Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Tinjauan Teori Peluang Usaha Keperawatan
2. Untuk Mengetahui Kasus yang Sedang dihadapi Perawat
3. Untuk Mengetahui Pengertian Nurse entrepreneur
4. Untuk Mengetahui Invertarisir Peluang Usaha Keperawatan
5. Untuk Mengetahui Peluang Usaha di Bidang Keperawatan
6. Untuk Mengetahui Bidang-Bidang Cakupan Peluang Usaha Nursepreneur
D. METODE PENULISAN
Dalam menyusun makalah ini penulis mengumpulkan data dengan informasi dengan
cara studi pustaka, dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur-literatur yang
berhubungan dengan Peluang Usaha dibidang Keperawatan.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan makalah ini diawali dengan kata pengantar dan daftar isi, dilanjutkan Bab
I. Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, metode dan
sistematika penulisan. Bab II, Tinjauan Teoritis dan penjelasan tentang peluang usaha
keperawatan. Bab III tentang kesimpulan dan saran, dan pada bagian akhir makalah ini
dilampirkan daftar pustaka.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teori
B. Kasus
Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh Pemerintah,
sehingga dibutuhkan suatu kreativitas yang bersumber dari SDM yang ada di masyarakat.
Problema yang dialami sebagai pengelola pendidikan tenaga kesehatan bahwa jumlah
lulusan pendidikan keperawatan dari jenjang SMK sampai magister mencapai 24.000-25.000
orang per tahun.
Banyak orang belajar dan tidak pernah bertindak maka hasilnya nol besar. Selain itu,
banyak juga orang yang bertindak namun tidak pernah belajar maka hasilnya hanya begitu-
begitu saja dan tidak berkembang . Bahkan ada yang lebih parah yaitu orang yang tidak
belajar dan tidak bertindak, maka mereka hanya menjadi pengangguran seumur hidup dan
terus menjadi beban orang lain. Sekarang saatnya untuk bertindak. Bertindak bukan berarti
berhenti belajar.
Rendahnya daya serap lulusan pendidikan keperawatan itu merupakan imbas
terbatasnya anggaran pemerintah dalam merekrut pegawai negeri. Kemampuan melakukan
wira usaha dapat dilakukan sejak tenaga perawat masih belajar di bangku kuliah maupun
ketika sudah menyelesaikan pendidikan dengan cara memberikan materi kuliah tentang
Kewirausahaan sebagai muatan lokal akademik dan memberikan Pelatihan Kewirausahaan.
Mengingat semakin sempitnya lapangan kerja bagi tenaga perawat khususnya di
institusi pemerintah maka perlu kiranya tenaga perawat dibekali kemampuan/ketrampilan
wirausaha baik yang berhubungan langsung dengan profesinya maupun yang tidak
berhubungan langsung dengan profesinya guna membuka peluang usaha baik secara
mandiri maupun berkolaborasi.
Dalam buku yang berjudul Fundamental of Nursing Taylor, Lilis dan Le Mone (2000)
menjelaskan bahwa Nursepreneur adalah seorang perawat yang biasanya memiliki
pendidikan tinggi yang mengelola klinik atau usaha yang berkaitan dengan kesehatan,
memimpin penelitian, memberikan pendidikan, atau sebagai konsultan institusi, lembaga
politik, atau bisnis tertentu.
Menurut Firman Tel seorang founder group Suara Perawat menyatakan bahwa
perawat entrepreneur adalah perawat yang melakukan aktivitas wirausaha, dimana
menjadi entrepreneur nurse mempunyai banyak kelebihan seperti mempunyai
kesempatan untuk mewujudkan cita-cita, menciptakan perubahan, memberikan
konstribusi kepada masyarakat dan melakukan yang paling disukai.
Kewirausahaan dalam keperawatan atau yang biasa disebut nursepreneur terdiri
dari dua kata yaitu nurse dan entrepreneur. Entrepreneur adalah seorang individu yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan peluang dalam
menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan. Seorang entrepreneur adalah
seorang individu yang mengasumsikan tanggung jawab total dan risiko untuk menemukan
atau membuat peluang menggunakan bakat pribadi, ketrampilan dan energi, dan
seseorang yang mempekerjakan proses perencanaan strategis untuk mentransfer peluang
tersebut menjadi sebuah layanan yang bernilai atau produk (ICN, 2004).
Langkah lanjutan : inovasi apa dari produk yang dihasilkan orang lain yang bisa kita
rubah atau kita sempurnakan, misalnya dalam hal ini saya ingin memberikan contoh norak
agar anda terbiasa dengan ide yang dinggap buruk. Idenya adalah Motor dan laptop menjadi
molap, bicaralah dengan pabrik Honda untuk membuat Molap, kita bisa membuat motor
yang ada laptopnya di tengah jok, sehingga orang yang dibonceng bisa duduk sambil ngetik
atau carilah ide yang lebih gila dari itu. Bisanya dari 10 ide gila ada satu ide yang normal.
Langkah terakhir mulai mencari nama perusahaan yang hoki kalau bisa dengan sholat
istikharah, dengan demikian meskipun perusahaan kita bangkrut di dunia, tetapi kita akan
tetap kaya di akherat karena banyanya niat baik dan pahala sholat sunat sesuai dengan niat
kita menjadi entreperenur yaitu Rich until hereafter (kaya sampai akherat). Selanjutnya
buatlah kartu nama perusahaan kita agar mudah berhubungan dengan orang lain. Tuliskan
nama kita dan jabatan kita sebagai presiden direktur merangkap karyawan dan komisaris
pemegang saham.
1. Perubahan Epidemiologi
Dahulu kebanyakan penyakit dikarenakan oleh infeksi. Seiring dengan keberhasilan
suatu pelayanan, lingkungan saat ini sudah menjadi baik dan pencegahan terhadap sumber
infeksi sudah dapat terkontrol maka penyakit infeksi pun dapat ditekan. Akan tetapi,
masalah tersebut tidak selesai sampai disana karena timbul masalah baru yaitu masalah
degeneratif. Penyakit infeksi telah bergeser dan berubah menjadi penyakit degeneratif yaitu
penurunan fungsi organ.
Pada kondisi epidemiologi ini terjadi perubahan pola penyakit. Bahkan saat ini ada
penyakit tanpa nama dengan gejala yang tidak jelas. Diberi obat pada gejala yang satu,
timbul gejala yang lain. Gejala yang lain diberi obat, timbul gejala baru. Bahkan kadang-
kadang mengacaukan dan mengaburkan gejala serta mengaburkan diagnosa. Sungguh sulit
menemukan obat untuk masalah tersebut.
2. Perubahan Demografi
Perubahan ini berkaitan dengan kependudukan. Jika dahulu kondisi dan komposisi
kependudukan kita digambarkan bentuknya seperti candi Borobudur (puncaknya kecil
bawahnya besar), namun saat ini berubah menjadi bentuk candi prambanan (kedua ujung
sama besar). Artinya, Dahulu jumlah orang-orang usia lanjut lebih sedikit dibandingkan
anak-anak karena umur harapan hidup lebih pendek, manusia sudah meninggal sebelum
tua. Namun karena faktor kemajuan ekonomi, teknologi dan ilmu pengetahuan maka gizi
semakin membaik sehingga jumlah orang usia lanjut lebih banyak dibandingkan anak-anak.
Berarti harapan hidup panjang usia di Indonesia sudah semakin baik. Hanya pola hidup yang
berubah, tidak jelas dan salah.
3. Perubahan Geografi
Perubahan ini berkaitan dengan kondisi lingkungan. Saat ini, kecenderungan
masyarakat urbanisasi (dari kampung pindah ke kota) semakin meningkat dan membawa
dampak kepadatan penduduk, polusi, serta masalah sosial yang menyangkut masalah
kesehatan. Selain itu, akibat dari kondisi perubahan tersebut, jumlah orang-orang usia lanjut
pun meningkat. Grafik orang-orang usia lanjut yang selalu meningkat tersebut
menggambarkan bahwa saat ini sudah mengarah kepada persiapan hidup dengan usia yang
panjang. Namun, disisi lain timbul masalah apakah orang-orang tersebut sudah siap
mengelola kesehatannya sendiri sehingga tidak timbul penyakit-penyakit degeneratif
selanjutnya.
Home Care
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mendefinisikan bahwa
home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit (Depkes RI, 2002). Home care
merupakan bagian dari praktik mandiri perawat. Perawat melanjutkan perawatan yang
pernah diterima klien dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya atau mungkin
pasien tidak ada indikasi masuk rumah sakit sehingga hanya membutuhkan pelayanan
keperawatan di rumah.
Tujuan umum dari home care adalah untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian, dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk
mencapai kemampuan individu secara optimal selama mungkin yang dilakukan secara
komprehensif dan berkesinambungan.
Konseling Keperawatan
Konseling adalah proses memberikan bantuan dari seseorang kepada orang lain
dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman
terhadap fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan klien (Saraswati, 2002).
Konseling sebagai cabang ilmu dan praktik pemberian bantuan kepada individu pada
dasarnya memiliki pengertian yang spesifik sejalan dengan konsep yang dikembangkan
dalam ilmu keperawatan. Konseling keperawatan dapat membantu dan memotivasi klien
untuk lebih bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dalam mengatasi masalahnya.
Konseling keperawatan juga diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan
diri, proses belajar dari berperilaku tidak adaptif menjadi adaptif, dan belajar melakukan
pemahaman yang lebih luas tentang dirinya.
