Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tambahkan literatur yang menjelaskan bahwa DM kronis yang tak terkontrol dapat
menyebabkan komplikasi ke ND
Nefropati diabetik merupakan komplikasi penyakit diabetes melitus yang termasuk
dalam komplikasi mikrovaskular, yaitu komplikasi yang terjadi pada pembuluh darah
kecil. Hal ini dikarenakan terjadi kerusakan pada pembuluh darah kecil di ginjal.
Kerusakan tersebut menimbulkan kerusakan glomerulus sebagai penyaring darah.
Tingginya kadar glukosa darah membuat sturktur ginjal berubah sehingga fungsinya
terganggu. Dalam keadaan normal protein tidak tersaring dan tidak melewati glomerulus
karena ukuran protein yang besar. Namun, karena terjadi kerusakan, protein dapat
melewati glomerulus sehingga dapat ditemukan dalam urin (Ritz E, Keller C dkk, 2000
dalam Probosari, 2013)

Menurut Perfeni dalam 8th Report Of Indonesian Renal Registry tahun 2015, terjadi
peningkatan jumlah pasien gagal ginjal. Pasien baru berjumlah 17193 pada tahun 2014
dan 21050 pada tahun 2015. Pasien aktif meningkat 2 kali lipat dari 11689 pada tahun
2014 menjadi 30554 pada tahun 2015. Jumlah pasien baru terus meningkat dari tahun
ke tahun, pasien baru adalah pasien yang pertama kali menjalani dialisis pada tahun
2015 sedangkan pasien aktif adalah seluruh pasien baik pasien baru tahun 2015
maupun pasien lama dari tahun sebelumnya yang masih menjalani HD rutin dan masih
hidup sampai dengan tanggal 31 Desember 2015. Nefropati diabetik menjadi penyebab
gagal ginjal pasien hemodialisa nomor 2 dengan persentase 22%, sedangkan penyebab
paling banyak adalah penyakit ginjal hipertensi dengan 44%.
Tn S atau K?
Pasien yang menjadi kasus wajib adalah Tn K usia 55 tahun dengan diagnosa
Diabetes Melitus Nefropati Diabetik stage V (DMND stage V), anemia dan hematemesis
melena. Pasien memiliki riwayat DM sudah 5 tahun dan tidak mengkonsumsi obat
dengan rutin. Dari hasil screening pada tanggal 17 April 2017, pasien mengatakan
merasa mual, pusing, dan nafsu makan menurun. Riwayat makan pasien dahulu sering
konsumsi makan-makanan padang, gorengan dan makanan bersantan. Pasien adalah
mantan akuntan di pabrik roti, pekerjaan sekarang adalah membuat roti rumahan.
Pasien tidak memliki kebiasaan berolahraga, tidak memiliki kebiasaan merokok dan
minuman beralkohol.

Pendekatan terapi nutrisi merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat
proresivitas penyakit ginjal. Tujuan terapi nutrisi pada pasien penyakit ginjal adalah
untuk menurunkan akumulasi sisa nitrogen, membatasi gangguan metabolik karena
uremia, mencegah malnutrisi, dan memperlambat progresi dari penyakit ginjal. Diet
rendah protein memperbaiki gejala uremia karena menurunkan kadar toksin uremik,
yang sebagian besar dihasilkan dari metabolisme protein (Kandarini, 2016).

1.2 Tujuan
1. Memberikan asuhan gizi untuk mencegah terjadinya penurunan status gizi
2. Menganalisa perubahan asupan makanan pasien
3. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga terkait zat gizi yang dibutuhkan
untuk pasien

Вам также может понравиться