasien
Fungsional Pasien membaik walaupun
dapat terus beraktivitas secara rumah pasien lekas pulih dan agar
belum menghilang
mandiri ke depannya dapat melakukan
sepenuhnya.
aktivitasnya kembali.
33
2.3 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
34
LAMPIRAN DOKUMENTASI
35
36
37