Вы находитесь на странице: 1из 28

CHAPTHER I

INTRODUCTION

A. Background
Latar Belakang

Science teachers must provide a safe learning environment for all students
at all times. Safety is the law. The teaching profession requires teachers to keep
students safe from injury. Providing a safe learning environment is one of the
most important ethical principles of the teaching profession, and teachers have the
moral obligation to up hold this standard. Science teachers are accountable for
their actions and must develop a set of values that promote the safety and welfare
of students and animals. The science laboratory and classroom are places where
accident can occur as a result of mishandling and use of apparatus, equipments,
chemicals, and live organisms, that are often maintained in these teaching
environments.

Guru sains harus menyediakan lingkungan belajar yang aman bagi semua
siswa setiap saat. Keselamatan adalah hukum. Profesi guru mengharuskan para
guru untuk membuat siswa aman dari cedera. Menyediakan lingkungan belajar
yang aman adalah salah satu dari prinsip-prinsip etika yang paling penting dari
profesi guru, dan guru memiliki kewajiban moral untuk terus menjunjung tinggi
standar ini. Guru sains bertanggung jawab atas tindakan mereka dan harus
mengembangkan seperangkat nilai-nilai yang mempromosikan keselamatan dan
kesejahteraan pelajar dan hewan. Laboratorium sains dan kelas adalah tempat
dimana kecelakaan dapat terjadi sebagai akibat dari kesalahan penanganan dan
penggunaan peralatan, perlengkapan, bahan kimia, dan organisme hidup, yang
sering dipelihara dalam lingkungan mengajar.
A safety program must be in place that includes the training of teachers,
students, and other personel who may be involved in science instruction. Certain
standartd safety procedures must be implemented as a matter of course before,
during, and after instruction, and these safety procedures must be given high

1
priority to ensure a continuos and effective safety program. Not only students be
safe in school science activities, but they must understand about safety and why
there are certain rules and procedures.
Standard 9: Safety and Welfare. Teachers of science organize safe and
effective learning environments that promote the success of students and the
welfare of all living things. They promote knowledge and respect for safety, and
oversee the welfare of all living things used in the classroom or found in the field.
To show they are prepared, teachers of science must demonstrate that they:

a. Understand the legal and ethical responsibilities of science teacher for the
welfare of their students, the proper treatment of animals, and the maintenance
and disposal of materials.
b. Know and practice safe and proper techniques for the preparation, storage,
dispensing, supervision, and disposal of all materials used in science
instruction.
c. Know and follow emergency procedures, maintain safety equipment, and
ensure safety procedures appropriate for the activities and abilities of students.
d. Treat all living organisms used in the classroom or found in the field in a safe,
humane, and ethical manner and respect legal restrictions on their collection,
keeping, and use.

Standards for Science Teacher Preparation, National Science Teachers


Association (NSTA), 2003.

Standar 9: Keselamatan dan Kesejahteraan. Guru Sains mengatur


lingkungan belajar yang aman dan efektif yang mempromosikan keberhasilan
siswa dan kesejahteraan semua makhluk hidup. Mereka mempromosikan
pengetahuan dan rasa hormat untuk keselamatan, dan mengawasi kesejahteraan
semua makhluk hidup yang digunakan di dalam kelas atau yang ditemukan di
lapangan. Untuk menunjukkan bahwa mereka siap, guru sains harus
menunjukkan bahwa mereka:

2
a. Memahami tanggung jawab hukum dan etika dari guru sains untuk
kesejahteraan siswa mereka, perawatan hewan yang tepat, serta
pemeliharaan dan pembuangan bahan.
b. Mengetahui dan mempraktekkan teknik-teknik yang aman dan tepat untuk
persiapan, penyimpanan, pengeluaran, pengawasan, dan pembuangan semua
bahan yang digunakan dalam instruksi sains.
c. Mengetahui dan mengikuti prosedur darurat, menjaga peralatan keselamatan,
dan memastikan prosedur keselamatan yang tepat untuk kegiatan dan
kemampuan siswa.
d. Perlakukan semua mahluk hidup yang digunakan di dalam kelas atau
ditemukan di lapangan dengan cara yang aman, manusiawi, dan etika dan
menghormati pembatasan hukum pada koleksi mereka, menjaga, dan
gunakan.

Standar untuk Persiapan Guru Sains, Asosiasi Guru Sains Nasional (AGSN),
2003.

B. Problems
Masalah
1. What are the safety guidelines in physics laboratory?
Apa saja pedoman keselamatan kerja di laboratorium fisika?
2. What are the safety units for student?
Apa saja unit keselamatan untuk siswa?

C. Goals
Tujuan
1. To know what are the safety guidelines in physics laboratory
Untuk mengetahui apa saja pedoman keselamatan di laboratorium
fisika.
2. To know what the safety units for student.
Untuk mengetahui apa saja unit keselamatan siswa.

3
D. Benefit
Manfaat

For teachers : can develop knowledge about safety when work in the
laboratory and classroom so can make safety learning environment for
students.

Untuk guru: dapat meningkatkan pemahaman tentang keamanan


kerja di laboratorium sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar
yang aman bagi siswa.

For students : can develop knowledge and responsibilities about safety


when work in the laboratory and classroom so they can work safely.

Untuk siswa: dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang


keamanan kerja di laboratorium sehingga siswa dapat bekerja dengan
aman di laboratorium.

