Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
(GASTRITIS)
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :
KELAS C
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKAO
PALU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini dengan semakin modernnya zaman, semakin banyak juga penyakit
yang timbul akibat gaya hidup manusia dan penularan bakteri. Salah satunya
adalah penyakit gastritis, yang terjadi karena inflamasi yang terjadi pada lapisan
lambung yang menjadikan sering merasa nyeri pada bagian perut. Penyakit ini
tidak bisa menular tapi biasanya bakteri penyebab gastritis (Helycobacter pylori)
masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan.
Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung. Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel
radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang
banyak dijumpai di klinik atau ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian
penyakit gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini bisa menyerang semua jenis
kelamin karena pola makan yang buruk dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol
dan merokok. Penyakit gastritis ini lebih menyerang kepada usia remaja sampai
dewasa sehingga butuh perawatan khusus karena akan menggaggu masa tua,
sehingga dibutuhkan pengetahuan untuk mengobati dan lebih baik lagi untuk
mencegah terjadinya penyakit ini sejak dini.
PEMBAHASAN
II.1 Penyakit
A. Definisi
Gastritis berasal dari kata gaster artinya lambung dan itis yang berarti
inflamasi atau peradangan. Jadi, Gastritis berarti peradangan mukosa
lambung. Peradangan dari gastritis dapat hanya superficial atau dapat
menembus secara dalam ke dalam mukosa lambung, dan pada kasus-kasus
yang berlangsung lama menyebabkan atropi mukosa lambung yang hampir
lengkap. Pada beberapa kasus, gastritis dapat menjadi sangat akut dan berat,
dengan ekskoriasi ulserativa mukosa lambung oleh sekresi peptik lambung
sendiri (Guyton, 2001).
B. Patofisiologi
C. Etiologi Gastritis
Alkohol
Organ tubuh yang berperan besar dalam metabolisme alkohol
adalah lambung dan hati, oleh karena itu efek dari kebiasaan
mengkonsumsi alkohol dalam jangka panjang tidak hanya berupa
kerusakan hati atau sirosis, tetapi juga kerusakan lambung. Dalam
jumlah sedikit, alkohol merangsang produksi asam lambung berlebih,
nafsu makan berkurang, dan mual, sedangkan dalam jumlah banyak,
alkohol dapat mengiritasi mukosa lambung dan duodenum. Konsumsi
alkohol berlebihan dapat merusak mukosa lambung, memperburuk
gejala tukak peptik, dan mengganggu penyembuhan tukak peptik.
Stress
D. Manifestasi Klinis
a) Gastritis akut
Manifestasi klinik pada gastritis ini umumnya bervariasi dan tak jelas
seperti perasaan penuh, anoreksia dan adanya distress epigastrik yang tak
nyata.
E. Macam-macam Gastritis
1. Gastritis akut
II.2 Resep
II.3 Obat-Obat Dalam Resep
Dosis :
diminum 5-10 ml 3-4 kali sehari
Efek Samping :
- Sembelit
- mual
- Kehilangan selera makan
- Kebingungan
- Kelelahan yang tidak biasa
- Kelemahan otot
- Refleks lambat
- Muntah
- Diare
Kontra Indikasi :
hipersensitivitas pada snmag suspension adalah sebuah kontra
indikasi sebagai tambahan sanmag suspension tidak boleh dikonsumsi
jika anda memiliki kondisi berikut:
- Penggunaan obat pencahar berbasis minyak mineral
- Reaksi alergi
- Reaksi alergi terhadap almunium hidroksida
Interaksi Obat :
- ascorbic acid
- Biphosphonate derivatives
- Cephalosporins
- Citrates
- Corticsteroids
- Cylosporin
- Delvirdine
- Dolutegravir dutrebis
- Imidazole antifungals
- Iron salt
2. Ranitidin
Indikasi :
Tukak lambung dan tukak duodenum, refluks, esofagitis,
dispepsia episodik kronis, tukak akibat AINS, tukak duodenum karena
H. Pylori, Sindrom Zollinger-Ellison, kondisi lain dimana
pengurangan asam lambung akan bermanfaat.
