Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
Presentasi bokong ialah , janin terletak longitudinal dengan bokong pada segmen bawah
uterus. Diameter presentasi adalah bitrokanterik (10 cm) dan denominatornya adalah sacrum.
Presentasi ini terjadi pada kira-kira 3% kehamilan cukup bulan. Pada trimester pertengahan,
frekuensinya jauh lebih besar karena porposi cairan amnion yang lebih besar memfasilitasi
gerak janin (gimovsky dan Hennigan 1995)
1|PERSALINAN SUNGSANG
3. Bokong footling
Hal ini jarang terjadi, satu atau kedua kaki menjadi presentasi karena baik pinggu dan
lutut tidak sepenuhnya fleksi. Kaki lebih rendah dari bokong yang membedakannya
dari resentasi bokong sempurna.
4. Presentasi Lutut
Hal ini sangat terjadi. Satu atau kedua Pinggul mengalami ekstensi dengan lutut fleksi
menyebabkan salah satu janin atau lebih memliki presentasi bokong .
2|PERSALINAN SUNGSANG
C. Etiologi Sungsang
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat
kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dan
keras serta paling lambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju
kearah pintu atas panggul. Dengangerakan kaki janin, ketegangan ligamentum
rotundum dan kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu
atas panggul. (Manuaba, 1998 : 361 )
e. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
pada panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor – tumor pelvis dan
lain – lain.
3|PERSALINAN SUNGSANG
g. Gemeli (kehamilan ganda)
1. Sudut Ibu
a. Keadaan Rahim
1. Rahim arkuatus
3. Uterus dupleks
b. Keadaan plasenta
2. Plasenta previa
1. Kesempitan panggul
2. Sudut Janin
3) Kehamilan kembar
4|PERSALINAN SUNGSANG
4) Hidroamnion atau aligohidromion
5) Prematuritas
D. Diagnosis Sungsang
1. Diagnosis Presentasi Bokong Selama Antenatal
a. Anamnesa, Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah, ibu sering
merasa ada benda keras yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada tulang
iga karena kepala janin.
b. Palpasi. Pada primigravida , diagnosis lebih sulit karena otot abdomen mereka
yang keras, pada palpasi, janin terlihat longitudinal dengan presentasi lunak,
yang lebih mudah diraba dengan menggunakan genggaman pelvik Kepala
biasanya dapat diraba difundus sebagai massa bulat yang keras, yang dapat
digerakkan secara bebas dari punggung dengan menangkupnya pada stau atau
kedua tangan. Jika tungkai terkestensi , kaki dapat mecegah terjadinya
pembengkokan. Jika bokong berada pada posisi anterior dan janin terfleksi
dengan baik sulit bagi bidan untuk menentukan kepala , tetapi peggunaan
gengggaman yang mengombinasikan segmen atas dan segmen bawah secara
bersamaan dapat membantu diagnosis. Ibu dapat mengeluh ketidaknyamanan
dibawah rusuknya, terutama dimalam hari, akibat tekanan kepala pada
diafragma.
c. Auskultasi, jika bokong belum melewati gelang pelvis , jantung janin akan
terdengan diatas umbilicus. Jika tungkai terekstensi ,bokong akan turun
kedalam pelvis dengan mudah. Jantung janin kemudian terdengar lebih
dibawah lagi.
d. Pemeriksaan Ultrasound, Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk
memperlihatkan presentasi bokong
5|PERSALINAN SUNGSANG
b. Auskultasi, jika bokong belum melewati gelang pelvis , jantung janin akan
terdengan diatas umbilicus. Jika tungkai ter ekstensi ,bokong akan turun
kedalam pelvis dengan mudah. Jantung janin kemudian terdengar lebih
dibawah lagi.
c. Pemeriksaan Ultrasound, Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk
memperlihatkan presentasi bokong
d. Pemeriksaan Vagina
Bokong teraba lunak dan tidak teratur dengan tidak adanya sutura yang
terpalpasi, walaupun terkadang sacrum dapat disalahartikan sebagai kepala
yang keras, dan bokong dapat diartikan sebagai caput succadeum. Anus dapat
teraba dan mekonium segar pada jari pemeriksa biasanya merupakan diagnosis
Jika tungkai terekstensi , genital ekternal sangat jelas,teraba tetapi,harus
diingat bahwa genitalia eksterna tersebut mengalami edema. Vulva yang
mengalami edema dapat disalah artikan dengan skrotum.