4
CHAPTHER II

DISCUSSION

A. Safety Guidelines for Physics and Physical Science Laboratories

Garis Pedoman Keselamatan untuk Fisika dan Laboratorium Fisika

Accidents from electrical sources in physics and physical Science


Laboratories are not uncommon. The mishaps can range from minor burns to
death. Burns caused by electrical sources are usually slow to heal and often
require several months of treatment for recovery. Thermal burns caused by high
temperatures near the body, such as those produced by an electric arc, are similiar
to sunburn and are usually not severe unless the body has been exposed for long
periods of time.

Kecelakaan-kecelakaan yang berhubungan dengan sumber listrik dalam


fisika dan laboratorium fisika suatu hal yang tidak luar biasa. Kecelakaan dapat
mengakibatkan kebakaran kecil hingga kematian. Kebakaran yang disebabkan
oleh sumber listrik biasanya lama untuk sembuh dan sering membutuhkan
beberapa bulan untuk perawatan agar pulih kembali. Kebakaran termal yang
disebabkan oleh suhu tinggi di dekat badan, misalnya adanya bunga api, yang
seperti terbakar sinar matahari dan biasanya tidak hebat kecuali badan telah
terlindungi dalam jangka waktu yang lama.

Impulse and electric shocks are not only unpleasant; in some cases, shocks
insensities produced by higher current passing through the chest or nerve centers
may produce paralysis of the breathing muscles. Excessively high currents will
cause death. Current that blow fuses or trip circuit breakers can destroy tissue and
produce shock and damage to the nervous system. It only takes a small amount
current passing through the heart, on the order of 0,1 ampere, to stop the beating
of the human heart. The following safety procedures are guidelines for working
with electrycity:

5
Impuls dan kejut listrik tidak hanya tidak menyenangkan, di beberapa
kasus, intensitas kejut yang dihasilkan oleh arus tinggi yang melewati dada atau
pusat saraf dapat menyebabkan kelumpuhan otot pernafasan. Arus listrik secara
berlebihan dapat menyebabkan kematian. Arus yang keluar dari sakering atau
berjalan dalam lintasan gelombang besar dapat merusak jaringan dan
menyebabkan kejut dan dapat merusak sistem nervous. Ini hanya memerlukan
sejumlah kecil arus yang mengalir pada jantung, dalam orde 0,1 ampere, untuk
menghentikan pernafasan dari jantung manusia. Di bawah ini merupakan
prosedur-prosedur keamanan yang menjadi garis pedoman untuk bekerja yang
berhubungan dengan listrik.

 Know the total voltage and current of the electrical circuit before using a
piece of electrical equipment.
Mengetahui total tegangan dan arus dari rangkaian listrik sebelum
menggunakan seperangkat alat percobaab listrik.
 Use extension cords that are as short as possible, properly insulated, and of
a wire size suitable for the voltage and current involved.
Menggunakan kawat penyambung yang sependek mungkin, terisolasi
dengan baik, dan ukuran kawat yang cocok untuk tegangan dan termasuk
arus.
 Service electrical apparatus and device only when the power is turn off.
Make certain that power is not accidentally turned on on during servicing.
Perbaikan peralatan listrik hanya ketika daya sedang mati. Memastikan
bahwa daya tidak dengan sengaja menyala selama perbaikan.
 Do not permit students to service electrical equipment and apparatus.
Jangan izinkan siswa-siswa untuk memperbaiki alat dan peralatan listrik.
 Do not turn power on after servicing until all students are moved to a save
area. Notify students when it is save to return to their positions.
Jangan menyalakan daya setelah memperbaiki sampai semu siswa
berpindah ke tempat aman. Memberitahukan siswa ketika keadaan sudah
aman untuk kembali ke posisinya.

6
 Use properly insolated, nonconducting tools that are in good condition
when working with electrical equipment. Use only appropriate tools-those
that have specifications indicating that they can be employed for servicing
electrical devices.
Menggunakan isolator yang baik, non-konduktor alat yang baik
kondisinya ketika bekerja dengan peralatan listrik. Hanya menggunakan
peralatan yang tepat-yang mempunyai spesifikasi mengindikasikan bahwa
alat-alat tersebut dapat dikerjakan selama memperbaiki peralatan listrik.
 Properly mark all electrical equipment, using letters that are 2 or 3 inches
high to indicate the voltage.
Menandai dengan baik semua peralatan listrik, menggunakan kertas yang
2-3 inchi panjangnya untuk menuliskan tegangannya.
 Make sure electrical contacts and conductors are enclosed at all times to
avoid accidental contact and check them periodically for compliance.
Memastikan kontak listrik dan konduktor tertutup sepanjang waktu untuk
menghindari kontak secara kebetulan dan mengeceknya berkala untuk
memenuhi permohonan.
 Periodically inspect electrical outlets to see that they are in good order.
Constant use may cause wear and loosening of outlets.
Secara berkala memerikasa stopkontak listrik untuk memeriksa dalam
keadaan baik. Terus menerus digunakan mungkin menyebabkan licin dan
melonggarkan stopkontak.
 Avoid using metallic prongs, pencils, and rulers when working on an
electrical device.
Hindari menggunakan gigi garpu logam, pensil dan penggaris ketika
bekerja pada suatu alat listrik.
 Do not wear rings, metal watchbands, or metal necklaces in the vicinity of
an activated electrical device.
Jangan memakai cincin, arloji logam, atau kalung logam di sekitar alat
listrik yang hidup.

