Вы находитесь на странице: 1из 4

Peran Penting Sektor Jasa dalam Aktivitas Perekonomian

Sektor jasa berperan tidak hanya sebagai salah satu sektor produksi dan penyerap tenaga kerja, tetapi lebih
penting lagi sebagai katalis, input antara dan enabler dalam aktivitas dan pembangunan ekonomi.
Persaingan yang sehat dapat memperbaiki kinerja sektor jasa dan mendorong penyedia jasa menjadi lebih
efisien. Ini terkait dengan reformasi regulasi yang menciptakan lingkungan usaha yang lebih mendorong
persaingan sehat.
Diperlukan badan regulasi yang independen ataupun bebas terhadap berbagai kepentingan yang ada,
terutama bebas dari kepentingan-kepentingan di dalam pemerintah itu sendiri, untuk tiap-tiap sektor jasa.
Sektor keuangan yang kuat, efisien dan menjangkau seluruh pihak menjadi syarat utama bagi pembangunan
ekonomi yang sehat. Diperlukan perubahan dalam struktur pasar perbankan yang saat ini cenderung
oligopolistik; sekali lagi dengan meningkatkan persaingan yang sehat.

Sektor jasa merupakan sektor yang semakin Sayangnya meskipun mengambil peran cukup besar,
memegang peranan besar dan penting di banyak sektor jasa di Indonesia masih memiliki berbagai
negara, termasuk Indonesia. Saat ini sektor-sektor masalah utama. Yang pertama adalah kurang
jasa menyumbangkan lebih dari 45% nilai tambah tersedianya penyedia dan infrastruktur jasa di
perekonomian dan menyerap lebih dari 35% tenaga banyak daerah. Lebih lagi, berbagai jasa utama
kerja. Tetapi lebih dari itu, peran penting sektor seperti transportasi, telekomunikasi dan keuangan,
jasa dalam perekonomian bukan hanya sering tidak tersedia dengan cukup. Kedua adalah
bersumber dari dampak langsung sektor jasa masalah kualitas banyak produk jasa yang sering
melalui proporsinya terhadap PDB atau tidak dapat diandalkan. Studi dari Bank Dunia
statistik tenaga kerja tetapi juga dari perannya (2014) menunjukkan bahwa sekitar 44% dari biaya
sebagai input antara dan enabler bagi seluruh logistik disebabkan karena tingginya tingkat
aktivitas perekonomian. ketidakpastian dalam pengiriman barang, yang
mengakibatkan dunia usaha harus mengeluarkan
Bedasarkan data Input-Output Indonesia tahun biaya lebih dalam inventori. Ketiga adalah masalah
2005, sektor jasa berkontribusi sekitar 35% dari biaya dari sektor jasa yang masih tinggi. Saat ini
total input antara yang dibutuhkan oleh sektor- biaya transportasi, misalnya, masih mengambil lebih
sektor produksi di Indonesia, dimana sektor retail dari 25% dari PDB, sementara banyak negara
dan grosir serta transportasi menjadi sektor jasa ASEAN lain hanya berkisar 10-15%.
yang mendominasi input antara bagi banyak sektor
Untuk itu, perlu perbaikan mendasar bagi
pengolahan (Duggan, Rahardja and Varela, 2013).
pengembangan sektor jasa yang lebih berkualitas.
Sektor jasa berperan penting dalam peningkatan
Salah satu hal yang penting adalah
daya saing industri dan produk ekspor.Sektor jasa
peningkatan persaingan dalam berbagai sektor
juga menjadi kunci dalam pengentasan kemiskinan