Dosis :
a. Oral, 400 mg 2 kali sehari (setelah makan pagi dan sebelum tidur
malam) atau 800 mg sebelum tidur malam (tukak lambung dan
tukak duodenum) paling sedikit selama 4 minggu (6 minggu pada
tukak lambung, 8 minggu pada tukak akibat AINS); bila perlu
dosis dapat ditingkatkan sampai 400 mg 4 kali sehari atau kadang-
kadang (misal seperti pada tukak stres) sampai maksimal 2,4 g
sehari dalam dosis terbagi; anak lebih dari 1 tahun, 25-30
mg/kg/hari dalam dosis terbagi
b. Pemeliharaan, 400 mg sebelum tidur malam atau 400 mg setelah
makan pagi dan sebelum tidur malam.
c. Refluks esofagitis, 400 mg 4 kali sehari selama 4-8 minggu.
Sindrom Zollinger-Ellison, 400 mg 4 kali sehari atau kadang-
kadang lebih. Pengurangan asam lambung (profilaksis aspirasi
asam; jangan menggunakan sirup). Obsterik 400 mg pada awal
melahirkan, kemudian bila perlu sampai 400 mg setiap 4 jam
(maksimal 2,4 g sehari); prosedur bedah 400 mg 90-120 menit
sebelum induksi anastesi umum.
d. Untuk mengurangi degradasi suplemen enzim pankreatik, 0,8 – 1,6
sehari dalam 4 dosis terbagi menurut respons 1-15 jam sebelum
makan.
e. Injeksi Muskular : 200mg setiap 4-6 jam; maksismal 2,4 g sehari
f. Injeksi intervena lambat: 200 mg yang diberikan selama tidak
kurang dari 2 menit; dapat diulang setiap 4-6 jam; bila diperlukan
dosis yang besar atau terdapat gangguan kardiovaskular, dosis
bersangkutan harus diencerkan dan diberikan selama 10 menit (
infus lebih baik); maksimal 2,4 g sehari.
g. Infus intervena : 400 mg dalam 100 ml natrium klorida 0,9% infus
intervena diberikan selama 0,5-1 jam (dapat diulang setiap 4-6
jam) atau dengan cara infus berksinambungan pada laju rata-rata
50-100 mg/jam selama 24 jam, maksimal 2,4 g sehari; bayi
dibawah 1 tahun, melalui injeksi intramuskular atau injeksi/infus
intravena lambat, 20 mg/kg bobot badan sehari dalam dosis terbagi
pernah dilakukan; anak lebih dari satu tahun, 25-30 mg/kg bobot
badan dalam dosis terbagi.
Efek Samping :
Kontra Indikasi :
Hipersensitif terhadap ranitidin
Sediaan Dipasaran :
- ranitidine (holi pharma)
- Ranitidine (Indopharma)
- Ranitidin (Pertiwi Agung)
Interaksi Obat :
Ranitidin dapat berinteraksi dengan makanan, Antasida,
Propantelin bromida. Ranitidin berinteraksi dengan sistem enzim
sitokrom P450 dihati. Ranitidin hanya sedikit menghambat
metabolisme hepatik beberapa obat seperti kumarin, antikoagulan,
teofilin, diazepam dan propranolol. Penggunaan ranitidin bersama
nifedipin dapat menyebabkan peningkatan AUC nifedipin hingga 30%.
Penggunaan ranitidin dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B12
karena malabsorpsi vitamin B12.
Cara Penggunaan :
Diberikan sebelum atau sesudah makan.
Dosis :
Efek Samping :
Kontra Indikasi :
Sediaan Dipasaran :
Interaksi Obat :
Cara Penggunaan :
III.1 Kesimpulan
III.2 Saran
Guyton Arthur C, John E. Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 2001.
Prince, Sylvia A., Lorraine McCarty Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta: EGC. 2015.
Suyono, Slamet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbitan
FKUI.