7
 Never handle activated electrical equipment with wet hands or while the
body is wet or perspiring.
Jangan menghidupkan peralatan listrik dengan tangan basah atau badan
basah atau berkeringat.
 Do not use highly volatile or flammable liquids to clean electrical
equipment. There are cleaning solvents that can be used safely, but
investigate whether they are suitable for electrical devices.
Jangan menggunakan cairan yang sangat mudah menguap atau mudah
terbakar untuk membersihkan peralatan listrik. Ada pelarut pembersih
yang dapat digunakan secara aman, tapi selidiki dulu apakah pelarut
tersebut cocok untuk peralatan listrik.
 Allow only qualified electricians to perform electrical wiring and
maintenance of electrical outlets and devices. Do not allow students or
unqualified teachers to perform these function.
Hanya mengizinkan tukang listrik yang terkualifikasi untuk melakukan
pemasangan kawat listrik dan pemeliharaan stopkontak dan peralatan
listrik. Tidak mengizinkan siswa atau guru yang tidak terkualifikasi untuk
melakukan hal tersebut.
 Do not store volatile and flammable liquids in the vicinity of activated
electrical equipment. The heat generated electrical by equipment may
cause a fire or explosion.
Tidak menyimpan cairan yang mudah menguap dan mudah terbakar
disekitar peralatan listrik yang hidup. Panas yang ditimbulkan oleh
peralatan listrik bisa menyebabkan kebakaran atau ledakan.
 Do not handle electrical equipment that has been in use for a long period
of time. It may be very hot and could cause serious burns; or the hot
equipment may be dropped, causing damage to some of its parts.
Jangan menggunakan peralatan listrik yang telah digunakan dalam
periode yang lama. Ini mungkin sangat panas dan dapat menyebabkan
kebakaran yang serius; atau peralatan yang panas mungkin jatuh
menyebabkan gangguan pada beberapa bagiannya.

8
 Use electrical appliances that are approved by Underwriters Laboratories
or another known laboratory.
Menggunakan peralatan listrik rumah tangga yang diakui oleh
penanggung jawab laboratorium atau laboran lain yang tahu.
 Have homemade equipment inspected by a licensed electrician before
using it. Always regard homemade equipment potentially dangerous until
checked by electrician.
Mempunyai peralatan yang dipeeriksa oleh tukang listrik sebelum
menggunakannya. Selalu memperhatikan peralatan yang berpotensial
bahaya sampai diperiksa oleh tukang listrik.
 Use indoor equipment inside, not outside. The same is true for indoor and
outdoor outlets, and indoor and outdoor electrical wires. Do not use
outdoor equipment or wire when the ground is wet or when it is raining.
Menggunakan peralatan dalam di dalam tidak di luar. Tidak
menggunakan peralatan luar atau kawat ketika tanah basah atau saat
hujan.
 Service tools that have shocked anyone or that have emitted sparks. Do not
use such tools until they are in good working order.
Menyerpis peralatan yang telah terkejut atau yang telah memancarkan
bunga api. Jangan menggunakan peralatan ini sampai mereka kembali
dalam kondisi yang bagus.
 Have all electrical devices properly grounded. Grounding can be
complicated and must be done by a licensed electrical.
Memiliki semua peralatan listrik yang ditanahkan dengan baik.
Mengandaskan (mentanahkan) sulit dan harus dilakukan oleh tukang
listrik yang diizinkan.
 If possible, have ground fault interrupters (GFI) installed to prevent
possible electrocution. Many state electrical codes now require outlets to
have a GFI.
Jika mungkin, mempunyai GFI yang diinstal untuk mencegah
kemungkinan mati karena listrik. Banyak

9
 Teach electricity concepts in the laboratory using low voltage sources in
the range of 1 to 6 volts.
Mengajar konsep listrik di laboratorium menggunakan sumber voltase
rendah dalam range 1 sampai 6 volt.

B. Radiation safety
Keamanan Radioaktif
Secondary school biology, phisics and chemistry courses include topics
that involve radiation. Physics and chemistry courses involve experiment that deal
with radiation emission of radioactive isotopes, X-ray diffarction apparatus,
Crookes tubes, laser beams, ultraviolet rays, infrared rays, and microwave.
Biology courses sometimes involve experiments exposing biological materials to
radiation sources. Apparatus and materials that generate radiation can be
hazardous.
Pelajaran biologi, fisika dan kimia di SMA meliputi topik yang
mencangkup radiasi. Pelajaran fisika dan kimia meliputi eksperimen yang
menggunkan pancran radioaktif dari radioaktif isotop, peralatan difraksi sinar X,
tabung bengkok, sinar laser, sinar ultraviolet, sinar inframerah, dan gelombang
micro. Pelajaran biologi kadang-kadang meliputi pembongkaran objek biologi
terhadap sumber radiasi. Peralatan dan material yang menimbulkan radiasi yang
berbahaya.
The inclusion of laboratory activities that involve radioactive materials in
secondary school science is controversial; some feel that such activities
inappropriate at this level. This is not the place to discuss the pros and cons of
such activities. However, the teacher should carefully weight the benefits of these
types of activities against the potential dangers of subjecting students to
radioactive sources.
Rangkaian kegiatan laboratorium yang melibatkan bahan radioaktif di
SMA menjadi kontroversi; beberapa kalangan merasa bahwa aktivitas seperti ini
tidak tepat pada level ini. Ini bukanlah tempat untuk berdiskusi tentang pro dan
kontra dari aktivitas ini. Bagaimanapun, guru sebaiknya hati-hati menimbang

