Вы находитесь на странице: 1из 5

SKENARIO

Seorang anak perempuan usia 8 tahun diantar ibunya ke RSGM dengan keluhan anak merasa
sakit pada rahang atas bagian dapan saat mengigit. Keluhan lain terasa kasar pada permukaan
gigi dan gigi tidak rata. Pada pemeriksaan klinis tampak daerah kebiruan pada daerah gigi
yang akan erupsi pada regio (11). Terdapat pembengkakan mukosa warna kemerahan, dan
tampak grove, pit, dan fissur yang tidak rata pada semua permukaan enamel gigi.

A. Kata Kunci
1. Anak perempuan usia 8 tahun
2. Pembengkakan mukosa warna merah
3. Daerah kebiruan pada regio 11
4. Permukaan gigi tidak rata
5. Terasa sakit
6. Email gigi
7. Pit, fissure, groove yang tidak teratur
8. Rahang atas bagian depan
9. Permukaan gigi yang kasar

B. Pertanyaan Penting
a. Kasus 1
1. Apa yang dimaksud groove, pit, fissure, dan email gigi?
2. Bagaimana penyebab dan mekanisme munculnya groove, pit, fissure yang
menyebabkan permukaan gigi tidak rata?
3. Bagaimana gambaran klinis gigi pada skenario?
4. Apa diagnosa kasus tersebut?
5. Bagaimana prosedur perawatan pada diagnosa kasus tersebut?
6. Apa etiologi dari diagnosa kasus tersebut?
7. Apa diagnosa banding pada kasus tersebut?
b. Kasus 2
1. Apa yang menyebabkan daerah kebiruan dan pembengkakan mukosa
berwarna kemerahan pada regio 11 yang akan erupsi?
2. Apa yang menyebabkan timbulnya rasa sakit pada RA?
3. Bagaimana gambaran klinis pada kasus tersebut?
4. Apa diagnosa pada kasus tersebut?
5. Bagaimana prosedur perawatan pada diagnosa kasus tersebut?
6. Apa diagnosa banding pada kasus tersebut?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui apa yang dimaksud groove, pit, fissure, dan email gigi?
2. Mengetahui bagaimana penyebab dan mekanisme munculnya groove, pit,
fissure yang menyebabkan permukaan gigi tidak rata?
3. Mengetahui bagaimana gambaran klinis gigi pada skenario?
4. Mengetahui apa diagnosa kasus tersebut?
5. Mengetahui bagaimana prosedur perawatan pada diagnosa kasus tersebut?
6. Mengetahui apa etiologi dari diagnosa kasus tersebut?
7. Mengetahui apa diagnosa banding pada kasus tersebut?
8. Mengetahui apa yang menyebabkan daerah kebiruan dan pembengkakan
mukosa berwarna kemerahan pada regio 11 yang akan erupsi?
9. Mengetahui apa yang menyebabkan timbulnya rasa sakit pada RA?
10. Mengetahui bagaimana gambaran klinis pada kasus tersebut?
11. Mengetahui apa diagnosa pada kasus tersebut?
12. Mengetahui bagaimana prosedur perawatan pada diagnosa kasus tersebut?
13. Mengetahui apa diagnosa banding pada kasus tersebut?

