Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
NI MADE WIDYANTHI
NIM. 173222816
1
BAB I
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, dimana pada masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi
baik fisik, mental, maupun peran sosial (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013).
Salah satu permasalahan yang ditemukan pada remaja yaitu dismenorea atau nyeri
haid adalah permasalahan yang paling sering dikeluhkan saat perempuan datang
ke dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Kondisi ini dapat bertambah parah bila
disertai dengan kondisi psikis yang tidak stabil (Anurogo dan Wulandari, 2011).
Dismenorea adalah rasa nyeri saat menstruasi yang mengganggu
masalah ginekologi yang paling sering terjadi yang mempengaruhi lebih dari 50%
sampai 3 hari setiap bulannya pada sekitar 10% dari wanita tersebut sehingga
dismenorea dan lebih dari 10–20% diantara mereka mengalami rasa sakit yang
yang terdiri dari 54,89% dismenorea primer dan 9,36% dismenorea sekunder.
primer pada remaja putri yang berusia 14 – 19 tahun di Indonesia sekitar 54, 89%
1
(Hendarini, 2014). Namun jumlah di lapangan selalu lebih banyak laporan yang di
klaim oleh dinas kesehatan dan instansi lain. Hal ini terjadi karena biaya
data di Bali angka kejadian dismenorea di perkirakan sebesar 29.505 jiwa, yang
termasuk nyeri dismenorea sekunder dan nyeri dismenorea primer serta mulai dari
di Bali yang memiliki jumlah penduduk perempuan paling tinggi, yaitu sebanyak
385.296 jiwa. Kota Denpasar sendiri memiliki banyak SMA baik negeri maupun
swasta, salah satunya adalah SMA Dwijendra yang memiliki jumlah siswa
perempuan paling banyak diantara SMA yang lainnya yaitu sebanyak 815 siswa
reproduksi pada bagian keenam pasal 71 sampai dengan pasal 77. Pada pasal 71
Sebutan ini merupakan terjemahan dari istlah adolescent friendly health services
(AFHS), yang sebelumnya dikenal dengan youth friendly health services (YFHS).
promotif dan preventif dengan cara “peduli remaja”. Memberi layanan pada
2
remaja dengan model PKPR ini merupakan salah satu strategi yang penting dalam
Kesehatan).
Pada saat wanita mengalami menstruasi, dismenorea dapat terjadi 2-3
tahun setelah haid pertama dan mencapai puncaknya saat wanita mencapai usia
15-25 tahun karena pada usia itu terjadi optimalisasi fungsi rahim. Kemudian
menghilang saat wanita melahirkan secara alami (Smeltzer & Bare, 2001).
Waktu haid yang merupakan siklus rutin perempuan dewasa menjadi saat-
saat yang menyiksa dan menegangkan. Terlebih bagi kalangan perempuan bekerja
yang harus tepat masuk kerja atau para remaja putri yang harus tetap melakukan
Semua itu sangat mengganggu dan membuat badan tidak nyaman, aktifitas
terganggu, produktivitas kerja pun akan menurun (Anurogo dan Wulandari, 2011).