10
keuntungan dari tipe aktivitas ini yang dapat menimbulkan potensi bahaya pada
siswa dari sumber radioaktif.
In any event, it is imperative that teachers know how to handle apparatus
and materials so that the laboratory is a safe place for teachers and students to
work. Teacher should be properly trained in the use of materials and apparatus
before attempting to use them in the laboratory. Self-taught teachers must be
certain that their teaching techniques are safe and appropriate. Radiation experts
and scientists, university professors, and other qualified individuals can provide
invaluable assistance for formally trained and self-taught teachers. Futhermore,
permission from the school in teaching may be required. Some school districts
have regulations that prohibit the use of such materials.
Dalam setiap kegiatan, ini penting sekali guru mengetahui bagaimana
merawat peralatan dan bahan sehingga laboratorium adalah tempat aman untuk
bekerja bagi guru dan siswa. Guru sebaiknya melatih penggunaan dari bahan
dan peralatan dengan baik sebelum menggunakannya di dalam laboratorium.
Guru harus yakin bahwa teknik mengajar mereka adalah aman dan tepat. Ahli
radiasi dan ilmuan, profesor universitas, dan individu lain yang telah
terkualifikasi dapat memberikan asistensi untuk guru. Kemudian izin dari sekolah
untuk mengajarkan juga diperlukan. Beberapa sekolah daerah mempunyai
peraturan melarang penggunaan bahan seperti ini.

C. Suggestion for Use of Non-ionizing Radiation


Saran untuk Menggunakan Non-Ionisasi Radiasi.

Using non-ionizing radiation requires special precautionary measures


(Mercier,1996). A list of these measures follows, including some special
recommendations for using laser beams:
Menggunakan non-ionisasi radiasi membutuhkan tindakan pencegahan
khusus (Mercier, 1996). Berikut ini sebuah daftar beberapa yang
direkomendasikan khusus untuk menggunakan sinar laser.

11
1. Laser beams are very dangerous. If the intensity is high enough, severe
burns can result. Preventive measures are extremly important because laser
beams can cause blindness in less than 1 second. The teacher must become
skillful in handling the equipment and know the safety measures required.
The following are safety recommendations for the use of laser beams in
the classroom.
Sinar laser sangat berbahaya. Jika intensitasnya tinggi, kebekaran hebat
dapat terjadi. Tindakan pencegahan sangat penting karena sinar laser
dapat menyebabkan kebutaan kurang dari 1 sekon. Guru harus trampil
(profesional) dalam mengurusi peralatan dan mengetahui tindakan
keamanan yang dibutuhkan. Di bawah ini merupakan beberapa
rekomendasi keamanan untuk menggunakan sinar laser di dalam kelas.
 Keep student away from all sides of the path of laser beams.
Menjauhkan murid dari lintasan sinar laser.
 Warn students and other individuals not to look into the laser
beam.
Memperingatkan siswa-siswa atau orang lain untuk tidak melihat
ke dalam sinar laser.
 Do not aim laser beams directly into the eyes.
Jangan mengarahkan sinar laser langsung ke mata.
 Do not allow the laser beams to hit the exposed skin on an
individual.
Jangan biarkan sinar laser mengarah ke kulit seseorang.
2. Ultraviolet radiation is harmful below 310 nm. Mercury arcs and other
sources can produce radiation below 310 nm, and the teacher should take
care to use proper shielding and adequate filtering materials.
Radiasi ultraviolet berbahaya di bawah 310 nm. Bunga api air raksa dan
sumber lain dapat menghasilkan radiasi di bawah 310nm dan guru
sebaiknya memperhatikan terhadap penggunaan pelindung mata dan
material penyaring.

12
3. Radiation from microwaves ovens can cause severe damage. Although
high frequencies cause heat sensation on the skin, low frequencies do not,
and an andividual is not aware the tissue damage is taking place.
Microwave ovens should be equipped with adequate interlock
mechanisms.
Radiasi dari oven gelombang mikro dapat menyebabkan kerusakan berat.
Meskipun frekuensi tinggi meyebabkan sensasi panas pada kulit, pada
frekuensi rendah tidak, dan seseorang tidak sadar keusakan jaringan
sedang terjadi. Oven microwave sebaiknya dilengkapi dengan mekanisme
penghubung yang memadahi.
4. Ultrasonic beams of high intensity also can be extremly harmful, use them
with caution.
Sinar ultrasonik dengan intensitas tinggi juga dapat menyebabkan bahaya
besar, menggunakan mereka dengan hati-hati.

Science teachers and students should become knowledgeable about the


various type of UV light because of its prevalence in our everyday surroundings
and potential danger, and in some instances this form of radiation may be used for
a demonstration or laboratory exercise. Ultraviolet radiation is a common form of
energy in the world in which we live. It is one component of the Sun’s radiation.
Because this form of energy is invisible, humans are unaware of its presence. UV
light is part of electromagnetic energy spectrum, with wavelengths less than
visible light and greater than X-rays. Conversely, UV light is electromagnetic
energy that is greater than visible light and less than X-rays.
Guru sains dan siswa-siswa sebaiknya menjadi banyak mengetahui
tentang beberapa macam tipe sinar UV karena keberadaannya di lingkungan
sekitar dan potensi bahayanya, dan dibeberapa hal bentuk radiasi ini biasa
digunakan untuk demonstrasi atau kerja laboratorium. Radiasi ultraviolet
lazimnya merupakan bentuk energi di dunia tempat kita hidup. Radiasi ini
merupakan salah satu komponen dari radiasi matahari. Karena bentuk energi ini
adalah tidak dapat dilihat dengan mata, manusia tidak menyadari

