Вы находитесь на странице: 1из 43

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Presentasi Bokong

Presentasi bokong ialah , janin terletak longitudinal dengan bokong pada segmen bawah
uterus. Diameter presentasi adalah bitrokanterik (10 cm) dan denominatornya adalah sacrum.
Presentasi ini terjadi pada kira-kira 3% kehamilan cukup bulan. Pada trimester pertengahan,
frekuensinya jauh lebih besar karena porposi cairan amnion yang lebih besar memfasilitasi
gerak janin (gimovsky dan Hennigan 1995)

B. Jenis Posisi dan Pesentasi Bokong

1. Bokong dengan tungkai ekstensi (Frank Breech)


Presentasi bokong dengan pinggul fleksi dan tungkai ekstensi pada abdomen. 70%
prsentasi bokong adalah jenis ini dan banyak terjadi terutama pada primigravida yang
tonus oto tuterusnya yang baik menghambat fleksi tungkai dan putaran bebas janin

2. Bokong Sempurna (Complete Breech)


Sikap janin pada fleksi ini sempurna dengan pinggul dan lutut fleksi, dan kaki terlipat
kedalam dan disamping bokong

1|PERSALINAN SUNGSANG
3. Bokong footling
Hal ini jarang terjadi, satu atau kedua kaki menjadi presentasi karena baik pinggu dan
lutut tidak sepenuhnya fleksi. Kaki lebih rendah dari bokong yang membedakannya
dari resentasi bokong sempurna.

4. Presentasi Lutut
Hal ini sangat terjadi. Satu atau kedua Pinggul mengalami ekstensi dengan lutut fleksi
menyebabkan salah satu janin atau lebih memliki presentasi bokong .

2|PERSALINAN SUNGSANG
C. Etiologi Sungsang
Dalam keadaan normal, bokong mencapai tempat yang lebih luas sehingga terdapat
kedudukan letak kepala. Disamping itu kepala janin merupakan bagian terbesar dan
keras serta paling lambat. Melalui hukum gaya berat, kepala janin akan menuju
kearah pintu atas panggul. Dengangerakan kaki janin, ketegangan ligamentum
rotundum dan kontraksi braxson hicks, kepala janin berangsur-angsur masuk ke pintu
atas panggul. (Manuaba, 1998 : 361 )

Faktor predisposisi dari letak sungsang adalah:

a. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong,

b. Air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar

c. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas


panggul.

d. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang


sesuai dengan bentuk pintu atas panggul.

e. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya
pada panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor – tumor pelvis dan
lain – lain.

f. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara

3|PERSALINAN SUNGSANG
g. Gemeli (kehamilan ganda)

h. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.

i. Janin sudah lama mati.

j. Sebab yang tidak diketahui.

Penyebab letak sungsang dapat berasal dari:

1. Sudut Ibu

a. Keadaan Rahim

1. Rahim arkuatus

2. Septum pada Rahim

3. Uterus dupleks

4. Mioma bersama kehamilan

b. Keadaan plasenta

1. Plasenta letak rendah

2. Plasenta previa

c. Keadaan jalan lahir

1. Kesempitan panggul

2. Deformitas tulang panggul

3. Terdapat tumor menjalani jalan lahir dan perputaran ke posisi kepala

2. Sudut Janin

Pada janin tedapat berbagai keadaan yang menyebabkan letak sungsang :

1) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat

2) Hedrosefalus atau anesefalus

3) Kehamilan kembar

4|PERSALINAN SUNGSANG
4) Hidroamnion atau aligohidromion

5) Prematuritas

D. Diagnosis Sungsang
1. Diagnosis Presentasi Bokong Selama Antenatal
a. Anamnesa, Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian perut bawah, ibu sering
merasa ada benda keras yang mendesak tulang iga dan rasa nyeri pada tulang
iga karena kepala janin.
b. Palpasi. Pada primigravida , diagnosis lebih sulit karena otot abdomen mereka
yang keras, pada palpasi, janin terlihat longitudinal dengan presentasi lunak,
yang lebih mudah diraba dengan menggunakan genggaman pelvik Kepala
biasanya dapat diraba difundus sebagai massa bulat yang keras, yang dapat
digerakkan secara bebas dari punggung dengan menangkupnya pada stau atau
kedua tangan. Jika tungkai terkestensi , kaki dapat mecegah terjadinya
pembengkokan. Jika bokong berada pada posisi anterior dan janin terfleksi
dengan baik sulit bagi bidan untuk menentukan kepala , tetapi peggunaan
gengggaman yang mengombinasikan segmen atas dan segmen bawah secara
bersamaan dapat membantu diagnosis. Ibu dapat mengeluh ketidaknyamanan
dibawah rusuknya, terutama dimalam hari, akibat tekanan kepala pada
diafragma.
c. Auskultasi, jika bokong belum melewati gelang pelvis , jantung janin akan
terdengan diatas umbilicus. Jika tungkai terekstensi ,bokong akan turun
kedalam pelvis dengan mudah. Jantung janin kemudian terdengar lebih
dibawah lagi.
d. Pemeriksaan Ultrasound, Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk
memperlihatkan presentasi bokong

2. Diagnosis Selama Persalinan


Presentasi bokong yang tidak diduga mungkin tidak terdiagnosis sampai ibu
mengalami persalinan. Jika tungkai terekstensi , bokong dapat teraba seperti kepala
pada abdomen, dan juga pada pemeriksaan vagina jika serviks berdilatasi kurang dari
3cm dan letak bokong masih tinggi.
a. Pemeriksaan Abdomen

5|PERSALINAN SUNGSANG
b. Auskultasi, jika bokong belum melewati gelang pelvis , jantung janin akan
terdengan diatas umbilicus. Jika tungkai ter ekstensi ,bokong akan turun
kedalam pelvis dengan mudah. Jantung janin kemudian terdengar lebih
dibawah lagi.
c. Pemeriksaan Ultrasound, Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk
memperlihatkan presentasi bokong
d. Pemeriksaan Vagina
Bokong teraba lunak dan tidak teratur dengan tidak adanya sutura yang
terpalpasi, walaupun terkadang sacrum dapat disalahartikan sebagai kepala
yang keras, dan bokong dapat diartikan sebagai caput succadeum. Anus dapat
teraba dan mekonium segar pada jari pemeriksa biasanya merupakan diagnosis
Jika tungkai terekstensi , genital ekternal sangat jelas,teraba tetapi,harus
diingat bahwa genitalia eksterna tersebut mengalami edema. Vulva yang
mengalami edema dapat disalah artikan dengan skrotum.
Jika kaki teraba , bidan harus membedakannya dengan tangan . jari-jari kaki
semuanya sama panjang, jari-jari kaki lebih pendek daripada jari jari tangan
dan ibu jari kkaki tidak dapat direntangkan dan jari kaki lainnya. Kaki berada
pada sudut 90 derajat dari tungkai , dan tumit tidak memiliki kesaamaan
dengan tangan. Presentasi dapat dipastikan lagi dengan pemindai ultrasound.