jasa. Berbagai studi seperti yang dilakukan oleh
dan pemerataan: sektor logistik dan distribusi yang
Arnold, Mattoo dan Narciso (2008) terhadap
berkualitas akan mengurangi disparitas harga antara
negara-negara Afrika dan Fernandes dan Paumov
berbagai lokasi di Indonesia.
(2008) terhadap Chile, menunjukkan bahwa
peningkatan persaingan di sektor jasa domestik
terbukti dapat meningkatkan produktivitas tidak
hanya disektor jasa tersebut, tetapi juga di sektor
industri pengolahan.
Saat ini banyak sektor jasa di Indonesia yang Masih banyak pula sektor jasa yang secara de-facto
mendapatkan perlindungan secara berlebihan. tertutup bagi investor asing. Indeks FDI Regulatory
Banyak aturan yang membatasi jumlah Restrictiveness oleh OECD Indonesia menunjukkan
penyelenggara sektor jasa, ataupun aturan yang bahwa walaupun secara umum terdapat kemajuan
menetapkan harga terendah untuk berbagai dalam hal keterbukaan terhadap investasi asing sejak
pelayanan. Pemberian hak ekslusif juga masih tahun 1997 hingga 2014, beberapa sektor jasa masih
banyak ditemui, terutama bagai penyedia jasa dari mencatat tingkat keterbukaan yang sangat rendah.
kalangan BUMN. Regulasi memainkan peranan Beberapa sektor jasa lainnya juga mencatat nilai
dalam menentukan kinerja sektor jasa, yang Indeks yang meningkat, yaitu sektor distribusi, hotel
disebabkan karena pemerintah pada umumnya ingin dan restoran, serta business services.
mengatur sektor jasa karena adanya potensi
kegagalan pasar (market failures) dan/atau dalam Investasi asing pada sektor jasa dapat
rangka pemenuhan tujuan sosial tertentu (Dee membantu dalam memenuhi kebutuhan
2012). Oleh karena itu, peningkatan efisiensi di jasa yang lebih efisien. Penyedia jasa
sektor jasa sangat terkait dengan reformasi internasional akan meningkatkan persaingan di
regulasi. pasar jasa domestik yang mendorong perbaikan
kinerja penyedia jasa domestik. Jasa yang
Kendala lain yang sering terjadi dibanyak sektor dibutuhkan akan tersedia secara lebih banyak,
jasa, adalah tidak tersedianya badan regulasi yang lebih baik dan juga lebih murah. Mereka juga
independen ataupun bebas terhadap berbagai akan memperkenalkan teknologi dan
kepentingan yang ada, terutama bebas dari manajemen jasa yang lebih baik untuk diadopsi
kepentingan-kepentingan di dalam pemerintah itu di dalam negeri. Perkembangan jasa
sendiri. Oleh karena itu, salah satu cara untuk penerbangan yang begitu pesat dan perbaikan
meningkatkan kinerja sektor jasa yang mengarah kinerja perusahaan penerbangan domestik,
pada efisiensi adalah adanya badan regulasi yang setelah rangkaian deregulasi pada awal 2000an,
benar-benar independen. merupakan salah satu contoh bagaimana
keterbukaan suatu sektor jasa akan
meningkatkan kinerjanya dan juga mendorong
aktivitas ekonomi.

Gambar 1. Evolusi Indeks FDI Regulatory Restrictiveness

Sumber: OECD FDI Regulatory Restrictiveness Index


Catatan: Nilai 1 artinya tertutup sama sekali bagi investasi asing dan 0 artinya terbuka sepenuhnya bagi investasi asing
Sektor Jasa Keuangan

