Вы находитесь на странице: 1из 424

Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

KERAGAMAN KUPU – KUPU


ARBORETUM BALAI PENELITIAN
TEKNOLOGI AGROFORESTRY

Anas Badrunasar

Hak cipta oleh Balai Penelitian Teknologi Agroforestry.


Dilarang menggandakan buku ini sebagian atau
seluruhnya dalam bentuk fotokopi, cetak, maupun
bentuk lainnya, kecuali untuk keperluan pendidikan atau
non komersial lainnya, dengan mencantumkan
sumbernya sebagai berikut:

Badrunasar, A. 2014. Keragaman Kupu-kupu Arboretum


Balai Penelitian Teknologi Agroforestry. Balai
Penelitian Teknologi Agroforestry. Ciamis.

Diterbitkan oleh:
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry
Jl. Raya Ciamis-Banjar Km. 4 Pamalayan, Po. Box 5 Ciamis
46201

T : +62 (265) 771352


F : +62 (265) 775866
E : bptagroforestry@yahoo.com, bpt.agroforestry@gmail.com

Disain cover : Anas Badrunasar

ISBN : 978-602-17616-4-9
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

KATA PENGANTAR

Dan Kami telah menghamparkan bumi dan


menjadikan padanya gunung-gunung, dan Kami
tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut
ukuran. Dan Kami telah menjadikan untukmu di
bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami
menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu
sekali-kali bukan pemberi rizki kepadanya. (QS. Al
Hijr, 15: 19-20)
dan Allah telah menciptakan semua jenis
hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada
yang berjalan di atas perutnya dan sebagian
berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang
lain) berjalan dengan empat kaki. Allah
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguh-
nya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Qs.An
Nur :45)
Menurut catatan Whitten, dkk. (1999) di
Pulau Jawa dan Bali terdapat kurang lebih 600 jenis
kupu-kupu, 30 jenis diantaranya hadir dan
menetap di areal perkantoran dan Arboretum Balai
Penelitian Teknologi Agroforestry (BPTA) Ciamis,
maka selayaknya kita mengucapkan puji syukur ke
hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas limpahan
kekayaan biodiversitas kupu-kupu tersebut yang
menyimpan potensi dan manfaat yang belum
diketahui semuanya, serta tak lupa diucapkan
terima kasih dan apreasiasi yang tinggi atas usaha
pembuatan Buku Keragaman Kupu-kupu yang
berada di lingkungan Arboretum Kantor Balai
Penelitian Teknologi Agroforestry (BPTA) Ciamis.
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Informasi mengenai 30 jenis kupu-kupu ini


merupakan hasil pengamatan selama delapan
bulan, Januari-Agustus 2014, yang kemudian
ditambahkan uraian ciri-ciri yang sangat berguna
untuk pengenalan 30 jenis kupu-kupu dilengkapi
dengan foto fisik kupu-kupu yang dimaksud.
Semoga informasi dalam buku ini
bermanfaat bagi para pembaca yang ingin
mengenal lebih jauh tentang kupu-kupu.

Ciamis, Oktober 2014

Kepala Balai

Ir. Bambang Sugiarto, MP.


NIP.19580924 198602 1 001
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

LEMBAR PERSEMBAHAN

Daniswara Ahnaf
Firdaus, adalah
putra ke-tiga dari
penulis, lahir di
Ciamis 15 Desember
2004, saat pembuat-
an buku ini, dia baru
duduk di kelas 4 SD.
Peran dan kontri-
businya dalam pe-
nyusunan buku ini
sangatlah besar,
karena dia sangat
rajin mengikuti
Daniswara Ahnaf Firdaus penulis dalam
pengamatan baik
dilapangan maupun di miniatur penangkaran kupu-kupu
dalam rumah. Dalam jangka waktu pengamatan hampir
selama delapan bulan, dia sudah hapal betul 30 jenis
kupu-kupu beserta jenis kelaminnya, bahkan nama
ilmiahnya juga, sumber pakan larva bentuk dan jenis
larva sampai bentuk serta macam pupa yang ada dalam
buku ini, karena memang dia mengikuti dari awal. Yang
paling ditunggu-tunggu bagi Daniswara, adalah ketika
kepompong diakhir masa pupanisasinya dan begitu kupu-
kupu dewasa keluar dari kepompong, ayah... kupu-
kupunya jantan, nanti siang pulang sekolah Danis yang
lepasin yah... Terinspirasi dari Daniswara yang baru
berusia 10 tahun, maka dibuatlah bab tentang perlunya
edukasi lingkungan khusus kupu-kupu sejak usia dini,
dengan harapan tertanamkannya cinta lingkungan sejak
dini dan muculnya Daniswara-Daniswara pecinta
lingkungan lainnya.
Semoga, terimakasih Daniswara Ahnaf Firdaus.
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i
LEMBAR PERSEMBAHAN iii
DAFTAR ISI iv

I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Nilai Ekonomi versus 3
Konservasi

II. DEFINISI OPERASIONAL 5


A. Anatomi Kupu-kupu 5
B. Bentuk Telur Kupu-kupu 8
C. Ukuran Telur 10
D. Tanaman Inang dan Sumber 16
Pakan Larva
E. Larva/Ulat 19
F. Pupanisasi 23

III. KERAGAMAN KUPU-KUPU 31


ARBORETUM BPTA
A. Famili Nymphalidae 33
B. Famili Hesperiidae 33
C. Famili Pieridae 34
D. Famili Papilionidae 34
E. Famili Lycanidae 35
1. Kupu-kupu Telur (Hypolimnas 36
bolina Linnaeus)
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

2. Kupu-kupu Handeuleum 47
(Doleschallia polibete Cramer)
3. Kupu-kupu Baron (Tanaecia iapis 52
puseda Godart)
4. Kupu-kupu Macan Palem (Elymnias 64
nesaea Linnaeus)
5. Kupu-kupu Merak Pesolek (Junonia 66
almana Linnaeus)
6. Kupu-kupu Padi Coklat (Melanitis 83
leda Linnaeus)
7. Kupu-kupu Palem merah (Elymnias 88
hypermnestra Linnaeus)
8. Kupu-kupu Lima Mata (Ypthima 93
baldus Fabricius)
9. Kupu-kupu Pesolek Biru (Junonia 106
orithya Linnaeus)
10. Kupu-kupu Sersan Strip Putih 121
(Athyma pravara Moore)
11. Kupu-kupu Semak Coklat Gelap 134
(Mycalesis perseoides Moore)
12. Kupu-kupu Raja Palm (Amathusia 152
phidippus Linnaeus)
13. Kupu-kupu Pesolek Coklat (Junonia 158
hedonia ida Linnaeus)
14. Kupu-kupu Beringin (Euploea 177
mulciber Cramer)
15. Kupu-kupu Anak Panah Kuning 196
(Cephrenes trichopepla Lower)
16. Kupu-kupu Skipper Bintik Putih 212
(Pelopidas lyelli Rothschild)
17. Kupu-kupu Pisang (Erionota thrax 217
Linnaeus)
18. Formosan swift (Borbo cinnara 223
Wallace)
19. Kupu-kupu Anak Panah Kuning 238
Besar (Potanthus serina Plötz,)
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

20. Kupu-kupu Skiper Kapol 249


(Ancistroides nigrita maura Snellen)
21. Kupu-kupu Kuning Bintik Coklat 262
(Eurema sari Horsfield.)
22. Kupu-kupu Roh Suci (Leptosia nina 273
Fabricius)
23. Kupu-kupu Johar (Catopsilia 278
pyranthe Linnaeus)
24. Kupu-kupu Cendana (Delias 290
pasithoe Linnaeus)
25. Kupu-kupu Albatros Bergaris Hitam 296
(Appias libythea Fabricius)
26. Kupu-kupu Sirsak : (Graphium 314
agamemnon Linnaeus)
27. Kupu-kupu Jeruk Hitam Bintik Putih 325
(Papilio polytes Linnaeus)
28. Kupu-kupu Jeruk Nipis (Papilio 340
memnon Linnaeus)
29. Kupu-kupu Ekor Getar Abu-abu 354
(Jamides celeno aelianus Fabricius)
30. Kupu-kupu Ekor Getar Biru 361
(Auchrysops cnejus Fabricius)

IV. SARANA EDUKASI 374


A. Sejarah Rumah Kupu-kupu 374
B. Potensi Arboretum BPTA 374
C. Potensi Kupu-kupu Liar Arboretum 376
BPTA
D. Penangkaran Kupu-kupu 377
E. Penyediaan Tanaman Inang, Pakan 380
dan Tanaman Hias
F. Pengadaan Bibit Kupu-kupu 381
G. Pemeliharaan, telur, larva, 394
kepompong dan kupu-kupu
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

V. NILAI EKONOMI KUPU-KUPU 397


A. Perdagangan Kupu-kupu : Dulu dan 397
Sekarang
B. Harga Jual Kupu-kupu 398
C. Pembuatan Kupu-kupu Awetan 400

VI. PENUTUP 403

DAFTAR PUSTAKA 405


Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan serangga sebagai spesies
indikator kondisi lingkungan sudah lama diguna-
kan, proses siklus hidup yang banyak terjadi pada
ekosistem yang berbeda atau penggunaan tanaman
inang khusus menjadikan serangga memiliki ting-
kat kepekaan terhadap kondisi kesehatan suatu
ekosistem, Speight et all. (1999). Tidak semua jenis
serangga dapat dijadikan sebagai indikator, hanya
jenis serangga yang memiliki tingkat toleransi
rendah yang dapat digunakan sebagai spesies
indikator terhadap perubahan lingkungan. Hal
tersebut dapat dilihat apabila kehadiran, distribusi
serta kelimpahan jenis serangga tersebut tinggi,
maka hal tersebut menunjukkan indikator positif,
sebaliknya ketidakhadiran atau hilangnya jenis
tersebut dari lingkungan, hal tersebut menun-
jukkan indikator adanya perubahan negatif. Salah
satu jenis serangga daratan (teresterial insect) yang
dapat digunakan sebagai indikator kondisi suatu
lingkungan daratan, adalah kupu-kupu. Dalam
siklus hidupnya beberapa jenis kupu-kupu bersifat
monofag (memakan satu jenis tanaman),
Karmawati (2010). Jenis ulat monofag, misalnya

1 |K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

ulat Troides helena yang hanya memakan tanaman


jenis sirih hutan (Aristolochia tagala) atau ulat
Papilio memnon yang hanya memakan tanaman
jeruk (Citrus sp.), ulat Euploea mulciber yang hanya
memakan daun beringin. Sifat ulat yang monofag
tersebut menjadikan kupu-kupu secara umum
sangat peka terhadap kerusakan lingkungan dan
komposisi tumbuhan dilingkungan tersebut, apabi-
la suatu jenis kupu-kupu tidak ditemukan lagi
dilingkungan hal tersebut menunjukkan bahwa
tanaman inang yang dijadikan pakan bagi larva
kupu-kupu sudah hilang dari lingkungan.
Perubahan kondisi lingkungan dan komposisi atau
struktur tumbuhan sangat sulit diamati secara
langsung, oleh karena itu kupu-kupu dapat dija-
dikan sebagai indikator kondisi suatu lingkungan.
Selain sifat monofag, larva kupu-kupu juga
bersifat selektif terhadap sumber pakannya. Kupu-
kupu tidak akan mengisap nektar bunga dan
larvanya tidak akan memakan tanaman yang terce-
mar oleh polusi, sehingga sangat tidak mungkin
menemukan larva kupu-kupu pada tanaman yang
sudah disemprot oleh pestisida, misalkan tanaman
jeruk (Citrus sp.) yang sudah disemprot menggu-
nakan insektisida, daunnya tidak akan dimakan
oleh larva kupu-kupu, karena kupu-kupu betina

2 |K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

tidak akan meletakan telurnya pada tanaman


tersebut.

B. Nilai Ekonomi versus Konservasi

Arboretum Balai Penelitian Teknologi


Agroforetry (BPTA) yang dilengkapi dengan tanam-
an koleksi sebanyak 135 jenis dari 48 marga
(Badrunasar dan Nurahmah, 2012) serta tumbuhan
bawah berkhasiat obat sebanyak 48 jenis dari 27
famili, serta tumbuhan bawah lainnya yang belum
teridentifikasi (Badrunasar dan Santoso, 2013)
secara ekologi telah mendukung untuk hidup dan
berkembangnya berbagai jenis ulat yang akan ber-
metamorfosis menjadi kupu-kupu maupun ngengat
dan khususnya untuk kupu-kupu, keragamanya
cukup tinggi, hal ini sesuai dengan pendapat Borror
& Long (1998) yang mengatakan bahwa penye-
baran serangga dibatasi oleh faktor-faktor geologi
dan ekologi yang cocok, sehingga terjadi perbedaan
keragaman jenis serangga. Perbedaan ini disebab-
kan adanya perbedaan iklim, musim, ketinggian
tempat, serta jenis makanannya.
Selain bernilai ekologis, kupu-kupu memiliki
nilai ekonomi yang cukup tinggi. Potensi ekonomi
inilah yang menyebabkan kupu-kupu banyak
diburu oleh wisatawan mancanegara, baik untuk

3 |K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

dinikmati keindahannya di alam bebas maupun


untuk dikoleksi sebagai kenang-kenangan, atau
untuk kepentingan ilmu pengetahuan. (Tikupadang
dan Gunawan, 1977). Hal ini mendorong
masyarakat untuk mengeksploitasi kupu-kupu dari
alam semakin meningkat, yang akhirnya dapat
mengakibatkan kepunahan pada jenis kupu-kupu
tertentu yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti
Troides helena.
Perburuan kupu-kupu di Indonesia untuk
kepentingan perdagangan telah menimbulkan
permasalahan yang serius. Sebagai contoh di
Kecamatan Bantimurung, yang merupakan tempat
wisata yang berdekatan dengan kota Makasar,
disana kupu-kupu indah banyak diburu dan
diperdagangkan. Berbagai jenis kupu-kupu indah,
diantaranya Chetocia myrina, Troides halipron, T.
hypolitus, Papilio blumei, P. sataspes, Hebomia
glaucipe, dan jenis lainnya yang hidup di taman
wisata mengalami tekanan perburuan yang sangat
besar (Hamidun, 2008).
Nilai ekonomi ini adalah nerupakan salah
satu yang menyebabkan terjadinya ancaman terha-
dap kehidupan kupu-kupu di alam, karena masya-
rakat melakukan pemanenan tanpa memperhati-

4 |K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

kan pertumbuhan populasi dari jenis kupu-kupu


yang laku dijual di pasaran.

II. DEFINISI OPERSIONAL

Pada bab II akan dijelaskan mengenai


beberapa istilah teknis yang berkaitan dengan
proses pembentukan kupu-kupu mulai dari telur
yang akan ditemui pada bab III
A. Anatomi Kupu-kupu

Gambar 1. Anatomi kupu-kupu


Sumber : www.animalcorner.co.uk/insects/butterflies/butterflies_anatomy

Keterangan : 9. Perut (Abdomen)


1. Antena 10. Sayap belakang
2. Mata majemuk 11. Sayap depan
3. Kepala 12. Outer margin
4. Mulut (proboscis) 13. Costal margin
5. Rongga dada (Thorax) 14. Rangka sayap
6. Tibia 15. Sisik
7. Tarsus
8. Femur

5 |K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

1. Kepala
Pada bagian ini terdapat mulut dan sepasang
alat sensor berupa antene. Antene ini merupakan
alat sensor untuk mencium dan sebagai pengatur
keseimbangan. Kupu-kupu mempunyai dua antene
dengan ujung yang sedikit membulat yang disebut
sebagai antennal club.
Bentuk mulut seperti tabung yang menggu-
lung (Proboscis); bentuk seperti ini gunanya untuk
mengambil, sari-sari bunga, minum dan mengisap
cairan mineral. Proboscis ini jika tidak digunakan
akan digulung. Bagian kepala ini juga merupakan
pusat informasi.
Bagian penting lainnya yang terdapat pada
kepala adalah Mata majemuk (Compound Eye).
Mata majemuk kupu-kupu terdiri dari banyak lensa
heksagonal, seperti halnya mata majemuk pada
serangga lainnya. Kupu-kupu hanya dapat melihat
warna merah, hijau dan kuning.
Selain itu pada bagian kepala ini ada organ
yang disebut dengan Palp labial. Organ ini
membantu kupu-kupu untuk menentukan apakah
sesuatu itu merupakan makanan atau bukan.

6|K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

2. Thorax (rongga dada)


Thorax ini letaknya antara kepala dan perut.
Terdiri atas tiga ruas badan yang merupakan
tempat tumpuan tiga pasang kaki dan juga sebagai
tempat sayap ( dua pasang/ sayap depan dan
belakang).
Bagian-bagian dari kaki terdiri dari : Paha
(Femur), betis (Tibia) dan Tarsus. Tibia adalah
tulang dibawah lutut, sedangkan tarsus adalah
segemen pergelangan kaki yang berfungsi untuk
menapak pada bagian permukaan yang tidak rata
dan beberapa serangga vetebrata lainnya pada
tarsus ini mempunyai cakar.
Sayap depan (Forewing) adalah sepasang
sayap yang berada di bagian atas, sedangkan sayap
belakang (Hindwing) adalah sepasang sayap yang
berada di bagian bawah. Pada famili Papilionidae
dan beberapa famili lainya dapat dijumpai adanya
perpanjangan sayap belakang yang menjuntai,
menyerupai ekor. Ekor seperti tersebut disebut
dengan ekor burung layang-layang (Swallowtails).
Pada bagian rongga dada dilengkapi juga
otot-otot yang berfungsi untuk menggerakkan
sayap dan kaki. Kaki (legs) kupu-kupu terdapat
sepasang kaki berukuran pendek yang letaknya di
bagian depan dan dua pasang kaki yang panjang

7|K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

terletak dibelakangnya. Sepasang kaki yang


letaknya di tengah dilengkapi dengan sensor
penciuman yang membuat kupu-kupu dapat
“merasakan” kandungan kimia pada tempat
hinggapnya.

3. Abdomen (perut)
Abdomen berfungsi sebagai saluran
pencernaan dan tempat vital lainnya, seperti
jantung, alat kelamin serta organ-organ reproduksi.

B. Bentuk Telur Kupu-kupu


Kupu-kupu adalah serangga yang dihasilkan
melalui proses metamorfosis sempurna
(Holometabola) dan siklus hidupnya melalui empat
tahap, yaitu mulai dari : telur, ulat (larva),
kepompong, dan kupu-kupu dewasa. Setiap tahap
hidupnya berbeda satu dengan yang lain.
Telur adalah tahap pertama dari siklus
hidupnya. Kebanyakan larva kupu-kupu hanya
makan satu atau beberapa spesies tanaman. Oleh
karena itu, setelah kawin, kupu-kupu betina akan
mencari tanaman inang untuk meletakkan telur
dan sekaligus menjadi sumber pakan yang cocok
bagi larva nantinya.

8|K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Setiap jenis kupu-kupu memiliki perbedaan


perilaku dalam reproduksi. Beberapa jenis kupu-
kupu akan meletakkan satu telur pada masing-
masing daun, tetapi ada juga beberapa jenis kupu-
kupu yang meletakkan puluhan, bahkan ratusan
telur di tempat yang sama. Beberapa kupu-kupu
bertelur di bawah permukaan daun, dengan
maksud untuk menghindari paparan sinar matahari
langsung dan menjaga kelembaban telur,
disamping itu untuk menghindari terpaan dari
cucuran curah hujan yang akan menghanyutkan
bahkan merusak telur. Beberapa kupu-kupu betina
lainnya memilih untuk bertelur di daerah terbuka,
seperti di atas permukaan daun.

Gambar 2. telur tunggal dari Kupu-kupu sirsak


(Graphium agamemnon)

9|K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 3. Puluhan telur dari Kupu Cendana (Delias


pasithoe)

Telur kupu-kupu sering memiliki cangkang


putih, untuk memantulkan sinar matahari dan
mengurangi panas. Kupu-kupu betina kadang-
kadang meletakkan telurnya pada : batang, bunga,
dan bahkan pada buah. Selama musim panas, ketika
suhu hangat, telur akan menetas hanya dalam
beberapa hari. Namun, ketika suhu udara dingin,
telur kupu-kupu memakan waktu sekitar 2-3
minggu untuk menetas.

C. Ukuran Telur
Telur kupu-kupu ukurannya berkisar antara
diameter 0,5-2 mm. Telur kupu-kupu dari spesies
yang berbeda memiliki bentuk yang berbeda.

10 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Sebagian besar telur berwarna putih, kuning atau


hijau, oranye atau bahkan hitam.
Bentuknya dapat seperti : bola, relatif datar
dan ada juga yang ramping seperti peluru.
Permukaan telur: sebagian halus, beberapa
memiliki pola vertikal atau reticular, beberapa
memiliki penutup bersilia, dan beberapa memiliki
permukaan yang tidak rata penuh lubang, seperti
bola golf dan ada juga yang ditumbuhi bulu-bulu
halus.

Gambar 4. Telur kupu-kupu Tanaecia iapis puseda


Godart.
Sumber : http://www.butterflycircle.com

11 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 5. Kupu-kupu Bola Bersinar (Hypolimnas bolina


Linnaeus)

Gambar 6. Telur Kupu-kupu Pesolek Biru (Junonia


orithya Linnaeus)

12 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 7. Telur Kupu-kupu Roh Suci (Leptosia nina


Fabricius)

Gambar 8. telur Ypthima baldus.


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-ring.

13 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 9. Telur kupu-kupu Kuning Bintik Coklat


(Eurema sari Horsfield.)

Gambar 10. Telur kupu-kupu Sersan Strip Putih (Athyma


pravara helma Moore)

14 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 11. Telur Papilio polytes Linnaeus, diameter: 1,2


mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

Gambar 12. Bentuk telur Kupu-kupu Catopsilia pyranthe


Linnaeus
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-emigrant.html

15 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Warna, bentuk dan cara kupu-kupu betina


meletakan telur pada setiap bagian tanaman inang
merupakan salah satu cara strategi kapumplase
(perlindungan) untuk keberlansungan dan kese-
lamatan dari keturunannya.

D. Tanaman Inang dan Sumber Pakan Larva


Pecinta kupu-kupu kebanyakan lebih mudah
menikmati keindahan kupu-kupu dewasa dan sulit
untuk menemukan telurnya. Kupu-kupu betina
sering bertelur pada tanaman inang sekaligus
sebagai pakan yang cocok untuk larvanya.
Berdasarkan hasil pengamatan di arboretum BPTA
tanaman inang yang sering digunakan untuk
meletakkan telur untuk berbagai jenis kupu-kupu
betina adalah sebagai berikut :
a. kupu-kupu Papilio memnon dan Papilio polytes
meletakkan telur pada balik helaian daun
tanaman jeruk (Citrus spp.),
b. Graphium agamemnon pada balik helaian daun
sirsak (Annona muricata) dan daun
seuseurehan (Piper aduncum L.),
c. kupu-kupu Catopsilia pyranthe Linnaeus
tanaman yang disukainya adalah : ketepeng
cina (Senna alata), johar (Cassia siamea).

16 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

d. kupu-kupu Jamides celeno aelianus Fabricius


menyukai terna saga (Arbus precarorius),
ploso (Butea frondosa), kacang-kacangan
(Pueraria phaseloides), buah pasat (Heynea
trijuga), asoka (Saraca indica dan Saraca
thaipingensis).
e. kupu-kupu Hypolimnas bolina menyukai
tanaman terep-tep (Fleuria interrupta),
sidaguri (Sida rhombifolia), gulma nanangkaan
(Elatostemma cuneatum), gulma krokot
(Portulaca oleracea), Triumfetta pentandra,
bunga cinta (Pseuderanthemum variabile),
jotang kuda (Synedrella nodiflora) dan ruas-
ruas (Asystasia gangetica). Ulat makan di
malam hari.
f. Kupu-kupu Doleschallia polibete Cramer
meletakkan telurnya pada tanaman
handeuleum (Graptophyllum pictum) dan
ruas-ruas (Asystasia gangetica)
g. kupu-kupu Tanaecia iapis puseda Godart
menyukai tanaman harendong (Melastoma
malabathricum) dan eboni (Diospiros
celebica).
h. kupu-kupu Eurema sari menyukai pohon
jengkol (Archidendron jiringa) dan sengon.

17 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

i. kupu-kupu macan palm (Elymnias nesaea


Linnaeus) menyukai tanaman dari keluarga
palmae
j. kupu-kupu Junonia almana menyukai berbagai
jenis tanaman, termasuk Hygrophila
auriculata, Phyla nodiflora dan beberapa jenis
dari suku Acanthus, Barleria dan Gloxinia.
k. kupu-kupu Leptosia nina menyukai berbagai
jenis tumbuhan dari anggota Capparidaceae,
terutama Capparis, Cleome, Crateva dan
Polanisia
l. kupu-kupu Melanitis leda menyukai Padi,
jagung, tebu, sorgum, bambu, Digitaria sp.,
rumput lampulayangan (Panicum repens),
jawawut/gandum (Pennisetum americanum).
m. kupu-kupu Elymnias hypermnestra Linnaeus
menyukai tanaman dari keluarga palmae
n. kupu-kupu Ypthima baldus Fabricius
menyukai tanaman dari keluarga rumput-
rumputan (Poaceae), seperti : Poa,
Echinochloa, Digitaria, Elytrigia, Microstegium,
Pogonatherum, miskantus, Isachne, Brachiaria
dan Oplismenus.
o. kupu-kupu Junonia orithya Linnaeus menyukai
tanaman gulma ruas-ruas (Asystasia
gangetica)

18 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

p. kupu-kupu Athyma pravara Moore menyukai


tanaman kopi
Perilaku kupu-kupu betina yang akan
meletakkan telur, selalu menggunakan kaki dan
antenanya guna memastikan cocok tidaknya
tanaman tersebut sebagai sumber pakan larva jika
telurnya menetas.

E. Larva/ulat

Gambar 13. Morfologi ulat


Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/External_morphology_of_Lepidoptera

Keterangan :
A kepala 5 kaki belakang palsu (anal proleg)
B dada 6 anal plate,
C perut 7 tentacle,
1 pelindung dada (prothoracic shield) a frontal triangle,
2 alat pernapasan (spiracle) b mata tunggal (ocelli),
3 kaki asli (true legs) c antena (antenna)
4 kaki tengah palsu d rahang (mandible)
( midabdominal prolegs) e bibir atas (labrum)

19 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva kupu-kupu, atau ulat, mengkonsumsi


daun tanaman dan menghabiskan hampir semua
waktu mereka untuk mencari makanan. Meskipun
sebagian besar ulat adalah herbivora, beberapa
spesies seperti Spalgis epius dan Liphyra brassolis
adalah entomophagous (pemakan serangga).

Gambar 14.Larva dan kupu-kupu Spalgis epius Westwood


Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Spalgis_epius

Gambar 15. Larva dan kupu-kupu Liphyra brassolis


Westwood
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Liphyra_brassolis

20 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Beberapa larva, terutama yang dari


Lycaenidae, membentuk asosiasi bersama dengan
semut. Mereka berkomunikasi dengan semut
menggunakan getaran yang ditularkan melalui
substrat serta menggunakan sinyal kimia. Semut
memberikan perlindungan terhadap larva dan
sebagai imbalannya, semut memperoleh makanan
dari hasil sekresi larva. Larva lainnya seperti
Phengaris arion berkomunikasi dengan semut
untuk membentuk hubungan parasit.

Gambar 16. Larva dan kupu-kupu Phengaris arion


Linnaeus
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Large_Blue

Ulat menjadi dewasa melalui serangkaian


tahapan yang disebut dengan instar. Menjelang
akhir setiap instar, larva mengalami proses yang
disebut apolysis, di mana kutikula, lapisan luar yang
keras yang terbuat dari campuran kitin dan protein
khusus, dilepaskan dari epidermis lembut bawah
dan epidermis mulai membentuk kutikula bawah

21 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

baru. Pada akhir setiap instar, larva berganti kulit


(moults) kutikula lama, dan kutikula baru
terbentuk, sebelum pengerasan kulit akan terjadi
pengembangan dan pembentukan pigmen yang
membuat warna atau rona ulat setiap instar akan
berubah-ubah.
Larva memiliki tiga pasang kaki asli pada
segmen toraks dan pada segmen perut terdapat
proleg sebanyak 6 pasang (kaki palsu). Proleg ini
memiliki cincin kait kecil yang disebut crochets
yang dapat membantu larva mencengkeram media.
Untuk menghindari predator (musuh alami),
sebagai pertahanan diri, beberapa jenis ulat
mempunyai kemampuan untuk mengembangkan
bagian kepala menyerupai ular dan beberapa
spesies lainnya memiliki spot bentuk mata palsu
besar. Ada juga beberapa jenis larva memiliki organ
khusus tersembunyi yang disebut osmeteria yang
dapat menghasilkan bahan kimia berbau
menyengat dan busuk.
Tanaman inang sering memiliki zat beracun
di dalamnya dan larva mampu menyerap zat
tersebut yang digunakan untuk mempertahankan
diri. Bahan kimia beracun pada tanaman diolah
secara khusus oleh larva untuk mencegah
pemangsa alaminya.

22 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Akibat dari mengkonsumsi sumber pakan


yang mengandung racun, maka rona tampilan dari
tubuh larva menjadi kontras, seperti warna : merah
cerah, oranye, hitam atau putih. Warna-warna
seperti ini merupakan peringatan bagi predator
dan praktek ini dikenal sebagai aposematism.

E. Pupanisasi
Ketika larva telah dewasa secara penuh,
maka akan melakukan pergantian kulit terakhir
untuk menjadi pupa. Satu sampai dua hari sebelum
pupanisasi, larva akan melakukan pengembaraan
terakhirnya dan mencari tempat yang cocok untuk
mengantungkan diri pada posisi peralihan menjadi
pupa dan pada kondisi ini larva akan menghentikan
makannya. Penghentian makan dari larva
menjelang pupanisasi dipicu oleh adanya hormon
prothoracicotropic (PTTH). Selama fase ini, pupa
sangat rentan terhadap predator. Secara insting,
untuk meminimalisir serangan predator, larva yang
menjelang peralihan ke pupa akan mengembara/
menyebar ke berbagai tempat yang dianggap cocok
sebagai tempat proses pupanisasinya. Jika mereka
terkonsentrasi pada tanaman inang atau tempat
yang dekat dengan tanaman inang maka akan
dengan mudah para predator menyerangnya.

23 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva menjadi kepompong dengan cara yang


berbeda tergantung pada jenisnya. Larva dari
keluarga Nymphalidae, misalnya akan berputar dan
membuat bantalan sutra kecil pada permukaan
daun atau ranting dan mengeluarkan benang sutra
lainnya dari ekor sebagai sarana penyangga
tubuhnya untuk berayun. Organ yang menge-
luarkan benang sutra pada ekor disebut dengan
cremaster. Hal yang sama dilakukan juga oleh
Larva dari keluarga Papilionidae dan Pieridae.
Lycaenidae dan Riodinidae tidak memiliki
cremasters sehingga proses menjadi kepom-
pongnya dilakukan di tanah, atau menempel
dengan bantuan sutra di permukaan daun atau
ranting. Hesperiidae menjadi kepompong dalam
kurungan kantung sutra tipis. Larva ngengat
menjadi kepompong di bawah permukaan tanah.
Larva dari keluarga Saturniidae, Bombycidae dan
Lasiocampidae menjadi kepompong dengan cara
menggulung diri dengan sutra pada permukaan,
cabang maupun ranting tanaman inangnya.
Larva pada Pra-pupa tidak bergerak selama
2-3 hari guna mempersiapkan diri untuk ganti kulit
terakhir. Selama proses ini kaki-kaki palsunya
mulai menyusut, segmen toraks membesar dan

24 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

larva beralih posisi dengan punuk melengkung/


meringkuk.