E. Penatalaksaan Presentasi Bokong


a. Pada saat Pemeriksaan Antenatal
1. Beritahu hasil pemeriksaan yang sebenarnya, jelaskan pada pasien mengenai
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan presentasi sungsang.
2. Beri konseling mengenai gerakan knee-cheest, yaitu meletakkan kepala
diantara kedua tangan lalu menoleh ke samping kiri atau kanan, kemudian
turunkan badan sehingga dada menyentuh kasur dengan menggeser siku
sejauh mungkin. Kegunaan gerakan ini adalah untuk mempertahankan atau
memperbaiki posisi janin agar bagian kepala janin tetap berada di bawah.
Gerakan ini disebut juga sebagai gerakan “anti sungsang”
3. Jika diketahui janin letak sungsang pada usia kehamilan kurang dari 34
minggu tidak perlu dilakukan intervensi apapun, karena janin masih cukup
kecil dan cairan amnion masih cukup banyak sehingga kemungkinan besar
janin masih dapat memutar dengan sendirinya.

6|PERSALINAN SUNGSANG
4. Jika bidan mencuriai atau mendeteksi adanya presentasi bokong pada usia
gestasi 36 minggu atau lebih harus merujuk ibu untuk pemeriksaan ultrasound.
b. Pada saat Persalinan

Jenis pimpinan persalinan dengan presentasi bokong :

1. Persalinan pervaginam
Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan
per vaginam dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Persalinan spontan Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu


sendiri. Cara ini lazim disebut cara Bracht.
b. Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery). Janin
dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi
dengan tenaga penolong.
c. Ekstraksi sungsang (total breech extraction). Janin dilahirkan seluruhnya
dengan memakai tenaga penolong.

2. Persalinan per abdominam (seksio sesarea)

Penentuan cara persalinan adalah sangat individual, kriteria pada tabel dibawah
dapat digunakan untuk menentukan cara persalinan per vaginam atau per
abdominal ( sectio caesar ) :

Persalinan pervaginam Sectio Caesar


“Presentasi frank Breech” Ketuban pecah dini lama
Taksiran berat janin 2000-35000 gr Taksiran berat janin ≥3500 gr atau <1500
gr
Ukuran panggul adekuat Diameter Panggul sempit
transversal PAP 11,5 cm, dan
anterioposterior 10,5 cm ; Diameter
tranversal panggul tengah 10 cm dan
diameter anterposterior 11,5 cm
Pembukaan sudah lengkap, bagian Bagian terendah janin belum engaged,
terendah janin sudah engaged Partus lama, Primi tua, Inferttilitas atau

7|PERSALINAN SUNGSANG
riwayat obstetrik buruk, presentasi kaki,
Kelainan pada rahim.
Proses persalinan berlangsung normal Presentasi bokong tidak sempurna atau
meskipun sedah direncanakan SC presentasi kaki
(pervagiman masih merupakan pilihan Gawat Janin
dibandingkan SC)

F. Mekanisme Persalinan Sungsang


a. Mekanisme Pelahiran Sakro Anterior Kanan

1. Bokong dan tungkai bawah

Penurunan : Bokong masuk panggul apabila diameter bitrochanteric telah melewati PAP,
pada RSA maka sacrum ada dikuadran kanan depan panggul ibu dan diameter bitrochanteric
ada pada diameter oblique kanan oleh karena bokong merupakan pembuka yang kurang baik.
Penurunan berjalan lambat dan mungkin bokokng masih tetap tinggi sampai persalinan sudah
berjalan beberapa lama . kebanyakan bokong tidak turun sampai pembukaan lengkap atau
ketuban tidak pecah

Flexi : untuk memudahkan lewatnya bokong melalui panggul , terjadi flexi lateral ada
pinggul. Panggul depan menjadi bagian terendah . apabila presentasinya bokong murni , kaki
kaki janin bekerja sebagai bidai pemanjang dan dengan mengurangi flexi lateral dan
keluwesannya maka kaki kaki ini dapat menghambat penurunan bokong.

8|PERSALINAN SUNGSANG
Putaran Paksi dalam : Panggul depan mendapat tahana dari dasar panggul dan berputar 45
derajat obliqa kanan panggul ke anteroposterior . sacrum berputar menjauhi garis tengah dari
kuadran depan ke kanan lintang

Bokong lair dengan flexi ke lateral Panggul depan terbentur dibawah symphisis pubis, terjadi
flexi ke lateral, dan panggung belaknag keluar dan dilahirkan diatas pernineum. Kemudian
bokong jatuh kearah anus dan panggul depan tergelncir keluar dari bawah symphisis

2. Bahu Dan Lengan

Masuk Panggul, Bahu masuk panggul pada diameter oblique kanan panggul , ketika scrum
berputar dari RST ke RSA

9|PERSALINAN SUNGSANG
Putar paksi dalam . Bahu depan Berputar dibawah symphisis . dan diameter basacromalis
berputar 45 derajat dari diameter oblique kanan ke diameter anteroposterior PBP . Sacrum
mengikuti dari RSA ke RST

Bahu lahir dengan Flexi lateral . Bahu depan terbentur dibawah symphisis dan bahu belakang
dengan lengan dilahirkan diatas perineum keika tubuh bayi diangkat ketas. Kemudian bayi
diturun kan dan bahu depan dengan lengan keluar dibawah symphisis.

3. Kepala

Penurunan dan masuk panggul. Pada saat bahu ada di PBP, kepala mencapai panggul. Ia
mencapai panggul dengan sutura sagitalis pada diameter oblique kiri. UUK ada dikuadran
kanan depan panggul.

10 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Flexi. Flexi kepala terjadi seperti pada presentasi lain, penting bahwa flexi ini dipertahankan .

Putaran Paksi dalan. Kepala sampai disasar panggul dan mengadakan putaran paksi dalam
sehingga ia mencapai PBP dengan sutura sagitalis pada diameter anteroposterior , dah pada
lengkung sacrum dan UUK dibawah sympisis. Sacrum berputar kearah pubis sehingga
punggung didepan.

11 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Kepala lahir dengan flexi. Diameter – diameternya sama dengan kedudukan UUK depan
tetapi dalam arah yang sebaliknya. Tengkuk menjadi titik putar dibawah symphisis dan dagu ,
mulut, hidung, dahi, bregma, dan UUK dilahirkan diatas perineum dengan gerakan flexi.

b. Mekanisme persalinan : Sacrum langsung di depan

Penurunan. Bokong masuk panggul dengan diameter bitrochanterica pada diameter transversa
PAP. Sacrum langsung ada di depan, dibelakang symphysis pubis (SA).

Flexi. Flexi sama dengan pada RSA.

