Вы находитесь на странице: 1из 38

LAPORAN STUDI KASUS

ANEMIA PADA KEHAMILAN MELALUI PENDEKATAN


KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN
MENTENG

Disusun Oleh :
Aditya Surya Pratama
1102013009

Pembimbing :
DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2018
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “ANEMIA PADA KEHAMILAN
MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN MENTENG” ini telah disetujui oleh pembimbing untuk
dipublikasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.

Jakarta. Oktober 2018


Pembimbing

DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa Rahmatullahii wa Barakaatuh


Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga Laporan Diagnostik Holistik dengan judul “ANEMIA PADA
KEHAMILAN MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
DI PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG” ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
kepaniteraan klinik Kedokteran Keluarga bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI. Penulis juga berharap agar laporan ini
dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama
pengetahuan mengenai Ilmu Kesehatan Masyarakat dan sebagai salah satu bahan
pertimbangan evaluasi salah satu pengetahuan anemia.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, dokter dan tenaga medis Puskesmas, serta orang-orang sekitar yang
terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku dosen pembimbing dan kepala
bagian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas YARSI.
2. DR. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing dan staf
pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
3. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku koordinator kepaniteraan Kedokteran
Keluarga bagian Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas
YARSI.

2
4. dr. Dini Widianti, M.KK, selaku koordinator kepaniteraan Kedokteran
Komunitas bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
5. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. Dewi, selaku penanggung jawab kepaniteraan di Puskesmas Kecamatan
Menteng.
7. Seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Menteng, Jakarta
Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk
kelancaran penulisan laporan.
8. Seluruh rekan sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah
bekerja sama dalam menyusun laporan ini.
Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk
perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi
semua pihak.
Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, Oktober 2018

Penulis

3
BAB I
DIAGNOSIS KLINIS

1.1. BERKAS PASIEN


1.1.1 Identitas Pasien
Nama : An. F
Umur : 6 tahun 5 bulan 12 hari
Alamat : Jalan Kimia Ujung RT 011/001 No.40, Kel.
Pegangsaan, Kec. Menteng
Suku : Jawa
Agama : Islam
Tempat Berobat : Puskesmas Kecamatan Menteng
Tanggal Berobat : 13 September 2018

1.1.2 Anamnesis
Dilakukan alloanamnesis pada ibu pasien dan autoanamnesis pasien pada
tanggal 13 Agustus 2018 pukul 10.30 WIB di Puskesmas Kecamatan Menteng.

1) Keluhan Utama
Bruntus-bruntus berisi cairan berwarna jernih sampai putih di seluruh tubuh.
2) Keluhan Tambahan
Area sekitar kulit yang bermasalah terasa gatal.
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik PKPR di Puskesmas Menteng dengan
keluhan beruntus-beruntus berisi cairan berwarna jernih sampai putih di
seluruh badan yang terasa gatal sejak 2 hari SMRS. Kelainan kulit berupa
bercak kemerahan disertai bruntus-bruntus yang gatal di kedua sisi dada,
yang kemudian lama kelamaan bertambah banyak dan menyebar ke seluruh
tubuh. Selain itu, kelainan kulitnya berubah menjadi bruntus-bruntus yang
berisi cairan berwarna jernih sampai putih. Keluhan seperti ini baru pertama
kali dirasakan pasien. Pasien tidak memiliki keluarga yang mempunyai
keluhan serupa. Awalnya keluhan didahului dengan adanya demam yang

4
tidak terlalu tinggi sekitar 2 hari sebelum keluhan bruntus dan gatal muncul.
Pasien diketahui tidak memiliki kelainan kulit berupa lepuhan kulit yang
berisi nanah dan berkeropeng. Pasien juga diketahui mandi 2x sehari dan
mengganti bajunya setiap kali selesai mandi. Pasien diketahui tidak
memiliki riwayat timbulnya bruntus-bruntus setelah mengoleskan bahan
kosmetik atau memakai bahan logam. Pasien diketahui tidak memiliki
riwayat mengkonsumsi jamu atau antibiotik sebelum timbulnya keluhan.
Pasien diketahui tidak memiliki riwayat tergigit serangga sebelum
timbulnya keluhan. Pasien belum melakukan pengobatan untuk keluhan
yang dialaminya. Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan
tertentu.

Pasien dan ibu pasien khawatir keluhan yang dirasakan


berkepanjangan dan takut menular kepada adiknya, maka ibu pasien
memutuskan untuk berobat ke Puskesmas Kecamatan menteng. Pasien
berharap penyakit yang dialami dapat segera sembuh dan rasa sakitmya
segera hilang sehingga dapat beraktivitas seperti biasa.

Orang tua dan pasien merasa bahwa penyakit kulit anaknya adalah
salah satu tanda atau bukti kesehatan anaknya menurun setelah banyak
kegiatan di sekolah yang diikuti dan teman sekelasnya banyak yang
menderita hal serupa. Pasien percaya bahwa sakit yang dideritanya adalah
ujian atau syafa’at dari Allah SWT dan dapat sembuh dengan usaha berobat
ke dokter dan berdoa kepada Allah SWT. Selama ini pasien mengaku tidak
pernah meninggalkan Shalat 5 waktu dan mengaji.

4) Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami hal serupa sejak lahir. Tidak ada
riwayat alergi makanan maupun obat-obatan.

5
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang mengalami
keluhan serupa dengan pasien. Riwayat alergi makanan dan minuman
disangkal.