Jika kaki teraba , bidan harus membedakannya dengan tangan . jari-jari kaki
semuanya sama panjang, jari-jari kaki lebih pendek daripada jari jari tangan
dan ibu jari kkaki tidak dapat direntangkan dan jari kaki lainnya. Kaki berada
pada sudut 90 derajat dari tungkai , dan tumit tidak memiliki kesaamaan
dengan tangan. Presentasi dapat dipastikan lagi dengan pemindai ultrasound.
6|PERSALINAN SUNGSANG
4. Jika bidan mencuriai atau mendeteksi adanya presentasi bokong pada usia
gestasi 36 minggu atau lebih harus merujuk ibu untuk pemeriksaan ultrasound.
b. Pada saat Persalinan
1. Persalinan pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan
per vaginam dibagi menjadi 3 yaitu:
Penentuan cara persalinan adalah sangat individual, kriteria pada tabel dibawah
dapat digunakan untuk menentukan cara persalinan per vaginam atau per
abdominal ( sectio caesar ) :
7|PERSALINAN SUNGSANG
riwayat obstetrik buruk, presentasi kaki,
Kelainan pada rahim.
Proses persalinan berlangsung normal Presentasi bokong tidak sempurna atau
meskipun sedah direncanakan SC presentasi kaki
(pervagiman masih merupakan pilihan Gawat Janin
dibandingkan SC)
Penurunan : Bokong masuk panggul apabila diameter bitrochanteric telah melewati PAP,
pada RSA maka sacrum ada dikuadran kanan depan panggul ibu dan diameter bitrochanteric
ada pada diameter oblique kanan oleh karena bokong merupakan pembuka yang kurang baik.
Penurunan berjalan lambat dan mungkin bokokng masih tetap tinggi sampai persalinan sudah
berjalan beberapa lama . kebanyakan bokong tidak turun sampai pembukaan lengkap atau
ketuban tidak pecah
Flexi : untuk memudahkan lewatnya bokong melalui panggul , terjadi flexi lateral ada
pinggul. Panggul depan menjadi bagian terendah . apabila presentasinya bokong murni , kaki
kaki janin bekerja sebagai bidai pemanjang dan dengan mengurangi flexi lateral dan
keluwesannya maka kaki kaki ini dapat menghambat penurunan bokong.
8|PERSALINAN SUNGSANG
Putaran Paksi dalam : Panggul depan mendapat tahana dari dasar panggul dan berputar 45
derajat obliqa kanan panggul ke anteroposterior . sacrum berputar menjauhi garis tengah dari
kuadran depan ke kanan lintang
Bokong lair dengan flexi ke lateral Panggul depan terbentur dibawah symphisis pubis, terjadi
flexi ke lateral, dan panggung belaknag keluar dan dilahirkan diatas pernineum. Kemudian
bokong jatuh kearah anus dan panggul depan tergelncir keluar dari bawah symphisis
Masuk Panggul, Bahu masuk panggul pada diameter oblique kanan panggul , ketika scrum
berputar dari RST ke RSA
9|PERSALINAN SUNGSANG
Putar paksi dalam . Bahu depan Berputar dibawah symphisis . dan diameter basacromalis
berputar 45 derajat dari diameter oblique kanan ke diameter anteroposterior PBP . Sacrum
mengikuti dari RSA ke RST
Bahu lahir dengan Flexi lateral . Bahu depan terbentur dibawah symphisis dan bahu belakang
dengan lengan dilahirkan diatas perineum keika tubuh bayi diangkat ketas. Kemudian bayi
diturun kan dan bahu depan dengan lengan keluar dibawah symphisis.
3. Kepala
Penurunan dan masuk panggul. Pada saat bahu ada di PBP, kepala mencapai panggul. Ia
mencapai panggul dengan sutura sagitalis pada diameter oblique kiri. UUK ada dikuadran
kanan depan panggul.
10 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Flexi. Flexi kepala terjadi seperti pada presentasi lain, penting bahwa flexi ini dipertahankan .
Putaran Paksi dalan. Kepala sampai disasar panggul dan mengadakan putaran paksi dalam
sehingga ia mencapai PBP dengan sutura sagitalis pada diameter anteroposterior , dah pada
lengkung sacrum dan UUK dibawah sympisis. Sacrum berputar kearah pubis sehingga
punggung didepan.