Jawaban.
Kasus 1

1. Groove adalah lekukan atau cekungan sempit berbentuk garis. Pit adalah lekukan atau
fovea normal maupun abnormal1. Fissure adalah celah atau retakan yang sangat
sempit pada kedalaman setiap alur yang disebabkan oleh penyatuan yang tidak
sempurna dari email selama pembengkakan gigi. Email gigi adalah adalah jaringan
yang paling kuat, keras dan merupakan pelindung gigi yang paling tahan terhadap
rangsangan rangsangan pada waktu pengunyahan2.
2. Etiologi pasien mengeluhkan gigi terasa kasar dan tidak rata serta tampak groove, pit,
dan fissure pada permukaan email gigi. Enamel hypoplasia adalah pembentuk enamel
yang tidak lengkap/cacat dalam matriks organic email dipicu oleh penyakit gangguan
sistemik, trauma, dan infeksi pada pulpa gigi sulung . Kerusakan enamel dihasilkan
dari gangguan seluler selama pengembangan yang terjadi pada tahap histodiferensiasi,
aposisi atau mineralisasi perkembangan gigi. Ameloblast sangat sensitive dan jika
terganggu selama fase sekretoriknya penurunan ketebalan email normal atau defek
kuantitatif terjadi dan dianggap sebagai hypoplasia. Keasuan yang tidak teratur karena
hilangnya mikroanatomi yang mempengaruhi warna, morfologi, dan tekstur gigi, hal
ini menyebabkan gigi terasa kasar dan tidak rata. Etiologi terdapat groove, pit, dan
fissure pada permukaan email gigi karena pada hypoplasia enamel terjadi dalam
bentuk lubang, alur atau area besar dari enamel yang hilang3.
3. Gambaran klinis yakni Terdapatnya groove, pit dan fisur yang kecil pada permukaan
enamel, pada keadaan yang lebih parah dijumpai adanya guratan guratan pit yang
dalam, tersusun secara horizontal pada permukaan gigi. Gambaran klinis hypoplasia
email dapat berupa enamel yang tipis, pit atau groove pada permukaan email5.
4. Hipoplasia enamel adalah kelainan yang terjadi karena ada gangguan waktu
pembentukan matriks email, sehingga permukaan email tidak sempurna. Gangguan
tersebut dapat disebabkan oleh factor sistemik dan factor local. Faktor sistemik
meliputi trauma waktu lahir, infeksi,gangguan nutrisi, penyakit metabolik dan bahan
kimia.Sedangkan factor lokal meliputi adanya trauma atau infeksi yang mengenai
gigi4.
5. Perawatan pertama adalah mengurangi sensifitas gigi dengan dengan cara dilakukan
pembersihan gigi dengan sikat dan pumice. Jaga daerah yang akan diolesi dalam
keadaan kering kemudian lakukan aplikasi topical dengan larutan SnF2 8%-10%.
Dengan pemberian larutan SnF2 maka daya tahan email meningkat karena terjadi
remineralisasi email pada email porus selain itu bersifat anti bakteri.
Restorasi dengan resin karboksilat, selulosa asetat atau mahkota untuk
estetik dan menurunkan sensitivitas gigi dari rangsangan termal dan asam ,
menaikan dimensi vertikal dari oklusi dan juga menjaga vitalitas pulpa gigi.
Restorasi dengan resin komposit dapat digunakan untuk hipoplasia ringan
dengan veener yang melapisi permukaan email dengan bantuan etsa. Namun
restorasi ini sering mengalami kegagalan karena perlekatan bahan , dan gigi yang
mengalami hypoplasia email mempunyai kelainan letak prisma email yang tidak
teratur sehingga retensi yang diperoleh tidak cukup untuk gigi permanen dapat
digunakan veneer komposit atau veneer porselen maupun mahkota porselen 6.
6. Etiologi dapat terjadi karena dua faktor yakni lokal dan faktor umum Faktor Lokal
yaitu trauma (misal Turner Teeth), infeksi, radiasi, idiopatik dan Faktor Umum yaitu
Herediter dan Lingkungan: Prenatal : Sifilis kongenital (Hutchinson’s Teeth/Mulberry
Molar), Neonatal : Hipokalsemia, Postnatal : Defisiensi vitamin atau fluor yang
berlebihan (Mottlet enamel)4.
7. Amelogenesis Imperfekta ada 3 bentuk dasar amelogenesis imperfekta yaitu :
Hipoplastik yakni Terjadi akibat kerusakan pada pembentukan matriks enamel,
Hipokalsifikasi yakni terjadi akibat kerusakan pada mineralisasi deposit matriks
enamel, Hipomaturasi yakni terjadi akibat adanya gangguan pada perkembangan
atau pematangan enamel7.

