Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
4. Faktor pembawaan
Seseorang pun turut berperan, apakah perhatiannya untuk
menyimak sesuatu itu besar atau tidak. Ada orang yang
berpembawaan baik dan ada pula yang jelek. Orang yang
berpembawaan baik dapat menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi,
sedangkan orang yang berpembawaan jelek justru sebaliknya. Baik
pembawaan pembicara maupun pembicaraan penyimak turut
menentukan taraf perhatian seseorang untuk menyimak.
5. Faktor sikap
Tidak boleh kita abaikan terhadatp perhatian menyimak. Sikap
terbuka memang sangat dibutuhkan dalam kegiatan menyimak.
Sebaliknya, sikap tertutup atau sikap cutiga akan mengurangi minat
atau perhatian seseorang untuk menyimak pembicaraan seseorang.
6. Faktor motivasi,
Dorongan atau alasan sangat menentukan besar atau tidaknya
perhatian seseorang untuk menyimak ceramah, kuliah, khotbah, atau
pembicaraan yang dibawakan oleh seorang pembicara. Biarpun
seandainya terdapat banyak gangguan atau kendala fisik atau mental,
tetapi kalau ada motivasi besar, perhatian menyimak sesuatu tetap
besar.
7. Faktor jenis kelamin
Dapat menentukan kadar perhatian untuk menyimak. Minat dan
perhatian pria dan wanita memperlihatkan perbedaan, walaupun tidak
dapat disangkal adanya persamaan. Ada hal-hal khusus yang menarik
perhatian wanita. Ada hal-hal khusus yang lebih menarik perhatian
pria. Pembicara yang berpengalaman tentu mempertimbangkan hal ini.
Tema bahan pembicaraan dapat berbeda kalau para penyimak terdiri
dari kaum wanita saja, atau terdiri dari pria saja, ataupun campuran.
Memang harus diingat bahwa ada hal-hal yang tidak pantas disimak
oleh kaum pria dan ada pula hal yang tidak sesuai bagi kaum wanita.
Jadi dengan singkat dapat kita katakana bahwa factor kelayakan ini
tidak boleh diabaikan.
8. Faktor Lingkungan
Lingkungan Fisik yaitu agar siswa dapat mendengar dan menyimak
dengan baik tanpa ketegangan dan gangguan. Lingkungan Sosial yaitu
agar siswa dapat mengekpresikan ide-ide mereka.
9. Faktor Peranan dalam Masyarakat
Peranan dalam masyarakat yaitu sangat penting dalam menyampaikan
informasi kita harus mendengarkan ceramah/pidato yang disampaikan.
E. MENGAPA KITA MENYIMAK
1.Menyimak demi Kenikmatan
Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali bahan simakan yang dapat
memberi kesenangan, kegembiraan, kenikmatan kepada kita. Ada pakar
yang mengatakan bahwa menyimak akan terasa menguntungkan bila :
a. Duduklah secara menyenangkan
b. Usahakanlah adanya suatu sikap yang reseptif
c. Gunakanlah imajinasi dan empati
d. Periksalah secara kritis reaksi-reaksi diri sendiri
2.Menyimak demi Pemahaman
Menyimak pemahaman menuntut suatu pemetikan tema atau pesan
tertentu dan terarah, suatu perasaan mengenai keseluruhan strukturnya,
pemahaman pengertian-pengertian istilah pengenalan atas jenis-jenis
materi penunjang, suatu perasaan untuk membedakan yang lebih penting
dalam pembicaraan itu, dan juga suatu penafsiran bagaimana caranya sang
pembicara menyesuaikan ide, sikap, keyakinan, dan nilainya
dengan/terhadap penyimak. Ada beberapa langkah-langkah pencegahan
dalam menyimak pemahaman, antara lain:
a. Kenalilah ide-ide utama atau gagasan pokok sang pembicara
b. Kenalilah struktur atau susunan butir-butir pokok yang dominan.
c. Periksalah secara kritis perincian-perincian yang dipakai untuk
mengembangkan serta menunjang ide-ide pokok
d. Hubungkanlah ide-ide pokok pembicara dengan kepercayaan,
sikap, nilai-nilai, dan perilaku Anda/perilaku diri sendiri
3. Menyimak demi Penilaian
Dalam kegiatan menyimak evaluatif ini, kita selaku penyimak harus
mampu memberikan penilaian, pendapat, keputusan, dan komentar yang
kritis terhadap materi pembicaraan.
F. BAHAN SIMAKAN YANG MENARIK PERHATIAN
Agar presentasi dapat menarik perhatian para penyimak, maka
haruslah memenuhi butir-butir berikut ini:
1. Tema Harus up-to-date.
Bahan-bahan mutakhir yang terbaru, yang muncul dalam kehidupan
biasanya menarik perhatian. Oleh sebab itu sang pembicara harus pandai
memilih salah satu topik masalah yang masih menjadi buah pembicaraan
dalam masyarakat. Kalau hal ini dapat diseleksi dengan baik, tentu
pembicaraan yang disajikan pasti menarik perhatian, sebab semua orang
ingin tahu akan masalah itu dan bagaimana cara pemecahannya atau
penyelesaiannya.
