Faridhatun Nasika Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya Alamat: Kampus Ketintang Surabaya 60231, Telp (031) 8296427, 8280009 email : fareed_nasika@yahoo.com
ABSTRAK rumus tersebut harus diajarkan dengan model
pembelajaran yang membuat materi pelajaran Teorema Pythagoras perlu diajarkan menjadi lebih bermakna dan lebih mudah difahami, menggunakan model pembelajaran penemuan misalnya penemuan terbimbing (guided discovery terbimbing agar menjadi lebih bermakna bagi siswa, learning). dan berbahasa Inggris sesuai asas RSBI. Penelitian Sejalan dengan Peraturan Pemerintah No 19 bertujuan untuk mendeskripsikan dan menghasilkan tahun 2005 pasal 61 ayat 1, saat ini mulai Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbahasa Inggris berkembang Rintisan Sekolah Bertaraf dengan model pembelajaran penemuan terbimbing Internasional (RSBI) di hampir setiap daerah. Salah pada materi Teorema Pythagoras yang memenuhi satu asas pembelajaran yang berlaku di RSBI kriteria valid, praktis dan efektif. menyuratkan untuk mengajarkan bahasa Inggris Penelitian ini mengadaptasi model secara terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya, pengembangan Plomp (tanpa fase implementasi). termasuk matematika. (Depdiknas, 2008). Namun Instrumen penelitian antara lain lembar validasi Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang digunakan di LKS, lembar pengamatan keterlaksanaan beberapa RSBI SMP, termasuk di SMPN 1 pembelajaran, angket respons siswa, dan lembar Trenggalek masih berbahasa Indonesia. soal pre-test dan post-test. Uji coba terbatas Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dilakukan pada siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 melakukan penelitian yang bertujuan untuk Trenggalek tahun ajaran 2011/2012. mendeskripsikan psoses pengembangan Lembar Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKS Kegiatan Siswa (LKS) berbahasa Inggris dengan baik. LKS valid (rata-rata total validitas 3,55). LKS model pembelajaran penemuan terbimbing (Guided praktis (validator menyatakan LKS dapat Discovery) pada materi Teorema Pythagoras di digunakan, dan rata-rata keterlaksanaan kelas VIII-F SMP Negeri 1 Trenggalek, dan pembelajaran 3,29. LKS efektif (100% siswa menghasilkan LKS terseebut. memperoleh peningkatan nilai dari pre-test ke post- test dengan peningkatan nilai rata-rata 41,3, serta 2. KAJIAN TEORI DAN METODE respons siswa positif). PENELITIAN Kata kuncis: LKS berbahasa Inggris, penemuan 2.1 Model Pembelajaran Penemuan terbimbing, Teorema Pythagoras. Terbimbing Pembelajaran dengan penemuan 1. PENDAHULUAN (Discovery Learning) merupakan suatu komponen Dalam mempelajari matematika, siswa harus penting dalam pendekatan konstruktivis yang telah memahami dan aktif membangun pengetahuan baru memiliki sejarah panjang dalam dunia pendidikan. dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki Ide pembelajaran penernuan (Discovery Learning) sebelumnya. National Council of Teachers of muncul dari keinginan untuk memberi rasa senang Mathematics (2012) menggariskan bahwa dalam kepada siswa dalam "menemukan" sesuatu oleh mempelajari matematika, siswa tidak hanya mereka sendiri dengan mengikuti jejak para bergantung pada “apa” yang diajarkan, tetapi juga ilmuwan. (Nur, 2004: 10). Pembelajaran penemuan bergantung pada “bagaimana” matematika itu dibedakan menjadi dua, yaitu pembelajaran diajarkan, atau bagaimana siswa belajar. Salah satu penemuan bebas (Free Discovery Learning) atau permasalahan dalam mengajarkan matematika sering disebut open ended discovery dan kepada siswa adalah karena banyaknya rumus- pembelajaran penemuan terbimbing (Guided rumus yang terdapat dalam matematika, salah Discovery Learning) (Widdiharto, 2004). Dalam satunya adalah rumus Teorema