Вы находитесь на странице: 1из 20

Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

BAB III
PENDEKATAN TEKNIS

3.1. PENDEKATAN UMUM

Dalam studi ini perlu dilakukan pendekatan baik yang bersifat umum maupun
teknis. Pemecahan masalah dalam review DED drainase ini, dilakukan pendekatan
ke dalam 3 (tiga) proses yaitu input (masukan data), process (pengolahan data)
dan output (keluaran/hasil) seperti berikut di bawah ini.

Gambar 3.1 Bagan Alir Input, Proses dan Output

INPUT PROSES OUTPUT

a. Kajian RTRW (arahan


& renc. kota)
Peran Serta
b. Data Inventarisasi Masyarakat
Sistem Drainase

c. Data Hidrologi

d. Data Topografi &


Geologi
Analisis :
a. Kriteria Desain
Teknis
e. Data Genangan & Indikasi
Banjir b. Outline Jaringan
Sistem Drainase Program
Data Kota Rekomendasi
f. c. Out Line Penanga- Prioritas
Tata Guna Lahan
nan Drainase dan (DED)
Data Sosek & Genangan Program
g.
Kependudukan Banjir rancangan Jangka
e. Dimensi Hidraulika
f. Urutan Prioritas
Panjang
h. Data Prasarana &
Utilitas Penanganan (biaya
dan manfaat)
i. Data Kapasitas
Prasarana Yang Ada

Prioritas
j. Pembangunan Daerah Pola Pengelolaan oleh
Pemerintah
Pengaturan Kelem-
k. bagaan dan peraturan2

III – 1
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

3.2. LINGKUP PEKERJAAN


Dalam melaksanakan kegiatan perencanaan teknis Review DED Drainase Kota
Singaraja dan sekitarnya serta untuk mencapai sasaran dari studi di atas, maka
dilakukan kajian menyeluruh dan sistematis sesuai dengan lingkup pekerjaan yang
diuraikan di bawah ini.

3.2.1. Cakupan Review DED Drainase

Review DED Drainase perkotaan ini merupakan perencanaan menyeluruh sistem


drainase perkotaan untuk Kota Singaraja dan sekitarnya untuk waktu
perencanaan 25 tahun dan dapat dilakukan peninjauan kembali sesuai dengan
keperluan.

Adapun cakupan pekerjaannya adalah :

a. Pengumpulan dan pengecekan data

1. Pengumpulan dan pengecekan data.


- Mempelajari studi-studi terkait yang sudah ada di wilayah
perencanaan yang berhubungan dengan kegiatan ini.
- Data tata guna tanah/lahan (dari rencana induk tata guna lahan untuk
rencana pengembangan).
- Data kondisi fisik wilayah dari peta topografi dan survey
pendahuluan untuk menetapkan koefisien limpasan yang alami dan
lebar daerah pemilikan.
- Data hidrologi (data hujan, catatan banjir/genangan (luas, lama,
tinggigenangan), pengenalan medan).
- Mempelajari peraturan-peraturan yang terkait dengan Pengelolaan
system drainase (seperti UU Sumber Daya Air).
2. Melakukan Analisa hidrologi dan hidrolika untuk menentukan tingkat
kebutuhan drainase yang dibutuhkan.
3. Mengidentifikasi kekurangmampuan sistem drainase yang ada (system
eksisting).
- Melakukan inventarisasi jaringan drainase yang sudah ada
(dituangkan dalam bentuk peta sistem jaringan drainase).

III – 2
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

- Melakukan evaluasi terhadap system drainase yang ada meliputi


aspek kelembagaan, keuangan dan teknis seperti data lokasi
genangan (luas, tinggi dan lama genangan) kondisi permeabilitas
tanah, tinggi muka air tanah, kondisi saluran/bangunan drainase yang
ada (kapasitas dan dimensi saluran) termasuk bangunan-bangunan
penunjangnya serta kondisi pengoperasian/pemeliharaan saat ini.
- Mengidentifikasi permasalahan drainase dari sumber air
(hujan/pasang/banjir kiriman sampai ke pembuangan saluran primer
atau sungai).
- Mengidentifikasi daerah tangkapan (catchment area).
4. Membuat beberapa konsep cara penanggulangan kekurang mampuan
(permasalahan drainase) tersebut.
- Melakukan kajian dan analisa terhadap data-data dan variabel
penentudan kemungkinan perkembangan permukiman yang akan
datang.
- Menentukan tingkat kebutuhan drainase yang dibutuhkan.
- Gambaran prioritas daerah secara garis besar.
- Konsep alternatif penyelesaian masalah.
5. Mengevaluasi berbagai alternatif konsep penanggulangan masalah
drainase dari segi teknis, ekonomi (biaya investasi, operasi dan
pemeliharaan), sosial (penyediaan lahan), dan lingkungan (konservasi
dan dampaknya di daerah hilir).
6. Menentukan urutan prioritas pembangunan berdasarkan analisis biaya
dan manfaat.
7. Menyusun Review DED sistem drainase yang terdiri dari :
- Usulan sistem dan sub-sistem Drainase Kota Singaraja dan sekitarnya.
- Rencana biaya (biaya pembangunan dan biaya operasi dan
pemeliharaan prsarana yang sudah ada dan yang direncanakan).
- Urutan prioritas pembangunan (jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang).
8. Mengadakan koordinasi dengan pemerintah kota setempat serta instansi
terkait khususnya terhadap rencana jaringan drainase kota dan arah
perkembangan kota yang akan datang.

