Вы находитесь на странице: 1из 32

Asuhan keperawatan gastroenteritis

Disusun oleh:
1. Dedi ariyanto
2. Ekawati
3. Iqbal asegab
4. Novi tri lestari

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
T.A2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt atas segala rahmatNYA sehingga makalah yang berjudul
“GASTROENTRITIS”, ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pringsewu, Maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semakin tinggi kemajuan teknologi yang telah dicapai semakin tinggi pula derajat
kesehatan yang diperoleh sesuai dengan kemajuan zaman, timbul berbagai macam
penyakit yang menyerang seluruh kehidupan tanpa mengenal tempat, waktu dan usia.
Oleh karena itu peran perawat sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah yang
dihadapi pasien dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan
pasien, menjaga kebersihan lingkungan, perawat juga berkolaborasi dengan dokter dalam
memberi terapi dan juga memberikan beberapa informasi yang penting.

B. Tujuan
 Tujuan umum :
Tujuan dalam pembuatan makalah ini secara umum adalah untuk membantu mahasiswa
dalam mempelajari tentang penyakit gastroentritis dan ASKep teoritis pada gastroentritis.
 Tujuan khusus :
1. Mengetahui pengertian dari Gastroenteritis
2. Menngetahui penyebab dari Gastroenteritis
3. Mengetahui tanda dan gejala dari Gastroenteritis
4. Mengetahui klasifikasi dari Gastroenteritis
5. Mempelajari asuhan keperawatan Gastroenteritis

C. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Gastroenteritis?
2) Apa saja penyebab Gastroenteritis?
3) Apa saja tanda dan gejala yang timbul pada pasien Gastroenteritis?
4) Bagaimana proses perjalanan Gastroenteritis?
5) Dan bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Gastroenteritis?
BAB II
KONSEP DASAR TEORI

A. Definisi Gastroenteritis ( GE )
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus halus
disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang memberikan gejala
diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang disertai
dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang
patogen.
Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh mikroorganisme yang
merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh permukaan bumi.

B. Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
1. Faktor Infeksi
 Infeksi Virus
 Retavirus

 Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan
muntah.
 Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
 Dapat ditemukan demam atau muntah.
 Di dapatkan penurunan HCC.
 Enterovirus

 Biasanya timbul pada musim panas.


 Adenovirus

 Timbul sepanjang tahun.


 Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan / pernafasan.
 Norwalk

 Epidemik
 Dapat sembuh sendiri ( dalam 24 - 48 jam ).




 Bakteri
 Stigella

 Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September


 Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
 Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
 Muntah yang tidak menonjol
 Sel polos dalam feses
 Sel batang dalam darah
 Salmonella

 Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.


 Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
 Mungkin ada peningkatan temperatur
 Muntah tidak menonjol
 Sel polos dalam feses
 Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
 Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
 Escherichia coli
 Baik yang menembus mukosa ( feses berdarah ) atau yang menghasilkan entenoksin.
 Pasien ( biasanya bayi ) dapat terlihat sangat sakit.
 Campylobacter

 Sifatnya invasis ( feses yang berdarah dan bercampur mukus ) pada bayi dapat
menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.
 Kram abdomen yang hebat.
 Muntah / dehidrasi jarang terjadi
 Yersinia Enterecolitica
 Feses mukosa
 Sering didapatkan sel polos pada feses.
 Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
 Diare selama 1-2 minggu.
 Sering menyerupai apendicitis.

2. Faktor Non Infeksiosus


 Malabsorbsi
 Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa,maltosa, dan sukrosa ), non sakarida (
intoleransi glukosa, fruktusa, dan galaktosa ). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering
ialah intoleransi laktosa.
 Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
 Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
 Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, dow’n milk
protein senditive enteropathy/CMPSE).
 Faktor Psikologis
Rasa takut,cemas.