Pythagoras. Rumus- pelaksanaannya, pembelajaran penernuan c. Kegiatannya untuk menggabungkan terbimbing (Guided Discovery Learning) lebih pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah banyak diterapkan, karena dengan petunjuk guru ada. siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka Adapun sintaks pembelajaran penemuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini bimbingan guru bukanlah semacam resep yang adalah sintaks yang diadaptasi dari sintaks harus diikuti tetapi hanya merupakan arahan tentang pembelajaran penemuan Arends dan sintaks Model prosedur kerja yang diperlukan. Penemuan Terbimbing Magnusson dan Palincsar Arends (2010: 268) berpendapat bahwa (dalam Arends, 2010: 270), yang terdiri dari 5 model pembelajaran penemuan adalah suatu model tahap yaitu: pembelajaran yang disusun untuk membantu siswa Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Penemuan Terbimbing mengembangkan pemahamannya tentang Tahap Aktivitas Guru Fase-1 1. Menjelaskan tujuan bagaimana dunia fisik dan sosial bekerja, serta Orientate the students pembelajaran proses-proses untuk menginvestigasinya. to the problems 2. Menjelaskan logistik yang Sedangkan Sund (dalam Widdiharto: 2004) (Orientasi siswa pada dibutuhkan berpendapat bahwa discovery (penemuan masalah) 3. Mengingatkan materi prasyarat yang dibutuhkan terbimbing) adalah proses mental yang 4. Memotivasi siswa terlibat memungkinkan siswa mengasimilasikan pada aktivitas pemecahan (menyesuaikan pengetahuan yang sudah dimiliki masalah yang diberikan dengan pengetahuan yang baru didapatkan) suatu guru Fase-2 1. Membantu siswa konsep atau suatu prinsip. Proses mental, misalnya: Organize the students mendefenisikan dan mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, in studying mengorganisasikan tugas- membuat kesimpulan dan sebagainya. Sedangkan (Mengorganisasikan tugas yang berkaitan konsep misalnya: lingkaran, segitiga, x < y, dan siswa dalam belajar) dengan masalah 2. Menyediakan alat dan sebagainya. Prinsip misalnya: “kuadrat sisi miring bahan pada segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat Fase-3 1. Mendorong siswa untuk sisi siku-sikunya”. Guide the individual mengumpulkan informasi Pembelajaran penemuan terbimbing and group investigation yang sesuai, melaksanakan (Membimbing eksperimen untuk menurut Widdiharto (2004) dapat dilakukan secara penyelidikan mendapatkan penjelasan „perseorangan/individu‟ ataupun secara individual maupun dan pemecahan masalah „berkelompok‟. Kegiatan pembelajaran tetap kelompok) 2. Memberikan bimbingan berawal dari guru, dengan kata lain guru tetap seperlunya, membantu siswa yang mengalami sebagai sumber belajar. Lalu guru merumuskan kesulitan selama proses masalah dengan cara membuat soal-soal yang penemuan membuat siswa tertantang untuk menyelesaikan masalah tersebut sendiri. Fase-4 1. Membantu siswa dalam Dari berbagai pendapat di atas dapat Present the result of merencanakan dan the activities menyiapkan karya yang disimpulkan bahwa model pembelajaran penemuan (Menyajikan / sesuai seperti laporan, terbimbing (Guided Discovery) adalah model mempresentasikan video, dan model yang pembelajaran yang memungkinkan siswa berpikir hasil kegiatan yang membantu mereka untuk sendiri sehingga dapat “menemukan” prinsip umum dilakukan) berbagi tugas dengan temannya (maupun yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk individu) dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang 2. Meminta beberapa siswa mengarahkan. Peran guru dalam penemuan mempresentasikan hasil terbimbing sering diungkapkan dalam Lembar kegiatan 3. Meminta siswa lain Kegiatan Siswa (LKS). LKS ini biasanya digunakan menanggapi hasil dalam memberikan bimbingan kepada siswa untuk presentasi menemukan konsep atau terutama prinsip (rumus, 4. Membimbing proses sifat). diskusi dan memberikan umpan balik Biknell-Holmes dan Hoffman (Castronova, Fase-5 1. Membimbing siswa 2002: 2) menjelaskan tiga ciri utama belajar Evaluate the learning menyimpulkan materi menemukan: activities pembelajaran yang baru a. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah (Mengevaluasi saja dipelajari kegiatan 2. Membantu siswa untuk untuk menciptakan, menggabungkan dan pembelajaran) merefleksi pada menggeneralisasi pengetahuan. penyelidikan dan proses b. Berpusat pada siswa. penemuan yang digunakan Tahap Aktivitas Guru d. Penulisan LKS Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Perumusan kompetensi dasar yang harus 2.2 Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dikuasai. Lembar Kegiatan Siswa (Student 2) Menentukan alat penilaian. worksheet) adalah lembaran- lembaran berisi tugas 3) Menyusun materi dari berbagai sumber. yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar 4) Memperhatikan struktur LKS. Kegiatan Siswa biasanya berisi petunjuk, langkah- Penyusunan LKS harus memenuhi langkah untuk menyelesaikan suatu tugas berbagai persyaratan yaitu syarat didaktik, syarat (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 18). konstruksi, dan syarat teknik. (Darmodjo dan Trianto (2007: 148) menjelaskan Lembar Kaligis dalam Widjajanti, 2008). Kegiatan Siswa adalah panduan siswa yang a. Syarat-syarat didaktik digunakan untuk melakukan kegiatan 1) Mengajak siswa aktif dalam proses penyelidikan atau pemecahan masalah. Menurut pembelajaran Sedangkan menurut Ladyawati (2008: 43), LKS 2) Memberi penekanan pada proses untuk merupakan suatu rangkaian tugas dengan menemukan konsep pertanyaan-pertanyaan yang memudahkan siswa 3) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai dalam mengerjakan dan menyelesaikannya. media dan kegiatan siswa sesuai dengan Penyusunan LKS dimaksudkan untuk memberikan ciri KTSP kemudahan siswa dalam memahami materi yang b. Syarat-syarat konstruksi diajarkan dalam proses pembelajaran. 1) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan Berdasarkan beberapa pengertian di atas, tingkat kedewasaan anak. peneliti mendefinisikan Lembar Kegiatan Siswa 2) Menggunakan struktur kalimat yang jelas. (LKS) sebagai lembaran-lembaran berisi tugas 3) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai berupa pertanyaan-pertanyaan dan langkah-langkah dengan tingkat kemampuan anak. kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah 4) Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka. yang harus dijawab dan dikerjakan oleh siswa yang 5) Menyediakan ruangan yang cukup untuk bertujuan untuk memberikan kemudahan siswa memberi keleluasaan pada siswa untuk dalam memahami materi yang diajarkan dalam menulis maupun menggambarkan pada proses pembelajaran. LKS. Pembuatan LKS disusun berdasarkan 6) Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada strukturnya, sehingga diperoleh susunan LKS yang kata-kata. teratur dan sistematis. Struktur LKS secara umum 7) Dapat digunakan oleh seluruh siswa, baik menurut Depdiknas (2008: 24) adalah: yang lamban maupun yang cepat. a. Judul 8) Memiliki tujuan yang jelas serta b. Petunjuk belajar (petunjuk siswa) bermanfaat sebagai sumber motivasi. c. Kompetensi yang akan dicapai 9) Mempunyai identitas untuk memudahkan d. Informasi pendukung administrasinya. Misalnya, kelas, mata e. Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja pelajaran, topik, nama atau nama-nama f. Penilaian anggota kelompok, tanggal dan Langkah-langkah dalam penyusunan LKS sebagainya. menurut Depdiknas (2008: 23-24) adalah sebagai c. Syarat-syarat teknik berikut. 