Вы находитесь на странице: 1из 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang PHBS

1. Pengertian PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah

satu strategi yang dicanangkan oleh Departemen Kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan Millenium 2015 melalui rumusan

visi dan misi Indonesia Sehat, sebagaimana yang dicita-citakan

oleh seluruh masyarakat Indonesia dalam menyongsong Milenium

Development Goals (MDGs) (Becker, 1979).

PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan

siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau,

dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam

mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga

merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta

didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri

mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta

berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Lukman,

2017).

"Health is not everything, but without health everything is

nothing". Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa

9
10

kesehatan segalanya menjadi tidak berarti. Setiap individu

mempunyai hak untuk hidup sehat, kondisi yang sehat hanya dapat

dicapai dengan kemauan dan keinginan yang tinggi untuk sehat

serta merubah prilaku tidak sehat menjadi prilaku hidup sehat

(Lukman, 2017).

Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku

yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri

untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam

mewujudkan lingkungan yang sehat. Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan

saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi

kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja

karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan

membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang

(Atikah, 2011).

Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik

yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,

yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri

sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan

kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu pilar utama

dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk


11

mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan

kesehatan (Becker, 1979).

Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social

yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan

ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992). Kesehatan

merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk

meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Perilaku

kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism)

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Perubahan-

perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui

melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan

melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu

kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang

bersangkutan (Likman, 2017).

Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :

a. Nilai

b. Sikap

c. Pendidikan/Pengetahuan

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan

lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap


12

terwujudnya status kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo

S.,2003)

2. Tujuan PHBS

Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan,

kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup

bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia

usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang

optimal (Becker, 1979).

3. Manfaat PHBS di Sekolah

a. Manfaat bagi siswa :

1. Meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit

2. Meningkatkan semangat belajar

3. Meningkatkan produktivitas belajar

4. Menurunkan angka absensi karena sakit

b. Manfaat bagi warga sekolah:

1. Meningkatnya semangat belajar siswa berdampak positif

terhadap pencapaian target dan tujuan

2. Menurunnya biaya kesehatan yang harus dikeluarkan oleh

orangtua

3. Meningkatnya citra sekolah yang positif

c. Manfaat bagi sekolah:

1. Adanya bimbingan teknis pelaksanaan pembinaan PHBS di

sekolah
13

2. Adanya dukungan buku pedoman dan media promosi PHBS di

sekolah

d. Manfaat bagi masyarakat

1. Mempunyai lingkungan sekolah yang sehat

2. Dapat mencontoh perilaku hidup bersih dan sehat yang

diterapkan oleh sekolah

e. Manfaat bagi pemerintah provinsi/kabupaten/kota

1. Sekolah yang sehat menunjukkan kinerja dan citra pemerintah

provinsi/kabupaten/kota yang baik

2. Dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam

pembinaan PHBS di sekolah (Ktistonimala, 2017).

4. Tatanan PHBS

PHBS berada di lima tatanan yakni (Ktistonimala, 2017).:

1. Tatanan rumah tangga

Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada

kesadaran, keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap

keluarga dapat menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta

menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan setiap anggota

keluarga. Jika kebiasan yang baik telah ditanamkan sejak dini

maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang

dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan.

Tanamkan prinsip bahwa kesehatan merupakan suatu


14

"kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya

dan melakukannya.

Sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga:

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

menurunkan resiko gangguan pasca persalinan dan

mencegah infeksi neonatus.

b. Memberi Asi esklusif

Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka

kematian balita, memberikan Asi ekslusif tidak hanya

memberikan manfaat bagi bayi namun bermanfaat juga bagi

ibu. Ibu yang menyusui 20 persen terhindar dari resiko

terkena kanker payudara dan kanker rahim.

c. Menimbang balita setiap bulan.

Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke

pos yandu untuk dilakukan penimbangan. Menimbang berat

badan merupakan parameter untuk menentukan status gizi

balita, dengan melakukan penimbangan setiap bulan dapat

diketahui pertumbuhan dan perkembangan balita serta dapat

diketahui lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.

d. Menggunakan air bersih

Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh

penggunaan air yang tidak bersih. Jika kondisi air yang


15

digunakan tidak jernih, keruh atau berbau sebaiknya air yang

digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air bersih

dengan menggunakan saringan sederhana.

e. Mencuci tangan dengan air dan sabun.

Membiasakan untuk mencuci tangan setelah

melakukan pekerjaan dan ketika akan mengerjakan suatu

pekerjaan hal ini secara nyata telah mencegah perpindahan

kuman dan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh

berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain hepatitis B,

HIV/AIDS

f. Menggunakan jamban sehat.

Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran

penyakit yang sangat kompleks antara lain tipus, disentri,

kolera, berbagai macam penyakit cacing, schisosomiasis

dan sebagainya. Secara langsung kotoran ini dapat

mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah

dan sebagainya.

g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-

tempat penyimpanan air minimal seminggu sekali dan

mengubur kaleng-kaleng bekas tindakan ini merupakan cara

memberantas jentik-jentik nyamuk demam berdarah. Karena

nyamuk demam berdarah bertelur di tempat


16

genangan/penampungan air jernih bukan air got atau

sejenisnya.

h. Makan buah dan sayur setiap hari.

Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap

dan sehat serta mudah didapatkan. Dengan mengkonsumsi

sayur dan buah setiap hari kebutuhan gizi dapat terpenuhi.

i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.

Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan

di rumah akan meningkatkan kekuatan otot dan

menyehatkan badan.

j. Tidak merokok didalam rumah

Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga

terhadap orang–orang disekelilingnya, untuk itu hindarilah

untuk merokok di dalam rumah.

2. Tatanan sekolah

Indikator PHBS di sekolah antara lain (Ktistonimala, 2017).:

a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun

Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung

kuman dan bakteri penyebab penyakit, bila digunakan maka

kuman dan bakteri berpindah ke tangan. Pada saat makan

kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa

menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu

burung dll.
17

b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.

Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu

apakah bahan tambahan makanan (BTM) yang digunakan

seperti zat pewarna, pengawet, pemanis dan bumbu

penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.

c. Menggunakan sampah pada tempatnya

Sampah akan menjadi tempat berkembang biak

serangga dan tikus, menjadi sumber polusi dan pencemaran

terhadap tanah, air dan udara.Sampah menjadi media

perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat

membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa

menimbulkan kecelakaan dan kebakaran.

d. Olah raga yang teratur dan terukur

Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat

badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat,

bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya tahan tubuh

terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari

penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan

hipertensi.

e. Memberantas jentik nyamuk

Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk,

sehingga nyamuk tidak berkembang di lingkungan sekolah.

Khususnya jentik nyamuk Aedes aeghypty yang


18

menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini menggigit

pada siang hari dimana siswa sedang belajar.

Perlu dilakukan kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat

penampungan air seminggu sekali seperti vas bunga,bak

mandi dll , menutup tempat-tempat penampungan air

dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat

menampung air hujan.

f. Tidak merokok

Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan

oleh rokok, antara lain terjangkit penyakit kanker paru-paru,

kanker mulut, penyakit jantung, batuk kronis, kelainan

kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan serta

ketergantungan terhadap rokok. Di dalam sebatang rokok

terkandung 4.000 bahan kimia dan 43 senyawa yang terbukti

menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin,

tar dan CO.

g. menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap

bulan, Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan

badan serta status gizi. Agar pertumbuhan anak dapat

berkembang secara optimal.

h. Menggunakan jamban.

Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat

dan tidak berbau. Supaya tidak mencemari sumber air


19

dilingkungan sekitar. Dan juga agar tidak mengundang

datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor

penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.

3. Tatanan tempat kerja

Indikator PHBS di tempat kerja antara lain (Dayu, 2016) :

Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja.