11 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Kepala lahir dengan flexi. Diameter – diameternya sama dengan kedudukan UUK depan
tetapi dalam arah yang sebaliknya. Tengkuk menjadi titik putar dibawah symphisis dan dagu ,
mulut, hidung, dahi, bregma, dan UUK dilahirkan diatas perineum dengan gerakan flexi.
Penurunan. Bokong masuk panggul dengan diameter bitrochanterica pada diameter transversa
PAP. Sacrum langsung ada di depan, dibelakang symphysis pubis (SA).
Putaran paksi dalam. Diameter bitrochanterica berputar 90° dari diameter transversa panggul
ke anteroposterior. Sacrum menjadi garis tengah menjadi lintang (SA ke RST).
Pada keadaan yang jarang terjadi, sacrum dan kepala berputar ke belakang sehingga UUK
ada di lengkung sacrum dan muka dibelaakang symphysis pubis. Apabila kepala fleksi
(Gb.9A)
12 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
maka persalinan terjadi dengan UUK dibelakang. Nasion menjadi titik putar pada angulus
subpubicus, dan tengkuk, UUK dan puncak kepala berturut-turut keluar diatas
perineum.kemudian muka timbul dari bawah symphysis. Cara persalinan ini dapat dibantu
dengan mengangkat tubuh keatas.
maka dagu mengenai belakang pubis dan daerah submentum pada leher menjadi titik putar
pada angulus subpubicus. Agar bayi dapat dilahirkan tubuhnya harus dinaikkan oleh
penolong sehingga UUK, puncak kepala dan dahi berturut-turut dapat lewat diatasperineum.
Pada kedudukan ini dapat terjadi kesukaran lahirnya kepala. Cara terbaik untuk mengatasi
komplikasi ini adalah dengan pencegahan. Setelah bokong lahir, setiap kecenderungan
sacrum untuk berputar kebelakang harus dicegah oleh penolang dan diusahakan bokong
berputar dengan sacrum kedepan kearah symphsis pubis.
13 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
d. Mekanisme persalinan pada presentasi kaki dan lutut
Mekanisme persalinannya sama dengan yang telah diuraikan untuk RSA (sacrum kanan
depan) dengan perbedaan bahwa pada presentasi bokong murni dan sempurna bagian
terendahnya adalah bokong. Pada presentasi kaki bagian terendahnya salah satu atau kedua
kaki dan pada presentasi lutut bagian terendahnya adalah lutut.
Setiap persalinan sungsang sebaiknya ditolong pada fasilitas kesehatan yang dapat melakukan
operasi, Lakukan versi luar jika
1. Kehamilan berumur 37 minggu atau lebih , dan kemungkinan besar lahir pervaginam.
2. Kemungkinan dapat dilahirkan pervaginam
3. Ketuban utuh dan air ketuban cukup
4. Tidak ada komplikasi dan kontraindikasi (contohnya : pertumbuhan janin terhambat,
perdarahan, bekas seksio, kelainan janin, kehamilan kembar, hipertensi )
Jika versi luar berhasil lakukan dengan persalinan normal. Jika versi luar gagal lanjutkan
dengan seksio sesaria Versi luar kaji ulang indikasi. Jangan lakukan prosedur ini sebelum
kehamilan 37 minggu.
14 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
c. Periksa DJJ setiap 15 menit
a. DJJ tidak stabil dalam 30 menit lakukan seksio sesaria
Partus set :
Bak instrumen
2 arteri klem
½ kocher
Gunting episiotomi
Gunting tali pusat
Benang tali pusat
De Lee
Spuit 3cc
Oksitosin 0,5 ml
Handuk bersih 2 buah
15 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Waslap 2 buah
Kain panjang bersih 4 buah
Waskom plastik 2 buah
Bengkok 1 buah
Underpad 1 buah
Celemek 1 buah
Hecting set:
Bak instrumen
Pinset anatomi
Pinset silurgi
Gunting benang
Jarum hecting
Benang hecting
Naholder
Lidocain
Spuit 3cc
Alat pelindung diri (masker, kacamata safety, handscoon, celemek, sepatu boots)
Obat-obatan anti perdarahan
Obat-obatan emergency
Infus set
Cairan infus (ringer laktat atau NaCl)
Tampon
VC set
Hecting set
16 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Alat penghisap lendir De Lee atau bola karet
Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal
Kotak alat resusitasi
Jam atau pencatat waktu
d. Persiapan Pasien
KALA 1
1. Selama proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh lebih besar dibandingkan
persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
2. Pada saat masuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat dan cermat
mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondisi janin serta keadaan
umum ibu.