1) Tulisan a. Analisis kurikulum a) Gunakan huruf cetak. Analisis kurikulum dimaksudkan untuk b) Gunakan huruf tebal yang agak besar menentukan materi-materi mana yang untuk topik. menentukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam c) Gunakan kalimat pendek. menentukan materi dianalisis dengan cara d) Usahakan agar perbandingan besarnya melihat materi pokok dan pengalaman belajar huruf dengan besarnya gambar serasi. yang akan diajarkan. 2) Gambar b. Menyusun peta kebutuhan LKS Gambar yang baik untuk LKS adalah Peta kebutuhan LKS berguna untuk mengetahui gambar yang dapat menyampaikan jumlah kebutuhan LKS dan urutan LKS. pesan/isi dari gambar tersebut secara c. Menetapkan judul-judul LKS efektif kepada pengguna LKS. Judul LKS harus sesuai dengan kompetensi Lembar kegiatan siswa (LKS) berbahasa dasar materi pokok dan pengalaman siswa. Inggris dengan model pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery) adalah LKS yang Penelitian ini menggunakan model menggunakan bahasa Inggris yang disusun dan pengembangan yang mengadaptasi pada model dikembangkan berdasarkan syarat-syarat pengembangan Plomp (1997). Model ini terdiri dari penyusunan LKS dan mengacu pada ciri-ciri belajar lima fase pengembangan yaitu (1) fase investigasi menemukan serta sintaks model pembelajaran awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi, (4) fase tes, penemuan terbimbing. evaluasi, dan revisi, dan (5) fase implementasi, tetapi pada penelitian ini hanya dilakukan sampai 2.3 Kriteria Pengembangan Lembar pada fase tes, revisi, dan evaluasi saja. Selanjutnya Kegiatan Siswa penjelasan fase-fase tersebut adalah sebagai berikut. Kriteria yang digunakan untuk 1. Fase Investigasi Awal mengembangkan LKS berbahasa Inggris dengan Tujuan dari fase ini adalah menganalisis model pembelajaran penemuan terbimbing masalah dan kebutuhan yang ada dalam mengacu pada kriteria pengembangan suatu pengembangan LKS. Untuk pengembangan LKS, perangkat pembelajaran yang diutarakan oleh dalam tahap ini dilakukan identifikasi dan kajian Nieveen (1999). LKS yang dikembangkan dalam terhadap kurikulum yang berlaku di sekolah, penelitian ini dikatakan baik jika memenuhi analisis siswa, analisis materi dan analisis tuntutan kriteria-kriteria berikut ini. kurikulum yang akan dicapai melalui pembelajaran. 1. Kevalidan (Validity) Keempat langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai Kevalidan LKS didasarkan menurut berikut. penilaian validator pada LKS yang 2. Fase Desain dikembangkan yang meliputi tiga aspek yang Pada tahap ini, disusun garis besar LKS yang kriterianya ditentukan oleh peneliti, antara lain ditujukan untuk menghasilkan prototipe LKS aspek format, aspek isi, dan aspek bahasa. berbahasa Inggris dengan model pembelajaran 2. Kepraktisan (Practicality) penemuan terbimbing pada materi Teorema Pada penelitian ini, LKS dikatakan praktis Pythagoras. Bersamaan dengan itu dirancang pula jika validator menyatakan bahwa LKS tersebut instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian dapat digunakan dengan revisi kecil atau tanpa meliputi instrumen validitas, kepraktisan revisi, dan kepraktisan juga diukur berdasarkan (pernyataan ahli di lembar validasi dan lembar keterlaksanaan pembelajaran di kelas sesuai kterlaksanaan pembelajaran) dan keefektifan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (lembar pre-test dan post-test dan angket respons (RPP) yang sudah dibuat. siswa) yang akan digunakan. 3. Efektif 3. Fase Realisasi Dalam penelitian ini LKS yang Pada fase ini dibuat secara utuh LKS dikembangkan dikatakan efektif dilihat dari berbahasa Inggris dengan model pembelajaran komponen-komponen: penemuan terbimbing pada materi Teorema a) Peningkatan nilai siswa Pythagoras serta instrumen-instrumen yang LKS yang dikembangkan dikatakan dibutuhkan dalam kegiatan penelitian. LKS hasil efektif jika terdapat ≥ 80% siswa yang dari fase ini selanjutnya disebut prototipe I. memperoleh peningkatan nilai dalam 4. Fase Tes, Evaluasi, dan Revisi mengerjakan pre-test dan post-test. Fase ini ditujukan untuk mendapatkan b) Respons positif siswa prototipe final LKS. Pada fase ini dilakukan LKS yang dikembangkan dikatakan kegiatan validasi oleh validator dan uji coba efektif jika respons siswa termasuk terbatas terhadap prototipe I yang dihasilkan pada dalam kategori positif. fase realisasi. a. Validasi LKS 2.4 Metode Penelitian Prototipe I yang dihasilkan pada fase Penelitian ini merupakan penelitian realisasi kemudian dikonsultasikan dengan pengembangan karena peneliti mengembangkan dosen pembimbing untuk selanjutnya divalidasi LKS berbahasa Inggris dalam model pembelajaran oleh validator. Berdasarkan hasil validasi penemuan terbimbing pada materi Teorema tersebut dilakukan revisi terhadap prototipe I Pythagoras untuk siswa kelas VIII SMP RSBI. sesuai dengan saran dari para validator dan Subjek pada penelitian ini adalah tiga puluh orang dihasilkan prototipe II kemudian dilakukan uji siswa kelas VIII-F SMP Negeri 1 Trenggalek dan coba terbatas. guru yang mengajar kelas tersebut menggunakan b. Uji coba terbatas LKS yang dikembangkan. Kegiatan uji coba terbatas ini dilaksanakan untuk mengetahui kepraktisan (keterlaksanaan pembelajaran) dan keefektifan 4) Analisis tuntutan kurikulum ditujukan untuk LKS berbahasa Inggris dengan model menentukan kemampuan-kemampuan yang pembelajaran penemuan terbimbing pada materi harus dimiliki olesh siswa berdasarkan tujuan Teorema Pythagoras. Keefektifan ini terdiri dari pembelajaran matematika menurut KTSP 2006 peningkatan nilai pre-test dan post-test siswa setelah mengikuti pembelajaran menggunakan dan respons positif siswa. Uji coba terbatas ini LKS berbahasa Inggris dengan model dilaksanakan di kelas VIII-F SMPN 1 pembelajaran penemuan terbimbing. Trenggalek tahun ajaran 2011/2012 selama dua b. Fase Desain kali pertemuan atau empat jam pelajaran. Hasil Pada fase ini, disusun garis besar LKS dari uji coba ini berupa data hasil penelitian berbahasa Inggris dengan model pembelajaran yang selanjutnya akan dianalisis sehingga penemuan terbimbing yang ditujukan untuk menghasilkan laporan penelitian. mengahasilkan prototipe I dan dirancang pula Prosedur pada penelitian ini terdiri dari 3 instrumen yang dibutuhkan dalam penelitian tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan meliputi instrumen validitas, kepraktisan tahap setelah penelitian. Perangkat pembelajaran (pernyataan ahli di lembar validasi dan lembar dalam penelitian adalah Rencana Pelaksanaan keterlaksanaan pembelajaran) dan keefektifan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kegiatan Siswa (lembar soal pre-test dan post-test, dan angket (LKS). Sedangkan instrumen penelitian yang respons siswa) yang akan digunakan. digunakan adalah lembar validasi LKS, lembar c. Fase Realisasi observasi keterlaksanaan pembelajaran, soal pre- Pada fase ini dihasilkan prototipe I yang test dan post-test, dan lembar angket respons siswa. terdiri dari LKS dan instrumen penelitian yang digunakan. Instrumen penelitian yang dihasilkan 3. HASIL terdiri dari lembar validasi, lembar keterlaksanaan pembelajaran, lember soal pre-test dan post-test, 3.1 Proses Pengembangan LKS dan lembar angket respons siswa. Pengembangan LKS ini menggunakan Untuk memperlihatkan sebagian ciri model pengembangan Plomp. Penelitian ini belajar menemukan serta sintaks penemuan dilakukakan hanya sampai tahap tes, evaluasi dan terbimbing yang dimunculkan pada LKS yang revisi. Berikut gambaran secara singkat dari proses dikembangkan akan ditunjukkan pada cuplikan tersebut. gambar di bawah ini. a. Fase Investigasi Awal Pada tahap ini dilakukan analisis kurikulum, analisis siswa, analisis materi ajar dan analisis tuntutan kurikulum. 