Вы находитесь на странице: 1из 24

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

Disusun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah


Keperawatan Jiwa I

GI ILMU
NG K
TI

ES
H
SEKOLA

EH
S T I K E S

ATAN
SA
C

A
H G
B AY
A BAN
AN IN
JARMAS

Oleh :
MUHAMMAD RASYID RIDHA
16.20.2650

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
jualah penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah
Keperawatan Jiwa I.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang


sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak DR. Drs. Akhmad Murjani, M. Kes., SH., MH selaku Ketua Yayasan
Cahaya Bangsa Banjarmasin.
2. Ibu Dra. Hj. Sri Erliani, MM., M. MKes selaku Ketua STIKES Cahaya
Bangsa Banjarmasin.
3. Bapak Doni Wibowo, Ns., M. Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin.
4. Dosen Keperawatan Jiwa I.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi dunia kesehatan dan masyarakat umumnya.

Banjarmasin, September 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Keperawatan Jiwa. ...................................................... 4
2.2 Sejarah dan Perkembangan Keperawatan Jiwa di Indonesia ... 6
2.3 Trend & Isu Keperawatan Kesehatan Jiwa ............................. 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12


Kesimpulan…………………………………………………............
Saran …………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

iii
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha un-

tuk meningkatkan dan memepertahankan perilaku sehingga klien dapat

berfungsi utuh sebagai manusia. Melalui pendekatan proses keperawatan

untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan, dan memulihkan ma-

salah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas).

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan professional didasarkan

pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus

kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptive yang disebabkan

oleh gangguan bio-psikososial dengan menggunakan diri sendiri dan tera-

pi keperawatan jiwa (komunikasi terapeutik dan terapi modalitas

keperawatan kesehatan jiwa).

Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun

2010, menunjukkan 450 juta orang mengalami gangguan jiwa didapati di

negara- negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah. Pada

wilayah Asia Tenggara, hampir satu per tiga dari penduduk di wilayah ini

pernah mengalami gangguan neuropsikiatri, sedangkan di Indonesia di-

perkirakan sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita

gangguan kesehatan jiwa. (Yosep, 2009). Pada dasarnya masalah

gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masa-

lah yang sangat serius. WHO meperkirakan ada sekitar 450 juta orang di
5

dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 yang dimaksud

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual mau-

pun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara

sosial dan ekonomis. Tersirat bahwa kesehatan jiwa merupakan bagian

yang tidak terpisahkan (integral) dari kesehtan dan unsur utama dalam

menunjang terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan ji-

wa merupakan suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,

intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan

itu berjalan selaras dengan orang lain.

Keperawatan jiwa bersifat multi dimensional yang termasuk dalam

dimensi tersebut ialah responsibilitas, fungsi, peran dan ketrampilan yang

memerlukan body of knowledge yang spesifik. Dimensi tersebut di-

manifestasikan melalui karakteristik peran / proses dan tingkah laku dari

Perawat jiwa meliputi pengkajian diagnosa, investasi terhadap keadaan

urgen dan tidak urgen dari individu tanpa memandang usia, trase dan pri-

oritas, serta persiapan terhadap bencana ( Yosep, 2009 ).


6

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah keperawatan jiwa?
2. Bagaimana trend keperawatan jiwa?
3. Apa saja isu yang keperawatan jiwa?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini :
1. Untuk memenuhi tugas keperawatan jiwa 1.
2. Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang sejarah keperawatan jiwa.
3. Untuk mengetahui trend keperawatan jiwa.
4. Untuk mengetahui isu yang ada dalam keperawatan jiwa.
7

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Keperawatan Jiwa


Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primi-

tive Culture) sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor

keperawatan yang berasal dari Inggris. Perkembangan keperwatan sangat

dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.

Perkembangan keperawatan diawali pada :

Zaman Purbakala (Primitive Culture)

Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri

(tercermin pada seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawa-

tan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari

masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih

percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat

mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama

Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena

kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan

gunung-gunung tinggi.

Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana

pada masa itu mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena ke-

marahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan

orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu perkem-

bangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop,


8

yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam

merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan.

Zaman Keagamaan

Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana

seseorang yang sakit dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan.

