Вы находитесь на странице: 1из 8

PENGEMBANGAN STUDENT’S WORKSHEET DENGAN PENEMUAN

TERBIMBING PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS


Faridhatun Nasika
Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya
Alamat: Kampus Ketintang Surabaya 60231, Telp (031) 8296427, 8280009
email : fareed_nasika@yahoo.com

ABSTRAK rumus tersebut harus diajarkan dengan model


pembelajaran yang membuat materi pelajaran
Teorema Pythagoras perlu diajarkan menjadi lebih bermakna dan lebih mudah difahami,
menggunakan model pembelajaran penemuan misalnya penemuan terbimbing (guided discovery
terbimbing agar menjadi lebih bermakna bagi siswa, learning).
dan berbahasa Inggris sesuai asas RSBI. Penelitian Sejalan dengan Peraturan Pemerintah No 19
bertujuan untuk mendeskripsikan dan menghasilkan tahun 2005 pasal 61 ayat 1, saat ini mulai
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbahasa Inggris berkembang Rintisan Sekolah Bertaraf
dengan model pembelajaran penemuan terbimbing Internasional (RSBI) di hampir setiap daerah. Salah
pada materi Teorema Pythagoras yang memenuhi satu asas pembelajaran yang berlaku di RSBI
kriteria valid, praktis dan efektif. menyuratkan untuk mengajarkan bahasa Inggris
Penelitian ini mengadaptasi model secara terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya,
pengembangan Plomp (tanpa fase implementasi). termasuk matematika. (Depdiknas, 2008). Namun
Instrumen penelitian antara lain lembar validasi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang digunakan di
LKS, lembar pengamatan keterlaksanaan beberapa RSBI SMP, termasuk di SMPN 1
pembelajaran, angket respons siswa, dan lembar Trenggalek masih berbahasa Indonesia.
soal pre-test dan post-test. Uji coba terbatas Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
dilakukan pada siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 melakukan penelitian yang bertujuan untuk
Trenggalek tahun ajaran 2011/2012. mendeskripsikan psoses pengembangan Lembar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS Kegiatan Siswa (LKS) berbahasa Inggris dengan
baik. LKS valid (rata-rata total validitas 3,55). LKS model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided
praktis (validator menyatakan LKS dapat Discovery) pada materi Teorema Pythagoras di
digunakan, dan rata-rata keterlaksanaan kelas VIII-F SMP Negeri 1 Trenggalek, dan
pembelajaran 3,29. LKS efektif (100% siswa menghasilkan LKS terseebut.
memperoleh peningkatan nilai dari pre-test ke post-
test dengan peningkatan nilai rata-rata 41,3, serta
2. KAJIAN TEORI DAN METODE
respons siswa positif).
PENELITIAN
Kata kuncis: LKS berbahasa Inggris, penemuan 2.1 Model Pembelajaran Penemuan
terbimbing, Teorema Pythagoras.
Terbimbing
Pembelajaran dengan penemuan
1. PENDAHULUAN (Discovery Learning) merupakan suatu komponen
Dalam mempelajari matematika, siswa harus penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah
memahami dan aktif membangun pengetahuan baru memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan.
dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning)
sebelumnya. National Council of Teachers of muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang
Mathematics (2012) menggariskan bahwa dalam kepada siswa dalam "menemukan" sesuatu oleh
mempelajari matematika, siswa tidak hanya mereka sendiri dengan mengikuti jejak para
bergantung pada “apa” yang diajarkan, tetapi juga ilmuwan. (Nur, 2004: 10). Pembelajaran penemuan
bergantung pada “bagaimana” matematika itu dibedakan menjadi dua, yaitu pembelajaran
diajarkan, atau bagaimana siswa belajar. Salah satu penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau
permasalahan dalam mengajarkan matematika sering disebut open ended discovery dan
kepada siswa adalah karena banyaknya rumus- pembelajaran penemuan terbimbing (Guided
rumus yang terdapat dalam matematika, salah Discovery Learning) (Widdiharto, 2004). Dalam
satunya adalah rumus Teorema Pythagoras. Rumus-
pelaksanaannya, pembelajaran penernuan c. Kegiatannya untuk menggabungkan
terbimbing (Guided Discovery Learning) lebih pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah
banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru ada.
siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka Adapun sintaks pembelajaran penemuan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini
bimbingan guru bukanlah semacam resep yang adalah sintaks yang diadaptasi dari sintaks
harus diikuti tetapi hanya merupakan arahan tentang pembelajaran penemuan Arends dan sintaks Model
prosedur kerja yang diperlukan. Penemuan Terbimbing Magnusson dan Palincsar
Arends (2010: 268) berpendapat bahwa (dalam Arends, 2010: 270), yang terdiri dari 5
model pembelajaran penemuan adalah suatu model tahap yaitu:
pembelajaran yang disusun untuk membantu siswa Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing
mengembangkan pemahamannya tentang Tahap Aktivitas Guru
Fase-1 1. Menjelaskan tujuan
bagaimana dunia fisik dan sosial bekerja, serta Orientate the students pembelajaran
proses-proses untuk menginvestigasinya. to the problems 2. Menjelaskan logistik yang
Sedangkan Sund (dalam Widdiharto: 2004) (Orientasi siswa pada dibutuhkan
berpendapat bahwa discovery (penemuan masalah) 3. Mengingatkan materi
prasyarat yang dibutuhkan
terbimbing) adalah proses mental yang 4. Memotivasi siswa terlibat
memungkinkan siswa mengasimilasikan pada aktivitas pemecahan
(menyesuaikan pengetahuan yang sudah dimiliki masalah yang diberikan
dengan pengetahuan yang baru didapatkan) suatu guru
Fase-2 1. Membantu siswa
konsep atau suatu prinsip. Proses mental, misalnya: Organize the students mendefenisikan dan
mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, in studying mengorganisasikan tugas-
membuat kesimpulan dan sebagainya. Sedangkan (Mengorganisasikan tugas yang berkaitan
konsep misalnya: lingkaran, segitiga, x < y, dan siswa dalam belajar) dengan masalah
2. Menyediakan alat dan
sebagainya. Prinsip misalnya: “kuadrat sisi miring bahan
pada segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat Fase-3 1. Mendorong siswa untuk
sisi siku-sikunya”. Guide the individual mengumpulkan informasi
Pembelajaran penemuan terbimbing and group investigation yang sesuai, melaksanakan
(Membimbing eksperimen untuk
menurut Widdiharto (2004) dapat dilakukan secara penyelidikan mendapatkan penjelasan
„perseorangan/individu‟ ataupun secara individual maupun dan pemecahan masalah
„berkelompok‟. Kegiatan pembelajaran tetap kelompok) 2. Memberikan bimbingan
berawal dari guru, dengan kata lain guru tetap seperlunya, membantu
siswa yang mengalami
sebagai sumber belajar. Lalu guru merumuskan kesulitan selama proses
masalah dengan cara membuat soal-soal yang penemuan
membuat siswa tertantang untuk menyelesaikan
masalah tersebut sendiri. Fase-4 1. Membantu siswa dalam
Dari berbagai pendapat di atas dapat Present the result of merencanakan dan
the activities menyiapkan karya yang
disimpulkan bahwa model pembelajaran penemuan (Menyajikan / sesuai seperti laporan,
terbimbing (Guided Discovery) adalah model mempresentasikan video, dan model yang
pembelajaran yang memungkinkan siswa berpikir hasil kegiatan yang membantu mereka untuk
sendiri sehingga dapat “menemukan” prinsip umum dilakukan) berbagi tugas dengan
temannya (maupun
yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk individu)
dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang 2. Meminta beberapa siswa
mengarahkan. Peran guru dalam penemuan mempresentasikan hasil
terbimbing sering diungkapkan dalam Lembar kegiatan
3. Meminta siswa lain
Kegiatan Siswa (LKS). LKS ini biasanya digunakan menanggapi hasil
dalam memberikan bimbingan kepada siswa untuk presentasi
menemukan konsep atau terutama prinsip (rumus, 4. Membimbing proses
sifat). diskusi dan memberikan
umpan balik
Biknell-Holmes dan Hoffman (Castronova, Fase-5 1. Membimbing siswa
2002: 2) menjelaskan tiga ciri utama belajar Evaluate the learning menyimpulkan materi
menemukan: activities pembelajaran yang baru
a. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah (Mengevaluasi saja dipelajari
kegiatan 2. Membantu siswa untuk
untuk menciptakan, menggabungkan dan pembelajaran) merefleksi pada
menggeneralisasi pengetahuan. penyelidikan dan proses
b. Berpusat pada siswa. penemuan yang digunakan
Tahap Aktivitas Guru d. Penulisan LKS
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Perumusan kompetensi dasar yang harus
2.2 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dikuasai.
Lembar Kegiatan Siswa (Student 2) Menentukan alat penilaian.
worksheet) adalah lembaran- lembaran berisi tugas 3) Menyusun materi dari berbagai sumber.
yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar 4) Memperhatikan struktur LKS.
Kegiatan Siswa biasanya berisi petunjuk, langkah- Penyusunan LKS harus memenuhi
langkah untuk menyelesaikan suatu tugas berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, syarat
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 18). konstruksi, dan syarat teknik. (Darmodjo dan
Trianto (2007: 148) menjelaskan Lembar Kaligis dalam Widjajanti, 2008).
Kegiatan Siswa adalah panduan siswa yang a. Syarat-syarat didaktik
digunakan untuk melakukan kegiatan 1) Mengajak siswa aktif dalam proses
penyelidikan atau pemecahan masalah. Menurut pembelajaran
Sedangkan menurut Ladyawati (2008: 43), LKS 2) Memberi penekanan pada proses untuk
merupakan suatu rangkaian tugas dengan menemukan konsep
pertanyaan-pertanyaan yang memudahkan siswa 3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai
dalam mengerjakan dan menyelesaikannya. media dan kegiatan siswa sesuai dengan
Penyusunan LKS dimaksudkan untuk memberikan ciri KTSP
kemudahan siswa dalam memahami materi yang b. Syarat-syarat konstruksi
diajarkan dalam proses pembelajaran. 1) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, tingkat kedewasaan anak.
peneliti mendefinisikan Lembar Kegiatan Siswa 2) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
(LKS) sebagai lembaran-lembaran berisi tugas 3) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai
berupa pertanyaan-pertanyaan dan langkah-langkah dengan tingkat kemampuan anak.
kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah 4) Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka.
yang harus dijawab dan dikerjakan oleh siswa yang 5) Menyediakan ruangan yang cukup untuk
bertujuan untuk memberikan kemudahan siswa memberi keleluasaan pada siswa untuk
dalam memahami materi yang diajarkan dalam menulis maupun menggambarkan pada
proses pembelajaran. LKS.
Pembuatan LKS disusun berdasarkan 6) Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada
strukturnya, sehingga diperoleh susunan LKS yang kata-kata.
teratur dan sistematis. Struktur LKS secara umum 7) Dapat digunakan oleh seluruh siswa, baik
menurut Depdiknas (2008: 24) adalah: yang lamban maupun yang cepat.
a. Judul 8) Memiliki tujuan yang jelas serta
b. Petunjuk belajar (petunjuk siswa) bermanfaat sebagai sumber motivasi.
c. Kompetensi yang akan dicapai 9) Mempunyai identitas untuk memudahkan
d. Informasi pendukung administrasinya. Misalnya, kelas, mata
e. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja pelajaran, topik, nama atau nama-nama
f. Penilaian anggota kelompok, tanggal dan
Langkah-langkah dalam penyusunan LKS sebagainya.
menurut Depdiknas (2008: 23-24) adalah sebagai c. Syarat-syarat teknik
berikut. 1) Tulisan
a. Analisis kurikulum a) Gunakan huruf cetak.
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk b) Gunakan huruf tebal yang agak besar
menentukan materi-materi mana yang untuk topik.
menentukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam c) Gunakan kalimat pendek.
menentukan materi dianalisis dengan cara d) Usahakan agar perbandingan besarnya
melihat materi pokok dan pengalaman belajar huruf dengan besarnya gambar serasi.
yang akan diajarkan. 2) Gambar
b. Menyusun peta kebutuhan LKS Gambar yang baik untuk LKS adalah
Peta kebutuhan LKS berguna untuk mengetahui gambar yang dapat menyampaikan
jumlah kebutuhan LKS dan urutan LKS. pesan/isi dari gambar tersebut secara
c. Menetapkan judul-judul LKS efektif kepada pengguna LKS.
