Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ANTARA
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DENGAN
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
TENTANG
PEMBIAYAAN PENINGKATAN PROGRAM PUSKESMAS DAN KUALITAS BALITA
Pada hari ini, Kamis tanggal dua bulan Januari tahun Dua Ribu Empat Belas
bertempat di Surabaya, yang bertanda tangan di bawah ini:
Dr. H. SOEKARWO : Gubernur Jawa Timur, berkedudukan di
Jalan Pahlawan Nomor 110 Surabaya, dalam
hal ini bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA;
Berdasarkan:
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian.
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
7. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga
Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
2
Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi
Calon Pegawai Negeri Sipil.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja
Sama Daerah.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2010 tentang Tarif Pemotongan dan
Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan yang Menjadi Beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis
Tata Cara Kerja Sama Daerah.
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2009 tentang Tata Cara
Pembinaan dan Pengawasan Kerja Sama Antar Daerah.
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu.
16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 913/Menkes/SK/VII/2002 tentang Angka
Kecukupan Gizi (AKG).
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1540/MENKES/SK/XII/2002 tentang
Penempatan Tenaga Medis Melalui Masa Bakti dan Cara Lain.
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 128/MENKES/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas.
19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 922/MENKES/SK/X/2008 tentang
Pedoman Teknis Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.
20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem
Kesehatan Nasional.
21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 899/Menkes/SK/X/2009 tentang
Spesifikasi PMT balita usia 2 – 5 tahun, anak Usia Sekolah Dasar dan Ibu Hamil.
22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 –
2025.
23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perbaikan
Gizi.
24. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 188/23/KTPS/013/2007 tentang Sistem
Kesehatan Provinsi.
25. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun
2009 – 2014.
26. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pondok Kesehatan
Desa (Ponkesdes) di Jawa Timur.
27. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan
Gubernur Jawa Timur Nomor 63 Tahun 2011 tentang Pengembangan Anak Usia
Dini Holistik Integratif Provinsi Jawa Timur.
28. Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah
Kabupaten Sumenep Nomor: 120.1/79/012/2009 dan Nomor :
050/1261/435.021/2009 tentang Kerjasama Pembangunan Daerah.
3
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, yang selanjutnya disebut PARA PIHAK sepakat
mengadakan Perjanjian Kerjasama tentang Pembiayaan Program Peningkatan Jaringan
Puskesmas dan Pengembangan Taman Posyandu yang meliputi :
1. Perluasan fungsi Pondok Bersalin Desa menjadi Pondok Kesehatan Desa.
2. Peningkatan Puskesmas Rawat Inap Menjadi Puskesmas Pemberi Layanan
Unggulan Spesialis (PLUS).
3. Pengembangan Puskesmas Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar.
4. Pengembangan Puskesmas Pembantu Menjadi Puskesmas Pembantu yang
Melayani Gawat Darurat dan observasi.
5. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan Balita Gizi Buruk.
6. Pengembangan Taman Posyandu.
dengan ketentuan sebagai berikut :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud dari perjanjian kerjasama ini adalah untuk menggabungkan dan
mensinergikan potensi dari PARA PIHAK didalam memberikan pelayanan
kesehatan melalui bantuan keuangan bidang kesehatan
(2) Tujuan dari perjanjian kerjasama ini adalah peningkatan dan pendekatan akses
dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memberikan rehabilitasi
dalam rangka pemulihan kondisi status gizi balita sehingga status gizi balita
menjadi lebih baik dan sehat serta pengembangan Posyandu Purnama atau
Mandiri dengan layanan tambahan PAUD dan BKB.
BAB III
OBYEK DAN RUANG LINGKUP
Pasal 3
(1) Obyek Perjanjian Kerjasama ini adalah Peningkatan Jaringan Puskesmas dan
Pengembangan Taman Posyandu
(2) Ruang Lingkup Perjanjian Kerjasama ini adalah Pengelolaan Jaringan Puskesmas,
Pembentukan Taman Posyandu, Penyediaan Dana Pembinaan dan Evaluasi
Pelaksana Pelayanan Kesehatan, meliputi:
a. Penyediaan dana bantuan keuangan bidang kesehatan oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur untuk pembiayaan honor tenaga perawat Ponkesdes
penuh dan sharing dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep.
b. Penyediaan dana bantuan keuangan bidang kesehatan oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur untuk insentif tenaga dokter umum sebagai dokter PTT
daerah.
5
c. Penyediaan dana bantuan keuangan bidang kesehatan oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur untuk PMT pemulihan balita gizi buruk bagi
Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
d. Penyediaan dana bantuan keuangan bidang kesehatan oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur untuk pengembangan Taman Posyandu dalam bentuk
Sosialisasi Kegiatan Pendampingan Taman Posyandu, Pendampingan Taman
Posyandu, Pembentukan Taman Posyandu dan Pembinaan Taman Posyandu.
