Вы находитесь на странице: 1из 25

MAKALAH KAPITA SELEKTA

KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA MA AL-ISLAM


JAMSAREN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta


Dosen Pembimbing : Dr. Baskoro Adi Prayitno S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :

1. Afrian Decky Mahendra (K4316001)


2. Devita Ajeng Pramesti (K4316019)
3. Ita Nur Rohmiyati (K4316037)
4. Safira Ramadhanti (K4316057)

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ”Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa MA Al-Islam Jamsaren” dengan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah Kapita
Selekta. Kami sebagai penyusun makalah ini ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Ucapan terima kasih itu kami
sampaikan antara lain kepada :
1. Dr. Baskoro Adi Prayitno S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini,
2. Orang tua yang selalu mendukung dan memotivasi kami,
3. Teman-teman yang memberikan informasi dan saran kepada kami,
4. Serta berbagai pihak yang telah membantu selama proses penyusunan makalah kami
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kemajuan penulisan
makalah kami di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 8 Oktober 2018

Penulis

PEMBAHASAN
1.1. Pengertian Berpikir Kreatif
Pengertian berpikir kreatif menurut Awang dan Ramly (2008), bahwa kreatif adalah
menjadikan ada sesuatu yang belum ada sebelumnya. Menurut Barkul pada tahun 2009 berpikir
kreatif adalah kemampuan kognitif asli dan pemecahan masalah, proses yang memungkinkan
individu untuk menggunakan kecerdasan mereka dengan cara yang unik dan diarahkan pada
produk (dalam kegiatan ini yaitu hasil rancangan percobaan siswa). Jadi berpikir kreatif adalah
suatu kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang baru, yang belum pernah dipikirkan oleh orang
lain. (Arifah Purnamaningrum, Sri Dwiastuti, Riezky Maya Probosari, 2012).
Dalam (Liliawati, 2011), berpikir kreatif adalah keterampilan kognitif untuk
memunculkan dan mengembangkan gagasan baru, ide baru sebagai pengembangan dari ide yang
telah lahir sebelumnya dan keterampilan untuk memecahkan masalah secara divergen (dari
berbagai sudut pandang). Proses berpikir kreatif juga merupakan kemampuan berpikir tingkat
tinggi yang mengkombinasikan berpikir logis dan berpikir divergen. Berpikir divergen
digunakan untuk mencari ide-ide untuk menyelesaikan masalah sedangkan berpikir logis
digunakan untuk memverifikasi ide-ide tersebut menjadi sebuah penyelesaian yang kreatif (Wan
Syafi’i, 2011).
Munandar (1999: 167), berpikir kreatif (juga disebut berpikir divergen) ialah memberikan
macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan
pada keragaman jumlah dan kesesuaian. Colleman dan Hammen (dalam Rohaeti, 2008)
mengemukakan bahwa berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang
baru dalam konsep, pengertian, penemuan dan karya seni.
Menurut Puccio dan Mudock (Costa, ed., 2001), berpikir kreatif memuat aspek
ketrampilan kognitif dan metakognitif antara lain mengidentifikasi masalah, menyusun
pertanyaan, mengidentifikasi data yang relevan dan tidak relevan, produktif, menghasilkan
banyak ide yang berbeda dan produk atau ide yang baru
dan memuat disposisi, yaitu bersikap terbuka, berani mengambil posisi, bertindak cepat, bersikap
atau berpandangan bahwa sesuatu adalah bagian dari keseluruhan yang kompleks, memanfaatkan
cara berpikir orang lain yang kritis, dan sikap sensitif terhadap perasaan orang lain, sedangkan
menurut Sabandar (2008), berpikir kreatif sesungguhnya adalah suatu kemampuan berpikir yang
berawal dari adanya kepekaan terhadap situasi yang sedang dihadapi, bahwa situasi itu terlihat
atau teridentifikasi adanya masalah yang ingin harus diselesaikan. Selanjutnya ada unsur
originalitas gagasan yang muncul dalam pikiran seseorang
terkait dengan apa yang teridentifikasi.

1.2. Indikator Berpikir Kreatif


1.2.1. Aspek Kemampuan Berpikir Lancar (Fluency), yaitu mampu menemukan kelemahan
atau kekurangan pada suatu situasi/peristiwa memiliki pencapaian yang paling baik
1.2.2. Aspek Kemampuan Berpikir Luwes (Flexibility), yaitu memberikan beberapa
penafsiran terhadap suatu masalah atau peristiwa
1.2.3. Kemampuan Berpikir orisinil (Originality), yaitu memberikan argumen/gagasan
sendiri terkait dengan masalah atau situasi. Siswa diharapkan mampu untuk memberikan
peramalan terhadap masalah/peristiwa yang terjadi.
1.2.4. Kemampuan Memeperinci (Elaboration), yaitu memberikan arti/jawaban yang lebih
mendalam terhadap suatu malah/kejadian (Wan Syafi’i, 2011).