Pusat perawatan adalah tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pem-

impin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat diang-

gap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah

pemimpin agama.

Zaman Masehi

Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana

pada saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang

bertujuan untuk mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas

dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal.

Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenod-

hoecim atau hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang

membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma

yaitu Monastic Hospital.

Pertengahan abad VI Masehi

Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Ti-

mur Tengah, seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama

Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan

Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.


9

Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu penge-

tahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini

mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan seperti pent-

ingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh

keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.

Permulaan abad XVI

Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama

menjadi kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat koloni-

al. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan

oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan

ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya

tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna

susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada

masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban perang dibu-

tuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-

orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara

(pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.

Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :

a. Mulai dikenal konsep P3K

b. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul

peluang kerja bagi perawat dibidang sosial.

Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkem-

bangan keperawatan :

a. Hotel Dieu di Lion


10

Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah

bertobat. Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik

melalui pendidikan keperawatan di RS ini.

b. Hotel Dieu di Paris

Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi

Perancis, orde agama dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh

orang-orang bebas. Pelopor perawat di RS ini adalah Genevieve Bouquet.

c. ST. Thomas Hospital (1123 M)

Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada

masa ini perawat mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean

War, Florence ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawa-

tan di RS Militer di Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi Florence un-

tuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian

Florence dijuluki dengan nama “ The Lady of the Lamp”.

Perkembangan keperawatan di Inggris

Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840

Inggris mengalami perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai

bermunculan dan Florence membuka sekolah perawat modern. Konsep pen-

didikan Florence ini mempengaruhi pendidikan keperawatan di dunia.

Kontribusi Florence bagi perkembangan keperawatan :

o Nutrisi merupakan bagian terpenting dari asuhan keperawatan.

o Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit

o Manajemen RS

o Mengembangkan pendidikan keperawatan


11

o Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran

o Pendidikan berlanjut bagi perawat.

Negara-negara yang berpengaruh dalam perkembangan keperawatan jiwa

1. Peru

Dari zaman purbakala telah terdapat tanda- tanda yang menunjukkan

bahwa pada waktu itu manusia sudah mengenal dan berusaha mengobati

gangguan jiwa. Ditemukan beberapa tengkorak yang di lubangi, mungkin

pada penderita penyakit ayan atau yang menunjukan perilaku kekerasan

dengan maksud untuk mengeluarkan roh jahat. Kepercayaan bahwa

gangguan jiwa itu timbul karena masuknya roh nenek moyang ke dalam

tubuh seseorang lalu menguasainya merupakan suatu hal yang universal.

2. Mesir

Kira –kira dalam tahun 1500 SM terdapat tulisan tentang orang yang

sudah tua, sebagai berikut: “... hati menjadi berat dan tidak dapat mengingat

lagi hari kemarin”. Dalam tahun-tahun berikutnya di sana di dirikan bebera-

pa buah kuil yang terkenal dengan nama “Kuil Saturn” untuk merawat orang

dengan gangguan jiwa

3. Yunani

Hippocrates (460-357 SM) yang sekarang di anggap sebagai bapak

ilmu kedokteran yang terkenal karena rumus sumpah dokternya telah meng-

gambarkan gejala- gejala melancholia dan berpendapat bahwa penyakit ayan

itu bukanlah suatu penyakit keramat akan tetapi mempunyai penyebab ala-

miah seperti penyakit lain.Dalam kuil-kuil yang di pakai sebagai tempat

perawatan pasien dengan gangguan jiwa di gunakan hawa segar, air murni
12

dan sinar matahari serta musik yang menarik dalam pengobatan para pen-

derita itu. Dalam jaman romawi pada waktu itu di lakukan “pengeluaran

darah dan mandi belerang”. Setelah jatuhnya kebudayaan yunani dan

romawi, dan ilmu kedokteran mengalami kemunduran. Penderita gangguan

jiwa di ikat, di kurung, di pukuli atau dibiarkan kelaparan. Ada yang di ma-

sukan ke dalam sebuah tong lalu di gulingkan dari atas bukit ke bawah ada

yang di cemplungkan ke dalam sungai secara mendadak dari atas jembatan.