Judul LKS harus sesuai dengan kompetensi Lembar kegiatan siswa (LKS) berbahasa
dasar materi pokok dan pengalaman siswa. Inggris dengan model pembelajaran penemuan
terbimbing (guided discovery) adalah LKS yang Penelitian ini menggunakan model
menggunakan bahasa Inggris yang disusun dan pengembangan yang mengadaptasi pada model
dikembangkan berdasarkan syarat-syarat pengembangan Plomp (1997). Model ini terdiri dari
penyusunan LKS dan mengacu pada ciri-ciri belajar lima fase pengembangan yaitu (1) fase investigasi
menemukan serta sintaks model pembelajaran awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi, (4) fase tes,
penemuan terbimbing. evaluasi, dan revisi, dan (5) fase implementasi,
tetapi pada penelitian ini hanya dilakukan sampai
2.3 Kriteria Pengembangan Lembar pada fase tes, revisi, dan evaluasi saja. Selanjutnya
Kegiatan Siswa penjelasan fase-fase tersebut adalah sebagai berikut.
Kriteria yang digunakan untuk 1. Fase Investigasi Awal
mengembangkan LKS berbahasa Inggris dengan Tujuan dari fase ini adalah menganalisis
model pembelajaran penemuan terbimbing masalah dan kebutuhan yang ada dalam
mengacu pada kriteria pengembangan suatu pengembangan LKS. Untuk pengembangan LKS,
perangkat pembelajaran yang diutarakan oleh dalam tahap ini dilakukan identifikasi dan kajian
Nieveen (1999). LKS yang dikembangkan dalam terhadap kurikulum yang berlaku di sekolah,
penelitian ini dikatakan baik jika memenuhi analisis siswa, analisis materi dan analisis tuntutan
kriteria-kriteria berikut ini. kurikulum yang akan dicapai melalui pembelajaran.
1. Kevalidan (Validity) Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai
Kevalidan LKS didasarkan menurut berikut.
penilaian validator pada LKS yang 2. Fase Desain
dikembangkan yang meliputi tiga aspek yang Pada tahap ini, disusun garis besar LKS yang
kriterianya ditentukan oleh peneliti, antara lain ditujukan untuk menghasilkan prototipe LKS
aspek format, aspek isi, dan aspek bahasa. berbahasa Inggris dengan model pembelajaran
2. Kepraktisan (Practicality) penemuan terbimbing pada materi Teorema
Pada penelitian ini, LKS dikatakan praktis Pythagoras. Bersamaan dengan itu dirancang pula
jika validator menyatakan bahwa LKS tersebut instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian
dapat digunakan dengan revisi kecil atau tanpa meliputi instrumen validitas, kepraktisan
revisi, dan kepraktisan juga diukur berdasarkan (pernyataan ahli di lembar validasi dan lembar
keterlaksanaan pembelajaran di kelas sesuai kterlaksanaan pembelajaran) dan keefektifan
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (lembar pre-test dan post-test dan angket respons
(RPP) yang sudah dibuat. siswa) yang akan digunakan.
3. Efektif 3. Fase Realisasi
Dalam penelitian ini LKS yang Pada fase ini dibuat secara utuh LKS
dikembangkan dikatakan efektif dilihat dari berbahasa Inggris dengan model pembelajaran
komponen-komponen: penemuan terbimbing pada materi Teorema
a) Peningkatan nilai siswa Pythagoras serta instrumen-instrumen yang
LKS yang dikembangkan dikatakan dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. LKS hasil
efektif jika terdapat ≥ 80% siswa yang dari fase ini selanjutnya disebut prototipe I.
memperoleh peningkatan nilai dalam 4. Fase Tes, Evaluasi, dan Revisi
mengerjakan pre-test dan post-test. Fase ini ditujukan untuk mendapatkan
b) Respons positif siswa prototipe final LKS. Pada fase ini dilakukan
LKS yang dikembangkan dikatakan kegiatan validasi oleh validator dan uji coba
efektif jika respons siswa termasuk terbatas terhadap prototipe I yang dihasilkan pada
dalam kategori positif. fase realisasi.
a. Validasi LKS
2.4 Metode Penelitian Prototipe I yang dihasilkan pada fase
Penelitian ini merupakan penelitian realisasi kemudian dikonsultasikan dengan
pengembangan karena peneliti mengembangkan dosen pembimbing untuk selanjutnya divalidasi
LKS berbahasa Inggris dalam model pembelajaran oleh validator. Berdasarkan hasil validasi
penemuan terbimbing pada materi Teorema tersebut dilakukan revisi terhadap prototipe I
Pythagoras untuk siswa kelas VIII SMP RSBI. sesuai dengan saran dari para validator dan
Subjek pada penelitian ini adalah tiga puluh orang dihasilkan prototipe II kemudian dilakukan uji
siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Trenggalek dan coba terbatas.