6) Riwayat Pengobatan
Ibu pasien sempat memberikan obat penurun panas dan keluhan
demam menghilang. Namun luka di kulit pasien belum diobati dengan obat.

7) Riwayat Lingkungan dan Sosial Ekonomi


Pasien tinggal bersama kedua orang tua serta kakak perempuan
berusia 14 tahun dan adik laki-laki berusia 7 bulan. Di rumah pasien
memiliki ruangan sendiri untuk kamar tidur. Sehari-hari kegiatan pasien
adalah sekolah serta ikut sekolah agama pada sore hari, setiap hari libur
pasien mengikuti ekstrakulikuler di sekolah. Pembiayaan pasien sehari-hari
ditanggung oleh ayah yang merupakan manager di salah satu perusahaan
mobil dan ibu pasien yang juga seorang penjaga warung di kantin
sekolahnya.

8) Riwayat Makan
Pasien mengatakan makan teratur sebanyak 3 kali sehari. Pasien
selalu makan makanan yang dimasak oleh ibunya berhubung ibu pasien
bekerja di sekolahnya. Pasien suka memakan buah-buahan namun jarang
memakan sayuran karena kurang suka.

9) Riwayat Kebiasaan
Pasien dan keluarganya jarang sekali berolahraga. Akhir-akhir ini
aktivitas pasien bertambah banyak terutama di sekolahnya terutama ketika
libur pasien ikut ekstrakulikuler. Selain itu pasien juga baru mengikuti
sekolah TPA di masjid dan kegiatan keagamaan di lingkungannya.

6
1.1.3 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
1) Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 90/60 mmHg
b. Nadi : 98x / menit
c. Suhu : 36,8 oC
d. Respirasi : 20 x / menit
4) Status Gizi
a. Berat Badan : 16,7 Kg
b. Tinggi Badan : 115 Cm
c. IMT
IMT = BB (kg)/TB(m2)  12,5
STATUS GIZI ANAK 6 TAHUN BERDASARKAN IMT/U
Berada diantara -3 SD sampai -2 SD  Gizi Kurang

7
5) Status Generalis
a. Kepala
Bentuk : Normocephal
Rambut : Sebagian besar sudah putih / beruban, tidak mudah dicabut
b. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Reflek
Cahaya Langsung (+/+), Reflek Cahaya Tidak Langsung
(+/+), Pupil bulat dan isokor.
c. Telinga : tidak terdapat erupsi kulit pada liang telinga
d. Hidung : tidak terdapat vesikel pada puncak hidung
e. Tenggorokan : Faring hiperemis (-), Tonsil T1-T1 Hiperemis (-)
f. Thoraks :
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, regular, murmur (-), gallop (-).
Paru : Suara napas vesikuler pada kedua lapang paru
g. Abdomen : Bentuk perut membuncit
h. Ekstrimitas : Tidak terdapat deformitas
i. KGB : Tidak teraba pembesaran KGB
6) Status Lokalis / Dermatologikus
- Distribusi : Generalisata
- Lokasi : Seluruh tubuh
- Karakteristik Lesi : Multipel, diskret, berbentuk bulat dan oval seperti
tetesan embun (tear drops), berukuran 0.3 x 0.4 x 0.2 cm sampai dengan
0.5 x 0.8 x 0.3 cm dan 0,1 x 0,2 cm sampai dengan 0,3 x 0,3 cm, berbatas
tegas, sebagian menimbul dari kulit disekitarnya dan sebagian tidak, lesi
berisi cairan jernih berada diatas permukaan yang eritema, kering.
- Efloresensi : Vesikel, pustula, dan krusta yang dikelilingi
macula eritema.

8
Gambar 1.1 Lesi kulit pada thorax anterior An. F

Gambar 1.2 Lesi kulit pada cruris sinistra An. F

7) Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan.

9
1.2. BERKAS KELUARGA
1.2.1 Profil Keluarga
1) Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. R
Usia : 34 tahun
2) Identitas Pasangan
Nama : Ny. T
Usia : 32 tahun
3) Identitias Anak ke-1
Nama : An. I
Usia : 14 tahun
4) Identitas Anak ke-2
Nama : An. F
Usia : 6 tahun
5) Identitas Anak ke-3
Nama : An.G
Usia : 7 bulan
6) Struktur Komposisi Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah Nuclear Family yang terdiri dari suami yaitu Tn.
R dan Ny. T tinggal satu rumah dengan 3 anak kandung
Tabel 1.1 Daftar Anggota Keluarga Tn. EE yang tinggal serumah

Kedudukan
Jenis Umur
No Nama dalam Pendidikan Pekerjaan
Kelamin (thn)
Keluarga
1 Tn. R Suami Laki-laki 34 S1 Karyawan
2 Ny. T Istri Perempuan 32 D3 Pedagang
3 An. I Anak ke-1 Perempuan 14 SMP -
4 An. F Anak ke-2 Laki-laki 6 SD -
5 An. G Anak ke-3 Laki-laki 7bln - -

10
1.2.2 Bentuk & Siklus Keluarga
1) Bentuk Keluarga
Keluarga An.F ini merupakan keluarga inti/Nuclear Family yaitu
keluarga terdiri dari Tn. R sebagai suami dari Ny.T dan dikaruniai tiga orang
anak yang merupakan An. I, An. F dan An.G.