III – 3
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

3.2.2. Pembuatan Detail Engineering Design (DED)

Adapun cakupan detail engineering desain (DED) dari pekerjaan ini adalah :
1. Menyusun DED/Perencanaan Teknis Sistem Drainase Kota Singaraja dan
sekitarnya termasuk bangunan pelengkapnya sepanjang 15 km
(berdasarkan skala prioritas) dengan periode ulang rencana 2 tahunan
untuk saluran drainase di daerah permukiman, 5 tahunan untuk kawasan
perdagangan dan industri, 20 tahunan untuk saluran yang melayani
catchment area > 100 ha, Kegiatan tersebut antara lain :
- Penyiapan survey alinyemen topografi dan potongan memanjang, serta
penampang melintang dengan interval minimum tiap 50 m;
- Pemeriksaan/pengukuran ketinggian acuan survey dan titik ikat acuan
ketinggian dengan kondisi lokal;
- Konfirmasi kriteria desain dan data meteorologi dan hidrologi dari
Masterplan dan Review Masterplan perencanaan drainase yang ada;
- Perhitungan hidrologi, hidrolika, struktur, mekanikal dan elektrikal
(bila diperlukan) untuk menentukan tipe dan dimensi bangunan
konstruksi serta peralatan/perlengkapan yang akan dipasang.
2. Menyusun RAB dengan memperhitungkan biaya untuk pengalihan lalu
lintas ( a.l : jembatan sementara dll ) dan pengamanan dengan Pagar
Pengamanan pada saat pelaksanaan konstruksi
3. Merekomendasikan jenis peralatan dan tenaga ahli yang memadai dalam
pelaksanaan konstruksi
4. Perencanaan harus menghasilkan Detail Desain Saluran Drainase yang
akan dituangkan ke dalam Peta/Gambar Pengukuran dan Perencanaan
antara lain :
- Long section (Gambar Peta Situasi Detail skala 1 : 1000 atau 1 : 2000)
- Cross Section, Gambar Detail (skala 1 : 10)
- Dll
5. Dalam peta sistem pembuangan air hujan harus menggambarkan saluran
pembuangan utama (sungai), rencana saluran primer, saluran drainase
sekunder, tersier dan bangunan pelengkap lainnya seperti ; drain intlet,
rencana kantong lumpur, manhole, dan sebagainya.

III – 4
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

6. Dimensi saluran drainase induk (sungai), saluran sekunder, tersier,


kemudian diplot pada gambar,
Konsultan harus menyiapkan perencanaan rinci, laporan-laporan untuk
komponen drainase
7. Lokasi pekerjaan mencakup seluruh wilayah di Kota Singaraja dan
sekitarnya dengan penekanan khusus daerah-daerah rawan genangan
8. Menggambarkan hasil perencanaan ke kertas gambar yang selanjutnya
dimasukkan ke dalam album peta dan direkam dalam CD.
9. Membuat Disain Note

III – 5
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

Gambar 3.2
Bagan Alir Pekerjaan Review DED Drainase

ORIENTASI LAPANGAN
PENGUMPULAN DATA SEKUNDER - Inventarisasi sistem drainase
Data Hujan dan debit sungai eksisting
Kawasan Kritis Banjir - Inventarisasi kebutuhan drainase
Data Banjir (Tinggi dan Periode Banjir) baru
Data RTRW Kab. Buleleng - Kondisi DAS, karakteristik sungai
Data Panjang Ruas Jalan - Inventarisasi Bangunan dalam
Data Kondisi DAS saluran drainaseventarisasi
Data Bangunan Pengendali Banjir Eksisting daerah rawan banjir
Data Inflow Masuk dari Alur Drain ke Sungai