guru yang mengajar kelas tersebut menggunakan b. Uji coba terbatas
LKS yang dikembangkan. Kegiatan uji coba terbatas ini
dilaksanakan untuk mengetahui kepraktisan
(keterlaksanaan pembelajaran) dan keefektifan 4) Analisis tuntutan kurikulum ditujukan untuk
LKS berbahasa Inggris dengan model menentukan kemampuan-kemampuan yang
pembelajaran penemuan terbimbing pada materi harus dimiliki olesh siswa berdasarkan tujuan
Teorema Pythagoras. Keefektifan ini terdiri dari pembelajaran matematika menurut KTSP 2006
peningkatan nilai pre-test dan post-test siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan
dan respons positif siswa. Uji coba terbatas ini LKS berbahasa Inggris dengan model
dilaksanakan di kelas VIII-F SMPN 1 pembelajaran penemuan terbimbing.
Trenggalek tahun ajaran 2011/2012 selama dua b. Fase Desain
kali pertemuan atau empat jam pelajaran. Hasil Pada fase ini, disusun garis besar LKS
dari uji coba ini berupa data hasil penelitian berbahasa Inggris dengan model pembelajaran
yang selanjutnya akan dianalisis sehingga penemuan terbimbing yang ditujukan untuk
menghasilkan laporan penelitian. mengahasilkan prototipe I dan dirancang pula
Prosedur pada penelitian ini terdiri dari 3 instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian
tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan meliputi instrumen validitas, kepraktisan
tahap setelah penelitian. Perangkat pembelajaran (pernyataan ahli di lembar validasi dan lembar
dalam penelitian adalah Rencana Pelaksanaan keterlaksanaan pembelajaran) dan keefektifan
Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kegiatan Siswa (lembar soal pre-test dan post-test, dan angket
(LKS). Sedangkan instrumen penelitian yang respons siswa) yang akan digunakan.
digunakan adalah lembar validasi LKS, lembar c. Fase Realisasi
observasi keterlaksanaan pembelajaran, soal pre- Pada fase ini dihasilkan prototipe I yang
test dan post-test, dan lembar angket respons siswa. terdiri dari LKS dan instrumen penelitian yang
digunakan. Instrumen penelitian yang dihasilkan
3. HASIL terdiri dari lembar validasi, lembar keterlaksanaan
pembelajaran, lember soal pre-test dan post-test,
3.1 Proses Pengembangan LKS dan lembar angket respons siswa.
Pengembangan LKS ini menggunakan Untuk memperlihatkan sebagian ciri
model pengembangan Plomp. Penelitian ini belajar menemukan serta sintaks penemuan
dilakukakan hanya sampai tahap tes, evaluasi dan terbimbing yang dimunculkan pada LKS yang
revisi. Berikut gambaran secara singkat dari proses dikembangkan akan ditunjukkan pada cuplikan
tersebut. gambar di bawah ini.
a. Fase Investigasi Awal
Pada tahap ini dilakukan analisis
kurikulum, analisis siswa, analisis materi ajar dan
analisis tuntutan kurikulum.
1) Analisis kurikulum yaitu mengkaji tentang
KTSP 2006 dan asas pembelajaran RSBI yang
mengamanatkan untuk menggunakan bahasa
Inggris dalam pembelajaran matematika, serta
teori-teori pembelajaran penemuan Gambar 1. Cuplikan ke-1 LKS
terbimbing. Sehingga LKS yang
Gambar di atas menunjukkan fase pertama penemuan
dikembangkan menggunakan bahasa Inggris
terbimbing yaitu orientasi siswa pada masalah. Ditunjukkan
dan berdasarkan ciri dan sintaks penemuan bentuk segitiga siku-siku yang dapat ditemukan dalam
terbimbing serta mengacu pada KTSP 2006. kehidupan sehari-hari dan dihubungkan dengan
2) Analisis siswa merupakan telaah karakteristik permasalahan yaitu penyelidikan tentang segitiga siku-siku.