3. Oleh karena sebagian besar janin dengan presentasi bokong dapat dilahirkan per
vaginam maka menunggu sambil observasi, tetapi supportif dan tidak melakukan
intervensi merupakan prosedur pilihan.
4. Paling baik pasien berbaring ditempat tidur
5. Sebaiknya ketuban dibiarkan tetap utuh sampai pembukaan cukup lebar. Harus
dihindari setiap prosedur yang dapat menyebabkan ketuban pecah awal seperti
pemeriksaan vaginal atau rectal yang terlalu sering.
6. Bila terjadi ketuban pecah juga, dilakukan pemeriksaan vaginal untuk
mengesampingkan adanya tali pusat menunmbung dan untuk menentukan keadaan
cervix yang sebenar-benarnya.
7. Meconium bukan merupakan tanda bahaya selama DJJ normal.
KALA II
1. Posisi untuk bersalin. Setelah pembukaan lengkap, pasien diletakkan diatas meja
bersalin. Meja yang kaku dan penanganan tangan yang digunakn pasien untuk
memperkuat dirinya akan menaikkan efektivitas usaha mengejan dan dengan
demikian mempermudah majunya persalinan.
2. Pada waktu tolong mulai meregangkan perineum, pasien dibaringkan dalam posisi
litotomi, dengan kaki diletakkan diatas penahan kaki dan bokong ibu jauh kebawah,
sedikit melampaui titik meja. Ini merupakan posisi terbaik untuk menolongpersalinan
dan mengatasi komplikasi.
17 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
3. Selama kontraksi tekanan bagian terendah janin pada perenium merangsang penderita
untuk menggeser keatas dan keluar dari posisinya. Untuk mencegah ini digunakan
/penahan bahu.
4. Seorang asisten harus ikut cuci tangan dan memakai jas untuk setiap persalinan.
5. Kandung kemih pasien dikosongkan
6. Infus intravena. Setelah kala II memulai, dipasang infuse intravena dengan Ringer
Laktat. Untuk keberhasilan persalinan presentasi bokong diperlukan kontraksi uterus
yang baik terus menerus dan pasien mempertahankan kemampuannya untuk
mengejan serta melaksanakannya. Kalau kontraksinya menjadi lemah atau tidak
teratur dalam persalinan yang sebenarnya, segera dapat diberikan oxytocin melalui
infuse, uterus dipacu untuk kerja yang lebih efektif.
7. dengan pertolongan. DJJ seringkali diperiksa. Selama keadaan bayi tetap baik maka
ditunggu persalinan spontan. Penarikan bayi yang terlalu lama, terutama diluar
kontraksi uterus, harus dihindari. Ini dapat mengakibatkan defleksi kepala dan
ekstensi lengan diatas atau di belakang kepala. Penting bahwa pasien mengejan setiap
kali ada kontraksi, dan dia harus dipimpin untuk berbuat demikian. Seetiap kali ada
kontraksi, dan dia harus dipimpin untuk berbuat demikian.
Memimpin Persalinan Spontan
a. Lahirnya bokong
1. Pasien dipimpin mengejan pada waktu ada kontraksi tetap harus istirahat setelah
kontraksi selesai
2. Bila bokong sudah siap untuk keluar lakukan episiotomy mediolateralis yang lebar
dan dilakukan hemostasis
3. Selama tidak terjadi gawat ibu maupun janin, ditunggu persalinan spontan sampai
pusat. Sampai dini tidak ada keadaan yang mendesak dan penolong tidak boleh
turun tangan
4. Setelah pusat lahir maka waktu menjadi factor yang penting dan persalinan
selanjutnya dilakukan dengan hati-hati dan penuh keterampilan. Jalan udara bebas
untuk mulut harus tersedia dalam waktu 3-5 menit untuk mencegah terjadinya
kerusakan otak oleh karena anoxia
5. Kaki biasanya keluar secara spontan : kalau tidak dengan mudah dapat diekstraksi
6. Bayi dibungkus dengan handuk hangat dan badanya ditahan
18 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
7. Tali pusat ditarik keluar untuk mengurangi traksi padanya bila terjepit antara
kepala dan dinding panggul. Pada waktu yang bersamaan diraba pulsasinya
8. Ahli anestesi diminta untuk membius pasien pada saat ini
4. Bayi dinaikan keatas sehingga scapula belakang dan kemudian lengan belakang
dilahirkan diatas perineum dengan carayang sama (Gb.11B)
19 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
5. Ada yang melahirkan lengan belakang lebih dahulu
c. Lahirnya kepala
1. Hampir pada semua kasus punggung berputar ke depan secara spontan. Ini harus
diusahakan sehingga kepala memutar UUK ke arah pubis dan muka ke arah
sakrum. Kadang-kadang sekali ada kecenderungan punggung berputar ke arah
belakang. Penolong harus mencegah ini dan memutar punggung ke depan untuk
menjaga jangan sampai kepala memutar muka ke arah pubis, komplikasi yang
serius tetapi bisa dihindari.