13
keberadaannya. Sinar UV adalah bagian dari spektrum energi elektromagnetik,
dengan panjang gelombang kurang dari panjang gelombangnya cahaya tampak
dan lebih besar dari sinar X. Dan sebaliknya, sinar UV adalah energi
elektromagnetik yang lebih besar daripada gelombang cahaya tampak dan
kurang dari sinar X.
There are three types of UV radiations: ultraviolet A, long wave or black
light (UVA: 400nm-315nm);ultraviolet B, medium wave (UVB: 315nm-280nm)
and ultraviolet C, short wave (UVC: 280nm-100nm). Because some
materials”glow” or flouresce interesting colors under the influence of black light,
it is used to achieve special effects in the entertainment industry and on clothing
that is washed with certain detergents. While UVA does cause sunburn, it can
damage collagen fibers and destroy vitamin A in the skin.
Ada tiga tipe dari radiasi sinar UV : Ultraviolet A, gelombang panjang
atau sinar hitam (UVA: 400nm-315nm); ultraviolet B, gelombang medium (UVB:
315nm-280nm) dan ultraviolet C, gelombang pendek (UVC: 280nm-100nm).
Karena beberapa material bercahaya atau warna yang menarik dibawah
pengaruh sinar hitam, material tersebut digunakan untuk mencapai efek spesial di
dalam industri hiburan dan pakaian yang dicuci dengan deterjent tertentu.
Karena UVA menyebabkan kebakaran karena sinar matahari, UVA dapat
merusak serat kolagen dan merusak vitamin A dalam kulit.
UVB is another component of Sun’s radiation and because of it
electromagnetic energy it causes sunburn which can lead to melanoma-a very
serious form of cancer. The UVB radiation that is used in tanning salons produces
a suntan, but this method of sun tanning is not recommended by the American
Cancer Society. However, UVB also has a beneficial effect in that it induces the
production of vitamin D in the skin, which along with calciun produces healthy
bone tissue. UVC can have injurious effecs on skin and eye tissue becase it is a
higher form of electromagnetic energy than UVA and UVB.
UVB adalah salah satu dari komponen radiasi matahari lainnya dan
energi elektromagnetiknya dapat menyebabkan terbakar yang mudah dapat untuk
melanoma-a sangat serius menyebabkan kanker. Radiasi UVB yang digunakan di

14
salon menghasilkan warna coklat tapi metode menyamak matahari tidak
dianjurkan oleh organisasi kanker Amerika. Bagaimanapun, UVB juga
mempunyai efek bermanfaat yaitu mempercepat produksi vitamin D pada kulit,
juga dengan produksi kalsium di jaringan tulang. UVC dapat menyebabkan efek
yang berbahaya pada jaringan kulit dan mata karena energi elektromagnetiknya
yang lebih tinggi dati UVA dan UVB.

D. Safety Units for Student

Kesatuan Keselamatan untuk Siswa

The work of Dombrowski and Hagelberg (1985) suggests that a unit on


laboratory safety increases students’ safety knowledge and reduce the number of
unsafe behaviors. Safety units that can develop student awareness and
responsibility toward safety are best presented during the early stages of a
laboratory course. Throughout this period, students can learn how to use safety
equipment such as safety showers, fire extinguishers, eyewash fountains, and fire
blankets. They can be indoctrinated to use laboratory aprons, eye goggles, and
gloves at apropriate times. They can be shown how to handle broken glass,
chemical and electrical equipment and how to light a Bunsen burner. Stress the
importance of housekeeping as well as the necessity of maintaining a clutterfree
work environment. During the course of the unit, the students can develop a set of
safety rules, which the teacher can supplement.

Dombrowski dan Hagelberg (1985) menyarankan bahwa sebuah satuan


keselamatan laboratorium meningkatkan pengetahuan siswa-siswa tentang
keselamatan dan mengurangi angka perilaku berbahaya. Satuan keselamatan
yang dapat meningkatkan kesadaran siswa dan tanggung jawab terhadap
keamanan akan lebih baik bila diperkenalkan di awal waktu pelajaran di
laboratorium. Sepanjang periode ini, siswa dapat belajar bagaimana cara
menggunakan alat-alat keamanan seperti safety showers, fire extinguishers,
eyewash fountains, and fire blankets. Mereka dapat diindoktrinasikan untuk

15
menggunakan jas laboratorium, kacamata, sarung tangan di setiap waktu. Siswa
dapat ditunjukkan bagaimana cara mengatasi gelas pecah, kimia, dan peralatan
listrik dan bagaimana untuk menyalakan bunsen burner. Yang terpenting dititik
beratkan pada keperluan pemeliharan lingkungan kerja. Selama pembelajaran
ini, siswa dapat mengembangkan seperangkat aturan keselamatan yang dapat
ditambahkan guru.

The unit can vary length, but two or three class period would probably
suffice. The unit sould be general, dealing with aspects of safety that apply to the
laboratory course that will be offered. The use of visual aids, demonstrations and
hands-on activities will meet the unit objectives. Active student involvement is
necessary to make this unit an affective experience. Other safety considerations
specific to a laboratory exercise can be dealt with as the course progresses.

Kesatuan pembelajaran keselamatan dapat terlalu panjang, namun


dengan dua atau tiga pertemuan mungkin sudah memenuhi. Kesatuan
keselamatan seharusnya secara umum, berhadapan dengan aspek keamanan yang
diaplikasikan ke pelajaran di laboratorium yang akan ditawarkan. Penggunaan
dari alat bantu visual, demonstrasi, dan aktifitas langsung akan menemukan
tujuan dari unit. Keterlibatan siswa yang aktif diperlukan untuk membuat unit ini
menjadi pengalaman yang efektif. Keamanan lain dipertimbangkan secara
spesifik terhadap latihan laboratorium yang disepakati untuk kemajua pelajaran.