C. Patofisiologi

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus ( Rotravirus, Adenovirus enteris,


Virus Norwalk ), Bakteri atau toksin ( Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia,
dan lainnya ), parasit ( Biardia Lambia, Cryptosporidium ).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis biasa melalui fekal - oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa
kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak
dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul
diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi
air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang
mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah
kehilangan air dan elektrolit ( Dehidrasi ) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis
Metabolik dan HipokalemiaN ), gangguan gizi ( intake kurang, output berlebih), hipoglikemia,
dan gangguan sirkulasi darah.
Normalnya makanan atau feses bergerak sepanjang usus karena gerakan-gerakan
peristaltik dan segmentasi usus. Namun akibat terjadi infeksi oleh bakteri, maka pada saluran
pencernaan akan timbul mur-mur usus yang berlebihan dan kadang menimbulkan rasa penuh
pada perut sehingga penderita selalu ingin BAB dan berak penderita encer.
Dehidrasi merupakan komplikasi yang sering terjadi jika cairan yang dikeluarkan oleh
tubuh melebihi cairan yang masuk, cairan yang keluar disertai elektrolit.
Mula-mula mikroorganisme Salmonella, Escherichia Coli, Vibrio Disentri dan Entero
Virus masuk ke dalam usus, disana berkembang biak toxin, kemudian terjadi peningkatan
peristaltik usus, usus kehilangan cairan dan elektrolit kemudian terjadi dehidrasi.

D. Tanda dan Gejala


1. Kuman Salmonella
Suhu badan naik, konsistensi tinja cair/encer dan berbau tidak enak, kadang-kadang mengandung
lendir dan darah, stadium prodomal berlangsung selama 2-4 hari dengan gejala sakit kepala,
nyeri dan perut kembung.

2. Kuman Escherichia Coli


Lemah, berat badan sukar naik, pada bayi mulas yang menetap.

3. Kuman Vibrio
Konsistensi encer dan tanpa diketahui mules dalam waktu singkat terjadi, akan berubah menjadi
cairan putih keruh tidak berbau busuk amis, yang bila diare akan berubah menjadi campuran-
campuran putih, mual dan kejang pada otot kaki.

4. Kuman Disentri
Sakit perut, muntah, sakit kepala, BAB berlendir dan berwarna kemerahan, suhu badan
bervariasi, nadi cepat.

5. Kuman Virus
Tidak suka makan, BAB berupa cair, jarang didapat darah, berlangsung selama 2-3 hari.

6. Gastroenteritis Choleform
Gejala utamanya diare dan muntah, diare yang terjadi tanpa mulas dan tidak mual, bentuk feses
seperti air cucian beras dan sering mengakibatkan dehidrasi.

7. Gastroenteritis Desentrium
Gejala yang timbul adalah toksik diare, kotoran mengandung darah dan lendir yang disebut
sindroma desentri, jarang mengakibatkan dehidrasi dan tanda yang sangat jelas timbul 4 hari
sekali yaitu febris, perut kembung, anoreksia, mual dan muntah.

E. Manifestasi Klinik

 Nyeri perut ( abdominal discomfort )


 Rasa perih di ulu hati
 Mual, kadang-kadang sampai muntah
 Nafsu makan berkurang
 Rasa lekas kenyang
 Perut kembung
 Rasa panas di dada dan perut
 Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba ).
 Diare.
 Demam.
 Membran mukosa mulut dan bibir kering
 Lemah
 Diare.
 Fontanel Cekung

F. Komplikasi.
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Mal nutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

G. Tingkat Derajat Dehidrasi


a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis,
suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok, ubun-ubun dan mata cekung, minum
normal,kencingnormal.

b. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara
serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam. gelisah, sangat haus, pernafasan agak
cepat, ubun-ubun dan mata cekung, kencing sedikit dan minum normal.

c. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda
dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku
sampai sianosis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekanan darah turun, warna urine pucat,
pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata cekung sekali, dan tidak
mau minum.

Atau yang dikatakan dehidrasi bila:

1. Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.


2. Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.
3. Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.

Berdasarkan golongan Gastroenteritis dibagi menjadi:

1. Pada bayi dan anak-anak.


Bayi dan anak-anak dikatakan diare bila sudah lebih dari tiga kali perhari BAB, sedangkan
neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari empat kali perhari BAB.
2. Pada orang dewasa.
Pada orang dewasa dikatakan diare bila sudah lebih dari tujuh kali dalam 2 jam BAB.

Jenis-jenis diare:
1. Diare cair akut
Keluar tinja yang encer dan sering ada terlihat darah, yang berakhir kurang dari 14 hari.
2. Disentri.
Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering dan feces sedikit-sedikit.
3. Diare persisten.
Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare akut atau disentri.
H. Pemeriksaan Penunjang.

1. Pemeriksaan Tinja
 Makroskopis dan mikroskopis.
 pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat
intoleransi gula.
 Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2. Pemeriksaan Darah
 pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor ) dalam
serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
 Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

3. Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation )


Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan
pada penderita diare kronik.

