Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Alterasi merupakan perubahan komposisi mineralogi batuan (dalam keadaan padat) karena
adanya pengaruh Suhu dan Tekanan yang tinggi dan tidak dalam kondisi isokimia menghasilkan
mineral lempung, kuarsa, oksida atau sulfida logam. Proses alterasi merupakan peristiwa
sekunder, berbeda dengan metamorfisme yang merupakan peristiwa primer. Alterasi terjadi
pada intrusi batuan beku yang mengalami pemanasan dan pada struktur tertentu yang
memungkinkan masuknya air meteorik (meteoric water) untuk dapat mengubah komposisi
mineralogi batuan.
ALTERASI HIDROTERMAL
Alterasi hidrotermal adalah suatu proses yang sangat kompleks yang melibatkan perubahan
mineralogi, kimiawi, dan tekstur yang disebabkan oleh interaksi fluida panas dengan batuan
yang dilaluinya, di bawah kondisi evolusi fisio-kimia. Proses alterasi merupakan suatu bentuk
metasomatisme, yaitu pertukaran komponen kimiawi antara cairan-cairan dengan batuan
dinding (Pirajno, 1992).
Alterasi hidrotermal akan bergantung pada :
1. Karakter batuan dinding.
2. Karakter fluida (Eh, pH).
3. Kondisi tekanan dan temperatur pada saat reaksi berlangsung (Guilbert dan Park, 1986,
dalam Sutarto, 2004).
4. Konsentrasi.
5. Lama aktivitas hidrotermal (Browne, 1991, dalam Sutarto, 2004).
Ukuran Mineral
Penggolongan ukuran mineral seperti yang digunakan pada batuan beku (Morrison, 1997) :
Sangat halus (very fine) : <0,05 mm
Halus (fine) : 0,05 – 1 mm
Sedang (medium) : 1 – 5 mm
Kasar (coarse) : 5 – 30 mm
Sangat kasar (very coarse): >30 mm
RINGKASAN ALTERASI
Disusun oleh :
Tigor Oloan Hasian Martua Parninggotan Siregar (28/X Geologi Tambang B)