Putaran paksi dalam. Diameter bitrochanterica berputar 90° dari diameter transversa panggul
ke anteroposterior. Sacrum menjadi garis tengah menjadi lintang (SA ke RST).

Mekanisme persalinan selanjutnya serupa dengan RSA.

c. Mekanisme persalinan : Sacrum di belakang

Pada keadaan yang jarang terjadi, sacrum dan kepala berputar ke belakang sehingga UUK
ada di lengkung sacrum dan muka dibelaakang symphysis pubis. Apabila kepala fleksi
(Gb.9A)

12 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
maka persalinan terjadi dengan UUK dibelakang. Nasion menjadi titik putar pada angulus
subpubicus, dan tengkuk, UUK dan puncak kepala berturut-turut keluar diatas
perineum.kemudian muka timbul dari bawah symphysis. Cara persalinan ini dapat dibantu
dengan mengangkat tubuh keatas.

Bila kepala ekstensi (Gb.9B)

maka dagu mengenai belakang pubis dan daerah submentum pada leher menjadi titik putar
pada angulus subpubicus. Agar bayi dapat dilahirkan tubuhnya harus dinaikkan oleh
penolong sehingga UUK, puncak kepala dan dahi berturut-turut dapat lewat diatasperineum.

Pada kedudukan ini dapat terjadi kesukaran lahirnya kepala. Cara terbaik untuk mengatasi
komplikasi ini adalah dengan pencegahan. Setelah bokong lahir, setiap kecenderungan
sacrum untuk berputar kebelakang harus dicegah oleh penolang dan diusahakan bokong
berputar dengan sacrum kedepan kearah symphsis pubis.

13 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
d. Mekanisme persalinan pada presentasi kaki dan lutut

Mekanisme persalinannya sama dengan yang telah diuraikan untuk RSA (sacrum kanan
depan) dengan perbedaan bahwa pada presentasi bokong murni dan sempurna bagian
terendahnya adalah bokong. Pada presentasi kaki bagian terendahnya salah satu atau kedua
kaki dan pada presentasi lutut bagian terendahnya adalah lutut.

G. Pentalaksanaan Persalinan pada Presentasi Bokong


a. Melakukan Versi Luar

Setiap persalinan sungsang sebaiknya ditolong pada fasilitas kesehatan yang dapat melakukan
operasi, Lakukan versi luar jika

1. Kehamilan berumur 37 minggu atau lebih , dan kemungkinan besar lahir pervaginam.
2. Kemungkinan dapat dilahirkan pervaginam
3. Ketuban utuh dan air ketuban cukup
4. Tidak ada komplikasi dan kontraindikasi (contohnya : pertumbuhan janin terhambat,
perdarahan, bekas seksio, kelainan janin, kehamilan kembar, hipertensi )

Jika versi luar berhasil lakukan dengan persalinan normal. Jika versi luar gagal lanjutkan
dengan seksio sesaria Versi luar kaji ulang indikasi. Jangan lakukan prosedur ini sebelum
kehamilan 37 minggu.

Penatalaksanaan Versi Luar

1. Baringkan ibu dalam posisi terlentang


2. Kaki dibengkokan pada lututdan pangkal paha supaya dinding perut kendor
3. Lakukan pemeriksaan DJJ sebelum tindakan. Jika abnormal jangan lakukan versi luar
4. Palpasi abdomen untuk memastikan letak, presentasi, posisi kepala, punggung dan
bokong janin.
5. Bebaskan bagian terendah janin dari pintu atas panggul pelan pelan
6. Pegang dan dekatkan kepala dan bokong janin kemudian lakukan rotas agar janin
menjadi presentasi kepala.
7. Dengarkan DJJ jika abnormal :
a. Baringkan ibu dalam posisi miring ke kiri
b. Berikan oksigen 4-6liter per menit

14 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
c. Periksa DJJ setiap 15 menit
a. DJJ tidak stabil dalam 30 menit lakukan seksio sesaria

b. Persalinan spontan pervaginam terdiri dari 3 tahapan :


1. Fase lambat pertama:
Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus (scapula).
Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu ditangani secara tergesa-
gesa mengingat tidak ada bahaya pada ibu dan anak yang mungkin terjadi.
2. Fase cepat:
Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut.
Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga terjadi oklusi pembuluh darah
talipusat antara kepala dengan tulang panggul sehingga sirkulasi uteroplasenta
terganggu.
Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus terselesaikan dalam 1 – 2 kali
kontraksi uterus (sekitar 8 menit).
3. Fase lambat kedua:
Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak boleh dilakukan secara
tergesa-gesa untuk menghidari dekompresi kepala yang terlampau cepat yang
dapat menyebabkan perdarahan intracranial
c. Mempersiapkan Alat yang Dibutuhkan

Partus set :

 Bak instrumen
 2 arteri klem
 ½ kocher
 Gunting episiotomi
 Gunting tali pusat
 Benang tali pusat
 De Lee
 Spuit 3cc
 Oksitosin 0,5 ml
 Handuk bersih 2 buah

15 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
 Waslap 2 buah
 Kain panjang bersih 4 buah
 Waskom plastik 2 buah
 Bengkok 1 buah
 Underpad 1 buah
 Celemek 1 buah

Hecting set:

 Bak instrumen
 Pinset anatomi
 Pinset silurgi
 Gunting benang
 Jarum hecting
 Benang hecting
 Naholder
 Lidocain
 Spuit 3cc

Hemorage postpartum set:

 Alat pelindung diri (masker, kacamata safety, handscoon, celemek, sepatu boots)
 Obat-obatan anti perdarahan
 Obat-obatan emergency
 Infus set
 Cairan infus (ringer laktat atau NaCl)
 Tampon
 VC set
 Hecting set

Persiapan alat resusitasi:

 2 helai kain/handuk kering dan bersih


 Bahan ganjal bahu bayi (bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk
keci, digulung setinggi ±5cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala
bayi)

16 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
 Alat penghisap lendir De Lee atau bola karet
 Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal
 Kotak alat resusitasi
 Jam atau pencatat waktu
d. Persiapan Pasien
KALA 1
1. Selama proses persalinan, resiko ibu dan anak jauh lebih besar dibandingkan
persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala.
2. Pada saat masuk kamar bersalin perlu dilakukan penilaian secara cepat dan cermat
mengenai : keadaan selaput ketuban, fase persalinan, kondisi janin serta keadaan
umum ibu.
3. Oleh karena sebagian besar janin dengan presentasi bokong dapat dilahirkan per
vaginam maka menunggu sambil observasi, tetapi supportif dan tidak melakukan
intervensi merupakan prosedur pilihan.
4. Paling baik pasien berbaring ditempat tidur
5. Sebaiknya ketuban dibiarkan tetap utuh sampai pembukaan cukup lebar. Harus
dihindari setiap prosedur yang dapat menyebabkan ketuban pecah awal seperti
pemeriksaan vaginal atau rectal yang terlalu sering.
6. Bila terjadi ketuban pecah juga, dilakukan pemeriksaan vaginal untuk
mengesampingkan adanya tali pusat menunmbung dan untuk menentukan keadaan
cervix yang sebenar-benarnya.
7. Meconium bukan merupakan tanda bahaya selama DJJ normal.