siswa yang sesuai dengan rancangan
pengembangan LKS yaitu siswa kelas VIII
SMP RSBI. Karakteristik yang dimaksud di Salah satu ciri
sini meliputi latar belakang pengetahuan belajar menemukan
yaitu
siswa, kemampuan akademik siswa dan menggabungkan
kondisi pembelajaran matematika siswa. pengetahuan lama
3) Analisis materi ajar dilakukan dengan yaitu tentang segitiga
mengidentifikasi bagian-bagian utama materi siku-siku dengan
pengetahuan baru
ajar Teorema Pythagoras yang akan dipelajari yaitu Teorema
siswa dan keterampilan utama apa yang harus Pythagoras
dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran
berdasarkan KTSP 2006. Gambar 1. Cuplikan ke-2 LKS
d. Fase Tes, Evaluasi dan Revisi b. Kepraktisan LKS
Pada fase ini, prototipe I LKS divalidasi Tabel 3. Hasil Observasi Keterlaksanaan LKS
Pertemua
oleh tiga validator, kemudian dilakukan analisis Aspek yang diamati n ke- (Kij) (Ai)
hasil validasi. Selanjutnya LKS direvisi hingga 1 2
diperoleh prototipe II. Prototipe II ini digunakan A. Pendahuluan
1. Mengingatkan materi
untuk uji coba terbatas pada 30 siswa kelas VIII-F prasyarat yang dibutuhkan.
4 3 3,5
RSBI SMP Negeri 1 Trenggalek. Hasil dari uji coba 2. Memotivasi siswa untuk
3 2 2,5
belajar.
terbatas yaitu data pengamatan keterlaksanaan 3. Menyampaikan tujuan 3,25
pembelajaran, nilai pre-test dan post-test siswa dan 3 4 3,5
pembelajaran.
data respons siswa. 4. Menjelaskan pada siswa
tentang aktivitas 4 3 3,5
pembelajaran.
3.2 Hasil Pengembangan LKS B. Kegiatan Inti
5. Membagi kelas dalam
Hasil pengembangan perangkat kelompok belajar 4 3 3,5
pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari berpasangan.
6. Membagikan LKS
aspek-aspek perangkat pembelajaran yang baik (woksheet).
3 3 3
menurut Nieveen (1999) yaitu kevalidan, 7. Meminta siswa untuk
kepraktisan, dan keefektifan. mempelajari dan kemudian
mengerjakan kegiatan 4 4 4
a. Kevalidan LKS dalam LKS (woksheet)
Tabel 2. Hasil Validasi LKS secara berpasangan.
Penilaian 8. Memberi kesempatan pada
Aspek Kete siswa untuk bertanya 3 4 3,5
No Validator Rataan
Penilaian rangan tentang LKS (woksheet).
1 2 3 9. Menjadi fasilitator dan
pembimbing selama 3 4 3,5
Format
penyelidikan berlangsung.
1. komponen 3 4 4 3,67 sangat valid 10. Membantu siswa yang
I 2. petunjuk 3 3 3 3 valid mengalami kesulitan dalam
4 3 3,5 3,45
melaksanakan kegiatan
3. tampilan 4 3 4 3,67 sangat valid pada LKS (woksheet).
4. huruf 4 4 4 4 sangat valid 11. Mengingatkan siswa untuk
mengerjakan semua
Isi langkah-langkah kerja
3 2 2,5
1. materi 3 4 4 3,67 sangat valid secara urut dan
menyelesaikan semua
2. permasalahan 3 3 3 3 valid permasalahan.
3. kesesuaian dg 3 4 3 3,33 sangat valid 12. Meminta beberapa pasang
siswa untuk
II materi 4 4 4
mempresentasikan hasil
4. langkah kerja 4 4 3 3,67 sangat valid kegiatan di depan kelas.
13. Meminta pasangan siswa
5. kesesuaian 3 4 4 3,67 sangat valid lain untuk bertanya atau 3 4 3,5
kegiatan mengomentari presentasi.
14. Membimbing jalannya
6. Peran LKS 4 4 4 4 sangat valid 4 3 3,5
diskusi kelas.
Bahasa 15. Memberikan umpan balik. 3 4 3,5
C. Penutup
1. kebenaran tata 3 3 3 3 valid
16. Membimbing siswa
3 4 3,5
bahasa menyimpulkan materi.
17. Memberikan refleksi. 4 3 3,5
III 2. mendorong 4 4 4 4 sangat valid 3,17
18. Meminta siswa untuk
minat mempelajari materi 3 2 2,5
selanjutnya di rumah.