Selain itu, disertai kondisi psikologis yang tidak stabil, seperti mudah marah,
cepat tersinggung, kesal pada semua orang, dan lain-lain (Aryanie, 2014). Hal
farmakologis yaitu dengan cara melakukan kompres air hangat, olahraga, minum
3
jamu, massase atau pemijatan, istirahat yang cukup, posisi knee chest, teknik
muntah, konstipasi, kegelisahan, dan rasa ngantuk, serta dapat juga mempengaruhi
Kedungwinong didapatkan data bahwa dari 163 responden yang masuk dalam
penelitian hanya 62 responden yang diteliti dan mendapatkan hasil 74,20% remaja
putri minum air hangat, 66,10% melakukan kompres hangat, 61,30% olahraga
ringan, 58,10% melakukan pijatan, 50,00% tidak minum obat, 43,50% minum air
putih (suhu ruang), dan 32,30% remaja putri melakukan istirahat. Hasil penelitian
penurunan nyeri haid pre dan post pada kelompok intervensi dengan kompres
hangat dan aromaterapi jasmine dan kelompok kontrol dengan obat golongan non
kompres hangat dan aromaterapi dapat menjadi alternative terapi non-obat untuk
mengurangi nyeri haid. Hasil penelitian dari Lestari, Metusala, dan Suryanto
(2010), menunjukkan bahwa dari 202 responden yang masuk ke dalam penelitian,
didapatkan adalah 82% remaja hanya membiarkan saat nyeri timbul, 40,2%
4
minum air hangat dan menekan bagian yang sakit, 37,2% para remaja mencari
pertolongan ke orang tua mengenai masalah yang timbul dan hanya 12,4% dari
Denpasar didapatkan jumlah murid perempuan kelas X sebanyak 168 orang siswi
pada tahun 2018 yang sudah menstruasi diantaranya 136 orang siswi yang
dismenorea yang timbul pada saat haid yang mengganggu aktifitas para siswi di
kegiatan di luar sekolah dan dismenorea juga merupakan kasus yang cukup
Denpasar.
5
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat
6
1.4.2 Manfaat praktis
pemahaman siswi di SMA Dwijendra Denpasar, selain itu responden juga dapat
segi nonfarmakologi seperti kompres air hangat, obat herbal seperti jamu, minyak
7
1.5 Keaslian Penelitian
1.5.1. Sandra (2015) dengan judul gambaran pengetahuan remaja putri mengenai
1.5.2. Sari (2013) dengan judul penelitian Efektivitas Terapi Farmakologis dan
penelitian adalah Quasi Eksperimen dalam satu kelompok (one group pre
test – post test design). Jumlah sampel yaitu berjumlah 20 orang pada
remaja putri usia 16-17 tahun. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa
8
terdapat perbedaan penurunan nyeri haid pre dan post pada kelompok
1.5.3. Lestari, Metusala, dan Suryanto (2010), dengan judul penelitian gambaran
membiarkan saat nyeri timbul, 40,2% minum air hangat dan menekan
bagian yang sakit, 37,2% para remaja mencari pertolongan ke orang tua
mengenai masalah yang timbul dan hanya 12,4% dari remaja putri yang
pengumpulan data.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kematangan fisik saja tetapi juga kematangan sosial dan psikologi (Kumalasari
dan Andhyantoro, 2013). Masa remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak-
kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjukkan masa dari awal pubertas
sampai tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 14 tahun pada pria dan
usia 12 tahun pada wanita. Pada masa pubertas organ-organ reproduksi telah
mulai berfungsi. Salah satu ciri masa pubertas adalah mulai terjadinya menstruasi
remaja adalah suatu tahapan peralihan dari masa kanak-kanak yang merupakan
awal dari pubertas. Pada tahap remaja pertumbuhan mengarah kearah kematangan
baik secara sosial maupun psikologi. Pada saat ini juga remaja perempuan
tua akhir menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan yakni masa
10
remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Adapun kriteria
usia masa remaja awal pada perempuan yaitu 13-15 tahun dan pada laki-laki yaitu
15-17 tahun. Kriteria usia masa remaja pertengahan pada perempuan yaitu 15-18
tahun dan pada laki-laki yaitu 17-19 tahun. Sedangkan kriteria masa remaja akhir
pada perempuan yaitu 18-21 dan pada laki-laki 19-21 tahun (Thalib, 2010).
Menurut Asmuji (2014), masa remaja dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
proses perkembangan si anak ada dalam keadaan paling kuat (progresif). Ciri
yang mencolok pada usia ini adalah kecenderungan untuk melepaskan diri dari
ibunya sehingga berusaha keras berbeda dengan ibunya dengan cara mengadakan
identifikasi dengan salah seorang kawan, guru wanita disekolahnya atau tokoh
identifikasi dari ibunya mengalami kegagalan atau terlampau lemah, peristiwa ini
neuritis serta infantile pada kepribadian wanitanya pada masa dewasa. Gejala
tertentu.