2) Tahapan Siklus Keluarga


Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari Duvall
(1985) dan Miller (1998), keluarga An.F merupakan keluarga di tahap
empat yaitu keluarga dengan pasangan suami istri yang memiliki anak usia
sekolah.

1.2.3 Fungsi Keluarga


1) Fungsi Biologis
Keluarga mampu meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya
dengan mempunyai tiga orang anak, yaitu An. I, An. F dan An. G. Keluarga
ini baik dari keluarga ayah maupun ibu tidak memiliki kecatatan bawaan
dari lahir. Dari pandangan Tn. R selaku kepala keluarga merasa cukup
memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari namun tidak sesuai dengan pola
gizi seimbang yaitu kurang makan sayur dan kurang melakukan aktivitas
fisik yang cukup.

2) Fungsi Pendidikan
Bagi kedua orang tuang yang mendidik An. F, mereka menyadari
pentingnya mengejar pendidikan setinggi mungkin. Kepala keluarga ini
yaitu Tn. R merupakan lulusan S1 dan Ny.T mengayom pendidikan hingga
D3 yang saat itu berkeinginan ingin melanjutkan S1 namun karena sudah
memiliki anak merasa tidak sanggup untuk melakukannya. An. F sendiri
saat ini bersekolah di TK B dan kakaknya An. I bersekolah kelas 2 SMP.

11
3) Fungsi Psikologis
Pasien adalah seorang anak laki-laki yang menurut dengan orang tuanya.
Selain itu keluarga ini masih memiliki kesadaran yang baik akan pentingnya
kesehatan. Komunikasi di antara keluarga juga baik, dan antar keluarga juga
saling memberi dukungan dan mencintai satu sama lain. Tn.R dan Ny.T
saling memberikan rasa aman, nyaman, perhatian kepada anggota
keluarganya.

4) Fungsi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga ini cukup aktif dalam
bermasyarakat di lingkungan setempat. Seringkali turun ikut kegiatan
perkumpulan remaja masjid dan ibu-ibu PKK di lingkungan rumah. Tn. R
sendiri merupakan orang yang cukup digandrungi karena aktif bersosialisasi
dengan tetangga. Keluarga ini menerapkan nilai – nilai dan norma sosial
budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal pasien dengan cukup baik.

5) Fungsi Budaya
Tn.R dan Ny.T berasal dari suku yang berbeda, Tn. R orang jawa dan
Ny.T orang sunda. Namun keduanya dapat bersosialisasi dengan baik.

6) Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan utama saat ini pada keluarga adalah upah kerja Tn.
R dan hasil dagangan Ny.T dari sekolah anaknya yaitu An.F. Keluarga An.F
adalah keluarga yang sederhana. Pengaturan penggunaan penghasilan
keluarga dilakukan bersama-sama antara Tn.R dan Ny.T untuk memenuhi
kebutuhan keluarga sehari- hari. Untuk tempat berlindung An.F tinggal di
rumah yang berukuran sedang.
Untuk biaya kesehatan, pasien menggunakan BPJS sehingga pasien
dapat berobat tanpa memikirkan banyaknya biaya yang keluar dan terjamin
kesehatannya.

7) Fungsi Spiritual
An.F dan keluarga selalu melaksanakan ibadah wajib. Keluarga An.F
melaksanakan ibadah wajib dan kewajiban lain sesuai syariat Islam tanpa

12
adanya hambatan dalam keluarga dan lingkungan sosial. An.F rutin shalat
Maghrib di masjid yang kebetulah hanya selisih beberapa rumah dari
kediamannya.

1.2.4 Dinamika Keluarga


Di dalam keluarga An.F terjalin hubungan keluarga yang sangat baik dan
saling menyayangi satu sama lain. An. F juga merupakan anak yang patuh kepada
orang tua, walaupun sesekali sering membuat ulah namun menurut orang tua hal
tersebut masih dalam batas toleransi karena dianggap masih anak-anak dengan
sikap ingin tahu yang tinggi. Menurut Ny.T hal ini kemungkinan dipengaruhi dari
adat Tn.R yang merupakan asli Jawa, bahwa tata krama sangat dijunjung tinggi
sehingga pembawaan keluarga ini sangat lembut dan pada akhirnya mempengaruhi
sikap kedua anak di rumah.
Saat ini Ny.T sedang memiliki kekhawatiran yang cukup mengganggu
pikirannya. Dengan datangnya penyakit pada An.F, ibu mengaku bahwa takut
kedua anaknya ikut tertular. Karena ibu percaya penyakit An.F ini merupakan
ketularan dari teman sebangkunya sehingga semakin membentuk kepercayaan
bahwa sakit ini cepat menular. Hal tersebut membuat ibu pasien semakin sigap
untuk memisahkan anak-anaknya, terutama memperingati An.F agar tidak banyak
main dahulu dengan adiknya.

13
1.2.5 Genogram

Gambar 1.3 Genogram Keluarga An. F

Keterangan Gambar :

 Laki-laki yang sakit

 Perempuan

 Laki-laki

 Laki-laki sudah meninggal

 Perempuan sudah meninggal

 Tinggal satu rumah

 Garis Keturunan

 Garis Pernikahan

Kedua orang tua Tn.R dan Ny.T sudah meninggal. Menurut


keterangan keduanya, orang tua mereka meninggal karena penyakit tua. Dalam
keluarga ini tidak ada penyakit ataupun cacat bawaan. An.F sendiri yang mengalami
varisela di dalam keluarganya.