1.3. Tahapan Berpikir Kreatif


Proses berpikir kreatif memiliki 4 tahapan , antara lain :
a. Preparasi (Preparation)
Pada tahap persiapan ini, seseorang mengamati, mendengarkan, bertanya, membaca,
mengumpulkan, membandingkan, menganalisis, dan mengaitkan semua jenis objek dan
informasi.
Contoh : Seekor angsa beratnya 10 kg, berapa ekor ayam yang kamu perlukan agar
jumlah semua berat badannya sama dengan berat badan angsa itu?
Pada tahap ini, siswa membaca soal tersebut. Lalu mencermati masalah, yakni berapa
ekor ayam yang dibutuhkan agar beratnya sama dengan berat seekor angsa. Siswa
menuliskan informasi yang diperoleh bahwa seekor angsa beratnya 10 kg.
b. Inkubasi (Incubation)
Proses inkubasi adalah proses berpikir secara sadar dan tidak sadar. Tahap berpikir ini
melibatkan bagianbagian dan hubungan, penalaran, dan masa kosong (tidak memikirkan
masalah).
Contoh: Seekor angsa beratnya 10 kg, berapa ekor ayam yang kamu perlukan agar
jumlah semua berat badannya sama dengan berat badan angsa itu?
Siswa mulai memikirkan kemungkinan cara yang dapat digunakan untuk
menyelesaiakan masalah di atas. Siswa terdiam untuk berpikir seolah-olah melupakan
permasalahan yang dia hadapi. Proses berpikir tersebut dapat berlangsung lama maupun
sebentar, hal ini bergantung pada kecerdasan kreatif siswa.
c. Iluminasi (Ilumination)
Pada tahap ini muncul gagasan atau inspirasi untuk menyelesaikan masalah. Inspirasi
biasanya sering muncul ketika masa kosong (inkubasi). Hal ini merupakan melepaskan
tekanan sehingga ide kreatif tiba-tiba muncul seperti ilham.
Contoh: Seekor angsa beratnya 10 kg, berapa ekor ayam yang kamu perlukan agar
jumlah semua berat badannya sama dengan berat badan angsa itu?
Siswa menemukan cara untuk menyelesaikan masalah di atas. Biasanya siswa melihat
kembali informasi yang telah ditulis. Cara yang ditemukan siswa berbedabeda, seperti:
siswa dapat memisalkan berat ayam 1 kg, 2 kg, 5 kg, dan sebagainya. Dengan
memisalkan berat ayam, maka dapat ditemukan banyak ayam yang dibutuhkan agar
setara dengan berat seekor angsa.

d. Verifikasi (Verification)
Tahap ini adalah masa kerja keras. Ini adalah proses pengubahan sebuah ide menjadi
suatu bentuk yang lebih jelas. Dalam hal ini diartikan menguji solusi atau ide yang
diperoleh.

1.4. Nilai Strategis


1.3.1. Jangka Panjang
Menyikapi tantangan abad 21, dimana siswa dituntut mampu menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari melalui sains atau ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Guru
bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Peran guru lebih diarahkan sebagai fasilitator
untuk membimbing bagaimana siswa belajar dan membangun sedniri pengetahuan dan
kemampuan berpikirnya, termasuk berpikir kreatif. (Arifah Purnamaningrum, Sri Dwiastuti,
Riezky Maya Probosari, 2012)
1.3.2. Jangka Pendek
Dengan berpikir kreatif, dapat membuat hasil pembelajaran kognitif para peserta didik di
kelas menjadi meningkat. Semakin tinggi kemampuan berpikir kreatif maka semakin tinggi pula
hasil belajar siswa. Selain itu juga sangat diperlukan dalam era globalisasi seperti saat ini, agar
para peserta didik dapat menyaring mana dampak yang baik dan mana dampak yang buruk
akibat era globalisasi. Sehingga tidak mudah mengikuti arus, melainkan harus memiliki dan
membuat keputusan pribadi sendiri. (Arifah Purnamaningrum, Sri Dwiastuti, Riezky Maya
Probosari, 2012)
1.5. Hasil Survey tentang Berpikir Kreatif di Surakarta
Di Indonesia sudah dilakukan observasi yang meneliti mengenai keterampilan berpikir
kreatif siswa kelas X di SMA Negeri 3 Surakarta tahun pelajaran 2011/2013. Observasi tersebut
menunjukkan bahwa keterampilan berpikir siswa asih rendah sehingga perlu ditingkatkan lagi.
Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatan melalui lembar observasi menggunakan indicator
aspek kemampuan berpikir kreatif yaitu hanya 6,06% siswa yang menunjukkan aspek
kemampuan berpikir lancer (fluency), sedangkan aspek kemampuan berpikir luwes (flexibility),
kemampuan berpikir orisinil (originality), kemampuan memperinci (elaboration), dan
kemampuan menilai (evaluation) masih belum nampak atau 0% dari jumlah siswa. Hasil
observasi diperkuat dengan pemberian tes kemampuan berpikir kreatif siswa, yang menunjukkan
ketercapaian aspek fluency 56,31%, aspek flexibility 51,89%, aspek originality 39,39%, aspek
elaboration 43,56%, dan aspek evaluation 43,49%. Penyebab masih rendahnya keterampilan
berpikir kreatif siswa tersebut disebabkan oleh pembelajaran yang belum memberdayakan
kemampuan berpikir kreatif siswa.
INSTRUMEN BERPIKIR KREATIF
2.1 Cara Pengukuran Keterampilan Berpikir Kreatif
Pengukuran Ketrampilan berpikir kritis dapat dilakukan dengan pemberian penugasan
kepda peserta didik, pemberian angket, maupun observai yang memiliki instrument masing-
masing. Instrument tersebut dapat dilihat di bawah ini.
2.2 Contoh Instrumen Pengukuran Ketrampilan Berpikir Kreatif