4. Negara-negara Arab

Di pakai cara-cara yang lebih berprikemanusiaan. Mereka memakai

tempat pemandian, diit, obat-obatan , wangi-wangian, dan musik yang halus

dalam suasana yang santai.

5. Eropa

Pada abad ke -17 dan 18 di dirikan rumah perawatan penderita

gangguan jiwa yang dinamakan “rumah amal”, “ rumah kontrak” atau

“suaka duniawi”. Cara pengobatan yang populer pada waktu itu ialah “

pengeluaran darah “, penderita di pakaikan “ “pakaian gila” dan di cambuk.

6. Prancis

Pada akhir revolusi abad ke- 18 terjadi perubahan dalam tempat pen-

ampungan penderita gangguan jiwa. PHILLIPE PINEL (1745- 1826) men-

jadi pengawas rumah sakit Bicetre ( untuk penderita pria) dan kemudian pa-

da Salpetriere ( untuk penderita wanita). Keduanya di huni oleh penjahat ,

penderita retradasi mental dan penderita gangguan jiwa. Tindakan pertama

pinel ialah melepaskan penderita gangguan jiwa dari belenggu mereka.

2.2 Sejarah dan Perkembangan Keperawatan Jiwa di Indonesia


13

Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada masa

penjajahan Belanda sampai pada masa kemerdekaan.

1. Masa Penjajahan Belanda

Perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi

sosial ekonomi yaitu pada saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Je-

pang. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari

penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser

sebagai penjaga orang sakit.

Tahun 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk

memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial

Belanda pada masa ini adalah membentuk Dinas Kesehatan Tentara dan Di-

nas Kesehatan Rakyat. Daendels mendirikan rumah sakit di Jakarta, Suraba-

ya dan Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan profesi keperawatan,

karena tujuannya hanya untuk kepentingan tentara Belanda.

2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)

Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat

memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu

kesehatan adalah milik manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk mem-

perbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi antara lain :

o Pencacaran umum

o Cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa

o Kesehatan para tahanan

Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan

penduduk lebih maju. Pada tahun 1819 didirikan RS. Stadverband di


14

Glodok Jakarta dan pada tahun 1919 dipindahkan ke Salemba yaitu RS.

Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun 1816 – 1942 berdiri rumah sakit –

rumah sakit hampir bersamaan yaitu RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST

Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di Bandung, RS Elizabeth di Semarang.

Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah perawat.

3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)

Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran,

dan dunia keperawatan di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas

keperawatan dilakukan oleh orang-orang tidak terdidik, pimpinan rumah sa-

kit diambil alih oleh Jepang, akhirnya terjadi kekurangan obat sehingga tim-

bul wabah.

4. Zaman Kemerdekaan

Tahun 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu ru-

mah sakit dan balai pengobatan. Tahun 1952 didirikan Sekolah Guru

Perawat dan sekolah perawat setimgkat SMP. Pendidikan keperawatan

profesional mulai didirikan tahun 1962 yaitu Akper milik Departemen

Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula.

Pendirian Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) mulai bermunculan, tahun 1985

didirikan PSIK ( Program Studi Ilmu Keperawatan ) yang merupakan mo-

mentum kebangkitan keperawatan di Indonesia. Tahun 1995 PSIK FK UI

berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti

di Undip,UGM,UNHAS,dll

2.3 Trend dan Isu Keperawatan Jiwa


15

Tren dan isu dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah yang

sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut

dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada

keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Berikut ini

beberapa contoh tren dan isu yang terjadi dalam keperawatan jiwa :

Kesehatan Jiwa dimulai masa konsepsi

Di Indonesia banyak terjadi gangguan jiwa di mulai pada usia 19 ta-

hun dan jarang sekali melihat fenomena masalah sebelum anak lahir.