1) Analisis kurikulum yaitu mengkaji tentang KTSP 2006 dan asas pembelajaran RSBI yang mengamanatkan untuk menggunakan bahasa Inggris dalam pembelajaran matematika, serta teori-teori pembelajaran penemuan Gambar 1. Cuplikan ke-1 LKS terbimbing. Sehingga LKS yang Gambar di atas menunjukkan fase pertama penemuan dikembangkan menggunakan bahasa Inggris terbimbing yaitu orientasi siswa pada masalah. Ditunjukkan dan berdasarkan ciri dan sintaks penemuan bentuk segitiga siku-siku yang dapat ditemukan dalam terbimbing serta mengacu pada KTSP 2006. kehidupan sehari-hari dan dihubungkan dengan 2) Analisis siswa merupakan telaah karakteristik permasalahan yaitu penyelidikan tentang segitiga siku-siku. siswa yang sesuai dengan rancangan pengembangan LKS yaitu siswa kelas VIII SMP RSBI. Karakteristik yang dimaksud di Salah satu ciri sini meliputi latar belakang pengetahuan belajar menemukan yaitu siswa, kemampuan akademik siswa dan menggabungkan kondisi pembelajaran matematika siswa. pengetahuan lama 3) Analisis materi ajar dilakukan dengan yaitu tentang segitiga mengidentifikasi bagian-bagian utama materi siku-siku dengan pengetahuan baru ajar Teorema Pythagoras yang akan dipelajari yaitu Teorema siswa dan keterampilan utama apa yang harus Pythagoras dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran berdasarkan KTSP 2006. Gambar 1. Cuplikan ke-2 LKS d. Fase Tes, Evaluasi dan Revisi b. Kepraktisan LKS Pada fase ini, prototipe I LKS divalidasi Tabel 3. Hasil Observasi Keterlaksanaan LKS Pertemua oleh tiga validator, kemudian dilakukan analisis Aspek yang diamati n ke- (Kij) (Ai) hasil validasi. Selanjutnya LKS direvisi hingga 1 2 diperoleh prototipe II. Prototipe II ini digunakan A. Pendahuluan 1. Mengingatkan materi untuk uji coba terbatas pada 30 siswa kelas VIII-F prasyarat yang dibutuhkan. 4 3 3,5 RSBI SMP Negeri 1 Trenggalek. Hasil dari uji coba 2. Memotivasi siswa untuk 3 2 2,5 belajar. terbatas yaitu data pengamatan keterlaksanaan 3. Menyampaikan tujuan 3,25 pembelajaran, nilai pre-test dan post-test siswa dan 3 4 3,5 pembelajaran. data respons siswa. 4. Menjelaskan pada siswa tentang aktivitas 4 3 3,5 pembelajaran. 3.2 Hasil Pengembangan LKS B. Kegiatan Inti 5. Membagi kelas dalam Hasil pengembangan perangkat kelompok belajar 4 3 3,5 pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari berpasangan. 6. Membagikan LKS aspek-aspek perangkat pembelajaran yang baik (woksheet). 3 3 3 menurut Nieveen (1999) yaitu kevalidan, 7. Meminta siswa untuk kepraktisan, dan keefektifan. mempelajari dan kemudian mengerjakan kegiatan 4 4 4 a. Kevalidan LKS dalam LKS (woksheet) Tabel 2. Hasil Validasi LKS secara berpasangan. Penilaian 8. Memberi kesempatan pada Aspek Kete siswa untuk bertanya 3 4 3,5 No Validator Rataan Penilaian rangan tentang LKS (woksheet). 1 2 3 9. Menjadi fasilitator dan pembimbing selama 3 4 3,5 Format penyelidikan berlangsung. 1. komponen 3 4 4 3,67 sangat valid 10. Membantu siswa yang I 2. petunjuk 3 3 3 3 valid mengalami kesulitan dalam 4 3 3,5 3,45 melaksanakan kegiatan 3. tampilan 4 3 4 3,67 sangat valid pada LKS (woksheet). 4. huruf 4 4 4 4 sangat valid 11. Mengingatkan siswa untuk mengerjakan semua Isi langkah-langkah kerja 3 2 2,5 1. materi 3 4 4 3,67 sangat valid secara urut dan menyelesaikan semua 2. permasalahan 3 3 3 3 valid permasalahan. 3. kesesuaian dg 3 4 3 3,33 sangat valid 12. Meminta beberapa pasang siswa untuk II materi 4 4 4 mempresentasikan hasil 4. langkah kerja 4 4 3 3,67 sangat valid kegiatan di depan kelas. 13. Meminta pasangan siswa 5. kesesuaian 3 4 4 3,67 sangat valid lain untuk bertanya atau 3 4 3,5 kegiatan mengomentari presentasi. 14. Membimbing jalannya 6. Peran LKS 4 4 4 4 sangat valid 4 3 3,5 diskusi kelas. Bahasa 15. Memberikan umpan balik. 3 4 3,5 C. Penutup 1. kebenaran tata 3 3 3 3 valid 16. Membimbing siswa 3 4 3,5 bahasa menyimpulkan materi. 17. Memberikan refleksi. 4 3 3,5 III 2. mendorong 4 4 4 4 sangat valid 3,17 18. Meminta siswa untuk minat mempelajari materi 3 2 2,5 selanjutnya di rumah. 3. kalimat 4 4 3 3,67 sangat valid KM 3,29 4. pilihan kata 3 3 4 3,33 sangat valid LKS yang dikembangkan sudah dapat Rata-Rata Total Kriteria Kevalidan dikatakan praktis atau memenuhi aspek 3,55 sangat valid LKS kepraktisan berdasarkan penilaian umum yang dilakukan oleh para validator yang menyatakan Penilaian Umum LKS (Worksheet) A B B bahwa LKS ini dapat digunakan dengan sedikit revisi dan rata-rata keterlaksanaan pembelajaran Nilai rata-rata total validasi yang yaitu 3,29 dalam kategori sangat baik. diberikan oleh validator terhadap LKS sebesar 3,55 (sangat valid). Sehingga LKS berbahasa c. Keefektifan LKS Inggris dengan model pembelajaran penemuan Tabel 4. Hasil Analisis Skor Pre-test dan Post-test Siswa terbimbing pada materi Teorema Pythagoras ini Skor pre- Skor post- Peningkat telah memenuhi aspek kevalidan. No Kode Siswa test test an 1. ACH 35 97 62 No Kode Siswa Skor pre- Skor post- Peningkat dikembangkan dapat dikatakan baik karena telah test test an memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. 2. AAU 48 97 49 3. ARA 50 93 43 4. BAS 28 85 57 4. SIMPULAN DAN DISKUSI 5. BSD 55 82 27 6. BKB 42 75 33 4.1 Simpulan 7. CSU 45 98 53 1. Proses Pengembangan LKS 8. DAW 53 98 45 a. Fase Investigasi Awal 9. DAA 33 83 50 Pada tahap ini dilakukan analisis kurikulum, 10. GND 68 100 32 analisis siswa, analisis materi ajar dan analisis 11. HSB 58 93 35 12. IMY 48 98 50 tuntutan kurikulum. 13. KME 29 98 69 b. Fase Desain 14. MAW 80 98 18 Pada fase ini, disusun garis besar LKS 15. NRR 92 98 6 untuk mengahasilkan prototipe I dan dirancang 16. NCJ 80 100 20 pula instrumen yang dibutuhkan dalam 17. NDK 78 97 19 penelitian. 18. NDY 22 44 22 19. PSM 65 95 30 c. Fase Realisasi 20. RST 45 98 53 Pada fase ini dihasilkan prototipe I yang 21. RAA 40 92 52 terdiri dari LKS dan instrumen penelitian yang 22. RBK 50 95 45 digunakan. 23. RMM 65 97 32 d. Fase Tes, Evaluasi dan Revisi 24. VAR 35 88 53 25. VBR 55 95 40 Pada fase ini, prototipe I LKS divalidasi 26. WAT 25 81 56 oleh tiga validator, kemudian dilakukan analisis 27. WAP 95 100 5 hasil validasi. Selanjutnya LKS direvisi hingga 28. YRD 40 98 58 diperoleh prototipe II. Prototipe II ini digunakan 29. YAS 28 83 55 untuk uji coba terbatas pada 30 siswa kelas VIII- 30. ZHA 27 97 70 F RSBI SMP Negeri 1 Trenggalek. Rata-rata 50,47 91,77 41,3 2. Hasil Pengembangan LKS a. Kevalidan LKS Tabel 5. Respons Siswa Terhadap LKS Raspons siswa Nilai rata-rata total validasi yang N Indikat (siswa) diberikan oleh validator terhadap LKS sebesar S JR (%) Kriteria o or SS S T T 3,55 (sangat valid). S b. Kepraktisan LKS S 97, Sangat Penilaian umum oleh para validator yang 1 tampilan 27 3 0 0 30 5 kuat 80, Sangat menyatakan bahwa LKS ini dapat digunakan 2 petunjuk 7 23 0 0 30 83 kuat dengan sedikit revisi dan rata-rata 77, 3 bahasa 9 19 2 0 30 5 Kuat keterlaksanaan pembelajaran yaitu 3,29 dalam memban kategori sangat baik. tu 92, Sangat 4 memaha 21 9 0 0 30 mi 5 kuat c. Keefektifan LKS materi Terdapat 100% siswa memperoleh membua 5 t lebih 7 23 0 0 30 80, Sangat peningkatan nilai dari pre-test ke post-test 83 kuat dengan peningkatan rata-rata nilai sebesar aktif menamb 41,33, dan respons siswa terhadap LKS yang 89, Sangat 6 ah 17 13 0 0 30 motivasi 17 kuat dikembangkan positif. Rata-rata Keseluruhan Nilai Respons Siswa 86,38 Dari uraian di atas maka LKS yang dikembangkan dapat dikatakan baik karena telah LKS