Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Judul Karya
Dosen Pembimbing :
Diusulkan Oleh :
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Jambi,
i
Kata Pengantar
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat, hidayah, dan ma’unan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
karya tulis ini dengan judul “SYARIAH RECOVERY INSURANCE OF
AGRICULTURE (SYRIA)” yang dibuat dalam rangka pemenuhan syarat untuk
ikut serta dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa (LKTM) Tingkat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi ini dengan harapan yang terbaik.
Sehingga Kami ingin berterimah kasih kepada :
1. Dosen Pembimbing
2. Kedua Orang Tua
3. Pihak yang telah membantu suksesnya pembuatan karya tulis ini.
Sebagai manusia kami tidak luput akan kesalahan dan kekurangan.
Begitupun dengan ide gagasan dan penyelesaian karya tulis ini, yang kami rasa
masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam bentuk tulisan amapun isi
sistematikanya. Oleh sebab itu, Kami berharap saran dan kritik yang lebih baik
dan mendukung pembaca terhadap karya tulis ini. Kami berharap semoga karya
tulis ini bisa bermanfaat dan memberikan ilmu pengetahuan dalam penanggulan
masalah tersebut di Indonesia.
Jambi, 16 Oktober 2017
Tim Penulis
ii
Daftar Isi
iii
3.6. Risiko yang Dijamin .................................................................................. 20
3.7. Mekanisme Penghimpunan Premi Asuransi .............................................. 20
3.8. Mekanisme Penyaluran dana Asuransi ...................................................... 21
3.8.1. Kriteria Klaim/ganti rugi Asuransi ..................................................... 21
3.8.2. Alur Proses Klaim Asuransi ............................................................... 21
3.8.3. Alur Proses Penyerahan Hasil Penen .................................................. 22
3.8.4. Mekanisme Investasi Mudharabah pada dana Tijarah....................... 23
3.8.5. Pengembalian Dana Nasabah.............................................................. 23
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................... 25
4.1. Kesimpulan ................................................................................................ 25
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 26
iv
Daftar Tabel
v
Daftar Gambar
vi
Ringkasan
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pertanian
Perdangan
Jasa
Industri
lainya
1
digunakan untuk produksi berikutnya. Indonesia termasuk wilayah dengan
frekuensi bencana alam yang sangat tinggi dan sering disebut sebagai wilayah
“rawan bencana”. Sejumlah bencana alam kerap terjadi yang meliputi erupsi
gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, kekeringan, dan sebagainya.
Kegiatan usaha disektor pertanian ini akan selalu dihadapkan pada risiko
ketidakpastian (uncertainty) yang cukup tinggi dan resiko kegagalan panen yang
tinggi(Pasaribu, 2010). Setiap petani seharusnya menanggung risiko tersebut
yang berpengaruh terhadap produksi hasil pertanian serta risiko bencana alam
tersebut. Apabila dampak ini terus berlanjut, maka diprediksikan pada tahun
2080, sektor pertanian Indonesia akan mengalami kerugian mencapai 6,33 miliar
USD. Untuk mengatasi hal ini maka diperlukan adanya upaya yang terencana dan
terintegrasi, sehingga dampak yang ditimbulkan tidak semakin besar, baik
terhadap sistem alam nusantara maupun kehidupan masyarakat (Susanta & Hari
2008).
Gambar.1.2. Prediksi turunya produksi pertanian akibat pengaruh iklim dari tahun
2000 hingga 2100, apabila tidak ada perencanaan yang tepat maka kerugian
ditaksir seperti kurva tersebut. A2 (garis bawah), S550 (garis tengah), S450 (garis
atas) (ADB 2009)
Sebagai upaya perlindungan petani atas risiko ketidakpastian tersebut di
atas, asuransi produksi pertanian menjadi salah satu strategi yang ditempuh
melalui Pasal 7 ayat (2) huruf g Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (UU P3). Melalui asuransi produksi
pertanian ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi kehidupan tani,
sebab manfaat yang diperoleh dapat melindungi usaha pertanian. Namun
2
kebanyakan asuransi yang berkembang dimasyrakat saat ini adalah asuransi
konvensional yang mengandung unsur spekulasi (Gharar) dan Perjudian (Maisir).