I. Penatalaksanaan Medis.
a. Pemberian cairan untuk mengganti cairan yang hilang.
b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
c.Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein,
vitamin, mineral, dan makanan yang bersih.
d. Monitor dan koreksi input dan output elektrolit.
e. Obat-obatan(erikan antibiotik.)
f. Koreksi asidosis metabolik.
BAB III
ASKEP TEORITIS

1. Pengkajian

Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi, observasi, psikal assessment.

Pengkajian data menurut Cyndi Smith Greenberg, 1992 adalah :


A. Identitas klien.

B. Riwayat keperawatan.

a. Awalan serangan : gelisah, suhu tubuh meningkat, anoreksia kemudian timbul diare.

b. Keluhan utama : Feces semakin cair,muntah,bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi

gejala dehidrasi, berat badan menurun. Pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit

berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekwensi BAB lebih dari 4 kali dengan

konsistensi encer.

C. Riwayat kesehatan masa lalu.


Riwayat penyakit yang diderita, riwayat pemberian imunisasi.
D. Riwayat psikososial keluarga.
Dirawat akan menjadi stressor bagi anak itu sendiri maupun bagi keluarga,kecemasan meningkat
jika orang tua tidak mengetahui prosedur dan pengobatan anak, setelah menyadari penyakit
anaknya, mereka akan bereaksi dengan marah dan merasa bersalah.

E. Kebutuhan dasar.

a. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4 kali sehari, BAK sedikit
atau jarang.
b. Pola nutrisi : diawali dengan mual, muntah, anopreksia, menyebabkan penurunan berat
badan pasien.
c. Pola tidur dan istirahat akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
d. Pola hygiene : kebiasaan mandi setiap harinya.
e. Aktivitas : akan terganggu karena kondisi tubuh yang lamah dan adanya nyeri akibat
distensi abdomen.

F. Pemerikasaan fisik.

a. Pemeriksaan psikologis :
Keadaan umum tampak lemah, kesadran composmentis sampai koma, suhu tubuh tinggi, nadi
cepat dan lemah, pernapasan agak cepat.
b. Pemeriksaan sistematik :
 Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut dan bibir kering, berat badan
menurun, anus kemerahan.
 Perkusi : adanya distensi abdomen.
 Palpasi : Turgor kulit kurang elastis.
 Auskultasi : terdengarnya bising usus.

c. Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.


Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak dehidrasi sehingga berat badan
menurun.

d. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan doodenum intubation yaitu untuk mengetahui penyebab
secara kuantitatip dan kualitatif.

2. Diagnosa Keperawatan.
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis
dan pengobatan.
6. Hipertermi brerhubungan dengan proses infeksi penyakit.

3. Intervensi
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
Tujuan : Devisit cairan dan elektrolit teratasi
kriteria hasil :
 Tanda-tanda dehidrasi tidak ada.
 Mukosa mulut.
 Bibir lembab.
 Cairan seimbang
Intervensi :
 Observasi tanda-tanda vital.
 Observasi tanda-tanda dehidrasi.
 Ukur infut dan output cairan ( balanc ccairan ).
 Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih 2000 –
2500 cc per hari.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan pemeriksaan lab elektrolit.
 Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.
Tujuan : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
 Intake nutrisi klien meningkat
 Diet habis 1 porsi yang disediakan
 Mual dan muntah tidak ada.
Intervensi :
 Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
 Timbang berat badan klien.
 Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
 Lakukan pemerikasaan fisik abdomen ( palpasi,perkusi,dan auskultasi ).
 Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
 Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan : Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
 Integritas kulit kembali normal
 Iritasi tidak ada
 Tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
 Ganti popok anak jika basah.
 Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.
 Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
 Observasi bokong dan perineum dari infeksi.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.

4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.


Tujuan : Nyeri dapat teratasi.
Kriteria hasil :
 Nyeri dapat berkurang / hilang.
 Ekspresi wajah tenang.
Intervensi :
 Observasi tanda-tanda vital.
 Kaji tingkat rasa nyeri.
 Atur posisi yang nyaman bagi klien.
 Beri kompres hangat pada daerah abdomen.
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit, prognosis
dan pengobatan
Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat
Kriteria hasil :
 Keluarga klien mengeri dengan proses penyakit klien.
 Ekspresi wajah tenang
 Keluarga tidak banyak bertanya lagi tentang proses penyakit klien.
Intervensi :
 Kaji tingkat pendidikan keluarga klien.
 Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit klien.
 Jelaskan tentang proses penyakit klien dengan melalui penkes.
 Berikan kesempatan pada keluarga bila ada yang belum dimengertinya.
 Libatkan keluarga dalam pemberian tindakan pada klien.
6. Hipertermi brerhubungan dengan proses infeksi penyakit.