2. Setelah punggung berputar ke depan dan kepala janin ada pada diameter
anteroposterior panggul, badan diturunkan ke bawah sehingga UUK tampak di
bawah symphisis dan tengkuk menjadi titik putar disana (Gb. 12A)
20 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
3. Pada waktu yang bersamaan pembantu mempertahankan dorongan suprapubik
untuk mengarahkan kepala ke panggul dan menjaganya tetap fleksi.
4. Kemudian dengan hati-hati badan dinaikkan sehingga ada sedikit ekstensi pada
leher.
5. Selanjutnya dengan terus mengadakan dorongan suprapubik (perasat Kristellar)
kepala dilahirkan dalam keadaan fleksi, berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung,
dahi, bregma dan puncak kepala diatas perineum (Gb. 12B)
21 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
5. Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke perut ibu (
gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
6. Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari
sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada
pinggang janin (gambar 2)
7. Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan ( gerak
mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri atau kearah kanan
sesuai dengan posisi punggung anak.
8. Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-
dahi dan seluruh kepala anak.
9. Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan
lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin
10. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada
persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
22 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 2 Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht
Prognosis
manual aid
23 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
A. PERSALINAN BAHU DAN LENGAN
Prinsip :
Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah jarum jam
sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir
didepan (dibawah simfsis).
Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)
24 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding
lengkungan dinding sacrum disebelah belakang Sehingga setiap saat bahu posterior
akan berada pada posisi lebih rendah dibandingkan posisi bahu anterior
Tehnik :
Gambar 5 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah
yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis
dan dapat dilahirkan
Gambar 6 Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga
bahu belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat
dilahirkan
Keuntungan persalinan bahu dengan cara Lovset :
1. Tehnik sederhana.
25 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
2. Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
3. Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.
Gambar 8 Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
1. Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada
diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin dengan
gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.
26 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
2. Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan telunjuk tangan
kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan
gerakan “mengusap muka janin ”, lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
3. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah.
Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil
dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung
janin pada punggung ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang
sama. Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan,
maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:
o Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan
penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak
dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari
lain didepan dada.
o Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan
depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah
dijelaskan pada no 2
Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ;
disusul melahirkan lengan belakang di belakang ( depan sacrum )
Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul
27 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 9 (kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila
perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan
depan
Gambar 10 (kanan) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas
dengan telunjuk jari tangan kiri penolong)
Nuchal Arm
Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang, salah satu lengan
anak berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu.Pada situasi seperti ini,
persalinan bahu tidak dapat terjadi sebelum lengan yang bersangkutan dirubah menjadi
didepan dada.
28 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 11 Lengan menunjuk ( “ nuchal arm”)
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan posterior : (dekat dengan sakrum)
1. Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada
dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan dada.
2. Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang dibelakang leher
sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada (menjadi lengan depan).
3. Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara KLASIK.
29 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 14 Menurunkan lengan anak
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan anterior : (dekat dengan sinfisis) maka
Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan terletak pada cara
memegang tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong berada
didepan dada sementara jari-jari lain dipunggung janin.
Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada persalinan
sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping kepala. Keadaan ini menyulitkan
terjadinya persalinan spontan pervaginam. Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini
adalah melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET.
Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan pertolongan persalinan
sungsang secara spontan (Bracht), lakukan pemeriksaan lanjut untuk memastikan
bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan oleh lengan yang menjungkit.
30 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
D. PERSALINAN KEPALA
Kadang-kadang badan, bahu dan lengan lahir, tetapi kekuatan mengejan ibu dan
perasat Kristellar tidak berhasil melahirkan kepala. Pada keadaan kepala tertahan, ada
beberapa cara untuk melahirkannya. Pertolongan untuk melahirkan kepala pada
presentasi sungsang dapat dilakukan dengan berbagai cara :
1. Perasat WIGAND-MARTIN
2. Perasat MOURICEAU
3. Forceps Piper Pada Kepala Menyusul
4. Perasat PRAGUE TERBALIK
31 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 16 Tehnik Mouriceau
Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka janin, jari
tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis
diletakkan pada fosa canina.
1. Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
2. Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain.
3. Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk
mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
4. Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
3. Forceps Piper Pada Kepala Menyusul
1. Kaki-kaki bayi dipegang oleh pembantu dan badannya dinaikkan (Gb. 13C). Harus
berhati-hati untuk tidak menaikkan badan bayi terlalu tinggi oleh karena dapat
menyebabkan kerusakkan m. Sternocleidomastoideus. Cara yang baik untuk menjaga
jangan sampai lengan bayi mengganggu adalah dengan menggunakan handuk yang
dilipat seperti yang dilakukan oleh Savage.
2. Tangan kanan dimasukkan kedalam vagina dan daun forceps sebelah kiri dipasang di
atas os. Parietale. Kalau bibir portio masih ada maka daun forceps harus dipasang di
sebelah dalamnya.
3. Daun forceps sebelah kanan kemudian dipasang dengan menggunakann tangan kiri
sebagai petunjuk.
4. Forceps dikunci. Daun forceps terpasang sepanjang diameter occipitomentalis,
masing-masing diatas telinga.
5. Kecuali dorongan suprapubik, cara terbaik melahirkan kepala adalah dengan
menggunakan forceps Piper. Tidak seperti perasat lain dimana traksi kepala
dilakukan melalui leher maka dengan forceps Piper traksi langsung dikerjakan pada
kepala dengan demikian menghindari kerusakan struktur pada leher bayi.
6. Dilakukan traksi dan kepala diekstraksi perlahan-lahan. Tindakan ini harus dikerjakan
hanya apabila kepala sudah berada dalam ppanggul. Semua jeniis forceps dapat
32 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
digunakan untuk melahirkan kepala menyusul. Forcep Piper memiliki lengkung ganda
pada daun dan tangkainya: tangkainya panjang dan pegangannya tertekan dibawah
lengkung tungkai. Bila mungkin gunakan alat ini oleh karena memakainya lebih
mudah dan lebih efisien dibsnding forceps lainnya.
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin menghadap
simfisis. Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak
diletakkan diatas telapak tangan tersebut. Tangan penolong lain memegang
pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu
janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu. Dengan larynx
sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.
1. Ekstraksi bokong
2. Ekstraksi kaki
EKSTRAKSI BOKONG
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah berada
didasar panggul.
33 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Tehnik :
1. Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir
dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait.
Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan
tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah (gambar 18 dan
19)
2. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis, jari
telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara serentak
melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong (gambar 20)
3. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin
dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.
Gambar 18 Kaitan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter depan
34 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 20 Traksi dengan kedua jari untuk melahirkan bokong
EKSTRAKSI KAKI
1. Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak
dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka
labia.
2. Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha
sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi
paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.(gambar 21)
3. Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk
mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas (gambar 22)
4. Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke II dan III dan
dituntun keluar dari vagina (gambar 23)
35 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 22 Bantuan tangan luar dibagian fundus uteri dalam usaha mencari
kaki janin
36 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 23 c, d , e
Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki pada persalinan sungsang
(maneuver Pinard)
1. Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari
dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang
kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki
sampai pangkal paha lahir
2. Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang
paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini
3. pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir ( gambar 24)
4. Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan
37 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir. (Gambar 25)
5. Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam
dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti
yang sudah dijelaskan.
38 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 27. Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang bokong dan
panggul janin (jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan gerakan rotasi
sebelum skapula terlihat.
Gambar 28. Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan
Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang
diikuti dengan gerakan untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.
39 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 30. Persalinan bahu depan melalui traksi curam bahwa setelah bahu
belakang dilahirkan ; Lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama dengan
melahirkan lengan belakang
H. Prognosis Presentasi Bokong
e. Ibu
Bila terjadi persalinan spontan prognosis ibu adalah baik. Laserasi tractus genitalis dan
perdarahan dapat disebabkan oleh persalinan yang terlalu cepat dan dipaksakan
melalui panggul yang terlampau kecil atau melalui bagian-bagian lunak yang belum
cukup terbuka.
f. Janin
Mortalitas kasar janin berkisar antara 10 dan 20 persen. Sebab utama kematian bayi
adalah prematuritas (30 persen disbanding dengan 10 persen pada presentasi kepala).