Maisir dan Gharar merupakan perbuatan yang diharamkan oleh allah sebagaimana
allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 90 :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan.
Dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa perbuatan maysir dan gharar
termasuk perbuatan setan, maka jika kita melakukannya maka itu termasuk dosa
besar. Praktik gharar dan maysir pada asuransi konvensinal adalah terletak pada
premi yang dibayarkan oleh pihak tertanggung akan hangus jika tidak terjadi
musibah atau kerugian, dan sebaliknya pihak asuransi akan membayar sejumlah
ganti rugi ketika kliennya jika mengalami musibah. Ada pihak yang dirugikan da
nada pihak yang diuntungkan, akad yang mengadung hal seperti ini mutlak haram
hukumnya. Diperlukan sebuah asuransi pertanian yang islami agar masyarakat
Indonesia yang mayoritas muslim terhindar dari perbuatan haram.
1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Kondisi Keterkinan Pertanian Padi Di Indonesia ?
3
2. Untuk Menjelaskan Konsep Syariah Recovery Insurance of Agriculture
(SYRIA) ?
3. Untuk menjelaskan Mekanisme Pelaksanaan Syariah Recovery Insurance of
Agriculture (SYRIA)?
1.4. Manfaat
a. Bagi pihak Pemerintah
Penelitian ini diharapkan menjadi solusi untuk menangani masalah sosial
dibidang pertanian. Penelilitian ini dapat dijadikan rujukan sebagia dasar
pemerintah dalam membuat kebijakan terkait di sektor pertanian. Sehingga
pertanian di Indonesia dapat lebih stabil dan berkembang serta dapat mencukupi
kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri.
b. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan mengaplikasikan
ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan dalam kehidupan nyata sehari-hari
dan dapat dikembangankan ke dalam penelitian selanjutnya dan diharapkan
dapat digunakan untuk pembanding hasil riset maupun sebagai acuan penelitian
berikutnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.2. Dasar Hukum Asuransi Syariah
1. Perintah Allah SWT untuk saling tolong-menolong dan bekerjasama Surat
al-Maidah (5) ayat 2 yang berbunyi :
6
Artinya : “Wahai Orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat). Dan bertaqwalah kepada Allah.Sungguh Allah
Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”
7
3. Asuransi bisa menjadi sarana investasi yang dapat dipersamakan dengan
menabung. Sebab, pada beberapa perusahaan asuransi, jumlah premi yang
dibayarkan kepada pihak pengelola asuransi akan dikembalikan kepada
tertanggung dalam julah yang lebih besar.
4. Khusus bagi penanggung (perusahaan asuransi), memberikan
ataumenjual jasa untuk meringankan resiko yang dihadapi nasabahnya
atau tertanggung dengan mengambil alih resiko yang dihadapinya.
8
2.4.3.Akad Bai AsSalam (Pemesanan)
Skema Akad Jual-Beli Pemesanan atau yang biasa disebut dengan Bai As-
Salam. Akad Bai As-Salam adalah pola pembiayaan yang biasa digunakan dalam
dalam perbankan syariah. Transakasi Akad Bai As-Salam merupakan pola
transaksi yang melibatkan penjual dengan pembeli, dimana mitra usaha berperan
sebagai pembeli/pemesan komoditas pertanian, dan petani berperan sebagai
penjual/pembuat pesanan. Dalam akad Bai As-Salam Asuransi akan memesan
sejumlah Padi dengan spesiikasi dan ketentuan tertentu kepada Petani, Petani
kemudian menyetujuinya dan Asuransi akan membayar Padi tersebut yang ditelah
dipesan secara tunai diawal akad. Selanjutnya Petani akan memproduksi Padi
yang telah dipesan tersebut dan menyerahkakan Padi tersebut pada waktu yang
telah disepakati di awal akad.