14
1.2.6 Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
Lingkungan Tempat Tinggal

Gambar 1.4 Denah Rumah An. F

Kepemilikan Rumah : Milik Pribadi


Daerah Pemukiman : Normal

Tabel 1.2 Pedoman Penilaian Rumah Sehat Komponen Rumah


KOMPONEN RUMAH
No. KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI
I KOMPONEN RUMAH 31
1 Langit-langit a. Tidak ada 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1 2
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 1
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau batu
2
yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air. 3
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang diplester) papan
3
kedap air.
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran yang
1 2
retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0
1
b. Ada 1
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0
0
b. Ada 1
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0 1

15
KOMPONEN RUMAH
No. KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai dapur 1
c. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai dapur (asap
keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan atau ada 2
peralatan lain yang sejenis.
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca dengan
1
normal 2
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan untuk
2
membaca dengan normal.
TOTAL HASIL PENILAIAN 12 372

Tabel 1.3 Pedoman Penilaian Rumah Sehat Komponen Sanitasi


NO KOMPONEN RUMAH
KRITERIA NILAI BOBOT
YANG DINILAI
II SARANA SANITASI 25
1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0
(SGL/SPT/PP/KU/PAH) b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 2 3
d. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 3
e. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4
2 Jamban (saran a. Tidak ada. 0
pembuangan kotoran) b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan ke sungai
1
/ kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke sungai atau 4
2
kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4
3 Sarana Pembuangan a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di halaman 0
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak sumber
1
air (jarak dengan sumber air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2
2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air (jarak
3
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota) untuk diolah
4
lebih lanjut.
4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0
Sampah/Tempat b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
Sampah 3
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2
d. Ada, kedap air dan bertutup. 3
TOTAL HASIL PENILAIAN 12 300

16
Tabel 1.4 Pedoman Penilaian Rumah Sehat Komponen Perilaku Penghuni
KOMPONEN
NO
RUMAH KRITERIA NILAI BOBOT
YG DINILAI
III PERILAKU PENGHUNI 44

a. Tidak pernah dibuka 0


1 Membuka Jendela
Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari dibuka 2
a. Tidak pernah dibuka 0
2 Membuka jendela
Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1 2
c. Setiap hari dibuka 2
a. Tidak pernah 0
3 Mebersihkan rumah
dan halaman b. Kadang-kadang 1 2
c. Setiap hari 2
a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0
4 Membuang tinja bayi
dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1 2
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2
a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0
5 Membuang sampah
pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1 2
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2
SUB TOTAL HASIL PENILAIAN 9 396

Keterangan :
Hasil Penilaian : Nilai x Bobot
I. Komponen Rumah = 12 x 31 = 372
II. Sarana Sanitasi = 12 x 25 = 300
III. Perilaku penghuni = 9 x 44 = 396
Total = 1068

Kriteria
1. Rumah Sehat : 1068 – 1200
2. Rumah Tidak Sehat : < 1068

Kesimpulan : Rumah An.F (total skor 1068) termasuk dalam kategori rumah sehat.

17
1.2.7 Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
1) Perilaku Terhadap Sakit dan Penyakit
Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga An. F biasanya
hanya membiarkan sakit itu hilang sendiri atau lebih cenderung untuk
membeli obat yang biasanya diberikan saat sakit. Namun jika sudah berhari-
hari tidak kunjung sembuh atau kasusnya cukup parah maka keluarga An.F
akan pergi ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit. Biasanya keluarga An.F
pergi ke tempat pelayanan kesehatan menggunakan kendaraan pribadi yaitu
motor atau kendaraan umum.

2) Perilaku terhadap Pelayanan Kesehatan


Tn. R dan Ny. T memiliki Jaminan Kesehatan Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS). An.F juga demikian namun adiknya yaitu An. G
belum memiliki.

3) Perilaku terhadap Makanan


Ibu pasien mengatakan pasien makan teratur sebanyak 3 kali sehari. Jika
disekolah anaknya akan makan di kantin tempat ibunya membuka warung
nasi. Terkadang banyak makanan yang sisa sehingga Ny. T sering
menyimpannya dalam kulkas dan dihangatkan kembali jika ingin dimakan.
Keluarga An.F lebih sering memakan lauk pauk seperti ikan, tempe, tahu
dan telur. Pasien menyukai buah dan mengatakan makan buah tidak setiap
hari, kurang lebih seminggu ayahnya gemar membeli buah dan
memakannya bersama keluarga sebanyak 4-5 kali. Sedangkan sayur-
sayuran An.F kurang menyukainya.
Keluarga An.F rajin minum air putih, lebih dari 8 gelas per hari. Keluarga
An.F terkadang mencuci tangan dengan sabun sebelum makan.