IDENTIFIKASI DAN
KAJIAN TEKNIS

PENETAPAN METODELOGI SURVEY DAN


ANALISIS TEKNIS
(Penanganan Masalah Sistem Drainase)

LAPORAN
PENDAHULUAN

SURVEY DAN INVESTIGASI ANALISIS HIDROLOGI


Survey Alur Drainase Alam dan Buatan Hujan Rancangan
Survey Topografi Debit Rancangan
Investigasi Geologi Analisis Sedimentasi
Survey Pasang Surut Sungai

PENETAPAN REVIEW DED DRAINASE


Kajian RTRW
Rehabilitasi saluran drainase rusak
Penetapan lay out sal. dan bang. drainase baru
Rancangan bangunan drainase baru
Rancangan perbaikan drainase utama (sungai)

ANALISA HIDRAULIKA & STABILITAS (DED)


Analisis Profil Aliran
Perencanaan Struktur dan Dimensi
Analisis Stabilitas

PENGGAMBARAN DAN BOQ


Penggambaran
BOQ dan RAB

KONSEP LAP. AKHIR

LAPORAN AKHIR
III – 6
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

3.3. KRITERIA PERENCANAAN


3.3.1. Standar Dan Peraturan Teknis
Standar dan peraturan teknis yang dipergunakan Tim Konsultan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini pada dasarnya adalah menggunakan standar yang
berlaku di Indonesia, antara lain :
1. Pedoman Perencanaan Teknis Sungai oleh Direktorat Drainase I, Ditjen
Pengairan Dept. PU.
2. Perencanaan Drainase Direktorat Jenderal Pengairan SK Nomor
185/KPTS/A/1986 tanggal 1 Desember 1986 dan SNI terbaru antara lain :
o Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidraulik untuk Bangunan di
Sungai ( SNI 03-1724- 1989; SKBI - I.3.10.1987)
o Metoda Perhitungan Debit Banjir Rancangan (SNI 03 - 2415 - 1991;
SKSNA M-18-1989-F)
oTata Cara Penetapan Banjir Desain dan Kapasitas Pelimpah
 (SNI 03-3432-1994; SK SNI T-04-1992-03)
o Metoda Pencatatan dan Interpretasi Hasil Pemboran Inti
 (SNI 03-2436-1991; SK SNI M-23-1990-F)
o Tata Cara Pemetakan Geologi Teknik Lapangan
 (SNI 03-2849-1992; SK SNI T-17-1991-03).

3.3.2. Kriteria Perencanaan Teknis


a. Analisis Hujan
Hujan rancangan dihitung dengan beberapa ketentuan sebagai berikut :
 Hujan rata-rata daerah dihitung berdasarkan data yang tersedia, yaitu
dengan metode Thiessen.
 Untuk saluran drainase tersier dan sekunder, nilai intensitas hujan
dihitung dengan metode yang dikembangkan Dr. Mononobe dengan
return period 2 th untuk tingkat tersier dan 5 th untuk tingkat sekunder.
 Untuk drainase utama nilai intensitas hujan dihitung berdasarkan
konsep nilai hujan jam-jaman dengan return period 25 th, yang
dikembangkan oleh Departemen Pekerjaan Umum.

III – 7
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

b. Analisis Debit Rancangan


Debit perencanaan saluran drainase ditetapkan sebagai berikut :
 Untuk saluran drainase di tingkat tersier dan sekunder, debit
rancangan dengan metode Rasional karena cakupan daerah tangkapan
relatif kecil, sedangkan untuk saluran drainase tingkat utama (sungai)
analisis debit rancangan dihitung dengan metode Hidrograf Satuan
Sintetik.
 Saluran drainase di tingkat tersier ditetapkan debit perencanaan
dengan periode ulang 2 tahun (Q2).
 Saluran drainase di tingkat sekunder atau saluran pengumpul
ditetapkan debit perencanaan dengan periode ulang 5 tahun (Q 5) sampai
10 tahun (Q10).
 Saluran drainase di tingkat utama atau sungai atau ditetapkan debit
perencanaan dengan periode ulang 25 tahun (Q25).

c. Analisis Hidrolika Aliran


Debit perencanaan saluran drainase ditetapkan sebagai berikut :
 Untuk saluran drainase di tingkat tersier dan sekunder, debit
pengaliran dianggap dalam kondisi Steady Uniform sehingga analisis
dimensi saluran dapat dilakukan dengan metode kontinuitas aliran.
 Untuk saluran drainase di tingkat utama (sungai), debit pengaliran
dianggap dalam kondisi Unsteady Flow sehingga analisis dimensi dapat
dilakukan berdasarkan konsep persamaan energi dan momentum aliran.

d. Analisis Material dan Struktur


 Material struktur khususnya bangunan drainase besar dipakai
material pabrikan beton precast dengan spesifikasi akan ditentukan
kemudian.