Namun demikian, tempat kerja telah masuk kategori Tempat

Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :

a. Tidak merokok di tempat kerja

b. Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.

c. Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik

d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum

makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil

e. Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.

f. Menggunakan air bersih.

g. Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

h. Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat

Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

4. Tatanan tempat umum

PHBS ditempat umum adalah upaya untuk

memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-

tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan


20

PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat

umum sehat (Dayu, 2016)

Tempat-tempat umum adalah sarana yang

diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta atau perorangan

yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana

pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan

olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.

a. PHBS di Pasar

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada

tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok di pasar,

Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk

b. PHBS di tempat Ibadah

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada

tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok di tempat

ibadah, Tidak meludah Sembarangan, Memberantas Jentik

nyamuk

c. PHBS di Rumah Makan

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada

tempatnya, Menggunakan jamban, Mencuci tangan dengan

air bersih dan sabun, Tidak merokok di rumah makan,

Menutup makanan dan minuman, Tidak meludah

Sembarangan, Memberantas Jentik nyamuk


21

d. PHBS di Angkutan Umum(Bus, Angkot, Kereta, Pesawat,

Kapal Laut dll)

Menggunakan air bersih, Membuang sampah pada

tempatnya, Menggunakan jamban, Tidak merokok di angkutan

umum, Tidak meludah Sembarangan (Dayu, 2016)

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Pengetahuan adalah proses kegiatan mental yang dikembangkan

melalui proses belajar dan di simpan dalam ingatan, akan digali pada

saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan. Pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga (Astuti, 2016).

Pengetahuan itu bisa bersumber dari pengalaman, orang tua,

guru,teman, buku maupun media massa. Pengetahuan yang kurang

dimiliki remaja tentang seks bebas pranikah sangat mempengaruhi

perilaku remaja dalam kaitannya dengan bagaimana mereka mencapai

kehidupan yang sehat. Pengetahuan yang kurang mengenai perilaku

hidup bersih dan sehat sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu,

karakteristik sosial ekonomi rumah tangga, gaya hidup, dan kesehatan

reproduksi.Karakteristik individu meliputi: umur, tingkat pendidikan dan

pekerjaan (Katarina, 2017).


22

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang.

1. Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)

mengungkapkan bahwa sebelum orang tersebut mengadopsi

perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan yakni :

a. Awarenes (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam

arti memahami.

b. Stimulus (objek) terlebih dahulu.

c. Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus.

d. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.

e. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

f. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati

taha-tahap diatas.
23

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui

proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan

sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat

langgeng. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung

lama (Astuti, 2016).

2. Tingkat Pengetahuan Didalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai

enam tingkatan yaitu (Notoadmodjo, 2010) :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (reccal) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkatan pengetahuan

yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

b. Memahami

Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat mengiterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat


24

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi

Apllikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih

didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat membedakan,

mengelompokkan, memisahkan dan sebagainya.

e. Sintesis

Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun,

merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya

terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.


25

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada. Misalnya dapat membandingkan anak yang cukup

gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menggapai

terjadinya diare disuatu tempat.Pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden.

C. Tinjauan Umum Tentang Sikap

1. Pengertian Sikap

Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk

munculnya suatu tindakan. sikap merupakan ekspresi efek

seseorang pada objek sosial tertentu yang mempunyai

kemungkinan rentangan dari suka sampai tak suka atau setuju

sampai tidak setuju pada sesuatu objek. Sikap adalah

kecederungan yang tertata untuk berfikir, merasa, berperilaku

terhadap sesuatu himpunan fenomena seperti objek-objek fisik,

kejadian, atau perilaku. Sikap adalah suatu kecenderungan untuk

bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsangan atau

situasi yang dihadapi (Wawan, 2010).


26

Sikap merupakan suatu kecenderungan reaksi perasaan,

yang mempunyai preferensi terhadap suatu objek tertentu dengan

berdasarkan pada keyakinan individu. Sikap dapat diartikan sikap

merupakan pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau

situasi yang disertai dengan perasaan tertentu, dan memberikan

dasar kepada orang tersebut sehingga timbul respon untuk

berperilaku dengan cara tertentu yang dipilihnya (Wawan, 2010).