BAB IV
PELAKSANAAN
Pasal 4
(1) Pelaksanaan Perluasan Fungsi Polindes menjadi Ponkesdes yang diatur dalam
Perjanjian Kerjasama ini adalah:
a. Polindes yang ditunjuk untuk diperluas fungsinya adalah Polindes di desa
yang tidak ada Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, serta Polindes yang
sudah memiliki bangunan bukan milik perorangan dan diutamakan sudah
ada bidan yang ditempatkan di desa tersebut;
b. Penempatan tenaga perawat di setiap Polindes yang akan dijadikan
Ponkesdes;
c. Pendanaan Ponkesdes yang disepakati oleh PARA PIHAK di tahun 2010 adalah
100 (seratus) Ponkesdes dengan dana sharing dan 25 (dua puluh lima)
Ponkesdes dengan pembiayaan penuh dari Provinsi;
d. Pendanaan Ponkesdes yang disepakati oleh PARA PIHAK di tahun 2011 adalah
30 (tiga puluh) Ponkesdes dengan dana sharing dan 30 (tiga puluh) Ponkesdes
dengan dana penuh dari Provinsi;
e. Pendanaan Ponkesdes yang disepakati oleh PARA PIHAK di tahun 2012 adalah
46 (empat puluh enam) Ponkesdes dengan dana sharing.
(2) Peningkatan Puskesmas Rawat Inap Menjadi Puskesmas Pemberi Layanan
Unggulan Spesialis (PLUS) adalah:
a. Merupakan pengembangan Puskesmas Rawat Inap menjadi Puskesmas rawat
Inap dengan layanan unggulan kunjungan spesialis kandungan dan atau
spesialis anak sebulan 4 (empat) kali
b. Pemilihan spesialis tersebut dalam rangka penurunan angka kematian ibu
dan bayi yang menjadi prioritas untuk segera ditangani
c. Selain itu ditempatkan juga dokter umum yang diangkat sebagai dokter
umum PTT Kabupaten Sumenep untuk meningkatkan pelayanan di
Puskesmas
(3) Pengembangan Puskesmas Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar:
a. Puskesmas layanan rawat inap 24 (dua puluh empat) jam dengan pelayanan
sesuai standar yang telah ditetapkan
b. Penempatan tenaga dokter umum yang diangkat sebagai dokter umum PTT
Kabupaten Sumenep
(4) Pelaksanaan Peningkatan Puskesmas Rawat Inap dan Puskesmas Pembantu dengan
Pelayanan Kegawatdaruratan yang diatur dalam perjanjian kerjasama ini adalah:
a. PARA PIHAK telah menyepakati di tahun 2010 adalah 1 (satu) Puskesmas
Rawat Inap menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS dan 1 (satu) Puskesmas
Rawat Inap Sesuai Standar dengan pembiayaan dana bantuan keuangan;
b. PARA PIHAK telah menyepakati di tahun 2011 adalah 1 (satu) Puskesmas
Rawat Inap menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS dan 1 (satu) Puskesmas
Rawat Inap Sesuai Standar dengan pembiayaan dana bantuan keuangan;
c. PARA PIHAK telah menyepakati di tahun 2012 adalah 1 (satu) Puskesmas
Rawat Inap menjadi Puskesmas Rawat Inap Sesuai Standar dan 2 (dua)
Puskesmas Pembantu dengan Pelayanan Kegawatdaruratan dengan
pembiayaan dana bantuan keuangan;
d. PARA PIHAK telah menyepakati di tahun 2013 adalah 2 (dua) Puskesmas
Rawat Inap menjadi Puskesmas Rawat Inap Sesuai Standar dan 3 (tiga)
6
Puskesmas Pembantu dengan Pelayanan Kegawatdaruratan dengan
pembiayaan dana bantuan keuangan.
(5) Pelaksanaan Pemberian Makanan tambahan Pemulihan bagi balita Gizi Buruk/Gizi
Kurang ini adalah:
a. Pengadaan PMT Pemulihan balita gizi buruk disepakati untuk dilaksanakan
oleh pihak kedua melalui panitia pengadaan di daerah;
b. Pendanaan pengadaan PMT Pemulihan balita gizi buruk disediakan oleh
PIHAK PERTAMA sesuai alokasi.
Pasal 5
BAB V
PENATAUSAHAAN
Pasal 6
(1) Penggunaan anggaran bantuan keuangan bidang kesehatan tersebut harus sesuai
dengan peruntukannya.