3.4. METODE PELAKSANAAN


Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan tearah sesuai dengan KAK,
serta agar terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan ini, maka perlu dilakukan
pemilihan metode perencanaan yang tepat sesuai dengan ketersediaan data dan
informasi di lapangan serta perlu dilakukan pentahapan pekerjaan. Setiap tahapan
pekerjaan agar disertai dengan uraian teknis tentang jenis dan cara penyelesaiaan

III – 8
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

kegiatan yang akan dilaksanakan. Adapun tahapan kegiatan setiap pekerjaan


yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

3.4.1. Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan mencakup pembuatan program kerja serta mobilisasi dan


demobilisasi. Program kerja konsultan akan diuraikan secara rinci perihal
rencana kerja, waktu pelaksanaan tiap pekerjaan, tenaga ahli yang terlibat, cara /
prosedur pelaksanaan pekerjaan dan alat yang akan digunakan sesuai dengan
yang tertuang dalah KAK.
Pada tahap pekerjaan persiapan terdiri dari beberapa kegiatan utama antara lain :
a. Persiapan administrasi,
b. Mobilisasi personil dan peralatan,
c. Penyusunan metodelogi dan rencana kerja.
Program kerja dari tahapan pekerjaan ini adalah :
a. Organisasi Pelaksanaan,
b. Bagan alir kegiatan (flow chart)
c. Jadwal kegiatan,
d. Jadwal personil,
e. Jadwal peralatan dan bahan

3.4.2. Tahap Pengumpulan Data Primer Dan Sekunder

Dalam kegiatan review DED drainase suatu kawasan kota, diskripsi lingkungan
fisik merupakan informasi yang sangat penting. Penempatan saluran, bangunan
dan jumlah kerapatan fasilitas tersebut akan sangat dipengaruhi kondisi daerah
rencana. Dalam kaitan ini, dibutuhkan kepekaan dari perencana dalam
menginterpretasikan data yang tersedia baik berupa data primer maupun data
sekunder yang berupa data dasar dan fenomena banjir yang pernah terjadi,
maupun pola aliran yang ada. Informasi tentang pola aliran alam ini juga bisa
diperoleh dari observasi langsung di lapangan saat terjadi hujan (banjir).

Data yang diperlukan dalam studi ini meliputi data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang didapatkan dari lapangan dengan pengukuran
langsung, dan observasi di lapangan atau di lokasi studi. Sedangkan data

III – 9
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

sekunder adalah data yang langsung bisa diperoleh tanpa harus mendatangi
lokasi.

Data sekunder umumnya diperoleh dari instansi-instansi seperti Badan


Meteorologi dan Geofisika, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Jawatan
Topografi Militer, Bakosurtanal dan instansi lain yang terkait.
Pengumpulan data sekunder meliputi :
a. Inventarisasai sistem drainase eksisting
b. Data RTRW Kabupaten Buleleng dan sekitarnya.
c. Data hidrologi
d. Peta geologi regional
e. Peta topografi
f. Kependudukan
g. Data RDTR
h. Data-data lain seperti peta situasi (eksisting) dari pihak pemberi kerja dan
data-data penunjang lainnya.

Diskripsi data yang diperlukan baik primer maupun sekunder yang dibutuhkan
dalam perencanaan tata letak jaringan drainase dapat diuraikan sebagai
berikut:

a. Inventarisasi Sistem Drainase Eksisting

Terhadap sistem drainase eksisting perlu dilakukan inventarisasi secara


menyeluruh dan dilakukan identifikasi dan klasifikasi berdasarkan zona
daerah, bentuk dan model konstruksinya, panjang saluran drainase, tingkat
kerusakannya, fungsi sistem, macam air drainase yang dibawa, dsb.
Juga diperhatikan bentuk dan kemiringan lahan, luas daerah/kawasan yang
akan didrain untuk menentukan debit drainase, jenis-jenis air buangan,
adanya pematusan alam, jenis tanah dan karakteristiknya. Semua itu akan
mempengaruhi kondisi sistem drainase yang ada.

b. Review studi RTRW, RDTR Kabupaten Buleleng

Dari studi ini perlu dilakukan kajian yang bersifat konprehensif terhadap
pokok-pokok pikiran yang termaktub dalam RTRW dan RDTR Kabupaten
Buleleng, seperti :