9
diterima penanggung sedikit. Di sini terdapat ketidakjelasan (biaya klaim) dalam
asuransi konvensional. Tetapi dalam asuransi syariah, karena akad
tolongmenolong, maka peserta tersebut akan mendapat jaminan pertolongan dari
peserta yang lain melalui premi tabarrru. Dalam konsep syariah, setiap
pembayaran premi sejak awal dibagi dua, masuk rekening pemegang polis dan
masuk rekening khusus peserta yang harus diniatkan tabarru' atau derma untuk
membantu yang lain. Dengan demikian dari rekening khusus inilah uang
pertanggungan (sisanya) diambil dan yang lain mengikhlaskan untuk memberikan
dermaKedua, unsur maysir (untung-untungan). Dalam asuransi konvensional
pihak yang satu mengalami keuntungan, sedang pihak yang lain mengalami
kerugian. Misalnya seorang pemegang polis, karena sebab tertentu
membatalkankontraknya sebelum masa reversing periode biasanya pada tahun ke
tiga yang bersangkutan tidak menerima kembali uang yang telah dibayarkan,
kecuali hanya sebagian kecil (Sumitro, 1997). Dalam Asuransi syariah reversing
periode sudah ada sejak awal, peserta akan mendapat cash value dan semua uang
yang dibayarkan, kecuali uang yang telah dimasukkan ke rekening khusus peserta
yang diikhlaskan (derma).
Ketiga, unsur riba (bunga). Dalam asuransi konvensional terdapat usaha dan
investasi dengan meminjamkan dananya atas dasar bunga. Peminjam modal harus
mengembalikan pinjamannya dengan tambahan (bunga) yang ditetapkan tanpa
melihat untung atau rugi. Dengan demikian, perusahaan asuransi konvensional
menggunakan sistem bunga (riba) yang diharamkan, karena menzalimi orang lain
dengan keuntungan besar (meskipun peminjam rugi dalam usahanya). Perbuatan
ini dapat menambah kemiskinan di masyarakat.
Keempat, unsur komersial. Dalam asuransi konvensional unsur
komersialnya sangat menonjol, sebagai akibat dari penerapan sistem bunga.
Sedangkan dalam asuransi syariah, unsur komersialnya tertutup unsur ta'awun
(saling tolong) akibat dari penerapan sistem mudhârabah (bagi hasil keuntungan)
(Sumitro, 1997).
10
BAB III
ANALISIS DAN SINTETIS
11
catatan Kementerian Pertanian, jumlah konsumsi beras nasional mengalami
penurunan pada 2015 dibanding posisi 2013 (databoks.katadata.co.id, 2018).
Konsumsi beras Indonesia lebih tinggi dibanding kemampuan memproduksi
beras. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara importir beras yang
cukup besar di Asia Tenggara. Baru kemudian di tahun 2015, jumlah konsumsi
beras Indonesia mengalami penurunan dan pada saat yang sama produksi beras
meningkah. Alhasil, neraca beras mencatat surplus.
