Вы находитесь на странице: 1из 15

Kelas EKSEKUTIF -B

Final Exam

MANAJEMEN DAN EVALUASI KURIKULUM

DI SUSUN OLEH :

Angeline V. A. Rosalia (8176142001)

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Wesly Hutabarat, M.Sc

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN KIMIA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2018
 Autocratic Leadership

Ciri dari kepemimpinan ini ialah pemimpin bersifat menguasai atau

otoriter. Gaya kepemimpinan autocratic sangat menuntut kepatuhan

bawahan tanpa adanya pembangkangan ataupun pemberontakan. Sifatnya

absolut dimana pemimpin mengambil keputusan, arahan, prosedur

berdasarkan pemikirannya sendiri tanpa memandang saran dari orang

lain. Umumnya, gaya kepemimpinan ini digunakan pada dunia militer,

kepolisian. Ciri-cirinya ialah wewenang mutlak terpusat pada pemim pin,

keputusan dan kebijakan selalu dibuat oleh pemimpinan, komunikasi

berlangsung sattu arah dari pimpinan kepada anggota, pengawasan

terhadap sikap, tingkah laku, permbuatan atau kegiatan bawahan

dilakukan sangat ketat, tidak ada kesempatan kepada bawaha n untuk

memberikan saran atau pendapat, lebih banyak kritik daripada pujian,

menuntut prestasi dan kesetiaan dari bawahan tanpa syarat, cenderung

adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.

 Visionary Leadership

Pola kepemimpinan yang berusaha untuk menggerakkan orang -orang ke

arah impian bersama dengan dampak iklim emosi paling positif dan

paling tepat digunakan saat perubahan membutuhkan visi baru atau

ketika dibutuhkan arah yang jelas. Kepemimpinan Visioner bercirikhas


dimana pemimpin mempunya suatu pandangan visi misi yang jelas dalam

organisasi dan mengamati masa depan serta membangkitkan semangat

anggota melalui motivasi dan imajinasi. Adapun Kompetensi pada

kepemimpinan visioner ialah Visualizing; Futuristic Thinking; Showing

Foresight; Proactive Planning; Creative Thinking; Taking Risks; Process Alignment;

Coalition building; Continuous Learning; Embracing Change.

 Charismatic Leadership

Charismaticmleadership maksudnya ialah kepemimpinan dimana

pemimpin memiliki bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang

luar biasa dalam memimpin sehingga muncul rasa kagum dari anggota

terhadapnya. Charismatic leadership memiliki ciri -ciri sebagai berikut :

memiliki visi misi yang kuat; mengkomunikasikan visi itu secara efektif,

mendemontrasikan konsistensi dan fokus; mengetahui kekuatan-kekuatan

sendiri dan memanfaatkannya. Pemimpin kharismatik mempunyai

kebutuhan yang tinggi akan kekuasaan, percaya diri, serta pendirian

dalam keyakinan dan cita-cita mereka sendiri.

 Coaching Leadership

Coaching leadership merupakan suatu hubungan yang kolaboratif antara

pemimpin dan pelatih, pemimpin di sini ialah orang yang bertanggung

jawab atas sekelompok orang, pemimpin bisa jadi seorang eksekutif,

manajer, supervisor. Coaching tela h menjadi pilihan yang tepat untuk

bisnis atau organisasi yang ingin beroperasi secara sukses. Ciri-ciri

coaching leadership ialah bersifat pembentukan kepemimpinan ;


digunakan pada perusahaan yang ingin memasuki dunia professional ;

dilakukan oleh seorang coach; sebuah proses memfasilitasi seseorang

untuk bertanya dan memberikan feedback ; tidak membahas masa lalu;

hanya berperan laksana cermin bagi client -nya dan tidak memberikan

solusi.