Perkembangan pada saat ini menunjukkan bahwa jika berbicara masalah

kesehatan jiwa harus dimulai dari masa konsepsi bahkan sebelum pranikah.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa adanya keterkaitan kesehatan

fisik dan mental seseorang ketika berada dalam kandungan di masa yang

akan datang. Penelitian-penelitian berikut membuktikan bahwa kesehatan

mental seseorang dimulai pada masa konsepsi. Berikut ini merupakan hasil

dari penelitian :

a. Marc Lehrer ( 300 bayi yg diteliti): stimulasi dini ( berupa suara, musik,

getaran, sentuhan ) setelah dewasa memiliki perkembangan fisik, mental

dan emosional yg lebih baik.

b. Mednick : ada hubungan skizofrenia dengan infeksi virus dalam kan-

dungan. Mednick membuktikan bahwa mereka yang pada saat epidemi se-

dang berada pada trimester dua dalam kandungan mempunyai resiko yang

lebih tinggi untuk menderita skizofrenia di kemudian hari. Penemuan pent-

ing ini menunjukkan bahwa lingkungan luar yang terjadi pada waktu yang
16

tertentu dalam kandungan dapat meningkatkan risiko menderita skizofre-

nia. Mednick menghidupkan kembali teori perkembangan neurokognitif,

yang menyebutkan bahwa pada penderita skizofrenia terjadi kelainan

perkembangan neurokognitif sejak dalam kandungan. Beberapa kelainan

neurokognitif seperti berkurangnya kemampuan dalam mempertahankan

perhatian, membedakan suara rangsang yang berurutan, working memory,

dan fungsi-fungsi eksekusi sering dijumpai pada penderita skizofrenia. Di-

percaya kelainan neurokognitif di atas didapat sejak dalam kandungan dan

dalam kehidupan selanjutnya diperberat oleh lingkungan, misalnya,

tekanan berat dalam kehidupan, infeksi otak, trauma otak, atau ter-

pengaruh zat-zat yang mempengaruhi fungsi otak seperti narkoba. Ke-

lainan neurokognitif yang telah berkembang ini menjadi dasar dari gejala-

gejala skizofrenia seperti halusinasi, kekacauan proses pikir,

waham/delusi, perilaku yang aneh dan gangguan emosi.

Tren peningkatan masalah kesehatan

Pada era globalisasi ini masalah kesehatan jiwa sudah meningkat, hal

ini sudah terbukti dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh beban

hidup yang semakin berat. Pada saat sekarang ini pasien gangguan jiwa

bukan hanya dari kalangan bawah tetapi juga dari kalangan mahasiswa, pns,

pegawai swasta pejabat dan masyarakat kalangan menengah ke atas. Semua

itu terjadi karena sebagian besar masyarakat menengah ke atas tidak mampu

mengelola stress dan juga bisa disebabkan oleh post powewr syndrome atau

mutasi jabatan. Pada saat sekarang ini penyakit gamgguan jiwa tidak lagi
17

mengenal strata social dan usia. Banyak orang kaya yang terkena gangguan

jiwa karena hartanya habis akibat bencana.

Selain itu kasus neurosis pada anak dan remaja, juga menunjukkan

kecenderungan meningkat. Neurosis adalah bentuk gangguan kejiwaan yang

mengakibatkan penderitanya mengalami stress, kecemasan yang berlebihan,

gangguan tidur, dan keluhan penyakit fisik yang tidak jelas penyebabnya.

Tipe gangguan jiwa yang lebih berat, disebut gangguan psikotik. Klien yang

menunjukkan gejala perilaku yang abnormal secara kasat mata. Inilah orang

yang kerap mengoceh tidak karuan, dan melakukan hal-hal yang bisa mem-

bahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengamuk.

Meningkatknya Post Traumatic Syndrome Disorde

Trauma yang katastropik, yaitu trauma di luar rentang pengalaman

trauma yang umum di alami manusia dalam kejadian sehari-hari. Mengaki-

batkan keadaan stress berkepanjangan dan berusaha untuk tidak mengalami

stress yang demikian. Mereka menjadi manusia yang invalid dalam kondisi

kejiwaan dengan akibat akhir menjadi tidak produktif. Trauma bukan sema-

ta-mata gejala kejiwaan yang bersifat individual, trauma muncul sebagai

akibat saling keterkaitan antara ingatan sosial dan ingatan pribadi tentang

peristiwa yang mengguncang eksistensi kejiwaan.