(2) Apabila dana bantuan keuangan bidang kesehatan dalam pelaksanaannya yang
sesuai dengan peruntukannya terdapat sisa pemanfaatan pada akhir tahun
anggaran berkenaan, maka harus dianggarkan kembali dalam APBD pada tahun
berikutnya sesuai dengan peruntukannya.
(3) Dalam hal mekanisme pencairan dana bantuan keuangan bidang kesehatan, agar
segera memerintahkan pejabat terkait untuk melakukan koordinasi dengan Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Jawa Timur untuk selanjutnya
dikoordinasikan dengan Pengelola Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota masing-
masing.
(4) Dalam hal pelaksanaan dana bantuan keuangan bidang kesehatan berpedoman
pada Petunjuk Teknis Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur.
(5) Bupati/Walikota wajib melakukan pengendalian bantuan keuangan sesuai dengan
mekanisme dalam pengelolaan APBD Kabupaten/Kota.
BAB VI
KEWAJIBAN DAN HAK PARA PIHAK
Pasal 7
Kewajiban
7
(3) Peningkatan Puskesmas Rawat Inap Menjadi Puskesmas Rawat Inap Sesuai
Standar:
a) PIHAK PERTAMA berkewajiban:
1. Menyediakan Dana Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan untuk insentif
1 (satu) orang tenaga Dokter Umum sebagai Tenaga Dokter PTT Daerah
masing-masing sebesar Rp. 2.050.000,- (dua juta lima puluh ribu rupiah)
per bulan selama 12 (dua belas) bulan di Puskesmas Rawat Inap Sesuai
Standar yang dikembangkan oleh Kabupaten Sumenep tahun 2010;
2. Menyediakan Dana Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan untuk insentif
1 (satu) orang tenaga Dokter Umum sebagai Tenaga Dokter PTT Daerah
masing-masing sebesar Rp. 2.050.000,- (dua juta lima puluh ribu rupiah)
per bulan selama 12 (dua belas) bulan di Puskesmas Rawat Inap Sesuai
Standar yang dikembangkan oleh Kabupaten Sumenep tahun 2011;
3. Menyediakan Dana Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan untuk insentif
1 (satu) orang tenaga Dokter Umum sebagai Tenaga Dokter PTT Daerah
masing-masing sebesar Rp. 2.050.000,- (dua juta lima puluh ribu rupiah)
per bulan selama 12 (dua belas) bulan di Puskesmas Rawat Inap Sesuai
Standar yang dikembangkan oleh Kabupaten Sumenep tahun 2012;
4. Menyediakan Dana Bantuan Keuangan Bidang Kesehatan untuk insentif
2 (dua) orang tenaga Dokter Umum sebagai Tenaga Dokter PTT Daerah
sebesar Rp. 2.050.000,- (dua juta lima puluh ribu rupiah) per bulan
selama 12 (dua belas) bulan di 2 (dua) Puskesmas Rawat Inap Sesuai
Standar yang dikembangkan oleh Kabupaten Sumenep tahun 2013.
(4) Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan bagi balita Gizi Buruk/Gizi Kurang
a) PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk menyediakan Dana Bantuan Keuangan
Bidang Kesehatan sebesar Rp. 60.000.000,- (Enam Puluh Juta Rupiah) untuk
PMT Pemulihan 50 balita gizi buruk di Kabupaten Sumenep.
b) PIHAK KEDUA berkewajiban:
1. Melakukan pengadaan PMT Pemulihan balita gizi buruk;
2. Mendukung kegiatan PMT Pemulihan balita gizi buruk;
3. Menyalurkan PMT Pemulihan balita gizi buruk kepada sasaran bekerja
sama dengan TP-PKK dan jajaran sektor kesehatan;
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi mengenai kegitan tersebut;
5. Membuat laporan pelaksanaan PMT Pemulihan balita setiap bulan
mengenai kegiatan tersebut.
Rincian pembagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini.
Pasal 8
Hak
Dalam pelaksanaan Perjanjian Kerjasama ini PARA PIHAK mempunyai hak sebagai
berikut:
(1) Perluasan Fungsi Polindes menjadi Ponkesdes
a) PIHAK PERTAMA berhak :
1. Menerima laporan triwulan pada pelaksanaan Ponkesdes dari PIHAK
KEDUA;
2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pada pelaksanaan Ponkesdes
PIHAK KEDUA.
(4) Pemberian Makanan tambahan Pemulihan bagi balita gizi buruk/gizi kurang
a) PIHAK PERTAMA berhak :
1. Menghentikan bantuan PMT Pemulihan balita gizi buruk yang di kelola
pihak kedua apabila dalam pelaksanaanya menyimpang dari kesepakatan
yang di tanda tangani dan pihak kedua bertanggung jawab untuk
mengembalikan seluruh bantuan PMT Pemulihan balita yang diterima;
2. Mendapatkan laporan pelaksanaan kegiatan bantuan PMT Pemulihan
balita gizi buruk setiap 1 (satu) bulan mengenai kegiatan yang dilakukan;
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pada pelaksanaan PMT Pemulihan
balita gizi buruk oleh pihak kedua.