Konseling adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik, dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang dimana didalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual. (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009). Konseling dapat membantu
dan memotivasi klien untuk lebih bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dalam
mengatasi masalahnya. Konseling diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan
penerimaan diri, proses belajar dari berperilaku tidak adaptif menjadi adaptif, dan belajar
melakukan pemahaman yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya “know about”
tetapi juga belajar “how to” sesuai dengan kualitas dan kuantitas.
Kini terapi komplementer tersebut telah berkembang pesat menjadi bagian dari
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Bahkan terapi komplementer
tersebut menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di Indonesia ada 3 (tiga) jenis
terapi komplementer yang telah diintegrasikan kedalam pelayanan kesehatan di Indonesia,
yaitu akupuntur, terapi hiperbarik, dan terapi herbal medik.
2. Area Penelitian
Penelitian/riset pada umumnya sering diasosiasikan dengan lembaga pendidikan
karena riset yang bergerak di pendidikan atau kesehatan banyak dilakukan oleh dunia
pendidikan. Padahal, Area ini merupakan lahan bisnis yang memanfaatkan inteletualitas,
pengelolaan pengetahuan, serta sumber daya manusia (SDM).
Selain itu, banyaknya permasalahan dalam bidang kesehatan terutama yang dihadapi
oleh lembaga penyelenggara pelayanan kesehatan juga membuka peluang usaha tersendiri
bagi perawat. Oleh karena itu, perawat yang senang mengembangkan dan memiliki relasi
yang terjun di dunia penelitian, tidak ada salahnya mencoba menekuni area cakupan bidang
usaha ini, seperti membentuk tim riset profesional terkait permasalahan kesehatan pada
umumnya dan keperawatan pada khususnya, atau sebagai jasa pengolah data dan promosi
suatu produk.
3. Area Pendidikan
Perkembangan ilmu keperawatan yang semakin pesat menuntut seorang perawat
dan calon perawat harus mempersiapkan diri sedini mungkin sehingga diharapkan dapat
bersaing di era pasar global. Selain itu, semakin meningkatnya permintaan masyarakat
tentang layanan kesehatan dapat juga membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat
dalam area ini.
Pengelola pelatihan sumber daya perawat pun merupakan salah satu solusi dalam
memenuhi kebutuhan perawat yang berkualitas.
Oleh karena itu, perawat yang memiliki passion untuk terjun area cakupan bidang
usaha ini dapat mendirikan lembaga pelatihan yang bergerak di bidang pendidikan
kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada khususnya, atau membangun institusi
pendidikan keperawatan, dan lain sebagainya.
4. Area Manajerial
Pada area ini, fokus bisnis yang ditawarkan yaitu dalam bentuk pengelolaan sistem
manajemen sumber daya manusia. Sebab, sumber daya manusia merupakan kunci
keberhasilan suatu bisnis. Dalam kaitannya bisnis, konsultan dapat menjadi salah satu
pilihan dalam area ini. Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa
nasihat ahli dalam bidang keahliannya.
Perawat yang passion untuk mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia
terutama sumber daya perawat serta memiliki kompetensi manajemen keperawatan yang
baik dapat terjun pada area cakupan bidang usaha ini. Salah satunya dengan membentuk
lembaga konsultan perawat seperti konsultan legal perawat (legal nurse consultant), dan
sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh Pemerintah,
sehingga dibutuhkan suatu kreativitas yang bersumber dari SDM yang ada di masyarakat.
Mengingat semakin sempitnya lapangan kerja bagi tenaga perawat khususnya di institusi
pemerintah maka perlu kiranya tenaga perawat dibekali kemampuan/ketrampilan
wirausaha baik yang berhubungan langsung dengan profesinya maupun yang tidak
berhubungan langsung dengan profesinya guna membuka peluang usaha baik secara
mandiri maupun berkolaborasi. Kemampuan wirausaha dapat dilakukan sejak tenaga
perawat masih belajar di bangku kuliah maupun ketika sudah menyelesaikan pendidikan
dengan cara memberikan Pelatihan Kewirausahaan.
Kemampuan mencari dan menemukan peluang usaha perlu dilatih terus-menerus
pada diri perawat. Kemampuan ini perlu diasah. Terutama bagi perawat-perawat yang
sudah bosan miskin. Pada tingkat pemula biasanya hanya ide spontan yang belum tentu bisa
dilaksanakan. Kebiasaan menyampaikan ide-ide spontan tersebut mungkin saja mendapat
cemooh atau bahan tertawaan orang lain. Tetapi berbahagialah kalau kita sudah dicemooh
atau ditertawakan, karena biasanya kita akan mentertawakan dia pada saat dia pinjam uang
pada kita atau menyatakan diri ingin bergabung. Setidaknya bila kita terbiasa
mengemukakan ide akan melatih kreativitas otak kita.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA