Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
terpinil asetat, sitronelil asetat, piperin, alkaloid, saponin, polifenol, dan resin
(kavisin). Minyak atsiri cabe jawa diduga dapat menurunkan kolesterol dengan
memberikan umpan balik negatif yang juga dapat menghambat kerja enzim
sebagai antioksidan yang mampu melindungi lemak dalam darah dari kerusakan
- Minyak Atsiri
Minyak atsiri (essensial oil, eteris, minyak terbang, volatile oil) adalah
cairan pekat yang tidak larut air, mengandung senyawa-senyawa beraroma yang
berasal dari berbagai tanaman. Minyak tersebut dapat dihasilkan dari tiap bagian
tanaman (daun, bunga, buah, biji, batang/kulit, dan akar). Minyak tersebut mudah
menguap pada suhu kamar, rasa getir, berbau wangi sesuai dengan tanaman
penghasilnya, dan larut dalam pelarut organik. Sifat minyak atsiri ditentukan oleh
(terpena), ester, asam, dan aldehida serta beberapa jenis persenyawaan lainnya.
Perubahan sifat kimia minyak atsiri dapat dipengaruhi oleh beberapa proses,
tekanan uap dari masing-masing zat tersebut. Dalam industri minyak atsiri dikenal
1. Penyulingan dengan air (water destilation). Bahan yang akan disuling kontak
langsung dengan air mendidih. Bahan tersebut mengapung di atas air atau
terendam sempurna tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan yang
mantel uap, pipa uap melingkar tertutup, atau memakai pipa uap berlingkar
2. Penyulingan dengan air dan uap (water and steam destilation). Bahan
diletakkan diatas rak-rak atau saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air
sampai permukaan air berada tidak jauh di bawah saringan. Air dipanaskan
dengan uap jenuh yang basah dan bertekanan rendah. Ciri khas dari metode
ini: 1) uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas. 2) bahan
yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas.
dengan di atas kecuali air tidak diisikan dalam ketel. Uap yang digunakan
adalah uap jenuh atau uap kelewat panas pada tekanan lebih dari 1 atmosfir.
Uap dialirkan melalui pipa uap berlingkar yang berpori yang terletak di bawah
bahan, dan uap bergerak ke atas melalui bahan yang terletak di atas saringan
- Alkaloid
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam. Hampir selu
ruh alkaloid berasa dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Se
mua alkaloid mengandung paling sedikit sebuah atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan
dalam sebagian besarnya atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik. Batasan m
engenai alkaloid seperti dinyatakan di atas perlu digunakan secara hati-hati, karena banyak senya
wa heterosiklik nitrogen lain yang ditemukan di alam yang bukan merupakan golongan alkaloid.
Misalnya, senyawa-senyawa pirimidin, pteridin, dan asam nukleat yang tidak pernah dinyatkan se
bagai alkaloid
Alkaloid tidak mempunyai tatanama sistematik dan mempunyai struktur yang banyak jenisnnya.
Oleh karena itu, klasifikasi alkaloid yang didasarkan pada strukturnya perlu dilakukan agar dapat
membedakan antara suatu jenis tertentu dari jenis lainnya. Suatu cara untuk mengklasifikasikan al
kaloid ialah cara yang didasarkan pada jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan bagian
dari struktur molekul. Menurut kklasifikasi ini alkaloid dapat dibedakan atas beberapa jenis, seper
ti alkaloid pirolidin, alkaloid piperidin, alkaloid isokuinolin, alkaloid indol, alkaloid kuinolin, dan se
bagainya.
Banyak senyawa nitrogen dalam tumbuhan mengandung atom nitrogen basa dan karena itu dap
at diekstrak dari dalam bahan tumbuhan itu dengna asam encer. Senyawa ini disebut alkaloid ya
ng artinya : “mirip alkali”. Setelah ekstraksi, alkaloid bebas dapat diperoleh dengan pengolahan l
anjutan dengan basa dalam air.
Piperin (1-piperilpiperidin) C17H19O3N merupakan alkaloid dengan inti piperidin. Berikut struktur
piperin:
Struktur Piperin
Piperin berbentuk Kristal berwarna kuning dengan titik leleh 127-129,5 , merupakan basa yang ti
dak optis aktif, dapat larut dalam alcohol, benzene, eter dan sedikit larut dalam air (Sari, 2011)
Hidrolisis piperin dapat dilakukan dengan menggunakan larutan 10 % KOH-etanol menjadi asam
piperat. Reaksi hidrolisis piperin digambarkan sebagai berikut: