Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Risiko bahaya diInstalasi CSSD dan Laundry rumah sakit yang
disebabkan oleh faktor biologi, fisik, kimia, fisiologi/ergonomi dan
psikologi dapat menyebabkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja bagi
pekerja, pengunjung, pasien dan masyarakat disekitar lingkungan rumah
sakit. Pekerja rumah sakit memiliki resiko kerja yang lebih tinggi
dibanding pekerja industri lain sehingga resiko bahaya tersebut harus
dikendalikan.
Rumah sakit mempunyai risiko penyakit infeksi dan juga terdapat
beberapa risiko bahaya yang memepengaruhi kondisi di Rumah sakit,
salah satunya di Instalasi CSSD dan Unit laundry. Pada proses pekerjaan
di Instalasi CSSD dan laundry terdapat potensial bahaya dan disarankan
petugas menggunakan pelindung diri yang terdiri dari :
a. Topi
b. Masker
c. Pelindung mata ( Google )
d. Pakaian panjang
e. Apron
f. Sepatu Boot
g. Sarung tangan panjang
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
Area Risiko
A AKSES RUMAH SAKIT
1 Ruangan belum standar
2 Belum mempunyai mesin indikator BI steam yang cepat
3 Belum mempunyai mesin drying cabinet
4 Tranport pengangkut linen kotor masih kurang
5 Selasar rumah sakit belum lengkap
6 Mesin cuci masih mengunakan yang lama ( Tabung )
7 Rol mesin strika sudah terkelupas
8 Mesin belum dikalibrasi
B KECELAKAAN
1 Tertusuk jarum
2 Tersiram air panas
3 Tersengat listrik
4 paparan bahaya bahan chemical
3 Paparan bahaya radiasi zat EO dan H2O2
4 Terpeleset
5 Kejatuhan benda/alat instrument
C STAF
1 Staf masih kurang trampil
2 Kurang pengawasan dari Ka instalasi
3 Kurang teliti dalam penerimaan dan pengesetan barang instrumen
Masih sering benda tajam ( Jarum dll) terkirim ke CSSD dan
4 laundry
4 Tidak ada pengawasan ketersediaan tandon air
D FINANSIAL
1 Masih belum efektif dalam perhitungan cost
E KEAMANAN
1 Pencurian
2 Lingkungan tidak aman
B. Prioritas Resiko
Daftar Resiko
CSSD
NO RINCIAN RESIKO PENYEBAB DAMPAK Likelihood KONSEKUENSI SCOR PENGENDALIAN PENGENDALIAN
PEKERJAAN (Kemungkinan) AWAL BERIKUTNYA
Pelayan
1 Menerima Instrumen Kurangnya terganggu 3 2 6 SPO penerimaan Sosialisasi dan
instrumen kepatuhan
kotor hilang SPO barang monitoring SPO
Ceklist serah
terima
barang
SPO pencucian Sosialisasi dan
Kebutuhan
instrumen
2 Mencuci Instrumen Kurangnya untuk 3 2 6 instrumen monitoring SPO
instrumen kepatuhan pelayanan
kotor tertukar SPO berkurang Ceklist serah
sehingga
pelayanan barang
terganggu
Tertusuk INOS di Kordinasi dengan
benda Kurangnya petugas 2 2 4 SPO tertusuk PPI
kepatuhan apabila ada
tajam SPO benda tajam kejadian
tertusuk jarum
Merusak
Kesalahan Kurangnya instrumen 3 2 6 SPO pemakaian
Keracunan
kepatuhan dan iritasi
pencampuran SPO pada desinfektan
desinfektan petugas
Keracunan
Terpapar dan iritasi SPO terpapar
bahan Kurangnya pada 2 2 4 bahan
kepatuhan
kimia SPO petugas kimia
SDM yang 1. Beban 1. Kesalahan
2 proses tersedia kerja yang setting 1. Pelatihan 1. Pengajuan
pengemasan saat ini untuk belum peningkatan pelatihan ke
dan proses sesuai alat kualitas kasubag
2. Masih
sterilisasi ada staf
sterilisasi mengerja yang 2. Kesalahan SDM Diklit
kan
pekerjaan belum 2. Supervisi ka.
yang memenuhi pemberian 2. Evaluasi hasil Inst
melebihi kompetensi
beban kerja secara indikator implementasi
sehingga
dengan atau praktek. 3. Kesalahan pelatihan
tanpa
disadari facking
3. Belum 3. Pemberian 3. Pengajuan
semua staf
menurun mendapat makanan makanan
kualitas pelatihan 4. Kesalahan 4 3 12 tambahan tambahan
kinerjanya. pelabelan utk pegawai diadakan setiap
5. Kesalahan bulan
pegoperasian
mesin
6. Respon
time
tidak tercapai
7. Alat hilang
Proses Tandon air Operasional
4 sterilisasi habis Kurangnya mesin steril cek list tandon air
terganggu
evaluasi dan sehingga secara rutin dan
menyebabkan koordinasi
pemantauan kerusakan dengan
alat dan
proses
sterilisasi 3 4 12 IPSRS
tertunda yang
menyebabkan
terganggunya
proses
Pelayanan
Kesetrum Petugas Cidera pada SPO
aliran kurang petugas penanganan
terkena arus
listrik hati-hati 2 2 4 listrik
Kerusakan mengganggu
mesin Kurangnya pelayanan SPO kerusakan
penjadwalan mesin
service
secara 3 3 9
berkala
Terpapar Kurang Cidera pada
benda tertibnya petugas 2 2 4 Monitoring SPO pemakaian
pemakaian
panas APD pemakaian APD APD
Kerusakan
Kesalahan barang yang SPO
5 Proses dalam Kurangnya di penyimpanan Ceklist
Distribusi kepatuhan simpan dan
alat penyimpanan SPO menghambat 2 3 6 alat steril penyimpanan
barang pelayanan barang steril
Menganggu Ceklist serah
Kesalahan Kurangnya pelayanan 2 2 4 SPO distribusi terima
kepatuhan
distribusi SPO alat steril barang pada saat
pendistribusian
Daftar Resiko
Laundry
1. SPO
1 Mendorong Bakteri pada Terhadap pasien: pemakaian 1. Monitoring
2. Virus Hepatitis
2. SPO
3. Virus HIV 3 3 9 pembersihan 2. Sosialisasi
troly linen
Terhadap Petugas: infeksius pemakaian APD
1. Terkena kuman
Mycobacterium
tuberculosis
2. Virus Hepatitis
3. Virus HIV
Troly
Terhadap pasien dan 1.SPO
3 Pemilahan linen Bakteri pada petugas pengumpulan 1. Monitoring
dan
infeksius dan linen kotor 1. Terkena kuman pengangkutan pemilahan linen
Mycobacterium
non infeksius tuberculosis linen kotor non infeksius
non infeksius
1. SPO
4 Pencucian linen ● Bakteri Terhadap pasien: Pencucian 1. Monitoring
Kotor infekisuis pada linen 1. Terkena kuman linen kotor pemakaian APD
dan non Mycobacterium
infeksius kotor tuberculosis Infeksius 2. Monitoring
2. Virus Hepatitis
3. Virus HIV
Kordinasi dengan
● Tertusuk Kurangnya SPO tertusuk PPI
apabila ada
jarum kepatuhan SPO 3 3 9 benda tajam kejadian
tertusuk jarum
1. SPO terkena
●Tersengat 1.Luka bakar di tempat listrik
1. SPO setrika
8 Penyetrikaan ●Tersengat 1.Luka bakar di tempat dan 1. Monitoring
panas
3. Virus HIV
C. Pelaporan Risiko
a. ALUR PELAPORAN IKP KE TIM KPRS DI RUMAH SAKIT
(INTERNAL)
1) Apabila terjadi suatu insiden (KTD/ KNC) di rumah sakit, wajib
segera ditindak lanjuti (dicegah/ ditangani) untuk mengurangi dampak/
akibat yang tidak diharapkan
2) Setelah ditindak lanjuti, segera buat laporan insidennya dengan
mengisi formulir laporan insiden pada akhir jam kerja/ shift kepada
atasan langsung (paling lambat 2 x 24 jam), jangan menunda laporan
(formulir: lampiran 2);
3) Setelah selesai mengisi laporan, segera serahkan kepada atasan
langsung pelapor.
4) Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading
risiko terhadap insiden yang dilaporkan
5) Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang
akan dilakukan sebagai berikut :
Grade biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu
maksimal 1 minggu
Grade hijau : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu
maksimal 2 minggu
Grade kuning : investigasi komprehensif/ analisis akar masalah/ RCA
oleh tim yang dipilih Tim KP di rumah sakit, waktu
maksimal 45 hari
Grade merah : investigasi komprehensif/ analisis akar masalah/ RCA
oleh tim yang dipilih Tim KP di rumah sakit, waktu
maksimal 45 hari
6) Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil
investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Tim KP di RS
7) Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil investigasi dan laporan
insiden untuk menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan
(RCA) dengan melakukan regrading
8) Untuk grade kuning/ merah Tim KP di RS bersama dengan Komite
Mutu, Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kerja (KMKK) akan
melakukan analisis akar masalah/ Root Cause Analysis (RCA)
9) Setelah melakukan RCA, Tim KP di RS bersama dengan KMKK akan
membuat laporan dan rekomendasi untuk perbaikkan serta
“pembelajaran” berupa petunjuk/ ‘safety alert’ untuk mencegah
kejadian yang sama terulang kembali
10) Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada direksi
11) Rekomendasi untuk ‘perbaikan dan pembelajaran’ diberikan umpan
balik kepada unit kerja terkait
12) Unit kerja membuat analisa dan tren kejadian di satuan kerjanya
masing-masing
13) Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Tim KP di RS.
D. Manajemen risiko
Manajemen risiko adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari manajemen proses. Manajemen risiko adalah bagian dari proses
kegiatan didalam organisasi dan pelaksananya terdiri dari mutlidisiplin
keilmuan dan latar belakang, manajemen risiko adalah proses yang
berjalan terus menerus.