(1) Dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur merupakan dana bantuan keuangan
bidang kesehatan, sehingga perlu dicantumkan dalam APBD Kabupaten Sumenep
Tahun Anggaran 2014.
(2) Pembiayaan yang menyangkut perekrutan, proses pengadaan alat dan bahan,
penyimpanan, distribusi, monitoring dan evaluasi serta laporan dibiayai oleh
Kabupaten Sumenep.
(3) Kabupaten/Kota yang melaksanakan program Icon dapat memberikan tambahan
honor bagi tenaga kesehatan yang ada di Ponkesdes, Puskesmas Rawat Inap
Standar dan Puskesmas Rawat Inap PLUS melalui dana APBD Kabupaten
Sumenep.
BAB VIII
JANGKA WAKTU
Pasal 10
(1) Perjanjian kerjasama ini berlaku selama 12 (dua belas) bulan terhitung sejak bulan
Januari 2014 sampai dengan bulan Desember 2014.
(2) Jangka waktu perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diperpanjang atas kesepakatan PARA PIHAK.
BAB IX
BERAKHIRNYA PERJANJIAN
Pasal 11
(1) Perjanjian kerjasama ini dapat diakhiri dan/atau dinyatakan berakhir oleh PARA
PIHAK berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerjasama;
b. Kesepakatan bersama PARA PIHAK untuk mengakhiri perjanjian kerjasama ini
yang dibuat secara tertulis;
c. Adanya ketentuan Pemerintah dan/atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang mengakibatkan perjanjian kerjasama ini tidak dapat
dilaksanakan dan/atau tidak mungkin dilanjutkan;
d. Salah satu pihak tidak memenuhi atau melanggar salah satu atau lebih
ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerjasama ini (wanprestasi).
(2) Perjanjian kerjasama ini akan dilakukan perubahan oleh PARA PIHAK, apabila
dalam pelaksanaannya terdapat klausul yang berbeda dengan ketentuan
Pemerintah/Pemerintah Daerah dan/atau ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Sehubungan dengan pengakhiran perjanjian kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat
dan setuju untuk melepaskan ketentuan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata sepanjang ketentuan tersebut mensyaratkan adanya
suatu putusan atau penetapan pengadilan untuk menghentikan/mengakhiri suatu
perjanjian.
BAB X
14
KEADAAN KAHAR
Pasal 12
(1) Yang disebut dengan force majeure dalam perjanjian kerjasama ini adalah semua kejadian di
luar kemauan atau kemampuan PARA PIHAK walaupun sudah diupayakan pencegahannya,
seperti bencana alam, wabah penyakit, pemberontakan, huru-hara, perang, kebakaran,
sabotase, pemogokan umum yang mengakibatkan salah satu atau PARA PIHAK tidak dapat
melaksanakan kewajibannya menurut perjanjian kerjasama ini.
(2) Dalam hal terjadi force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pihak yang terkena force
majeure wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari kalender sejak terjadinya force majeure.
(3) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu pihak sebagai akibat terjadinya force
majeure bukan merupakan tanggung jawab pihak lainnya.
(4) Apabila terjadi force majeure akan diadakan musyawarah oleh PARA PIHAK, dan
selanjutnya dituangkan dalam perubahan perjanjian tersendiri.
BAB XI
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 13
(1) Apabila terjadi perselisihan pendapat dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini, maka
penyelesaian perselisihan diupayakan melalui musyawarah untuk mufakat antara PARA
PIHAK.
(2) Apabila penyelesaian perselisihan secara musyawarah tidak mencapai mufakat, maka PARA
PIHAK sepakat untuk menyelesaikan ke Kementerian Dalam Negeri RI.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 14
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian kerjasama ini dan dianggap perlu
untuk dilakukan perubahan dan/atau penambahan maka akan diatur lebih lanjut
dalam perjanjian tambahan/addendum atau surat-menyurat yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari perjanjian kerjasama ini.
(2) Perubahan ketentuan dan jangka waktu perjanjian kerjasama ini dilakukan atas
persetujuan PARA PIHAK.
(3) Lampiran perjanjian kerjasama yang telah disepakati PARA PIHAK merupakan
bagian tidak terpisahkan dari perjanjian kerjasama ini.
(4) PARA PIHAK telah membaca dan mengerti maksud dan isi dari perjanjian
kerjasama ini.
(5) Perjanjian kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) masing-masing bermaterai
cukup dan memiliki kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.