4) Perilaku terhadap Lingkungan Kesehatan


Keluarga An.F setiap hari membersihkan rumah. Setiap pagi sebelum
berangkat sekolah anak-anaknya sudah diajarkan sejak kecil untuk

18
merapikan tempat tidur dan setiap minggu mencuci sepatu. Ny.T setiap pagi
selalu menyapu dan mengepel lantai rumah setelah menghangatkan
makanan yang akan dijual. Makanan tersebut sebelumnya sudah dimasak di
malam hari dan ditaruh di kulkas. An.F tinggal di rumah milik pribadi yang
berada di lingkungan yang baik. Rumah tersebut hanya memiliki 5 jendela,
namun yang sering dibuka hanya 2 jendela. Namun pintu depan setiap hari
selalu dibuka. Ventilasi cukup baik, namun masih kurang di beberapa titik
rumah sehingga sirkulasi udara kurang baik. Atap terbuat dari genteng.
Pencahayaan di dalam rumah baik. Keluarga An.F menggunakan pompa air
Sanyo untuk mencuci, mandi dan kakus. Di rumah An.F memiliki tempat
sampah tertutup. Serta di depan rumah terdapat tempat pembuangan sampah
dan keluarga membuang sampah di tempatnya yang setiap hari ada dinas
yang mengambil sampah tersebut.

1.2.8 Sarana Pelayanan Kesehatan

Tabel 1.5 Pelayanan Kesehatan


Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara Mencapai Pelayanan Kendaraan Pribadi (Motor), Pasien berobat ke Puskesmas
Kesehatan terkadang kendaraan umum Kecamatan Menteng dengan
Badan Penyelenggara menggunakan motor pribadi.
Tarif Pelayanan Kesehatan
Jaminan Sosial (BPJS) Pasien mengaku merasa puas
Kualitas Pelayanan dengan pelayanan kesehatan
Cukup Memuaskan
Kesehatan yang ada di puskesmas.

1.2.9 Pola Konsumsi Makanan Keluarga


1) Kebiasaan Makan
Pasien mengatakan makan teratur sebanyak 3 kali sehari. Ny.T selalu
masak sendiri setiap hari. Terkadang pun banyak makanan yang sisa
sehingga Ny. T sering menyimpannya dalam kulkas dan dihangatkan
kembali jika ingin dimakan. Keluarga An.F lebih sering memakan lauk pauk
yang digoreng. Pasien jarang makan sayur dan buah. Bagi orang tuanya
mereka cukup paham mengenai gizi seimbang yaitu 5 sehat 4 sempurna.

19
2) Menerapkan Pola Gizi Seimbang
Keluarga An.F memahami bagaimana menerapkan pola gizi seimbang.
Gizi seimbang adalah makan yang cukup mengandung karbohidrat dan
lemak sebagai sumber zat tenaga, protein sebagai sumber zat pembangun,
serta vitamin dan mineral sebagai zat pengatur.

Tabel 1.6 Food Record Pola Makan An.F Selama Tiga Hari Terakhir
17 September 2018

Menu Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Bubur beras 1 gelas 87.5 kkal 20 gr 2 gr -

Daging ayam ¼ ptg sdg 23 kkal - 2.5 gr 1.5 gr


PAGI
Kacang tanah 1 sdm 40 kkal 4 gr 3 gr 1.5 gr

Minyak goreng 1 sdm 90 kkal - - 10 gr

Jumlah 240.5 kkal 24 gr 7.5 gr 13 gr

Menu Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 1 porsi 175 Kkal 40 gr 4 gr -

SIANG Telur ayam biasa 1 btr 95 Kkal - 10 gr 6 gr

Daging ayam ½ ptg sedang 47.5 Kkal - 5 gr 3 gr

Miyak goreng 2 sdm 180 Kkal - - 10 gr

Jumlah 497.5 Kkal 40 gr 19 gr 19 gr

Menu Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 1 porsi 175 Kkal 40 gr 4 gr -

Tahu 1 bj bsr 80 Kkal 8 gr 6 gr 3 gr


MALAM
Buncis 1 gls 50 Kkal 10 gr 3 gr -

Minyak goreng 2 sdm 180 Kkal - - 10 gr

Jumlah 485 Kkal 58 gr 13 gr 13 gr

20
18 September 2018

Menu Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Kacang ijo 2 ½ sdm 80 Kkal 8 gr 6 gr 3 gr

PAGI Santen ¼ gls 45 Kkal - - 5 gr

Kacang merah ½ sdm 32 Kkal 3.2 gr 2.4 gr 1.2 gr

Jumlah 157 Kkal 11.2 gr 8.4 gr 9.2 gr

Menu Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 1 porsi 175 Kkal 40 gr 4 gr -

SIANG Bayam 2 gls 100 Kkal 20 gr 6 gr -

Jagung ½ gls 25 Kkal 5 gr 1.5 gr -

Daging ayam ½ ptg sedang 47.5 Kkal - 5 gr 3 gr

Miyak goreng 2 sdm 180 Kkal - - 10 gr

Jumlah 527.5 Kkal 65 gr 16.5 gr 13 gr

Menu Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 1 porsi 175 Kkal 40 gr 4 gr -

MALAM Bayam 2 gls 100 Kkal 20 gr 6 gr -

Jagung ½ gls 25 Kkal 5 gr 1.5 gr -

Jumlah 300 Kkal 65 gr 11.5 gr -

21
19 September 2018

Menu Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Roti 2 iris 87.5 kkal 20 gr 2 gr -

PAGI Keju 1 ptg sdg 95 Kkal - 10 gr 6 gr

Susu kental manis ½ gls 130 Kkal 8 gr - 7 gr

Jumlah 312.5 Kkal 28 gr 12 gr 13 gr

Menu Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi putih 1 porsi 175 Kkal 40 gr 4 gr -