Tren bunuh diri pada anak-anak dan remaja

Gagasan bunuh diri merupakan keluhan pertamayang sering dijumpai

dalam pelayanan psikiatrik darurat. Semua ancaman bunuh diri, sikap dan

buah pikiran itu harus ditanggapi dengan serius, sampa dapat dibuktikan se-

baliknya. Pasien yang berisiko bunuh diri perlu diamati secara cermat.
18

Alasan seseorang bunuh dir adalah putus asa dengan masalah dia hadapi dan

tidak merasa tidak berdaya. Di dunia pun bunuh diri merupakan masalah

psikologis dunia yang sangat mengancam, angka kejadian terus meningkat

dan sangat mengancam Sejak tahun 1958, dari 100.000 penduduk Jepang 25

orang diantaranya meninggal akibat bunuh diri. Sedangkan untuk negara

Austria, Denmark, dan Inggris, rata-rata 25 orang. Urutan pertama diduduki

Jerman dengan angka 37 orang per 100.000 penduduk. Di Amerika tiap 24

menit seorang meninggal akibat bunuh diri. Jumlah usaha bunuh diri yang

sebenarnya 10 kali lebih besar dari angka tersebut, tetapi cepat tertolong.

Kini yang mengkhawatirkan trend bunuh diri mulai tampak meningkat ter-

jadi pada anak-anak dan remaja. Di Benua Asia, Jepang dan Korea termasuk

Negara yang sering diberitakan bahwa warganya melakukan bunuh diri. Di

Jepang, harakiri (menikam atau merobek perut sendiri) sering dilakukan

bawahan untuk melindungi nama baik atasannya. Sebagai contoh, sekretaris

pribadi mantan Perdana Menteri Takeshita melakukan bunuh diri, ketika

skandal suap perusahaan Recruits Cosmos terbongkar pada tahun 1984.

Lockheed terbongkar. Sang sopir menusuk perutnya, demi menjaga ke-

hormatan pimpinannya. Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada ta-

hun 2003 mengungkapkan bahwa satu juta orang bunuh diri dalam setiap

tahunnya atau terjadi dalam seiap 40 detiknya. Bunuh diri juga termasuk sa-

tu dari tiga penyebab utama kematian pada usia 15-34 tahun, selain faktor

kecelakaan. Metode bunuh diri yang paling disukai adalah menggunakan

pistol, menggantung diri dan minum racun.


19

Paterrn of Parenting dalam Kep. Jiwa

Dengan banyaknya kasus bunuh diri dan depresi pada anak, maka pola

asuh keluarga kembali menjadi sorotan Pola asuh yang baik adalah pola

asuh dimana orang tua menerapkan kehangatan yang tinggi disertai dengan

kontrol yang tinggi. Kehangatan adalah Bagaimana orang tua menjadi teman

curhat, teman bermain, teman yang menyenangkan bagi anak terutama saat

rekreasi, belajar dan berkomunikasi. Berbagai upaya agar anak dekat dan

berani bicara pada orang tuanya saat punya masalah. Orang tua menjadi te-

man dalam ekspresi feeling anak sehingga anak menjadi sehat jiwanya.

Bagaimana anak dilatih mandiri dan mengenal disiplin di rumahnya. Ke-

mandirian menjadi hal yang sangat penting dalam kesehatan jiwa, karena

akan memiliki self confidence yang cukup. Orang tua juga melatih anak ber-

tanggung jawab mengerjakan tugas-tugas di rumah sepert: mencuci, me-

nyiram bunga dll.

Trend pelayanan keperawatan mental psikiatri di era globalisasi

Sejalan dengan program deinstitusionalisasi yang didukung

ditemukannya obat psikotropika yang terbukti dapat mengontrol perilaku

klien gangguan jiwa, peran perawat tidak terbatas di Rumah Sakit, tetapi di-

tuntut lebih sensitif terhadap lingkungan sosialnya, serta berfokus pada pe-

layanan preventif dan promotif. Perubahan hospital based care menjadi

community based care merupakan trend yang signifikan dalam pengobatan

gangguan jiwa. Perawat mental psikiatri harus mengintegrasikan diri dalam

community mental health, dengan tiga kunci utama :


20

a. Pengalaman dan pendidikan perawat, peran dan fungsi perawat serta

hubungan perawat dengan profesi lain di komunitas.

b. Reformasi dalam yankes menuntut perawat meredefinisikan perannya

c. Intervensi keperawatan yang menekankan pada aspek pencegahan dan

promosi kesehatan, sudah saatnya mengembangkan community based

care. Pengembangan pendidikan keperawatan sangat penting, terutama

keperawatan mental psikiatri baik dalam jumlah maupun kualitas.