 Transactional leadership

Kepemimpinan transaksional, pemimpin yang memotivasi pengikut

mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran

dan tuntutan tugas. Kepemimpinan transaksional merupakan salah satu

gaya kepemimpinan yang intinya menekankan transaksi di antara

pemimpin dan bawahan. Kepemimpinan trans aksional memungkinkan

pemimpin memotivasi dan mempengaruhi bawahan dengan cara

mempertukarkan reward dengan kinerja tertentu. Ciri-ciri transactional

leadership ialah Contingent reward (Kontrak pertukaran penghargaan

untuk usaha, penghargaan yang dijanjika n untuk kinerja yang baik,

mengakui pencapaian); Active management by exception (Melihat dan

mencari penyimpangan dari aturan atau standar, mengambil tindakan

perbaikan); Pasive management by exception (Intervensi hanya jika

standar tidak tercapai);Laissez-faire (Melepaskan tanggung jawab,

menghindari pengambilan keputusan).

 Laissez-faire Leadership

Pemimpin bertipe laissez faire menghendaki semua komponen pelaku

pendidikan menjalankan tugasnya dengan bebas. Oleh karena itu tipe


kepemimpinan bebas merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain

agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dengan cara berbagai kegiatan diserahkan pada bawahan. Karena arti

lassez sendiri secara harfiah adalah mengizinkan dan fa ire adalah bebas.

Ciri-ciri gaya kepemimpinan Laissez -Faire: Kebebasan penuh bagi

keputusan kelompok atau individu dengan pa rtisipasi minimal dari

pemimpin; Bahan-bahan yang bermacam-macam disediakan oleh

pemimpin yang membuat orang selalu siap bila dia ak an memberi

informasi pada saat ditanya; Sama sekali tidak ada partisipasi dari

pemimpin dalam penentuan tugas; Kadang-kadang memberi komentar

spontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud

menilai atau mengatur suatu kejadian; Pemimpin membiarkan

bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri ; Pemimpin hanya

menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum; B awahan dapat mengambil

keputusan yang relevan untuk mencapai tujuan dalam segala hal yang

mereka anggap cocok.

 Facilitative Leadership

Kepemimpinan fasilitatif sebagai “perilaku yang meningkatkan

kemampuan kolektif untuk beradaptasi, memecahkan masalah, dan

meningkatkan kinerja”. Ciri khas pada kepemimpinan ini adalah kolektif.

Peran pemimpin fasilitatif adalah untuk mendorong keterlibatan

karyawan di semua tingkatan. Beberapa strategi kunci yang digunakan

oleh para pemimpin fasilitatif: keterbatasan sumber daya mengatasi,


membangun tim, memberikan umpan balik, koordinasi, dan manajemen

konflik serta menciptakan jaringan komunikasi.

 Team Leadership

Kepemimpinan ini dikenal tidak memliki supervisor. Mereka bertanggung

jawab sebagai tim, dimana kegagalan dan kesuksesan dianggap sebagai

tanggung jawab tim. Saat ini banyak yang menerapkan kepemimpinan

jenis ini karena dianggap bisa bekerja seca ra efektif dan kolaboratif.

Meskipun pada prakteknya masih menggunakan pemimpin, namun

pemimpin tersebut dianggap sebagai bentuk transisi dari jenis

kepemimpinan yang lain.

 Cross Cultural Leadership

Sebenarnya sangat jarang ditemui pemimpin yang memiliki kemampuan

memimpin dengan cross cultural leadership . Cross cultural leadership

jarang atau sebenarnya sangat sulit dilakukan karena budaya

mempengaruhi perilaku manusia dalam kehidupan sehari -hari. Sebagai

contoh orang Asia pasti akan senang diperlakukan s ebagai orang Asia

dan bukan sebagai orang Amerika, begitu juga sebaliknya.

 Strategic Leadership Style

Gaya kepemimpinan strategis juga dapat didefinisikan sebagai

memanfaatkan strategi dalam pengelolaan karyawan. Ini adalah potensi

untuk mempengaruhi anggota organisasi dan untuk memberikan

perubahan organisasi. Pemimpin strategis akan membuat struktur


organisasi, mengalokasikan sumber daya dan mengekspresikan visi

strategis

Tujuan utama dari kepemimpinan strategis adalah produktivitas strategis.