Gambar.3.1. Konsumsi Dan Produksi Beras Indonesia Tahun 2010-2015
12
Gambar.3.2. Peta rawan iklim di Indonesia (Haryati, 2002)
13
3.3. Syariah Recovery Insurance of Agriculture (SYRIA)
3.3.1.Skema Asuransi SYRIA
Syariah Recovery Insurance of Agriculture (SYRIA) merupakan produk
keuangan berupa asuransi syariah yang digunakan untuk mengatasi permasalahan
pemulihan modal pertanian yang mengalami kegagalan panen terutama komoditas
padi. Kegagalan panen yang biasanya diakibatkan oleh ketidakpastian iklim,
cuaca, dan serangan hama. Kegagalan panen yang terjadi pada petani dapat
menyebabkan kesulitan permodalan bagi petani akibat usahatani yang tidak
produktif. Usahatani yang tidak produktif tidak dapat mengembalikan modal
petani secara keseluruhan. Sehingga dikhawatirkan pada musim tanam berikutnya
petani tidak dapat berproduksi kembali. Hal ini disebabkan karena modalnya telah
habis akibat kerugian dimusim sebelumnya. Biasanya petani di Indonesia masih
mengunakan modal sendiri untuk membiayai usaha pertaniannya. Apabila
mengalami kerugian maka, sebagian besar dari petani tersebut sudah dapat
dipastikan sukar untuk berproduksi kembali di musim tanam berikutnya.
Usahatani bisa berjalan bila persyaratan faktor produksi yang dibutuhkan
sudah terpenuhi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen, yaitu tanah, modal,
tenaga kerja, dan skill atau manejemen (pengelolaan). Dalam beberapa literatur,
sebagian para ahli mencantumkan hanya tiga faktor produksi, yaitu tanah, modal,
dan tenaga kerja. Masing –masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan
saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka proses
produksi atau usaha tani tidak akan berjalan, terutama ketiga faktor seperti tanah,
modal dan tenaga kerja (Daniel, 2004)
Modal Kerja memiliki peranan penting sebagai faktor produksi, dimana modal
Kerja berfungsi sebagai unit yang membiayai faktor-faktor produksi seperti
pupuk, benih, obat-obatan, pestisida dan lain-lain. Berdasarkan Observasi penulis,
petani yang mengalami kerugian sukar sekali untuk mendapat pinjaman modal
dari Lembaga keuangan karena petani tersebut pernah mengalami kebangrutan
usaha. Sehingga sebagian petani di desa akhirnya lari ke Tengkulak dan Rentenir
untuk mengajukan pinjaman modal dengan bunga yang besar. Pola pinjaman yang
dilakukan adalah ketika petani mulai melakukan penanaman bibit padi, maka
mereka akan mengajukan pinjaman kepada Tengkulak untuk membiayai modal
14
kerja mereka dengan perjanjian pihak petani akan membayar pinjaman dengan
gabah kering atau dengan beras, namun dengan harga yang jauh dibawah harga
pasar. Misalnya jika harga beras 1 kg kualitas menengah adalah Rp.10.000/Kg
maka mereka akan membayarnya dengan harga Rp.5.000/kg jauh dibawah harga
pasar. Mereka tidak punya pilihan karena mereka harus memenuhi kebutuhan
hidup dengan usahatani. Mereka butuh modal kerja untuk membeli faktor-faktor
produksi. Sehingga sebagian petani tersebutpun banyak yang sangat bergantung
pada Tengkulak dan Rentenir.
Gambar.3. 3. Gambar Skema Produk Asuransi SYRIA
Gagal Tabungan
Panen
Pihak
Mudarabah Mudarabah
ketiga
15
Artinya
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,
dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.(QS : Surah Al-Maidah
Ayat 2).
Bentuk tolong menolong ini diwujudkan dalam kontribusi dana kebajikan
(Dana tabbaru) sebesar yang ditetapkan. Apabila salah satu peserta Asuransi
mengalami musibah, maka peserta yang lainnya ikut menanggung resiko, di mana
klaimnya dibayarkan dari akumulasi dana tabbarru yang terkumpul (Sula, 2004).
Ini merupakan betuk kontribusi tolong-menolong diantara sesame umat islam,
karena pada dasarnya umat islam seluruh dunia bersaudara. Dan sebaik-baiknya
manusia adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain seperti hadist nabi
berikut ini.