· Identifikasi risiko
Dalam hal ini, risiko dapat dibedakan menjadi risiko potensial (dengan
pendekatan pro-aktif) dan insiden yang sudah terjadi (dengan pendekatan
reaktif / responsif).
Risiko potensial dapat diidentifikasi dari berbagai macam sumber, misalnya:
a. Informasi internal (rapat bagian / koordinasi, audit)
b. Informasi eksternal (sumber dari PPI)
c. Pemeriksaan atau audit eksternal
Risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan peringkatnya
(grading) dengan memperhatikan:
1. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood)
2. Tingkat dampak yang dapat / sudah ditimbulkan (consequence)
LEVEL DESKRIPSI
1 0,5 % - extreme unlikely or virtually imposible
Sangat Rendah HAMPIR TIDAK MUNGKIN TERJADI
2 6-20% - Low but not impossible
Rendah JARANG TAPI BUKAN TIDAK MUNGKINTERJADI
3 21-50 % - fairly likely to occur
Sedang MUNGKIN TERJADI/BISA TERJADI
4 51-80%- more likely to ooccur than not
Tinggi SANGAT MUNGKIN
5 81-100%- almost certainly will occur
sangat Tinggi HAMPIR PASTI AKAN TERJADI
Tabel 2. Penilaian Consequency ( Konsekuensi )
KEMUNGKINAN KONSEKUENSI
1 2 3 4 5
Sangat
Rendah Rendah Sedang Berat katastropik
5 1 2 3 4 5
Sangat sering
terjadi
4 2 4 6 8 10
Sering Terjadi
3 3 6 7 12 15
Mungkin Terjadi
2 4 8 9 16 20
Jarang Terjadi
1 5 10 15 20 25
Sangat Jarang
Sekali
Nilai
1- 5 6 - 10 11 - 15 16 -20 21 - 25
Sangat
Rendah Rendah Sedang Berat Katastropik
· Analisis risiko
· Evaluasi risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
skor dan grading yang didapat dalam analisis.
CSSD
No Jenis Kegiatan Tujuan sasaran Target Indikator Waktu Biaya Penanggung
Keberhasilan Jawab
Staf CSSD dan Terpenuhi
1 Ceklist Memudahkan staf ruangan 100% kebutuhan Mei Disesuaikan Ka. Instalasi,
dan seluruh
penyimpanan menyusun dan yang mengunakan barang steril di 2018 ruangan
menyimpan alat
barang steril steril barang steril ruangan yang mengunakan
barang steril
Ceklist serah Memudahkan staf Staf CSSD dan Terpenuhi
2 terima cara ruangan 100% kebutuhan Juni Disesuaikan Ka. Instalasi,
barang pada pendistribusikan dan seluruh
saat alat yang mengunakan barang steril di 2018 ruangan
pendistribusian Steril barang steril ruangan yang mengunakan
barang steril
Ruangan rawat Barang tidak
3 Sosialisasi dan Agar barang tidak inap 100% hilang Juli Disesuaikan Ka. Instalasi
sehingga
monev SPO Hilang OK, IGD, HCU pelayanan 2018 CSSD/LAUNDRY
penerimaan Dan Ruang rawat
barang lancar inap
Kotor OK, HCU IGD
linen bersih
Memudahkan Ruangan Ruangan
15 Monitoring staf cara laundry 100% laundry bersih April Disesuaikan Ka. Instalasi,
kebersihan kerja kebersihan
ruang ruang dan tertata rapi 2018 Staf laundry
laundry Laundry
BAB V
SASARAN
No Kegiatan J F M A M J J A S O N D
a e a p e u u g e k o e
n b r r i n l t p t v s
1 Membuat ceklis penyimpanan Ѵ
barang steril.
2 Membuat ceklist serah terima Ѵ
barang pada saat pendistribusian
3 Sosialisasi dan monev SPO Ѵ
penerimaan barang kotor
4 Membuat monitoring serah Ѵ
terima barang kotor
5 Koordinasi SPO tertusuk jarum Ѵ
dengan PPI
6 Membuat SPO pemakaian Ѵ
desinfektan
7 Koordinasi Spo terpapar bahan Ѵ
kimia dengan K3
8 Koordinasi SPO pemakaian Ѵ
APD dengan PPI
9 Membuat SPO pemakaian Ѵ
desinfektan
10 Monitoring pengunaan troly Ѵ
11 Membuat SPO pengunaan Troly Ѵ
12 Membuat SPO pengunaan motor Ѵ
roda tiga
13 Monitoring pembersihan motor Ѵ
roda tiga
BAB VII
Demikian Program mamajemen risiko CSSD dan Laundry ini dibuat agar.
Keselamatan pasien dan Staf rumah sakit ini dapat terjamin. Diharapkan
partisipasi dari berbagai pihak untuk ikut memberi sumbangan saran, perbaikan
dan penyempurnaan program ini dalam rangka terjaminnya mamajemen risiko
CSSD/Laundry di Rumah sakit dr. Sitanala Tangerang.
Harapan kami, program ini dapat menjadi alat bagi RS dalam upaya
meningkatkan kinerja dan keselamatan kerja staf rumah di Rumah sakit.