III – 10
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

1). Identifikasi daerah atau kawasan banjir Kabupaten Buleleng dengan


karakterirtik hidrologi yang mempengaruhinya seperti hujan, aliran
alam, dan sungai-sungai yang melintas di perkotaan,
2). Rencana pemanfaatan ruang wilayah kota untuk zone-zone industri dan
perdagangan, pendidikan, ekonomi, sosial budaya kota, dll.
3). Melakukan kajian terhadap zone-zone kemiringan topografi untuk
menetapkan arah aliran sebelum dilakukan pengukuran langsung.
4). Melakukan kajian terhadap zone-zone hidrogeologi untuk menetapkan
secara awal jenis-jenis bangunan drainase yang sesuai.
5). Melakukan kajian terhadap zone pemukiman di perkotaan mencakup
kepadatan penduduk dan jenis-jenis usaha yang dilakukan, sarana dan
prasarana kota (sekolah, rumah sakit, pasar, tempat ibadah,
hotel/restoran, dll) untuk menetapkan jenis-jenis aliran buangan dan
konstruksi sistem drainase yang sesuai.

c. Data Hidrologi

Data hidrologi merupakan data dasar yang harus tersedia dalam perencanaan
bangunan air. Data hidrologi yang paling penting tersebut adalah data curah
hujan baik berupa data hujan harian, ½ bulanan, bulanan maupun tahunan.
Dalam analisis hujan agar dilakukan uji data terlebih dulu dengan beberapa
jenis metode uji data hujan yang ada untuk mendapat kesimpulan tentang
tingkat konsistensi dan validasi data hujan tersebut.

Setelah data hujan tersebut dinyatakan valid berdasarkan kriteria uji data hujan
berdasarkan jenis metode yang ada, barulah data hujan tersebut dipakai dalam
perhitungan debit banjir rancangan untuk menetapkan dimensi bangunan air
yang dibutuhkan.

Berkaitan dengan analisis hidrologi, beberapa data yang dibutuhkan adalah :

1). Peta tata guna lahan


2). Peta rupa bumi atau peta dasar skala 1 : 25.000 yang dikeluarkan
BAKORSURTANAL.
3). Peta DAS
4). Peta genangan dari hasil pengukuran
5). Data hujan dari stasiun hujan pada DAS

III – 11
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

6). Data klimatologi dari stasiun klimatologi DAS


7). Data debit sungai dari AWLR (kalau ada), bila tidak dapat dilakukan
berdasarkan analisis data hujan.
d. Data Permasalahan Genangan
1). Lokasi Genangan
Sebutkan secara rinci dari nama Kota, Kecamatan, Kelurahan, RW dan
bila perlu RT, sehingga diperoleh gambaran yang jelas berupa luas
genangan tersebut. Lokasi yang akurat juga akan memberikan informasi
tentang sifat-sifat hidraulik aliran bawaan (hydraulic regime) daerah
tersebut.
2). Lama Genangan
Perlu mencari informasi kepada penduduk sekitarnya mengenai berapa
lama genangan terjadi dan berapa lama frekuensi kejadiannya.
3). Tinggi Genangan
Dicari juga informasi tentang berapa tinggi genangan rata-rata dan
maksimum yang terjadi dan berapa kerugian yang diakibatkan.

e. Data Topografi
Data topografi awal yang diperlukan dalam studi ini dapat berupa peta kota
yang lengkap, yang memuat jalan-jalan dalam kota, pemukiman, sarana dan
prasarana umum, sungai, aliran alamiah seperi selokan atau pangkung,
cekungan permukaan (surface detention), dan lain-lain. Peta topografi dalam
skala besar (1 : 25.000) atau (1 : 50.000) umumnya sudah teredia di
Bakorsurtanal. Namun peta dalam skala kecil seringkali masing diperlukan,
misal skala 1 : 1.000 atau 1 : 2000. Peta skala kecil ini diperoleh dari
pengukuran dilapangan sesuai dengan luas wilayah yang diperlukan.

f. Data Tata Guna Lahan


Data tata guna lahan ada kaitannya dengan besarnya aliran permukaan. Aliran
permukaan ini menjadi aliran drainase, dan tergantung dari air hujan setelah
dikurangi air yang meresap ke dalam tanah. Berapa besarnya air yang meresap
tergantung pula pada tingkat kerapatan permukaan tanah dan ini berkaitan
dengan penggunaan lahan. Penggunaan lahan bisa dikelompokkan
berdasarkan besar koefisien larian. Yang dimaksud dengan koefisien larian
adalah persentase besarnya air yang mengalir.