Contoh assesmen yang digunakan untuk kompetensi dasar 3.9 kelas X.

TUGAS KELOMPOK
MEMBUAT GAMBAR DAUR BIOGEOKIMIA

I. Kompetensi Inti
 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

II. Kompetensi Dasar


2.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem, dan lingkungan hidup.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung
jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan
proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan
percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua
interaksi yang berlangsung di dalamnya.
4.9 Mendesain bagan tentang interaksi antar komponen ekosistem dan jejaring
makanan yang berlangsung dalam ekosistem dan menyajikan hasilnya dalam
berbagai bentuk media.

III. Tujuan
 Siswa mampu menjelaskan proses daur biogeokimia
 Siswa dapat mengidentifikasi mikroorganisme yang terlibat dalam daur
biogeokimia
 Siswa mampu membuat poster/gambar sebagai media pembelajaran

IV. Petunjuk
1. Buatlah gambar daur biogeokimia sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh guru
2. Penulisan gambar dibuat yang rapi dan estetik
3. Penggunaan warna dan corak gambar yang kreatif
4. Tugas dikumpulkan minggu depan

V. Tugas
Buatlah gambar daur biogeokimia yang telah ditetapkan oleh guru, kemudian
hasil gambar digunakan sebagai media presentasi pada pertemuan selanjutnya.

REKAPITULASI NILAI BERPIKIR KREATIF SISWA


DALAM MEMBUAT GAMBAR DAUR BIOGEOKIMIA

Aspek
SKOR
No yang Bobot
dinilai 1 2 3 4 5 6
Bentuk
1 20 3 4 3 2 4 2
fisik
2 Isi 30 3 3 3 3 3 2
3 Kreatifitas 30 2 4 3 2 3 3
4 Presentasi 20 3 3 3 2 3 3
Jumlah 100 11 14 12 9 13 10
Rata-rata 2.75 3.5 3 2.25 3.25 2.5
Nilai 68.75 87.5 75 56.25 81.25 62.5
Kriteria Sangat Sangat
Tinggi Tinggi Sedang Sedang
Berpikir Kreatif Tinggi Tinggi
RUBRIK PENILAIAN PRODUK

Nama Sekolah : MAN 2 Cirebon


Mata Pelajaran : Biologi
Nama Produk : Gambar daur Biogeokimia
Kelas :XB
Aspek yang
No Skala Deskripsi (Indikator) Skor
di Nilai
1. Produk yang dihasilkan memiliki estetika
Sangat tinggi yaitu perpaduan warna, keserasian
4
baik dalam penempatan objek, dan memiliki
kerapihan produk
Produk yang dihasilkan memiliki estetika
yaitu perpaduan warna, keserasian dalam
Bentuk Baik 3
penempatan objek, dan tidak mempunyai
Fisik
kerapihan produk
Produk yang dihasilkan kurang memiliki
estetika yaitu tidak ada perpaduan warna
Cukup 2
dan keserasian dalam penempatan objek,
serta tidak mempunyai kerapihan produk
Kurang Tidak memiliki estetika 1
2. Isi Lengkap, kalimat yang digunakan tepat,
mudah dimengerti dan menunjukkan
Sangat pemahaman serta penyelesaian masalah,
4
baik penjelasannya detail, penyusunannya
rapih, dan dilengkapi dengan gambar ,
sesuai denga tugas yang diberikan
Kalimat yang digunakan tepat, mudah
dimengerti dan menunjukkan pemahaman
serta penyelesaian masalah,
Baik penjelasannya detail, penyusunannya 3
rapih, dan tidak dilengkapi dengan
gambar , sesuai denga tugas yang
diberikan
Cukup Kalimat yang digunakan sederhana, 2
cukup mudah dimengerti, penjelasannya
cukup, penyusunannya cukup rapih, dan
tidak dilengkapi dengan gambar, sesuai
denga tugas yang diberikan
Kalimat yang digunakan tidak tepat,
penulisan kalimat tidak rapih, tidak
Kurang lengkap, ridak ada gambar, pembuatan 1
asal-asalan, tidak sesuai dengan tugas
yang diberikan
3. Terampil dalam memilih dan
Sangat
menggunakan bahan, kreatif dalam 4
baik
mengembangkan ide
Terampil dalam memilih dan
Baik menggunakan bahan, tidak kreatif dalam 3
Kreativitas mengembangkan ide
Terampil dalam memilih bahan, tidak
Cukup terampil dalam menggunakan bahan, dan 2
tidak kreatif dalam mengembangkan ide
Tidak terampil dalam memilih dan
Kurang menggunakan bahan, dan tidak kreatif 1
dalam mengembangkan ide
4. Memahami materi, penjelasan luas dan
Sangat
jelas dengan bahasa sendiri,pembagian 4
baik
tugas adil
Memahami materi, menjelaskan dengan
Baik bahasa sendiri, pembagian tugas untuk 3
semua anggota kelompok tidak merata
Kurang memahami materi, menjelaskan
Presentasi
dengan membaca buku, pembagian tugas
Cukup 2
untuk semua anggota kelompok adil
(merata)
tidak memahami materi, menjelaskan
dengan membaca buku, pembagian tugas
Kurang 1
untuk semua anggota kelompok tidak
merata.