Gambar 17. Gonepteryx rhamni, larva dewasa (pra-pupa)


sesaat sebelum berganti kulit terakhir.
Sumber : http://www.learnaboutbutterflies.com/

Ketika larva berganti kulit untuk terakhir


kalinya, maka akan terjadi penyobekan kulit
dibelakang kepala, dan larva akan berubah bentuk
tanpa kaki sama sekali dan keberadaan ini disebut
pupa atau kepompong dan tidak makan sama
sekali.
Pada awalnya kondisi pupa ini lembut, lemas
dan sangat rentan terhadap serangan predator
maupun parasit. Dalam beberapa jam kemudian
kulit mengeras menjadi cangkang tangguh yang
akan melindungi dari serangan predator sampai

25 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

akhirnya muncul sebagai kupu-kupu dewasa atau


ngengat.
Kepompong dari jenis Lycaenidae banyak
dikerumuni oleh semut. Kehadiran semut ini
bermanfaat bagi kepompong, karena dengan
adanya semut akan mengusir serangga predator,
seperti serangan tawon parasit. Percobaan dengan
hairstreak Jalmenus evagoras Australia misalnya,
telah menunjukkan bahwa dalam kasus dimana
semut dibersihkan dari sekitar kepompong dan
hasilnya 95% kepompongnya diserang parasit
tawon Brachymeria reginia. Sementra pupa yang
dikerumuni semut sama sekali tidak diserang
parasit.

Gambar 18. Siproeta epaphus ( Nymphalinae ), Peru


Sumber : http://www.learnaboutbutterflies.com/

26 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pada fase larva, sulit untuk membedakan


mana kelamin jantan maupun betina, karena tidak
adanya ciri-ciri fisik menunjukkan itu, tetapi ketika
menjadi kepompong hal tersebut dapat dengan
mudah dibedakan antara calon kupu-kupu jantan
maupun betina. Pupa calon kupu-kupu jantan akan
ditunjukkan oleh adanya dua benjolan kecil dekat
ekor, sesuai dengan stuktur anatomi alat kelamin
pada dubur (claspers anal) dari kupu-kupu dewasa
atau ngengat. Bentuk dari pupa calon kupu-kupu
jantan biasanya lebih ramping dan lebih ringan
dibandingkan dengan pupa calon kupu-kupu
betina. Selain kelamin, pada pupa dapat terlihat
juga calon anatomi lainnya seperti : bakal antena,
kaki, mata, sayap dan alat pembantu pengambil
makanan (Palpi).

Gambar 19. Anthocharis cardamines (Pierinae), pupa


melekat pada bawang putih mustard batang.
Sumber : http://www.learnaboutbutterflies.com/

27 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Kepompong dari kupu-kupu keluarga


Nymphalidae, Papilionidae dan Pieridae biasanya
telanjang, melekat pada daun, cabang atau ranting.
Bentuk pupa tanpa pelindung seperti ini sangat
rentan terhadap serangan predator dan
parasitisme. Untuk menyiasati serangan dari
predator dan parasitisme maka secara insting pupa
dibentuk menjadi berwarna tersamar dan bermotif
menyerupai dedaunan, lumut, kotoran burung atau
benda-benda alam umum lainnya (berkamuflase).
Kemiripan pelindungan dalam bentuk kamuflase
ini membuat sulit predator dan parasitisme
menemukan mereka, hal tersebut meningkatkan
peluang mereka untuk bertahan hidup.
Banyak spesies Papilionidae dan Pieridae
dapat meningkatkan kesempatan mereka untuk
bertahan hidup secara individu, dengan mem-
produksi kepompong yang berbeda dalam warna
sesuai dengan lingkungannya. Percobaan di
laboratorium telah menunjukkan bahwa sehari
sebelum ulat melakukan pupanisasi dapat
mendeteksi warna vegetasi sekitarnya, hal tersebut
memicu respon genetik yang menentukan apakah
pupanya akan menjadi hijau atau coklat.

28 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 20. Pupa Pararge aegeria (Satyrinae), melekat


dan menggantung pada daun alang.
Sumber : http://www.learnaboutbutterflies.com/

Gambar 21. Pupa Heliconius/Melpomene (Heliconiinae),


Rio Madre de Dios, Peru.
Sumber : http://www.learnaboutbutterflies.com/

29 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Penggunaan kemiripan pelindung seperti


dijelaskan di atas adalah bentuk pertahanan pasif,
tetapi ada sejumlah kecil kepompong yang
menggunakan pertahanan aktif seperti yang
dilakukan oleh Brassoline neotropical (Dynastor
darius), dimana pupanya yang menyerupai kepala
ular. Contoh lain yang terkenal adalah pupa dari
Ngengat kepala elang kematian (Acherontia
Atropos), yang menggoyangkan dan berderit jika
diganggu. Suara mencicit diproduksi dengan
memaksa udara masuk dan keluar dari spirakel.

30 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

III. KERAGAMAN KUPU-KUPU ARBORETUM


BPTA

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan


yang dilakukan selama delapan bulan, mulai dari
Januari sampai dengan September 2014 diperoleh
data awal mengenai keragaman kupu-kupu yang
hadir dan menetap di areal Arboretum Balai
Penelitian Teknologi Agroforestry (BPTA) Ciamis,
yaitu sebanyak 30 jenis dari 5 famili. Dari 30 jenis
tersebut, kupu-kupu dari famili Nymphalidae
paling banyak dijumpai, yaitu sebanyak 14 jenis;
kedua, dari famili Hesperiidae sebanyak 6 jenis;
ketiga, dari famili Pieridae sebanyak 5 jenis;
keempat, dari famili Papilionidae sebanyak 3 jenis
dan terakhir dari famili Lycaenidae, yaitu sebanyak
2 jenis, data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
1.

31 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Tabel 1. Keragaman Jenis Kupu-kupu Arboretum


Balai Penelitian Teknologi Agroforetry
(BPTA) Ciamis

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili


1. Kupu-kupu Telur Hypolimnas bolina Linnaeus Nymphalidae
2. Kupu-kupu Handeuleum Doleschallia polibete Cramer Nymphalidae
3. Kupu-kupu Baron Tanaecia iapis puseda Godart Nymphalidae
4. Kupu-kupu macan palem Elymnias nesaea Linnaeus Nymphalidae
5. Kupu-kupu merak pesolek Junonia almana Linnaeus Nymphalidae
6. Kupu-kupu padi coklat Melanitis leda Linnaeus Nymphalidae
7. Kupu-kupu palem merah Elymnias hypermnestra Linnaeus Nymphalidae
8. Kupu-kupu lima lingkar mata Ypthima baldus Fabricius Nymphalidae
9. Kupu-kupu pesolek biru Junonia orithya Linnaeus Nymphalidae
10. Kupu-kupu sersan strip putih Athyma pravara helma Moore Nymphalidae
11. Kupu-kupu semak coklat gelap Mycalesis perseoides Moore Nymphalidae
12. Kupu-kupu raja Palem Amathusia phidippus Linnaeus Nymphalidae
13. Kupu-kupu pesolek coklat Junonia hedonia Linnaeus Nymphalidae
14. Kupu-kupu Beringin Euploea mulciber Cramer Nymphalidae
15. Kupu-kupu skiper anak panah kuning Cephrenes trichopepla Lower Hesperiidae
16. Kupu-kupu skiper bintik putih Pelopidas lyelli Rothschild Hesperiidae
17. Kupu-kupu skiper pisang Erionota thrax Linnaeus Hesperiidae
18. Kupu-kupu skiper formosan Swift Borbo cinnara Wallace Hesperiidae
19. Kupu-kupu anak panah kuning besar Potanthus serina Plötz Hesperiidae
20. Kupu-kupu skiper kapol Ancistroides nigrita maura Snellen Hesperiidae
21. Kupu-kupu kuning Eurema sari Horsfield. Pieridae
22. Kupu-kupu roh suci Leptosia nina Fabricius Pieridae
23. Kupu-kupu johar Catopsilia pyranthe Linnaeus Pieridae
24. Kupu-kupu cendana Delias pasithoe Linnaeus Pieridae
25. Kupu-kupu albatros bergaris Appias libythea olferna Pieridae
26. Kupu-kupu sirsak Graphium agamemnon Linnaeus Papilionidae
27. Kupu-kupu jeruk bintik putih Papilio polytes Linnaeus Papilionidae
28. Kupu-kupu jeruk Nipis Papilo memnon Linnaeus Papilionidae
29. Kupu-kupu ekor getar abu-abu Jamides celeno aelianus Fabricius Lycaenidae
30. Kupu-kupu ekor getar biru Auchrysops cnejus Fabricius Lycaenidae

32 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

A. Famili Nymphalidae
Kupu-kupu dari keluarga Nymphalidae
mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Nymphalidae adalah famili yang terdiri dari
sekitar 5.000-6000 spesies kupu-kupu yang
tersebar di seluruh dunia.
2. Kupu-kupu dalam famili ini biasanya berukuran
sedang hingga besar
3. tungkai-tungkai depan sangat menyusut
(terduksi) dan tidak ada cakar, sehingga hanya
tungkai-tungkai tengah dan belakang yang
dipakai untuk berjalan
4. sayap berwarna-warni terang. Kenampakaan
bawah sayapnya sering kelihatan kusam
dibanding dengan kenampakan atas, dan
bahkan dalam beberapa spesies tampak seperti
daun layu, yang dapat menjadi kamuflase.

B. Famili Hesperiidae

Kupu-kupu dari keluarga Hesperiidae


mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. Fostur kupu-kupunya berukuran sedang, dan
bertubuh gemuk
2. sayap pada umumnya berwarna coklat dengan
bercak putih atau kuning,

33 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

3. terbangnya cepat dan lincah dengan bentangan


sayap yang relatif pendek
4. mulai aktif pada kondisi cahaya masih remang-
remang (Krepuskuler)
5. larva menggulung daun dan memakan daun
tanaman inangnya dari dalam
6. tanaman inang yang menjadi sumber pakan
larva bersal dari famili : Myristicaceae,
Lauraceae, Combretaceae dan Zingiberaceae

C. Famili Pieridae
Kupu-kupu dari keluarga Pieridae
mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. warna tubuhnya kebanyakan putih, kuning atau
oranye
2. terbang dalam bentuk kelompok dan berjumlah
banyak
3. tanaman inang yang disukai dari famili :
Fabaceae, Santalaceae dan Lauraceae

D. Famili Papilionidae
Kupu-kupu dari keluarga Papilionidae
mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. kupu-kupunya berukuran sedang sampai besar
2. warna sayapnya kombinasi mulai dari warna
merah, kuning, hijau, hitam dan putih

34 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

3. pada beberapa jenis sayap bagian belakangnya


memanjang mirip ekor
4. terbang lambat mirip burung layang-layang,
oleh karena itu disebut swallow tails.

E. Famili Lycanidae
Kupu-kupu dari keluarga Lycanidae
mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut :
1. umumnya berukuran kecil
2. warnanya gabungan antara : biru, ungu, atau
oranye dengan bercak metalik, hitam atau putih
3. kupu-kupu jantan berwarna lebih terang
daripada betina
4. kebanyakan mempunyai ekor yang bergetar
sebagai kepanjangan dari sayap
5. kupu-kupu sering dijumpai pada hari yang
cerah dan di tempat terbuka
6. beberapa anggota kelompok, larvanya
bersimbiosis mutualisma dengan semut. Semut
berfungsi menjaga serangan parasit dan sebagai
imbalannya semut mendapatkan cairan manis
yang dikeluarkan dari abdomen pada ruas ke
tujuh larva tersebut.

35 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Penjelasan ke-30 jenis kupu-kupu yang


sering hadir dan menetap di Arboretum BPTA,
adalah sebagai berikut :

1. Kupu-kupu Telur (Hypolimnas bolina


Linnaeus)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Hypolimnas
Spesies : Hypolimnas bolina Linnaeus

Kupu-kupu telur atau dalam bahasa asing


dikenal dengan nama Eggfly, (Hypolimnas bolina
Linnaeus), nama tersebut merujuk pada bulatan
berbentuk telur yang terdapat pada sayap kupu-
kupu jantan. Kupu-kupu Eggfly jantan mempunyai
kebiasaan yang “protektif” terhadap wilayahnya.
Setiap kali kupu-kupu lain terbang ke wilayahnya,
maka dengan agresif mengusirnya, kemudian
selalu kembali ke tempat semula. Kupu-kupu ini

36 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

akan tinggal untuk beberapa hari di tempat yang


sama.
Kupu-kupu Eggfly yang terdapat di
Arboretum BPTA pada saat cuaca cerah, sering
ditemukan di jalan setapak arboretum bagian
depan, diantara pepohonan yang masih
menyisakan sinar matahari masuk ke lantai dasar.
Kupu-kupu ini sering bermanuver terbang menjaga
wilayahnya dan akan kembali ke titik semula.

Deskripsi

Corak dan warna kupu-kupu jantan dan


bentina sangat berbeda sekali. Kupu-kupu jantan :
Bentang sayap antara 70-85 mm, permukaan sayap
atas berwarna hitam kecoklatan, dengan spot
bulatan telur sebanyak tiga pasang, dua pasang
terdapat dibagian sayap depan dan satu pasang
terdapat pada sayap bagian belakang. Hal yang
menakjubkan dari kupu-kupu ini adalah terjadinya
perubahan warna pada tiga pasang spot menjadi
keungu-unguan dengan menyisakan warna putih
ditengah, ketika terkena sinar, ataupun ketika
merasa terganggu dan ketika menggoda calon
pasangannya. Warna ungu ini akan timbul
tenggelam seperti permainan warna lampu.

37 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 22. Kupu-kupu Eggfly Jantan (Hypolimnas


bolina Linnaeus) menampilkan permainan
warna ungu timbul-tenggelam

Kupu-kupu betina : bagian permukaan sayap


atas berwarna coklat kehitaman dan sama sekali
tidak mempunyai spot putih seperti halnya pada
kupu-kupu jantan. Garis dan corak putih pada sisi
sayap bagian belakang serupa dengan yang
terdapat pada kupu-kupu Common Indian Crow
(Euploea core)

38 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 23. Kupu-kupu Eggfly Betina (Hypolimnas


bolina Linnaeus)

Penyebaran
H. Bolina ditemukan di Madagaskar Bagian
barat, sampai Asia Selatan dan Tenggara (termasuk
Indonesia), Kepulauan Pasifik Selatan (Polinesia
Prancis, Tonga, Tuvalu, Samoa, Vanuatu), sebagian
Australia, Jepang, dan Selandia Baru.

Habitat
H. Bolina umumnya ditemukan di hutan
sekunder, hutan monsoon, semak belukar tebal dan
lembab, dan bagian-bagian yang lebih hijau dari
habitat manusia, taman, RTH, hutan kota dan ruang
terbuka hijau lainnya.

Siklus Hidup
H. bolina dikenal sebagai kupu-kupu yang
mengayomi anaknya. Kupu-kupu betina menjaga
telur yang diletakkan pada balik permukaan daun,

39 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

sedangkan yang jantan sangat “protektif” terhadap


wilayahnya serta setia terhadap pasangannya
selama hidup, Kemp (2001). Saking sayangnya
terhadap keturunannya, si induk betina sangat hati-
hati ketika akan meletakkan telurnya, ia terbang
melayang di atas tanaman untuk memastikan
bahwa tidak ada semut yang akan memangsa
telurnya, Kemp dan Rutowski (2001). Sekali
bertelur minimal 1 tetapi sering juga antara 2-5
butir, yang diletakkan dipermukaan bawah daun.
Telurnya berwarna hijau pucat, bening seperti
kaca. Bentuknya bulat dengan bagian atas tumpul.
Beralur antara 10-11 baris dari titik pusat telur ke
bagian bawah yang menempel pada permukan
balik daun. Setiap telur berdiameter sekitar 0,5
mm.

Gambar 24. Telur Kupu-kupu Eggfly (Hypolimnas bolina


Linnaeus)

40 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Tanaman Inang dan sumber pakan larva


Ras Bolina berkembang biak pada tanaman
: tereptep (Fleuria interrupta), sidaguri (Sida
rhombifolia), Kunte (2006). Gulma nanangkaan
(Elatostemma cuneatum), gulma krokot (Portulaca
oleracea), LaPorte Interrupt, Bell (1910) Triumfetta
pentandra, Rajagopalan (2005), bunga cinta
(Pseuderanthemum variabile), jotang kuda
(Synedrella nodiflora) dan ruas-ruas (Asystasia
gangetica). Ulat makan di malam hari.

Gambar 25. daun tereptep (Fleuria interrupta)

41 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 26. gulma sidaguri (Sida rhombifolia)

Gambar 27. gulma nanangkaan (Elatostemma cuneatum)

42 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 28. gulma krokot (Portulaca oleracea)

Gambar 29. Gulma Triumfetta pentandra

43 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 30. Gulma ruas-ruas (Asystasia gangetica)

Gambar 31. Jotang kuda (Synedrella nodiflora)

44 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva
Setelah sekitar empat hari, telur akan
menetas. Ulat segera menyebar. Tubuhnya
berwarna hitam dengan kepala oranye demikian
juga dengan segmen terakhirnya berwarna oranye
juga. Kepalanya seperti beruang dengan sepasang
tanduk panjang bercabang. Permukaan tubuhnya
juga ditumbuhi bulu panjang bercabang kekuning-
kuningan. Setelah berganti kulit durinya terlihat
keputihan dan transparan segera setelah itu
menjadi oranye biasa. Pada instar berikutnya
terdapat spirakel bentuk cin-cin tipis berwarna
oranye kotor, Gross (2006) dan Dyson, et. all.
(2002).

Gambar 32. Larva kupu-kupu Eggfly (Hypolimnas bolina


Linnaeus)

45 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pupa
Pupanya menggantung pada satu titik.
Warnanya coklat dengan semburat abu-abu di
bagian sayap. Bagian segmen perut memiliki
tuberkel yang berbeda. Permukaan pupa kasar.
Kupu-kupu akan muncul setelah tujuh sampai
delapan hari mulai dari terbentuknya pupa (proses
terbentuknya kupu-kupu betina biasanya lebih
lama sedikit).

Gambar 33. Pupa kupu-kupu Eggfly (Hypolimnas bolina


Linnaeus)

46 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

2. Kupu-kupu Handeuleum (Doleschallia polibete


Cramer)

Klasifikasi Ilmiah (main@lepidoptera.pro)


Ordo : Lepidoptera
Superfamily : Papilionoidea
Family : Nymphalidae
Subfamily : Nymphalinae
Suku : Kallimini
Genus : Doleschallia
Species : Doleschallia polibete Cramer
(1779)

Siklus Hidup

Ulat handeuleum (Doleschallia polibete


Cramer) berasal dari telur kupu-kupu betina.
Siklus hidup kupu-kupu mengalami empat fase,
yaitu : telur, larva, pupa, dan imago. Kupu-kupu
berukuran sedang, panjang sayap 3,9 cm dan lebar
rentangannya 7,68 cm, berwarna kecoklatan
dengan sepasang sayap berwarna-warni. Panjang
badan 2,4 cm dan lebar 0,6 cm. Bagian kepala
berwarna coklat tua.

47 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 34. Rupa dari kupu-kupu Doleschallia polibete


Cramer (Foto : Badrunasar, 2014)
Seekor kupu-kupu betina mampu bertelur antara
83-134 butir. Telur berbentuk bulat
dengan warna putih tulang, diameter
telur berkisar 0,8-0,9 mm. Telur
diletakkan pada permukaan balik daun
secara berkelompok, setiap kelompok
terdiri atas 4-33 butir. Telur menetas
menjadi larva pada umur 4-5 hari.

48 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 35. Telur Doleschallia polibete Cramer pada


bagian bawah daun handeuleum (Foto :
Badrunasar, 2014)

Larva instar I yang baru menetas memakan


kulit telur dan tinggal secara berkelompok
(gregorius) di balik permukan daun. Tahapan hidup
larva terdiri dari lima instar dan berganti kulit
empat kali. Larva instar I memiliki panjang 5,1 mm
dan lebar 1,1 mm.

49 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 36. Ulat Doleschallia polibete Cramer Instar I


dan telur yang belum menetas (Foto :
Badrunasar, 2014)

Untuk berubah ke instar II membutuhkan


waktu 3 hari. Larva instar II panjangnya 10,3 mm
dan lebar 1,8 mm, berubah ke instar III
membutuhkan waktu 4 hari. Larva instar III dengan
panjang 16,7 mm dan lebar 2,2 mm, berubah ke
instar IV membutuhkan waktu 3 hari. Larva instar
IV panjangnya 30,5 mm dan lebar 3,6 mm, berubah
ke instar V membutuhkan waktu 4 hari.

50 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 37. Ulat Doleschallia polibete Cramer Instar V


(Foto : Badrunasar, 2014)

Larva instar V panjangnya 46,3 mm dan


lebar 4,8 mm. Umur larva instar V adalah 7 hari,
kemudian berubah menjadi pra pupa. Pada fase
stadium ini larva sudah memasuki masa is-
tirahat/puasa. Prapupa bentuknya masih menye-
rupai larva instar V, tetapi melengkung dan
hidupnya menggantung pada daun atau ranting
tanaman. Panjang pra pupa 20,9 mm dan lebar 6,7
mm. Prapupa berubah menjadi pupa dalam waktu
2 hari. Panjang pupa 22,4 mm dan lebar 6,8 mm.
Pupa menetas menjadi imago pada umur 6-7 hari.
Dengan melihat lama dari masing-masing stadium,
maka siklus hidup serangga ini berkisar antara 33-
35 hari.

51 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

3. Kupu-kupu Baron (Tanaecia iapis puseda


Godart)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Tanaecia iapis
Spesies : Tanaecia iapis puseda Godart

Gambar 38. Kupu-kupu jantan Tanaecia iapis


puseda Godart.

52 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Genus Tanaecia terdiri dari sekitar 30


spesies, ditemukan di India, Burma, Thailand,
Malaysia Barat, Sumatera, Kalimantan, Cina Selatan,
Filipina, Jawa dan Bali. Kupu-kupu T. iapis puseda
menunjukkan dimorfisme seksual (perbedaan ciri
fisik antara jantan dan betina). Gambar atas,
menunjukkan corak warna pada sayap kupu-kupu
jantan, dimana sebagian besar dari jenis kupu-
kupu jantan berwarna coklat gelap dengan garis
pita yang sedikit berwarna biru atau hijau metalik
sepanjang garis tepi dari sayap. Kupu-kupu betina
jauh lebih pucat dan tidak memiliki garis pita hijau
maupun biru, melainkan garis-garis putih keabu-
abuan, menjorok dengan tanda seperti pangkat
berwarna gelap.

Gambar 39. Kupu-kupu betina Tanaecia iapis puseda


Godart. Foto : Badrunasar, 2014

Tanaman Inang
Tanaman inang yang disukai oleh kupu-kupu
ini adalah harendong (Melastoma malabathricum),

53 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

dimana gulma ini umum dijumpai di berbagai


tempat termasuk di areal arboretum BPTA. Larva
dewasa dari kupu-kupu ini mengkonsumsi daun
setengah tua.

Gambar 40. rupa gulma harendong (Melastoma


malabathricum). Foto : Badrunasar, 2014
Telur
Telur diletakkan secara tunggal di ujung
daun tanaman inang. Setiap telur memiliki bentuk
kubah tinggi dengan diameter dasar sekitar 1,8
mm. Permukaan ditutupi dengan heksagonal besar
melekuk ke dalam dengan rambut seperti tonjolan
muncul dari setiap sudut tepi. Ketika baru
diletakkan, permukaannya lembab dengan warna
hijau pucat, beberapa jam kemudian, kelembaban

54 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

menguap dan warna berubah menjadi warna hijau


gelap.

Gambar 41. telur kupu-kupu Tanaecia iapis puseda


Godart.
Sumber : http://www.butterflycircle.com/

Larva
Setelah sekitar 4,5-5 hari, larva instar satu
menetas dan langsung mengkonsumsi cangkang
telurnya sebagai makanan pertama. Tubuh larva
berwarna hijau kekuningan dan memiliki kapsul
kepala berwarna cokelat pucat dihiasi dengan dua
garis lateral berwarna kecoklatan. Punggungnya
dipenuhi tonjolan panjang sepuluh pasang daging
berwarna kuning pucat. Bulunya hitam dan
ukurannya lebih panjang dibandingkan dengan

55 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

sepuluh pasang tonjolan tadi. Pada umur 1,5-2 hari


panjang tubuhnya dapat mencapai antara 4-6 mm,
setelah itu akan berganti kulit untuk masuk ke
instar dua.

Gambar 42. Larva instar satu dari Tanaecia iapis puseda


Godart.
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2011/04/life-history-of-horsfields-baron.

Tubuh larva instar dua didominasi warna


hijau kekuningan. Sepuluh pasang tonjolan pendek
yang terlihat pada instar satu telah memanjang

56 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

jauh. Masing-masing tonjolan tumbuh secara


horizontal dengan banyak duri bercabang dan
posisinya hampir selalu rata dengan permukaan
daun. Tonjolan ini berwarna kuning pucat dengan
duri berwarna hitam di tengah dan bagian ujung.
Pada bagian punggung, muncul bercak putih secara
berpasangan, mulai dari segemen ke 3-10.
Pasangan bercak tersebut sepanjang instar dua
tumbuh dan menyatu menjadi bentuk mata. Instar
dua berlangsung selama 3-4 hari dan panjang
tubuh dapat mencapai antara 9,5-10 mm sebelum
ganti kulit untuk masuk ke instar ke tiga.

Gambar 43. larva instar dua dari Tanaecia iapis puseda


Godart.
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2011/04/life-history-of-horsfields-baron.

57 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar tiga tubuhnya masih berwarna


kehijauan. Semua tonjolan menjadi lebih panjang
secara proporsional. Duri bercabang muncul
hampir seperti bulu burung, dengan duri sekunder
tertata rapi di sekitar tulang belakang utama. Pada
bagian punggung rangkaian delapan spot putih
terlihat makin menonjol sampai akhir instar tiga
dan bagian tengah dari spot tersebut menjadi lebih
gelap. Instar tiga berlangsung selama 3,5-4 hari dan
tubuhnya dapat mencapai panjang sekitar 15-16
mm sebelum berganti kulit. Warna tubuh secara
bertahap berubah menjadi hijau seperti batu giok.

Gambar 44. Larva instartiga dari Tanaecia iapis puseda


Godart. Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2011/04/life-history-of-horsfields-baron.

58 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar empat memiliki tampilan yang


mirip seperti larva instar tiga tetapi warna tubuh
menjadi hijau kekuningan. Duri horizontal pada
setiap tonjolan tumbuh panjang berwarna hijau
pucat, sementara sebagian besar duri vertikal
tumbuh lebih pendek berwarna hitam. Bagian
ujung dari tonjolan ini sebagian besar berwarna
putih. Tanda putih pada bagian punggung
bentuknya menjadi menyerupai perisai dengan
bagian tengah lebih lebar dengan warna keunguan
yang dikelilingi oleh garis luar berwarna merah
muda. Instar ini memakan waktu antara 5-6 hari,
dengan panjang tubuh dapat mencapai 22-24 mm,
setelah itu akan berganti kulit dan masuk instar
lima sebagai akhir masa larva.

Gambar 45. Larva instar empat dari Tanaecia iapis


puseda Godart.
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2011/04/life-history-of-horsfields-baron.

59 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar lima pada dasarnya mirip


dengan larva instar empat, hanya saja larva instar
lima warna hijaunya menjadi lebih gelap. Jumlah
bintik-bintik putih kecil di tubuh meningkat. Secara
visual bintik putih yang terdapat pada bagian
punggung yang seperti perisai juga lebih besar dan
lebih menonjol. Instar terakhir ini berlangsung
selama 7-9 hari dengan panjang tubuh larva
dewasa mencapai 35-38 mm. Pada hari terakhir,
ulat berhenti aktivitas makan dan tubuhnya
menjadi menyusut. Kemudian berusaha bergerak
keluar menuju tempat di bagian bawah permukaan
daun tua dan menetap disana. Kepala berputar-
putar mengeluarkan benang sutra dan membuat
gundukan bantal, setelah itu bagian anusnya
melekatkan diri pada bantalan sutra tersebut dan
mengambil posisi menggantung dengan kepala di
bagian bawah. Pada saat bersamaan setiap tanda
yang terdapat dibagian punggung secara
berangsur-angsur berubah warna menjadi bentuk
cincin putih yang dikelilingi oleh garis berwarna
hijau tua dengan bagian tengah berwarna biru tua.
Mendekati akhir masa pra-pupa sebuah garis pita
putih muncul melintang pendek di punggung
sekitar pertengahan tubuh, demikian juga semua
tanda pada bagian punggung hampir hilang kecuali

60 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

yang pertama. Pada saat bersamaan pita pendek


yang melintang berubah menjadi kuning.

Gambar 46. Larva instar lima dari Tanaecia iapis puseda


Godart.
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2011/04/life-history-of-horsfields-baron.

Setelah 0,75-1 hari tahap pra-pupa, maka


pupanisasi berlangsung. Pupa menggantung dengan
bantuan bantalan benang sutra. Bentuk dari pupa
meruncing mulus, pada bagian punggung bukit
terdapat pita putus-putus yang dilapisi warna
emas. Warna dasar dari pupa berwarna hijau yang
memiliki serangkaian bintik-bintik emas yang
tertata secara simetris. Dua tanduk pendek cephalic
juga berwarna emas. Panjang pupa: 18-20 mm.

61 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 47. Pupa kupu-kupu Tanaecia iapis puseda.


Godart.
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2011/04/life-history-of-horsfields-baron.

Sembilan hari kemudian, pupa jauh menjadi


gelap, terutama di daerah bakal sayap,
menandakan akhir dari proses metamorfosis dan
bakal kupu-kupu dewasa masih terbungkus di
dalam. Keesokan harinya, kupu-kupu dewasa
keluar dari kepompong dan masih mnempel di kulit
pupa untuk beberapa jama untuk melakukan
penerbangan perdana.

62 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 48. Penampakan pupa Tanaecia iapis puseda.


Godart mendekati akhir proses
metamorfosis.
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2011/04/life-history-of-horsfields-baron.

63 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

4. Kupu-kupu Macan Palem (Elymnias nesaea


Linnaeus)

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Elymnias
Spesies : Elymnias nesaea Linnaeus.

Gambar 49. Kupu-kupu Macan Palem (Elymnias nesaea


Linnaeus)

64 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi
Pada kupu-kupu jantan dewasa : Warna
dasar permukaan sayap atas bagian depan
berwarna coklat tua-kehitaman dengan garis-garis
melintang berwarna kebiruan berjumlah empat
sampai lima baris. Garis-garis yang sama terdapat
pada sayap bagian belakang dengan harna
keputihan diantara warna coklat-kehitaman.
Sedangkan hampir sekeliling sayapnya berwana
keputihan membentuk garis tipis. Ditambah lagi
adanya spot-spot berwarna putih pada sisi sayap
bagian atas.
Pada kupu-kupu dewasa betina, sisi sayap
bagian belakang didominasi oleh warna putih dan
coklat yang tersebar merata dengan latar belakang
bayang-bayang kekuningan. Bentang sayap antara
65-85 mm.

Habitat
Hutan, kebun, taman kota yang didominasi
atau paling tidak ada pohon dari keluarga palem-
paleman (Palmae).

65 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

5. Kupu-kupu Merak Pesolek (Junonia almana


Linnaeus)

Kelasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Junonia
Spesies : Junonia almana Linnaeus
Sinonim : Papilio almana Linnaeus,
Papilio asterie Linnaeus
Nama Asing : The Peacock Pansy
Nama Serapan : Kupu-kupu Merak Pesolek

Kupu-kupu merak pesolek atau dalam


bahasa asing dikenal sebagai the Peacock Pansy
(Junonia almana Linn.) dapat ditemukan di India,
Asia Tenggara, China sampai Jepang. Kupu-kupu
merak pesolek ini mempunyai corak pada sayapnya
yang berbeda, terutama pada sayap bagian
belakang menyesuaikan dengan pergantian musim.
Pada musim kemarau memiliki beberapa tanda,
sedangkan di musim penghujan sayapnya memiliki

66 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

bintik mata tambahan dan garis; itulah makanya


kupu-kupu ini disebut kupu-kupu pesolek.

Deskripsi

Kupu-kupu dewasa memiliki lebar sayap 54-


62 mm, dengan menampilkan corak sayap yang
berbeda diseuaikan dengan musim.

Gambar 50. Kupu-kupu Merak Pesolek (Junonia almana


Linnaeus)

Permukaan sayap bagian atas didominasi warna


oranye-kuning. Sayap bagian depan (fore-wings)
terdapat corak hitam pucat bentuk garis bar

67 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

panjang-pendek memotong arah vertikal sayap,


sedangkan pada tepi sayap bagian dalam (sub outer
margin) terdapat tiga garis tipis berwarna hitam
bercampur coklat tua. Pada bagian discal terdapat
fitur bentuk mata (ocelli) dengan warna dasar
hitam lingkaran tengah bergaris tipis kuning dan
tengah-tengahnya berwarna putih. Pada bagian
permukaan sayap belakang (hindwing), terdapat
dua pasang betuk ocelli, satu pasang berukuran
besar dan satu pasang lagi yang letakknya di bagian
bawah dari ocelli yang berukuran besar. Sepasang -
ocelli besar berwarna dasar hitam, ditimpal dengan
lingkaran garis tipis berwarna coklat muda yang
diikuti bentuk oval dengan warna coklat dan
sudutnya terdapat spot hitam agak luas serta dua
noktah putih. Bagian dalam dari tepi luarnya
terdapat tiga garis hitam tipis berliku-liku. Tepi
luar luar sayap (outer margin) bagian sayap depan
maupun sayap belakang bembentuk lekuk-lekuk.

68 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 51. Atas : sayap kupu-kupu Junonia almana


pada musim kemawau; bawah: sayap
Junonia almana pada saat musim penghujan

69 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Penyebaran
Penyebaran Junonia almana mulai dari India,
Asia Tenggara (termasuk Indonesia), China sampai
ke Jepang.

Tanaman inang dan sumber pakan larva


Ulat dari Junonia almana Linnaeus
mengkonsumsi berbagai jenis tanaman seperti :
termasuk Hygrophila auriculata, Phyla nodiflora
dan beberapa jenis dari suku Acanthus, Barleria dan
Gloxinia, gulma Ruellia repens (Famili Acanthaceae).

Gambar 52. Tanaman inang dan sumber pakan larva


Junonia almana Linnaeus adalah Ruellia
repens
Telur
Pada umumnya telur dari kupu-kupu merak
pesolek diletakkan secara tunggal pada daun atau
tunas dari tanaman inang, atau pada tanaman jenis

70 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

yang ada di sekitar tanaman inang. Telur berwarna


kehijauan dengan bentuk agak bulat dan bagian
atas agak rata. Permukaan kulit telur terdapat
kerutan sebanyak sebelas sampai tiga belas baris
berwarna putih. Setiap telur berdiameter sekitar
0,75 mm.

Gambar 53. Dua telur Junonia almana Linnaeus


Diameter: 0.75mm.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy.

Telur membutuhkan waktu sekitar 2,5-3 hari


untuk menetas. Larva muda muncul dengan cara
menyobek/menggerogoti kulit telurnya, setelah
keluar dari kulit telur, larva tersebut melanjutkan
menyantap sisa kulit telur sebagai makanan
pertamanya. Panjang tubuhnya ketika menetas
adalah sekitar 1,5-1,6 mm. Tubuhnya berbentuk
silinder dengan warna hijau pucat kekuningan.

71 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pada tubuhnya juga tumbuh benjolan-benjolan


kecil dan dari tengah-tengah benjolan tersebut
tumbuh juga bulu-bulu panjang berwarna coklat
sampai hitam.

Gambar 54. Dua telur siap menetas dari Junonia almana


Linnaeus
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

Gambar 55. Larva dari Junonia almana Linnaeus baru


nenetas langsung menkonsumsi cangkang
telur sebagai makanan pertamanya.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

72 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Jika telur tidak diletakkan pada tanaman


inang, maka larva yang baru menetas akan
merayap ke tanaman inang yang sekaligus sebagai
sumber pakan yang ada di sekitarnya. Larva instar
satu menyukai lembaran daun muda atau tunas
yang baru muncul dari tanaman inangnya. Instar
satu ini diselesaikan dalam dua hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh dapat mencapai 3,2
mm, setelah itu larva akan berganti kulit untuk
masuk ke instar dua.

Gambar 56. Larva instar satu dari Junonia almana


Linnaeus, panjang 2,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

Tubuh larva instar dua berwarna coklat tua


sampai hitam. Warna kecoklatan memanjang
sepanjang tubuhnya. Bulu-bulu halus berwarna

73 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

hitam bermunculan dari benjolan-benjolan


sepanjang permukaan tubuhnya. Kapsul kepala
masih berwarna hitam sampai coklat gelap. Instar
ini berlangsung sekitar 2 hari dengan pertumbuhan
panjang tubuh mencapai sekitar 6 mm.

Gambar 57. Larva instar dua dari Junonia almana


Linnaeus, panjang 3,7 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

Pertumbuhan larva instar tiga menunjukkan


perkembangan yang proporsional, mulai dari
tanda-tanda dari bagian ekor, punggung dan kepala
demikian juga tanda-tanda pertumbuhan pada
bagian lateralnya. Tubuh larva sebagian besar
berwarna coklat tua sampai hitam dengan

74 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

penambahan timbulnya cukup banyak cincin tipis


berwarna putih pucat pada dasar setiap benjolan.
Untuk menyelesaikan Instar ini memakan waktu
sekitar 2 hari dengan pertumbuhan panjang tubuh
mencapai sekitar 11 mm.

Gambar 58. Larva instar tiga dari Junonia almana


Linnaeus, panjang 8,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

Larva instar empat mirip dengan larva


instar tiga. Yang mencolok pada larva instar empat
adalah munculnya lingkaran berwarna oranye
dibelakang kapsul kepala dan lingkaran berwarna
putih diantara segmen toraks. Instar empat
berlangsung sekitar 2 hari dengan pertumbuhan
panjang tubuh mencapai sekitar 16,5 mm.

75 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 59. Larva instar empat dari Junonia almana


Linnaeus, panjang 16,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

Ciri-ciri larva instar lima mirip dengan ciri-


ciri pada larva instar empat. Instar lima
berlangsung selama 2-3 hari, dan pertumbuhan
panjang tubuhnya mencapai hingga 25 mm.

76 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 60. Larva instar lima awal dari Junonia almana


Linnaeus, panjang 25 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

Gambar 61. Larva instar lima akhir dari Junonia almana


Linnaeus, panjang 24,5 mm setelah berganti
kulit
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

77 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar enam sekaligus akhir dari instar


larva ini memiliki perubahan fitur yang mencolok
pada tubuhnya. Sekarang muncul bulu-bulu putih
halus padat pada permukaan tubuh dan lingkaran
putih lebih menonjol pada segmen toraks
dibandingkan instar sebelumnya. Beberapa
benjolan berbentuk kerucut yang terdapat pada
kapsul kepala bagian pinggir kini berwarna coklat
oranye.

Gambar 62. Larva instar enam dari Junonia almana


Linnaeus, panjang 25 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

78 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 63. Larva instar enam akhir dari Junonia almana


Linnaeus, panjang 43 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

Instar enam memakan waktu sekitar 3-5 hari


dan pertumbuhan panjang tubuhnya dapat
mencapai 43 mm. Pada hari terakhir, larva
menghentikan makannya dan berjalan mencari
tempat yang sesuai untuk melanjutkan proses
selanjutnya yaitu pra-pupa di balik permukaan
daun, cabang atau ranting pohon kemudian
memintal benang sutra untuk membuat bantalan
tempat mengantung secara vertikal sebagai awal
kedudukan pra-pupa.

79 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 64.Posisi pra-pupa dari Junonia almana Linnaeus


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

Pupanisasi memakan waktu sekitar setengah


hari. Posisi pupa tergantung pada bantalan sutra
yang menempel pada balik permukaan daun,
ranting atau cabang dan tanpa bantuan tali
pengaman seperti halnya yang dilakukan oleh pupa
keluarga Papilionidae maupun Pieridae. Pupa
berwarna coklat dengan sejumlah garis bentuk pita
lebar dan bintik-bintik berwarna putih. Sepanjang
punggung dan bagian sisi tubuh pupa terdapat
benjolan bentuk kerucut panjang-pendek

80 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

berpasang-pasangan berwarna putih dan coklat.


Panjang pupa berkisar antara 18-21 mm.

Gambar 65. Pupa dari Junonia almana Linnaeus dari


berbagai sudut pandang
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

Ketika pupanisasi berjalan sekitar 5,5-6 hari,


pupa telah matang dan warna kulit pupanya
berubah menjadi coklat gelap dan transparan.
Bagian-bagian dari tubuh calon kupu-kupu sudah
dapat terlihat, seperti sayap misalnya, berwarna
oranye kecoklatan. Kupu-kupu dewasa akan segera
keluar sekitar 6-12 jam kemudian.

81 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 66. Pupa matang dari Junonia almana Linnaeus


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

Gambar 67. Kupu-kupu dewasa dari Junonia almana


Linnaeus baru keluar dari cangkang pupa
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-pansy

82 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

6. Kupu-kupu Padi Coklat (Melanitis leda


Linnaeus)

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Melanitis
Spesies : Melanitis leda Linnaeus
Nama Umum : Rice horned caterpillar,
common evening brown.

83 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Genus Melanitis terdiri dari 12 spesies,


umumnya dikenal sebagai Evening Browns karena
preferensi mereka terbang setelah gelap. Kupu-
kupu Ini memiliki rentang sayap antara 60-80 mm.
Seperti halnya kupu-kupu merak pesolek, kupu-
kupu evening brown butterfly juga mempunyai
corak yang berbeda pada sayapnya disesuaikan
dengan musim yang berlangsung.
Melanitis leda biasanya ditemukan dalam
koloni jumlah kecil di permukaan lantai tanaman
koleksi arboretum. Mereka terbang terutama di
senja menjelang malam dan sering masuk
perkantoran dan rumah karena tertarik oleh
cahaya lampu. Pada siang hari mereka beristirahat
di semak-semak tetapi mudah terbang ketika
terganggu dari tempat peristirahatan mereka.
Melanitis leda adalah spesies yang sangat
umum dan sangat luas ditemukan di hampir
seluruh wilayah Asia (termasuk Indonesia), dan
juga di sebagian besar Afrika dan sebagian besar
Australia.
Habitat dan sekaligus sebagai sumber pakan
dari ulat Melanitis leda adalah : Padi, jagung, tebu,
sorgum, bambu, Digitaria sp., rumput
lampulayangan (Panicum repens),

84 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

jawawut/gandum (Pennisetum americanum), kapol,


dan lain-lain.
Ulat berwarna hijau terang seperti warna
burung betet/beo hijau, kepala bentuknya pipih
dengan dua tanduk berwarna hitam, tanduk serupa
terdapat juga dibagian ekor tapi warnanya hijau
kekuning-kuningan.
Ulat Melanitis leda hidup di bawah dari
rumput dan menjadi kepompong di sana. Beberapa
jam sebelum pupanisasi, ulat berubah menjadi
bentuk huruf 'J'. Pupa berwarna hijau. Pupanya
menggantung dengan bantuan sutra yang
menempel pada balik permukaan helai daun.
Proses pupa sampai keluarnya kupu-kupu
memakan waktu sekitar 10 hari.

Gambar 68. Ulat Melanitis leda


Sumber : http://www.brisbaneinsects.com/brisbane_nymphs/eveningb.htm

85 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 69. Posisi pra-pupa, ulat dalam posisi


membentuk huruf 'J'
Sumber : http://lepidoptera.butterflyhouse.com.au/nymp/leda.html

Gambar 70. Bentuk pupa Melanitis leda


Sumber :http://www.nbaii.res.in/insectpests/images/Melanitis-leda12.jpg

86 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 71. Kupu-kupu Melanitis leda yang baru keluar


dari pupa
Sumber :
http://www.brisbaneinsects.com/brisbane_nymphs/images/wpe14.jpg

Gambar di atas menunjukkan Melanitis leda


baru saja keluar dari pupa-nya. Kupu-kupu
memompa darah ke sayapnya untuk
memperpanjang sayap. Begitu keluar dari pupa
kupu-kupu belum bisa terbang langsung, tetapi
menunggu beberapa waktu sampai sayapnya
menjadi keras. Ini mungkin memakan waktu
beberapa jam. Kupu-kupu dapat tinggal di daerah
untuk satu atau dua hari, setelah itu Melanitis leda
terbang untuk menemukan pasangannya dan
memulai siklus kehidupan baru mereka.

87 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

7. Kupu-kupu Palem merah (Elymnias


hypermnestra Linnaeus)

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Elymnias
Spesies : Elymnias hypermnestra
Linnaeus.

Gambar 72. Kupu-kupu Palem Merah Elymnias


hypermnestra Linnaeus.

88 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Semua spesies dari genus Elymnias


berukuran sedang sampai besar, sayapnya sangat
halus dan rapuh walaupun dengan sentuhan yang
lembut sekalipun, warnanya cenderung didominasi
warna kusam.
Salah satu dari tiga spesies genus ini dapat
ditemukan di kompleks Perkantoran Balai
Penelitian Teknologi Agroforestry-Ciamis, yaitu
jenis kupu-kupu palm merah (Elymnias
hypermnestra). Kupu-kupu palm merah, di luar
negeri dikenal dengan nama Palmfly. Kupu-kupu
jenis ini sering dijumpai di hutan serta daerah
perkotaan. Hal ini dimungkinkan karena
melimpahnya tanaman dari keluarga Palmae
sebagai tanaman inangnya.
Manuver penerbangannya dapat dikatakan
lambat dan singkat, karena satu kali kepakan sayap
yang pelan dilanjutkan dengan meluncur, setelah
itu beristirahat pada pucuk dedaunan.
Permukaan sayap bagian atas dari kupu-
kupu palem merah di bagian tepinya didominasi
warna hitam kebiruan dengan serangkaian biru
untuk bagian submarginal, ungu pada sayap depan
beralih ke cokelat keunguan pada sayap belakang.
Permukaan sayap bagian bawah berwarna cokelat
dan lebih terang di puncak sayapnya bagian depan.

89 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Biasanya, ada bercak putih di tengah costa pada


sayap bagian belakang. Sedikit lebih besar dari
kupu-kupu betina, tetapi agak lebih ringan dalam
hal warna dan memiliki beberapa bercak keputihan
dibeberapa tempat submarginal pada permukaan
sayap belakang.
Meskipun banyak tanaman jenis palem-
paleman sebagai tanaman inang, seperti kelapa
(Cocos nucifera) dan kelapa sawit (Elaeis
guineensis), kupu-kupu jenis ini lebih memilih
palem merah (Dypsis lutescens).
Larva berwarna-warni, dominan hijau
dengan garis-garis memanjang berwarna kuning
dengan kepala hitam dan bertanduk, sering
ditemukan di bawah daun palem merah (Gambar
73). Pupa berwarna hijau dengan garis-garis
memanjang berwarna kuning dan merah (Gambar
74).

90 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 73. Larva Elymnias hypermnestra.


(Foto Badrunasar, 2014)

Gambar 74. Pupa Elymnias hypermnestra.


(Foto Badrunasar, 2014)

91 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Penyebaran dari kupu-kupu Elymnias


hypermnestra berasal dari Sri Lanka dan India ke
Formosa dan Indo-Cina melalui Malaysia ke
Kepulauan Filipina dan Indonesia.

92 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

8. Kupu-kupu Lima Mata (Ypthima baldus


Fabricius)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Ypthima
Spesies : Ypthima baldus Fabricius

Gambar 75. Kupu-kupu lima mata (Ypthima baldus


Fabricius)

93 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi
Genus Ypthima yang dikenal terdiri dari 108
spesies. 16 spesies diantaranya terbatas untuk
daerah Afrika tropis. Satu spesies ditemukan di
Australia dan Papua Nugini. Sebagian besar sisanya
ditemukan di berbagai bagian wilayah Asia Timur.
Spesies dengan distribusi terluas adalah asterope,
yang ditemukan di sub-Sahara Afrika, Arab, Turki,
Lebanon, dan di sub-benua India.
Pada permukaan sisi atas dari sayap
berwarna coklat tua kusam dan kupu-kupu betina
berwarna lebih terang. Baik betina maupun jantan
mempunyai cin-cin ocellus besar berwarna kuning
sebanyak dua buah dibagian sayap depan dan dua
lagi dibagian sayap belakang. Pada permukaan
sayap depan kupu-kupu jantan terdapat strip
memanjang berwarna hitam keabu-abuan. Pada
bagian bawah sayap depan, berwarna keabu-abuan
pucat bercampur coklat dengan latar belakang
putih disertai garis-garis coklat gelap. Sayap depan
memiliki sepasang bentuk pupil mata besar yang
dikelilingi cincin ocelli berwarna kuning. Sayap
belakang memiliki lima cincin ocelli kuning
Ypthima baldus ditemukan di India utara,
Nepal, Bhutan, Myanmar, Laos, Thailand, Korea,

94 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

China, Taiwan, Jepang, Malaysia, Sumatera, Jawa


dan Kalimantan. Di Arboretum BPTA kupu-kupu
hadir diantara rimbunan pohon koleksi terutama di
bawah rumpun kapol.

Habitat
Spesies ini mudah ditemukan di rerumputan,
tepi hutan dan hutan sekunder, pada ketinggian
tempat antara sekitar 300-1200m.

Tanaman Inang dan Sumber Pakan


Larva makannya tipe nokturnal pada rumput
genus Poa, Echinochloa, Digitaria, Elytrigia,
Microstegium, Pogonatherum, miskantus, Isachne,
Brachiaria dan Oplismenus (Poaceae).

Telur
Telur diletakkan secara tunggal di bagian
bawah helaian daun rumput tanaman inang atau
tanaman kecil lainnya atau benda di sekitar
tanaman inang. Setiap telur hampir bulat (diameter
sekitar 0,85 mm tinggi, 0,8 mm) dan tembus cahaya
dengan semburat kebiruan pucat. Permukaan telur
berbentuk heksagonal cukup besar.

95 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 76. Telur Ypthima baldus.


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-ring.

Telur membutuhkan waktu sekitar 4,5-5 hari


untuk menetas. Makanan pertama ulat muda begitu
menatas adalah kulit telur. Warna tubuhnya
keputihan, bentuk tubuh silinder dengan belang-
belang warna merah muda kecil yang terdapat
pada bagian punggung dan bagian sisi tubuh.
Panjang awal dari tubuh adalah sekitar 2 mm.
Bagian tubuh mulai dari punggung dan bagian sisi
ditutupi oleh bulu panjang. Pada ujung posterior,
terdapat sepasang tanduk. Kepala berwarna
kecoklatan pucat dan memiliki beberapa bulu,

96 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

terdapat sepasang tanduk pendek dan pada tubuh


bagian samping terdapat beberapa tonjolan kecil.

Gambar 77. Larva Ypthima baldus Fabricius baru menetas


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-ring.

Setelah menghabiskan sisa cangkang telur,


larva instar satu segera mengkonsumsi daun muda
yang lembut yang berakibat terjadinya perubahan
warna pada tubuh ulat menjadi kehijauan. Instar
satu berlangsung sekitar 3,5-4 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh meningkat menjadi
sekitar 4-4,5 mm.

97 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 78. Larva Ypthima baldus Fabricius instar satu


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-ring.

Pada instar dua, tanduk yang terdapat pada


kepala menjadi lebih kecil/pendek bahkan
kecenderungannya menjadi tidak jelas, sementara
itu dua tanduk yang terdapat pada bagian anal
menjadi proporsional dan lebih panjang. Kepala
berwarna kuning pucat bening dan menampilkan
sejumlah bercak putih kecil. Warna tubuh hijau
pucat kekuningan dan dihiasi dengan deretan
bercak putih dan bulu. Larva instar dua

98 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

berlangsung sekitar 3 hari dengan panjang tubuh


mencapai sekitar 6-6,5 mm.

Gambar 79. Larva Ypthima baldus Fabricius instar dua


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-ring.

Larva instar tiga sebagian besar menyerupai


larva instar dua. Penyesuaiannya pada bercak
putih-kekuningan menjadi lebih jelas. Untuk
menyelesaiakan tahap ini membutuhkan waktu
antara 3,5-4 hari dengan pertumbuhan panjang
tubuh mencapai sekitar 9-9,5 mm.

99 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 80. larva Ypthima baldus Fabricius instar tiga


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-ring.

Larva instar empat memiliki kemiripan


dengan instar tiga dengan tidak ada perubahan
yang signifikan baik fitur maupun tanda. Instar
empat berlangsung sekitar 4,5-5 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh mencapai 15 mm.

100 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 81. Larva Ypthima baldus Fabricius instar tiga


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-ring.

Larva instar empat bisa muncul dalam dua


tampilan warna: hijau dan coklat. Memiliki
penampilan banyak pita sempit berwarna , warna
bergantian antara coklat pucat atau hijau pucat dan
coklat gelap maupun hijau gelap secara
memanjang. Pita warna yang terdapat pada bagian
punggung biasanya lebih gelap daripada yang lain.
Sepasang belang biasanya muncul pada
pertengahan badan. Kapsul kepala memiliki warna
cokelat kecil tambahan dengan belang warna hitam
baik didepan maupun bagian samping. Instar lima

101 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

berlangsung dalam jangka waktu 5-6 hari, tubuh


tumbuh dengan panjang maksimum sekitar 24-26
mm.

Gambar 82. Larva Ypthima baldus Fabricius instar empat


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-ring.

Menjelang akhir instar lima, tubuh secara


bertahap menyusut panjangnya. Kegiatan
selanjutnya, larva akan bergerak ke bawah helaian
daun, kemudian larva akan membuat bantalan
sutra sebagai tambatan untuk menggantung. Posisi
menggantung bertumpu pada anal yang telah ada

102 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

bantalan sutranya yang lengket, sementara kepala


di bawah.

Gambar 83. Pra-pupa Ypthima baldus Fabricius


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-ring.

Setelah satu hari proses pra-pupa, pupanisasi


berlangsung. Bentuk pupa, ramping memiliki
warna dasar coklat krem dengan berbagai belang
coklat/hitam kecil. Ada dua tonjolan pendek
melintang punggung pada segmen 3 dan 4. Panjang
pupa : 10,5-11mm.

103 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 84. Pupa Ypthima baldus Fabricius


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-ring.

Setelah 7,5-8 hari proses pupanisasi, pupa


warnanya menjadi gelap dan tempat yang
berbentuk cincin di bagian sayap depan mulai
menerawang melalui kulit kepompong. Keesokan
harinya kupu-kupu dewasa keluar dari kepompong
untuk memulai siklus hidup barunya.

104 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 85. Perubahan warna Pupa Ypthima baldus


Fabricius
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-ring.

Perilaku Kupu-kupu Dewasa


Baik kupu-kupu betina maupun jantan lebih
suka terbang dalam cuaca mendung, dan kadang
sering juga dijumpai terbang pada saat hujan rintik.
Mereka dapat ditemukan berjemur di serasah daun
atau daun-daunan yang rendah, dan sangat lincah
ketika bermanuver terbang.

105 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

9. Kupu-kupu Pesolek Biru (Junonia orithya


Linnaeus)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Junonia
Spesies : Junonia orithya Linnaeus

Gambar 86. Kupu-kupu jantan Junonia orithya Linnaeus


Foto : Badrunasar, 2014

106 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Fisik Kupu-kupu:


Kupu-kupu jantan : Permukaan sayap depan
bagian atas, didominasi oleh warna hitam sampai
coklat tua dengan sub-apikal berupa garis pita
lebar, bagian atas terdapat dua pasang spot warna
jingga dan biru serta kiri-kanan terdapat spot
bentuk mata berwarna kuning jeruk dan tengahnya
berwarna hitam. Sayap belakang didominasi warna
biru, terdapat sepasang spot bentuk mata berwarna
jingga, dengan garis luar berwarna hitam dan
bagian tengahnya berwarna hitam, sepasang spot
lagi ukurannya agak kecil berwarna hitam, tepi
sayap terdapat tiga baris pita berlekak-lekuk
berwarna coklat kehitaman dengan dasar putih-
krem.
Kupu-kupu betina : tanda-tanda yang
terdapat pada kupu-kupu betina hampir sama
dengan kupu-kupu jantan, yang membedakan
adalah ukuran dan warna, khusus untuk
permukaan sayap depan didominasi oleh warna
coklat kehitaman. Bagian bawah dari sayap baik
untuk kupu-kupu jantan maupun betina sama, yaitu
berwarna coklat keabu-abuan diiringi secara samar
oleh warna oranye/tanda coklat dan tanda-tanda
berupa spot mata, kedudukannnya persis sama
seperti pada bagian permukaan sayap atas.

107 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 87. Kupu-kupu betina Junonia orithya Linnaeus


Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy.

Tanaman Inang dan Sumber Pakan Larva


Larva Junonia orithya mengkonsumsi daun
gulma ruas-ruas (Asystasia gangetica), yang banyak
dijumpai di areal arboretum BPTA dan gulma ini
dapat dijumpai ditempat lain, baik diladang, tepi
hutan atau lahan terbuka lainnya.

Telur
Telur dari Junonia orithya diletakkan secara
tunggal pada daun muda atau pucuk tanaman inang
atau tanaman lain di sekitarnya. Telur berwarna
kehijauan dan bentuknya agak bulat dengan bagian
atas tumpul. Pada permukaan kulit telur terdapat

108 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

dua belas garis kerutan bentuk pita dari dasar telur


dan menjulur keluar pada permukaan atas telur.
Setiap telur memiliki diameter sekitar 0,6-0,7 mm.

Gambar 88. Telur Junonia orithya Linnaeus, diameter


0,6-07 mm
Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy.

Dibutuhkan waktu antara 2,5-3 hari untuk


menetas. Larva muda muncul dengan membuat
jalan keluar dengan menggerogoti bagian dari kulit
telur. Sisa dari kulit telur menjadi makanan
pertama bagi larva. Panjang awal larva yang baru
menetas adalah sekitar 1,3 mm. Tubuhnya
berbentuk silinder dan tubuhnya berwarna hijau
pucat kekuningan ditutupi dengan banyak benjolan
kecil berwarna gelap. Bulu panjang berwarna hitam
keluar dari tengah-tengah benjolan mulai dari

109 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

punggung sampai bagian sisi tubuhnya. Kapsul


kepala berwarna hitam.

Gambar 89. Larva Junonia orithya Linnaeus baru


menetas, Panjang 1,3 mm
Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

Larva instar satu mengkonsumsi lembaran


daun muda ruas-ruas (Asystasia gangetica). Instar
pertama memakan waktu 2-3 hari, kemudian
berganti kulit untuk masuk ke instar dua.

110 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 90. Larva instar satu akhir, Panjang 3 mm


Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

Tubuh larva instar dua didominasi warna


coklat gelap pada semua segmen kecuali segmen
dada yang berwarna oranye. Bulu-bulu halus
berwarna hitam keluar dari benjolan-benjolan
sepanjang tubuhnya. Kapsul kepala masih
sepenuhnya hitam. Instar dua ini berlangsung
sekitar 2-2,5 hari dengan panjang tubuh mencapai
sekitar 5 mm.

111 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 91. Larva instar dua awal, baru berganti kulit,


Panjang 2,9 mm
Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

Gambar 92. Larva instar dua akhir, Panjang 5 mm


Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

112 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar tiga hapir seperti larva instar


dua hanya saja warna tubuhnya lebih gelap
dibandingkan pada saat instar dua. Untuk
menyelesaiakan instar tiga ini memakan waktu
sekitar 2 hari dan panjang tubuh mencapai sekitar
9,5mm.

Gambar 93. Larva instar tiga awal, setelah berganti kulit,


panjang 6 mm
Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

113 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 94. Larva instar tiga, Panjang 8 mm


Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

Larva instar empat mirip dengan larva instar


tiga, kecuali untuk proses pertumbuhan tubuh
menjadi lebih proporsional dan perubahan warna
oranye pada bagian depan dekat kapsul kepala.
Instar empat berlangsung sekitar 3 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh mencapai sekitar 13
mm.

114 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 95. Larva instar empat akhir, Panjang 13 mm


Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

Larva instar lima mirip dengan larva instar


empat. Salah satu perbedaan yang mencolok adalah
warna oranye pada kapsul kepala, bagian sisi dan
atasnya. Dua tanduk pada bagian cephalic apikal
hitam kecil dan pendek, sekarang mulai terlihat.
Instar ini berlangsung sekitar 3 hari, dan
pertumbuhan panjang tubuh meningkat lebih
dramatis dan mencapai hingga 22,5 mm.

115 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 96. Larva instar lima awal, Panjang 13 mm


Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

Gambar 97. Larva instar lima akhir, Panjang 22,5 mm


Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

116 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar enam secara struktural mirip


dengan larva instar lima tapi dengan beberapa
perubahan tanda-tanda dan warna. Sekarang
tubuhnya berproses kewarna hitam sampai
kemilau kebiruan. Tonjolan-tonjolan yang terdapat
pada bagian bawah alat pernasapasan (spiracle)
berwarna oranye, dan dihubungkan dengan
serangkaian garis-garis putih berselang. Tonjolan
pada bagian sisi tubuh dilapisi dengan garis-garis
putih terutama pada sebagian besar segmen perut.
Kapsul kepala sekarang kebanyakan berwarna
oranye dan memiliki dua spot hitam kecil
berhadapan.

Gambar 98. Larva instar enam akhir, Panjang 44 mm


Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

117 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Instar enam berlangsung selama 4-5 hari, dan


pertumbuhan panjang tubuh mencapai hingga 45
mm. Ulat berhenti makan dan berputar-putar
ditempat. Akhirnya berhenti di sebuah tempat di
bagian bawah daun, kemudian membuat bantalan
sutra sebagai tempat mengantung vertikal untuk
mengambil posisi pra-pupa.

Gambar 99. Posisi pra-pupa


Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

Pupanisasi berlangsung sekitar setengah hari


kemudian. Pupa berwarna coklat dengan garis-
garis bentuk pita berwarna putih. Panjang pupa:
17-19 mm.

118 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 100. Bentuk pupa


Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

Setelah sekitar 6 hari proses pupanisasi


berlangsung, kulit kepompong dari pupa dewasa
menjadi transparan dan pupa berubah warna
menjadi coklat tua sampai hitam. Bercak coklat-
oranye juga dapat terlihat pada sayap. Kupu-kupu
dewasa muncul dari pupa hari berikutnya.

119 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 101.Bentuk pupa mendekati akhir proses


pupanisasi
Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

Gambar 102. Kupu-kupu dewasa baru keluar,


menggantung pada bekas pupanya
Sumber :http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy

120 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

10.Kupu-kupu Sersan Strip Putih (Athyma


pravara Moore)
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Athymas
Spesies : Athyma pravara Moore

Gambar 103. Kupu-kupu sersan strip putih Athyma


pravara Moore (Foto : Badrunasar, 2014)
Deskripsi Fisik Kupu-kupu Dewasa:

Permukaan sayap bagian atas berwarna


coklat tua sampai hitam, terdapat pola-pola putih,
melengkung, bercangap memanjang Sayap bagian
tepinya bergelombang dengan lekukan ke arah

121 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

dalam dihiasi warna putih sepanjang lekukan sayap


bagian tepinya.

Tanaman Inang dan Sumber Pakan

Larva Sersan Strip Putih (Athyma pravara


Moore) mengkonsumsi daun perdu mareme
(Glochidion eriocarpus) dan ki malaka (Phyllanthus
emlica).

Gambar 104. Perdu mareme (Glochidion eriocarpus)

Gambar 105. Perdu ki malaka (Phyllanthus emlica)

122 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur
Telur dari kupu-kupu betina Athyma pravara
Moore diletakkan secara tunggal di ujung daun
pada tanaman inang. Pertama kali telur berwarna
hijau pucat berbentuk tiga perempat lingkaran bola
dengan permukaan kulit telur ditutup oleh bentuk
heksagonal besar dengan bagian tengah melekuk
ke arah dalam telur, setiap sudut dari bagian
heksagonal ditumbuhi bulu-bulu halus berwarna
putih, bagian dasar rata dan menempel pada
permukaan ujung daun tanaman inang. Diameter
telur: sekitar 0,8 mm.

Gambar 106. Telur kupu-kupu sersan strip putih


Athyma pravara Moore, diameter 0,8 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant.

123 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur membutuhkan waktu 3 hari untuk


menetas. Ulat muda akan menetas dan keluar dari
telur dengan cara menyobek dan kemudian
memakan sisa kulit telurnya sebagai makanan
pertamanya. Larva yang baru menetas memiliki
warna coklat gelap kehijauan dengan bentuk tubuh
silinder ditutupi banyak benjolan kecil. Kapsul
kepala besar berwarna dasar oranye dan berbintik
dengan belang coklat gelap.

Gambar 107. Larva Athyma pravara Moore, baru


menetas, panjang 3 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant.

Secara bertahap larva instar satu


mengkonsumsi ujung daun dan setelah itu bergerak
menuju pangkal daun. Dalam waktu sekitar tiga
hari ulat telah mencapai panjang 5 mm, setelah itu
berganti kulit untuk masuk ke instar dua.

124 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 108. Larva instar satu akhir dari Athyma


pravara Moore, panjang 5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant.

Selain benjolan kecil yang menutupi


sebagian besar permukaan tubuhnya, larva instar
dua fostur tubuhnya lebih besar dan benjolan yang
terdapat pada sekujur tubuhnya lebih menonjol
dan mulai bercabang. Bintik hitam berbaris
membentuk garis sepanjang sisi tubuhnya. Kapsul
kepala sekarang berwarna coklat sampai coklat tua.
Instar ini berlangsung 3 hari dengan panjang tubuh
mencapai 7mm.

125 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 109. Larva instar dua awal dari Athyma pravara


Moore, panjang 5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant

Dibandingkan dengan larva instar


sebelumnya, larva instar tiga memiliki duri
samping lagi mulai dari bagian dada sampai ekor
dengan dua pasang duri lagi pada bagian dada.
Kapsul kepala bagian tegah berwarna coklat tua
sampai hitam dengan beberapa tonjolan berwarna
colat muda berbentuk bulat runcing. Bercak putih
dapat ditemukan pada segmen perut 2, 6-8,
membungkus duri bercabang pendek. Untuk
menyelesaikan instar ini memakan waktu 3-4 hari
dengan panjang tubuh mencapai sekitar 12 mm.
Menjelang akhir instar ini bagian punggung dari
ulat ini berwarna kehijauan.

126 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 110. Larva instar tiga awal dari Athyma pravara


Moore, panjang 8 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant

Gambar 111. Larva instar tiga akhir dari Athyma


pravara Moore, panjang 12 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant

127 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar empat memiliki warna


punggung hijau kekuningan lebar. Bercak putih
yang terletak pada sisi tubuh sekarang lebih
menonjol, dan duri lateral telah tumbuh lebih
panjang dan berubah menjadi warna merah tua.
Kapsul kepala memiliki dua garis vertikal secara
samar. Instar empat berlangsung selama 4 hari
dengan panjang tubuh mencapai sekitar 16 mm.

Gambar 112. Larva instar empat awal dari Athyma


pravara Moore, panjang 10,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant

128 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 113. Larva instar empat dari Athyma pravara


Moore, panjang 13,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant

Pergantian kulit berikutnya membawa larva


masuk akhir instar lima. Terdapat perubahan
drastis dalam penampilan. Duri lateral bercabang,
bentuknya sangat jelas hampir pada semua segmen
tubuhnya. Ketika baru pertama kali ganti kulit,
warna hijau pada tubuhnya belum seragam karena
masih terlihat belang-belang, tapi segera setelah itu
warna hijau pada bagian punggung bergerak
kearah sisi tubuh ulat sehingga larva
penampilannya menjadi hijau Secara keseluruhan.

129 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 114. Larva instar lima awal dari Athyma


pravara Moore, panjang 16 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant

Gambar 115. Larva instar lima akhir dari Athyma


pravara Moore, panjang 24-29 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant

130 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Dua garis vertikal putih pada kapsul kepala


juga menjadi jauh lebih menonjol dalam instar ini.
Instar lima berlangsung selama 6-8 hari, dan
panjang tubuh mencapai hingga 29-31 mm. Pada
hari terakhir, warna tubuhnya berubah secara
dramatis. Perubahan warna pertama sampai coklat
hijau kekuningan dan kemudian pucat. Ulat
berhenti makan dan berputar-putar di tempat
untuk persiapan pra-pupa yang biasanya dilakukan
pada cabang atau permukaan daun. Setelah
mendapatkan tempat yang cocok, larva kemudian
mengatung diri pada bantalan sutra yang telah
dibuat sebelumnya.

A B

Gambar 116. A. Larva instar lima beberapa sebelum


pra-pupa; B. Posisi pra-pupa
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant

Pupanisasi berlangsung sehari kemudian.


Pupa mengatung, bertumpu pada bantalan sutra

131 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

yang telah dibuat tanpa tali pengaman sutra.


Permukaan kulit pula hampir seluruhnya berwarna
emas-keperakan berbaur dengan warna coklat,
pada setiap segmennya. Pupa memiliki sepasang
tanduk melengkung dan runcing. Segmen perut
yang ramping, dan bagian dada yang lebih besar
dan lebar. Pada bagian punggung, terdapat
tonjolan dan membentuk lengkungan. Panjang
pupa: 17-19 mm.

Gambar 117. Bentuk pupa dari Athyma pravara Moore


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant

Setelah pupanisasi berlangsung selama 7


hari, pupa akan berubah warna menjadi hitam di
area sayap. Bintik-bintik pada permukaan sayap

132 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

depan bagian atas juga terlihat. Keesokan harinya,


kupu-kupu dewasa keluar dari kepompong.

Gambar 118. A. Tampilan pupa awal, B. Tampilan pupa


menjelang akhir metamorfosis dari
Athyma pravara Moore
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-sergeant

133 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

11. Kupu-kupu Semak Coklat Gelap (Mycalesis


perseoides Moore)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Mycalesis
Spesies : Mycalesis perseoides Moore

Gambar 119. Kupu-kupu Semak Coklat Gelap (Mycalesis


perseoides Moore)
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

134 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Fisik Kupu-kupu Dewasa


Pada bagian permukaan atas sayap berwar-
na coklat gelap dengan deretan motif bentuk cicin
berwarna kuning sangat menonjol, baik pada sayap
depan maupun pada sayap belakang.

Gambar 120. Rona warna dan tanda-tanda kupu-kupu


Mycalesis perseoides Moore pada musim
kemarau
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Mycalesis_perseus#mediaviewer/File:Mycalesis_2_by_
Kadavoor-2.jpg

Tanaman Inang dan Sumber Pakan


Tanaman inang dan sekaligus sebagai
sumber pakan larva dari Kupu-kupu Semak Coklat

135 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gelap (Mycalesis perseoides Moore) adalah rumput


sarang buaya (Ottochloa nodosa) dan rumput gerek
telinga (Ischaemum ciliare).

Gambar 121. Rumput sarang buaya (Ottochloa nodosa)

Gambar 122. Rumput gerek telinga (Ischaemum ciliare)

136 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur

Telur diletakkan secara tunggal di bagian


bawah helaian daun rumput. Setiap telur agak bulat
dengan diameter sekitar 1mm, transparan dan
warnanya putih pucat dan ada kecendrungan
semburat kehijauan. Permukaan telur kasar yang
diakibatkan bentukan dari pola-pola heksagonal.

Gambar 123. Telur Kupu-kupu Semak Coklat Gelap


(Mycalesis perseoides Moore)
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

137 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 124. Telur Kupu-kupu Semak Coklat Gelap


(Mycalesis perseoides Moore) menetas
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

Telur menetas tiga hari sejak diletakkan


pertama kali oleh kupu-kupu betina. Larva keluar
dari dalam telur dengan cara menyobek dan
mengunyah cangkang kulit telur; begitu keluar, sisa
cangkang kulit telurnya dihabiskan sebagai
makanan pertamanya. Larva memiliki tubuh
silinder dengan warna keputihan, dan panjang
tubuh awal sekitar 2,8 mm. Tubuh ditumbuhi bulu-
bulu agak panjang berwarna putih dalam bentuk
baris, baik pada bagian punggung maupun bagian
sisi tubuhnya. Pada ujung posterior, terdapat
sepasang tonjolan putih. Kepala berwarna gelap

138 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

yang ditumbuhi sejumlah bulu dan memiliki


sepasang tanduk pendek membulat dan pada
bagian pipi terdapat beberapa tonjolan.

Gambar 125. Larva Kupu-kupu Semak Coklat Gelap


(Mycalesis perseoides Moore) baru
menetas
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

Setelah mengkonsumsi cangkang kulit telur,


beberapa saat kemudian larva sudah meng-
konsumsi daun lembut tanaman inangnya. Pada
instar satu ini, warna tubuh larva sudah berubah
menjadi kehijauan. Sebagai hasil pertumbuhan,
segmen dua sampai tiga dari dorsum berubah
kemerahan. Instar pertama berlangsung sekitar 4

139 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

hari dengan panjang tubuh meningkat menjadi


sekitar 5,5-6 mm.

Gambar 126. Larva instar pertama awal, panjang 4,9 mm


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

Gambar 127. Larva instar pertama akhir, panjang 4,5


mm setelah berganti kulit
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

140 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pada instar dua, tanduk pada kepala tumbuh


menjadi runcing dan dua tonjolan pada anal
memanjang. Beberapa tonjolan berbentuk kerucut
pada bagian pipi sekarang jauh lebih kecil dan
berwarna keputihan. Warna tubuh pucat
kekuningan dengan nada hijau. Kepala dan tubuh
juga dihiasi dengan berbagai tonjolan kecil, masing-
masing tonjolan dengan bulu tunggal. Instar dua
berlangsung sekitar 3 hari dengan pertumbuhan
panjang tubuh mencapai sekitar 9 mm.

Gambar 128. Larva instar dua awal, panjang 4,5 mm


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

141 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 129. Larva instar dua akhir (menjelang ganti


kulit), panjang 9 mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

Larva instar tiga sebagian besar menyerupai


instar sebelumnya. Kapsul kepala, tanduk, pipi
maupun bagian mulut berwarna coklat gelap. Tiga
segmen terakhir dari bagian punggung sampai dua
tonjolan di anal masih tetap berwarna kemerahan.
Instar tiga berlansung selama 3 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh mencapai sekitar 13-
14 mm.

142 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 130. Larva instar tiga awal, panjang 9 mm


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

Gambar 131. Larva instar tiga akhir (menjelang ganti


kulit), panjang 13 mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

143 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar empat memiliki kemiripan


dekat dengan larva instar tiga dengan tidak ada
perubahan yang jelas dari setiap fitur atau tanda.
Instar empat berlangsung sekitar 4 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh mencapai 20,5-
21,5mm.

Gambar 132. Larva instar empat awal, panjang 13 mm


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

Gambar 133. Larva instar empat akhir (menjelang ganti


kulit), panjang 21,5 mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

144 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Ganti kulit berikutnya membawa larva ke


instar lima sekaligus sebagai instar terakhir. Pada
instar lima ini, larva muncul dalam dua bentuk
warna, yaitu : bentuk coklat, dimana sebagian besar
tubuh larva berwarna coklat muda sampai coklat
gelap. Bentuk kedua, adalah bentuk hijau sampai
hijau pucat kekuningan. Fitur sederhana, sekarang
timbul pita sempit pada punggung thorax. Selain
itu, pada bagian samping punggung terdapat titik-
titik hitam kecil mulai dari segmen 2 sampai 7,
garis-garis miring samar menghiasi permukaan
tubuh. Instar lima ini berlangsung selama 8 hari,
dan pertumbuhan panjang tubuh dapat mencapai
sekitar 32-35mm.

Gambar 134. Larva instar lima awal, panjang 20 mm


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

145 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 135. Larva instar lima , berwarna kekuningan,


panjang 29 mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

Gambar 136. Larva instar lima , berwarna kecoklatan,


panjang 35 mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

146 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Menjelang akhir instar lima, panjang tubuh


larva secara bertahap memendek dan warna
tubuhnya berubah sebagian besar menjadi
kehijauan. Tak lama kemudian ulat akan bergerak
ke balik permukaan daun untuk membuat bantalan
sutra, setelah itu dengan anal bertumpu pada
bantalan sutra yang menempel pada permukaan
bawah helaian daun larva mengambil posisi pra-
pupa.

Gambar 137. Larva instar lima akhir, tubuhnya


memendek dan berwarna kehijauan,
panjang 22 mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

147 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 138. Posisi pra pupa dari Mycalesis perseoides


Moore
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

148 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Setelah satu hari proses pra-pupa, berikutnya


pupanisasi berlangsung. Permukaan kulit pupa
halus dan hampir seluruhnya berwarna hijau.
Bentuk pupanya terdapat bentuk-bentuk yang
bersudut. Ada beberapa bintik-bintik hitam kecil
pada bagian bakal sayap. Pasangan bintik-bintik
kecil pada bagian sisi dari punggung berwarna
kuning dapat terlihat pada segmen perut mulai dari
segemen 2 sampai segmen 6. Panjang pupa: 15-16
mm.

Gambar 139. Pupa dari Mycalesis perseoides Moore


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

Setelah 5 hari proses pupanisasi, pupa


berubah warna menjadi gelap, dan cincin-cincin
pada bagian sayap depan (forewings) sekarang

149 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

dapat dilihat melalui kulit kepompong di bantalan


sayap. Keesokan harinya secara sempurna kupu-
kupu dewasa dari Mycalesis perseoides Moore
keluar dari cangkang pupanya untuk memulai
tahap berikutnya dari siklus hidupnya.

Gambar 140. Pupa dari Mycalesis perseoides Moore


menjelang akhir pupanisasi
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

150 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 141. Kupu-kupu dari Mycalesis perseoides


Moore baru keluar dari pupa
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-mycalesis-perseoides.

151 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

12. Kupu-kupu Raja Palm (Amathusia phidippus


Linnaeus)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Amanthusia
Spesies : phidippus
Sub Species : Amanthusia phidippus Linnaeus

Gambar 142. Kiri : Permukaan sayap bagian atas dan


Kanan : Permukaan sayap bagian bawah
dari Amanthusia phidippus Linnaeus

152 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Kupu-Kupu Dewasa

Kupu-kupu jantan : Permukaan sayap kupu-


kupu bagian depan, baik sayap depan (forewing)
maupun sayap belakang (hindwing) didominasi
warna coklat. Sekeliling tepi sayap berwarna coklat
muda diseling sedikit oleh warna coklat terdapat
lagi garis sekeliling sayap berwarna coklat muda.
Pada ujung sayap bagian belakang terdapat sedikit
ekor dengan sepasang bintik bitam dengan garis
luar putih. Pada permukaan sayap belakang. Corak
dan fitur belang-belang antara warna coklat muda,
coklat tua dan abu-abu berselang-seling mulai dari
sayap depan (forewing) maupun sayap belakang
(hindwing). Corak tersebut memberi kesan seperti
kain yang kusut (belum di strika). Pada sayap
belakang terdapat fitur bentuk lingkaran sebanyak
dua pasang (kiri-kanan). Lingkaran luar bergaris
tipis warna hitam dan bagian tengah berwarna
coklat-kekuningan dengan masing-masing titik
putih di tengahnya. Pada ujung sayap terdapat
sedikit ekor dengan sepasang bintik bitam dengan
garis luar putih.
Kupu-kupu betina : Warna dan corak fitur
pada sayap kupu-kupu betina serupa dengan tanda
dan fitur yang terdapat pada kupu-kupu jantan,

153 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

hanya saja warna lebih muda dan pucat. Lebar


bentang sayap berkisar antara: 112-122 mm.

Penyebaran

Kupu-kupu ini tersebar luas di seluruh


bagian India, Myanmar, Indo Cina, Semenanjung
Malaysia, Filifina dan Thailand. Di Indonesia kupu-
kupu dapat ditemui di pulau Jawa, Sulawesi,
Kalimantan, Sumatera dan Lombok.

Tanaman Inang dan sumber pakan

Larva dari Amanthusia phidippus Linnaeus


yang berada di arboretum BPTA ditemui pada
tanaman palem merah.

Larva

Bentuk tubuh larva adalah silinder dengan


warna tubuh didominasi oleh warna hijau dan
dipenuhi oleh bulu-bulu halus pendek berwarna
kecoklatan. Segmen kelima dari anal terdapat
deretan bulu pendek halus, sedangkan pada
segmen anterior sampai kepala terdapat bulu yang
tumbuh sangat panjang berwarna coklat. Pada
kepalanya terdapat sepasang tanduk bercabang
dan pada ekornya juga sepasang tonjolan agak
panjang. Selain itu bagian muka dari kepala

154 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

dipenuhi juga oleh bulu-bulu halus berwarna


coklat.

Gambar 143. Larva Amathusia phidippus instar lima


pada balik permukaan daun palm merah.
(Foto. Badrunasar, 2014)

Pupa
Larva instar lima berlangsung selama 4-4,5
hari. Diakhir masa instar larva berhenti makan dan
mengembara untuk mencari tempat pra-pupa.
Setelah menemukan tempat yang strategis,
biasanya dibawah permukaan daun, cabang atau
ranting pohon. larva kemudian membuat bantalan

155 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

benang sutra sebagai tambatan untuk posisi pra-


pupa secara menggantung.

Gambar 144. Posisi pra-pupa Amathusia phidippus pada


balik permukaan daun palm merah. (Foto.
Badrunasar, 2014)
Pupanisasi berlangsung sekitar setengah
hari. Pupa mengantung diri dari bantalan sutra
tanpa tali sutra pendukung. Warna kulit pupa
seluruhnya berwarna hijau. Panjang pupa: 28-29
mm.

156 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 145. Pupa menggantung pada bantalan sutra


yang menempel pada permukaan daun
palm merah. (Foto : Badrunasar, 2014)

157 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

13. Kupu-kupu Pesolek Coklat (Junonia hedonia


ida Linnaeus)

Klasifikasim Ilmiah

Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nymphalidae
Genus : Junonia
Sub spesies : hedonia
Spesies : Junonia hedonia ida Linnaeus

Gambar 146. Kupu-kupu Pesolek Cokklat Junonia


hedonia ida Linnaeus
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy

158 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Fisik Kupu-kupu Dewasa

Permukaan sayap bagian belakang


didominasi oleh warna abu-abu kecoklatan. Pada
sayap depan permukaan sayap bagian bawah
terdapat tanda bentuk pita mosaik panjang
sebanyak empat baris, mulai dari batas bagian tepi
sayap (coastal margin) ke arah punggung berwarna
coklat gelap. Khusus untuk baris pita pertama
(pojok atas sayap depan) warna pitanya bersemu
oranye. Selain itu, pada tempat yang sama, khusus
berbatasan langsung dengan tepi sayap agak ke
tengah, terdapat enam pasang spot besar-kecil yang
didominasi oleh warna oranye yang masing-masing
spot ditengahnya terdapat bintik hitam dan putih.
Spot yang sama terdapat juga pada permukaan
sayap bawah baik warna, bentuk dan ukuran
hampir sama dengan spot yang ada pada
permukaan bawah sayap depan. Batas luar tepi
sayap (Outer margin) bentuknya berlekuk-lekuk
(bergelombang) dan dihiasi garis tipis yang
berwarna putih yang diselingi oleh warna abu-abu
kecoklatan. Agak ke tengah sedikit (berimpit
dengan batas luar tepi sayap) terdapat lagi pita
memanjang tembus sampai ke sayap belakang
berwarna oranye kecoklatan, agak tengah lagi

159 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

terdapat pita lebih lebar dari yang kedua berwarna


coklat keabu-abuan.

Gambar 147. Fitur dan warna dari kupu-kupu Pesolek


Cokklat Junonia hedonia ida Linnaeus
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy

Tanaman Inang dan Sumber Pakan Larva

Tanaman pakan sekaligus sebagai tanaman


inang dari larva kupu-kupu pesolek coklat (Junonia
hedonia Linnaeus), adalah : bunga pletekan (Ruellia
tuberosa L), rendeu beureum (Hemigraphis
alternata Burm.f.) dan keji beling (Strobilanthes
crispa Blume). Ketiga tanaman tersebut dari
keluarga Acanthaceae, dan banyak terdapat di
arboretum BPTA. Sangat mungkin, lebih banyak
lagi anggota keluarga Acanthaceae ini yang

160 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

berfungsi sebagai tumbuhan inang untuk kupu-


kupu pesolek coklat (Junonia hedonia Linnaeus)

Gambar 148. A. bunga pletekan (Ruellia tuberosa L), B.


rendeu beureum (Hemigraphis alternata
Burm.f.) dan C. keji beling (Strobilanthes
crispa Blume)

161 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur

Telur dari kupu-kupu pesolek coklat


(Junonia hedonia Linnaeus) diletakkan secara
tunggal pada daun muda atau pucuk tanaman
inang. Telur berwarna kehijauan, bentuknya agak
bulat dengan bagian mikrofilnya rata. Sepanjang
bagian permukaan dari telur terdapat kerutan
sebanyak dua belas baris. Setiap telur memiliki
diameter sekitar 0,75mm.

Gambar 149. Telur kupu-kupu pesolek coklat Junonia


hedonia Linnaeus
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

162 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 150. Telur kupu-kupu pesolek coklat Junonia


hedonia Linnaeus, matang
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

Telur membutuhkan waktu sekitar 3 hari


untuk menetas. Larva muda muncul dengan
menggerogoti bagian dari kulit telur, dan kemudian
mulai makan sisa kulit telur dari luar. Panjang awal
larva yang baru menetas sekitar 1,5 mm. Warna
tubuh kuning pucat, bentuk tubuh silinder dan
ditutupi dengan banyak benjolan kecil. Bagian
punggung ditumbuhi bulu hitam panjang yang
keluar dari tengah-tengah benjolan, dan pada
bagian samping dibawah barisan spirakel (alat
pernapasan) terdapat juga bulu putih panjang.
Kapsul kepala pucat kekuningan dengan dua
bercak-bercak hitam lateral yang besar.

163 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 151. Larva kupu-kupu pesolek coklat Junonia


hedonia Linnaeus, baru menetas, panjang
1,5 mm
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

Lamanya larva instar satu sekitar 1,5 hari


dan pertumbuhan panjang tubuh mencapai sekitar
3 mm, setelah itu berganti kulit untuk masuk ke
instar dua.

Gambar 152. Larva instar satu awal, panjang 2,8 mm


Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

164 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 153. Larva instar satu akhir sebelum berganti


kulit, panjang 3 mm
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

Tubuh larva instar dua adalah coklat


kekuningan dan pada punggung warna coklatnya
lebih gelap. Bulu-bulu halus keluar dari tengah-
tengah benjolan. Kapsul kepala kekuningan sampai
coklat oranye dan terdapat dua polet kecil
berwarna coklat gelap pada bagian pipinya. Instar
ini berlangsung sekitar 2 hari dengan pertumbuhan
panjang tubuh mencapai sekitar 5 mm.

165 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 154. Larva instar dua awal panjang 2,5 mm.


Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

Gambar 155. Larva instar dua akhir, panjang 4,5 mm


Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

166 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar tiga tubuhnya sebagian besar


berwarna coklat tua sampai hitam, kecuali untuk
bagian posterior berwarna kekuningan sampai
coklat oranye. Instar ini memakan waktu sekitar 2
hari dengan pertumbuhan panjang tubuh mencapai
sekitar 8,5 mm.

Gambar 156. Larva instar tiga awal, panjang 4,5 mm


Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

167 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 157. Larva instar tiga akhir, panjang 8 mm


Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

Gambar 158. Larva instar tiga akhir dan bentuk


kepalanya
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

168 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar empat mirip dengan larva instar


tiga, kecuali untuk perubahan warna dasar oranye
pada kapsul kepala. Warna tubuh hampir
seluruhnya hitam kecuali untuk bagian posterior
berwarna coklat kekuningan. Sejumlah bintik putih
kecil muncul di permukaan tubuh. Instar empat
berlangsung antara 2-2,5 hari dengan pertum-
buhan panjang tubuh mencapai sekitar 12 mm.

Gambar 159. Larva instar empat awal dan bentuk


kepalanya, panjang 9 mm
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

169 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 160. Larva instar empat akhir sebelum berganti


kulit, panjang 11,5 mm
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

Larva instar lima ini hampir mirip dengan


larva instar empat, perbedaan yang mencolok pada
instar lima adalah, tumbuhnya bulu-bulu putih
yang padat pada sekujur tubuhnya. Instar lima ini
berlangsung selama 2,5-3 hari, dan pertumbuhan
panjang tubuh meningkat lebih dramatis hingga
mencapai 23,5mm.

170 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 161. Larva instar lima awal setelah berganti


kulit, panjang 11 mm
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

Gambar 162. Larva instar lima akhir sebelum berganti


kulit, panjang 22 mm
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

171 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar enam, sekaligus merupakan


akhir dari instar larva Junonia hedonia Linnaeus.
Secara garis besar larva instar enam ini mirip
dengan larva instar lima, tetapi larva instar enam
memiliki bulu putih yang lebih lebat dan tebal di
seluruh permukaan tubuhnya. Kapsul kepala
oranye terang dan memiliki dua poletan berwarna
pada bagian pipinya.

Gambar 163. Larva instar enam awal, panjang 23 mm


Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy.

172 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 164. Larva instar enam akhir, panjang 36 mm


Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy

Larva instar enam berlangsung selama 4-


4,5 hari, dan pertumbuhan panjang tubuh
mencapai hingga 40 mm. Diakhir masa instar larva
berhenti makan dan mengembara untuk mencari
tempat pra-pupa. Setelah menemukan tempat yang
strategis, biasanya dibawah permukaan daun,
cabang atau ranting pohon. Ulat kemudian
membuat bantalan benang sutra sebagai tambatan
untuk posisi pra-pupa secara menggantung.

173 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 165. Posisi pra-pupa dari Junonia hedonia


Linnaeus
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy

Pupanisasi berlangsung sekitar setengah


hari kemudian. Pupa mengantung diri pada
bantalan sutra tanpa tali sutra pendukung. Warna

174 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

kulit pupa seluruhnya cokelat keabu-abuan dengan


tonjolan-tonjolan runcing berpasangan sepanjang
sisi dan punggungnya. Tanda hitam juga terlihat
pada bagian bakal sayap. Panjang pupa: 18-19 mm.

Gambar 166. Bentuk dan posisi pupa dari Junonia


hedonia Linnaeus
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy

Gambar 167. Bentuk pupa matang dari Junonia hedonia


Linnaeus
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy

175 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Setelah sekitar lima hari proses pupanisasi


berjalan, kulit kepompong dari pupa dewasa sudah
tembus pandang dan pupa akhirnya berubah warna
menjadi cokelat gelap. Polet coklat oranye juga
dapat terlihat pada bagian sayap. Kupu-kupu
dewasa muncul dari pupa hari berikutnya.

Gambar 168. Kupu-kupu pesolek coklat (Junonia


hedonia Linnaeus) baru keluar dari
kepompong
Sumber : http://Butterflies/Singapore/Life-History-of-the-Chocolate-Pansy

176 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

14.Kupu-kupu Beringin (Euploea mulciber


Cramer)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Nimphalidae
Genus : Euploea
Spesies : Euploea mulciber Cramer

Gambar 169. Kupu-kupu jantan dari Euploea mulciber


Cramer
Sumber :
.
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-crow

177 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Fisik Kupu-kupu Dewasa:

Kupu-kupu beringin (Euploea mulciber


Cramer) jantan : pada permukaan sayap atas
bagian depan berwarna biru terang dengan bintik-
bintik putih menyebar; sedangkan pada kupu-kupu
betina permukaan sayap depannya berwarna biru
dengan bintik-bintik putih dan beberapa bintik-
bintik putih serta garis-garis coklat. Sayap belakang
(hindwing) baik kupu-kupu jantan maupun betina
berwarna cokelat, khusus betina mempunyai
tambahan garis-garis putih sempit teratur.
Sedangkan permukaan sayap bahwahnya berwarna
coklat dengan bintik-bintik putih/garis-garis
teratur ini sama dengan garis-garis yang terdapat
pada permukaan sayap atas meskipun terdapat
variasi, baik letak maupun ukuran dari garis-
garisnya.

Tanaman Inang dan Sumber Pakan Larva

Kupu-kupu beringin adalah termasuk jenis


kupu-kupu yang banyak menyukai jenis tanaman
sebagai tanaman inang maupun sumber pakan
larvanya (polifag), terutama dari keluarga
Moraceae, Apocynaceae dan Asclepiadaceae. Larva
Kupu-kupu beringin memakan daun dan tunas
muda dari tanaman inang, biasanya larva instar

178 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

awal terfokus pada daun muda dan lembut


kemudian instar berikutnya pindah ke daun yang
lebih tua. Larva mempunyai kebiasaan memotong
daun sampai putus dan memisahkannya dari
tulang-tulang daun sebelum memakannya.
Tanaman inang dari kupu-kupu beringin
adalah : Biduri (Calotropis gigantea Willd.), seruni
(Gymnanthera oblonga Burm f.), oleander (Nerium
oleander Mill.) dan beberapa anggota genus Ficus,
seperti : jejawi/beringin Cina (Ficus microcarpa
L.f.), ki ciat (Ficus grossularioides Burm f.) dan
beringin ( Ficus benjamina L.)

179 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

180 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 170. Biduri (Calotropis gigantea Willd.), seruni


(Gymnanthera oblonga Burm f.), oleander
(Nerium oleander Mill.) dan beberapa
anggota genus Ficus, sperti : jejawi,
beringin Cina (Ficus microcarpa L.f.), ki
ciat (Ficus grossularioides Burm f.) dan
beringin ( Ficus benjamina L.)
Telur

Telur dari Kupu-kupu beringin diletakkan


secara tunggal pada bagian bawah permukaan
daun (biasanya pada daun muda) dari tanaman
inang. Telur berwarna kuning krem, tingginya
antara 1,8-1,9 mm dan bentuknya agak silindris
dengan diameter 1,2 mm dengan ujung bulat.
Permukaan telur berlekuk-lekuk hampir berbentuk
heksagonal.

181 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 171. Telur kupu-kupu beringin, tinggi 1,8-1,9


mm dan diameter 1,2 mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-crow.

Gambar 172. Telur kupu-kupu mendekati masa


penetasan
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-crow.

182 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur membutuhkan waktu sekitar 3 hari


untuk menetas. Larva muda muncul dengan
menggerogoti bagian dari kulit telur. Sisa dari kulit
telur tersebut menjadi makanan pertama untuk
larva yang baru menetas. Larva yang baru menetas
memiliki panjang tubuh sekitar 3,2 mm. Warna
tubuh dari larva yang baru menetas memiliki
warna kuning pucat dan kaki hitam. Kapsul kepala
besar berwarna hitam. Pasangan tonjolan pendek
dan tidak mencolok dapat ditemukan pada empat
segmen, masing-masing segmen dorsum ke 2,
segmen toraks ke 3 dan ke 2 dan segmen perut ke
8.

Gambar 173. Larva instar 1 baru menetas, panjang 3,2


mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-crow.

183 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar pertama yang sudah


mengkonsumsi helaian daun muda tanaman inang,
tubuhnya mulai memperlihatkan warna kehijauan.
Baru berjalanan setengah hari umur larva instar
satu, warna dari tubuh larva berubah lagi menjadi
kekuningan dengan tambahan munculnya garis-
garis melintang berwarna cokelat di semua segmen.
Instar ini berlangsung selama 2-2,5 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh dapat mencapai
hingga 7 mm.

Gambar 174. Larva instar satu, panjang 5 mm


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-crow.

Gambar 175. Larva instar satu akhir, panjang 6,9 mm


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-crow.

184 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Tubuh larva instar dua memiliki warna dasar


kuning, dengan tambahan cincin berwarna coklat
gelap melintang diselingi dengan garis-garis putih
pada setiap segmen tubuh kecuali untuk segmen 1.
Dalam waktu singkat perubahan yang paling jelas
adalah pemanjangan 8 tonjolan kecil terlihat pada
instar satu ini. Tonjolan ini masing-masing
seluruhnya hampir berwarna coklat tua sampai
hitam. Ada dua bintik-bintik hitam kecil pada
punggung prothorax dan satu polet hitam besar
(pada bagian anal) di ujung posterior tubuh. Instar
ini hanya berlangsung 1,5 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh mencapai 12 mm
sebelum berganti kulit untuk masuk instar tiga.

Gambar 176. Larva instar dua awal, panjang 7,5 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-
crow.

185 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 177. Larva instar dua awal, panjang 9 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-
crow.

Larva instar tiga ini mirip dalam


penampilan dengan larva instar dua. Untuk
menyelesaikan instar ini memakan waktu sekitar
1,5 hari dengan pertumbuhan panjang tubuh
mencapai antara 16-18 mm.

Gambar 178. Atas : Larva instar dua akhir, Bawah: larva instar
tiga baru berganti kulit, panjang: 11.5mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-crow.

186 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 179. Larva instar tiga panjang: 13.5mm


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-crow.

Dibandingkan dengan larva instar tiga, larva


instar empat memiliki proses secara proporsional.
Di segmen tubuh, garis-garis putih melintang
sekarang menonjol dengan satu garis yang lebih
luas pada dorsum setiap segmen perut. Ujung
bawah garis melintang putih di masing-masing
tujuh segmen pertama dari perut terdapat poletan
segitiga putih. Kapsul kepala hitam, pada bagian
mukanya memiliki garis-garis putih miring dan
cincin putih agak di belakang. Instar ini
berlangsung 1,5 sampai 2 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh mencapai sekitar 24-
28 mm.

187 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 180. Atas : larva instar tiga akhir sebelum


berganti kulit. Bawah : Larva instar empat
baru ganti kulit, panjang: 17mm.
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-crow.

Gambar 181. Larva instar empat panjang: 28mm


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-crow.

188 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pada larva instar lima terdapat perubahan


lagi secara proporsional. Perubahan yang jelas,
adalah pada basal ketiga atau seperempat dari
setiap proses yang berwarna merah tua di tempat
coklat gelap/hitam. Perubahan lain adalah dalam
kapsul kepala di mana garis-garis putih di muka
dan belakang kepala sekarang garis-garis
melintang putihnya berwarna gelap lebih luas dan
menyatu. Sehingga warna putih mendominasi
permukaan tubuh sedangkan warna kuning hanya
sebagian kecil saja, yaitu terbatas pada prothorax,
poletan lateral dan segmen posterior.

Gambar 182. Larva instar lima panjang: 34 mm


Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-crow.

189 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pada beberapa spesimen, perubahan warna


di bagian punggung dan prosesnya meluas ke garis-
garis melintang coklat tua pada segmen tubuh dan
bahkan ke kapsul kepala. Pada varian warna lain,
biasanya warna kuning cerah pada tanda-tanda
tubuh digantikan oleh warna kuning pucat.

Gambar 183. Dua pandangan dari instar larvainstar lima,


panjang: 29mm. Kanan, Foto : Badrunasar, 2014
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-
striped-blue-crow. (kiri)

Gambar 184. Dua pandangan dari larva instar lima akhir,


panjang: 43mm.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-
striped-blue-crow.

190 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 185. Larva instar lima akhir, terjadi perubahan warna


disana-sini, panjang: 46 mm.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-
striped-blue-crow.

Larva instar lima berlangsung selama 3,5-4


hari, dan pertumbuhan panjang tubuh dapat
mencapai antara 51-53 mm. Pada hari terakhir,
larva berhenti makan, dan tubuhnya menjadi
memendek serta terjadi perubahan ke warna coklat
krem pucat. Untuk pupanisasi, larva biasanya
memilih tempat di pertengahan tulang rusuk dari
bawah daun. Di tempat pupanisasi ini, larva
berputar untuk membuat bantalan sutra sebagai
tambatan pada proses pra-pupa dengan cara
mengantung diri secara vertikal.

191 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 186. Posisi pra-pupa, warna pada tubuhnya menjadi


pucat
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-
striped-blue-crow.

Pupanisasi berlangsung selama setengah


hari. Pupa menggantung dengan bantuan bantalan
sutra yang menempel pada balik tulang daun tanpa
tali sutra pendukung. Awalnya, warna pupa
berwarna coklat kekuningan mengkilat, kemudian
secara bertahap permukaan kulit pupa berubah
menjadi metalik keperakan bahkan pupa asal
arboretum BPTA berwarna kuning metalik
keemasan dihari berikutnya. Pupa agak gemuk, dan

192 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

memiliki beberapa bintik-bintik hitam kecil di


punggung nya. Panjang pupa: 19-21 mm.

Gambar 187. Bentuk pupa sehari setelah pra-pupa berlangsung


Sumber: http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-
blue-crow.

Gambar 188. A : kulit pupa berwarna perak metalik, B : kulit


pupa berwarna emas metalik asal arboretum
BPTA
Sumber A : http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-
striped-blue-crow.
Sumber B : pengamatan Badrunasar, 2014

193 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 189. Bentuk pupa menjelang menetas


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-
striped-blue-crow.

Setelah sekitar 6-7 hari proses pupanisasi


berjalan, kepompong berubah menjadi hitam
metalik, sebagai tanda proses metamorfosis
sempurna akan segera berakhir. Bintik-bintik putih
pada permukaan atas sayap depan sekarang dapat
terlihat melalui kulit kepompong yang transparan.
Di pagi hari berikutnya, kupu-kupu dewasa muncul
dari dalam kepompong dan bertengger di bekas
kepompongnya untuk mengembangkan dan
mengeringkan sayapnya sebelum melakukan
penerbangan perdananya.

194 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 190. Kiri : kupu-kupu beringin jantan dan Kanan : betina


Sumber: http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-
blue-crow.

195 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

15. Kupu-kupu Anak Panah Kuning (Cephrenes


trichopepla Lower)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Hesperiidae
Genus : Cephrenes
Spesies : Cephrenes trichopepla Lower
Sinonim : Erynnis trichopepla Lower

Gambar 191. Kupu-kupu Palem Anak Panah Kuning


(Cephrenes trichopepla Lower).
Foto : Badrunasar, 2014

196 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Fisik Kupu-kupu Dewasa

Kupu-kupu Anak Panah Kuning (Cephrenes


trichopepla) dewasa, dalam penampilan mirip
dengan Telicota spp. tetapi ukuran tubuh dari
Cephrenes trichopepla agak lebih besar. Berbeda
dengan Telicota spp, kupu-kupu jantan tidak
memiliki stigma (karakteristik alat kelamin
sekunder). Permukan bagian sayap atas berwarna
coklat tua sampai hitam dengan garis-garis oranye-
kuning menonjol dan bintik-bintik yang khas dari
genus Telicota dan Cephrenes. Permukaan sayap
bagian bawah, berwarna kuning pekat dengan
bintik-bintik sesuai dengan bintik yang ada
dibagian permukaan sayap.

Prilaku Larva dan Tanaman Inang

Larva dari Kupu-kupu Palem Anak Panah


Kuning (Cephrenes trichopepla) yang ditemui di
arboretum BPTA sering dijumpai pada tanaman
dari keluarga Palmae, seperti : kelapa, palem
merah, palem hijau, palem raja dan pinang. Semua
tahapan instar larva dihabiskan dalam sarang yang
dibuat dari gulungan lembaran daun tanaman
inang yang direkatkan satu sama lain dengan
bantuan serat benang sutranya. Larva dari jenis ini
termasuk pembersih, karena butiran kotorannya

197 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

tidak dibuang dalam sarang tapi dibuang langsung


ke luar.

Telur

Telur diletakkan secara tunggal pada daun


tanaman inang, biasanya ditempelkan pada bagian
bawah permukaan daun, di rachis atau tangkai
daun dari daun palem/kelapa. Setiap telur
berbentuk kubah, awalnya berwarna oranye
kekuningan dengan permukaan agak kasar, yang
dibentuk oleh tonjolan-tonjolan memanjang dan
terputus-putus. Inti sel telur (Micropylar) terletak
di bagian dalam dari warna oranye kekuningan
sampai lebih gelap. Telur agak besar dengan
diameter sekitar 1,4-1,5 mm.

Gambar 192. Telur Cephrenes trichopepla Lower.


Diameter 1,4-1,5 mm.
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart.

198 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur menetas dalam waktu sekitar 5 hari.


Pada hari pertama terlihat perobahan warna pada
telur, yaitu munculnya bintik-bintik merah mulai
dari inti telur dan menyebar hampir setengah
lingkaran. Pada hari ke empat warnanya berubah
menjadi merah tua sampai coklat keunguan,
sementara bakal kepala larva sudah terlihat
berwarna hitam. Mendekati penetasan, warna
berubah lagi ke warna keputihan, sebagai tanda
larva akan segera menetas.

Gambar 193. Telur Cephrenes trichopepla Lower. Umur


satu hari
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart.

199 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 194. Telur Cephrenes trichopepla Lower. Umur empat


hari
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart.

Gambar 195. Telur Cephrenes trichopepla Lower. Umur lima


hari sudah menetas
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart.

200 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva keluar dengan cara menggigit kulit


telur, begitu keluar sisa kulit telurnya dihabiskan
sebagai makanan pertamanya. Larva yang baru
menetas memiliki panjang sekitar 3,5mm. Tubuh
ulat berwarna coklat pucat kekuningan, bentuk
tubuhnya silinder dengan sejumlah kecil bulu
pendek pada bagian punggung dan lateral. Pada
bagian ekor (posterior) terdapat bulu-bulu agak
panjang, 2-3 segmen posterior tersebut berwarna
kemerahan dengan bintik-bintik berwarna oranye.
Kepalanya berwarna hitam dan persis di belakang
kepala terdapat garis setengah lingkaran badan
berwarna hitam.

Gambar 196. Larva instar satu Cephrenes trichopepla Lower.


Panjang 3,5 mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart.

201 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Setelah mengkonsumsi kulit telur, larva yang


baru menetas membangun sarang dari daun
tanaman inang untuk pertama kalinya, biasanya di
ujung lembaran dari daun palem/kelapa. Setelah
mengkonsumsi lembaran daun warna tubuh ulat
berubah menjadi agak hijau. Lamanya instar satu
sekitar 2-3 hari dan pertumbuhan panjang
tubuhnya mencapai sekitar 7 mm.

Gambar 197. Larva akhir instar satu Cephrenes trichopepla


Lower. Panjang 7 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-
dart.

Gambar 198. Sarang yang dibangun oleh larva instar satu


Cephrenes trichopepla Lower.
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart.

202 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Warna tubuh larva instar dua menyerupai


instar pertama, tetapi garis hitam dibagian
prothorax sekarang tidak ada. Bulu-bulu agak
panjang, sedangkan 2-3 segmen posterior yang
berwarna kemerahan dengan bintik-bintik
berwarna oranye masih ada walaupun warnanya
tidak mencolok lagi. Lamanya instar dua
berlangsung sekitar 3-4 hari dengan pertumbuhan
panjang tubuh mencapai 10-11mm.

Gambar 199. Larva instar dua Cephrenes trichopepla. Baru ganti


kulit Panjang 7,5 mm
Sumber :
http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart.

Gambar 200. Larva akhir instar dua Cephrenes trichopepla.


Panjang 9,3 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

203 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar tiga menyerupai larva instar


dua kecuali untuk warna tubuh yang lebih hijau
kekuning-kuningan, tidak adanya merah/tanda
coklat pada dorsum segmen posterior dan terdapat
perubahan tanda pada kapsul kepala. Sementara
sebagian kecil ulat lainnya, kapsul kepalanya
benar-benar berwarna hitam, sebagian besar
memiliki dua polet keputihan dibagian sisi kanan
dan kiri kapsul kepala (lihat gambar di bawah).
Instar tiga ini berlangsung antara 3-4 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh mencapai hingga 15-
16 mm.

Gambar 201. Larva instar tiga Cephrenes trichopepla. Baru ganti


kulit
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

204 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 202. Larva akhir instar tiga Cephrenes trichopepla.


Panjang 14 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

Gambar 203. Empat kepala larva instar tiga Cephrenes


trichopepla. menunjukkan variasi dalam
tanda.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

Larva instar empat berbeda dari larva instar


tiga, dimana pada instar empat munculnya polet
kekuningan dibagian pipi kiri dan kanan kapsul
kepala dan dua polet yang sama pada bagian mulut.
Selain itu pada kepala juga terdapat bercak putih
lateralis. Tanda-tanda ini berbeda untuk jenis larva
yang sama, terutama dalam hal warna, karena ada

205 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

juga yang berwarna putih sampai kekuningan (lihat


gambar di bawah). Instar empat berlangsung
antara 3-4 hari dengan pertumbuhan panjang
tubuh mencapai 26-28 mm.

Gambar 204. Larva awal instar empat Cephrenes


trichopepla. Panjang 18 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

Gambar 205. Larva akhir instar empat Cephrenes


trichopepla. Panjang 26,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

206 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 206. Empat kepala larva instar empat Cephrenes


trichopepla. menunjukkan variasi dalam tanda.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

Sekali lagi perubahan larva dari instar empat


sampai instar lima, terjadi pada kapsul kepala
dimana sebagian besar spesimen didominasi
memiliki dua poletan lateral putih besar (lihat
gambar di bawah).

Gambar 207. Larva instar lima Cephrenes trichopepla. Baru


berganti kulit
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

207 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 208. Larva jantan instar lima akhir, panjang: 35mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

Untuk menyelesaikan instar lima dibutuhkan


waktu sekitar 6-7 hari dengan pertumbuhan
panjang tubuh mencapai 39-41mm. Dua hari
terakhir menjelang akhir instar ini, bagian
punggung dari larva didominasi warna kuning,
kecuali bagian perut. Perut didominasi warna hijau
giok dan berubah menjadi keunguan di hari
terakhir instar ini. Ulat berhenti makan dan
tubuhnya menyusut menjadi sekitar 34 mm.
Selanjutnya ulat tersebut mengurung diri dengan
benang sutranya di dalam gulungan daun tanaman
inang.

208 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 209. Dua pandangan dari larva instar lima akhir,


panjang: 41mm.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

Gambar 210. Empat kepala larva instar lima Cephrenes


trichopepla. menunjukkan variasi dalam tanda.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

Gambar 211. Dua pandangan dari larva instar 5, dengan perubahan warna tubuh
sebelum menjadi aktif pra-pupa, panjang: 34 mm.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

209 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 212. Sarang pupanisasi yang dibuka untuk


mengungkapkan pra-pupa dari dari Cephrenes
trichopepla.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

Pupanisasi berlangsung dalam gulungan


daun. Pupa tidak memiliki bantalan sutra ataupun
tali pengaman seperti halnya pupa dari keluarga
Papilionidae, Pieridae maupun Nymphalidae. Jadi
pupa dari Cephrenes trichopepla hanya mengan-
dalkan perlindungan benang sutra yang mem-
bungkusnya. Memiliki dada pendek, perut agak
panjang, sebuah moncong pendek dan runcing.
Tubuh kepompong berwarna coklat tua termasuk
daerah dada dan dudukan sayap, sementara bagian
perut berwarna cokelat pucat kemerahan. Panjang
pupa: 23-24 mm.

210 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 213. Dua pandangan dari pupa Cephrenes trichopepla ,


panjang: 24mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

Setelah 9 hari, sebagian besar tubuh pupa


menjadi coklat keemasan dengan daerah dudukan
sayap berwarna coklat gelap bahkan menunjukkan
tanda-tanda oranye hadir pada sisi atas sayap
depan. Kupu-kupu keluar pada pada hari
berikutnya.

Gambar 214. Dua pandangan dari pupa dewasa dari Yellow


Palm Dart.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-dart

211 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

16. Kupu-kupu Skipper Bintik Putih (Pelopidas


lyelli Rothschild)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Hesperiidae
Genus : Pelopidas lyelli
Spesies : Pelopidas lyelli Rothschild

Gambar 215. Skipper Pelopidas lyelli Rothschild jantan


asal arboretum BPTA. (Foto : Badrunasar,
2014)

212 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 216. Skipper Pelopidas lyelli Rothschild jantan asal


Australia.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Pelopidas_sp

Deskripsi

Kupu-kupu jantan dewasa berwarna coklat


gelap dengan serangkaian bintik-bintik putih pada
setiap sayap kedepan. Pada permukaan sayap atas
memiliki garis abu-abu. Rentang sayap sekitar 3
cm.

Gambar 217.Permukaan bagian atas dari sayap Skipper


Pelopidas lyelli Rothschild Jantan.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Pelopidas_sp

213 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 218. Permukaan bagian atas dari sayap Skipper


Pelopidas lyelli Rothschild Betina
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/File:Pelopidas_sp

Penyebaran

Spesies ini ditemukan di Pasifik selatan-


barat, termasuk Papua Nugini, Solomon dan
Indonesia.

Tanaman Inang dan Sumber Pakan

Larva mengkonsumsi berbagai daun dari


famili Poaceae, seperti : Sorghum (Sorghum
bicolor), dan rumput dallis/Dallisgrass (Paspalum
dilatatum) Rumput guine/guinea grass
(Megathrysus maximus).

214 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur
Telur berbentuk bulat, dan diletakkan secara
tunggal pada daun tanaman inanngnya

Gambar 219. Telur Skipper Pelopidas lyelli Rothschild


Sumber :http://en.wikipedia.org/wiki/File:Pelopidas_sp

Larva

Gambar 220.Larva Instar satu Skipper Pelopidas lyelli Rothschild


Sumber : http://lepidoptera.butterflyhouse.com.au/hesp/lyelli.

Larva berwarna hijau kekuningan dengan


titik-titik hijau dan dorsal garis hijau gelap. Segmen
terakhir adalah perut yang lebih besar, dan berbulu
jarang.

215 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 221. Larva Instar lima Skipper Pelopidas lyelli


Rothschild
Sumber : http://lepidoptera.butterflyhouse.com.au/hesp/lyelli.

Larva pada siang hari menggulung dirinya


berbahankan daun tanaman inangnya dan baru
keluar pada malam hari untuk makan.

Pupa
Pupanya dibentuk dalam gulungan daun
tanaman inang. Pupa berwarna hijau dengan titik di
atas kepalanya. Panjangnya kira-kira 3 cm.

Gambar 222. Pupa Skipper Pelopidas lyelli Rothschild


Sumber : http://lepidoptera.butterflyhouse.com.au/hesp/lyelli.

216 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

17. Kupu-kupu Pisang (Erionota thrax Linnaeus)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Hesperiidae
Genus : Erionota
Spesies : Erionota thrax Linnaeus
Sinonim : Papilio thrax Linnaeus

Gambar 223. Erionota thrax Linnaeus. (Foto Badrunasar,2014)

217 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 224. Kiri : Permukaan sayap bagian depan, Kanan :


Permukaan sayap bagian belakang dari kupu-
kupu pisang Erionota thrax Linnaeus

Kupu-kupu pisang disebut juga sebagai


kupu-kupu mata merah penggulung daun pisang.
Kupu-kupu ini asli Asia Tenggara dan menyebar ke
Papua Guinea. Di Australia utara menjadi musuh
alami bagi perkebunan pisang. Ciri yang paling
mencolok tentang kehadiran dari kupu-kupu ini
diawali dengan digulungnya bagian dari daun
pisang. Gulungan daun pisang ini panjangnya bisa
sampai 15 cm.

ambar 225. Gulungan daun pisang yang didalamnya terdapat


larva Erionota thrax Linnaeus

218 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Kupu-kupu Dewasa

Permukaan sayap bagian atas, baik kupu-


kupu betina maupun jantan berwarna kecoklat-
coklatan. Pada permukaan sayap yang sama
terdapat tiga polet besar-kecil berwarna kuning.
Bagian pinggir dari sayap berwarna abu-abu.
Permukaan sayap bagian bawah lebih pucat
dibandingkan dengan permukaan sayap atas dan
tanda-tanda berupa polet kekuningan terdapat
juga. Tubuh dan kaki warnanya hampir serupa
dengan sayap. Warna dari mata kupu-kupu pisang
ini adalah merah tua dengan pupil berwarna hitam.
Bentang sayap antara 70-77 mm.

Penyebaran

India, Asia timur Papua Nugini, Australia,


Cina bagian selatan, Kepulauan Pasifik, Solomon,
Hawai dan Indonesia

Tanama Inang dan Sumber Pakan

Larva dari Erionota thrax Linnaeus biasa


ditemukan hampir pada semua daun pisang,
bahkan jenis larva ini ditemukan juga pada daun
kelapa dan jenis palem lainnya.

219 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur
Kupu-kupu pisang betina meletakkan
telurnya pada permukaan balik daun pisang secara
tunggal atau dalam bentuk kelompok sampai 25
butir. Telurnya kecil berbentuk bola setengah
lingkaran dengan bagian puncak tumpul, warna
telur kekuningan, permukaan kulit terdapat alur-
alur meninggi bergerak mulai dari bagian tumpul
ke dasar yang rata.

Gambar 226. telur kupu-kupu pisang ( Linnaeus)


Sumber : http://www.ento.csiro.au/biocontrol/skipper.

Larva

Ulat menetas 5-8 hari setelah telur


diletakkan pertama kali oleh kupu-kupu betina
pada balik permukaan daun tanaman inang. Setelah
menetas larva akan segera ke tepi daun tanaman

220 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

inang (Musa spp.). Larva akan memotong daun


kemudian menggulung dirinya dalam daun sambil
mengkonsumsi gulungan tersebut mulai dari ujung.
Ketika daun yang menggulung dirinya habis, maka
larva tersebut membuat gulungan daun baru.
Larva dari kupu-kupu pisang memiliki
kepala hitam, leher pendek dan tubuh hijau pucat.
Tubuhnya ditumbuhi bulu halus dan pendek, bubuk
lilin berwarna putih. Larva dapat mencapai panjang
sekitar 60 mm. Larva menjadi kepompong setelah
23-32 hari dan kupu-kupu 8-12 hari kemudian.

Gambar 227. Kiri : Larva muda dan kanan larva dewasa

Pupa

Warna pupa kuning-coklat. Pupa/


kepompong terletak dalam gulungan daun yang
direkatkan oleh benang sutra dan ditaburi lilin
putih. Kepompong panjang 40-60 mm.

221 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 228. Pupa kupu-kupu pisang

222 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

18. Formosan swift (Borbo cinnara Wallace)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Hesperiidae
Genus : Borbo
Spesies : Borbo cinnara Wallace

Gambar. 229. Kupu-kupu Skiper Formosan swift (Borbo cinnara


Wallace)
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Deskripsi Fisik Kupu-kupu Dewasa

Pada permukaan sayap atas, berwarna


coklat sampai hijau kekuning-kuningan. Sayap

223 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

depan memiliki titik-titik putih. Pada bagian


permukaan sayap bawah berwarna coklat
kekuningan semu hijau. Sayap bawah (Hindwing)
memiliki bintik-bintik keputihan.

Gambar 230. A. kupu kupu betina, B. Kupu-kupu jantan


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Tanaman Inang dan Sumber Pakan Larva

Tanaman yang menjadi tanaman inang


sekaligus sebagai sumber pakan dari larva

224 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Formosan Swift (Borbo cinnara Wallace) yang


teridentifikasi di areal arboretum BPTA adalah dua
jenis rumput, yaitu : rumput kerbau (Setaria
barbata P.Beauv.) dan rumput ekor anjing (Setaria
verticillata L. Beauv.), bisa jadi masih banyak jenis
rumput lainnya yang sering dijadikan tanaman
inang sekaligus sebagai sumber pakan larvanya.

Gambar 231. A. Rumput kerbau (Setaria barbata P.Beauv.) dan


B. Rumput ekor anjing (Setaria verticillata
L.Beauv.)

225 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur

Telur diletakkan secara tunggal pada balik


permukaan daun tanaman inang. Telur berbentuk
kubah, awalnya berwarna putih krem dengan
semburat kehijauan dengan permukaan kulit telur
halus. Setiap telur memiliki diameter bagian dasar
sekitar 1mm.

Gambar 232. Telur Borbo cinnara Wallacediameter 1 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Dibutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk


telur menetas. Satu hari terakhir, melaui kulit telur
terlihat kapsul kepala berwarna hitam. Larva
keluar dengan cara menggerogoti kulit telur dan
kemudian begitu keluar segera melanjutkan untuk
menyelesaikan menyantap kulit telur yang tersisa.
Larva yang baru menetas memiliki panjang tubuh

226 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

sekitar 2 mm. Tubuh berwarna putih krem


berbentuk silinder dengan sejumlah kecil bulu
pendek. Ada tonjolan dan berbulu agak panjang
pada segmen posterior. Kepalanya berwarna hitam
dengan polet hitam melingkar di balik prothorax.

A B

Gambar 233. A. Sebuah telur matang. B. bekas telur yang


kulitnya habis dimakan larva yang baru menetas
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Gambar 234. Larva instar satu baru menetas, panjang 2 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

227 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Setelah mengkonsumsi kulit telur, ulat


yang baru menetas untuk pertama kalinya
membangun rumah persembunyian dari gulungan
daun paling ujung tanaman inangnya, biasanya tak
jauh dari tempat pertama kali ditetaskan. Tubuh
membutuhkan waktu untuk berubah menjadi hijau
kekuningan setelah beberapa kali mengkonsumsi
helaian daun. Larva instar satu lamanya 3 hari
dengan pertumbuhan panjang tubuh mencapai
sekitar 4,5 mm.

Gambar 235. Gulungan daun sebagai tempat perlindungan dari


larva instar satu.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Gambar 236. Larva instar satu akhir, panjang 3,2 mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

228 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 237. Larva instar satu akhir, sebelum berganti kulit


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Tubuh larva instar dua menyerupai instar


pertama, tetapi ada perubahan, yaitu poletan
warna hitam di belakang prothorax sekarang tidak
ada. Bulu panjang pada bagian belakang digantikan
oleh bulu berbaris dengan ukuran lebih pendek.
Instar dua berlangsung 3 hari dengan pertumbuhan
panjang tubuh mencapai hingga 7,5 mm.

229 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 238. Larva instar dua awal, panjang 4,5 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Gambar 239. Larva instar dua akhir sebelum berganti


kulit, panjang 7,2 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

230 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 240. Gulungan daun tempat persembunyian


dari larva instar dua
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Larva instar tiga mempunyai warna tubuh


kuning pucat bersemu hijau. Secara samar pada
tubuh terdapat beberapa garis putih membujur.
Kapsul kepala masih hitam. Instar ini berlangsung
sekitar 3 hari dengan pertumbuhan panjang tubuh
mencapai sekitar 12,5-13,5 mm.

Gambar 241. Larva instar tiga awal setelah berganti kulit,


panjang 6,8 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

231 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 242. Larva instar tiga, panjang 9,8 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Gambar 243.Larva instar tiga akhir, sebelum berganti kulit


panjang 12,8 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Larva instar empat menyerupai larva instar


tiga, hanya saja garis putih membujur sekarang
kelihatan lebih menonjol, sementara kapsul kepala

232 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

benar-benar hitam dengan tambahan adanya polet


putih terputus pada bagian pipi. Instar ini
berlangsung sekitar 3-4 hari dengan pertumbuhan
panjang tubuh mencapai hingga 20-22 mm.

Gambar 244.Larva instar empat awal, setelah berganti kulit


panjang 11,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Gambar 245. Larva instar empat beberapa hari berikutnya,


panjang 17 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

233 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 246. Larva instar empat akhir sebelum berganti kulit,


panjang 21 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Sekali lagi perubahan dari instar empat ke


instar lima, terjadi pada kapsul kepala, dimana
polet putih yang terdapat pada bagian pipi
sekarang lebih menonjol, panjang dan menyebar.
Instar lima membutuhkan waktu sekitar 5-6 hari
dengan pertumbuhan panjang tubuh mencapai
hingga 36-39 mm.

Gambar 247. Larva instar lima awal setelah berganti kulit,


panjang 22,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

234 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 248. Larva instar lima lainnya, panjang 33 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Gambar 249. Larva instar lima lainnya, menunjukkan


variasi dalam penampilan kepala.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Pada hari terakhir dari instar ini, tubuh larva


mengalami perubahan warna untuk menjadi hijau
giok. Larva berhenti makan dan tubuhnya lebih
pendek. Pada kondisi tersebut, larva mencari
tempat di bagian bawah helaian daun rumput
sebagai tempat untuk pra-pupa. Dalam gulungan

235 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

daun, larva mengeluarkan zat tepung berwarna


putih untuk melapisi permukaan daun, membuat
bantalan sutra dan tali sutra sebagai sabuk
pengaman selama proses pupanisasi berlangsung.
Kegiatan pupanisasi berlangsung dalam gulungan
daun tanaman inang. Pra-pupa berlangsung selama
satu hari.

Gambar 250. Larva pra-pupa dalam lindungan gulungan


daun tanaman inang
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Pupa berwarna hijau kekuningan, memiliki


dada pendek, perut agak panjang dan bagian muka
runcing. Pada tubuhnya, mulai dari punggung dan
bagian perut samping secara samar terdapat
beberapa garis sempit keputihan. Panjang pupa:
28-29 mm.

236 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 251. Dua pandangan dari pupa dari Formosan


Swift, panjang: 28mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

Setelah delapan hari proses pupanisasi, pada


malam hari sebelum akhir proses metamorfosis,
secara bertahap pupa berubah warna menjadi
hitam diseling warna hijau, pertama pada bagian
thorax dan dudukan sayap setelah bagian perut.
Keesokan harinya kupu-kupu dewasa keluar dari
kepompong.

Gambar 252. Bentuk pupa matang


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosan-swift.

237 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

19. Kupu-kupu Anak Panah Kuning Besar


(Potanthus serina Plötz,)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Hesperiidae
Genus : Potanthus
Spesies : Potanthus serina Plötz,

Gambar. 253. Kupu-kupu Skiper anak panah kuning


besar (Potanthus serina Plötz)

238 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Kupu-kupu Dewasa

Kupu-kupu Anak Panah Kuning Besar


(Potanthus serina Plötz) adalah jenis kupu-kupu
terbesar dari semua spesies Potanthus, mendekati
ukuran spesies Telicota. Permukaan sayap bagian
atas, warna dasarnya berwarna kuning tua
ditambah tanda-tanda oranye-kuning, demikian
pula pada sayap bagian belakangnya dengan
ukuran lebih kecil.

Tanaman Inang dan Sumber Pakan

Larva dari Kupu-kupu Anak Panah Kuning


Besar (Potanthus serina Plötz,) tinggal dan makan
pada daun tanaman inang yang disebut dengan
owar (Flagellaria indica L.). Larva tinggal dalam
gulungan daun yang direkat menggunakan benang
sutranya.

Gambar 254. tanaman uwar (Flagellaria indica L.).

239 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur
Telur diletakkan secara tunggal pada daun,
baik pada bagian bawah permukaan daun atau
pada sulur melingkar. Telur bentuknya seperti
setengah lingkaran bola, berwarna putih krem
dengan semburat kuning sedikit. Inti telur
(Micropylar) posisinya pada bagian atas. Permuka-
an dari kulit telur ditutupi banyak lubang kecil,
hampir tak terlihat dengan mata telanjang.
Diameter bagian dasar dari telur sekitar 1mm.

Gambar 255. Bentuk telur dari Potanthus serina Plötz.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

240 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 256. Telur berubah warna setelah dua hari


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

Gambar 257. Kiri : bentuk samar dari perkembangan larva,


Kanan : larva sedang menggigit kulit telur untuk
dapat keluar
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

241 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva

Untuk menetas, telur membutuhkan waktu


antara 4-5 hari. Larva keluar dari telur dengan cara
menggigit kulit telur, setelah keluar, sisa dari
cangkang yang membungkus tubuhnya tersebut
dimakan sebagai makanan pertamanya begitu
menetas. Panjang tubuhnya begitu mentas sekitar
2,8 mm. Bentuk tubuhnya silindris, bagian
punggung dan samping serta di bawah alat
pernapasan samping (spiracle) ditumbuhi bulu-
bulu pendek, sementara pada bagian ujung dari
posterior ditumbuhi bulu panjang. Kapsul kepala
berwarna hitam dan terdapat garis melingkar pada
bagian belakang kepalanya

Gambar 258. Larva instar satu baru mentas, panjang 2,9 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

242 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Tubuh larva awalnya berwarna kuning


keemasan, kemudian berubah warna menjadi hijau
kekuningan setelah beberapa saat mengkonsumsi
daun tanaman inang. Begitu menetas tugas pertama
dari larva adalah membuat sarang dari gulungan
daun tanaman inang yang direkatkan satu sama
lain dengan menggunakan serat dari benang
sutranya. Pada instar satu ini larva membutuhkan
waktu selama dua setengah hari dan pertumbuhan
panjang tubuhnya mencapai 6 mm. Setelah itu ulat
berganti kulit untuk masuk ke instar dua.

Gambar 259. Larva instar satu akhir, panjang 5,5 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

Larva instar dua berwarna hijau kekuningan


dan bulu-bulu pendek yang terdapat pada bagian
punggung, samping tubuh sekarang tidak ada.
Sedangkan bulu yang terdapat pada bagian

243 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

posterior ujung masih ada tapi tidak sepanjang


pada saat larva instar satu. Kepala masih berwarna
hitam dan garis hitam dibelakang kepala masih
dipertahankan. Instar ini berlangsung sekitar 3 hari
dengan pertumbuhan panjang tubuh mencapai
sekitar 9,5-10 mm.

Gambar 260. Larva instar dua, atas panjang 7 mm dan bawah


panjang 9,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

Larva instar tiga menyerupai larva instar


dua dalam hal tanda dan warna, kecuali untuk
kapsul kepala, kini ukurannya telah memanjang
dengan tambahan adanya polet berwarna putih
pada pipi kiri-kanannya. Instar ini berlangsung
sekitar 3 hari dengan pertumbuhan panjang tubuh
mencapai sekitar 17 mm.

244 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 261. Larva instar tiga awal, panjang 9,5 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

Larva instar empat juga menyerupai larva


instar tiga, satu-satunya perubahan yang terlihat
adalah perubahan ukuran dan polet yang terdapat
pada pipi kanan-kiri sekarang lebih luas dan lebih
dominan. Selain itu, tanda garis putih tipis
berselang-seling dengan hitam, dalam bentuk "Y"
terbalik, juga muncul di tengah-tengah kepalanya.
Instar ini berlangsung 2,5-3 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh mencapai hingga
sekitar 22 mm.

245 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 262. Larva instar empat, atas panjang 13,5 mm dan


bawah panjang 16 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

Larva instar lima sekaligus merupakan


tahapan terakhir dari perkembangan larva. Pada
instar lima tidak terlihat perubahan dalam hal
tanda atau warna. Untuk menyelesaikan Instar ini
memakan waktu sekitar 5 hari dengan pertum-
buhan panjang tubuh mencapai sekitar 35 mm.

Gambar 263. Larva instar lima, atas: panjang 24 mm dan bawah


: panjang 32 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

246 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Menjelang akhir instar lima, tubuh larva


memendek dan terjadi perubahan warna menjadi
hijau pucat transparan. Pada kondisi ini larva
berdiam diri dalam gulungan daun untuk
memasuki masa pra-pupa yang berlangsung selama
satu hari. Selama pra-pupa larva berubah warna
menjadi kuning dan cukup banyak benang sutra
serta lilin putih dalam gulungan daunnya.

Gambar 264. Pra-pupa dari larva Potanthus serina Plötz.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

Pupanisasi berlangsung dalam gulungan


daun, tanpa pengaman bantalan sutra maupun tali
pengikat tubuh. Jadi pupa hanya mengandalkan
gulungan daun yang dibalut oleh benang sutra dan
lilin. Pupa didominasi oleh warna coklat

247 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

kekuningan. Panjang pupa berkisar antara : 20-22


mm.

Gambar 265. Tiga sudut pandang dari pupa Potanthus serina


Plötz. panjang 21 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

Gambar 266. Tiga sudut pandang dari pupa Potanthus serina


Plötz. memendek, menjelang keluarnya kupu-
kupu dewasa
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-large-dart.

248 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

20. Kupu-kupu Skiper Kapol (Ancistroides


nigrita maura Snellen)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Hesperiidae
Genus : Ancistroides
Spesies : nigrita
Sub spesies : Ancistroides nigrita maura
Snellen

Gambar 267.Kupu-kupu Skiper Kapol (Ancistroides nigrita


maura Snellen)
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon.

249 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Fisik Kupu-kupu Dewasa

Kupu-kupu skiper kapol atau Chocolate


Demon (Ancistroides nigrita maura Snellen), adalah
jenis kupu-kupu skiper yang relatif besar. Pada
permukaan sayap bagian atas berwarna coklat
gelap. Pada kedua permukaan sayap bagian bawah,
berwarna coklat dan bagian tepi sayapnya
berwarna coklat pucat. Belalai (proboscis) sangat
panjang dibandingkan dengan jenis kupu-kupu
skiper lainnya.

Perilaku Kupu-kupu, Tanaman Inang dan


Sumber Pakan Larva

Sesuai dengan namanya, kupu-kupu kapol


mudah ditemukan diantara rumpun-rumpun
tanaman kapol yang terdapat di Arboretum BPTA.
Larva dari kupu-kupu ini termasuk polifag, selain
kapol, hampir semua keluarga Zingiberaceae
adalah tanaman inang sekaligus sumber pakan.
Larva makan dan tinggal pada gulungan
daun tanaman inang menggunakan benang
sutranya.

Telur

Telur kupu-kupu kapol diletakkan secara


tunggal pada permukaan bawah dari daun atau

250 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

batang tanaman inang. Telur berbentuk kubah


dengan warna putih susu ditambah adanya
guratan-guratan halus membujur. Diamater dasar
telur sekitar 1,25 mm.

Gambar 268. Telur kupu-kupu kapol (Ancistroides nigrita


maura Snellen)
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon.

Gambar 269. Kiri: telur dibolongi larva yang mau menetas;


Kanan: sisa kulit telur setelah munculnya ulat.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon.

251 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur membutuhkan waktu sekitar 4-5 hari


untuk menetas. Larva yang baru menetas panjang
tubuhnya sekitar 3,2 mm dan memiliki kapsul
kepala hitam dengan tubuh keputihan. Terdapat
sepasang bulu panjang berwarna putih menghiasi
ujung posterior. Tanda berwarna hitam melingkar
di segmen prothorak.

Gambar 270. Larva kupu-kupu kapol (Ancistroides nigrita


maura Snellen)baru menetas.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon.

Setelah keluar dari cangkang telur, larva


segera menghabiskan sisa cangkang telurnya
sekaligus sebagai makanan pertamanya dan
kemudian untuk pertama kalinya juga, larva
tersebut membangun sarangnya dari ujung helaian
daun tanaman inang. Dari sarang tersebut, larva
keluar masuk sambil makan daun yang terdekat ke
sarang, sebagai makanan lanjutannya. Dengan
mengkonsumsi daun, hasilnya, tubuh larva berubah

252 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

menjadi hijau. Instar satu ini memakan waktu


sekitar lima hari dan pertumbuhan panjang tubuh
mencapai sekitar 6,5 mm sebelum masuk instar
dua.

Gambar 271. Larva instar satu, panjangnya 6,2 mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon.

Gambar 272. Larva instar satu akhir, panjangnya 6,5 mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon.

Larva instar dua, tubuhnya berwarna hijau


kekuningan. Kapsul kepala masih hitam, tapi tanda
hitam di prothorax kini tidak ada. Sepasang bulu

253 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

pada ujung posterior, relatif lebih panjang


dibandingkan sebelumnya. Instar ini berlangsung
sekitar 4 hari dengan pertumbuhan panjang tubuh
mencapai 10,5-11,5 mm.

Gambar 273. Larva instar dua akhir, panjangnya 9 mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon.

Gambar 274. Larva instar dua akhir, sebelum berganti kulit,


panjangnya 11,5 mm.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon.

254 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar tiga menyerupai larva instar


dua. Untuk menyelesaikan instar ini membutuhkan
waktu sekitar 4 hari dengan pertumbuhan panjang
tubuh mencapai sekitar 17,5-21 mm.

Gambar 275. Larva instar tiga, panjangnya 16,5 mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

Gambar 276. Larva instar tiga akhir, sebelum ganti kulit,


panjangnya 17,5 mm.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

255 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Satu-satunya perubahan yang jelas terlihat


pada larva instar empat adalah warna dasar putih
dari tubuhnya, dan banyaknya bintik kecil
berwarna hijau melingkar menghiasi permukaan
tubuh. Untuk menyesaikan Instar ini memakan
waktu sekitar 5 hari dengan pertumbuhan panjang
tubuh mencapai sekitar 28-31mm.

Gambar 277. Larva instar empat awal, panjangnya 18 mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

Gambar 278. Larva instar empat akhir, panjangnya 24 mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

256 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 279. Larva instar empat akhir, sebelum berganti kulit,


panjangnya 29,5 mm.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

Larva instar lima sekaligus tahapan terakhir.


Larvanya menampilkan nada kuat dan menonjol
pada bintik-bintik berwarna putih di sekujur
tubuhnya dibandingkan dengan larva instar empat.
Kapsul kepala berwarna coklat tua sampai hitam
dengan timbulnya polet berwarna coklat pucat.
Instar ini berlangsung sekitar 6-7 hari dan
pertumbuhan panjang tubuh mencapai hingga 48-
51 mm.

Gambar 280. Larva instar lima awal, setelah berganti kulit,


panjangnya 29 mm.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

257 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 281. Larva instar lima , panjangnya 40 mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

Gambar 282. Larva instar lima akhir, panjangnya 51 mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

258 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pada hari terakhir dari instar lima, tubuh


larva memendek dan terjadi perubahan warna
hijau pucat bening. Pada kondisi ini, larva berhenti
makan dan merayap ke arah permukaan bawah
dari daun tanaman inang. Di sini larva membuat
bantalan sutra dan membuat tali pengaman yang
melingkar tubuhnya. Pada saat yang sama, dalam
jumlah sedang larva juga mengeluarkan zat lilin
berwarna putih yang disebarkan dalam sarangnya
sekaligus sebagai tempat proses pupanisasi.
Dengan ujung posterior yang direkatkan oleh
bantalan sutra dan tubuhnya dilingkari tali
pengaman, larva memasuki tahap berikutnya, yaitu
tahap pra-pupa.

Gambar 283. Pra-pupa


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

259 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pra-pupa berlangsung sekitar satu setengah


hari. Pupa berwarna hijau bening, posisinya
melintang pada sarangnya, tubuhnya panjang dan
ramping, memiliki moncong agak panjang dan
runcing. Pada ujung posterior memiliki tabung
belalai panjang. Panjang pupa: 37-39 mm atau 60-
62 mm jika pengukuran mengikutsertakan panjang
tabung belalai.

Gambar 284. Pupa mulai terbentuk, terdapat tabung belalai


dan ujung posterior
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

Gambar 285. pupa yang telah matang


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

260 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Setelah sekitar 8 hari pupanisasi berjalan,


pupa berubah warna menjadi hitam, perkem-
bangan dan perubahan pada bagian dada dan
dudukan sayap mulai terlihat melalui kulit pupanya
yang tembus pandang, ini menandakan bahwa
proses metamorfosis akan segera berakhir. Hari
berikutnya, kupu-kupu dewasa keluar dari dalam
kepompong.

Gambar 286. Kupu-kupu kapol, sedang beristirahat pada bekas


kepompongnya
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-demon

261 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

21.Kupu-kupu Kuning Bintik Coklat (Eurema sari


Horsfield.)

Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pieridae
Genus : Eurema
Spesies : Eurema sari Horsfield.

Gambar 287. Kupu-kupu Kuning Bintik Coklat (Eurema sari


Horsfield.)
Sumber : http://www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Eurema

262 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Fisik Kupu-kupu

Pada gambar di atas terlihat bahwa pada


sayap depan kupu-kupu tersebut berwarna kuning
jeruk pekat, sepanjang bagian tepi dari sayapnya
terdapat garis batas bergerigi berwarna hitam yang
teratur berselang seling antara tulang vena 2 dan 4.
Pada sayap bagian bawah tetap berwarna kuning
dengan flek-flek dan bintik-bintik coklat. Tambahan
lagi, pada pojok sayap bagian depan terdapat spot
berwarna coklat gelap yang cukup mencolok.
Khusus untuk kupu-kupu jantan pada sayap depan
bagian bawahnya terdapat garis membujur
sepanjang tulang vena kubital.

Prilaku Kupu-kupu

Kupu-kupu kuning bintik coklat (Eurema sari


Horsfield.) umum dijumpai baik di lingkungan
Arboretum BPTA maupun lahan terbuka
bervegetasi lainnya. Kupu-kupu ini dengan mudah
terlihat terbang bermanuver tanpa henti, kadang
kita sering bingung ketika dalam waktu bersamaan
terdapat juga dari jenis kupu-kupu kuning lainnya,
tapi ketika mata kita tertuju pada satu titik warna
coklat pada ujung sayap bagian depan manakala
kupu-kupu tersebut hinggap pada satu kuntum
bunga untuk mengisap nektarnya. Selain nektar,

263 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

kupu-kupu ini rajin juga mendatangi genangan air


untuk mengisap mineral yang terdapat pada
lumpur.

Tanaman Inang

Tanaman inang dari kupu-kupu Eurema sari


adalah pohon jengkol (Archidendron jiringa) dan
sengon (Paraserianthes falcataria), Pohon jengkol
dan sengon merupakan pohon koleksi di arboretum
BPTA yang ditanam tersebar di beberapa blok
dengan berbagai tingkat kelas umur dan diameter.
Ulat memakan daun muda yang lembut dari
tanaman inang.

Telur

Telur dari kupu-kupu Eurema sari diletakkan


secara tunggal pada lembaran daun dari tanaman
inang. Kadang-kadang, sejumlah telur dapat
ditemukan pada satu lembar yang diletakkan oleh
beberapa ekor kupu-kupu betina. Telur diletakkan
secara berdiri yang bertumpu pada salah satu
ujungnya. Ukuran panjang dari telur kupu-kupu ini
adalah sekitar 1,4 mm. Warna telurnya keputihan.

264 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 288. Telur Kupu-kupu Kuning Bintik Coklat (Eurema


sari Horsfield.)
Sumber : http://www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Eurema

Larva

Gambar 289. Larva instar satu Kupu-kupu Kuning Bintik Coklat


(Eurema sari Horsfield.)
Sumber : http://www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Eurema

Setelah menetas, makanan pertama dari ulat


muda ini adalah kulit telur kosong bekas

265 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

menetasnya, kemudian setelah itu pindah ke pucuk


daun Archidendron jiringa sebagai makanan
berikutnya. Selama pertumbuhan berlangsung,
maka akan terjadi perubahan warna tubuh dari
putih berubah menjadi hijau kekuningan. Panjang
tubuhnya dapat mencapai 4,8 mm dalam waktu
sekitar 2 hari sebelum berganti kulit ke instar dua.

Gambar 290. Larva instar dua Kupu-kupu Kuning Bintik Coklat


(Eurema sari Horsfield.)
Sumber : http://www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Eurema

Larva instar dua tubuhnya berwarna hijau


kekuningan. Kapsul kepalanya berwarna kuning
transparan dan memiliki bulu (setae) yang ben-
tuknya sama persis dengan yang terdapat pada
sepanjang permukaan tubuhnya. Dibandingkan
dengan instar-instar berikutnya, setae yang ter-
dapat pada permukaan tubuh dan kepalanya

266 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

jumlahnya secara proporsional lebih sedikit dan


lebih besar. Sebuah garis berbentuk pita berwarna
kekuningan pucat terdapat secara lateral di
sepanjang sisi tubuhnya. Instar dua ini berlangsung
cepat, yaitu satu hari dan panjang tubuh ulat dapat
mencapai 7 mm.

Gambar 291. Larva instar tiga Kupu-kupu Kuning Bintik Coklat


(Eurema sari Horsfield.)
Sumber : http://www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Eurema

Larva instar tiga hampir serupa dengan larva


instar dua, yaitu kepala berwarna kuning dan tubuh
hijau kekuningan. Bulunya banyak dengan ukuran
proporsional dan lebih pendek dibandingkan instar
sebelumnya. Untuk menyelesaikan instar ini
memakan waktu sekitar 1-1,5 hari dengan panjang
tubuh dapat mencapai sekitar 10-11 mm.

267 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Tubuh dan kapsul kepala larva instar empat


berwarna kehijauan pucat sampai hijau keku-
ningan. Garis bentuk pita kekuningan lateral,
pertama kali muncul pada instar dua, setelah instar
empat, warnanya menjadi keputihan dan lebih
jelas. Untuk menyelesaikan instar ini memakan
waktu sekitar 1-1,5 hari dan panjang tubuh dapat
mencapai sekitar 17 mm.

Gambar 292. Larva instar empat Kupu-kupu Kuning Bintik


Coklat (Eurema sari Horsfield.)
Sumber : http://www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Eurema

Larva instar lima merupakan akhir dari


pertumbuhan ulat jenis ini. Larva instar lima
menyerupai larva instar empat. Garis bentuk pita
keputihan lateralis terlihat lebih lebar dan lebih
jelas. Banyak bulu sepanjang tubuhnya dan lebih
menonjol seperti tampilnya warna hijau gelap

268 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

kontras dengan warna dasar tubuh pucat. Larva


instar lima berlangsung selama 3,5-4 hari, dan
panjang tubuh dapat mencapai hingga 30 mm.

Gambar 293. Larva instar lima Kupu-kupu Kuning Bintik Coklat


(Eurema sari Horsfield.)
Sumber : http://www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Eurema

Pada hari terakhir dari instar lima, tubuh


larva memendek dan terjadi perubahan ke salah
satu warna kusam atau warna hijau cerah. Pada
kondisi ini, ulat tersebut berhenti makan dan
beristirahat di bagian bawah cabang/ tangkai pada
tanaman inang. Di sini ulat berputar membuat
bantalan sutra dan tali pengaman sutra. Dengan
ujung posterior menempel ke bantalan sutra
melalui claspers, dan tubuh ditahan pada bagian
tengah dengan benang sutra. Pada posisi seperti
tersebut, ulat disebut dalam kondisi pra-pupa.

269 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 294. Posisi pra-pupa Kupu-kupu Kuning Bintik Coklat


(Eurema sari Horsfield.)
Sumber : http://www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Eurema

Proses pembentukan pupa berlangsung


sekitar setengah hari kemudian. Pupa awalnya
berwarna hijau kekuningan, mengamankan dirinya
dengan tali sutra yang sama seperti pada tahap pra-
pupa, tetapi dengan cremaster yang menggantikan
claspers dalam melampirkan ujung posterior ke
bantalan sutra, pupa memiliki kepala runcing dan
bakal sayap yang masih kuncup dan tubuhnya
sebagian besar sudah terbentuk tanpa kecuali
untuk bagian dorsal dengan garis pita secara samar
berwarna kecoklatan pucat. Panjang pupa: 19-20
mm.

270 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 295. Pupa Kupu-kupu Kuning Bintik Coklat (Eurema


sari Horsfield.)
Sumber : http://www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Eurema

Setelah sekitar 5 hari proses pupanisasi,


kulit kepompong ternyata tembus pandang
sehingga proses perubahan dalam pupa dapat
terlihat mulai dari awal sampai akhir. Pewarnaan
kuning dan batas antara sayap depan dengan
belakang sebelah atas sekarang mulai terlihat. Hari
berikutnya, kupu-kupu dewasa muncul dari
kantung kepompong.

271 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 296. Mendekati akhir masa pupanisasi


Sumber : http://www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Eurema

Gambar 297. Kupu-kupu Kuning Bintik Coklat (Eurema sari


Horsfield.) baru keluar dari kepompong
Sumber : http://www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Eurema

272 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

22.Kupu-kupu Roh Suci (Leptosia nina Fabricius)

Kelasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pieridae
Genus : Leptosia
Spesies : Leptosia nina Fabricius
Sinonim : Papilio nina Fabricius,
Leptosia chlorographa
Hübner, Papilio xiphia
Fabricius, Leptosia xiphia,
Pontia crokera MacLeay,
Pontia niobe Wallace, Pontia
dione Wallace, Nychitona
xiphia var. nicobarica
Doherty, Leptosia xiphia
fumigata Fruhstorfer,
Leptosia aurisparsa
Fruhstorfer, Leptosia xiphia
comma Fruhstorfer,

273 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 298. Kupu-kupu Roh Suci (Leptosia nina Fabricius)


sedang mengisap nektar bunga Asystasia
gangetica (L.) Anders.

Gambar 299. Atas : Leptosia nina (tampak belakang) Sumber :


© John Pickering, 2004-2014, Bawah : tampak
atas. Sumber : DISCOVER LIFE Leptosia
nina (Fabricius,1793) BLACK-SPOTTED WHITE

274 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Kupu-kupu roh (psyche) suci dikenal juga


sebagai serpihan salju (snowflake), sebuah
perumpaan yang menggambarkan betapa
indahnya jenis kupu-kupu ini.
Dalam mitologi Romawi, Kupu-kupu roh suci
digambarkan sebagai seorang gadis cantik yang
dikunjungi setiap kegelapan malam oleh seorang
pemuda yang bernama Cupid. Si Cupid mengatakan
bahwa sang gadis tidak perlu mencoba untuk
melihat dia. Ketika sang gadis mencoba, pada saat
si pemuda sedang tidur, tak sengaja sang gadis
menjatuhkan minyak dari lampu pada tubuh sang
pemuda sampai terbangun, si gadis segera
melarikan diri. Setelah sang gadis menerima
hukuman berat yang diberikan oleh Venus, ibu dari
Cupid, maka Dewa Jupiter membuat abadi
keduanya dalam bentuk pernikahan. Nama roh
(Psyche) dalam bahasa Yunani mengandung arti :
penyatuan kedua jiwa dalam wujud kupu-kupu.
Ada 8 spesies dalam genus Leptosia, dimana
7 diantaranya terbatas di wilayah hutan Afrika dan
Madagaskar.
Leptosia nina adalah satu-satunya spesies
yang ditemukan di luar Afrika, seperti di Nepal,
India, Sri Lanka, Bhutan, Myanmar, Thailand, Laos,
Vietnam, Cina Selatan, Taiwan, Filipina, Malaysia

275 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Barat, Singapura, Sumatera, Kalimantan, Jawa dan


Timor.

Habitat

Kupu-kupu ini dapat ditemukan pada


padang rumput terbuka, termasuk di hutan primer
maupun sekunder, perkebunan, pinggir jalan,
taman dan dapat ditemukan sampai ketinggian
1.500 m dpl. Arboretum BPTA merupakan salah
satu habitat yang disukai kupu-kupu jenis ini

Siklus Hidup

Telur berbentuk gelendong, berusuk,


berwarna hijau pucat, dan diletakkan secara
tunggal pada terminal daun muda yang sekaligus
sebagai tanaman inang dari ulatnya kelak.

Gambar 300. Kiri : Telur Leptosia nina. Kanan : ulat Leptosia


nina, yang baru menetas sedang makan kulit
telurnya.
Sumber : http://www.butterflyfarm.co.uk/

276 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Ulat dewasa berwarna hijau sampai hijau


keabu-abuan dan tertutup bulu pendek. Ulat Ini
memakan berbagai jenis tumbuhan dari anggota
Capparidaceae, terutama Capparis, Cleome,
Crateva dan Polanisia.

A B C

Gambar 301. A. ulat dewasa; B. pra pupa dan C. pupa dari


Leptosia nina

Perilaku Kupu-kupu

Manuver terbang dari kupu-kupu ini adalah


lemah dan tidak menentu, naik-turun karena
kepakkan sayapnya perlahan-lahan dan terus-
menerus, bermanuver diatas rumput, jarang sekali
naik sebatas tinggi dari lutut.
Kupu-kupu aktif terutama di pagi hari dan
kembali pada sore hari, lebih memilih untuk
terbang ketika tingkat cahaya dan suhu yang
cukup rendah.

277 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Umumnya kupu-kupu jenis ini cenderung


hidup dalam kondisi lembab, dan akan terbang
dalam hujan ringan pada hari-hari mendung. Baik
betina maupun jantan umumnya mengunjungi
bunga Vernonia dan Asystasia gangetica untuk
mengambil nektarnya. Kupu-kupu jantan kadang-
kadang terlihat sedang menghisap mineral terlarut
dari lumpur atau kotoran burung.

278 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

23. Kupu-kupu Johar (Catopsilia pyranthe


Linnaeus)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pieridae
Genus : Catopsilia
Spesies : Catopsilia pyranthe Linnaeus

Gambar 302. Permukaan bagian atas sayap jantan dari


Catopsilia pyranthe Linnaeus (Foto : Badrunasar,
2014)

279 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Fisik Kupu-kupu Dewasa

Permukaan sayap depan bagian atas,


sebagian besar berwarna dasar kuning muda
dengan bagian perbatasan tepi warna hijau
keputih-putihan. Bagian tepi atas sampai pertengan
tepi bawah berwarna hitam dengan warna hitam
agak lebar di bagian tepi pojok atas. Garis tepi
hitam tadi untuk kupu-kupu betina ukurannya
lebih luas dan lebih besar dibandingkan pada kupu-
kupu jantan. Permukaan bagian bawah dari sayap
(baik kupu-kupu jantan maupun betina) berwarna
dasar hijau muda dan terdapat banyak corak-corak
garis-garis tidak teratur terputus-putus berwarna
kelabu. Pada bagian sayap belakang terdapat dua
pasang spot dengan garis luar berwarna hitam dan
tegah agak putih sampai kuning. Tulang-tulang
vena baik pada sayap depan maupun belakang
berwarna kuning kecoklatan.

Gambar 303. Permukaan bagian sayap dari Catopsilia pyranthe


Linnaeus
Sumber: http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-
emigrant.html

280 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Tanaman Inang dan Sumber Pakan Larva


Tanaman inang yang disukai Catopsilia
pyranthe Linnaeus adalah : ketepeng cina (Senna
alata), johar (Cassia siamea). Bagian tanaman dari
kedua jenis tanaman ini yang dipilih sebagai
makanan larva adalah, daun muda sampai setengah
tua. Selain itu bunganya dijadikan sebagai salah
satu sumber nektar kupu-kupunya.
Telur dari Catopsilia pyranthe Linnaeus
diletakkan secara tunggal pada permukaan dari
helaian daun tanaman inang. Kadang-kadang, lebih
dari satu telur dapat ditemukan pada helaian daun
yang sama. Telur berbentuk lonjong panjang yang
diletakan berdiri yang salah satu ujung melekat
pada permukaan helaian daun, panjang telur
sekitar 1,7-1,8 mm. Telurnya berwarna putih
dengan puncak meruncing vertikal dan sisi luarnya
terdapat banyak garis horizoltal memotong jalur-
jalur vertikal.

281 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 304. Bentuk telur Catopsilia pyranthe Linnaeus


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-
emigrant.html

Telur membutuhkan waktu sekitar 2 hari


untuk menetas. Larva yang baru menetas memiliki
panjang sekitar 2,7mm dan tubuhnya bentuk
silinder berwarna kehijauan pucat dengan kapsul
kepala berwarna putih bening kekuningan. Pada
bagian sisi tubuh terdapat benjolan kecil berbaris
memanjang. Setiap benjolan bagian tengahnya
tumbuh bulu pendek berwarna putih.

Gambar 305. Larva Catopsilia pyranthe Linnaeus yang baru


menetas
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled
emigrant.html

282 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Setelah menetas, larva muda mengkonsumsi


kulit telur kosong sebagai makanan pertamanya,
setelah itu berganti makan ke helaian daun. Setelah
bolak-balik makan, pertumbuhan panjang tubuh-
nya dapat mencapai sekitar 4,5mm. Di instar satu
ini hanya berlangsung antara 1,0-1,5 hari.

Gambar 306. Larva Catopsilia pyranthe Linnaeus instar satu


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-emigrant.html

Larva instar dua, mulai dari kepala sampai


ekor berwarna hijau kekuningan. Tubuh ditutupi
cincin (sekitar enam cincin untuk setiap segmen
tubuh), setiap cincin terdapat benjolan kecil
berwarna hitam dan tengahnya terdapat bulu
pendek. Kapsul kepala juga diliputi benjolan
serupa. Instar dua berlangsung sekitar 1-1,5 hari
dengan panjang tubuh mencapai 8-9mm.

283 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 307. Larva Catopsilia pyranthe Linnaeus instar dua


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-emigrant.html

Pada larva instar tiga, sebagian ciri fisiknya


menyerupai larva instar dua, hanya tambahan
tampilan garis lateral samar berwarna keputihan.
Menjelang akhir instar ini, garis kuning samar juga
muncul pada bagian atas dari garis putih. Untuk
menyelesaiakan instar tiga memakan waktu sekitar
2-2,5 hari dengan pertumbuhan panjang tubuh
mencapai sekitar 12-14 mm.

Gambar 308. Larva Catopsilia pyranthe Linnaeus instar tiga


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-emigrant.html

284 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gurat sisi putih-kuning pada larva instar


empat jauh lebih menonjol. Selain itu, benjolan dua
baris pertama di atas dari guratan sisi terlihat lebih
besar dan berwarna kebiruan mengkilat, sehingga
memambah kontras tampilan dari guratan garis
putih-kuning. Instar empat berlangsung 2-2,5 hari
dengan pertumbuhan panjang tubuh mencapai
sekitar 23-25 mm.

Gambar 309. Larva Catopsilia pyranthe Linnaeus instar empat


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-emigrant.html

Ciri fisik larva instar lima awal sampai akhir


instar lima hampir sama dengan instar empat,
hanya saja dua baris benjolan berwarna kebiruan
terlihat lebih jelas dan benjolannya makin besar
dan rapat. Instar lima berlangsung selama 2,5-3
hari, dan pertumbuhan panjang tubuh mencapai
hingga 41-45 mm.

285 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 310. Larva Catopsilia pyranthe Linnaeus instar lima


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-emigrant.html

Pada hari terakhir dari instar lima, tubuh


ulat menjadi pendek dan terjadi perubahan warna
menjadi hijau kusam pucat. Pada kondisi ini larva
berhenti makan dan beristirahat pada helaian daun
bagian bawah atau ranting/tangkai pada tanaman
inang. Di sini ulat membuat bantalan sutra dan tali
gantungan untuk mengamankan dirinya sendiri
dan kemudian mengambil posisi pra-pupa.

Gambar 311. Larva Catopsilia pyranthe Linnaeus pada posisi


pra-pupa
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-emigrant.html

286 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Proses pra-pupa berlangsung sekitar


setengah hari kemudian, pupa berayun dengan
bantuan tali sutra yang sama seperti pada tahap
pra-pupa, tetapi dengan bertumpu pada ujung
posteriornya yang melekat pada bantalan sutra
yang melekat pada ibu tulang daun. Pupa memiliki
kepala runcing, dan tubuh hijau kekuningan yang
memiliki gurat sisi kuning di setiap sisi. Ada
tonjolan dorsal dengan garis kuning di dada.
Panjang pupa: 28-29 mm.

Gambar 312. Dua sisi tampilan pupa Catopsilia pyranthe


Linnaeus
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-emigrant.html

287 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 313. Dua sisi tampilan pupa Catopsilia pyranthe


Linnaeus menjelang akhir
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-emigrant.html

Setelah sekitar 5 hari proses pupanisasi, kulit


kepompong mulai tembus pandang, sehingga
perkembangan dan bentuk serta bagian-bagian dari
tubuh kepu-kupu sudah mulai terlihat, ini
menandakan akan segera berakhirnya proses
pupanisasi. Yang paling kentara adalah batas dan
warna hijau kekuningan pada sayap atas dapat
terlihat jelas. Hari berikutnya, kupu-kupu dewasa
keluar dari kepompong.

288 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 314. Kupu-kupu Catopsilia pyranthe Linnaeus sedang


mengeringkan sayap baru keluar dari kepompong
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-history-of-mottled-emigrant.html

289 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

24. Kupu-kupu Cendana (Delias pasithoe


Linnaeus)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pieridae
Genus : Delias
Spesies : Delias pasithoe Linnaeus

Gambar 315. Kupu-kupu cendana (Delias pasithoe Linnaeus)

290 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Kupu-kupu cendana atau Redbase Jezabel


(Delias pasithoe Linnaeus) adalah kupu-kupu
berukuran sedang, keluarga Pieridae. Kupu-kupu
ini mempuai warna yang indah, dimana sayapnya
berwarna dominan hitam, yang dipadukan dengan
warna-warna kontras merah kuning dan putih.
Spesies ini ditemukan di bagian Asia Selatan dan
Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Kupu-kupu ini
termasuk salah satu jenis keragaman kupu-kupu di
Arboretum BPTA Ciamis.