Tujuan lain dari kepemimpinan strategis adalah untuk mengembangkan

suatu lingkungan di mana karyawan meramalkan kebutuhan organisasi

dalam konteks pekerjaan mereka sendiri. Pemimpin strategis mendorong

karyawan dalam suatu organisasi untuk mengikuti ide -ide mereka sendiri.

Pemimpin strategis menggunakan sistem penghargaan dan insentif bagi

karyawan untuk mendorong mereka agar lebih produktif dan berkualitas.

 Democrative Leadership

kepemimpinan demokratis lebih melibatkan kontribusi bawahan untuk

setiap keputusan yang diambil oleh pemimpin. Tanggung jawab akhir

tetap dipegang oleh pemimpin demokratis, hanya saja dalam prosesnya

pemimpin banyak mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan untuk

menyelesaikan beberapa proyek kerja. Untuk menjalankan kepemimpinan

ini dibutuhkan keberanian, kejujuran, kreativitas, keadilan, kecerdasan

dan kompetensi. Satu hal lagi, tipe kepemimpinan demokratis

menawarkan komunikasi aktif antara atasan dan bawahan. Inilah yang

membuat gaya kepemimpinan ini paling banyak disukai, setidakn ya

menurut berbagai data statistik.

 Pacesetting Leadership

The Pacesetting style – dapat digambarkan sebagai seorang pemimpin

yang menetapkan standar tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan dan


memiliki sikap “kerjakan apa yang saya kerjakan sekarang”. Pemimpin

jenis ini cenderung ingin pekerjaannya diselesaikan sebaik mungkin

dengan waktu sesingkat mungkin, sehingga pekerja dengan performa

kerja rendah dapat dengan cepat diidetifikasi dan diganti bila tidak

memenuhi standar. Namun, cara ini dapat menyeb abkan orang lain

kehilangan antusiasme karena pekerjaan mereka bersifat task -focused dan

dilakukan sebagai rutinitas yang membosankan.

 Affilative Leadership

Pemimpin jenis ini beranggapan bahwa “orang lain harus didahulukan”.

Affiliative leader mengutamakan nilai-nilai individu daripada target dan

pekerjaan, serta berusaha menyenangkan semua pihak. Affiliative leader

juga cenderung membangun hubungan emosional yang kuat yang dapat

berujung pada loyalitas karyawan. Fleksibilitas dalam kepemimpinan

jenis ini lebih tinggi dikarenakan pemimpin tidak mengeluarkan

kebijakan yang mengatur bagaimana pekerjaan harus diselesaikan.

Namun, kelemahan gaya kepemimpinan ini adalah keambiguan pada

beberapa orang yang harus diberi arahan tertentu dalam melaksanakan

tugas-tugas yang sulit. Selain itu, hubungan yang terlalu dekat juga dapat

mengakibatkan persepsi bahwa hasil pekerjaan yang biasa -biasa akan

ditoleransi.

 The Coaching Leadership

The Coaching Style – pemimpin tipe ini cenderung memakai pendekatan

“silakan coba ini” untuk membantu orang lain menemukan kekuatan dan
kelemahan, sehingga mereka dapat mencapai tujuan mereka, baik tujuan

pribadi maupun tujuan organisasi. Coaching leader j uga baik dalam

mendelegasi dan memberikan tugas yang menantang, namun dapat

diselesaikan, bahkan kesalahan kecil yang dilakukan akan dianggap

sebagai pembelajaran positif. Gaya kepemimpinan ini efektif digunakan

dalam lingkungan dengan orang-orang yang memiliki keinginan untuk

belajar.

 The Coerchive Style

Pendekatan yang dapat dirangkum sebagai kalimat “lakukan apa yang

saya bilang” untuk memimpin orang lain. Gaya kepemimpinan ini dapat

efektif dalam situasi krisis, atau untuk mengambil keputusan secara ce pat

ketika mengatasi masalah dengan karyawan yang bermasalah. Meskipun

efektif dalam beberapa situasi, gaya kepemimpinan ini juga dapat

menimbulkan efek negatif terhadap iklim dari organisasi atau proyek

yang dipimpin.