KISI-KISI INSTRUMEN OBSERVASI


BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : MAN 2 Cirebon
Kelas : XB
Mata Pelajaran : IPA Biologi
Aspek Berpikir
No. Indikator
Kreatif
Pertanyaan untuk
 Menghasilkan banyak gagasan
1. peninggian harapan dan
 Menjawab soal lebih dari satu jawaban
antisipasi
 Memiliki alternatif ide atau gagasan
yang baik
2. Gali informasi yang ada
 Menjawab soal secara beragam atau
bervariasi
 Menghasilkan gagasan dengan cara-cara
Menguraikan secara hati-
yag asli
3. hati dan sistematik terhadap
 Memberikan jawaban yang lain dari
informasi yang tersaji
yang sudah biasa
Siapkan secara fisik  Menguraikan sesuatu secara terinci
4. terhadap informasi yang  Mengembangkan atau memperkaya
dipresentasikan gagasan jawaban suatu soal
 Melakukan pengkajian terhadap ide atau
Perdalam kesadaran tentang
fakta
5. masalah, kesulitan dan
 Mengemukakan alasan kebenaran
kesenjangan informasi
jawaban soal yang telah dibuat
Mendorong sifat-sifat atau
6. kecenderungan pribadi  Bersungguh-sunguh
kreatif
 Mengajukan pertanyaan
Pertinggi kepedulian dan  Terlibat aktif dalam kegiatan
7.
hasrat Ingin Tahu pembelajaran
 Mengikuti pembelajaran

LEMBAR OBSERVASI
BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

I. Tujuan
Untuk mengetahui berpikir kreatif siswa pada saat kegiatan pembelajaran
II. Petunjuk
1. Isilah pernyataan – pernyataan dibawah ini dengan jujur sesuai aspek yang
dimiliki oleh siswa yang diamati
2. Berilah skor untuk setiap pernyataan yang sesuai dengan kenyataan siswa
yang diamati pada kolom yang tersedia
3. Jawaban yang anda berikan harus benar sesuai pengamatan dan kenyataan
III. Lembar Pengamatan Observasi
Aspek Berpikir kreatif Skor
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 Total
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

IV. Keterangan Aspek Berpikir Kreatif :


1. Pertanyaan untuk peninggian harapan dan antisipasi
2. Gali informasi yang ada
3. Menguraikan secara hati-hati dan sistematik terhadap informasi yang
tersaji
4. Siapkan secara fisik terhadap informasi yang dipresentasikan
5. Perdalam kesadaran tentang masalah, kesulitan dan kesenjangan informasi
6. Mendorong sifat-sifat atau kecenderungan pribadi kreatif
7. Pertinggi kepedulian dan hasrat ingin tahu.
Observer

(…………….)
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET SISWA

NO ANGKET
NO INDIKATOR Pernyataan Pernyataan
Positif Negatif
Keterkaitan dan minat terhadap
1. 1, 10.
pembelajaran Biologi
Ketertarikan mengikuti pembelajaran
2. 11,. 12
dengan materi ekosistem
Penerimaan siswa terhadap metode
3. 13, 8, 17, 20.
pembelajaran problem solving
Pengalaman pembelajaran problem
4. 2, 19.
solving
5. Kemampuan siswa dalam berpikir kreatif 5, 7, 9, 15, 16, 18. 3, 4, 6, 14,

INSTRUMEN ANGKET

Nama :
Kelas :
1. Ketentuan mengisi angket
a. Isilah data responden dengan benar pada tempat yang telah
disediakan
b. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan angket dengan teliti
c. Berikanlah pendapat kamu terhadap masing-masing pertanyaan yang
diberikan dengan menuliskan tanda checklist ( √ ) pada kolom jawaban
sesuai dengan pilihan anda
d. Pilihlah jawaban tersebut dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang
Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (SST)