Deskripsi Kupu-kupu Dewasa

Jantan : Permukaan sayap depan bagian atas


berwarna hitam. Terdapat pola-pola warna putih
yang tertata teratur dengan ukuran proporsional
dengan sisi sayap menuju perbatasan sayap
belakang. Ke arah dalam tarikan atau spot putih
memanjang terlihat lebih besar ukurannya.
Permukaan sayap belakang bagian atas, warna
dasar hitam, ditimpa oleh motif kuning cerah yang
indah, demikian juga motif merah dekat abdomen
menambah warna kontras kupu-kupu ini.
Betina : Permukaan sayap bagian atas
berwarna hitam kecoklatan. Permukaan sayap
bagian belakang : mempunyai pola yang hampir

291 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

mirip dengan kupu-kupu jantan hanya saya bentuk


pola-pola serta warnanya lebih pudar dan pucat.
Antena, dada dan bagian pungung kupu-
kupu jantan berwarna putih keabu-abuan. Bentang
sayap dari kupu-kupu Delias pasithoe Linnaeus
berkisar antara 66-90 mm.

Tanaman Sumber Pakan larva dan Tanaman


Inang
Teh (Camellia sinensis), pomelo (Citrus
maxima), benalu jeruk (Dendrophthoe glabrescens),
benalu teh (Loranthus parasiticus), benalu-3
(Loranthus pentandrus), benalu-4 (Loranthus
yadoriki), Nauclea rotundifolia, cendana (Santalum
album), benalu-5 (Taxillus chinensis), benalu-6
(Taxillus limprichtii), benalu-7 (Taxillus nigrans)
dan benalu-8 (Taxillus parasiticus).

Gambar 316. Benalu jeruk (Dendrophthoe glabrescens)

292 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 317. Atas : benalu teh-1 (Loranthus parasiticus), Bawah


: benalu teh-2 (Loranthus pentandrus)

293 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 318. Telur Kupu-kupu Delias pasithoe,


Sumber : http://butterflyclub.greenpower.org.hk/

Larva
Larvanya berwarna merah kecoklatan, setiap
segmen terdapat warna kuning melintang dan
bulunya panjang, juga berwarna kuning keluar dari
strip kuning. Panjang sekitar 5 cm.

Gambar 319. Larva Delias pasithoe, Sumber :


http://www.pbase.com

294 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pupa
Pupa berwarna merah udang tua atau hitam,
lembut, kepala terdapat tiga benjolan, garis-garis
segmen berwarna kuning dengan beberapa
benjolan

Gambar 320. Pupa Delias pasithoe, Sumber :


http://www.pbase.com

295 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

25. Kupu-kupu Albatros Bergaris Hitam


(Appias libythea Fabricius)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Pieridae
Genus : Appias
Spesies : Appias libythea Fabricius

Gambar 321. Kupu-kupu jantan Albatros (Appias libythea


Fabricius)
Sumber : www.butterflycircle.com/checklist/mugshots/Appias/libythea/lferna/Striped-Albatross.

296 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Kupu-kupu Dewasa

Kupu-kupu Albatross Bergaris (Appias


libythea Fabricius) adalah sebuah nama yang
diberikan pada kupu-kupu jantan yang berwarna
putih dengan urat hitam menonjol di permukaan
sayap bagian bawah, sedangkan kupu-kupu
betinanya lebih gelap dengan sayap bagian bawah
didominasi warna kuning.

Gambar 322. Kupu-kupu betina Albatros (Appias libythea


Fabricius)
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

297 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 323. Permukaan sayap bagian atas dari kupu-kupu


jantan Albatros (Appias libythea Fabricius)
Sumber : http://www.ohfarms.com.sg/

Tanaman Inang dan Sumber Pakan :

Kupu-kupu Albtros strip hitam (Appias


libythea Fabricius) umum dijumpai negara-negara
seperti India, Sri Lanka, Myanmar, Singapura dan di
arboretum BPTA kupu-kupu ini banyak dijumpai,
hal ini didukung oleh berlimpahnya sumber pakan
dan tanaman inang dari larva kupu-kupu tersebut,
seperti gulma maman ungu (Cleome rutidosperma
DC.) dan gulma ajeran (Biden pilosa L.).

298 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 324. Kiri : gulma maman ungu (Cleome rutidosperma


DC.), Kanan : ajeran (Biden pilosa L.)

299 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur

Telur kupu-kupu Albtros strip hitam (Appias


libythea Fabricius) diletakkan secara tunggal pada
bagian dari tanaman inang, baik pada daun atau
bunga. Telur berbentuk gelendong dan diletakkan
secara berdiri dimana salah satu ujungnya
menempel pada bagian tanaman inang tersebut.
Tinggi telur sekitar 1mm dan lebarnya sekitar 2,5
kali tinggi. Bagian luar dari kulit telur memiliki
benjolan-benjolan yang berderet secara berbaris
vertikal dan diantara baris tersebut mebentuk
parit-parit. Ujung setiap benjolan tersebut berakhir
pada pori-pori berbentuk corong yang halus di satu
ujungnya, yaitu mikropil (micropylar). Mikropil ini
adalah lubang yang memungkinkan masuknya
sperma untuk bergabung dengan sel telur. Warna
telur awalnya putih dan setelah semalam akan
berubah menjadi oranye. Sepintas telur yang
berwarna oranye tersebut seperti jagung tua yang
dibuka kulitnya.

300 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 325. Bentuk telur Kupu-kupu Albatros (Appias libythea


Fabricius)
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

Gambar 326. Bentuk telur Kupu-kupu Albatros (Appias libythea


Fabricius) matang
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

Diperlukan dua hari untuk telur menetas.


Larva keluar dengan cara menyobek/menggigit
cangkang telurnya, begitu keluar dari kulit telur,
cangkang telur sisanya dimakan sampai hampir

301 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

habis. Sisa cangkang kulit telur tadi, merupakan


makan pertama bagi larva yang baru menetas.
Larva yang baru menetas memiliki panjang tubuh
sekitar 1,8 mm dengan kapsul kepala berwarna
oranye kekuningan. Tubuhnya berbentuk silindris
juga berwarna oranye kekuningan dan terdapat
banyak benjolan berbaris memanjang pada bagian
punggung dan sisi tubuhnya. Setiap tengah-tengah
benjolan tumbuh bulu pendek. Ujung dari bulu-
bulu tersebut mengeluarkan tetesan kecil cairan.

Gambar 327. Larva Kupu-kupu Albatros (Appias libythea


Fabricius), sedang mengkonsumsi sisa cangkang
telur sebagai makanan pertamanya
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

302 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 328. Larva instar satu awal dari Appias libythea


Fabricius, panjang 2 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

Setelah mengkonsumsi cangkang telur sisa,


larva kemudian berpindah ke helaian daun muda
dari tanaman inangnya. Setelah mengkonsumsi
daun muda, tubuh ulat secara berangsur-angsur
berubah warna menjadi kehijauan. Pertumbuhan
panjang tubuh ulat pada instar satu dapat mencapai
4 mm. Setelah sekitar 1,5 hari pada instar satu,
larva berganti kulit untuk masuk ke instar dua.

303 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 329. Larva instar satu akhir sebelum berganti kulit,


panjang 3 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

Larva instar dua tubuhnya berwarna hijau


kekuningan dengan bulu yang berbantalkan
benjolan bentuknya masih sama seperti pada larva
instar satu. Kapsul kepala warnanya telah berubah
menjadi kuning pucat. Apabila diamati secara
saksama pada bagian permukaan sisi tubuh
ditutupi oleh bintik-bintik berwarna coklat muda.
Pada bagian muka dan ujung terdapat juga dua
tonjolan runcing agak panjang. Instar dua ini
berlangsung sekitar 1,5 hari dengan pertumbuhan
panjang tubuh mencapai 5,5-6 mm.

304 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 3330. Larva instar dua awal, panjang 4,5 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

Gambar 331. Larva instar dua akhir sebelum berganti kulit,


panjang 6 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

305 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar tiga menyerupai larva instar


dua, kecuali untuk tampilan seperti pita pada
bagian punggung yang berwarna kehijauan. Kapsul
kepala sekarang berwarna hijau kekuningan.
Demikian juga dengan dua tonjolan pada bagian
anal sudah terlihat jelas. Untuk menyelesaikan
instar tiga ini dibutuhkan waktu sekitar 1-1,5 hari
dengan pertumbuhan panjang tubuh mencapai
sekitar 9 mm.

Gambar 332. Larva instar tiga awal, panjang 6 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

Gambar 333. Larva instar tiga akhir sebelum berganti kulit,


panjang 9 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

306 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Sekali lagi, larva instar empat memper-


tahankan semua fitur yang ada pada larva instar
tiga. Selain itu, sebuah gurat sisi berwarna putih
muncul dibawah bintik-bintik alat pernapasan
(spriracle), pada awalnya terlihat samar kemudian
tampak lebih menonjol sejalan pertumbuhan
berlangsung. Banyak bulu halus agak panjang
muncul pada bagian sisi tubuh tepat di bawah garis
putih lateral. Instar empat ini berlangsung sekitar
1-1,5 hari dengan pertumbuhan panjang tubuh
mencapai sekitar 17,5 mm.

Gambar 334. Larva instar empat awal, panjang 9,5 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

307 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 335. Larva instar empat akhir sebelum berganti kulit,


panjang 17,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

Larva instar lima menyerupai larva instar


empat. Banyak benjolan yang menghiasi
permukaan tubuh berwarna biru menjadi biru tua,
memberi kesan tampilan tubuh menjadi berbintik.
Kapsul kepala berwarna hijau juga banyak benjolan
berbentuk kerucut dengan beberapa bulu halus
muncul dari tengah-tengah benjolan tersebut.
Larva instar lima berlangsung selama 2-2,5 hari
dan pertumbuhan panjang tubuh mencapai hingga
33 mm.

308 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 336. Larva instar lima awal setelah berganti kulit,


panjang 17,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

Gambar 337. Larva instar lima akhir sebelum berganti kulit,


panjang 33mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

Pada hari terakhir dari instar lima, terjadi


perubahan, tubuh ulat menyusut dan warna tubuh
menjadi hijau pucat kusam. Berhenti makan dan
pergi untuk beristirahat di bagian bawah ranting
atau daun dari tanaman inang atau tanaman di
sekitarnya. Biasanya ulat memilih tempat pada

309 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

bagian tanaman yang sulit dijangkau oleh predator.


Pada tempat terpilih tersebut, larva kemudian
membuat bantalan sutra dan tempat penyangga
tubuhnya dari benang sutra juga, setelah itu
mengambil posisi pra-pupa.

Gambar 338. Kiri : Bentuk kepala larva instar lima, Kanan :


bentuk tonjolan pada anal larva instar empat
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

Gambar 339. Posisi pra-pupa larva Appias libythea Fabricius


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

310 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pupanisasi berlangsung sekitar setengah


hari kemudian. Pupa berwarna hijau kekuningan,
menempel pada permukaan daun dengan bantuan
pengamanan bantalan sutra dan tali pengaman
yang sama pada saat pra-pupa. Pupa memiliki :
tonjolan panjang seperti tanduk yang sedikit
melengkung pada bagian kepalanya, berwarna
kekuningan. Ada sedikit tonjolan agak tajam yang
sedikit terangkat pada bagian punggung atau dua
segmen dari dada, berwarna putih kekuningan
sepanjang jalur tonjolan. Pada sisi perut mulai
segmen 2-4 terdapat gigi runcing di setiap dua sisi
segmen perut, dan diselang-seling dengan warna
kuning. Panjang pupa: 21-22 mm.

Gambar 340. Pupa larva Appias libythea Fabricius


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

311 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 341. Dua gambar kiri : Menunjukkan pupa calon kupu-


kupu betina, Dua gambar kanan : Menunjukkan
calon pupa kupu-kupu jantan dari Appias libythea
Fabricius
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

Setelah lima hari proses pupanisasi ber-


langsung, kulit kepompong sudah tembus pandang,
sehingga bentuk-bentuk dari bakal kupu-kupu
mudah diamati, seperti : warna dan corak pada
sayap serta indikasi dari jenis kelamin dengan
mudah dibedakan. Keesokan harinya kupu-kupu
dewasa telah keluar dari kepompong.

312 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 342. Kiri : kupu-kupu betina, kanan : kupu-kupu jantan


dari Appias libythea Fabricius
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2010/06/life-history-of-striped-albatross.

313 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

26. Kupu-kupu Sirsak : (Graphium agamemnon


Linnaeus)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Papilionidae
Genus : Graphium
Spesies : Graphium agamemnon
Linnaeus

Deskripsi Fisik Kupu-kupu Dewasa:

Seperti halnya kebanyakan spesies dari


Graphium, sayap depanya mempunyai ujung tinggi
dengan sayap belakang berekor serta bagian
pinggirnya berlekuk-lekuk ke arah dalam.
Permukaan sayap depan bagian atas berbintik-
bintik warna hijau apel berbagai ukuran dengan
latar belakang hitam. Pada bagian sayap belakang
bintik-bintik hijau berbagai ukuran terdapat juga
dengan latar belakang ungu kecoklatan, ditambah
lagi dengan bintik-bintik kemerahan berbagai
ukuran juga. Setiap sayap belakang baik pada kupu-

314 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

kupu jantan maupun betina terdapat ekor pendek


pada tulang vena ke empat. Lebar sayap kupu-kupu
dewasa antara 50-70 mm.

Gambar 343. Rupa dari kupu-kupu dewasa Graphium


agamemnon. (Foto : Badrunasar, 2014)

315 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Penyebaran

Penyebaran dari Grapium agamemnon mulai


dari India, Sri Lanka, Asia Tenggara (termasuk
Indonesia) Papua New Gunea, Kepulawan Solomon
dan Australia.

Habitat

Mudah ditemukan terutama dekat dengan


daerah berhutan di mana ada curah hujan yang
cukup tinggi. Grapium agamemnon mudah
ditemukan pada ketinggian rendah dan sering
terlihat di kebun dan daerah perkotaan karena
tersedia sumber pakannya. Di arboretum BPTA
kupu-kupu ini sering nampak, karena tersedianya
sumber pakan sekaligus sebagai tanaman inangnya
yang mendukung untuk berkembang biak.

Perilaku

Kepakan sayapnya cepat dan lincah,


Graphium agamemnon termasuk kupu-kupu yang
sangat aktif mengepakkan sayapnya terus-
menerus bahkan ketika sedang mengambil nektar
bunga. Kupu-kupu ini jarang terlihat minum dari
genangan air. Kupu-kupu jantan sangat menyukai
nektar dari bunga seperti Lantana, Ixora,
Mussaenda, dan Poinsettia.

316 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Kupu-kupu Graphium agamemnon aktif


sepanjang tahun tetapi kelimpahan mereka
tergantung pada hujan lokal dan ketersediaan
tanaman inang untuk larva. Kupu-kupu umumnya
terbang di antara puncak-puncak pohon, tetapi
turun ke permukaan tanah untuk mencari bunga
atau tanaman inang. Karena siklus hidupnya yang
relatif singkat (umurnya antara 33-36 hari mulai
dari menetas sampai dewasa), Kupu-kupu
Graphium agamemnon termasuk jenis yang dapat
menghasilkan keturunan yang banyak
(multivoltine), yaitu antara 7-8 telur pertahun.
Kupu-kupu ini termasuk jenis yang tertarik akan
sinar lampu pada malam hari.

Telur

Telur dari kupu-kupu ini diletakkan pada


permukaan bagian bawah daun muda. Telur bulat
berwarna putih-krem dengan diameter sekitar
1,1mm.

317 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 344. Telur Graphium agamemnon di balik permukaan


daun sirsak (Annona muricata). Foto :
Badrunasar, 2014

Telur membutuhkan waktu 3 hari untuk


menetas, ketika menetas menjadi larva memiliki
panjang tubuh sekitar 2,7mm. Biasanya, seluruh
kulit telur dikonsumsi oleh larva yang baru
menetas sebagai makanan pertama. Awalnya
tubuhnya berwarna coklat kekuningan pucat,
beberapa jam kemudian berubah menjadi coklat
kehitaman. Di punggungnya terdapat belang-belang
agak luas dan putih pada segmen toraks dan
segmen abdomen posterior. Sepasang duri lateral
kuning kecoklatan dapat ditemukan di masing-
masing tiga segmen dada, dan sepasang lainnya di
segmen anal. Tubuh juga dilengkapi deretan
benjolan pada bagian punggung samping pendek
dengan bulu yang panjang. Semua tahapan instar

318 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

pada larva sirsak bertumpu pada permukaan daun


bagian atas, biasanya di bagian tepi daun.
Setelah kurang-lebih tiga hari mengkon-
sumsi daun muda yang lembut (instar satu) larva
telah tumbuh dengan panjang sekitar 6 mm.
Sekarang tubuhnya telah gemuk dan menampilkan
warna tubuh coklat kekuningan. Belang-belang
putih pada bagian punggung dan toraks telah
memudar. Setelah berganti kulit ke instar dua
terjadi setelah suatu periode tidak aktif.

Gambar 345. Larva Graphium agamemnon instar satu

Pada larva instar 2, segmen toraks melebar


dari segmen 2 ke segmen 3. Duri pada dada dan
punggung serta anal berwarna coklat pucat
kekuningan. Panjang tubuhnya menjadi sekitar 10
mm dalam 3-4 hari, tubuhnya berwarna ke-
kuningan sampai coklat gelap atau ungu
kecoklatan.

319 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Tidak ada perubahan drastis dalam per-


gantian kulit pada instar 3, yang terlihat, adalah
perubahan warna duri pada bagian dada menjadi
hitam dan perubahan duri bagian anal benar-benar
menjadi putih. Instar ini memakan waktu 3 hari
dengan panjang tubuh sekitar 10 mm.

Gambar 346. Larva Graphium agamemnon instar tiga. )Foto


Badrunasar, 2014)

Perubahan yang terjadai pada larva instar 3,


belang putih pada bagian segemen abdomen dorsal
posterior secara bertahap berubah menjadi kuning.
Instar ini memakan waktu 3-4 hari dengan panjang
tubuh sekitar 21mm. Banyak tanda kecil, berwarna
gelap, muncul di permukaan tubuh menjelang akhir
instar ini. Pada saat yang sama, duri dada dan anal

320 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

menjadi hitam dengan kemilau kebiruan pada


ujung distal.
Tubuh instar empat didominasi warna hijau
kekuning-kuningan dan berbintik-bintik kecil
berwarna hijau tua. Belang pada bagian punggung
berwarna kekuningan, pada segmen abdomen
posterior batasnya sudah tidak jelas. Pada segmen
toraks sekarang memiliki 3 baris melingkar
berwarna oranye. Instar ini berlangsung 3-4 hari
dengan panjang tubuh mencapai sekitar 26 mm.

Gambar 347. Larva Graphium agamemnon instar empat. (Foto


Badrunasar, 2014)

321 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar lima menyerupai larva instar


empat, tapi tanpa belang pada bagian dorsal dan
warna tubuh lebih seragam, yaitu hijau kekuningan
sampai oranye-kuning. Instar lima berlangsung
selama 5-6 hari, dan panjang tubuh mencapai 40-
43 mm.
Menjelang akhir instar lima, panjang
tubuhnya secara bertahap menjadi menyusut. Pada
saat yang sama, warna tubuhnya menjadi kuning
dengan semua tanda memudar. Tubuhnya setelah
melakukan beberapa putaran dalam persiapan
ngokon, ulat akhirnya beristirahat pada permukaan
daun dalam posisi tegak dan menjadi larva pra-
pupa. Di sini ulat mempersiapkan bantalan sutra
dan tali sutra. Bantalan dan benang sutra keduanya
sangat penting guna menunjang keberhasilan
proses pengokonan nantinya.
Periode pupa berlangsung selama 12-16
hari, dan pupa akan berubah menjadi hitam pada
bagian bakal sayap satu malam sebelum berakhir.
Pada tahap ini bintik-bintik berwarna hijau apel
pada sayap bagian depan juga terlihat melalui kulit
kepompong. Kupu-kupu dewasa muncul keesokan
harinya untuk memulai `` terbang tinggi '' fase
siklus hidupnya.

322 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 348. Pupa Graphium agamemnon di balik permukaan


daun sirsak (Annona muricata). (Foto :
Badrunasar, 2014)

323 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Tanaman Inang

Sirsak (Annona muricata), Cempaka putih


(Michelia alba), Pohon Ashoka (Annona cherimola),
Gelodokan (Polyathia longifolia), selain pada
tanaman tersebut Grafium agamemnon di
arboretum BPTA menyukai juga gulma
seuseurehan (Piper aduncum L.) sebagai tanaman
inangnya

Gambar 349. Seuseurehan (Piper aduncum L.) salah satu


tanaman inang yang disukasi Graphium
agamemnon di arboretum BPTA

324 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

27. Kupu-kupu Jeruk Hitam Bintik Putih


(Papilio polytes Linnaeus)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Papilionidae
Genus : Papilio
Spesies : Papilio polytes Linnaeus

Gambar 350. Kupu-kupu jantan Papilio polytes Linnaeus


(Foto : Badrunasar, 2014)

Deskripsi FisikKupu-kupu Dewasa

Jantan : Permukaan sayap depan bagian atas


berwarna hitam dengan spot-spot putih besar-kecil

325 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

pada tepi bawah dari sayap depan berbaris


horisontal, demikian juga dengan permukaan sayap
belakang bagian atas berwarna hitam dan spot-spot
putih besar berbaris secara horisontal dan ketika
sayap depan dan belakang membentang seolah-
olah spot-spot putih tersebut berhimpit memben-
tuk pola splot putih yang indah. Bagian tepi dari
sayap belakang berlekuk-lekuk kearah dalam dan
terdapat sepasang ekor berwarna hitam juga
(swallowtails). Pada lekukannya terdapat garis
putih tipis mengikuti arah lekukan. Ekor yang
terdapat pada kupu-kupu jantan lebih pendek
dibandingkan betina.
Papilio polytes betina memiliki beberapa
polimorfisme (perbedaan fisik dan ciri dari kupu-
kupu jantan). Walau sebagian besar ciri fisik pada
sayap kupu-kupu betina sama dengan jantan, hanya
saja warna sayapnya lebih pucat dan hadirnya
warna spot jingga pada bagian sayap belakang.
Kupu-kupu Papilio polytes umumnya
memiliki bentang sayap antara 70-115 mm.

Tanaman Inang dan Sumber Pakan Larva

Tanaman inang yang disukai oleh Papilio


polytes Linnaeus adalah berbagai jenis jeruk (Citrus

326 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

spp.). Larva Papilio polytes Linnaeus dan dua jenis


Papilio lainnya menyukai pucuk sampai daun
setengah tua dari tanaman tersebut.
Telur dari Papilio polytes Linnaeus dan
Papilio lainnya umum diletakkan secara tunggal
pada batang muda, tangkai daun atau bagian bawah
daun dari tanaman inang. Telur berwarna kuning
krem pucat dengan permukaan halus sampai kasar
dan bentuknya hampir bulat dengan diameter
sekitar 1,2 mm.

Gambar 351. Kupu-kupu betina Papilio polytes Linnaeus


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

327 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 352. Papilio polytes Linnaeus, diameter: 1,2 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

Gambar 353. Dua telur Papilio polytes, siap menetas,


memperlihatkan kepala bagian depan dari larva.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

Diperlukan waktu selama 3 hari sampai


menetas. Larva akan segera menetas dan keluar
dari cangkangnya dan makanan pertamanya adalah
cangkang telur yang telah membungkusnya tadi.

328 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva yang baru menetas memiliki penampilan


yang agak runcing, dan panjang tubuh awal sekitar
3 mm. Bagian punggung dari larva berwarna coklat
kekuningan dan bagian lateral (samping tubuhnya)
berwarna coklat tua.

Gambar 354. Larva Papilio polytes, baru menetas, panjang 3 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

Gambar 355. Larva Papilio polytes, awal instar satu, panjang 3,6
mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

329 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Perubahan warna pada tubuh larva instar


satu, tidak terlalu berbeda dengan saat baru
menetas, hanya saja pertumbuhan panjang tubuh-
nya menjadi sekitar 5-6 mm, dan tonjolan pada
bagian punggung terlihat lebih menonjol. Ada
pelana keputihan samar pada segmen perut 3-4.
Setelah sekitar 3 hari di instar satu, larva berganti
kulit untuk masuk ke instar selanjutnya.

Gambar 356. Larva Papilio polytes, akhir instar satu, panjang


4,8 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

Larva instar dua memiliki tampilan yang


mirip dengan larva akhir instar satu, kecuali untuk
warna putih yang terdapat segmen tubuh bagian
tengah dan posterior dan anterior yang terlihat
makin memonjol. Instar ini berlangsung 2-3 hari
dengan pertumbuhan panjang tubuh mencapai

330 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

sekitar 10 mm sebelum berganti kulit untuk masuk


ke instar selanjutnya.

Gambar 357. Larva Papilio polytes, instar dua (baru berganti


kulit), panjang 5,2 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

Gambar 358. Larva Papilio polytes, akhir instar dua, panjang 9,5
mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

Larva yang baru ganti kulit dan masuk ke


instar tiga tidak memperlihatkan perubahan yang
drastis dalam hal fisik kecuali warna coklat tua

331 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

pada tubuh dan hadirnya noktah hitam dan


menonjolnya belang warna putih pada bagian
pelana dan posterior. Untuk menyelesaikan instar
ini memakan waktu sekitar 2,5-3 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh dapat mencapai 16
mm.

Gambar 359. Larva Papilio polytes, awal instar tiga, panjang


12,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

Gambar 360. Larva Papilio polytes, akhir instar tiga, panjang 16


mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

332 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva yang baru ganti kulit dan masuk ke


instar empat tidak memperlihatkan perubahan
yang drastis, hanya saja kulit tubuhnyanya lebih
licin dan nada hijau kuat. Sebagai hasil
pertumbuhan, tanda-tanda samar cahaya untuk
hijau tua bercampur dengan garis-garis putih
menjadi meningkat berbintik-bintik. Instar ini
berlangsung sekitar 2-3 hari dengan pertumbuhan
panjang tubuh mencapai sekitar 25-26mm.

Gambar 361. Larva Papilio polytes, awal instar empat, panjang


21 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

Gambar 362. Larva Papilio polytes, akhir instar empat, panjang


26 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

333 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva Papilio polytes mulai dari instar satu sampai


awal instar empat kondisi fisiknya menyerupai
kotoran burung, karena prilaku larva pada instar-
instar tersebut kehadirannya berkamuflase pada
daun untuk menghindari predator.
Pergantian kulit berikutnya membawa larva
ke instar lima dan sekaligus merupakan perubahan
drastis terakhir dalam penampilan. Setelah bergan-
ti kulit pada instar lima, warna dasar tubuh
awalnya hijau berbintik-bintik, kemudian berubah
secara bertahap untuk karakteristik warna hijau
terlihat lebih halus setelah satu hari.

Gambar 363. Larva Papilio polytes, awal instar lima, panjang 30


mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

334 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 364. Larva Papilio polytes, pertengahan instar lima,


panjang 36 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

Bintik mata palsu pada segmen ke tiga pada


bagian toraks dihubungkan oleh garis bentuk pita
melintang warna hijau dengan motif berliku-liku.
Sebuah pita yang sama terdapat antara segmen ke
tiga dari toraks dengan segmen pertama dari perut,
dan fitur pucat keunguan sampai kebiruan antara
tanda-tanda berliku-liku. Baris miring pertama,
satu di setiap sisi, bergerak dari dasar segmen
perut 3 ke atas segmen 4. Baris miring kedua
adalah jauh lebih pendek dan terdapat pada dua
sisi segmen perut 5.

335 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 365. Larva Papilio polytes, akhir instar lima, panjang 45


mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

Hampir semua jenis kupu-kupu berekor


burung layang-layang (Swallowtails), larvanya pada
berbagai tingkatan instar memiliki organ berdaging
di segmen prothoracic yang disebut dengan
osmeterium. Kelenjar osmeterium letaknya tersem-
bunyi, kelenjar ini dapat memancarkan sekresi
berbau busuk ketika ulat terancam.
Larva instar lima berlangsung selama 5-6
hari, dan pertumbuhan panjang tubuh mencapai
hingga 45-46 mm. Menjelang akhir instar ini,
tubuhnya secara bertahap menyusut, kemudian
larva tersebut bergerak untuk beristirahat di

336 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

permukaan bawah batang dan menjadi larva pra-


pupa.
Pupanisasi berlangsung sehari kemudian.
Pupa berayun menggunakan benang sutra yang
dililitkan pada ranting daun. Ada dua macam warna
pupa, yaitu (1). dalam bentuk hijau, segmen
perutnya yang berbentuk berlian; (2). dalam
bentuk coklat, adalah ciri khas dari pupa calon
kupu-kupu jantan, pupanya berukuran lebih besar,
perpaduan warna antara kuning keabu-abuan dan
cokelat gelap. Pada tampak samping, setiap pupa
memiliki sepasang tanduk kepala, punggung punuk
dan dada. Panjang pupa: 31-32 mm.

Gambar 366. Bentuk pupa Papilio polytes


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

337 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Setelah 8 hari proses pupanisasi, warna


pupa akan berubah menjadi hitam sebagai tanda
bahwa punanisasi akan segera berakhir. Hari
berikutnya kupu-kupu dewasa muncul dari dalam
kulit kepompong. Tampilan corak warna pada
permukaan sayap belakang bagian bawah terlihat
indah (kupu-kupu betina). Untuk beberapa saat
kupu-kupu akan menggantung pada kulit kepom-
pong yang telah kosong sambil menunggu kering
sayapnya.

Gambar 367. Bentuk pupa Papilio polytes menjelang akhir


pupanisasi
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

338 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 368. Kupu-kupu betina Papilio polytes sedang


mengeringkan sayap
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-common-mormon.html

339 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

28. Kupu-kupu Jeruk Nipis (Papilio memnon


Linnaeus)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Papilionidae
Genus : Papilio
Spesies : Papilio memnon Linnaeus

Gambar 369. Kupu-kupu Jeruk Nipis (Papilio memnon


Linnaeus). (Foto : Badrunasar, 2014)

340 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Fisik Kupu-kupu Dewasa

Kupu-kupu jeruk nipis (Papilio memnon


Linnaeus) adalah termasuk jenis kupu-kupu besar
dengan rentang sayap bisa mencapai 135mm.
Kupu-kupu jantan : Permukaan sayap
atasnya didominasi oleh warna hitam termasuk
ekornya (swallowtiles) dengan ditaburi spot-spot
berwarna putih dan kuning. Spot-spot dengan
warna kontras pada bagian depan terdapat
dibagian sayap.

Tanaman Inang dan Sumber Pakan

Tanaman inang yang disukai oleh larva


Papilio memnon Linnaeus adalah tanaman jeruk
nipis (Citrus aurantifolia Swingle) yang mempunyai
aroma daun yang wangi dan khas. Daun jeruk ini
sering dimanfaatkan sebagai bumbu penyedap
masakan, seperti rendang, gule, soto maupun
campuran dalam pembuatan rempeyek. Selain
jeruk nipis larva dari Papilio memnon ini tidak
alergi terhadap jenis jeruk lainnya, hanya saja akan
merubah pada tampilan kulit larvanya.

341 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 370. Tanaman jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle)

Telur

Telur Besar Kupu-kupu jeruk nipis (Papilio


memnon Linnaeus) diletakkan secara tunggal pada
permukaan bawah daun dari tanaman inang. Telur
berwarna kuning krem pucat dengan permukaan
halus sampai kasar. Bentuknya hampir bulat
dengan diameter sekitar 1,8 mm.

342 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 371. Telur Kupu-kupu jeruk nipis (Papilio memnon


Linnaeus), diameter 1,8 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon.

Gambar 372. Telur yang matang, memberikan pandangan


samar kepala ulat.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon.