Sektor jasa keuangan dapat diandaikan seperti Saat ini, pengaturan dan pengawasan sektor
jantung dari suatu perekonomian, yang perbankan jauh lebih baik dibandingkan
memungkinkan aktivitas ekonomi berjalan dengan sebelumnya, yang diwarnai oleh banyak penyaluran
baik. Salah satu yang terpenting adalah perbankan kredit perbankan ke sektor usaha dengan
yang saat ini merupakan sumber utama kepemilikan terafilisasi. Namun begitu, struktur
pembiayaan. Dibandingkan dengan pasar modal pasar perbankan masih tetap oligopolistik meskipun
(alternatif sumber pembiayaan lain), jumlah kredit persaingan memperoleh dana pihak ketiga dan
bank sampai bulan Mei 2015 mencapai IDR 3,757 penyaluran kredit cukup tinggi. Akibatnya,
trilyun. Pada saat yang sama, nilai saham dan
obligasi yang diterbitkan hanya berkisar IDR 684 1. Sebagian besar likuiditas perbankan
trilyun dan IDR 441 trilyun. Aset sektor perbankan terkonsentrasi pada bank-bank besar.
juga jauh lebih besar (IDR 5,838 trilyun) 2. Selain itu, mayoritas dana pihak ketiga
dibandingkan dengan aset perusahaan multifinance bersumber dari deposito berjangka dengan
(IDR 426 trilyun) dan reksadana (IDR 267 trilyun). tenor singkat.
3. Besarnya dana provisi kredit juga menjadi
karakteristik sektor perbankan di Indonesia
Pentingnya sektor perbankan menjadi ironis karena
terutama disebabkan oleh pasar uang yang
ternyata di Indonesia, akses ke sektor perbankan
dangkal, terbatasnya skema asuransi
masih sangat terbatas. Hanya 20% dari populasi
penjaminan deposito serta ting ginya
yang mempunyai akese ke perbankan, dibandingkan
ketidakpastian fungsi lender of the last resort.
dengan India (35%) atau China (64%). Aset
perbankan di Indonesia juga relatif kecil, hanya
Ketiga faktor di atas tersebut, pada gilirannya
sekitar 54% dari PDB, dibawah Filippina (84%),
membuat transmisi kebijakan moneter tidak efektif.
atau Thailand (142%).
Persoalan lain dalam sektor perbankan terkait dengan strategi penentuan harga/tingkat bunga bank. Secara umum,
komponen penentu tingkat bunga kredit bank terlihat dalam gambar di bawah ini :

Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)

Harga Pokok Profit Risk


Suku Bunga Biaya
Kredit = Dana Untuk
Kredit (HPDK)
+ Overhead + Margin + Premium

by segment bankwide blended Terdiri dari biaya: by segment by segment


Overhead kredit
(by segment)
Overhead dana
(bankwide blended)

Komponen Harga Pokok Dana untuk Kredit Komponen ketiga adalah profit margin. Ini
(HPDK) sangat tergantung kondisi likuiditas tergantung dari struktur pasar dari perbankan
dalam perekonomian. Saat ini, kondisi likuiditas yang cenderung oligopolistik dengan
perbankan semakin terbatas, menyebabkan konsentrasi yang tinggi. Penurunannya dapat
tingginya HPDK. dilakukan dengan meningkatkan persaingan,
Komponen kedua yang menentukan tingkat baik antara perbankan, misalnya dengan
bunga kredit adalah overhead cost yang terdiri dari konsolidasi perbankan kecil, maupun sumber
biaya overhead perolehan dana yang masih pembiayaan lainnya.
tinggi. Sub-komponen lain adalah biaya Komponen terakhir adalah premi resiko yang
penyaluran dan pengumpulan kredit tergantung besarnya sangat tergantung dari kemampuan
segmen nasabah yang dilayani. Secara umum, dan manajemen resiko perbankan.
untuk nasabah corporate, overhead cost berkisar 1%
sedangkan untuk nasabah mikro bisa mencapai
10% karena membutuhkan tenaga
sales/marketing/collection yang banyak untuk
melayani nasabah mikro.

Publikasi Tinjauan Kebijakan Ekonomi Indonesia ini merupakan hasil dari Aktivitas KEBIJAKAN EKONOMI DI INDONESIA yang dilakukan
oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) dengan melibatkan sejumlah
peneliti yang kompeten dalam berbagai bidang kebijakan ekonomi

Вам также может понравиться