No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya senang belajar biologi dengan
menggunakan metode problem solving
2 Saya tertarik dengan metode observasi
3 Melalui diskusi saya tidak perlu aktif bertanya
4 Saya tidak terbiasa mengajukan pertanyaan
5 saya senang dengan tugas yang diberikan guru
6 Saya malas mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru
7 Saya suka bersebrangan pendapat pada saat
diskusi
8 Saya tidak suka dengan metode yang guru
terapkan
9 Saya percaya diri terhadap jawaban yang saya
berikan
10 Saya tidak suka belajar biologi karena
membosankan
11 Materi ekosistem mudah dipelajari
12 Saya tidak memahami materi yang guru
sampaikan
13 Saya suka pembelajaran dengan berkelompok
14 Dalam presentasi saya tidak perlu aktif
15 Saya menyukai suatu hal yang baru dan
berusaha mendalaminya
16 Saya menghargai pendapat orang lain dalam
diskusi
17 Terlalu banyak tugas yang diberikan oleh guru
18 Saya aktif bertanya untuk meningkatkan
berpikir kreatif
19 Saya tidak suka melakukan pengamatan diluar
kelas
20 Saya tidak termotivasi dengan metode yang
guru gunakan
Keterangan : Tanda * Pernyataan Negatif

RUBRIK PENILAIAN LEMBAR OBSERVASI


BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pertanyaan untuk peninggian harapan dan antisipasi


Skala Kriteria Skor
 Memberikan banyak idea tau gagasan yang tepat dan
Sangat sesuai dengan materi yang sedang dikaji (minimal 3
4
Baik gagasan)
 Ide yang dihasilkan tepat dan logis
 Memberikan idea atau gagasan sesuai dengan materi
Baik yang sedang dikaji (minimal 2 gagasan) 3
 Ide yang dihasilkan kurang tepat
 Hanya sekali memberikan idea tau gagasan
Cukup 2
 Ide yang dihasilkan kurang tepat dan tidak logis
 Tidak memberikan idea tau gagasan sesuai dengan
Kurang 1
materi yang sedang dikaji

2. Gali informasi yang ada


Skala Kriteria Skor
Sangat  Mengajukan pertanyaan pada saat diskusi atau proses 4
Baik pembelajaran
 Mengajukan pertanyaan dengan tepat sesuai dengan
materi
 Mengajukan pertanyaan dengan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami
 Memberikan idea tau gagasan sesuai dengan materi
yang sedang dikaji
 Ide yang dihasilkan tepat dan logis
 Mengajukan pertanyaan pada saat diskusi atau proses
pembelajaran
 Mengajukan pertanyaan dengan kurang tepat sesuai
dengan materi
Baik  Mengajukan pertanyaan dengan menggunakan bahasa 3
yang kurang mudah dipahami
 Memberikan idea atau gagasan sesuai dengan materi
yang sedang dikaji
 Ide yang dihasilkan baik tetapi kurang tepat
 Memberikan idea tau gagasan
 Kurang mengajukan pertanyaan dengan tepat sesuai
dengan materi
 Mengajukan pertanyaan dengan menggunakan bahasa
Cukup 2
yang kurang mudah dipahami
 Kurang mengajukan pertanyaan pada saat diskusi atau
proses pembelajaran
 Ide yang dihasilkan kurang tepat dan tidak logis
 Tidak mengajukan pertanyaan dengan tepat sesuai
dengan materi
 Tidak mengajukan pertanyaan pada saat diskusi atau
proses pembelajaran
Kurang 1
 Mengajukan pertanyaan dengan menggunakan bahasa
yang kurang dipahami
 Tidak memberikan idea tau gagasan sesuai dengan
materi yang sedang dikaji

3. Menguraikan secara hati-hati dan sistematik terhadap informasi yang


tersaji
Skala Kriteria Skor
 Penggunaan bahasa atau kalimat yang tepat dan jelas
dalam menyampaikan ide, pendapat atau
Sangat menyimpulkan materi
 Menyampaikan ide, pendapat atau kesimpulan materi 4
Baik
secara tepat, jelas dan mudah dimengerti
 Kesesuaian antara masalah yang sedang dikaji dengan
penyelesaiannya
Baik  Penggunaan bahasa atau kalimat yang baik dalam 3
menyampaikan ide, pendapat atau menyimpulkan
materi
 Menyampaikan ide, pendapat atau kesimpulan materi
secara baik
 Kesesuaian antara masalah yang sedang dikaji dengan
penyelesaiannya
 Penggunaan bahasa atau kalimat yang digunakan dalam
menyampaikan ide, pendapat atau menyimpulkan
materi cukup baik
Cukup  Menyampaikan ide, pendapat atau kesimpulan materi 2
kurang tepat
 Penyelesaian masalah tidak sesuai dengan masalah
yang sedang dikaji
 Tidak menggunakan bahasa atau kalimat yang baik dan
mudah dimengerti dalam menyampaikan ide, atau
Kurang pendapat 1
 Tidak memberikan ide, pendapat dalam penyelesaian
masalah yang sedang dikaji