2. Ciri-ciri Sikap

Sikap mempunyai segi-segi perbedaan dengan pendorong

lain yang ada dalam diri manusia. Oleh karena itu membedakan

yang lain diuraiakan mengenai ciri-ciri sikap sebagai berikut (Anang,

2017) :

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan

obyeknya. Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif

biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

b. Sikap dapat berubah-ubah kerana itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-

keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap

pada orang itu.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai

hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap

itu terbentuk, dipelajari berubah atau senantiasa berkenaan


27

dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan

jelas.

d. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan,

sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-

kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki orang.

3. Komponen-komponen Sikap

Sikap merupakan salah satu aspek pikir yang akan

membentuk pola berpikir tertentu pada setiap individu. Pola pikir ini

akan mempengaruhi sikap kegiatan yang akan dilakukan dalam

kehidupan sehari-hari. Sikap akan menentukan perilaku seseorang

mengenai hubungannya dalam memberikan penilaian terhadap

objek-objek tertentu serta memberikan arah pada tindakan

selanjutnya (Wawan, 2010).

Sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur

sikap yaitu :

1) Komponen kognitif (komponen perseptual) yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan, pandanganm keyakinan yaitu

hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana seseorang

mempersepsi terhadap objek sikap.

2) Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap


28

objek sikap. Rasa senang merupakan sikap positif, sedangkan

rasa tidak senang merupakan sikap negatif. Komponen ini

menunjukkan arah sikap yaitu positif dan negatif.

3) Komponen konatif(komponen perilaku atau action component)

yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan

bertindak terhadap suatu objek sikap.

Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu

menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau

berperilaku seseorang terhadap objek sikap. Berdasarkan uraian

di atas dapat diartikan bahwa sikap mempunyai tiga komponen,

yaitu komponen kognitif, afektif,dan konatif. Komponen kognitif

merupakan gejala sikap yang terbentuk pandangan dan

pengetahuan terhadap suatu objek. Komponen afektif adalah

gejala sikap yang dicurahkan dengan ungkapan rasa senang atau

tidak senang terhadap suatu objek. Sedangkan komponen konatif

meupakan gejala yang menunjukkan intensitas sikap yang beupa

besar kecilnya tendensi seseorang dalam berperilaku terhadap

suatu objek (Anang, 2017).

4. Tingkatan Sikap

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu (Anang, 2017) :

a. Menerima (receiving)

Hal yang dimaksud yaitu seeorang dapat menerima dan

memperhatikan stimulus (rangsangan) yang diberikan.


29

b. Merespon (responding)

Terdapat suatu interaksi jika ditanya akan menjawab serta

menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mendiskusikan terhadap suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap dalam tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih

dan dikerjakan adalah resiko dan merupakan suatu sikap yang

paling tinggi.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa tingkatan

sikap terdiri dari empat tingkatan dimana tingkatan yang paling

tinggi adalah tingkat bertanggungjawab. Seseorang yang telah

diberi amanah atau sudah memeilih suatu keputusan tertentu

haruslah dapat bersikap secara tanggungjawab atas apa yang

telah dipilihnya dengan segala resiko yang ada.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Sikap merupakan hal yang penting dalam psikologi

khususnya psikologi sosial. Psikologi sosial menempatkan sikap

sebagai hal yang sentral. Pendapat tersebut kiranya beralasan jika

dilihat pentingnya sikap dalam tingkah laku dan perbuatan manusia

sehari-hari. Sikap seseorang akan mempengaruhi tingkah laku orang

tersebut dalam menanggapi sesuatu. Sikap dipengaruhi oleh


30

beberapa faktor yang dapat menentukan perubahan sikap (Anang,

2017)

Faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap adalah:

a. Pengalaman Pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman

pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Hal tersebut

melibatkan keadaan emosional agar penghayatan akan

pengalaman lebih mendalam dan lebih lama membekas.

Namun dinamika ini tidaklah sederhana dikarenakan suatu

pengalaman tunggal yang jarang sekali menjadi dasar

pembentukan sikap. Pengalaman yang pahit sekalipun jarang

untuk dapat terlepas dari ingatan seseorang meskipun terdapat

suatu kesan manis dari pengalaman itu sendiri.

b. Kebudayaan

Kebudayaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

pembentukan sikap seseorang. Tanpa kita sadari kebudayaan

telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai

masalah. Kebudayaan juga telah mewarnai sikap dan memberi

corak pengalaman kepada individu yang menjadi anggota

masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang telah

mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi

kebudayaan dalam pembentukan sikap individu.