SIANG Telur ayam biasa 1 btr 95 Kkal - 10 gr 6 gr

Udang 0.3 gls 95 Kkal - 10 gr 6 gr

Mie basah 1.5 gls 175 Kkal 40 gr 4 gr -

Miyak goreng 2 sdm 180 Kkal - - 10 gr

Jumlah 720 Kkal 80 gr 24 gr 22 gr

Menu Jumlah Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Jeruk 2 bh sdg 40 Kkal 10 gr - -

MALAM Kacang ijo 2 ½ sdm 80 Kkal 8 gr 6 gr 3 gr

Santen ¼ gls 45 Kkal - - 5 gr

Jumlah 40 Kkal 10 gr 0 gr 0 gr

22
Interpretasi terhadap food record pasien An.F :
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa An.F mendapat total kalori per hari:
 Tanggal 17 September 2018 : 1223 kkal
 Tanggal 18 September 2018 : 984.5 kkal
 Tanggal 19 September 2018 : 1725 kkal
Rata-rata asupan pasien selama 3 hari, adalah 1093 kkal.
Keterangan : Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi adalah 1093 kkal, dengan
rata-rata asupan karbohidrat 127 gr, protein 37.3 gr, dan lemak 34.06 gr

Penentuan Status Gizi An.F


BB : 16,7 Kg
TB : 115 cm
IMT : IMT = BB (Kg) : TB (m2) = 12,5 ; Status Gizi Anak : Gizi Kurang
 Cara menghitung berat badan ideal laki-laki , menurut kurva CDC adalah

BBI untuk anak usia 6 tahun = 20 kg

23
 Kebutuhan Kalori Basal (BBE) berdasarkan rumusan Broca adalah :
BEE = BBI x 30 kkal
BBE = 20 x 30 kkal = 600 kkal/hari
Koreksi aktivitas sedang + 30%
600 kkal x 30% = 180 kkal
Koreksi kebutuhan kalori anak dengan berat 16,7 + 50 kkal/kgBB/hari
50 kkal x 16.7 kg = 835 kkal
Koreksi akibat sakit ringan + 10 %
600 kkal x 10 % = 60 kkal
Total Kebutuhan Kalori Harian = BEE + koreksi aktivitas sedang + koreksi
sakit ringan + Kebutuhan anak
Total Kebutuhan Kalori Harian = 600 + 180 + 60 + 835
Total Kebutuhan Kalori Harian = 1675 kkal
 Kebutuhan Zat Gizi :
a. Protein 10% dari total kalori
= (10% x 600) :4 = 15 gr
b. Lemak 20% dari total kalori
= (20% x 600) :9 = 13.3 gr
c. Karbohidrat, sisa dari total kalori dikurangi protein dan lemak
= (70% x 600) : 4 = 105 gr

Interpretasi terhadap food record pasien :


Setelah menghitung kebutuhan kalori, juga dengan melihat food record
pasien selama 3 hari setelah datang ke puskesmas maka disimpulkan bahwa
setiap hari menu makan pasien belum sesuai dengan jumlah energi yang
dibutuhkan setiap harinya. Pola makan pasien sehari-hari kurang dari kalori
yang dibutuhkan namun dari segi zat gizi protein, lemak serta karbohidrat
dikonsumsi dalam jumlah berlebih.

24
1.2.10 Pola Dukungan Keluarga
1) Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kedua orang tua An.F mengaku sadar akan penyakit yang
dideritaanaknya. An.F memiliki kartu BPJS untuk berobat. Lokasi rumah
yang terjangkau dengan fasilitas kesehatan memudahkan untuk
mendapatkan akses layanan kesehatan dengan menaiki motor. An.F
mendapatkan dukungan penuh dan perhatian dari kedua orang tuanya agar
sembuh.
2) Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kedua orang tua An. F bekerja sehingga jarang ada waktu banyak dengan
tiga anaknya. Setidaknya hanya sabtu dan minggu berkumpul lengkap di
rumah. Ditambah lagi dengan pekerjaan Tn. R yang baru saja mendapat
promosi jabatan sehingga kurangnya waktu berkumpul di rumah selama hari
kerja. Ny. T merasa anak-anaknya menjadi jarang berbicara dengan ayahnya
sehingga membuatnya tidak sedekat dulu.

1.2.11 Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam Keluarga


Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini, yaitu:
1) Gizi dalam makanan yang kurang baik dalam keluarga
2) Tidak ada kesadaran untuk melakukan olahraga secara rutin di dalam
keluarga.
3) Kedua orang tua yang merupakan pekerja membuat kurangnya waktu
untuk kedua anaknya.

25
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK

2.1 Diagnosis Holistik


1) Aspek Personal (alasan kedatangan, kekhawatiran, harapan, persepsi
individu mengenai penyakitnya)
 Alasan Datang :
Pasien seorang anak laki-laki berusia 6 tahun datang ke Puskesmas
Menteng dengan keluhan bruntus-bruntus berisi cairan berwarna jenih
sampai putih di seluruh tubuh yang terasa gatal sejak 2 hari SMRS.
 Kekhawatiran :
Pasien dan ibunya khawatir bahwa penyakit ini dapat berkepanjangan
menjadi semakin parah dan dapat menular kepada adiknya yang masih
kecil.
 Harapan :
Penyakit kulitnya dapat sembuh secepatnya dan rasa sakit yang ada
segera menghilang sehingga dapat beraktivitas seperti biasanya.
 Persepsi Penyakit :
Pasien dan orang tua merasa bahwa penyakit kulit ini adalah salah satu
tanda atau bukti kesehatan anaknya menurun setelah banyak kegiatan
di sekolah yang diikuti dan teman sekelasnya banyak yang menderita
hal serupa. Pasien percaya bahwa sakit yang dideritanya adalah ujian
atau syafa’at dari Allah SWT dan dapat sembuh dengan usaha berobat
ke dokter dan berdoa kepada Allah SWT.
2) Aspek Klinis (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
 Diagnosis Kerja : Varisela
 Dasar Diagnosis : Anamnesis, Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan
Lokalis
 Diagnosis Banding : Herpes Zoster dan Dermatitis Kontak
 Terapi Klinis
Non-Medikamentosa
 Menerangkan tentang penyakit dan pengobatannya.