Kelainan congenital dua kali lebih sering pada presentasi bokong dibandingkan
presentasi kepala dan mempunyai andil dalam kematian janin.
40 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
mortalitas janin untuk bayi cukup bulan (2.500 g atau lebih) adalah sebesar 1-2 persen
ditangan ahli ebidanan yang trampil. Di tangan penolong yang belum berpengalaman
maka resikonya lebih tinggi
a. Sufokasi / aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus
yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini
merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan
terjadinya aspirasi.
b. Asfiksia :
Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase
cepat
c. Trauma intrakranial:
Terjadi sebagai akibat :
1. Panggul sempit
2. Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
3. Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
4. Fraktura / dislokasi
5. terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
d. Fraktura tulang kepala
e. Fraktura humerus
f. Fraktura klavikula
g. Fraktura femur
41 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
h. Prolapse tali pusat
Insiden 3.7% pada bayi sungsang lebih sering pada primigravida daripada
multigravida 6% dan 3%, lebih umum pada perdalinan premature dan
presentasi inkomplet (tipe kaki meumbung presentasi kepala), prolapse
tidak selalu menyebabkan kompresi tali pusat, bila serviks telah dilatasi
penuh kelahiran pervaginam masih mungkin.
Insiden 8,5% aterm. Bila sungsang komplit atau tubuh dengan mudah
melalui pelvik maka kepala dapat diharapkan melewatinya tanpa kesulitan.
Pada bayi aterm bila kepala tidak melewati pelvic dan servik, bokong juga
pasti tidak bisa dan persalinan tidak maju.
Insiden 5%. Hiperektensi kepala bayi dapat terjadi karena factor berikut:
42 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
waktu beberapa menit. Ligament pada otak terkena peregangan yang hebat dan
mendadak, dengan kemungkinan terjanya laserasi dan perdarahan intracranial.
Trauma pada otak dapat terjadi pada persalinan dengan pembukaan yang belum
lengkap atau melalui panggul yang salah dinilai kapasitasnya.
b. Perdarahan-perdarahan kecil
c. Fraktura tulang tengkorak.
3. Kerusakan akibat pertolongan yang kasar pada persalinan.
a. Fraktura leher, humerus, clavicula dan femur.
b. Paralysis plexus cervicalis dan brachialis.
c. Robekan hepar oleh karena tulang kencang memegang bayi disekeliling abdomen
pada waktu menarik keluar.
d. Kerusakan pada golongan adrenalis janin yang relative besar.
e. Trauma pada medulla spinalis.
f. Trauma pada pharynx oleh karena penolong meletakkan jarinya dalam mulut bayi
untuk membantu persalinan.
g. Kerusakan organ-organ dalam perut. Bayi harus dipegang pada pinggul bukan
pada batang tubuhnya.
4. Ukuran bayi.
a. Bayi yang besar, lebih dari 4 kilogram, mungkin terlalu besar untuk panggul
b. Bayi-bayi premature mempunyai tubuh yang kecil dibandingkan dengan
kepalanya. Bokong yang kecil bukan pembuka yang baik dan tidak membuka
jalan untuk kepala.
5. Kelainan congenital. Insidensi kelainan congenital seperti hydrocephalus pada
presentasi bokong mendekati 8 persen, menyebabkan prognosisnya kurang
menyenangkan. Hydramnion tiga kali lebih sering dibandingkan dengan pada
presentasi normal.
6. Pecahnya ketuban. Telah diperlihatkan bahwa kematian janin jauh lebih tinggi bila
interval antara pecahnya ketuban dengan lahirnya bayi lebih lama. Kematian perinatal
bayi cukup bulan naik tiga kali lipat bila jarak waktu antara pecahnya ketuban dengan
kelahiran anak lebih dari 24 jam. Jika periode laten antara pecahnya ketuban dengan
permulaan persalinan lebih dari 12 jam, kematian janin naik tiga kali untuk
primigravida dan lima kali untuk multipara. Angka-angka ini tidak berlaku untuk
bayi-bayi premature
43 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G