2. Tema Terarah dan Sederhana.
Tema pembicaraan jangan terlalu luas. Cakupan pembicaraan yang
terlalu luas takkan terjangkau oleh para penyimak. Pilihlah salah satu
topik yang sederhana, jangan terlalu rumit dan sukar, yang muncul dari
kehidupan sehari-hari. Bahan pembicaraan yang terlalu mengambang
serta rumit tidak akan menarik perhatian, malahan membosankan dan
membingungkan para penyimak. Harus diingat bahwa yang "sederhana"
tidak harus diidentikkan dengan "jelek" dan "tidak berguna"
3. Tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman.
Dari pembicaraan seseorang, biasanya kita mengharapkan adanya hal-
hal yang dapat menambah pengetahuan. Topik atau tema yang disajikan
dapat memperkaya pengalaman dan mempertajam pemahaman serta
penguasaan para penyimak akan masalah itu. Nah, baik topik, maupun
cara penyajiannya harus mampu memenuhi tuntutan itu. Siapa yang mau
membuang-buang waktu dan tenaga justru untuk menyimak hal-hal yang
tidak berguna, bukan?
4. Tema bersifat sugestif dan evaluatif.
Tema atau topik pembicarran haruslah dipilih sedemikian rupa
sehingga merangsang penyimak untuk berbuat dengan tepat serta dapat
memberi penilaian tepat tidaknya, baik buruknya tindakan yang akan
dilaksanakan. Pokok pembicaraan harus dapat menggugah serta
merangsang para penyimak untuk berbuat, bertindak, dan berkata dalam
hatinya: "Sayapun pasti dapat dan berhasil mengerjakan hal serupa itu".
5. Tema bersifat motivatif.
Topik atau tema pembicaraan seyogyanya dapat memberikan
dorongan kuat untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Dapat memotivasi
par apenyimak untuk bekerja lebih tekun untuk mencapai hasil yang
lebih baik. Tentunya sang pembicara tidak mengharapkan kurangnya
motivasi berbuat dan bertindak para penyimak setelah menyimak
ceramah atau ujarannya.
6. Pembicara harus dapat menghibur.
Manusia hidup membutuhkan hiburan, apalagi setelah bekerja berat
seharian. Dengan menyimak sesuatu, maunya orang bisa melupakan
kesusahan atau masalah hidup, paling sedikit buat sementara, pada saat
menyimak itu. Oleh sebab itu sang pembicara harus pandai berkelakar,
membuat humor yang dapat membuat para penyimak tertawa, kalau perlu
sampai terbahak-bahak.
7. Bahasa sederhana mudah dimengerti.
Banyak orang beranggapan bahwa suatu ceramah, kuliah, atau
pembicaraan yang bermutu harus diiringi oleh kata-kata yang pelik,
istilah-istilah baru, dan kalimat-kalimat yang panjang serta rumit.
Anggapan itu keliru. Dengan bahsa yang "sederhana" pun pesan dapat
disampaikan kepada para penyimak. Justru dengan bahasa yang
sederhana, tema atau topik pembicaraan lebih mudah dipahami, lebih
cepat dimengerti, komunikasi berjalan lasncar tanpa kendala kebahsaan.
Oleh karena itu sang pembicara harus dapat mempergunakan bahasa
yang sederhana, yang mudah dimengerti, serta diselang-seling dengan
humor dan petatah-petitih.
8. Komunikasi dua arah.
Alangkah baiknya jika suatu ceramah memberi kesempatan bertanya
atau mengemukakan pendapat kepada para penyimak. Jadikanlah forum
komunikasi itu menjadi komunikasi dua arah. Sang pembicara harus
mengusahakan timbulnya dialog dia dengan partisipan, walaupun hal ini
menuntut pengetahuan umum yang luas. Komunikasi itu jangan
dibicarakan menjadi ajang duolog melulu, yang membuat perhatian
penyimak pudar atau hilang sama sekali. Beri kesempatan berbicara juga
kepada penyimak, saling berganti agar komunikasi hidup, bersifat dua
arah, merupakan dialog.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa :
1. kita hendaknya menyadari benar benar bahwa komunikasi lisan yang
tepat guna tergantung kepada pengirim, penerima, dan tanggapan
terhadap pesan-pesan lisan. Selanjutnya penerimaan dan response
tergantung pada perhatian. Jadi, tidak mungkin memisahkan perhatian
dari komunikasi efektif
2. Perhatian adalah suatu proses penyeleksian dari berbagai ragam stimuli
sebuah stimulus yang penting bagi sesorang pada saat tertentu.
3. Keterampilan menyimak yang baik sangat sangat penting bagi
komunikasi lisan yang efektif, kita harus mulai sedini mungkin
menentukan cara khusus untuk meningkatkan keterampilan ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://cintailahbahasaindonesia.blogspot.co.id/2012/08/makalah-penyusunan-
bahan-menyimak.html?m=1
http://fozi89.blogspot.co.id/2011/01/memilih-bahan-simakan-yang-
menarik.html
http://turunanilmu.blogspot.co.id/2010/12/bahan-simakan-yang-dapat-
menarik.html?m=1