11
2. Masa pubertas
Masa pubertas awal atau masa pubertas sebenarnya merupakan suatu masa
yang segera akan dilanjutkan oleh masa adolesen yang disebut pula sebagai masa
puber lanjut. Masa pubertas tidak dapat dipastikan kapan dimulainya dan kapan
berakhir. Beberapa sarjana memperkirakan dimulai pada usia kurang dari 14 tahun
Pada masa pertumbuhan ini, anak muda mengalami suatu bentuk krisis yaitu
motorik juga terganggu, lalu terlihat gejala-gejala tingkah laku seperti canggung,
berkaitan dengan dirinya, mampu membedakan dan menelaah hal yang berkaitan
dengan lingkungan internal dan eksternal. Anak akan lebih aktif untuk
juga sebagai bentuk eksistensi diri. Ketertarikan akan hal-hal baru yang dipikirkan
oleh anak pada usia adolesen menuntut orang tua lebih bijaksana dan intensif
dalam pola pendampingan. Pola asuh yang baik akan mampu mengarahkan anak
adolensen melalui fase ini secara baik. Pola asuh yang tepat juga akan
12
2.1.1.4 Masalah-masalah khusus selama remaja
Menurut Behmarn, Kliegman, dan Arvin (1999), salah satu masalah pada
masalah menstruasi:
1. Amenorea
Amenorea atau tidak terjadi mesntruasi dapat dibagi menjadi dua yaitu
menstruasi belum pernah terjadi sama sekali sampai dengan umur 16 tahun,
yang berhubungan dengan berada jauh dari rumah, masuk perguruan tinggi,
Penyebab kedua yang paling umum adalah kehamilan (Smeltzer & Bare, 2001).
Amenorea primer dan sekunder juga mungkin disebabkan oleh penyakit kronis
diabetes mellitus, penyakit radang usus, kistik fibrosis, atau penyakit jantung
kongenital sianotik.
2. Menometroragia
Menometroragia merupakan perdarahan berlebihan yang terjadi selama
dialami oleh remaja. Keadaan ini jika bertambah parah dapat menyebakan
paling sering diakibatkan oleh siklus anovulatoria yang biasanya terjadi pada
13
3. Dismenorea
Dismenorea merupakan nyeri yang dialami selama masa menstruasi yang
terjadi saat menarke atau segera setelahnya. Dismenore ditandai dengan nyeri
kram yang dimulai sebelum atau segera setelah aliran menstrual dan dapat
berlanjut selama 48 jam hingga 72 jam. Dismenore dapat berupa primer dan
yang sehingga membuat uterus berkontraksi secara berlebihan. Selain itu faktor
kompleks dan gejala yang berhubungan dengan perilaku akan muncul selama
separuh akhir dari siklus mesntruasi. PMS ditandai dengan sakit kepala, payudara
dapat terasa tajam, tumpul, siklik, atau menetap (Price, 2005). Nyeri ini terasa di
bagian bawah perut dan berawal tepat sebelum masa menstruasi atau pada saat
masa menstruasi. Nyeri ini dapat berlangsung setengah hari sampai lima hari dan
14
sering kali tampak seperti nyeri yang berkepanjangan (Yohana, Yovita, dan
Yessica, 2011).
5–13 kali lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak mengalami dismenorea
(Manan, 2013).
mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenorea.
2. Faktor konstitusi
Faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat
15
3. Faktor obstruksi kanalis serikalis
Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorea
dilepaskan ke dalam peredaran darah maka selain dismenorea dijumpai pula efek
dengan urtikaria, migren, atau asma bronchiale. Smith menduga bahwa sebab
(2013), yaitu :
16
2.1.2.3 Patofisiologi dismenorea
terjadinya nyeri haid. Terjadinya spasme miometrium dipacu oleh zat dalam darah
haid, mirip lemah alamiah yang kemudian diketahui sebagai prostaglandin, kadar
zat ini meningkat pada keadaan nyeri haid dan ditemukan di dalam otot uterus.