4. Siapkan secara fisik terhadap informasi yang dipresentasikan


Skala Kriteria Skor
 Menyiapkan media pembelajaran yang telah dibuat
 Memahami materi, penjelasan luas dan jelas dengan
bahasa sendiri,
 Pembagian tugas presentasi adil
Sangat  Mengkaji dan menganalisis materi dari literatur yang
4
Baik diperoleh
 Menyimpulkan materi sesuai dengan topik yang sedang
dikaji
 Mengkaji dan menganalisis materi dari literatur yang
diperoleh
 Menyiapkan media pembelajaran yang telah dibuat
 Memahami materi, menjelaskan dengan bahasa sendiri,
 Pembagian tugas untuk semua anggota kelompok
kurang merata
 Ditunjang dengan literature yang berkaitan dengan
Baik 3
topik yang sedang dikaji (2 literatur)
 Menyimpulkan materi sesuai dengan topic yang sedang
dikaji
 Mengkaji dan menganalisis materi dari literatur yang
diperoleh
Cukup  Menyiapkan media pembelajaran yang telah dibuat 2
 Kurang memahami materi, menjelaskan dengan
membaca buku
 Pembagian tugas untuk semua anggota kelompok
kurang adil (merata)
 Ditunjang dengan literature yang berkaitan dengan
topik yang sedang dikaji ( 1 literatur)
 Mengkaji dan menganalisis materi dari literatur yang
diperoleh
 Tidak memberikan Menyimpulkan materi kurang
sesuai dengan topic yang sedang dikaji
 Tidak Menyiapkan media pembelajaran yang telah
dibuat
 Tidak memahami materi, menjelaskan dengan
membaca buku,
 Pembagian tugas untuk semua anggota kelompok tidak
Kurang 1
merata.
 Mencari literatur (1 literatur)
 Literatur tidak sesuai dengan topik yang sedang dikaji
 Tidak mengkaji dan menganalisis materi dan literatur
yang diperoleh

5. Perdalam kesadaran tentang masalah, kesulitan dan kesenjangan


informasi
Skala Kriteria Skor
 Mencari literature sebanyak mungkin dari berbagai
sumber (minimal 3 literatur)
 Literatur sesuai dengan topik yang sedang dikaji
Sangat
 Mengkaji dan menganalisis materi dan literatur yang 4
Baik
diperoleh
 Menyimpulkan materi sesuai dengan topic yang sedang
dikaji
 Mencari literature (2 literatur)
 Literatur sesuai dengan topik yang sedang dikaji
 Mengkaji dan menganalisis materi dan literatur yang
Baik 3
diperoleh
 Menyimpulkan materi kurang sesuai dengan topic yang
sedang dikaji
 Mencari literature ( 1 literatur)
 Literatur tidak sesuai dengan topik yang sedang dikaji
 Mengkaji dan menganalisis materi dan literatur yang
Cukup 2
diperoleh
 Tidak memberikan menyimpulkan materi sesuai
dengan topic yang sedang dikaji
 Mencari literature ( 1 literatur)
 Literatur tidak sesuai dengan topik yang sedang dikaji
 Tidak mengkaji dan menganalisis materi dan literatur
Kurang 1
yang diperoleh
 Tidak memberikan menyimpulkan materi sesuai
dengan topic yang sedang dikaji
6. Mendorong sifat-sifat atau kecenderungan pribadi kreatif
Skala Kriteria Skor
 Memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan
oleh guru atau teman
Sangat  Mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru
4
Baik atau teman
 Mencatat semua materi yang diperoleh dari penjelasan
guru atau teman
 Memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan
oleh guru atau teman
 Mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru
Baik 3
atau teman
 Mencatat sebagian materi yang diperoleh dari
penjelasan guru atau teman
 Mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru
atau teman
Cukup 2
 Tidak mencatat materi yang diperoleh dari penjelasan
guru atau teman
 Tidak memperhatikan penjelasan materi yang
Kurang 1
disampaikan oleh guru atau teman

7. Pertinggi kepedulian dan hasrat ingin tahu


Skala Kriteria Skor
 Menunjukkan sikap ingin tahu dalam setiap langkah-
langkah pembelajaran
 Menunjukkan sikap yang sopan dan mematuhi semua
perintah guru
Sangat  Sering mengajukan pertanyaan
4
Baik  Pertanyaan yang disampaikan tepat dan sesuai dengan
topik yang sedang dikaji
 Mengikuti kegiatan pembelajaran atau diskusi sampai
selesai
 Aktif dalam kegiatan pembelajaran atau diskusi
 Menunjukkan sikap ingin tahu dalam setiap langkah-
langkah pembelajaran
 Menunjukkan sikap yang sopan dan mematuhi semua
perintah guru
 Sering mengajukan pertanyaan
Baik 3
 Pertanyaan yang disampaikan kurang sesuai dengan
topik yang sedang dikaji
 Mengikuti kegiatan pembelajaran atau diskusi sampai
selesai
 Aktif dalam kegiatan pembelajaran atau diskusi
 Menunjukkan sikap yang kurang ingin tahu dalam
setiap langkah-langkah pembelajaran
 Menunjukkan sikap yang kurang sopan dan mematuhi
kurang semua perintah guru
 Hanya sekali mengajukan pertanyaan
Cukup 2
 Pertanyaan tidak sesuai dengan topik yang sedang
dikaji
 Mengikuti kegiatan pembelajaran atau diskusi sampai
selesai
 Tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran atau diskusi
 Menunjukkan sikap tidak ingin tahu dalam setiap
langkah-langkah pembelajaran
 Menunjukkan sikap yang tidak sopan dan tidak
mematuhi semua perintah guru
Kurang  Tidak mengajukan pertanyaan 1
 Tidak mengikuti kegiatan pembelajaran atau diskusi
sampai selesai
 Tidak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran atau
diskusi

3.2 Cara Pemberdayaan Keterampilan Berpikir Kreatif

Pemberdayaan ketrampilan berpikir kreatif dapat dilakukan dengan :


a. Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang dilakukan
dengan menghadapkan siswa pada permasalahan yang nyata pada
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya
sendiri dalam memecahakan masalah dan mengupayakan berbagai macam
solusinya, yang mendorong siswa untuk berpikir kreatif.
PBL dapat mendorong siswa untuk mengutarakan gagasan yang bervariasi
dan memberikan kesempatan siswa untuk menginterpretasikan suatu
fenomena atau demonstrasi, aktivitas ini dapat mengakomodasi aspek
keterampilan berpikir kreatif yaitu fluency dan flexibility. Tahap
selanjutnya siswa mengumpulkan informasi yang sesuai untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, siswa dapat
menambahkan ide-ide orisinilnya dalam pemecahan masalah, kegiatan ini
akan membantu siswa mengembangkan aspek originality. Siswa kemudian
merencanakan dan menyiapkan laporan dan menyajikannya kepada teman-
teman yang lain, pada kegiatan ini diharapkan siswa lain dapat
menambahkan gagasannya untuk memperkaya gagasan yang sudah
dipresentasikan, sehingga mengembangkan aspek kemampuan memperinci
atau elaboration. Kemampuan untuk menilai atau aspek evaluation akan
muncul pada proses Problem Based Learning tahap analisis dan evaluasi
pemecahan masalah, dengan dibantu oleh guru, siswa memberikan
pertimbangan terhadap penyelesaian suatu masalah yang telah
dikemukakan atas dasar sudut pandangnya sendiri. Selain itu, Problem
Based Learning melibatkan siswa secara aktif dalam menemukan masalah
dan mengutarakan alternatif-alternatif pemecahannya. Sehingga siswa
tidak merasa jenuh karena dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran.
(Purnamaningrum, 2012)
b. Project Based Learning
Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kreativitasnya dalam merancang dan membuat sebuah
proyek yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan. Selain
itu, model pembelajaran ini juga berlangsung secara sistematis dan dapat
menciptakan pembelajaran baru yang merefleksikan lingkungan tempat
dimana siswa berada dan belajar.
Model pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang berpusat pada keaktifan siswa (student center learning),
guru belajar dari dan bersama siswa. Selama pembuatan proyek, siswa bisa
melatih dan mengembangkan keterampilan proses sains mereka yaitu
seperti mengamati, menggunakan alat dan bahan, menginterpretasikan,
merencanakan proyek, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan dan
berkomunikasi dengan baik.
Model pembelajaran project based learning lebih efektif dan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, yang artinya model
project based learning lebih memberikan peran aktif kepada siswa dalam
pembelajaran untuk menggali kemampuannya sendiri dan menerapkan
dalam investigasi serta untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Kemampuan berpikir kreatif siswa tersebut ditunjukan dari
penerapan model project based learning yang menekankan pada proses
pembelajarannya bukan dari produknya. Dimana proses pembelajaran dari
model ini terdapat enam tahap yaitu penyajian masalah, perencanaan,
penjadwalan, monitoring, penilaian, dan evaluasi. Dari tahap penyajian
masalah tersebut siswa diminta untuk menentukan alat dan bahan serta
cara kerja proyek, sehingga hal tersebut melatih siswa untuk berpikir
kreatif dan dibuktikan pada percobaan dalam proyek, yang kemudian
didapatkan hasil laporan proyek siswa sebagai hasil akhir dari proses
pembelajaran model project based learning. Dan hasilnya dari penekanan
proses model pembelajaran berbasis proyek tersebut dapat memunculkan
ide kreatif siswa terhadap permasalahan yang disajikan. Selain itu, juga
dari hasil post-test menunjukan bahwa proses dari model project based
learning dapat meningkatkan serta mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif siswa (Chasanah,2016)
RANCANGAN PENELITIAN