Isu Seputar Yankep Mental Psikiatri :

a. Pelayanan keperawatan mental psikiatri, kurang dapat dipertanggungja-

wabkan karena masih kurangnya hasil-hasil riset tentang keperawatan jiwa

klinik.

b. Perawat psikiatri, kurang siap menghadapi pasar bebas karena pendidi-

kannya yang rendah dan belum adanya licence untuk praktek yang diakui

secara internasional.

c. Pembedaan perang perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalaman

sering kali tidak jelas “position description” job responsibility dan system

reward dalam pelayanan.

d. Menjadi perawat psikiatri bukanlah pilihan bagi peserta didik (mahasiswa

keperawatan.

Tren dan Isu Seputar Dimensi Spiritual Keperawatan Jiwa

Pada prakteknya ilmu pengetahuan dan agama tidak lagi bersifat

dikotomis melainkan antara keduanya sudah terintegrasi (saling menun-

jang). Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein, ilmuwan penemu atom,
21

ilmu pengetahuan tanpa agama bagaikan orang buta. Tetapi agama tanpa

ilmu pengetahuan bagaikan orang lumpuh.

Merujuk dari pentingnya pengetahuan dan agama tersebut untuk jiwa

yang sehat banyak penelitian dilakukan diantaranya sebuah penelitian yang

mengatakan kelompok yang tidak terganggu jiwanya adalah yang mempu-

nyai agama yang bagus dan sebaliknya. Karl Jung telah menyimpulkan dari

analisanya bahwa mereka yang menderita penyakit mental mengalami suatu

kekosongan rohani. Terapinya terletak pada siraman keimanan yang kuat.

Menurut Rando (1984) keyakinan agama dapat membantu me-

nyokong pasien dalam menghadapi krisi kehidupan termasu kematian. Di-

mensi spir-itual merupakan hal yang sangat penting diperhatikan dalam

masyarakat In-donesia. Walaupun hal ini sering kali terabaikan. Pengertian

tentang pentingnya memahami kebutuhan spiritual pasien yang dilandasi

atas keyakinan beragama, nilai dan pengalaman kehidupan pasien sering

tidak menjadi focus tenaga kesehatan. Hal ini mungkin disebabkan oleh su-

litnya menjelaskan secara ilmu aspek spiritual. Tiga kebutuhan spiritual

menurut Randi (1984) adalah mencari arti kehidupan, meninggal secara

wajar dan kebutuhan untuk ditemani pada saat sakratul maut.

BAB III
22

PENUTUP

Kesimpulan

Bahwa perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi

sosial ekonomi yaitu pada saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang.

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribu-

mi yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang

sakit.

Kesehatan jiwa seseorang bisa terganggu karena masalah-masalah yang

didapat selama hidup. Dalam menjalankan kehidupan setiap orang akan

mendapatkan masalah. Sebagian besar manusia tidak mampu mengontrol emosi

dan mengelola stresnya, sehingga akan melakukan yang hal-hal yang tidak baik

bagi dirinya. Walaupun begitu ada sebagian orang yang bisa melaluinya dengan

baik. Kesehatan jiwa menjadi masalah besar di dunia dan dianggap sangat

mengancam. Seseorag yang mengalami gangguan jiwa akan melakukan beberapa

hal, seperti menggunakan NAPZA, melakukan bunuh diri dll. Setiap tahunnya

kasus bunuh diri selalu meningkat yang menyebabkan banyak orang yang

meninggal. Pada saat sekarang ini tren dan isu tentang keperawatan jiwa sangat

berkembang. Gangguan jiwa bukan hanya terjadi pada orang dewasa dan lansia

saja tetapi juga terjadi pada anak-anak dan remaja. Dan tidak hanya dialami oleh

masyarakt kalangan bawah saja tetapi juga kalangan menengah ke atas.