Ditemukan kadar PGE2 dan PGF2 alfa sangat tinggi dalam endometrium,
uterus sampai 400 mmHg dan menyebabkan kontraksi miometrium yang hebat.
Atas dasar itu disimpulkan bahwa prostaglandin yang dihasilkan uterus berperan
maka akan timbul efek sistemik seperti diare, mual dan muntah (Sukarni dan
Margareth, 2013).
17
Dismenorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada
alat-alat genital yang nyata. Dismenorea primer terjadi beberapa waktu setelah
menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih. Sifat nyeri adalah menyerupai
daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa
mendasari. Dismenorea primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita
mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami nyeri pada saat menstruasi yang
hebat. Nyeri pada dismenorea diduga berasal dari kontraksi rahim yang
dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau
potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika
adalah:
kelainan ginekologi atau kandungan. Pada umumnya terjadi pada wanita yang
berusia lebih dari 25 tahun. Tipe nyeri dapat menyerupai nyeri menstruasi
18
dismenorea primer, namun lama nyeri dirasakan melebihi periode menstruasi dan
dapat pula terjadi bukan pada saat menstruasi (Nugroho dan Utama, 2014).
hubungan dengan hari pertama haid pada perempuan dengan usia >30 tahun dan
dapat disertai dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan dan perdarahan
yang beraksi di uterus, tuba fallopi, ovarium, atau pelvis peritoneum. Secara
umum, nyeri datang ketika terjadi proses yang mengubah tekanan di dalam atau di
sekitar pelvis, perubahan atau terbatasnya aliran darah, atau karena iritasi
pada saat menstruasi, maka proses ini menjadi sumber rasa nyeri (Sukarni dan
Margareth, 2013).
itu, pada usia < 12 tahun jumlah folikel-folikel ovary primer masih dalam jumlah
19
2. Umur
bertambah lebar, sehingga pada usia tua kejadian dismenore jarang ditemukan.
menyebakan terjadi pelebaran pada leher rahimnya sehingga sensasi nyeri saat
4. Masa Menstruasi
lama menstruasi melebihi normal (>7 hari) maka akan mengakibatkan uterus lebih
kontraksi uterus yang terus menerus menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti
5. Status gizi
yang memiliki berat badan berlebih terjadi hyperplasia pembuluh darah pada
memiliki indeks masa tubuh yang lebih dari normal memiliki kadar prostaglandin
20
2.1.2.6 Tanda dan gejala dismenorea
menjalar ke punggung bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan seperti kram yang
hilang timbul atau seperti nyeri tumpul yang terus menerus ada. Biasanya nyeri
timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu
24 jam dan setelah dua hari akan menghilang. Gejala utama adalah nyeri
sebagai berikut.
1. Gejala fisik seperti payudara terasa sakit atau membengkak, perut kembung
atau sakit, sakit kepala, sakit punggung, mual, muntah, diare atau sembelit,
21
3. Dismenorea berat yaitu dismenorea yang rasa nyerinya sedemikian beratnya
dan dapat disertai sakit kepala, sakit pinggang diare, serta rasa tertekan.
putri
perut bagian bawah karena dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem
saraf. Mandi air hangat dapat juga dilakukan untuk menurunkan nyeri. Selain itu
minum air hangat minimal 8 gelas sehari mampu mengurangi rasa nyeri saat
menstruasi (Azzam, 2012). Minum air hangat saat menstruasi dapat mencegah
fisik seperti terapi panas bertujuan memberi rasa nyaman, memperbaiki disfungsi
fisik, mengubah respon fisiologis. Kompres hangat merupakan salah satu langkah-
langkah sederhana dalam upaya atau pola menurunkan persepsi nyeri dengan
stimulasi kutaenus. Suhu panas merupakan ramuan tua. Terapi panas ini dapat
tubuh yang sakit dan mampu menurunkan viskositas yang dapat mengurangi
22
ketegangan otot, dengan respon tersebut dapat meningkatkan relaksasi otot dan
menurunkan stress sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri. Dengan
olahraga yang teratur dapat meningkatkan aliran darah tonus otot sebagai tindakan
pencegahan jika dilakukan secara teratur. Latihan fisik seperti lompat tali dan
berjalan juga direkomendasikan untuk pasien dengan nyeri kronis dan berulang.