16
pendapatan bagi hasil mudharabah (dana yang dinvestasikan ke usaha yang
Halal). Namun SYRIA memiliki sedikit perbedaan dengan Asuransi Syariah pada
umumnya yaitu terletak pada pengembalian dana klaim. Pada Asuransi Syariah
biasa dana klaim akibat musibah tidak diakan dikembalikan lagi pada Perusahaan,
berbeda dengan Asuransi SYRIA dimana pihak yang terkena musibah harus
mengembalikan dana klaim pada waktu panen berikutnya. Karena dana tersebut
akan dikembalikan lagi pada peserta lainya dalam kelompok asuransi tersebut.
17
ini digunakan dalam mekanisme pengelolaan dan penghimpunan dana. Dana 70%
dari premi akan diinverstasikan pada sektor usaha yang halal. Dalam skema
Asuransi syariah ini ada dua akad Mudharabah yang digunakan yaitu
Mudharabah antara pihak Asuransi dengan nasabah pemegang polis, dan
Mudharabah antara pihak asuransi dengan pihak ketiga dalam hal ini pengelola
usaha Halal. Dalam mudharabah pertama, pihak Asuransi berperan sebagai
mudharib (pengelola Dana) dan Nasabah sebagai shahibul maal (pemilik dana),
dan pada Mudharabah yang kedua pihak Asuransi berperan sebagai Shahibul
Maal dan pihak ketiga sebagai Mudharib. Namun kedua akad diatas tidak saling
terikat satu sama lain. Setiap akad dalam asuransi syariah ini berdiri sendiri tidak
terikat dengan akad lain.
Penyaluran dana bagi nasabah pemegang polis yang hendak melakukan
proses klaim menggunakan Skama akad jual beli salam atau akad jual beli dengan
skema pemesanan yaitu pihak asuransi memberikan uang muka diawal dan
pemengang polis menyerahkan komoditi pada waktu yang disepakati diawal.
Jangka waktu perjanijian Asuransi adalah 2 tahun dengan asumsi 4 kali musim
tanam dengan jangga waktu tanam adalah 6 bulan dalam satu kali musim tanam.
Nasabah yang menyelesaikan kontrak sampai akhir akad maka semua uang baik
dana tabbarru dan tabungan mudharabah akan dikembalikan ditambah dengan
jumlah keuntungan investasi dari tabungan mudharabah selama 2 tahun. Dan
apabila ada nasabah yang berhenti ditengah jalan sebelum masa kontrak berakhir
misalnya hanya 6 bulan atau satu kali musim tanam maka pihak asuransi akan
mengembalikan tabungan mudharabah ditambah bagi hasil saja.
18
3.4.2.Kriteria Lokasi Peserta Asuransi
Asuransi Syria dilaksanakan pada sawah irigasi (irigasi teknis, irigasi
setengah teknis, irigasi desa/sederhana, dan lahan rawa pasang surut/lebak yang
telah memiliki sistem tata air yang berfungsi) dan lahan sawah tadah hujan yang
tersedia sumber-sumber air (air permukaan dan air tanah), diprioritaskan pada :
a) Wilayah sentra produksi padi
b) Lokasi terletak dalam satu hamparan.
19
Rp.6.000.000,00. Dengan demikian apabila telah terjadi kerugian pada salah satu
peserta di bulan pertama, kelompok telah memiliki dana yang cukup untuk
menalanginya.
20
Premi Rp200.000/bulan dibagi kedalam dua rekening yaitu rekening tabbaru
dan rekening mudharabah. 30% dari dana premi disimpan di dalam rekening
tabbaru, dana pada rekening inilah yang akan menalangi anggota yang terkena
musibah. Sedangkan 70% dana masuk ketabungan (investasi), dana tersebut
nantinya akan di investasikan pada pihak ketiga, dan keuntungan dari usaha
tersebut akan dibagi dengan nasabah dan pihak asuransi.