KALA II

1. Posisi untuk bersalin. Setelah pembukaan lengkap, pasien diletakkan diatas meja
bersalin. Meja yang kaku dan penanganan tangan yang digunakn pasien untuk
memperkuat dirinya akan menaikkan efektivitas usaha mengejan dan dengan
demikian mempermudah majunya persalinan.
2. Pada waktu tolong mulai meregangkan perineum, pasien dibaringkan dalam posisi
litotomi, dengan kaki diletakkan diatas penahan kaki dan bokong ibu jauh kebawah,
sedikit melampaui titik meja. Ini merupakan posisi terbaik untuk menolongpersalinan
dan mengatasi komplikasi.

17 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
3. Selama kontraksi tekanan bagian terendah janin pada perenium merangsang penderita
untuk menggeser keatas dan keluar dari posisinya. Untuk mencegah ini digunakan
/penahan bahu.
4. Seorang asisten harus ikut cuci tangan dan memakai jas untuk setiap persalinan.
5. Kandung kemih pasien dikosongkan
6. Infus intravena. Setelah kala II memulai, dipasang infuse intravena dengan Ringer
Laktat. Untuk keberhasilan persalinan presentasi bokong diperlukan kontraksi uterus
yang baik terus menerus dan pasien mempertahankan kemampuannya untuk
mengejan serta melaksanakannya. Kalau kontraksinya menjadi lemah atau tidak
teratur dalam persalinan yang sebenarnya, segera dapat diberikan oxytocin melalui
infuse, uterus dipacu untuk kerja yang lebih efektif.
7. dengan pertolongan. DJJ seringkali diperiksa. Selama keadaan bayi tetap baik maka
ditunggu persalinan spontan. Penarikan bayi yang terlalu lama, terutama diluar
kontraksi uterus, harus dihindari. Ini dapat mengakibatkan defleksi kepala dan
ekstensi lengan diatas atau di belakang kepala. Penting bahwa pasien mengejan setiap
kali ada kontraksi, dan dia harus dipimpin untuk berbuat demikian. Seetiap kali ada
kontraksi, dan dia harus dipimpin untuk berbuat demikian.
Memimpin Persalinan Spontan

a. Lahirnya bokong

1. Pasien dipimpin mengejan pada waktu ada kontraksi tetap harus istirahat setelah
kontraksi selesai
2. Bila bokong sudah siap untuk keluar lakukan episiotomy mediolateralis yang lebar
dan dilakukan hemostasis
3. Selama tidak terjadi gawat ibu maupun janin, ditunggu persalinan spontan sampai
pusat. Sampai dini tidak ada keadaan yang mendesak dan penolong tidak boleh
turun tangan
4. Setelah pusat lahir maka waktu menjadi factor yang penting dan persalinan
selanjutnya dilakukan dengan hati-hati dan penuh keterampilan. Jalan udara bebas
untuk mulut harus tersedia dalam waktu 3-5 menit untuk mencegah terjadinya
kerusakan otak oleh karena anoxia
5. Kaki biasanya keluar secara spontan : kalau tidak dengan mudah dapat diekstraksi
6. Bayi dibungkus dengan handuk hangat dan badanya ditahan

18 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
7. Tali pusat ditarik keluar untuk mengurangi traksi padanya bila terjepit antara
kepala dan dinding panggul. Pada waktu yang bersamaan diraba pulsasinya
8. Ahli anestesi diminta untuk membius pasien pada saat ini

b. Lahirnya bahu dan lengan


1. Pembantu mengadakan dorongan suprapubik pada kepala untuk mempertahankan
fleksi kepala
2. Operator menarik bokong kebawah dan melahirkan badan sampai scapula depan,
dan dengan demikian bahu depan, ada di bawah symphysis
3. Untuk melahirkan lengan depan penolong memasukan tangannya ke atas
punggung bayi, melalui bahu, , dengan demikian dengan jarinya membawa
lengan dan tangan bayi ke luar dibawah symphysis (Gb.11A)

4. Bayi dinaikan keatas sehingga scapula belakang dan kemudian lengan belakang
dilahirkan diatas perineum dengan carayang sama (Gb.11B)

19 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
5. Ada yang melahirkan lengan belakang lebih dahulu

c. Lahirnya kepala

1. Hampir pada semua kasus punggung berputar ke depan secara spontan. Ini harus
diusahakan sehingga kepala memutar UUK ke arah pubis dan muka ke arah
sakrum. Kadang-kadang sekali ada kecenderungan punggung berputar ke arah
belakang. Penolong harus mencegah ini dan memutar punggung ke depan untuk
menjaga jangan sampai kepala memutar muka ke arah pubis, komplikasi yang
serius tetapi bisa dihindari.
2. Setelah punggung berputar ke depan dan kepala janin ada pada diameter
anteroposterior panggul, badan diturunkan ke bawah sehingga UUK tampak di
bawah symphisis dan tengkuk menjadi titik putar disana (Gb. 12A)

20 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
3. Pada waktu yang bersamaan pembantu mempertahankan dorongan suprapubik
untuk mengarahkan kepala ke panggul dan menjaganya tetap fleksi.
4. Kemudian dengan hati-hati badan dinaikkan sehingga ada sedikit ekstensi pada
leher.
5. Selanjutnya dengan terus mengadakan dorongan suprapubik (perasat Kristellar)
kepala dilahirkan dalam keadaan fleksi, berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung,
dahi, bregma dan puncak kepala diatas perineum (Gb. 12B)

6. Kecepatan lahirnya kepala menyusul harus diperhatikan. Kepala yang terlalu


cepat melalui panggul menyebabkan kompresi dan dekompresi secara tiba-tiba
pada isi cranium. Pada keadaan yang berat ligamenta otak terobek,
mengakibatkan perdarahan, kerusakan otak, dan kematian. Sebaliknya, lahirnya
kepala yang terlalu lambat menyebabkan asfiksia yang juga dapat berakibat fatal.
Pengalaman mengajarkan jalan tengah cukup pelan untuk mencegah trauma pada
otak dan cukup cepat untuk menghindari asfiksia.