III – 12
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

g. Jenis Tanah
Tiap daerah mempunyai jenis tanah yang berbeda. Jenis tanah di suatu daerah
dapat berupa tanah lempung, berpasir, kapur dan lainnya. Tujuan dari
pengetahuan tentang jenis tanah adalah untuk menentukan kemampuan tanah
menyerap air, disamping untuk analisis stabilitas bangunan drainase.

h. Data Outline Plan Drainase Kota

Perencanaan sistem drainase kota yang melayani penyaluran air buangan kota
membutuhkan data tentang outline plan kota tersebut. Outline plan kota
diperoleh dari Pemerintah Daerah setempat. Dari data tersebut dapat diketahui
arah perkembangan kota sehingga perencanaan sistem drainase tinggal
mengikuti saja sesuai dengan arah jalan.

i. Data Prasarana dan Utilitas


Prasarana dan utilitas kota lainnya disamping sistem drainase adalah antara lain
jalan raya, pipa air minum, pipa gas, kabel listrik, telpon dan lain-lain. Dengan
diketahuinya prasarana dan utilitas yang sudah ada, perencanaan jaringan
drainase dapat menyesuaikan agar tidak menimbulkan permasalahan baru.

j. Data Kependudukan

Data kependudukan dapat diperoleh dari Biro Statistik Daerah. Data


kependudukan agar dicari beberapa tahun terakhir untuk memperkirakan
tingkat pertumbuhan penduduk ke depan. Selain jumlah penduduk, kondisi
lokasi dari penduduk juga diperlukan. Data ini dimaksudkan untuk menghitung
banyaknya air buangan dalam mendimensi saluran drainase.

k. Peraturan-peraturan
Peraturan-peraturan yang diperlukan adalah semua peraturan yang berkaitan
dengan drainase perkotaan, yang ada di daerah tersebut. Misalnya Perda
tentang saluran drainase, sampah dan sebagainya.

l. Aspirasi Pemerintah dan Peran Serta Masyarakat

III – 13
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

Dengan mengetahui aspirasi pemerintah daerah dan masyarakat, antara lain


lewat diskusi dengan instansi terkait, perencanaan drainase akan lebih terarah
dan mencapai sasaran.

m. Data Sosial Ekonomi


Data sosial ekonomi dapat diperoleh dari Biro Statistik atau Kantor Desa.
Tujuan mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah untuk
menghindari timbulnya masalah-masalah sosial apabila saluran drainase atau
bangunan-bangunannya akan dibangun di kemudian hari.

n. Kesehatan Lingkungan Pemukiman


Masalah ini perlu dipertimbangkan dalam perencanaan. Tujuan membangun
sistem drainase adalah untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, jangan
sampai yang terjadi adalah sebaliknya.

o. Banjir Kiriman
Perlu dikaji adanya kemungkinan banjir kiriman dari hulu. Bila ada, perlu
diantisipasi dalam perencanaan.

p. Identifikasi perilaku masyarakat


Dalam kaitannya dengan perilaku masyarakat terhadap keberadaan jaringan
drainase yang ada, perlu dilakukan kajian tentang hal-hal yang menyangkut
pengelolaan jaringan drainase di sekitarnya apakah sudah sesuai dengan fungsi
drainase yang sebenarnya, apakah masyarakat sudah pula memelihara secara
rutin kebersihan saluran atau sebaliknya bahkan saluran drainase yang ada
dipakai untuk menampung sampah rumah tangga sehingga tidak berfungsi
secara optimal.

Secara lebih rinci kebutuhan data serta sumber datanya dapat dibuat dala tabulasi
data berikut ini.

Tabel 3.1
Diskripsi Kebutuhan Data Survey
No. Data Karakteristik Data Sumber Data
1 Hidrologi dan Hidraulika
a Hujan & debit harian, ½ bulanan, bulanan BMG, DPU Kota,
dan tahunan Dinas Pertanian

III – 14
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

Tanaman Pangan,
AWLR
b Daerah Aliran Luas DAS, panjang sungai DPU Kota, Map Info
Sungai (DAS) utama, tipe DAS Bali
c Data Pasang Tinggi gelombang HWL dan BMG Tuban, Dinas
Surut Air Laut LWL, Elevasi Kelautan
d Pola Aliran Arah aliran, debit, jenis Survey primer, Dinas
Permukaan aliran, ciri-ciri gerusan PU Kota,
(kalau ada) atau adanya
pembentukan alur baru
2 Topografi dan Geologi
a Morfologi Datar Dinas Pertanahan
kawasan Agak datar Kantor Bakortranasda
Agak bergelombang
Bergelombang
b Elevasi Rendah Dinas Pertanahan
Sedang Kantor Bakortranasda
Tinggi
c Struktur tanah Jenis tanah dan batuan Investigasi lapangan
dan batuan Karakteristik fisik Investigasi
Karakteristik mekanis laboratorium
3 Kependudukan dan Perilaku Masyarakat
a Kependudukan Jumlah penduduk BPS
Kepadatan Penduduk
Tingkat Pertumbuhan
Struktur penduduk
Mata pencaharian

b Prilaku terhadap Baik Survey primer


pengelolaan Sedang
drainase Jelek
4 Pola Penggunaan Lahan
a Jenis kawasan Kawasan terbangun DPU Kota, Dinas
Kawasan tidak terbangun Pertanahan
Kawasan terbarukan
b Jenis dan luas Fungsi pertanian DPU Kota, Dinas
penggunaan Fungsi perumahan Pertanahan
lahan Lahan kering
Hutan lindung
Pantai
Dan lain-lain
5 Identifikasi Genangan
a Lokasi/kawasan Daerah Perumahan, Survey primer,
genangan dan Pusat Perdagangan dan jasa Informasi masyarakat,
titik banjir Pusat Pemerintahan Dinas PU Kota,

III – 15
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

Daerah Pariwisata PPK Banjir BWS Bali-


Daerah persawahan/irigasi, Penida
lahan terbuka, kebun, dll.
b Lama genangan Sesaat, Dinas Pertanahan,
musiman, DPU Kota
tetap
c Resiko kerusakan Kegiatan masyarakat Survey Primer,
terganggu, DPU Kota
Fasilitas umum rusak,
6 Jaringan drainase eksisting
a Tingkatan Primer Survey Primer
Sekunder DPU Kota
Tersier Dinas Pertanahan
b Bentuk Terbuka (segiempat, Survey Primer
penampang trapesium, dll) DPU Kota
saluran Tertutup Dinas Pertanahan

c Kondisi Baik Survey Primer


Sedang DPU Kota
Rusak Dinas Pertanahan
d Fungsi Single Porpuse Survey Primer
Multi Porpuse DPU Kota
Combine Porpuse Dinas Pertanahan
e Panjang Berdasarkan jenis, fungsi DPU Kota
dan bentuk saluran
f Bangunan Talang Survey Primer
Pelengkap Culvert DPU Kota
Bangunan terjun
Pintu air, dll

3.4.3. Tahapan Perencanaan


Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik pembuangan air yang
berlebihan, namun lebih luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek
kehidupan yang berada dalam kawasan perkotaan. Drainase perkotaan
merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang
meliputi : pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit
dan fasilitas umum lainnya seperti lapangan olah raga, lapangan parkir,
pelabuhan laut/sungai serta tempat lainnya yang merupakan bagian dari wilayah
kota.

III – 16
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

Drainase perkotaan melayani pembuangan kelebihan air pada suatu kota dengan
cara mengalirkannya melalui permukaan tanah (surface drainage) atau lewat
bawah permukaan tanah (sub surface drainage), untuk dibuang ke sungai, laut
atau danau. Kelebihan air tersebut dapat berupa air hujan, air limbah domestik
maupun non domestik. Oleh karena itu drainase perkotaan harus terpadu dengan
sanitasi, sampah, pengendalian banjir kota dan lain-lain.

Dengan demikian Kriteria Desain drainase perkotaan memiliki kekhususan,


sebab untuk perkotaan ada tambahan variabel desain, seperti : keterkaitan
dengan tata guna lahan, outline plan kota, masalah sosial budaya dan lain-lain.
Masalah sosial budaya yang paling menonjol adalah kurangnya kesadaran
masyarakat dalam ikut memelihara fungsi drainase kota.

a. Orientasi Lapangan
Sehubungan dengan pekerjaan Review DED Drainase Kota Singaraja dan
sekitarnya, telah dilakukan studi orientasi lapangan untuk mengetahui beberapa
hal tentang kondisi sistem drainase yang ada di daerah perkotaan di Kota
Singaraja serta di daerah sekitarnya.

Dari survei lapangan yang telah dilakukan ditemukan beberapa kondisi saluran
drainase di daerah perkotaan tidak berfungsi dengan baik. Saluran drainase jalan
yang ada dalam kondisi tertimbun lumpur, ada yang jebol, serta kapasitas
saluran yang tidak memadai. Tidak beroperasinya lubang-lubang drain di daerah
perkotaan menyebabkan aliran air hujan khususnya mengalir di atas permukaan
jalan.