Ansietas menurun dan depresi yang menyertai nyeri akan berkurang melalui
Olahraga senam (yoga) merupakan salah satu teknik relaksasi yang memberikan
efek distraksi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri akibat dismenore.
endorphin.
Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang di produksi otak
yang melahirkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh
meningkatkan kadar b-endorphin empat sampai lima kali di dalam darah sehingga
semakin banyak melakukan olahraga maka akan semakin tinggi pula kadar β-
dan ditangkap oleh reseptor di dalam hypothalamus dan sistem limbic yang
23
berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan β-endorphin terbukti berhubungan
erat dengan penurunan rasa nyeri, peningkatan daya ingat, memperbaiki nafsu
yang berkhasiat sebagai anti nyeri, anti radang serta anti spasmodic (anti kejang
otot). Simplisia dapat diperoleh di bumbu dapur misalnya kunyit, buah asam dan
kayu manis. Pembuatannya diolah seperti jamu pada umumnya (Sukarni dan
Margareth, 2013).
Salah satu jamu yang dapat digunakan yaitu meminum kunyit asam,
minuman kunyit asam merupakan minuman yang berbahan baku dan asam.
Kandungan curcumine dan anthocyanin yang terdapat pada kunyit akan bekerja
adalah dengan mengurangi influks ion kalsium (Ca2+) ke dalam kanal kalsium
pada sel-sel epitel uterus dan sebagai agen analgetika, cucurmine akan
yang terdapat pada buah asam juga bermanfaat dalam antipiretik karena mampu
10 periode atau 10 siklus menstruasi secara berulang dan teratur (Yoga, 2010).
2.1.3.4 Masase atau pemijatan
24
Masase atau pemijatan adalah stimulus kutaneus tubuh secara umum.
nyeri. Cara kerja khusus stimulus kutaneus masih belum jelas. Salah satu
memblok transmisi stimulus nyeri. Teori gate control mengatakan bahwa stimulus
kutaneus mengaktifkan transmisi serabut saraf sensori A-beta yang lebih besar dan
lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi nyeri melalui serabut C dan delta-A
diameter kecil. Gerbang sinap menutup transmisi impuls nyeri. Sentuhan dan
2010).
Masase atau pemijatan merupakan bentuk aplikasi sentuhan dan
pergerakan terhadap otot, tendon dan ligamen tanpa memanipulasi sendi. Tidak
dan spasme otot karena dapat memperlancar sirkulasi darah. Masase atau
pemijatan dapat dilakukan di daerah yang nyeri atau masase pada perut dan
25
2.1.3.5 Istirahat yang cukup
Istirahat yang cukup dapat meningkatkan relaksasi dan menurunkan
memberikan rasa nyaman keseluruh bagian tubuh sehingga dapat mengurangi rasa
nyeri yang terjadi saat haid. Istirahat yang dilakukan oleh remaja putri saat
dismenorea antara remaja putri satu dengan remaja putri lainnya mempunyai
putri ada yang bisa melanjutkan aktivitasnya dengan beristirahat selama 1 jam saat
aktivitasnya remaja putri ada yang beristirahat lebih dari 2 jam saat merasakan
datar, lutut ditekuk dan didekatkan ke dada. Posisi ini dapat menggerakkan otot,
maka otot akan menjadi lebih kuat dan elastis secara alami sehingga melenturkan
otot-otot pada pelvis dan membantu kelancaran peredaran darah, maka posisi ini
dapat meningkatkan relaksasi otot dan menurunkan nyeri . Posisi knee chest
efektif jika dilakukan 10-20 menit secara berulang hingga merasa rileks (Sukarni
menurunkan persepsi nyeri secara efektif dan menurunkan reaksi terhadap nyeri.