Tehnik pertolongan sungsang spontan pervaginam (spontan Bratch )

1. Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan penampang sekitar 5


cm.
2. Suntikkan 5 unit oksitosin i.m dengan tujuan bahwa dengan 1–2 his berikutnya fase
cepat dalam persalinan sungsang spontan pervaginam akan terselesaikan.
3. Episiotomi dilakukan pada saat bokong membuka vulva.
4. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah basah, bokong janin
dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada pada bagian
belakang pangkal paha dan empat jari-jari lain berada pada bokong janin (gambar 1)

21 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
5. Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung anak ke perut ibu (
gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir .
6. Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari
sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang dan ke empat jari-jari berada pada
pinggang janin (gambar 2)
7. Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis dilanjutkan ( gerak
mendekatkan bokong anak pada perut ibu ) sedikit kearah kiri atau kearah kanan
sesuai dengan posisi punggung anak.
8. Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir mulut-hidung-
dahi dan seluruh kepala anak.
9. Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan suprasimfisis searah jalan
lahir dengan tujuan untuk mempertahankan posisi fleksi kepala janin
10. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan seperti pada
persalinan spontan pervaginam pada presentasi belakang kepala.

Gambar 1 : Pegangan panggul anak pada persalinan spontan Bracht

22 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 2 Pegangan bokong anak pada persalinan spontan Bracht

Prognosis

 Prognosis lebih buruk dibandingkan persalinan pada presentasi belakang kepala.


 Prognosa lebih buruk oleh karena:
1. Perkiraan besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi terjadinya
peristiwa “after coming head”.
2. Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi.

Sebab kematian anak:

1. Talipusat terjepit saat fase cepat.


2. Perdarahan intrakranial akibat dekompresi mendadak waktu melahirkan kepala anak
pada fase lambat kedua.
3. Trauma collumna vertebralis.
4. Prolapsus talipusat.

EKSTRAKSI PARSIAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM

manual aid

Terdiri dari 3 tahapan :

1. Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank breech).


2. Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
3. Persalinan kepala dibantu oleh penolong.

23 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
A. PERSALINAN BAHU DAN LENGAN

Gambar 3 Pegangan “Femuro Pelvic” pada pertolongan persalinan sungsang


pervaginam
1. Pegangan pada panggul anak sedemikian rupa sehingga ibu jari penolong
berdampingan pada os sacrum dengan kedua jari telunjuk pada krista iliaka anterior
superior ; ibu jari pada sakrum sedangkan jari-jari lain berada didepan pangkal paha
(gambar 3) .
2. Dilakukan traksi curam kebawah sampai menemui rintangan (hambatan) jalan lahir.
3. Selanjutnya bahu dapat dilahirkan dengan menggunakan salah satu dari cara-cara
berikut:
1. Lovset.
2. Klasik.
3. Müller.

1. Persalinan bahu dengan cara LOVSET.

Prinsip :

Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah jarum jam
sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula dibelakang akan lahir
didepan (dibawah simfsis).

Hal tersebut dapat terjadi oleh karena :

 Adanya inklinasi panggul (sudut antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul)

24 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
 Adanya lengkungan jalan lahir dimana dinding sebelah depan lebih panjang dibanding
lengkungan dinding sacrum disebelah belakang Sehingga setiap saat bahu posterior
akan berada pada posisi lebih rendah dibandingkan posisi bahu anterior

Tehnik :

Gambar 4 Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik.


Dilakukan pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga
bahu belakang menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan

Gambar 5 Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah
yang berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis
dan dapat dilahirkan

Gambar 6 Tubuh janin diputar kembali 1800 kearah yang berlawanan sehingga
bahu belakang kembali menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat
dilahirkan
Keuntungan persalinan bahu dengan cara Lovset :
1. Tehnik sederhana.

25 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
2. Hampir selalu dapat dikerjakan tanpa melihat posisi lengan janin.
3. Kemungkinan infeksi intrauterin minimal.

2. Persalinan bahu dengan cara KLASIK

 Disebut pula sebagai tehnik DEVENTER.


 Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian melahirkan lengan depan dibawah
simfisis.
 Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.
Prinsip :
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan panggul sebelah
belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang panggul sebelah depan) dan
kemudian melahirkan lengan depan dibawah arcus pubis
Tehnik :

Gambar 7 Melahirkan lengan belakang pada tehnik melahirkan bahu cara


KLASIK

Gambar 8 Melahirkan lengan depan pada tehnik melahirkan bahu cara KLASIK
1. Kedua pergelangan kaki dipegang dengan ujung jari tangan kanan penolong berada
diantara kedua pergelangan kaki anak , kemudian di elevasi sejauh mungkin dengan
gerakan mendekatkan perut anak pada perut ibu.

26 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
2. Tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir, jari tengan dan telunjuk tangan
kiri menyelusuri bahu sampai menemukan fosa cubiti dan kemudian dengan
gerakan “mengusap muka janin ”, lengan posterior bawah bagian anak dilahirkan.
3. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diubah.
Dengan tangan kanan penolong, pergelangan kaki janin dipegang dan sambil
dilakukan traksi curam bawah melakukan gerakan seolah “mendekatkan punggung
janin pada punggung ibu” dan kemudian lengan depan dilahirkan dengan cara yang
sama. Bila dengan cara tersebut pada no 3 diatas lengan depan sulit untuk dilahirkan,
maka lengan tersebut diubah menjadi lengan belakang dengan cara:
o Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicekap dengan kedua tangan
penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak
dipunggung anak dan sejajar dengan sumbu badan janin ; sedangkan jari-jari
lain didepan dada.
o Dilakukan pemutaran tubuh anak kearah perut dan dada anak sehingga lengan
depan menjadi terletak dibelakang dan dilahirkan dengan cara yang sudah
dijelaskan pada no 2

Keuntungan : Umumnya selalu dapat dikerjakan pada persalinan bahu

Kerugian : Masuknya tangan kedalam jalan lahir meningkatkan resiko infeksi

3. Persalinan bahu dengan cara MüELLER

 Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis melalui ekstraksi ;
disusul melahirkan lengan belakang di belakang ( depan sacrum )
 Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul

27 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 9 (kiri) Melahirkan bahu depan dengan ekstraksi pada bokong dan bila
perlu dibantu dengan telunjuk jari tangan kanan untuk mengeluarkan lengan
depan
Gambar 10 (kanan) Melahirkan lengan belakang (inset : mengait lengan atas
dengan telunjuk jari tangan kiri penolong)

Tehnik pertolongan persalinan bahu cara MüELLER:

1. Bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik”.


2. Dengan cara pegangan tersebut, dilakukan traksi curam bawah pada tubuh janin
sampai bahu depan lahir (gambar 9 ) dibawah arcus pubis dan selanjutnya lengan
depan dilahirkan dengan mengait lengan depan bagian bawah.
3. Setelah bahu dan lengan depan lahir, pergelangan kaki dicekap dengan tangan kanan
dan dilakukan elevasi serta traksi keatas (gambar 10),, traksi dan elevasi sesuai arah
tanda panah) sampai bahu belakang lahir dengan sendirinya. Bila tidak dapat lahir
dengan sendirinya, dilakukan kaitan untuk melahirkan lengan belakang anak (inset
pada gambar 10)
Keuntungan penggunaan tehnik ini adalah oleh karena tangan penolong tidak masuk
terlalu jauh kedalam jalan lahir maka resiko infeksi berkurang
B. Melahirkan LENGAN MENUNJUK.