21
produksi. Dengan perhitungan tersebut maka klaim yang dipinjamkan adalah
maksimal Rp.6.000.000/1 Ha lahan padi. Setelah itu, pihak asuransi melakukan
pemesanan sejumlah padi dengan harga yang telah disepakati dengan petani,
misalnya harga gabah Rp.4.000/kg, maka pihak asuransi akan memesan padi
sejumlah 1,5 ton gabah kering dengan harga keseluran adalah Rp.6.000.000. Uang
tersebut akan dibayar dimuka agar anggota dapat melakukan produksi kembali
seperti semula.
Dana untuk pembiayaan modal kerja bagi nasabah yang mengajukan klaim
diambil dari tabungan Tabbaru kelompok, apabila kurang maka pihak asuransi
dapat menalangi kekurangannya. Bagi anggota yang masih terikat dalam akad
salam, tidak diharuskan untuk membayar premi karena masih dalam masa
pemulihan usaha. Anggota akan membayar kembali premi setelah ia selesai
dengan akad salam, atau telah menyerahkan seluruh gabah yang dipesan oleh
pihak asunransi dan jika usahatani yang ia jalankan sudah kembali stabil pada
aspek permodalanya.
Gambar.3.4. Skema Proses Klaim Asuransi SYRIA
Tabbaru
Sumber : Dokumen Pribadi
22
(2001), merupakan infrastruktur pemasaran sebagai tempat transaksi jual beli
hasil-hasil pertanian baik transaksi fisik maupun non fisisk yang terletak di sentra
produksi. Dengan demikian, penekanannya adalah bahwa STA merupakan sarana
pemasaran yang dilakukan pada sentra produsen. Pihak asuransi menguhubungi
pihak STA untuk melakukan perjanjian jual beli. Setelah itu pihak asuransi akan
menginformasikan kepada petani untuk menyerahkan gabahnya pada pihak STA.
setelah barang diterima, maka pihak STA akan melakukan pembayaran kepada
pihak asuransi sesuai dengan harga yang disepakati diawal perjanjian.
23
Nasabah yang tidak melanjutkan akad sampai 2 tahun. Pihak asuransi hanya
akan mengembalikan tabungan Tijarah ditambah keuntungan yang diperoleh atas
investasi yang dilakukan asuransi dengan memanfaatkan dana tersebut. Dana
tabbaru tidak dikembalikan karena dana tersebut sedang digunakan untuk
menalangi anggota yang lain yang sedang mengalami gagal panen. Sehingga
butuh waktu minimal 2 kali periode masa tanam untuk mengembalikan dana
tersebut.
Pehitungan jumlah uang yang diterima nasabah selama masa kontrak 2 tahun
dengan premi Rp 200.000/Bulan, dapa dilihat pada tabel berikut :
Tabel.3.2. Tabel Perhitungan tabungan premi Nasabah selama 2 tahun
Tabungan Akumulasi Bagi Hasil
Bulan Premi Dana Tabbaru Keuntungan
Tijarah Dana Tijarah Asuransi 60% Nasabah 40%
1 200.000 140.000 60.000 140.000 21.000 12.600 8.400
2 200.000 140.000 60.000 280.000 42.000 25.200 16.800
3 200.000 140.000 60.000 420.000 63.000 37.800 25.200
4 200.000 140.000 60.000 560.000 84.000 50.400 33.600
5 200.000 140.000 60.000 700.000 105.000 63.000 42.000
6 200.000 140.000 60.000 840.000 126.000 75.600 50.400
7 200.000 140.000 60.000 980.000 147.000 88.200 58.800
8 200.000 140.000 60.000 1.120.000 168.000 100.800 67.200
9 200.000 140.000 60.000 1.260.000 189.000 113.400 75.600
10 200.000 140.000 60.000 1.400.000 210.000 126.000 84.000
11 200.000 140.000 60.000 1.540.000 231.000 138.600 92.400
12 200.000 140.000 60.000 1.680.000 252.000 151.200 100.800