Dibawah ini diberikan foto-foto yang menggambarkan kondisi saluran drainase


yang tidak memadai dari aspek teknik.

III – 17
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

Gambar 3.3
Kondisi Saluran Drainase Pada Beberapa Ruas Jalan di Perkotaan

Terdapat pipa melintang di


badan saluran

Saluran drainase kota


terjadi pendangkalan

Saluran drainase
jalan tertimbun
tanah dan semak

Lubang drain tidak


berfungsi optimal

Sumber : Survey Konsultan, 2013

b. Review studi terdahulu


Pada langkah ini perlu dilakukan kajian terhadap studi perencanaan yang
sudah ada untuk jenis topik yang sama serta kajian pustaka untuk
mendapatkan gambaran teknis perencanaan yang sesuai dengan kondisi
lapangan. Disamping itu juga dilakukan kajian terhadap hasil perencanaan
atau penelitian dengan topik sistem drainase Kabupaten Buleleng dan
sekitarnya yang sudah pernah dilakukan oleh Konsultan-konsultan atau
instansi terkait sebelumnya.

III – 18
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

c. Inventarisasi dan Identifikasi Lokasi Titik Banjir

Berkaitan dengan lokasi titik banjir sangatlah perlu mengetahui terjadinya


permasalahan genangan atau banjir secara konprehensif menyangkut data
genangan yang terjadi.

Sebutkan lokasi genangan secara rinci dari nama Kota, Kecamatan,


Desa/Kelurahan, RW dan bila perlu RT, sehingga diperoleh gambaran berupa
luas genangan, kedalaman genangan, lama genangan serta besarnya kerugian
akibat genangan banjir tersebut.

Lokasi titik banjir yang akurat juga akan memberikan informasi tentang sifat-
sifat hidraulik bawaan (hydraulic regime) daerah tersebut.

d. Inventarisasi Rencana Kebutuhan Sistem Drainase Baru


Setelah dilakukan identifikasi terhadap sistem jaringan yang sudah ada
dengan segala permasalahannya, dan dengan telah dilakukan identifasi
daerah genangan banjir kemudian dilakukan inventarisasi terhadap
kebutuhan akan jaringan darinase baru, agar dapat menjamin suatu kondisi
daerah tersebut bebas dari genangan air terutama pada musim hujan.
Karakteristik hidrologi, topografi, dan mekanika tanah seperti yang
disebutkan di atas juga sangat diperlukan apabila harus membuat jaringan
drainase baru.

e. Langkah-langkah Perencanaan
Dalam perencanaan saluran drainase, akan digunakan dasar-dasar
perencanaan saluran tahan erosi (erodible channel), yaitu saluran yang
mampu menahan erosi dengan memuaskan, yang sama dengan mengatur
kecepatan alirannya maupun dengan menggunakan dinding dan dasar saluran
yang diberi lapisan yang berguna baik untuk menahan erosi maupun
mengontrol kehilangan rembesan air.

Berdasarkan data sekunder dan hasil inventarisasi lapangan maka dapat


dirinci langkah-langkah perencanaannya sebagai berikut :
1. Inventarisasi dan identifikasi daerah rawan banjir kota

III – 19
Review DED Drainase Kota Singaraja dan Sekitarnya Laporan Pendahuluan

2. Identifikasi kemiringan topografi kawasan


3. Identifikasi pola aliran air yang terjadi, meliputi saluran alam, saluran
drainase eksisting dan sungai-sungai yang melewati kota.
4. Melakukan kajian detail terhadap kondisi tanah untuk menetapkan lokasi
bangunan-bangunan drainase.
5. Menyusun skema jaringan drainase pada setiap satu satuan sungai sebagai
satu saluran drainase utama, lengkap dengan panjang saluran, penamaan
serta luas daerah genangan yang dilayani.
6. Menghitung kapasitas seluruh ruas saluran drainase berdasarkan data debit
yang telah dihitung dari data hujan yang tersedia.
7. Membuat tabulasi besaran karakteristik aliran dari setiap ruas saluran
tersebut berdasarkan hasil dimensi/perencanaan.
8. Menetapkan spsifikasi teknik dari material bangunan yang digunakan.
9. Membuat rekomendasi pelaksanaan berdasarkan skala prioritas
kebutuhan penanganan terhadap bahaya banjir.

III – 20

Вам также может понравиться