3.1. Sasaran Sekolah


Sekolah yang akan menjadi sasaran penilitian adalah MA Al-Islam
Jamsaren yang berlokasi di JL. Veteran 263, Serengan, Kota Surakarta, Jawa
Tengah
3.2. Profil Sekolah
MA Al-Islam Jamsaren Surakarta merupakan Sekolah Menengah Atas
berciri khas Islam, madrasah yang memadukan antara kurikulum pendidikan
umum (SMA) dan kurikulum pendidikan agama Islam (MA).
MA Al-Islam Jamsaren Surakarta berdiri sejak tahun 1942 yang kemudian
dinegerikan menjadi MAAIN (sekarang MAN) pada tahun 1967 dan
bersamaan dengan itu Yayasan Perguruan Al-Islam tetap konsisten
melanjutkan pendidikan MA – SMA Al-Islam. Pada tahun 1989 institusi yang
berada di bawah dua naungan tersebut (KEMENAG dan KEMENDIKNAS)
dipisahkan menjadi dua :
1. MA Al-Islam Jamsaren Surakarta di bawah naungan Kementerian Agama
dengan tetap memadukan kurikulum SMA dan MA berada di lokasi
Pondok Pesantren Jamsaren Surakarta Jl. Veteran No. 263 Serengan Solo.
2. SMA Al-Islam di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan berada di Jl. Honggowongso Surakarta
 Saat ini MA Al-Islam jamsaren memiliki 9 kelas yang terdiri atas:
 1 Kelas X ilmu alam
 2 Kelas X ilmu sosial
 1 Kelas XI ilmu alam
 2 Kelas XI ilmu sosial
 1 Kelas XII ilmu alam
 2 Kelas XII ilmu social
Jumlah siswa yang saat ini menempuh pendidikan di MA Al-islam
Jamsaren adalah sebanyak 217 siswa.

3.3 Rencana Penetapan Sampel


Penelitian ini menggunakan tiga sumber data penting yang disajikan
sebagai sasaran pengambilan dan pengumpulan data serta informasi
penelitian. Sumber data tersebut meliputi: 1) tempat dan peristiwa 2)
informan 3) dokumen. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa saat kegiatan
pembelajaran. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah
dengan menggunakan metode interaktif (lembar observasi, wawancara) dan
noninteraktif (angket, dokumentasi, tes) (Sutopo, 2002). Teknis analisis yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif berdasarkan hasil
observasi.
Sampel yang akan peneliti gunakan adalah siswa dan siswa MA Al-islam
Jamsaren kelas X ilmu alam, dimana pada siswa kelas x masih dalam masa
adaptasi dari SMP. Peneliti berencana menggunakan model PBL sebagai
model pembelajaran yang dinilai akan menjadi akomodasi untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pada siswa.
3.4 Pengambilan Teknik Sampling
Sampel yang digunakan adalah seluruh siswa kelas X ilmu alam. Peneliti
menggunakan prinsip probability sampling yaitu simple random sampling
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel dan tidak memperhatikan syarat
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Arifah Purnamaningrum, Sri Dwiastuti, Riezky Maya Probosari, N. (2012).
Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui Problem Based Learning
(PBL) Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3
Surakarta, 4(September), 39–51.
Chasanah, Angga Risnaini Uswatun., Nur Khoiri. , Harto Nuroso. (2016).
Efektivitas Model Project Based Learning terhadap Keterampilan Proses
Sains dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Pokok Bahasan Kalor
Kelas X SMAN 1 Wonosegoro Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Penelitian
Pembelajaran Fisika .7 : 19-24
Lado, H., Hayati, I. N., Akbarita, R., Afifah, A., Evanty, H., Wulan, E. R., … Arif,
S. (2016). Jurnal pembelajaran matematika, (1).
Liliawati, W. (2011). Pembekalan Keterampilan Berpikir Kreatif Ssiswa SMA
Melalui Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah. Jurnal Pengajaran MIPA,
16, 93–98.
Munandar, U. (1999). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.
Penuntun bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Grasindo.
Purnamaningrum, Arifah.,Sri Dwiastuti., Riezky Maya Probosari., Noviawati.
(2012). PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
MELALUI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA
PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X-10 SMA NEGERI 3
SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Pendidikan Biologi. 4(3)
: 39-51
Rohaeti, E. (2008). Pembelajaran dengan Pendekatan Ekspositori untuk
Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematik Siswa
SMP. Disertasi Doktor pada SPS. UPI: Tidak diterbitkan..
Wan Syafi’i, E. S. dan A. R. S. (2011). Kemampuan Berpikir Kreatif dan
Penguasaan Konsep Siswa melalui Model Problem Based Learning (PBL)
dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI IPA SMAN 2 Pekanbaru Tahun Ajaran
2010/2011. Jurnal Biogenesis, 8, 1–7.

Вам также может понравиться