13 200.000 140.000 60.000 1.820.000 273.000 163.800 109.200
14 200.000 140.000 60.000 1.960.000 294.000 176.400 117.600
15 200.000 140.000 60.000 2.100.000 315.000 189.000 126.000
16 200.000 140.000 60.000 2.240.000 336.000 201.600 134.400
17 200.000 140.000 60.000 2.380.000 357.000 214.200 142.800
18 200.000 140.000 60.000 2.520.000 378.000 226.800 151.200
19 200.000 140.000 60.000 2.660.000 399.000 239.400 159.600
20 200.000 140.000 60.000 2.800.000 420.000 252.000 168.000
21 200.000 140.000 60.000 2.940.000 441.000 264.600 176.400
22 200.000 140.000 60.000 3.080.000 462.000 277.200 184.800
23 200.000 140.000 60.000 3.220.000 483.000 289.800 193.200
24 200.000 140.000 60.000 3.360.000 504.000 302.400 201.600
Jumlah 3.360.000 1.440.000 6.300.000 3.780.000 2.520.000
Total Uang Nasabah = Dana Tabbaru + dana Tijarah + bagi hasil 40% 7.320.000
24
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
Indonesia termasuk wilayah dengan frekuensi bencana alam yang sangat
tinggi dan sering disebut sebagai wilayah “rawan bencana”. Kegiatan usaha
disektor pertanian ini akan selalu dihadapkan pada risiko ketidakpastian
(uncertainty) yang cukup tinggi dan resiko kegagalan panen yang tinggi. Setiap
petani harus menanggung risiko yang berpengaruh terhadap produksi hasil
pertanian serta risiko bencana alam. Besarnya resiko tingkat kegagalan panen
menjadi salah satu penyebab rendahnya kesejahteraan petani.
Untuk mengurangi terjadinya resiko dibutuhkan sebuah model asuransi
yang dapat menjabap permasalah tersebut. Asuransi SYRIA dapat menjawab
tantangan tersebut. Karena asuransi model ini disesuaikan dengan kebutuhan
petani Indonesia yang mayoritas beragama islam. SYRIA dapat menanggulangi
masalah diatas dengan pola pertanggungan Asuransi sesuai dengan prinsip
syariah. Dalam asuransi SYRIA petani dihumpun dalam satu kelompok yang
terdiri dari 30 Orang, dimana setiap anggota dalam kelompok tersebut saling
berjanji untuk saling menanggung resiko atau beban akibat musibah yang tejadi
pada salah satu anggota dalam kelompok tersebut. Prinsip syariah adalah Ta’aun
(Tolong-menolong) atau saling melindungi dalam kebenaran. Bentuk tolong
menolong ini diwujudkan dalam kontribusi dana kebajikan (Dana tabbaru)
sebesar yang ditetapkan. Apabila salah satu peserta Asuransi mengalami musibah,
maka peserta yang lainnya ikut menanggung resiko, di mana klaimnya dibayarkan
dari akumulasi dana tabbarru yang terkumpul.
Beberapa Akad yang digunakan pada Asuransi SYRIA adalah
Mudaharabah, Hibah, Tabbaru, dan Akad Salam. Nantinya diharapkan Model
Asuransi Syariah ini dapat diimplementasikan dimasyarakat.
25
Daftar Pustaka
26
Statistik, B. P. (2018). Data Tenaga Kerja Berdasrkan Sektor. Jakarta: Badan
Pusat Statistik Republik Indonesia.
Suhendi, d. (2005). Asuransi Takaful dari Teoritis Ke Praktik. Bandung: Mimbar
Pustaka.
Sumitro. (1997). Asasi-Asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait, (BAMUI)
dan TAKAFUL) di Indonesia. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Susanta G, H. S. (2008). Akankah Indonesia Tenggelam Akibat Pemanasan
Global. Bogor: Penebarplus.
27