The teacher can administer pretests and posttests using questions similliar
to those in figure 1 before and after the unit to determine weather the unit
improves students’ safety awareness, knowledge and sensitivity. The same
questions can be used for both tests, or questions can vary, depending on what has
been stressed.

Guru dapat mengatur pretest dan posttest dengan menggunakan


pertanyaan seperti pada tabel 1 sebelum dan sesudah pelajaran pengantar
keselamatan kerja laboratorium untuk menentukan apakah unit tersebut dapat
meningkatkan kesadaran, pengetahuan dan sensitifitas siswa terhadap

16
keselamatan kerja laboratorium. Pertanyaan yang sama dapat digunakan pada
kedua tes ini, atau pertanyaan dapat berbeda, bergantung dari apa yang
ditekankan.

After teaching the unit, require students to sign a safety contract such as
the one in figure 2. The students should not take the signing of the contract
lightly. It is an aggrement that the students will behave as required to maintain a
safe environment. To make the document more meaningful, it is suggested that
the parent read and sign the contract as well, so they also, understand the
implications of its contents. The safety contract is a valuable record for the teacher
to have in case of future litigation. It will show that the taecher has been
responsible in attempting to instruct, promote, and maintain a safe learning
environment for all concerned.

Setelah menyampaikan materi keselamatan kerja di laboratorium, siswa


sebaiknya menandatangani kontrak keamanan seperti yang tercatum pada tabel
2. siswa sebaiknya tidak menandatangani kontrak dengan enteng. Ini merupakan
suatu persetujuan yang mana siswa akan berperilaku seperti yang diminta untuk
memelihara lingkungan yang aman. Untuk membuat dokumen menjadi lebih
bermakna, disarankan bahwa orang tua membaca serta menandatangani kontrak,
sehingga mereka juga memahami maksud dari isi kontrak. Kontrak keamanan
adalah catatan yang berharga untuk guru menghadapi proses pengadilan di
massa yang akan datang. Hal ini akan menunjukkan bahwa guru telah
bertanggung jawab dalam mengarahkan, menganjurkan, dan memelihara
lingkungan belajar yang aman untuk semuanya.

The teacher can effectively teach safety only with the proper background.
Units cannot be presented in a haphazard fashion; they must be well organized
taught by knowledgeable individuals. A teacher’s background should be extensive
before embarking on a safety unit. Safety knowledge can be strengthened by
attending courses, workshops, and lectures as they are offered by safety experts.

17
Background also can be acquired by talking with science teachers, scientists, fire
marshals and others who have the expertise on particular aspects of safety.

Guru dapat mengajarkan keamanan secara efektif hanya dengan latar


belakang yang pantas. Kesatuan keselamatan tidak dapat diperkenalkan dalam
sebuah cara yang sembarangan, mereka harus terorganisir dengan baik yang
mengajarkan banyak pengetahuan untuk individu. Latar belakang guru sebaiknya
luas sebelum menaikkan pada sebuah unik keamanan. Pengetahuan keamanan
dapat diperkuat dengan mengikuti pelajaran, workshop dan kuliah karena hal ini
ditawari oleh ahli keamanan. Latar belakang juga harus diperoleh dengan
perbincangan dengan guru sains, ilmuan, pemadam kebakaran dan yang lainnya
yang mempunyai keahlian dalam hal aspek keamanan.

The physics laboratory is a safe place to experiment if you are careful.


You must assume responsibility for the safety of yourself and your neighbors.
Here are some safety rules to help guide you in protecting yourself and others
from injury in the laboratory:

Laboratorium fisika merupakan tempat yang aman untuk percobaan bila


hati-hati. Kamu harus bertanggungjawab terhadap keamanan dirimu serta orang
yang ada di sekitarmu. Berikut ini merupakan beberapa aturan keamanan untuk
membantu mengarahkan kamu melindungi kamu dan yang lainnya dari luka di
laboratorium.

1. The physics laboratory is to be used for serious work.


Laboratorium fisika merupakan tempat yang digunakan untuk serius
bekerja.
2. Do not perform experiments that are unauthorized. Always obtain your
instructor’s permission.
Jangan melakukan eksperimen yang tidak diizinkan. Selalu memperoleh
izin dari instruktor.
3. Study your laboratory assignment before you come to the laboratory. If
you are in doubt any procedure, ask your instructor for help.

18
Pelajari tugas laboratorium sebelum kamu datang ke laboratorium. Jika
kamu ragu-ragu dalam langkah, tanya pada instruktor untuk minta
bantuan.
4. Use the safety equipment provided for you. Know the location of the fire
extinguisher, safety shower, fire blanket and first aid kit.
Gunakan peralatan yang aman digunakan. Ketahui lokasi dari pemadam
kebakaran, pancuran keamanan, selimut, dan pertolongan pertama.
5. Reported any accident, injury, or incorrect procedure to your instructor at
once.
Laporkan setiap kecelakaan, luka, atau kesalahan prosedur pada
instrutur.
6. Smother fires with a towel. If clothing should catch fire, smother it with a
blanket or coat or quench it under a safety shower. NEVER RUN.
Api yang kecil dipadamkan dengan handuk. Jika baju kena api kecil,
padamkan dengan selimut atau jas basah atau memadamkannya di bawah
pancuran keamanan. JANGAN BERLARI.
7. Handle toxic, combustible, or radioactive substances only under the
direction of your instructor. If you spill acid or another corrosive chemical,
wash it off immediately with water. Never taste any chemical substance or
draw poisonous materials into a glass tube with your mouth. Keep
combustible materials away from open flames.
Atasi racun, bahan mudah terbakar atau bahan radioaktif hanya dengan
arahan dari instruktur. Jika kamu menumpahkan asam atau bahan kimia
lainnya, cucilah ia sesegera dengan air. Jangan mencicipi bahan kimia
atau bahan beracun dalam tabung dengan mulutmu. Jauhkan bahan
mudah terbakar dengan api.
8. Place broken glass and solid substances in designated containers. Keep
insoluble waste material out of the sink.
Tempatkan gelas pecah dan bahan padat dalam kotak yang disediakan.
Jauhkan bahan yang tidak dapat dilarutkan dari bak cuci.