Kasus 2

1. EC diyakini berasal dari pemisahan folikel gigi dari enamel mahkota gigi yang erupsi
akibat akumulasi cairan atau darah dalam ruang folikel yang membesar setelah
amelogenesis, sementara yang lain menunjukkan bahwa kista berkembang dari sisa-
sisa lamina gigi, diatasnya gigi yang erupsi. Penyebab lain yang mungkin adalah
adanya jaringan fibrosa padat yang dapat menghambat erupsi dari jaringan lunak.
Hal ini dapat dikaitkan dengan trauma pada gigi sulung, karies awal atau ruang
defisiensi untuk erupsi pendapat lain mengatakan bahwa etiologinya berupa karies
awal dan peradangan kronis periapikal atau trauma, infeksi dan kurangnya ruang
untuk erupsi. Mengetahui apa yang menyebabkan timbulnya rasa sakit pada RA8.
2. Pasien merasa sakit pada rahang atas bagian depan saat menggigit karena terdapat
kista erupsi yang merupakan kelainan pada saat erupsi, kista erupsi yang berisi
akumulasi cairan yang disertai darah dan pembengkakan sehingga apabila terjadi
oklusi pada pasien kista erupsi nya terasa sakit karena bersentuhan dengan oklusal
gigi bawahnya. Sedangkan etiologi pasien terdapat mukosa gingiva berwarna biru
kemerahan disertai pembengkakan karena kista erupsi ini berupa cairan yang disertai
darah sehingga menghasilkan warna biru kemerahan dan terasa sakit sehingga terjadi
pembengkakan pada mukosa gingivanya3.
3. Suatu lesi kebiru-biruan, translusen, elevasi, dapat ditekan, asymptomatik, lesi
berbentuk kubah (dome-shape) dari alveolar ridge yang dihubungkan dengan suatu
erupsi gigi permanen ataupun erupsi gigi desidui. Kista erupsi memperlihatkan suatu
pembengkakan yang halus menutupi gigi yang erupsi, dengan warna berbeda dari
gingival normal. terkadang sakit , tidak mengalami infeksi, lembut dan berfluktuasi 8.
4. Kista erupsi, merupakan suatu kista yang disebabkan oleh akumulasi cairan atau darah
dalam rongga folikel yang menutupi gigi yang sedang bererupsi . Adanya darah
membuatnya berwarna kebiruan. Kebanyakan pecah secara spontan sehingga proses
erupsi dapat berlanjut7.
5. Kista erupsi tidak memerlukan pengobatan karena sebagian besar hilang dengan
sendirinya, akan tetapi intervensi bedah diperlukan saat mengalami luka, berdarah,
terinfeksi, atau mengganggu estetika. Jika kista tidak pecah secara spontan atau lesi
menjadi terinfeksi atap kista dapat dibuka secara pembedahan. Perawatan
intervensional tidak diperlukan karena kista pecah secara spontan, sehingga
memungkinkan untuk meletus. Jika ini tidak terjadi eksisi sederhana atap kista
umumnya memungkinkan erupsi gigi cepat. Insisi sederhana atau eksisi parsial dari
jaringan atasnya untuk mengekspos mahkota dan mengeringkan cairan diindikasikan
ketika gigi yang mendasari tidak meletus atau kista membesar. Perawatan pada
hypoplasia enamel dapat berupa mikroabrasi enamel, restorasi konservatif estetik, dan
pemutihan gigi. Perawatan kista erupsi yaitu dalam dalam beberapa kista yang
ringan (pembengkakan kecil) dapat hilang dengan robeknya kista dan erupsinya gigi.
Pada keadaan yang parah di sertai gangguan pada anak gelisah, kista dapat diinsisi,
kemudian diberi antibiotic dan analgetik untuk mencegah infeksi dan rasa sakit 8.
6. Diagnosa banding dari Kista Erupsi yakni neonatal alveolar lymphangioma, pyogenic
granuloma, amalgam tattoo, dan eruption hematoma8.
Daftar Pustaka
1. Newman DWA. Dorland kamus saku kedokteran. Ed 28. EGC : Jakarta. 2012. h 491,
842
2. Weiss G. Woelfel anatomi gigi. Ed 8thEGC : Jakarta. 2013. h.
3. Gupta SP,Shetty PP, Reddy K,Sancheti P. Enamel hypoplasia : a case report. Journal
of advance oral research.2014. Vol 5(1). Pp. 2-5
4. Indiarti IS. Penatalaksanaan gigi hypoplasia email. Jurnal kedokteran gigi
Indonesia.Jakarta:JKGUI;2000. hh. 1-2
5. Paneva M. Treatman of dental fluorosis. Journal of IMAB- Annual proceeding
(scientific papers).2008. Pp.71-2
6. Setyorini D, Shita ADP. Berbagai faktor etiolofi dan perawatan hipoplasia email pada
anak. JKG Unej. 2008;6(1):46
7. Laura M, Michell DA, McCaul L. Kedokteran gigi klinik semua bidang kedokteran
gigi. Ed 5. Jakarta:EGC;2014. hh. 71-2
8. Şen-Tunç dkk. Management of Eruption Cyst with High Maxillary Labial Frenum: A
Case Report. J. Oral Surgery . Mar 2017 ;22(2):p228-32

Вам также может понравиться