26
nyeri yang dialami (Sukarni dan Margareth, 2013). Teknik imagery guided akan
membuat tubuh lebih rileks dan nyaman. Ketika dilakukan napas dalam secara
dibayangkan maka tubuh akan merasakan rileks. Perasaan rileks akan diteruskan
Selain itu dengan meningkatnya enkephalin dan ß endorphin dan dengan adanya
rangsangan berupa bayangan tentang hal-hal yang disukai maka dapat mengurangi
lahan dihembuskan melalui mulut. Hal ini dapat meningkatkan oksigenasi darah,
2013). Teknik relaksasi napas dalam membawa oksigen yang masuk ke paru-paru
control diri ketika terjadi rasa nyeri serta dapat digunakan pada saat seseorang
27
darah kedaerah yang mengalami spasme dan iskemik. Teknik relaksasi nafas
dalam mampu merangsang tubuh untuk melepaskan endogen yaitu endorphin dan
Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak pada
fisiologi sistem saraf otonom yang merupakan bagian dari sistem saraf perifer
& Bare, 2002). Teknik relaksasi nafas dalam dapat dilakukan pada tempat duduk
28
2.2. Kerangka Konsep
konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti (Setiadi,
2013). Adapun kerangka konsep dari penelitian ini dapat diterangkan dengan
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Alur pikir
Gambar 1.1
Kerangka Konsep Gambaran Penanganan Dismenorea Secara Non Farmakologi
Pada Remaja Kelas X di SMA Dwijendra Denpasar
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk
mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk
mencapai tujuan tersebut (Setiadi, 2013). Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi,
2013)
September-Oktober 2018.
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
30
Studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti didapatkan populasi
sebanyak 136 dari siswi yang mempunyai riwayat atau pengalaman dismenorea di
populasi target yang terjangkau dan yang akan di teliti (Nursalam, 2013). Adapun
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2013).
1. Siswi yang memiliki masalah dengan organ reproduksi seperti kista, tumor,
dan endometriosis
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
31
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability
secara acak dan dipakai jika anggota populasi dianggap homogen. (Setiadi, 2013).
menggunakan rumus:
Keterangan:
Berdasarkan data dari SMA Dwijendra didapatkan data jumlah siswi yang
mengalami riwayat atau pengalaman dismenorea sebanyak 136 orang siswi. Jika
32
3.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel
3.4.1. Variabel
Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan
merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris
atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2013). Dalam penelitian ini adalah variabel
tunggal yang akan diteliti, yaitu pola penanganan dismenorea pada remaja putri.
operasional akan dijelaskan secara padat mengenai unsur penelitian yang meliputi
Tabel 1.1
Definisi Operasional Gambaran Penangan Dismenorea Secara Non Farmakologi
pada Remaja Kelas X di SMA Dwijendra Denpasar
33
1 2 3 4 5 6
Olahraga Olah raga yaitu Kuesioner Nominal Olahraga:
tindakan yang 1. Ya
dilakukan oleh siswi 0. Tidak
untuk mencegah
dismenorea dan dapat
meningkatkan kadar
hormone endorphin
Pengobat Pengobatan herbal Kuesioner Nominal Pengobat
an herbal dengan minum jamu an herbal
dengan yaitu tindakan yang dengan
minum dilakukan oleh siswi minum
jamu untuk mengurangi jamu:
dismenorea yang 1. Ya
berfungsi untuk anti 0. Tidak
nyeri / anti radang / anti
spasmodic
Masase Masase atau pemijatan Kuesioner Nominal Masase
atau yaitu tindakan yang atau
pemijatan dilakukan oleh siswi pemijatan
untuk mengurangi :
dismenorea dengan 1. Ya
melakukan pemijatan 0. Tidak
atau massase di daerah
perut atau pinggang
Istirahat Istirahat yang cukup Kuesioner Nominal Istirahat