3. kalimat 4 4 3 3,67 sangat valid
KM 3,29
4. pilihan kata 3 3 4 3,33 sangat valid
LKS yang dikembangkan sudah dapat
Rata-Rata Total Kriteria Kevalidan dikatakan praktis atau memenuhi aspek
3,55 sangat valid
LKS kepraktisan berdasarkan penilaian umum yang
dilakukan oleh para validator yang menyatakan
Penilaian Umum LKS (Worksheet)
A B B
bahwa LKS ini dapat digunakan dengan sedikit
revisi dan rata-rata keterlaksanaan pembelajaran
Nilai rata-rata total validasi yang
yaitu 3,29 dalam kategori sangat baik.
diberikan oleh validator terhadap LKS sebesar
3,55 (sangat valid). Sehingga LKS berbahasa
c. Keefektifan LKS
Inggris dengan model pembelajaran penemuan Tabel 4. Hasil Analisis Skor Pre-test dan Post-test Siswa
terbimbing pada materi Teorema Pythagoras ini Skor pre- Skor post- Peningkat
telah memenuhi aspek kevalidan. No Kode Siswa
test test an
1. ACH 35 97 62
No Kode Siswa
Skor pre- Skor post- Peningkat dikembangkan dapat dikatakan baik karena telah
test test an memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.
2. AAU 48 97 49
3. ARA 50 93 43
4. BAS 28 85 57
4. SIMPULAN DAN DISKUSI
5. BSD 55 82 27
6. BKB 42 75 33
4.1 Simpulan
7. CSU 45 98 53 1. Proses Pengembangan LKS
8. DAW 53 98 45 a. Fase Investigasi Awal
9. DAA 33 83 50 Pada tahap ini dilakukan analisis kurikulum,
10. GND 68 100 32
analisis siswa, analisis materi ajar dan analisis
11. HSB 58 93 35
12. IMY 48 98 50
tuntutan kurikulum.
13. KME 29 98 69 b. Fase Desain
14. MAW 80 98 18 Pada fase ini, disusun garis besar LKS
15. NRR 92 98 6 untuk mengahasilkan prototipe I dan dirancang
16. NCJ 80 100 20 pula instrumen yang dibutuhkan dalam
17. NDK 78 97 19
penelitian.
18. NDY 22 44 22
19. PSM 65 95 30
c. Fase Realisasi
20. RST 45 98 53 Pada fase ini dihasilkan prototipe I yang
21. RAA 40 92 52 terdiri dari LKS dan instrumen penelitian yang
22. RBK 50 95 45 digunakan.
23. RMM 65 97 32 d. Fase Tes, Evaluasi dan Revisi
24. VAR 35 88 53
25. VBR 55 95 40
Pada fase ini, prototipe I LKS divalidasi
26. WAT 25 81 56 oleh tiga validator, kemudian dilakukan analisis
27. WAP 95 100 5 hasil validasi. Selanjutnya LKS direvisi hingga
28. YRD 40 98 58 diperoleh prototipe II. Prototipe II ini digunakan
29. YAS 28 83 55 untuk uji coba terbatas pada 30 siswa kelas VIII-
30. ZHA 27 97 70
F RSBI SMP Negeri 1 Trenggalek.
Rata-rata 50,47 91,77 41,3
2. Hasil Pengembangan LKS
a. Kevalidan LKS
Tabel 5. Respons Siswa Terhadap LKS
Raspons siswa Nilai rata-rata total validasi yang
N Indikat
(siswa) diberikan oleh validator terhadap LKS sebesar
S JR (%) Kriteria
o or
SS S
T
T
3,55 (sangat valid).
S b. Kepraktisan LKS
S
97, Sangat Penilaian umum oleh para validator yang
1 tampilan 27 3 0 0 30
5 kuat
80, Sangat menyatakan bahwa LKS ini dapat digunakan
2 petunjuk 7 23 0 0 30
83 kuat dengan sedikit revisi dan rata-rata
77,
3 bahasa 9 19 2 0 30
5
Kuat keterlaksanaan pembelajaran yaitu 3,29 dalam
memban kategori sangat baik.
tu
92, Sangat
4 memaha 21 9 0 0 30
mi
5 kuat c. Keefektifan LKS
materi Terdapat 100% siswa memperoleh
membua
5 t lebih 7 23 0 0 30
80, Sangat peningkatan nilai dari pre-test ke post-test
83 kuat dengan peningkatan rata-rata nilai sebesar
aktif
menamb 41,33, dan respons siswa terhadap LKS yang
89, Sangat
6 ah 17 13 0 0 30
motivasi
17 kuat dikembangkan positif.