19
9. Use electrical equipment only under the supervision of your instructor. Be
sure your instructor checks electric circuits before you active them.
Gunakan peralatan listrik hanya dibawah pengetahuan instruktur.
Yakinkan bahwa instrukturmu mengeceknya sebelum digunakan.
10. When your investigation is completed, be sure to turn off the water and
gas and disconnect electrical connections. Clean your work area. Return
all materials and apparatus to their proper places.
Ketika pekerjaanmu selesai, pastikan sudah mematikan air dan gas, dan
putuskan sambungan listrik. Bersihkan tempat kerjamu. Kembalikan
semua bahan dan peralatan pada tempatnya.

E. First Aid Kid in Laboratory


Pertolongan Pertama di Laboratorium
YOU MUST KNOW: safe laboratory techniques, where and how to report an
accident, injury, or spill, location of first aid equipment, fire alarm, phone, school
nurse’s office.
Yang harus diketahui: teknik keamanan di laboratorium, dimana dan bagaimana
melaporkan kecelakaan, luka atau tumpahan, lokasi dari peralatan pertolongan
pertama, alarm kebakaran, telepon, UKS.

Situation Safe Response


Burns Flush with cold water.
Cuts and bruises Treat as directed by instruction included in your frist aid
kit.
Electrical Shock Provide person with fresh air, have them recline in a
position so that their head is lower than their body, if
necessary, provide artificial respiration.
Fire Turn off all flames and gas jets, wrap person in fire
blanket; use fire extinguisher to put out fire. DO NOT use
water to extinguish fire, as water may react with burning
substance and intensity fire.

20
Foreign matter in Flush with plenty of water, use eye wash bottle.
eyes
Poisoning Note the suspected poisoning agent, contact your instructor
for antidote, if necessary call poison control center.
Severe bleeding Apply preassure or a compress directly to the wound and
get medical attention immediately.
Spills, general acid Wash area with plenty of water, use safety shower, use
burns sodium hydrogen carbonate NaHCO3(baking powder).
Base burns Use boric acid H3BO3

Situasi Respon keselamatan


Terbakar Menyiram dengan air dingin.
Teriris dan Luka Dirawat secara langsung seperti instruksi yang ada di
memar kotak pertolongan pertama.
Kesetrum Memberikan udara segar, baringakan sehingga kepala
lebih redah daripada badan, jika diperlukan berikan nafas
buatan.
Kebakaran Matikan semua api dan gas jet, bungkus orang yang
terbakar dengan selimut, gunakan pemadam kebakaran.
Jangan menggunakan air untuk memadamkan api karena
air mungkin bereaksi dengan zat yang terbakar.
Benda asing di mata Bilas dengan air, gunakan botol pencuci mata.
keracunan Hubungi instruktur untuk penangkal racun, jika diperlukan
telepon pusat kontrol racun.
Pendarahan hebat Lakukan tekanan atau kompres secara langsung pada luka
dan berikan pertolongan medis sesegera mungkin.
Terkena asam yang Cuci daerah dengan air yang banyak gunakan pancuran
mudah terbakar keamanan, gunakan NaHCO3(baking powder).
Terkena basa yang Gunakan H3BO3
mudah terbakar

21
CHAPTHER III

CONCLUSION

1. Physics hazard when work in the physics laboratory and classroom are
using electrical equipment and radiation materials. For using radiation
materials still being controversy in secondary school because the level is
not reach yet. Suggested to use Non-ionizing Radiation materials.

Sumber kecelakaan (bahaya) saat bekerja di laboratorium fisika adalah


penggunaan alat listrik dan bahan radiasi.Untuk bahan radiasi
sebenarnya dipertentangkan digunakan di SMA karena levelnya belum
sampai.Disarankan menggunakan bahan Non-ionizing Radiation.

2. Before work in the laboratory, teacher should give safety units. Can use
pretest and postest, then students are asked to signature science safety
contract which is also signatured by their parents.

Sebelum kerja dilaboratorium, guru memberikan pengarahan awal


tentang keselamatan kerja. Bisa menggunakan pretest dan postest,
kemudian siswa diminta untuk menandatangani surat kontrak keselamatan
kerja yang juga ditandatangani oleh orang tuanya.

22
Refference / Daftar Pustaka:

Chiappetta, Eugene L, Thomas R. Koballa, Jr. 2010. Science Instruction in the


Middle and Secondary Schools. New York : Allyn and Bacon.

Dombrowski, J.M., Hagelberg , R.R. 1985. The Effects of a Safety Unit on Student
Safety, Knowledge, and Behaviour. Science education, 69, 527-534.

Mercier, P. 1996. Laboratory Safety Pocket Guide. Natick, MA : james a.


Kaufman and associates.

Zitzewitz, Paul; Robert Neff; Mark davids and kelly Wedding. 1995. Merril
Physics Principles and Problems. New York: McGraw-Hill.

23
ATTACHMENT

LAMPIRAN

Picture 1

Sample of laboratory safety quiz

Direction: The following question are either true and false. In the blank to the left
of each statement, write the letter T if the statement is true, or F if the statement is
false.