31

c. Orang lain yang dianggap penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu di antara

komponen sosial yang ikut memepengaruhi sikap kita. Seseorang

akan meniru dan bersikap sama seperti orang lain jika orang

tersebut dianggap memang pantas untuk dijadikan panutan.

d. Media Massa

Pengaruh media massa tidaklah terlalu besar dalam interaksi

individu secara langsung, namun dalam proses pembentukan dan

perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang.

e. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu

sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap

dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep

moral dalam diri individu. Konsep moral dan ajaran agama sangat

menentukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan

kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan

dalam menentukan sikap individu.

f. Pengaruh Faktor Emosi

Suatu pembentukan sikap seseorang tidaklah ditentukan

oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang


32

namun suatu sikap merupakan pernyataan yang didasari suatu

emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau

pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Suatu sikap yang

didasari emosional adalah prasangka yaitu sikap yang tidak

toleran terhadap sekelompok orang.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh enam faktor yaitu

pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap

penting, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama,

serta emosional. Faktor-faktor trsebut mempunyai kekuatan

tersendiri untuk mempengaruhi seseorang dalam bersikap

(Anang, 2017).

Вам также может понравиться

  • Koesioner Penelitian
    Koesioner Penelitian
    Документ3 страницы
    Koesioner Penelitian
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ12 страниц
    Bab I
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Materi Layanan Unggulan
    Materi Layanan Unggulan
    Документ6 страниц
    Materi Layanan Unggulan
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Kata Penganta Anti
    Kata Penganta Anti
    Документ3 страницы
    Kata Penganta Anti
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Kuesioner Fariatiii
    Kuesioner Fariatiii
    Документ2 страницы
    Kuesioner Fariatiii
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Kuesioner
    Kuesioner
    Документ3 страницы
    Kuesioner
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab V
    Bab V
    Документ18 страниц
    Bab V
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ6 страниц
    Bab Iii
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ8 страниц
    Bab I
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ2 страницы
    Daftar Isi
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ25 страниц
    Bab Ii
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustak1 Fariati
    Daftar Pustak1 Fariati
    Документ3 страницы
    Daftar Pustak1 Fariati
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Vi
    Bab Vi
    Документ2 страницы
    Bab Vi
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ2 страницы
    Daftar Pustaka
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Daftar Lampiran
    Daftar Lampiran
    Документ1 страница
    Daftar Lampiran
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ1 страница
    Bab I
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar Fariati
    Kata Pengantar Fariati
    Документ3 страницы
    Kata Pengantar Fariati
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar Fariati
    Kata Pengantar Fariati
    Документ3 страницы
    Kata Pengantar Fariati
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Lembar Pernyataantini
    Lembar Pernyataantini
    Документ1 страница
    Lembar Pernyataantini
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Lembar Pernyataantini
    Lembar Pernyataantini
    Документ1 страница
    Lembar Pernyataantini
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ12 страниц
    Bab I
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Fariati
    Bab Ii Fariati
    Документ22 страницы
    Bab Ii Fariati
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi Fariati
    Daftar Isi Fariati
    Документ2 страницы
    Daftar Isi Fariati
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Cover Tini
    Cover Tini
    Документ1 страница
    Cover Tini
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab III Tini
    Bab III Tini
    Документ6 страниц
    Bab III Tini
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Vi Tiniii
    Bab Vi Tiniii
    Документ2 страницы
    Bab Vi Tiniii
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Bab Ii Tini
    Bab Ii Tini
    Документ11 страниц
    Bab Ii Tini
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ2 страницы
    Daftar Isi
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Lembar Pernyataantini
    Lembar Pernyataantini
    Документ1 страница
    Lembar Pernyataantini
    Andina Sari
    Оценок пока нет
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Документ6 страниц
    Daftar Tabel
    Andina Sari
    Оценок пока нет