Tujuan : Suhu tubuh tidak panas lagi

Kriteria Hasil :

 Suhu tubuh dalam rentang normal ( 36-37,5o C)

Intervensi :

 Pantau tanda-tanda vital terutama suhu


 Beri pasien banyak minum air (1500-2000 cc/hari)
 Beri pasien kompres air hangat atau air dingin
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan

Gastroentritis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan
usus halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-
kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus
Norwalk dan parasit yang patogen.
Dan ditandai oleh infiltrasi mukosa usus halus oleh eosinofil, dengan edema tetapi tanpa
vaskulitis dan oleh eosinofilia darah tepi.

2. Saran

Untuk Perawat
Sebaiknya perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus lebih memperhatikan faktor
penyebab maupun faktor pencetus dari penyakit yang diderita anak dan memberikan pendidikan
kesehatan pada orang tua klien dan klien agar masalah yang menyebabkan klien dirawat dapat
diatasi sehingga tidak terjadi perawatan yang berulang

Untuk Orangtua Klien


Menjaga kebersihan lingkungan rumah, dan membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum
dan sesudah memberi makan anak serta menjaga personal hygiene dan memberi mainan anak
yang bersih dan dapat dicuci, dan bila terjadi diare pada anak sebelum di bawah ke rumah sakit,
diberikan larutan gula garam.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily Lynn. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC, 2009.

Doengoes, E Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Jakarta; EGC.

Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta; EGC.

Nursalam Dr. et. Al. 2005 Asuhann Keperawatan Bayi dan Anak. Edisi I Jakarta : Salemba
Medika.

Smeltzer C Suzanne, Brenda G Bare, Keperawatan Medikal Bedah, Penerbit Buku Kedokteran,
Jakarta; EGC.

Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen
Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2006.

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta; EGC

Perry&Potter, (2003). Basic nursing essentsial for practice. Sixth edition. Mosby: USA.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental of Nursing : concepts, process, and

practice. Sixth Edition. St. Louis : Mosby.


KASUS

Pada tanggal 22 Juni 2010, pukul 11.30 WIB Ny. S datang ke UGD dengan keluhan diare
selama 2 hari. Klien berumur 50 th dan mengatakan sudah diare selama 2 hari. BAB encer
berlendir dengan frekuensi 4-5 kali setiap harinya. Menurut hasil observasi perawat badan klien
panas, warna dan bau feses khas. Setelah ditanya kembali klien mengatakan sebelumnya makan
makanan pedas.Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital :
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 78 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 37,5 C
Keadaan umum : Lemah
Mukosa bibir kering

PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN

No. Register : 2012


Ruang : Anggrek 1
Tgl/ jam MRS : 22 juni 2010, jam 11.30 WIB
Tgl pengkajian : 23 juni 2010
Dignosa medis : Gastroenteritis

I. IDENTITAS
a. Biodata Klien
Nama : Ny.S
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Gadung 1

b. Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
hubungan dengan klien : Anak klien
alamat : Gadung 1

II. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama
Klien menyatakan diare 2 hari.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Klien menyatakan sudah diare ± 2 hari yang lalu sejak tanggal 20 juni 2010. Klien BAB
encer,dengan frekuensi 4-5x setiap harinya ( ± 500cc),warna dan bau khas feses. Klien
menyatakan sebelumnya mengkonsumsi makanan pedas. Klien juga mengatakan badannya
panas.
c. Riwayat Penyakit dahulu
Klien mengatakan sebelumnya Klien tidak pernah sakit seperti ini. Klien juga tidak pernah MRS
sebelumnya.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami DM, Hipertensi, dan penyakit
menurun lainnya.

III. POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI

No Pola Aktivitas Di Rumah Di RS


1. Nutrisi
- Makan - 3x/ hari dengan porsi - 3x/ hari dengan porsi sedang
sedang (± 8 sendok (± 4 sendok makan) bubur
makan) Nasi, lauk, sayur merah

- Air putih ± 7 gelas/ hari


- Minum (± 1500 cc) - air putih ± 7 gelas / hari (±
1500 cc )

- 1 – 2x / hari, dengan
2. Pola Eliminasi konsisten lunak dan
- BAB berwarna kuning - 4 – 5x / hari, dengan
konsisten cair
- 6 – 7x / hari ( ± 1400
cc) berwarna kuning
jernih
- BAK - 6 – 7x / hari (± 1400 cc)
- Klien biasanya bekerja berwarna kuning jernih
sebagai ibu rumah
tangga dan waktu
senggang biasanya - Klien hanya menghabiskan
3. Aktivitas Fisik digunakan klien untuk waktunya di tempat tidur
berkumpul bersama
keluarganya

- Klien tidur ± 10 jam /


hari menggunakan kasur,
bantal, guling, dengan
penerangan terang
- Klien tidur ± 12 jam / hari
menggunakan kasur dengan
- 2x / hari peneranga terang
4. Istirahat Tidur
- 3x/ minggu
- 2x / hari
- 2x / hari

- 1 x / hari
(Belum sejak MRS)
5. Personal Hygiene - 1x / hari
- Mandi - 1x / hari
- 1x / hari
- Keramas
- Gosok Gigi
- Ganti Pakaian
IV. DATA PSIKOSOSIAL

a. Status Emosi
Klien tampak tenang saat dilakukan pengkajian

b. Konsep Diri
- Body image
Klien menerima penyakitnya dengan ikhlas dan menganggapnya sebagai cobaan dari Tuhan
- Self Ideal
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang agar dapat beraktivitas seperti biasa dan dapat
berkumpul dengan keluarganya kembali.
- Self Esteem
Klien mengatakan diperlakukan dengan baik oleh dokter dan perawat
- Role Performance
Klien di rumahnya berperan sebagai ibu rumah tangga
- Self Identify
Klien adalag seorang ibu dengan tiga orang anak dan seorang istri dari seorang suami

c. Interaksi Sosial
Klien sangat kooperatif saat dilakukan pengkajian.

d. Spiritual
Klien beragama Islam.

V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Lemah

b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : - TD : 110/70 mmHg - N : 78x/ menit
- RR : 20x/ menit - Suhu : 37,5 º C

d. Kepala
- Ekspresi Wajah : Tenang
- Rambut : Rambut beruban, persebaran merata, berminyak.
- Wajah : Simetris, tidak ada luka
: Sklera putih, Konjungtiva merah muda, dapat membuka mata secara spontan
- Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada Secret.
- Mulut : Tidak ada sariawan, simetris, mukosa kering
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan vena jugularis
e. Thorax
- Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan dan luka
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada dada
- Perkusi : Suara paru sonor, suara jantung dullnes
- Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan, irama jantung teratur

f. Abdomen
- Inspeksi : Bentuk perut datar
- Auskultasi : Bising usus 14x / menit
- Perkusi : Suara hipertimpani
- Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar

g. Ekstermitas
- Atas : Jari lengkap, terpasang infus RA : D5 pada tangan kanan, tonus otot 5 I 5
- Bawah : Jari lengkap, tonus otot 5I5

h. Genetalia : Tidak dikaji


VI. DATA PENUNJANG
- HB : 11,56
- Leukosit : 6100
- Trombosit : 154.000
- PCU : 36
- Widal : TO : -
TH : -
VII. TERAPI
- Infus RA : D5 30 TMP
- Injeksi Cefotaxime 3 x 1
- Sanmol 3 x 1
- Plantasit syrup 3 x 1
- Luminal 2x1 / 2

VIII. DATA SENJANG


DS : - klien mengatakan diare 2 hari
- klien mengatakan BAB klien encer dengan frekuensi 4 – 5 x / hari
- klien mengatakan feses berbau dab berwarna khas feses
- klien mengatakan sebelumnya mengkonsumsi makanan pedas
- klien mengatakan badannya panas

DO : - Keluhan utama Lemah


- Suhu : 37,5 º C - TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 78 x / menit - RR : 20 x /menit
- Konsistensi feses cair
- Mukosa bibir kering
- Suara perut hipertimpani
ANALISA DATA

Nama : Ny.S
Dx. Medis : Gastroenteritis

NO DATA PENYEBAB MASALAH


Ds:
1. - Klien mengatakan diare 2 Output cairan yang Defisit volume cairan
kurang dari kebutuhan
hari berlebihan
- Klien mengatakan saat BAB
feses klien encer dan
berlendir.
- Klien mengatakan BAB 4-5X
dalam sehari.
- Klien mengatakan
mengonsumsi makanan pedas
sebelumnya.