 The Democrative Leadership

Tipe ini mencoba mengembangkan consensus melalui partisipasi para

pekerjanya dengan bertanya “Bagaimana menurut anda?” Menggunakan

gaya kepemimpinan ini, leader menggunakan waktu untuk mengumpulkan

ide dari orang lain sambil membangun rasa kepercayaan dan

menghormati. Democratic style dapat digunakan optimal ketika leader

perlu untuk mendapatkan masukan berharga dari orang lain, namun juga
dapat berujung pada meeting yang tak terhingga jumlahnya karena tidak

kunjung mendapatkan kesepakatan.

 Transformational Leadership

Kepemimpinan transformasional fokus pada membuat gerakan perubahan.

Pemimpin jenis ini tahu bagaimana melakukan perubahan mulai dari diri

sendiri sebelum mengajak orang lain untuk berubah. Oleh sebab itu

kepemimpinan transformasional erat hubungannya d engan kepemimpinan

karismatik dan kepemimpinan visioner.

 Servant Leadership

Servant Leadership adalah filosofi dan seperangkat praktek yang

memperkaya kehidupan individu, membangun organisasi yang lebih baik

dan pada akhirnya menciptakan dunia yang lebih adil dan peduli.

Kepemimpinan ini dikemukakan pertama kali pada tahun 1970 oleh

Robert K. Greenleaf pada publikasi yang be rjudul “The Servant as

Leader”. Ciri khas servant leadership ialah pemimpin harus melayani

terlebih dahulu serta p emimpin harus berfokus terutama pada

pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat dan masyarakat di mana mereka

berada kemudian baru memikirkan hal lain.

 Participative Leadership

Kepemimpinan ini mengajarkan bagaimana seorang pemimpin ikut serta

dalam mencapai tujuan organisasi bers ama anggotanya. Pemimpin jenis

ini menyadari bahwa tidak mudah menuntut seseorang menjadi kreatif


tanpa dorongan dari seorang pemimpin. Gaya partisipatif menunjukkan

bagaimana mengendalikan organisasi tapi cenderung terlihat sebagai

inovasi yang menyenangkan.

 Bureaucratic Leadership

Terkadang pemimpin otokrat tidak memerlukan birokrasi dalam

operasional sehari-harinya, namun otokrat dan birokrasi dapat

dilaksanakan secara bersama. Hal ini karena dalam kepemimpinan

birokrasi juga memiliki hubungan dengan ke taatan pada otoritas. Oleh

sebab itu banyak pendapat yang menyatakan bahwa sebagian besar

birokrasi berhubungan dengan otokratis.

 Situational Leadership

Kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang

pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan para

pengikutnya. seorang pemimpin agar efektif ia harus mampu

menyesuaikan gayanya terhadap tuntutan situasi yang berubah -ubah.

Teori kepemimpinan situasional bertumpu pada dua konsep fundamental

yaitu: tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok sebagai

pengikut dan gaya kepemimpinan.

2. Waktu yang tepat dalam mengubah gaya kepemimpinan ialah ketika

situasi (pemimpin-anggota) tidak terjalin baik, tingkat kesiapan anggota

dalam menghadapi tugas agar memperoleh penghargaan d an hasil yang

maksimal, dan lingkungan kerja yang baru.


Contoh dari masing-masing leadership ialah :

 Autocratic Leadership

Pada umumnya digunakan dalam dunia militer dan kepolisian. Negara

yang menerapkan gaya kepemimpinan autocratic ialah Singapura dibaw ah

kepemimpinan Lee Kuan Yew (pemimpin pertama singapura) dimana

Singapura baru lepas dari Malaysia dan merupakan negara yang jorok,

namun sekarang Singapura menjadi negara paling bersih; Adolf Hitler;

Muammar Khadafi; Saddam Husein; Husni Mubarak.

 Visioner Leadership

Visionary leadership umumnya diterapkan dalam organisasi seperti

kepemimpinan seorang kepala sekolah, pemimpin organisasi,

 Charismatic Leadership

Contoh charismatic leadership di Indonesia ialah Ir. Soekarno yang

merupakan salah satu contoh pemimpin karismatik yang sulit ditemui lagi

di masa sekarang. Kemampuan Soekarno menggerakkan, mempengaruhi,

dan berdiplomasi telah menyatukan berbagai suku, agama, golongan

menjadi satu kesatuan yang bernama Neg ara Kesatuan Republik

Indonesia; Nelson Mandela; Martin Luther King.

 Coaching Leadership

Contohnya ialah pada perusahaan yang bersaing secara global dan ingin

mencapai kesuksesan. Perusahaan tersebut memfasilitasi anggotanya


dengan memberikan coach dan trainer agar memaksimalkan kinerja

mereka.

 Transactional Leadership

Contoh transactional leadership pada dunia pendidikan ialah kepala

sekolah memiliki kemampuan dalam memotivasi dan memberdayakan

guru dan staff sehingga terwujud perilaku organisasi sekolah.

 Laissez-faire Leadership

Contoh Laissez-faire leadership ialah Herbert Hoover; Andrew Mellon

innovator cerdas yang merupakan teladan dari Laissez Faire Pemimpin

Amerika yang berkecimpung didalam philanthropy dan politik.

 Facilitative Leadership

Contoh penerapan facilitative leadership ialah dalam kerja kelompok,

teamwork, workplace culture dan perubahan manajemen pada workplace.

 Team Leadership

Contoh penerapan team leadership ialah dalam sebuah tim kerja,

organisasi, maupun event organizer.

 Cross-Cultural Leadership

Contoh penerapan cross cultural leadership ialah pada era kepemimpinan

Obama. Obama memformulasikan pendekatan lintas budaya kepada dunia


dengan tujuan bukan hanya demi kepentingan Amerika Serikat saja

namun juga kepentingan bangsa lain.

 Transformational Leadership

Contoh pemimpin yang menerapkan transformational leadership ialah

William Edwards Deming yang merupakan pencetus quality control

stastistik; Peter Drucker yang merupakan professor dan konsultan

manajemen.

 The pacesetting leadership

Contoh pemimpin yang menerapkan pacesetting leadership ialah Jack

Welch yang merupakan salah satu Chief Executive Officer.

 The democratic leadership

Contoh pemimpin yang menerapkan democratic leadership ialah John F.

Kennedy, Mahatma Gandhi

 The servant leadership style

Contoh penerapan the servant leadership style ialah kepemimpinan pada

keagamaan dan politik. Contohnya ialah Dalai Lama.

 Bureaucratic leadership style

Contoh pemimpin yang menerapkan Bureaucratic Leadership ialah

Martha Stewart; Howell Raines yang merupak an executive editor dari

New York Times.


 Situational leadership

Contoh penerapan situational leadership pada kepemimpinan tim

olahraga. Contoh pemimpin yang menerapkan leadership ini ialah Dwight

D. Eisenhower yang merupakan presiden USA setelah perang du nia II

dan juga pemimpin pada saat terjadinya perang; Pat Summit yang

merupakan kepala pelatih dari Tennessee Lady Volunters (tim bola

basket putri); John Wooden yang merupakan kepala pelatih UCLA (tim

bola basket putra).

 The Participative Leader

Contoh pemimpin yang menerapkan parcitipative leader ialah Donal

Trump membangun bisnis, memfasilitasi ide dan memberikan kebebasan

kepada setiap orang dalam memberikan informasi; Jim Lentz merupakan

Executive officer dari Toyota Motor Di Amerika Utara, merupakan

pemimppin terbaik yang menunjukkan keefektifan pengarahan tim secara

langsung melalui challenge dan meminimalisir kegagalan sehingga

tercapai hasil yang baik.

Вам также может понравиться