yang dikembangkan ini sudah dapat memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. dikatakan efektif karena terdapat 100% siswa memperoleh peningkatan nilai dari pre-test ke post-test dengan peningkatan rata-rata nilai 4.2 Diskusi sebesar 41,33, dan respons siswa terhadap LKS Siswa yang dijadikan sebagai subjek yang dikembangkan positif. penelitian telah mempelajari materi Teorema Dari uraian di atas maka LKS Berbahasa Pythagoras pada semester sebelumnya. Ternyata Inggris dengan Model Pembelajaran Penemuan ada empat orang siswa mendapat nilai pre-test ≥ 80. Terbimbing pada Materi Teorema Pythagoras yang Dengan kata lain terdapat kemungkinan siswa memahami materi Teorema Pythagoras bukan dikarenakan pembelajaran dengan LKS berbahasa Van den Akker, Jan.et. al. Dordrecht: The Inggris dengan model pembelajaran penemuan Netherland Kluwer Academic Publisher. terbimbing yang dilakukan oleh peneliti, tetapi karena siswa tersebut sudah mempelajari [8] Nur, Mohamad. 2004. Pengajaran Berpusat sebelumnya. Jadi peningkatan nilai post-test yang pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis diperoleh siswa tidak menunjukkan nilai yang dalam Pengajaran. Surabaya: PSMS sebenarrnya. Hal tersebut menyebabkan kriteria Universitas Negeri Surabaya. keefektifan yang didapat pada LKS yang dikembangkan oleh peneliti masih kurang [9] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia sempurna. Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. (Online), REFERENSI (http://kpmu.unila.ac.id/wp- content/uploads/2010/09/pp-no-19-2005.pdf, [1] Arends, Richard & Kilcher, Ann. 2010. diakses tanggal 10 Februari 2012). Teaching for Student Learning: Becoming an Accomplished Teacher. New York: Routledge. [10] Plomp, Tjeerd. 1997. Educational and Training Systems Design. Enschede, The [2] Castronova, J. A. 2002. Discovery Learning Netherlands: University of Twente. for the 21st Century: What is it and how does it compare to traditional learning in the 21 st [11] Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Century, (Online), dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi (http://chiron.valdosta.edu/are/Litreviews/vol1 Pustaka. no1/castronova_litr.pdf, diakses 30 Oktober 2011). [12] Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Makalah [3] Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan disampaikan pada Diklat Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Instruktur/Pengembangan Matematika SMP Nasional. jenjang Dasar. Yogyakarta: Dinas Pendidikan Nasional. [4] Depdiknas. 2008. Pengertian RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional), [13] Widjajanti, Endang. 2008. Kualitas Lembar (http://file.upi.edu/Direktori/A%20- Kerja Siswa. Makalah disampaikan dalam %20FIP/JUR.%20ADMINISTRASI%20PEN Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat DIDIKAN/197907122005011%20- dengan Judul “Pelatihan Penyusunan LKS %20NURDIN/PENGERTIAN%20RSBI.pdf, Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan diakses 10 Februari 2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bagi Guru SMK/MAK di Ruang Sidang Kimia [5] Ladyawati, Erlin. 2008. Penerapan FMIPA UNY pada tanggal 22 Agustus 2008. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction) untuk Sub Materi Pokok Persegi panjang dan persegi di Kelas VIII SMP Negeri 1 Taman Sidoarjo. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Magister Pendidikan UNESA.
[6] National Council of Teachers of Mathematics.
2012. Jurnal for Research in Mathematics Education, May 2012, Volume 43, Issue 3. (Online), (http://www.nctm.org/publications/toc.aspx?jr nl=jrme, diakses 14 Februari 2012).
[7] Nieveen, Nienke. 1999. Prototyping to Reach
Product Quality. P.125-135 from Design Approaches and Tools in Education Training.