Do: - Keluhan utama lemah


- Konsistensi fases cair dan
berlendir
- Mukosa bibir kering
- Suara perut hipertimpani
- Tugor kulit menurun Peningkatan suhu
Ds:
2. - Klien mengatakan badan Proses infeksi penyakit tubuh
panas
Do: - Keluhan utama lemah
-S : 37,5 OC
- N : 78 X/menit
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 20 X/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny.S
Dx. Medis : Gastrointeritis

No DIAGNOSA MEDIS

1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.

2. Hipertermi brerhubungan dengan proses infeksi penyakit.


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny.S
Dx.Medis : Gastroenteritis

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


o
1 Ketidakseimbanga Setelah 1. Pantau tanda dan 1.Penurunan volume
. n cairan dan dilakukan gejala dehidrasi. cairan dan elektrolit
elektrolit tindakan menyebabkan dehidrasi
berhubungan keperawatan jaringan.
dengan kehilangan dalam waktu 2. Pantau input dan 2.Dehidrasi dapat
cairan sekunder. 1X24 jam output. meningkatkan laju
diharapkan : filtasi glomerulus.
- TTV dalam 3. Bina hubungan saling 3.Mempermudah
batas normal percaya. melakukan intervensi
- Tidak ada selanjutnya.
tanda-tanda 4. Pemberian cairan 4.Pemberian cairan
dehidrasi parenteral sesuai secara cepat dapat
- Frekuensi BAB dengan umur. sebagai penganti cairan
1X / hari yang hilang.
5. Kolaborasi dengan 5.Menentukan pemberian
dokter dalam obat secara tepat.
pemberian obat.

1.Mempermudah
Hipertermi Setelah 1.Bina hubungan saling melakukan intervensi
2 brerhubungan diberikan percaya. selanjutnya.
. dengan proses tindakan 2.Membantu
infeksi penyakit. keperawatan 2. Berikan kompres pada menurunkan suhu
dalam waktu klien. tubuh klien.
1X24 jam 3.Membantu mengurangi
diharapkan : 3.Anjurkan klien untuk penguapan pada tubuh.
- Suhu tubuh memakai baju tipis dan
normal dapat menyerap 4.Menganti cairan yang
- Keluhan utama keringat. hilang.
kembali normal
- Demam klien 4.Anjurkan klien minum
turun sedikit tapi sering. 5.Menentukan pemberian
obat secara tepat.
5.Kolaborasi dengan
dokter dalam
pemberian obat.

IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

No Tgl/jam Implementasi Tgl/jam Evaluasi ttd


dx
1. 22/06/10 1. Memantau TTV 23/06/10
S : Klien mengatakan diare
09.00 2. Memantau intake dan output 08.00 dan panas
dengan memperhatikan tetesan O : Keluhan utama hilang,
infus dan BAB, BAK klien diare berkurang 3-4x/hari,
3. Membina hubungan saling panas, T = 120/70
percaya dengan klien mmHg, S = 37 C
4. Memberikan cairan parentera A : Masalah teratasi sebagian
dengan memasang infus pada P : lanjutkan intervensi 1-5
klien.
5. Mengkolaborasikan dengan
dokter.

S : Klien mengatakan diare


1. Membina hubungan
sudah jarang dan klien
saling percaya antara
sudah tidak panas
perawat dengan klien.
O : keluhan utama hilang,
2. 22/06/10 2. Memberikan kompres 24/06/10 diare cair tapi berampas,
11.00 pada klien. 08.00 frekuensi 1-2 x/hari,
panas hilang, T=120/80
3. Membantu menggati
mmHg, S=36,5 C
pakaian klien
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

4. Memberi klien minum

5. Mengkolaborasikan
dengan dokter
DAFTAR PUSTAKA

- Lynda Juall Carpenito R.N., M.S.N., Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1999
- Mi Ja Kim, Gertrude K. McFarland, Audrey M. McLane, Diagnosa Keperawatan, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 1994
- Marilynn E/ Doengoes, Rencana Asuhan Keperawatan,Edisi 3, Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 1999
- Potter & Perry, Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2005

Вам также может понравиться