26
 Menjelaskan bahwa penyakit ini bisa menular lewat droplet dan
kontak dengan bruntus nya langsung sehingga pasien sebaiknya
dijauhkan dari orang-orang sekitarnya hingga sembuh.
 Tidak menggunakan alat mandi bersamaan dan ranjang dipisah dari
anggota keluarga lainnya
 Menganjurkan penderita untuk menjaga beruntus-beruntus yang
masih utuh agar tidak pecah dan menghindari penggarukkan.
 Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang untuk memperkuat
imunitas tubuh.
Medikamentosa
Sistemik :
o Asiklovir tablet 400mg 4x1/2 selama 7 hari
o Cetirizine Sirup 5mg/5mL 3xcth I
o Asam Askorbat Tab 50 mg 2x1
o Vitamin B Kompleks Tab 2x1
Topikal :
o Asiklovir Krim 5% 4x1

3) Aspek Risiko Internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah


kesehatan pasien)
Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah :
 Pasien masih anak-anak sehingga lebih mudah untuk tertular penyakit
 Aktivitas fisik yang bertambah banyak akhir-akhir ini
 Pasien memiliki status gizi yang kurang
 Pola makan pasien belum memenuhi gizi seimbang dimana kalori yang
dikonsumsi per hari masih kurang dari konsumsi yang dibutuhkan,
sedangkan zat gizi seperti protein, lemak, dan karbohidrat dikonsumsi
berlebih dari kebutuhan.
 Pasien jarang memakan sayur dan buah-buahan.

27
4) Aspek Risiko Eksternal - Psikososial Keluarga (faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
Faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah :
 Kebiasaan makan keluarga yang tidak menerapkan gizi seimbang.
 Kebiasaan keluarga yang tidak menerapkan rutin olahraga.
 Kedua orang tua yang sibuk bekerja

5) Aspek Fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari


Secara fungsional pasien dapat digolongkan pada tingkat ke 1 berdasarkan
ICPC-2 (International Classification of Primary Care) yaitu tidak ada
keterbatasan fungsi sehingga dapat melakukan semua aktivitas sehari-hari
secara mandiri.

28
2.2 Rencana Pelaksanaan (Sesuai dengan kelima aspek di atas)

Tabel 2.1 Rencana Tatalaksana

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up

1) Pasien mengetahui
penyakit kulit apa yang
1) Melakukan pemeriksaan fisik
sedang terjadi pada diri
dan menegakkan diagnosis.
pasien
.
2) Menjelaskan kepada orang tua
2) Orang tua dan pasien
dan pasien tentang perjalanan
tidak lagi
penyakit dan menjelaskan
mengkhawatirkan
bahwa penyakit ini dapat
tentang penyakitnya dan Pasien sudah mulai
menular sehingga harus
menjadi hati-hati karena mengerti atau menjadi
diperhatikan kebersihan dan hal- Saat berobat ke
dapat menular pada lebih tahu tentang
hal yang dapat memungkinkan Orang Tua puskesmas dan saat
Personal orang tertentu. penyakitnya dan
untuk terjadinya penularan. dan Pasien kunjungan ke rumah
melakukan
pasien.
3) Pasien menjadi patuh pengobatan dengan
3) Menjelaskan kepada orang tua
untuk melakukan apa baik.
dan pasien bahwa penyakit ini
yang disarankan oleh
dapat sembuh dengan
dokter agar penyakitnya
pengobatan.
segera sembuh.
4) Menjelaskan komplikasi atau
4) Pasien tidak semakin
yang mungkin timbul di masa
takut atau kaget bila
depan dan cara mencegahnya
komplikasi terjadi pada
diri pasien.

29
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up

1) Menjelaskan kepada pasien dan


keluarganya tentang terapi yang
diberikan.
1) Pasien dan keluarga
mengerti mengapa
diberikan terapi tersebut
2) Memberikan terapi obat berupa:
kepada pasien dan
Sistemik :
manfaatnya.
o Asiklovir tablet 400mg 4x1/2
selama 7 hari Obat yang diberikan
2) Mengurangi keluhan
o Cetirizine Sirup 5mg/5mL dari puskesmas sudah
pasien sehingga dapat
3xcth I diminum dengan baik,
melakukan aktivitas
o Asam Askorbat Tab 50 mg Saat pasien berobat lebih menjaga dan
Orang Tua tanpa gangguan dan
Klinis 2x1 dan kunjungan ke keluhan yang
dan Pasien mencegah timbul
o Vitamin B Kompleks Tab 2x1 rumah pasien dirasakan semakin
komplikasi
Topikal : membaik walaupun
o Asiklovir Krim 5% 4x1 belum menghilang
3) Pasien dan keluarga
sepenuhnya.
melakukan saran dokter
untuk mempercepat
3) Memberikan edukasi untuk
kesembuhan dan pasien
istirahat cukup, kurangi
didukung dengan baik
aktivitas yang dikira kurang
oleh keluarganya dalam
penting, menjaga kebersihan
penyembuhan penyakit.
luka, tetap mandi untuk
mencegah infeksi sekunder,
tidak menggaruk bagian luka
yang gatal, dan makan makanan
yang bergizi seimbang dan
memperbanyak makan makanan
yang mengandung vitamin C.

30
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up

1) Memberikan perhatian kepada


orang tua dan anak, serta
mengingatkan agar lebih bertawakal
kepada Allah atas segala
kekhawatiran yang orang tua
1) Orang tua tidak lagi atau
rasakan dan segala takdir yang
berkurang rasa
ditentukan oleh Allah SWT.
khawatirnya terhadap hal
2) Memenuhi kriteria gizi seimbang
yang akan terjadi Pasien sudah mulai
yaitu memakan buah atau sayur
kedepannya. Sehingga berusaha untuk
sekurang-kurangnya satu buah di
tidak stres dan membebani menerapkan pola makan
tiap waktu makan, biasakan
pikiran. yang sesuai gizi
konsumsi anekaragam makanan
seimbang yaitu banyak
pokok seperti beras, jagung, yang
2) Pasien peduli dan memakan sayuran dan
mengadung zat gizi karbohidrat.
menerapkan pola hidup buah-buahan, konsumsi
Biasakan konsumsi lauk pauk yang
sehat dengan makan anekaragam makanan
berprotein tinggi layaknya daging,
makanan bergizi dan pokok seperti beras,
Risiko ikan, tahu dan tempe. Batasi Orang Tua Saat kunjungan ke
olahraga teratur sehingga jagung, yang
Internal konsumsi pangan manis, asin, dan Pasien rumah pasien
imunitas pasien mengadung zat gizi
berlemak serta berpengawet.
meningkat. karbohidrat. Biasakan
3) Melakukan kebiasaan yang
konsumsi lauk pauk
menunjang gizi seimbang yaitu
3) Pasien menerapkan yang berprotein tinggi
membiasakan sarapan, meminum
istirahat yang cukup dalam layaknya daging, ikan,
air putih yang aman sebanyak 2 L
kesehariannya. tahu dan tempe. Batasi
atau 8 gls sehari. Membudayakan
konsumsi pangan manis,
mencuci tangan sebelum makan
4) Pasien rajin untuk menjaga asin, berlemak serta
dengan air bersih mengalir. Serta
kebugaran dan berpengawet.
melakukan aktivitas fisik.
menghindari hal-hal yang
4) Tetap melaksanakan kegiatan rutin
dapat menurunkan
sekolah dan mengurangi kegiatan
imunitas.
yang tidak perlu.
5) Memberikan pengertian kepada
keluarga bahwa pada rentang anak
seusia pasien akan lebih mudah
tertular penyakit karena imunitas
yang belum terbentuk sempurna

31
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan Follow up
sehingga diberikan dorongan untuk
melengkapi imunisasi pada anak.

Ibu pasien
mendukung dengan
berusaha untuk
menerapkan pola
1) Pasien dan keluarga
makan yang sehat,
berubah pola pikir dan
yaitu menyediakan
lebih peduli serta
buah-buahan setiap
1) Mengubah pola hidup keluarga menerapkan pola hidup
harinya serta
dengan pola makan dengan gizi sehat.
menyampurkan
seimbang dan rutin berolahraga.
sayuran di tiap
2) Hubungan antara orang
masakannya dan
2) Meluangkan waktu kepada anak tua dengan kedua anak
dipotong kecil agar
setelah kelar bekerja. menjadi dekat dan baik
tidak begitu mencolok
sehingga pasien dapat
Risiko Eksternal / Orang tua Saat kunjungan ke terlihat oleh anaknya.
3) Menyarankan pasien dan berbagi
Psikososial Keluarga dan Pasien rumah pasien
keluarga untuk mengikuti kajian kekhawatirannya dan
Pasien dan keluarga
keagamaan secara rutin dan mengurangi beban
berencana untuk rutin
bertemu dengan orang yang pikiran.
mengikuti kajian
dapat memberikan nasihat
setiap minggu atau
dalam menghadapi tekanan 3) Pasien dan keluarga bisa
bulan agar dapat
ketika terbagi antara masalah melakukan manajemen
meminta nasehat dari
pekerjaan dan keluarga. emosi dan stres sehingga
pemuka agama.
lebih baik dalam
Keluarga juga mulai
membina suasana
berolahraga di akhir
harmonis di keluarga.
pekan sekaligus
mengeratkan
hubungan antara
orang tua dan anak.

32
1) Mencapai kondisi yang
Keluhan yang
1) Menyarankan pasien agar tetap menunjang kesembuhan
dirasakan semakin
menjaga diri dan stamina agar Saat kunjungan ke pasien sehingga pasien
Fungsional Pasien membaik walaupun
dapat terus beraktivitas secara rumah pasien lekas pulih dan agar
belum menghilang
mandiri ke depannya dapat melakukan
sepenuhnya.
aktivitasnya kembali.

33
2.3 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam

34
LAMPIRAN DOKUMENTASI

35
36
37

Вам также может понравиться