Saran
23

Banyaknya persoalan yang dihadapi selama hidup ini seperti ekonomi dan

kemiskinan dapat menyebabkan terganggunya kesehatan mental. Orang yang

mengalami depresi atau stress akan berusaha menghilangkan stresnya dengan

menggunakan NAPZA dan ada yang melakukan bunuh diri. Untuk itu sebagai

seorang perawat kita harus bisa merawat pasien dengan gangguan jiwa dengan

baik agar tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Penigkatan pelayanan terhadap

pasien juga harus diperhatikan. Untuk mengurangi pasien penyakit jiwa bisa dil-

akukan dengan dimensi spiritual, sehingga pasien harus lebih diperkenalkan

dengan agamanya dan memperkuat imannya.


24

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Kaplan, A.I, Sadock B.J. (1998). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat (I); Jakarta.

Widya Medika.

Hamid, A.Y.S. (2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa (I);

Jakarta. Buku Kedokteran ECG.

Prasetyo, H. Nugroho, P. (2009). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa dalam Me-

rawat Pasien Jiwa pada Praktek Klinik Keperawatan Jiwa. Soedirman. 4 (1), 15-

19.

Вам также может понравиться

  • Asbsen
    Asbsen
    Документ1 страница
    Asbsen
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Visi Misi
    Visi Misi
    Документ12 страниц
    Visi Misi
    Wenny
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ7 страниц
    Cover
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Kom Unitas
    Kom Unitas
    Документ12 страниц
    Kom Unitas
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Gadar
    Gadar
    Документ21 страница
    Gadar
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Latihan R.O.M Ekstremitas Bawah: No: Dokumen .......... No: Revisi .................. Halaman
    Latihan R.O.M Ekstremitas Bawah: No: Dokumen .......... No: Revisi .................. Halaman
    Документ4 страницы
    Latihan R.O.M Ekstremitas Bawah: No: Dokumen .......... No: Revisi .................. Halaman
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Riooo Tampan
    Riooo Tampan
    Документ28 страниц
    Riooo Tampan
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Komunikasi Pada Klien Lansia
    Komunikasi Pada Klien Lansia
    Документ28 страниц
    Komunikasi Pada Klien Lansia
    Wenny Widyasari
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar
    fitriyanatee
    Оценок пока нет
  • Curah Jantung
    Curah Jantung
    Документ24 страницы
    Curah Jantung
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Data Klien
    Data Klien
    Документ5 страниц
    Data Klien
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Diare Akut
    Diare Akut
    Документ15 страниц
    Diare Akut
    rudy otniel
    100% (2)
  • Format Makalah Keperawatan Jiwa I
    Format Makalah Keperawatan Jiwa I
    Документ4 страницы
    Format Makalah Keperawatan Jiwa I
    Indaah WahyuningTyas
    Оценок пока нет
  • Kelompok 1 Rio
    Kelompok 1 Rio
    Документ3 страницы
    Kelompok 1 Rio
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Ad Maiorem Dei Gloriam
    Ad Maiorem Dei Gloriam
    Документ1 страница
    Ad Maiorem Dei Gloriam
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Tutorial Hijab
    Tutorial Hijab
    Документ1 страница
    Tutorial Hijab
    Fahdan
    Оценок пока нет
  • Acne Vulgaris
    Acne Vulgaris
    Документ11 страниц
    Acne Vulgaris
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • ANAK
    ANAK
    Документ2 страницы
    ANAK
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Tutorial Hijab
    Tutorial Hijab
    Документ1 страница
    Tutorial Hijab
    Fahdan
    Оценок пока нет
  • Mrs - Bab I - Sistem Manajemen Rumah Sakit Dalam Perspektif Sejarah
    Mrs - Bab I - Sistem Manajemen Rumah Sakit Dalam Perspektif Sejarah
    Документ19 страниц
    Mrs - Bab I - Sistem Manajemen Rumah Sakit Dalam Perspektif Sejarah
    Fadrianz Form
    Оценок пока нет
  • Tutorial Hijab
    Tutorial Hijab
    Документ1 страница
    Tutorial Hijab
    Fahdan
    Оценок пока нет
  • 29 Etti PDF
    29 Etti PDF
    Документ11 страниц
    29 Etti PDF
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Rydoe
    Оценок пока нет
  • Hipertensi
    Hipertensi
    Документ25 страниц
    Hipertensi
    Rydoe
    Оценок пока нет