Nuchal Arm

Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah bila pada persalinan sungsang, salah satu lengan
anak berada dibelakang leher dan menunjuk kesatu arah tertentu.Pada situasi seperti ini,
persalinan bahu tidak dapat terjadi sebelum lengan yang bersangkutan dirubah menjadi
didepan dada.

28 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 11 Lengan menunjuk ( “ nuchal arm”)

Bila lengan yang menunjuk adalah lengan posterior : (dekat dengan sakrum)

1. Tubuh janin dicekap sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong berada
dipunggung anak sejajar dengan sumbu tubuh anak dan jari-jari lain didepan dada.
2. Badan anak diputar 1800 searah dengan menunjuknya lengan yang dibelakang leher
sehingga lengan tersebut akan menjadi berada didepan dada (menjadi lengan depan).
3. Selanjutnya lengan depan dilahirkan dengan tehnik persalinan bahu cara KLASIK.

Gambar 12 Lengan kiri menunjuk kekanan

Gambar 13 Tubuh anak diputar searah dengan menunjuknya lengan (kekanan)

29 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 14 Menurunkan lengan anak
Bila lengan yang menunjuk adalah lengan anterior : (dekat dengan sinfisis) maka
Penanganan dilakukan dengan cara yang sama, perbedaan terletak pada cara
memegang tubuh anak dimana pada keadaan ini kedua ibu jari penolong berada
didepan dada sementara jari-jari lain dipunggung janin.

C. Melahirkan LENGAN MENJUNGKIT

Yang dimaksud dengan lengan menjungkit adalah suatu keadaan dimana pada persalinan
sungsang pervaginam lengan anak lurus disamping kepala. Keadaan ini menyulitkan
terjadinya persalinan spontan pervaginam. Cara terbaik untuk mengatasi keadaan ini
adalah melahirkan lengan anak dengan cara LOVSET.

Gambar 15. Melahirkan lengan menjungkit

Bila terjadi kemacetan bahu dan lengan saat melakukan pertolongan persalinan
sungsang secara spontan (Bracht), lakukan pemeriksaan lanjut untuk memastikan
bahwa kemacetan tersebut tidak disebabkan oleh lengan yang menjungkit.

30 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
D. PERSALINAN KEPALA
Kadang-kadang badan, bahu dan lengan lahir, tetapi kekuatan mengejan ibu dan
perasat Kristellar tidak berhasil melahirkan kepala. Pada keadaan kepala tertahan, ada
beberapa cara untuk melahirkannya. Pertolongan untuk melahirkan kepala pada
presentasi sungsang dapat dilakukan dengan berbagai cara :
1. Perasat WIGAND-MARTIN
2. Perasat MOURICEAU
3. Forceps Piper Pada Kepala Menyusul
4. Perasat PRAGUE TERBALIK

1. Perasat WIGAND –MARTIN


Badan bayi diletakkan pada tangan operator, jari tengah tangan tersebut ditaruh pada
mulut bayi, dan jari telunjuk dan jari manis pada maxilla (Gb. 13A). Maksud jari di
mulut tidak untuk traksi tetapi untuk mengusahakan dan mempertahankan fleksi.
Dengan tangan lainnya penolong melakukan dorongan suprapubik pada kepala
melalui perut ibu.

2. Cara MOURICEAU ( Viet – Smellie)

31 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 16 Tehnik Mouriceau
Dengan tangan penolong yang sesuai dengan arah menghadapnya muka janin, jari
tengah dimasukkan kedalam mulut janin dan jari telunjuk serta jari manis
diletakkan pada fosa canina.
1. Tubuh anak diletakkan diatas lengan anak, seolah anak “menunggang kuda”.
2. Belakang leher anak dicekap diantara jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain.
3. Assisten membantu dengan melakukan tekanan pada daerah suprasimfisis untuk
mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
4. Traksi curam bawah terutama dilakukan oleh tangan yang dileher.
3. Forceps Piper Pada Kepala Menyusul
1. Kaki-kaki bayi dipegang oleh pembantu dan badannya dinaikkan (Gb. 13C). Harus
berhati-hati untuk tidak menaikkan badan bayi terlalu tinggi oleh karena dapat
menyebabkan kerusakkan m. Sternocleidomastoideus. Cara yang baik untuk menjaga
jangan sampai lengan bayi mengganggu adalah dengan menggunakan handuk yang
dilipat seperti yang dilakukan oleh Savage.
2. Tangan kanan dimasukkan kedalam vagina dan daun forceps sebelah kiri dipasang di
atas os. Parietale. Kalau bibir portio masih ada maka daun forceps harus dipasang di
sebelah dalamnya.
3. Daun forceps sebelah kanan kemudian dipasang dengan menggunakann tangan kiri
sebagai petunjuk.
4. Forceps dikunci. Daun forceps terpasang sepanjang diameter occipitomentalis,
masing-masing diatas telinga.
5. Kecuali dorongan suprapubik, cara terbaik melahirkan kepala adalah dengan
menggunakan forceps Piper. Tidak seperti perasat lain dimana traksi kepala
dilakukan melalui leher maka dengan forceps Piper traksi langsung dikerjakan pada
kepala dengan demikian menghindari kerusakan struktur pada leher bayi.
6. Dilakukan traksi dan kepala diekstraksi perlahan-lahan. Tindakan ini harus dikerjakan
hanya apabila kepala sudah berada dalam ppanggul. Semua jeniis forceps dapat

32 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
digunakan untuk melahirkan kepala menyusul. Forcep Piper memiliki lengkung ganda
pada daun dan tangkainya: tangkainya panjang dan pegangannya tertekan dibawah
lengkung tungkai. Bila mungkin gunakan alat ini oleh karena memakainya lebih
mudah dan lebih efisien dibsnding forceps lainnya.

4. Cara PRAGUE TERBALIK

Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan muka janin menghadap
simfisis. Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung anak
diletakkan diatas telapak tangan tersebut. Tangan penolong lain memegang
pergelangan kaki dan kemudian di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu
janin sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu. Dengan larynx
sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.

Gambar 17 Persalinan kepala dengan tehnik Prague terbalik

EKSTRAKSI TOTAL PADA PERSALINAN SUNGSANG PERVAGINAM

Persalinan sungsang pervaginam dimana keseluruhan proses persalinan anak dikerjakan


sepenuhnyaa oleh penolong persalinan.

Jenis ekstraksi total :

1. Ekstraksi bokong
2. Ekstraksi kaki

EKSTRAKSI BOKONG

Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong yang sudah berada
didasar panggul.

33 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Tehnik :

1. Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan lahir
dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait.
Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap pergelangan
tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi kebawah (gambar 18 dan
19)
2. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis, jari
telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara serentak
melakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong (gambar 20)
3. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan “femuropelvik” dan janin
dilahirkan dengan cara yang sudah dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.

Gambar 18 Kaitan pada lipat paha depan untuk melahirkan trochanter depan

Gambar 19 Untuk memperkuat traksi bokong, dilakukan traksi dengan


menggunakan kedua tangan seperti terlihat pada gambar.

34 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 20 Traksi dengan kedua jari untuk melahirkan bokong

EKSTRAKSI KAKI

1. Setelah persiapan selesai, tangan penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak
dimasukkan secara obstetris kedalam jalan lahir, sedangkan tangan lain membuka
labia.
2. Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong – pangkal paha
sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi
paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.(gambar 21)
3. Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk
mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas (gambar 22)
4. Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke II dan III dan
dituntun keluar dari vagina (gambar 23)

Gambar 21 Tangan dalam mencari kaki


dengan menyelusuri bokong sampai fosa
poplitea

35 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 22 Bantuan tangan luar dibagian fundus uteri dalam usaha mencari
kaki janin

36 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 23 c, d , e
Rangkaian langkah mencari dan menurunkan kaki pada persalinan sungsang
(maneuver Pinard)
1. Kedua tangan penolong memegang betis anak dengan meletakkan kedua ibu jari
dibelakang betis sejajar dengan sumbu panjangnya dan jari-jari lain didepan tulang
kering. Dengan pegangan ini dilakukan traksi curam bawah pada kaki
sampai pangkal paha lahir
2. Pegangan kini dipindahkan keatas setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang
paha pada sejajar sumbu panjangnya dan jari lain didepan paha. Dengan pegangan ini
3. pangkal paha ditarik curam bawah sampai trochanter depan lahir ( gambar 24)
4. Kemudian dilakukan traksi curam atas pada pangkal paha untuk melahirkan

37 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
trochanter belakang sehingga akhirnya seluruh bokong lahir. (Gambar 25)

5. Setelah bokong lahir, dilakukan pegangan femuropelvik dan dilakukan traksi curam
dan selanjutnya untuk menyelesaikan persalinan bahu dan lengan serta kepala seperti
yang sudah dijelaskan.

Gambar 26. Terlihat bagaimana cara melakukan pegangan pada pergelangan


kaki anak. Sebaiknya digunakan kain setengah basah untuk mengatasi licinnya
tubuh anak ; Traksi curam bawah untuk melahirkan lengan sampai skapula depan
terlihat .

38 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 27. Pegangan selanjutnya adalah dengan memegang bokong dan
panggul janin (jangan diatas panggul anak). Jangan lakukan gerakan rotasi
sebelum skapula terlihat.

Gambar 28. Skapula sudah terlihat, rotasi tubuh sudah boleh dikerjakan

Gambar 29. Dilakukan traksi curam atas untuk melahirkan bahu belakang yang
diikuti dengan gerakan untuk membebaskan lengan belakang lebih lanjut.

39 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
Gambar 30. Persalinan bahu depan melalui traksi curam bahwa setelah bahu
belakang dilahirkan ; Lengan depan dilahirkan dengan cara yang sama dengan
melahirkan lengan belakang
H. Prognosis Presentasi Bokong
e. Ibu

Bila terjadi persalinan spontan prognosis ibu adalah baik. Laserasi tractus genitalis dan
perdarahan dapat disebabkan oleh persalinan yang terlalu cepat dan dipaksakan
melalui panggul yang terlampau kecil atau melalui bagian-bagian lunak yang belum
cukup terbuka.

f. Janin

Mortalitas kasar janin berkisar antara 10 dan 20 persen. Sebab utama kematian bayi
adalah prematuritas (30 persen disbanding dengan 10 persen pada presentasi kepala).
Kelainan congenital dua kali lebih sering pada presentasi bokong dibandingkan
presentasi kepala dan mempunyai andil dalam kematian janin.

Resiko presentasi bokong harus dibedakan dengan bahaya persalinan bokongnya


sendiri. Risiko untuk janin pada persalinan bokong lebih besar dibanding yang lahir
dengan kepala lebih dahulu. Dengan mengesampingkan kelainan-kelainan yang tidak
memungkinkan janin hidup dan kematian intrauterine sebelum persalinan mulai,

40 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
mortalitas janin untuk bayi cukup bulan (2.500 g atau lebih) adalah sebesar 1-2 persen
ditangan ahli ebidanan yang trampil. Di tangan penolong yang belum berpengalaman
maka resikonya lebih tinggi

I. Komplikasi Ibu dan Janin Persalinan Sungsang

1.) Komplikasi ibu


a. Perdarahan
b. Trauma jalan lahir
c. Infeksi

2.) Komplikasi anak

a. Sufokasi / aspirasi :

Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus
yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini
merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan
terjadinya aspirasi.

b. Asfiksia :

Selain hal diatas, anoksia juga disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase
cepat

c. Trauma intrakranial:
Terjadi sebagai akibat :
1. Panggul sempit
2. Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
3. Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
4. Fraktura / dislokasi
5. terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
d. Fraktura tulang kepala
e. Fraktura humerus
f. Fraktura klavikula
g. Fraktura femur

41 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
h. Prolapse tali pusat

Insiden 3.7% pada bayi sungsang lebih sering pada primigravida daripada
multigravida 6% dan 3%, lebih umum pada perdalinan premature dan
presentasi inkomplet (tipe kaki meumbung presentasi kepala), prolapse
tidak selalu menyebabkan kompresi tali pusat, bila serviks telah dilatasi
penuh kelahiran pervaginam masih mungkin.

i. Persalinan macet setelah kepala turun

Insiden 8,5% aterm. Bila sungsang komplit atau tubuh dengan mudah
melalui pelvik maka kepala dapat diharapkan melewatinya tanpa kesulitan.
Pada bayi aterm bila kepala tidak melewati pelvic dan servik, bokong juga
pasti tidak bisa dan persalinan tidak maju.