1. It is required by law to wear safety googles in the area where


chemicals are stored.
2. When diluting acids, water is always poured into the acid.
3. A chemical is considered dangerous only if it is toxic or flammable.
4. The teacher is the only individual responsible for safety in the
laboratory.
5. A fire that involves a solvent should be extinguished with a carbon
dioxide fire extingihser.
6. The disposal of chemical wastes procedured from an exercise
should be done by flushing the material down the drain.
7. Prescription glasses can be used instead of safety glasses when
working in the laboratory.
8. It is permissible for student to use beakers for drinking purposes
after they have been sterilized.
9. It is permissible for responsible student to remove chemicals from
the storages areas.
10. Student should be able to operate various types of fire extingushers.
11. In general, it would be permissible for student to substitute one
chemical for another in the case of a stortage of a particular
substance.
12. It is permissible to store reagents and chemicals in student lockers.

24
Gambar 1

Contoh kuis keamanan di laboratorium

Aturan : pertanyaan di bawah ini merupakan pernyataan benar atau salah. Pada
kotak kosong bagian kiri dari setiap pernyataan, tuliskan T bila pernyataan benar
dan F jika pernyataan salah.

1. Dibutuhkan menurut peraturan menggunakan kacamata keamanan


ketika berada di area dimana bahan kimia disimpan.
2. Ketika mengencerkan asam, air selalu dicampur ke dalam asam.
3. Seorang ahli kimia mempertimbangkan bahaya hanya jika racun
atau mudah terbakar.
4. Guru adalah satu-satunya individu yang bertanggung jawab akan
keamanan di laboratorium.
5. Api yang berasal dari larutan sebaiknya dipadamkan dengan
pemadam kebakaran gas karbon dioksida.
6. Pembuangan bahan kimia yang dihasilkan dari praktikum
sebaiknya dilakukan dengan membilas materi dengan pipa saluran.
7. Kaca resep dapat digunakan sebai kaca mata keamanan ketika
bekerja di laboratorium.
8. Diizinkan untuk siswa menggunakan beaker ntuk minum setelah
disterilkan.
9. Diizinkan untuk siswa bertanggung jawab memindahkan bahan
kimia dari tempat penyimpanan.
10. Siswa sebaiknya dapat mengoperasikan berbagai macam tipe alat
pemadam kebakaran.

25
An example of a student science safety contract for teachers to consider using.

Sample Student safety Contract

I agree to follow all the teacher’s instructions and school policies regarding safety
procedures during laboratory work and conduct myself in responsible ways at all
times in the classroom and laboratory, and not to participate in horseplay in these
facilities.

While in the laboratory or classroom I will do the following:

1. Act responsibly at all times.


2. Follow all safety and instructional guidelines given to me by the teacher
and the school.
3. Keep my work area clean.
4. Not eat in the laboratory unless directed to do so.
5. Wear shoes with closed ends at the heal and front, and tie back long hair.
6. Wear safety googles and protective clothing when instructed to do so.
7. Indicate if I wear contact lenses and if my parrent have given permission
to wear them in the laboratory.
8. Know the location of fire exthingushers, safety showers, eyewash station,
and safety blankets, and learn how to use them.
9. Know where to get help in case of an emergency.
10. Not enter a strorage area unless asked to do so by the teacher.
11. Not to take chemicals or equipment out of the classroom or laboratory
unless asked to do so by the teacher.
12. Take and pass the science safety test given by the teacher.
I (student’s name) have read each statement above and agree to follow them and
all safety regulation given by the teacher, school, and school district.
Student Signature Date

Parent Signature Date

26
Sebuah contoh kontrak keamanan siswa untuk guru sebagai pertimbangan.

Contoh Kontrak Keamanan Siswa

Saya setuju untuk mengikuti semua instruksi guru dan polisi sekolah tentang
prosedur keamanan selama bekerja di laboratorium dan akan bertanggung jawab
sepanjang waktu ketika di kelas dan laboratorium dan tidak ikut dalam
berkelakar (bercanda).

Salama di laboratorium atau kelas, saya akan melakukan hal-hal seperti berikut
ini:

1. Bertanggung jawab setiap saat.


2. Mengikuti semua keamanan dan intruksi garis pedoman yang diberikan
guru dan sekolah.
3. Menjaga kebersihan tempat kerja.
4. Tidak makan di dalam laboratorium.
5. Menggunakan sepatu yang tertutup dan mengikat rambut panjang ke
belakang.
6. Menggunakan kaca mata keamanan dan pakaian pelindung ketika
diinstruksikan.
7. Jika saya menggunakan kontak lensa dan jika orang tuaku telah
memberikan izin untuk menggunaknnya di dalam laboratorium.
8. Mengetahui lokasi dari pemadam kebakaran, showers keamanan, tempat
cuci mata, dan selimut keamanan dan mempelajari bagaimana cara
menggunakannya.
9. Tahu kemana mencari bantuan jika terjadi hal yang imergensi.
10. Tidak masuk ke area penyimpanan tanpa izin pada guru.
11. Tidak membawa bahan kimia atau peralatan keluar kelas atau
laboratorium tanpa izin guru.
12. Mengerjakan tes keselamaatn sains yang diberikan oleh guru.

27
Saya (nama siswa) telah membaca setiap pernyataan di atas dan setuju untuk
mentaatinya dan semua regulasi keamanan yang diberikan oleh guru, sekolah,
dan dinas pendidikan.
Tanda Tangan Siswa Tanggal

Tanda Tangan Orang Tua Tanggal

28

Вам также может понравиться