yang yaitu tindakan yang yang
cukup dilakukan oleh siswi cukup:
untuk mengurangi 1. Ya
dismenorea yang 0. Tidak
bertujuan untuk
merelaksasikan tubuh
Posisi Posisi knee chest yaitu Kuesioner Nominal Posisi
knee tindakan yang knee
chest dilakukan oleh siswi chest :
untuk mengurangi 1. Ya
dismenorea yang 0. Tidak
bertujuan untuk
melenturkan otot- otot
pelvis dan membantu
kelancaran peredaran
darah
1 2 3 4 5 6
34
Teknik Teknik imagery guided Kuesioner Nominal Teknik
imagery yaitu tindakan yang imagery
guided dilakukan oleh siswi guuided:
untuk mengurangi 1. Ya
dismenorea yang di 0. Tidak
lakukan dengan cara
membayangkan
pengalaman yang
menyenangkan
bertujuan untuk
menurunkan persepsi
nyeri secara efektif
Teknik Teknik relaksasi napas Kuesioner Nominal Teknik
relaksasi dalam yaitu tindakan relaksasi
napas yang dilakukan oleh napas
dalam siswi untuk dalam:
mengurangi 1. Ya
dismenorea yang 0. Tidak
bertujuan untuk
menurunkan intensitas
nyeri
dan kecemasan
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer yaitu data
yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil kuesioner tentang pola penanganan
dismenorea pada remaja putri yang telah diteliti oleh peneliti (Setiadi, 2013).
35
2. Mengurus surat permohonan izin untuk melakukan penelitian ke Badan
Penanaman Modal.
3. Pendekatan secara formal kepada Kepala Sekolah untuk mendapatkan ijin
penelitian.
4. Mencari populasi dari penelitian, menjadikan sebagian populasi sebagai
penelitian.
7. Jika subyek bersedia maka harus menandatangani surat persetujuan jika
subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak memaksa dan menghormati
haknya.
8. Memberikan lembar kuesioner kepada responden, kemudian menjelaskan tata
Kuesioner tersebut terdiri dari satu bagian yaitu tentang penanganan dismenorea
dismenorea secara non farmakologi pada remaja putri terdiri dari 20 pertanyaan.
Tipe skala pengukuran yang digunakan adalah skala Guttman. Pertanyaan yang
“ya” dan “tidak”. Sehingga jika datanya dikuantitatifkan, nilainya hanya 1 atau 0
36
3.5 Pengolahan dan Anlisis Data
a. Editing
Data yang telah didapatkan dari responden dalam bentuk kuesioner
dilengkapi bila ada yang belum lengkap, diperbaiki, diperjelas, dan bila ditemukan
responden dan bila memungkinkan responden dimintai keterangan lagi pada saat
itu juga.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif
data secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik (Nursalam, 2013). Variabel yang
37
Menurut Setiadi (2013) persentase suatu penelitian dihitung dengan rumus:
Keterangan : P = prosentase
etika penelitian. Hal ini dilaksanakan agar peneliti tidak melanggar hak-hak
kehidupan dan cara bermoral mereka sendiri (Potter and Perry, 2005). Peneliti
tidak. Peneliti tidak memaksa calon responden yang tidak bersedia menjadi
responden.
3.7.2. Confidentiality/kerahasiaan
(Potter & Perry, 2005). Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
38
lainnya (Alimul, 2007). Kerahasian responden dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara memberikan kode reponden dan inisial bukan nama asli responden.
3.7.3. Justice/keadilan
Justice berarti bahwa dalam melakukan sesuatu pada responden, peneliti tidak
ekonomi, politik ataupun atribut lainnya dan harus adil dan merata (Alimul,
responden tanpa memandang suku, agama, ras dan status sosial ekonomi.
itu sangat berisiko terjadi kerugian fisik dan psikis terhadap subjek penelitian.
bahaya atau merugikan pasien sampai mengancam jiwa pasien (Wasis, 2008).
mengalami penurunan atau tidak serta dapat mencegah terjadinya gangguan fungsi
kognitif serta meningkatkan rasa percaya diri dan semangat hidup. Penelitian ini
juga tidak berbahaya karena responden hanya akan diajak berdiskusi dan
39