Rata-rata Keseluruhan Nilai Respons Siswa 86,38 Dari uraian di atas maka LKS yang
dikembangkan dapat dikatakan baik karena telah
LKS yang dikembangkan ini sudah dapat
memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.
dikatakan efektif karena terdapat 100% siswa
memperoleh peningkatan nilai dari pre-test ke
post-test dengan peningkatan rata-rata nilai 4.2 Diskusi
sebesar 41,33, dan respons siswa terhadap LKS Siswa yang dijadikan sebagai subjek
yang dikembangkan positif. penelitian telah mempelajari materi Teorema
Dari uraian di atas maka LKS Berbahasa Pythagoras pada semester sebelumnya. Ternyata
Inggris dengan Model Pembelajaran Penemuan ada empat orang siswa mendapat nilai pre-test ≥ 80.
Terbimbing pada Materi Teorema Pythagoras yang Dengan kata lain terdapat kemungkinan siswa
memahami materi Teorema Pythagoras bukan
dikarenakan pembelajaran dengan LKS berbahasa Van den Akker, Jan.et. al. Dordrecht: The
Inggris dengan model pembelajaran penemuan Netherland Kluwer Academic Publisher.
terbimbing yang dilakukan oleh peneliti, tetapi
karena siswa tersebut sudah mempelajari [8] Nur, Mohamad. 2004. Pengajaran Berpusat
sebelumnya. Jadi peningkatan nilai post-test yang pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis
diperoleh siswa tidak menunjukkan nilai yang dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS
sebenarrnya. Hal tersebut menyebabkan kriteria Universitas Negeri Surabaya.
keefektifan yang didapat pada LKS yang
dikembangkan oleh peneliti masih kurang [9] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
sempurna. Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. (Online),
REFERENSI (http://kpmu.unila.ac.id/wp-
content/uploads/2010/09/pp-no-19-2005.pdf,
[1] Arends, Richard & Kilcher, Ann. 2010. diakses tanggal 10 Februari 2012).
Teaching for Student Learning: Becoming an
Accomplished Teacher. New York: Routledge. [10] Plomp, Tjeerd. 1997. Educational and
Training Systems Design. Enschede, The
[2] Castronova, J. A. 2002. Discovery Learning Netherlands: University of Twente.
for the 21st Century: What is it and how does it
compare to traditional learning in the 21 st [11] Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu
Century, (Online), dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
(http://chiron.valdosta.edu/are/Litreviews/vol1 Pustaka.
no1/castronova_litr.pdf, diakses 30 Oktober
2011). [12] Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model-Model
Pembelajaran Matematika SMP. Makalah
[3] Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan disampaikan pada Diklat
Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Instruktur/Pengembangan Matematika SMP
Nasional. jenjang Dasar. Yogyakarta: Dinas Pendidikan
Nasional.
[4] Depdiknas. 2008. Pengertian RSBI (Rintisan
Sekolah Berstandar Internasional), [13] Widjajanti, Endang. 2008. Kualitas Lembar
(http://file.upi.edu/Direktori/A%20- Kerja Siswa. Makalah disampaikan dalam
%20FIP/JUR.%20ADMINISTRASI%20PEN Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat
DIDIKAN/197907122005011%20- dengan Judul “Pelatihan Penyusunan LKS
%20NURDIN/PENGERTIAN%20RSBI.pdf, Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan
diakses 10 Februari 2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bagi
Guru SMK/MAK di Ruang Sidang Kimia
[5] Ladyawati, Erlin. 2008. Penerapan FMIPA UNY pada tanggal 22 Agustus 2008.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
(Problem Based Instruction) untuk Sub Materi
Pokok Persegi panjang dan persegi di Kelas
VIII SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo. Tesis
tidak diterbitkan. Surabaya: Magister
Pendidikan UNESA.

[6] National Council of Teachers of Mathematics.


2012. Jurnal for Research in Mathematics
Education, May 2012, Volume 43, Issue 3.
(Online),
(http://www.nctm.org/publications/toc.aspx?jr
nl=jrme, diakses 14 Februari 2012).

[7] Nieveen, Nienke. 1999. Prototyping to Reach


Product Quality. P.125-135 from Design
Approaches and Tools in Education Training.

Вам также может понравиться