J. Hiperektensi kepala bayi

Insiden 5%. Hiperektensi kepala bayi dapat terjadi karena factor berikut:

a. Tali pusat menjerat leher bayi


b. Lokasi plasenta
c. Abnormal uterus atau bayi
d. Bisa juga disebabkan persalinan dengan intervensi yang tidak lazim
oleh pemberi asuhan harus mengejan spontan bukan ditarik.
Penarikan dapat menyebabkan ekstensi lengan dan kepala bayi.
J. SEBAB-SEBAB KEMATIAN ATAU PERLUKAAN BAYI
1. Asphyxia
a. Kompressi tali pusat antara panggul dan kepala yang terlalu lama.
b. Tali pusat menumbung
c. Aspirasi air ketuban dan isi vagina oleh karena pernafasan aktif sebelum kepala
lahir.
d. Persalinan yang lama dan sukar
2. Trauma pada tulang kepala otak.
a. Kepala yang dating kemudian melalui panggul dengan cepat. Tidak terjadi
moulage secara bertahap dalam waktu beberapa jam terapi kompresi dan
dekompresi yang cepat dan kadang-kadang berlebihan hanya berlangsung dalam

42 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G
waktu beberapa menit. Ligament pada otak terkena peregangan yang hebat dan
mendadak, dengan kemungkinan terjanya laserasi dan perdarahan intracranial.
Trauma pada otak dapat terjadi pada persalinan dengan pembukaan yang belum
lengkap atau melalui panggul yang salah dinilai kapasitasnya.
b. Perdarahan-perdarahan kecil
c. Fraktura tulang tengkorak.
3. Kerusakan akibat pertolongan yang kasar pada persalinan.
a. Fraktura leher, humerus, clavicula dan femur.
b. Paralysis plexus cervicalis dan brachialis.
c. Robekan hepar oleh karena tulang kencang memegang bayi disekeliling abdomen
pada waktu menarik keluar.
d. Kerusakan pada golongan adrenalis janin yang relative besar.
e. Trauma pada medulla spinalis.
f. Trauma pada pharynx oleh karena penolong meletakkan jarinya dalam mulut bayi
untuk membantu persalinan.
g. Kerusakan organ-organ dalam perut. Bayi harus dipegang pada pinggul bukan
pada batang tubuhnya.
4. Ukuran bayi.
a. Bayi yang besar, lebih dari 4 kilogram, mungkin terlalu besar untuk panggul
b. Bayi-bayi premature mempunyai tubuh yang kecil dibandingkan dengan
kepalanya. Bokong yang kecil bukan pembuka yang baik dan tidak membuka
jalan untuk kepala.
5. Kelainan congenital. Insidensi kelainan congenital seperti hydrocephalus pada
presentasi bokong mendekati 8 persen, menyebabkan prognosisnya kurang
menyenangkan. Hydramnion tiga kali lebih sering dibandingkan dengan pada
presentasi normal.
6. Pecahnya ketuban. Telah diperlihatkan bahwa kematian janin jauh lebih tinggi bila
interval antara pecahnya ketuban dengan lahirnya bayi lebih lama. Kematian perinatal
bayi cukup bulan naik tiga kali lipat bila jarak waktu antara pecahnya ketuban dengan
kelahiran anak lebih dari 24 jam. Jika periode laten antara pecahnya ketuban dengan
permulaan persalinan lebih dari 12 jam, kematian janin naik tiga kali untuk
primigravida dan lima kali untuk multipara. Angka-angka ini tidak berlaku untuk
bayi-bayi premature

43 | P E R S A L I N A N S U N G S A N G

Вам также может понравиться

  • Komunikasi Keperawatan Paliatif
    Komunikasi Keperawatan Paliatif
    Документ12 страниц
    Komunikasi Keperawatan Paliatif
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • Contoh Lamaran
    Contoh Lamaran
    Документ1 страница
    Contoh Lamaran
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • Tugas Keperawatan Paliatif (Print)
    Tugas Keperawatan Paliatif (Print)
    Документ16 страниц
    Tugas Keperawatan Paliatif (Print)
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • KESEHATAN PALIATIF
    KESEHATAN PALIATIF
    Документ12 страниц
    KESEHATAN PALIATIF
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • SK Akreditasi D III
    SK Akreditasi D III
    Документ1 страница
    SK Akreditasi D III
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • MK End Slide Ketoasidosis Diabetik
    MK End Slide Ketoasidosis Diabetik
    Документ21 страница
    MK End Slide Ketoasidosis Diabetik
    Miana Margaretta Sagala
    Оценок пока нет
  • Bismillah Leaflet Kti HT PDF
    Bismillah Leaflet Kti HT PDF
    Документ2 страницы
    Bismillah Leaflet Kti HT PDF
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • PALLIASI
    PALLIASI
    Документ13 страниц
    PALLIASI
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • Askep Anemia
    Askep Anemia
    Документ11 страниц
    Askep Anemia
    Muhammad Ikhsan
    100% (1)
  • Ketoasidosis Diabetik
    Ketoasidosis Diabetik
    Документ49 страниц
    Ketoasidosis Diabetik
    lysaruruk
    Оценок пока нет
  • Format LK
    Format LK
    Документ7 страниц
    Format LK
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • SK Akreditasi D III PDF
    SK Akreditasi D III PDF
    Документ1 страница
    SK Akreditasi D III PDF
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • Format LK
    Format LK
    Документ7 страниц
    Format LK
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan LP Hipertensi
    Laporan Pendahuluan LP Hipertensi
    Документ58 страниц
    Laporan Pendahuluan LP Hipertensi
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • Hipertensi di Puskesmas Kedungmundu
    Hipertensi di Puskesmas Kedungmundu
    Документ17 страниц
    Hipertensi di Puskesmas Kedungmundu
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • Hipertensi di Puskesmas Kedungmundu
    Hipertensi di Puskesmas Kedungmundu
    Документ17 страниц
    Hipertensi di Puskesmas Kedungmundu
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • 01 Soal Latihan
    01 Soal Latihan
    Документ24 страницы
    01 Soal Latihan
    Riski Indra Irawati
    Оценок пока нет
  • Surat Sehat PDF
    Surat Sehat PDF
    Документ1 страница
    Surat Sehat PDF
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • RPP Sungsang
    RPP Sungsang
    Документ41 страница
    RPP Sungsang
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • Soal CPNS Paket 2
    Soal CPNS Paket 2
    Документ58 страниц
    Soal CPNS Paket 2
    icoirs 2016
    100% (4)
  • SK Akreditasi D III PDF
    SK Akreditasi D III PDF
    Документ1 страница
    SK Akreditasi D III PDF
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • LP Dengan DPD
    LP Dengan DPD
    Документ1 страница
    LP Dengan DPD
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • Seminar Jiwa
    Seminar Jiwa
    Документ21 страница
    Seminar Jiwa
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • LP Dengan DPD
    LP Dengan DPD
    Документ14 страниц
    LP Dengan DPD
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • LP Isolasi Sosial
    LP Isolasi Sosial
    Документ2 страницы
    LP Isolasi Sosial
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • LP Isolasi Sosial
    LP Isolasi Sosial
    Документ16 страниц
    LP Isolasi Sosial
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • LP Defisit Fix
    LP Defisit Fix
    Документ2 страницы
    LP Defisit Fix
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет
  • SP 3 Pasien Halusinasi
    SP 3 Pasien Halusinasi
    Документ2 страницы
    SP 3 Pasien Halusinasi
    dyah puji pravitasari
    Оценок пока нет
  • LP RPK
    LP RPK
    Документ15 страниц
    LP RPK
    Bagus Prabowo
    Оценок пока нет