343 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Telur membutuhkan waktu sekitar 3 hari


untuk matang. Larva muda keluar dengan cara
memakan cangkang kulit telurnya, begitu diluar,
cangkang sisanya dilanjutkan dimakan sekaligus
sebagai makanan pertamanya. Larva yang baru
menetas memilii banyak tanduk putih, terutama
pada bagian sisi atas punggungnya (kiri-kanan) dan
panjang awal tubuhnya sekitar 4 mm. Warna kulit
pada bagian punggung coklat keputihan, sedangkan
bagian sisi tubuhnya coklat gelap.

Gambar 373. Ulat instar pertama (baru menetas), panjang 4 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon.

344 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 374. Ulat instar pertama, panjang 6 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

Larva instar satu pertumbuhannya dapat


mencapai sekitar 7,5 mm, warna punggung
didominasi oleh warna coklat keabu-abuan.
Terdapat poletan keputihan agak lebar pada bagian
pertengahan tubuhnya poletan dengan warna yang
sama terdapat juga pada prothorax dan segmen
posterior abdomen. Setelah sekitar 3 hari di instar
satu, larva kemudian berganti kulit untuk masuk ke
instar selanjutnya.

Gambar 375. Ulat instar pertama akhir menjelang ganti kulit,


panjang 7,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

345 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva instar dua memiliki penampilan yang


mirip dengan larva instar satu akhir, kecuali untuk
poletan putih yang terdapat pada bagian prothorax,
pertengahan tubuh lebih putih, demikian juga
tanda pada segmen anterior, tengah dan segmen
posterior abdomen, sekarang kelihatan lebih
menonjol. Instar ini berlangsung antara 2-3 hari
dengan pertumbuhan panjang tubuh dapat
mencapai sekitar 10 mm sebelum pergantian kulit
berikutnya.

Gambar 376. Larva instar dua baru berganti kulit, kulit


lamanya tergeletak didekatnya, panjang : 7mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

346 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 377. Larva instar dua akhir, panjang 10 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

Larva instar tiga yang baru berganti kulit


tidak ada perubahan drastis dalam penampilan
fisik kecuali munculnya bercak-bercak coklat tua
pada tubuhnya, sehingga memberi kesan belang-
belang dan poletan putih terlihat lebih jelas. Warna
cokelat secara bertahap berubah menjadi
kekuningan dan hijau tua sejalan dengan pertum-
buhannya. Untuk menyelesaiakan instar ini
memakan waktu sekitar 3 hari dengan pertum-
buhan panjang tubuh mencapai 20 mm.

347 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 378. Larva instar tiga baru berganti kulit, sementara


didekatnya menyisakan kulit dan selongsong
kepala lama. Panjang : 10mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

Gambar 379. Larva instar tiga akhir. Panjang: 19 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

Larva instar empat menyerupai larva


instar tiga akhir tapi dengan tampilan yang lebih
licin. Sebagai hasil pertumbuhan, tanda-tanda

348 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

samar cahaya untuk hijau tua bercampur dengan


garis-garis putih menjadi meningkat berbintik-
bintik. Instar ini berlangsung sekitar 4 hari dengan
pertumbuhan panjang tubuh mencapai sekitar 30
mm.

Gambar 380. Larva instar empat awal. Panjang: 22 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

Gambar 381. Larva instar empat akhir. Panjang: 30 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

Ganti kulit berikutnya membawa ulat


masuk instar lima dan akhir dari instar larva.

349 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Sekarang terlihat ada perubahan drastis dalam


penampilan. Ada dua bintik mata pada segmen
toraks ketiga, poletan lebar melintang di segmen
perut 1 dan 2, dan poletan miring lebar di segmen
pertengahan perut. Setelah berganti kulit ke instar
lima, warna tubuh awalnya berbintik-bintik hijau,
tapi kini berubah secara bertahap menjadi warna
hijau dengan karakteristik halus setelah satu hari.

Gambar 382. Larva instar lima awal. Panjang: 33 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

Gambar 383. Larva instar lima (di hari berikutnya). Panjang: 37


mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

350 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Thorax sekarang bentuknya seperti perisai.


Bintik-bintik mata pada segmen toraks 3 dihubung-
kan oleh pita hijau, sedangkan pada dorsal melin-
tang dengan tanda berliku-liku. Sebuah pita lebar
yang sama terjadi juga antara segmen abdomen 1
dan 2, dan fitur mosaik kebiruan antara tanda-
tanda berliku-liku pucat. Pita lebar miring pertama,
satu di setiap sisi, mulai dari dasar segmen perut 3
ke atas segmen 4. Pita miring lebar kedua terdapat
pada dua sisi segmen perut 5, lebar di dasar dan
meruncing ke bagian dorsum. Kedua pita lebar
miring tersebut berwarna keputihan dihiasi dengan
bintik-bintik kehijauan dan kebiruan kecil.

Gambar 384. Larva instar lima akhir. Panjang: 53 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

Larva instar lima berlangsung selama 9


hari, dan pertumbuhan panjang tubuh mencapai
hingga 55-60 mm. Menjelang akhir instar ini, tubuh
larva panjangnya secara bertahap memendek.

351 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Akhirnya ulat bergerak untuk beristirahat di


permukaan bawah ranting atau daun dan menjadi
larva pra-pupa.

Gambar 385. Kiri : larva pra-pupa belum membuat tali


penyangga tubuh, Kanan : larva pra pupa sudah
membuat tali penyangga tubuh.
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

Pupanisasi berlangsung sehari kemudian.


Pupa mengayunkan dirinya dengan batuan tali
penyangga sutra pada ranting dan ekornya
direkatkan dengan bantuan bantalan sutra. Pupa
berwarna dominan hijau ditambah warna kuning
besar. Pupa memiliki tanduk di kepala, juga
menampilkan punggung punuk dada dan siku.
Panjang pupa: 37-38 mm.

352 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 386. Posisi pupa Papilio memnon


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

Gambar 387. Pupa matang


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-Mormon

Setelah 10 hari proses pupanisasi, pupa akan


berubah warna menjadi hitam sebagai tanda bahwa
proses metamorfosis akan segera berakhir. Hari
berikutnya kupu-kupu dewasa muncul dari dalam
kepompong. Bagian bawah sayapnya terlihat indah,
setelah itu sayapnya sepenuhnya mengembang
karena mengering.

353 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

29. Kupu-kupu Ekor Getar Abu-abu (Jamides


celeno aelianus Fabricius)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Lycaaenidae
Genus : Jamides
Spesies : celeno
Sub Species : Jamides celeno Fabricius

Gambar 388. Tampak samping kupu-kupu ekor getar abu-abu


(Jamides celeno aelianus Fabricius). (Foto :
Badrunasar, 2014)

354 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 389. Permukaan bagian bawah sayap kupu ekor getar


abu-abu (Jamides celeno aelianus Fabricius). Foto :
Badrunasar, 2014

Gambar 390. Permukaan atas sayap kupu ekor getar abu-abu


(Jamides celeno aelianus Fabricius). Foto :
Badrunasar, 2014

355 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Deskripsi Kupu-kupu Dewasa

Kupu ekor getar abu-abu (Jamides celeno


aelianus Fabricius) jantan : bagian permukaan
sayapnya berwarna biru muda cerah metalik, tepi
sayap bergaris hitam. Betina : ciri fisik yang
ditunjukkan oleh warna hampir serupa dengan
kupu-kupu jantan, hanya saja garis tepi warna
hitam agak lebar terdapat pada ujung sayap atas.

Permukaan bawah sayap berwarna dasar


abu-abu kehitaman, dengan belang-belang berliku
terputus-putus dan agak lebar berwarna putih.
Pada sayap belakang juga terdapat spot berwarna
oranye dengan bagian tengah berwarna hitam.
Seperti kebanyakan jenis kupu-kupu ekor
getar, genus celeno umumnya memiliki ekor yang
terletak pada vena ke dua dari sayap belakang.
Ekor ini selalu bergerak-gerak, makanya kupu-
kupu ini disebut ekor getar.

Tanaman Inang dan sumber pakan larva

Terna saga (Arbus precarorius), ploso (Butea


frondosa), kacang-kacangan (Pueraria
phaseloides), buah pasat (Heynea trijuga), asoka
(Saraca indica) dan asoka-2 (Saraca thaipingensis).

356 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 391. Atas : saga (Arbus precarorius), Bawah :ploso


(Butea frondosa)

357 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 392. Kacang-kacangan (Pueraria phaseloides)

Gambar 393. Buah pasat (Pueraria phaseloides)

358 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 394. Asoka (Saraca indica) dan Saraca thaipingensis)

Penyebaran

Pakistan, India, Myanmar, Thailand dan


Malaysia. Sub spesies lain ditemukan di Timur laut
India, Nepal, Asia Tenggara (termasuk Indonesia)
Papua New Guinea.
Telur

Gambar 395. telur kupu-kupu Jamides celeno aelianus Fabricius

359 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Larva

Gambar 396. Larva Jamides celeno aelianus Fabricius

360 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

30. Kupu-kupu Ekor Getar Biru (Auchrysops


cnejus Fabricius)

Klasifikasim Ilmiah
Kerajaan : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Lycaenidae
Genus : Euchrysops
Spesies : Euchrysops cnejus Fabricius
Sinonim : Hesperia cnejus Fabricius,
Lycaena pandia Kollar,
Lycaena patala Kollar,
Lycaena monica Reakirt,
Lycaena samoa Herrich-
Schäffer, Cupido amazara
Kirby, Catochrysops hapalina
Butler, Catochrysops trifracta
Butler, Catochrysops theseus
Swinhoe, Euchrysops suffusus
Rothschild, Euchrysops cnidus
Waterhouse & Lyell,
Catochrysops vitiensis Butler,
Plebejus luzonicus Röber.

361 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 397. Kupu-kupu ekor getar biru (Auchrysops cnejus


Fabricius)
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

Gambar 398. Warna dan corak bagian permukaan atas kupu-


kupu ekor getar biru jantan (Auchrysops cnejus
Fabricius)
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

362 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 399. Warna dan corak bagian permukaan atas kupu-


kupu ekor getar biru betina (Auchrysops cnejus
Fabricius)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Euchrysops_cnejus#mediaviewer/File:Gram_blue_up.jpg

Deskripsi Fisik Kupu-kupu Dewasa

Pada gambar di atas menunjukkan tampilan


rona warna dan tanda-tanda yang terdapat pada
bagian permukaan sayap dari kupu-kupu jantan
ekor getar biru (Auchrysops cnejus Fabricius).
Tanda yang mencolok pada kupu-kupu
jantan ekor getar biru (Auchrysops cnejus Fabricius)
adalah terdapatnya dua pasang noktah berwarna
hitam pada bagian sayap belakang dengan sem-
burat warna oranye dan terdapatnya sepasang ekor
getar yang pada ujungnya berwarna putih sekaligus
merupakan ciri khas dari keluarga kupu-kupu ini,
selain itu sesuai dengan nama kupu-kupu ini

363 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

terdapatnya warna biru metalik pada bagian


tengah mulai dari bagian sayap depan (forewing)
sampai bagian sayap belakang (hindwing), serta
garis putih sepanjang tepi sayap. Pada hindwing,
ada tiga titik hitam.

Tanaman Inang dan Sumber Pakan

Sejauh ini, ada dua tanaman inang yang


sering digunakan oleh kupu-kupu ini, yaitu :
Pueraria phaseoloides dan Vigna reflexopilosa. Larva
memakan daun muda, polong dan bunga dari
tanaman inang tersebut.

Telur

Telur diletakkan secara tunggal pada tunas


muda atau kuncup bunga dari tanaman inang.
Setiap telur berdiameter sekitar 0,6 mm dan
warnya keputihan dengan semu kehijauan yang
kuat. Bentuk telurnya seperti ban dengan bagian
tengahnya tertutup berbentuk diskoid, micropylar
melekuk ke bagian dalam. Bagian sampingnya yang
membentuk pegunungan sepanjang permukaan
bagian sisi.

364 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 400. Telur kupu-kupu Kupu-kupu Ekor Getar Biru


(Auchrysops cnejus Fabricius)
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

Larva
Telur menetas dalam waktu 2,5 hari dari
sejak diletakan pertama kali oleh kupu-kupu
betina. Larva yang baru menetas memiliki kepala
berwarna hitam dan tubuh kuning pucat dengan
panjang tubuh sekitar 1 mm. Bagian tubuh mulai
dari punggung dan bagian samping ditumbuhi bulu
berukuran panjang berwarna putih. Ketika larva
instar pertama berumur 2,5-3 hari, pertumbuhan
panjang tubuhnya mencapai sekitar 2,2 mm dan
kemudian berganti kulit untuk masuk instar
selanjutnya. Menjelang akhir instar satu, pada

365 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

punggung larva terbentuk pita berwarna keku-


ningan demikian juga pada bagian perut sampinya.

Gambar 401. Larva Kupu-kupu Ekor Getar Biru (Auchrysops


cnejus Fabricius) baru menetas, panjang 1 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

Gambar 402. Larva instar satu awal, panjang 2 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

366 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 403. Larva instar satu akhir sebelum berganti kulit


panjang 2 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

Pada larva instar dua, banyak bulu-bulu


pendek dan halus menutupi permukaan tubuh.
Kepala masih berwarna hitam. Pada jenis yang
sama, terdapat perbedaan warna tubuh, yang
pertama tubuh ulatnya berwarna coklat muda
kekukingan dan yang kedua berwarna hijau
kekuningan. Sementara garis-garis pada bagian
punggung dan bagian sisi tubuhnya berwarna sama
yaitu coklat. Instar dua berlansung selama tiga hari
dan pertumbuhan panjang tubuh mencapai sekitar
4 mm, setelah itu larva berganti kulit untuk masuk
ke instar selanjutnya.

367 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 404. Larva instar dua awal, panjang 2,2 mm


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

Gambar 405. Larva instar dua akhir sebelum berganti kulit,


panjang 3,5 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

Pada larva instar tiga tubuh ulat seperti


beruang kutub, karena tumbuhnya bulu-bulu halus
pendek dan tebal berwarna putih hampir diseluruh
tubuhnya yang berwarna hijau kekuningan. Garis
bentuk pita berwarna putih gelap pada bagian

368 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

punggung dan sisi tubuhnya masih tetap ada.


Lamanya instar tiga berlangsung antara 3 sampai
3,5 hari dan pertumbuhan panjang tubuh mencapai
sekitar 7-7,5 mm.

Gambar 406. Larva instar tiga awal. Panjang 4 mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

Gambar 407. Larva instar tiga akhir sebelum berganti kulit,


panjang 6 mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

369 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pada larva instar empat keberadaan bulu-


bulu halus dan tebal pada tubuh masih terlihat.
Tubuh warna hijau kekuningan atau sepenuhnya
hijau pucat. Dalam beberapa larva, strip kemerahan
pendek dapat terlihat di sepanjang garis punggung.

Gambar 408. Larva instar empat awal. Panjang 8 mm.


Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

Gambar 409. Dua larva instar empat, panjang: 12.5mm (atas, hijau
pucat kekuningan) dan (bawah, hijau), panjang : 13,5
mm
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

370 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Setelah sekitar 4-5 hari pada instar empat


dan pertumbuhan pajang tubuh mencapai sekitar
14 mm, ulat berhenti makan dan mencari tempat
untuk melakukan pupanisasi. Selama proses
pupanisasi, secara bertahap tubuhnya menyusut
dan warnanya menjadi hijau seragam. Biasanya
ulat memilih tempat untuk pupanisasi pada daun.
Pra-pupa ulat mempersiapkan diri dengan cara
membuat bantalan sutra melalui claspers anal dan
membuat tali pengaman tubuh dari benang
sutranya.

Gambar 410. Dua pandangan pra-pupa, tubuh ulat mengkerut


dan melengukung
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

371 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Setelah sekitar satu hari melakukan proses


pra-pupa, maka berikutnya pupanisasi berlangsung.
Warna pupa didominasi hijau kekuning-kuningan
sampai hijau dan memiliki cukup banyak bintik-
bintik hitam kecil, letaknya teratur secara simetris
terhadap garis punggung. Pupa memiliki lycaenid
bentuk khas. Terdapat bulu-bulu halus berwarna
keputihan pada tubuhnya dan pada akhir anterior.
Panjang pupa: 10-10,5mm.

Gambar 411. pupa Kupu-kupu Ekor Getar Biru (Auchrysops


cnejus Fabricius)
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

5-5,5 hari kemudian, pupa berubah menjadi gelap,


pertama pada bagian dudukan sayap dan dada,
kemudian secara bertahap di perut. Luasnya
poletan kebiruan didudukan sayap memberikan
indikasi awal jenis kelamin dari kupu-kupu

372 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

tersebut. Hari berikutnya, tahap pupa berakhir


dengan munculnya kupu-kupu dewasa.

Gambar 412. Pupa yang matang (mendekati keluarnya kupu-


kupu)
Sumber : http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

373 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

IV. SARANA EDUKASI

A. Sejarah Rumah Kupu-kupu

Pada tahun 1976 David Lowe di Guernsey


dari rumah kupu-kupu Clive Farrell London
Butterfly House (LBH) Inggris, berbagi semangat
dengan masyarakat luas terutama anak-anak
mengenai kupu-kupu, dengan tujuan menciptakan
tidak hanya antusiasme terhadap kupu-kupu dan
invertebrata lainnya, tetapi juga berkontribusi
terhadap pendidikan. Pada saat itu, David Lowe
menyuguhkan kupu-kupu dari daerah tropis
(eksotis) dalam bangunan yang dirancang
menyerupai lingkungan tropis, panas dan lembab.
Para pengunjung bebas berjalan dalam ruangan
tersebut. Suksesnya pembangunan rumah kupu-
kupu LBH juga merangsang pembangunan rumah
kupu-kupu komersial lainnya dalam sekala besar di
daerah tropis, seperti di Kosta Rika pada tahun
1983 dan Malaysia pada tahun 1986 (Goh 2007).

B. Potensi Arboretum BPTA

Arboretum BPTA, dirancang membentuk


suatu ekosistem buatan menyerupai hutan rakyat
yang sekaligus dapat dikategorikan sebagai RTH
privat. Letak Arboretum BPTA dari pusat kota

374 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Ciamis sejauh 4 km, dan posisinya di jalur utama


jalan propinsi (jalur Selatan) yang menghubungkan
Jawa Barat ke Jawa Tengah, sehingga keberadaan
Arboretum ini berkontribusi positip terhadap
lingkungan. Berdasarkan hasil inventarisasi secara
sensus terdapat 1793 batang yang terdiri dari 135
jenis vegetasi bentuk pohon dengan 48 marga
(Badrunasar dan Nurahmah, 2012) dan secara total
tanaman koleksi arboretum BPTA pada tahun 2012
dapat menyimpan karbon sebanyak 431,39 ton
(Badrunasar, 2013). Potensi tumbuhan bawah
berkhasiat obat sebanyak 48 jenis dari 27 famili,
serta tumbuhan bawah lainnya yang belum
teridentifikasi (Badrunasar dan Santoso, 2013).
Selain tumbuhan, hewan yang sering hadir dengan
adanya tumbuhan koleksi adalah 17 jenis burung
dan diantaranya 9 jenis burung pekicau
(Badrunasar, 2013).
Salah satu fungsi dari Arboretum BPTA
adalah sebagai tempat edukasi lingkungan. Sejak
dirintis dari tahun 2003 sampai sekarang (2014)
arboretum BPTA sering dikunjungi oleh para
pelajar mulai dari tingkat pendidikan usia dini
(Paud) sampai perguruan tinggi. Tujuan
kedatangan para pelajar tersebut adalah
pengenalan dan praktek lapangan. Materinya

375 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

disesuaikan dengan tingkat pendidikan dan mata


pelajaran/mata kuliah yang diperolehnya. Tingkat
Paud sampai SLTA, mereka praktek mata pelajaran
pendidikan lingkungan, sedangkan perguruan
tinggi, mereka sudah menjurus lebih spesifik lagi.

C. Potensi Kupu-kupu Liar Arboretum BPTA

Potensi lain yang belum tergarap sebagai


sarana edukasi adalah hewan atau serangga yang
secara periodik hadir serta menetap dilingkungan
arboretum.
Salah satu penghuni arboretum BPTA yang
selalu hadir dan menetap selain burung adalah
kupu-kupu, dimana pada umumnya kupu-kupu
dapat ditemukan hampir pada setiap habitat.
Komponen habitat yang penting bagi kehidupan
kupu-kupu adalah tersedianya vegetasi sebagai
sumber makanan, sebagai tempat berlindung dari
serangan predator atau gangguan lainnya, dan
tempat untuk berkembang biak. Sebagian besar
prasarat tersebut sudah dipenuhi oleh arboretum
BPTA.
Arti kupu-kupu bagi manusia tidak hanya
sebagai obyek yang memiliki keindahan, namun
dalam banyak hal kupu-kupu memiliki arti penting
lain. Penyebaran geografi yang mantap dan

376 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

keanekaragaman kupu-kupu dapat memberikan


informasi yang baik dalam studi lingkungan,
sebagai indikator lingkungan, serta perubahan
yang mungkin terjadi. Kupu-kupu juga memberi
andil yang sangat berarti dalam mempertahankan
keseimbangan alam, dengan bertindak sebagai
penyerbuk pada proses pembuahan bunga bersama
serangga atau hewan penyerbuk lainnya.
Pengamatan awal selama delapan bulan
(Januari sampai Agustus 2014) diperoleh data
sebanyak 30 jenis kupu-kupu dari lima famili dan
jumlah ini kemungkinan besar akan terus
bertambah, karena salah satu sifat dari kupu-kupu
adalah bermigrasi untuk mencari tempat dan
lingkungan yang sesuai didukung oleh sumber
pakan yang potensial serta tersedia sepanjang
waktu untuk keberlangsungan hidupnya.

D. Penangkaran Kupu-kupu

Guna memudahkan dalam pengamatan dan


sebagai sarana edukasi, maka dipandang perlu
untuk membuat lingkungan buatan yang terkontrol
dalam bentuk penangkaran kupu-kupu di
Arboretum BPTA.
Menurut Sila (1993); Tikupadang dan
Gunawan (1997), faktor-faktor penting yang harus

377 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

diperhatikan pada kegiatan penangkaran kupu-


kupu adalah sebagai berikut :
1. Penyediaan sarana penangkaran kupu-kupu,
berupa kandang/ penangkaran dengan luas
yang optimal, sumber air untuk menunjang
kehidupan kupu-kupu, dan perlindungan dari
sinar matahari.
2. Penyediaan tumbuhan pakan larva/ulat,
tumbuhan pelindung, dan tumbuhan sumber
nektar bagi imago (kupu-kupu dewasa).
3. Teknik penangkaran, meliputi teknik penanga-
nan pakan, pemeliharaan telur, pemeliharaan
larva, pemeliharaan pra-pupa dan pupa, serta
pemeliharan imago (kupu-kupu dewasa).
4. Teknik pengawetan kupu-kupu yang akan
dibuat koleksi, meliputi teknik membunuh,
teknik pelemasan, teknik penataan.
Upaya konservasi kupu-kupu dilaksanakan
melalui dua pendekatan, yaitu :
1. Konservasi di dalam kawasan (konservasi in-
situ) dengan penekanan konservasi “ekosistem”
atau habitat alami kupu-kupu. Rusaknya habitat
merupakan hal yang amat merugikan dalam
konservasi kupu-kupu. Makin meningkatnya
aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber
daya alam, mengakibatkan berubahnya kompo-

378 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

sisi organisme di dalam ekosistem, yang pada


gilirannya menjadi ancaman bagi kehidupan
jenis kupu-kupu. Umumnya kupu-kupu akan
meninggalkan habitatnya yang telah berubah,
bahkan dapat mati karena tidak dapat
menemukan makanannya yang cocok. Peme-
liharaan habitat kupu-kupu dengan cara
memperbanyak jenis-jenis tumbuhan makanan
larva dan yang menghasilkan madu merupakan
langkah bijaksana untuk melindungi kupu-kupu
dari kepunahan (Amir dkk., 1995).
2. Konservasi di luar kawasan (konservasi ex-situ)
dengan tekanan utama pada konservasi jenis.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan cara : 1)
peternakan kupu-kupu, yaitu pengelolaan yang
memerlukan pengawetan tanah dan tumbuhan
di atasnya untuk menjaga kelestarian kupu-
kupu dan ekosisitemnya secara keseluruhan,
serta dapat memberikan insentif ekonomi; 2)
taman kupu-kupu, bertujuan untuk memanfaat-
kan daya tarik jenis kupu-kupu hasil penang-
karan sebagai obyek wisata yang memiliki nilai
estetika dengan keindahan dan keanekara-
gaman jenisnya, untuk tujuan penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan, dan sebagai
obyek pengenalan jenis kupu-kupu di alam; dan

379 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

3) penangkaran, yang bertujuan untuk menjaga


dan menyelamatkan kupu-kupu dari kepu-
nahan, serta meningkatkan populasi dan
kualitas kupu-kupu untuk menunjang kesejah-
teraan masyarakat.
Kedua pola pendekatan tersebut harus berjalan
secara simultan dan saling mendukung, sehingga
pemanfatan secara lestari kupu-kupu dan
ekosistemnya lebih terjamin (Departemen
Kehutanan, 1998 ; Primack dkk., 1998). Pendekatan
yang sesuai diterapkan di arboretum BPTA, adalah
pendekatan poin dua, yaitu konservasi di luar
kasawan (konservasi ex-situ).

E. Penyediaan Tanaman Inang, Pakan dan


Tanaman Hias

Tahap awal dari kegiatan penangkaran


kupu-kupu adalah penyediaan tanaman inang dan
tanaman pakan bagi kupu-kupu. Penyediaan
tanaman inang dilakukan dengan menanam berba-
gai jenis tanaman yang merupakan makanan bagi
larva kupu-kupu, tanaman tersebut antara lain
Sirih hutan (Aristolochia tagala) untuk jenis Troides
helena dan Troides amprhysus; Jeruk (Citrus sp)
untuk jenis Papilio memnon, Papilio helena dan,

380 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Pakliokta sp dan sebagainya. Setelah tanaman


inang tersedia tahapan berikutnya adalah penye-
diaan tanaman pakan, penyediaan tanaman ini
dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan nektar
yang merupakan makanan bagi imago (kupu-kupu).
Penyediaan tanaman pakan dilakukan dengan
menanam berbagai jenis bunga yang menghasilkan
nektar, jenis-jenis tersebut antara lain pagoda
(Clerodendrom sp), soka (Ixora sp), kembang kertas
(Bougenvillea spectabilis), melati (Jasminum
multiflorum). Selain jenis tanaman inang dan
tanaman pakan ditanam juga jenis tanaman hias
dan tanaman pelindung. Jenis tanaman hias antara
lain Aglonema sp, rumput hias dan sebagainya.
Sebagian besar jenis tanaman inang dan tanaman
pakan untuk kupu-kupu telah tersedia di
arboretum BPTA.

F. Pengadaan Bibit Kupu-kupu

Dalam pelaksanaannya kegiatan ini dilaku-


kan dengan dua metode yaitu pengadaan bibit
dengan cara menangkap kupu-kupu yang dijumpai
di sekitar kandang, jenis yang ditangkap
merupakan jenis asli yang ada di arboretum BPTA
dan sebagai pengayaan jenis lain yang tidak ada di
sekitar penangkaran, perlu ditempuh pengadaan

381 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

bibit dengan jalan membeli kepompong dari


penangkaran maupun dari pengumpul alami. Guna
kepentingan ilmiah dan edukasi kupu-kupu
Indonesia, maka jenis kepompong yang didatang-
kan jika memungkinkan dari jenis lain yang
dilindungi sesuai dengan PP No. 7 tahun 1999,
Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa,
seperti :

1. Kupu-kupu Bidadari atau Kupu-kupu Sayap


Renda (Cethosia myrina C. & R. Felder)
Endemik Sulawesi.

Gambar 413. Kupu-kupu Bidadari atau Kupu-kupu Sayap


Renda (Cethosia myrina C. & R. Felder). Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Cethosia_myrina

2. Kupu-kupu Sayap Burung Peri atau Chimaera


Birdwing (Ornithoptera chimaera Rothschild).
Status konservasi IUCN Redlist: Near
Threatened. Ditemukan di Papua (Indonesia dan
Papua Nugini).

382 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 414. Kupu-kupu Peri atau Chimaera Birdwing


(Ornithoptera chimaera Rothschild)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Ornithoptera_chimaera

3. Kupu-kupu Goliat (Ornithoptera goliath


Oberthür). Ditemukan di Indonesia bagian
timur.

Gambar 415. Kupu-kupu Goliat (Ornithoptera goliath Oberthür)


Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Ornithoptera_goliath

383 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

4. Kupu-kupu Surga/Butterfly of Paradise


(Ornithoptera paradisea Staudinger).
Ditemukan di Papua (Indonesia dan Papua
Nugini). Status konservasi IUCN Redlist:Least
Concern.

Gambar 416. Kupu-kupu Surga/Butterfly of Paradise


(Ornithoptera paradisea Staudinger)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Ornithoptera_paradisea

5. Kupu-kupu Priamus (Ornithoptera priamus


Linnaeus). Ditemukan di Maluku, Papua Nugini,
Kepulauan Solomon, dan Australia.

384 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 417. Kupu-kupu Priamus (Ornithoptera priamus


Linnaeus)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Ornithoptera_priamus

6. Kupu-kupu Rostil/Rothschild’s Birdwing


(Ornithoptera rothschildi Kenrick). Ditemukan di
Papua, Indonesia. Status Konservasi: Rawan
(Vulnerable)

Gambar 418. Kupu-kupu Rostil/Rothschild’s Birdwing


(Ornithoptera rothschildi Kenrick).
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Rothschild’s_Birdwing

385 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

7. Kupu-kupu Burung Tithonus/Tithonus


Birdwing (Ornithoptera tithonus De Haan).
Ditemukan di Indonesia. Status Konservasi:
Data Deficient.

Gambar 419. Kupu-kupu Burung Tithonus/Tithonus Birdwing


(Ornithoptera tithonus De Haan). Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Tithonus_Birdwing

8. Kupu-kupu Trogon/Rajah Brooke’s Birdwing


(Trogonoptera brookiana Wallace). Ditemukan
di Kalimantan, Natuna, Semenanjung Malaya,
dan pulau-pulau sekitar Sumatera. Terdaftar
sebagai CITES Apendiks II.

386 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 420. Kupu-kupu Trogon/Rajah Brooke’s Birdwing


(Trogonoptera brookiana Wallace).Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Trogonoptera_brookiana
9. Kupu-kupu Raja/Golden Birdwing (Troides
amphrysus Cramer). Terdapat di Malaysia,
Sumatera, dan Jawa.

Gambar 421. Kupu-kupu Raja/Golden Birdwing (Troides


amphrysus Cramer)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_amphrysus

387 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

10. Kupu-kupu Raja/Borneo Birdwing (Troides


andromache Staudinger). Terdapat di
Indonesia dan Malaysia. Status Konservasi:
Near Threatened.

Gambar 422. Kupu-kupu Raja/Borneo Birdwing (Troides


andromache Staudinger)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_andromache

11. Kupu-kupu Raja Criton/Criton Birdwing


(Troides criton Felder). Endemik Pulau
Morotai, Halmahera, Bacan, Ternate dan Obi
(Indonesia).

388 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 423. Kupu-kupu Raja Criton/Criton Birdwing (Troides


criton Felder)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_criton

12. Kupu-kupu Raja Haliphron (Troides haliphron


Boisduval). Terdapat di pulau Sulawesi,
Sumbawa, Wetar, dan Selayar (Indonesia).

Gambar 424. Kupu-kupu Raja Haliphron (Troides haliphron


Boisduval)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_haliphron

389 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

13. Kupu-kupu Raja Helena/Common Birdwing


(Troides helena Linnaeus).
Ditemukan di India, Malaysia, kamboja, Laos,
Vietnam, Thailand, China, dan Indonesia
(Sumatra, Nias, Jawa, Bawean, Kangean, Bali,
Lombok, Sumbawa, Sulawesi, dan
Kalimantan). Terdaftar dalam CITES Apendiks
II.

Gambar 425. Kupu-kupu Raja Helena/Common Birdwing


(Troides helena Linnaeus)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_helena

14. Kupu-kupu Raja Hypolitus/Rippon’s Birdwing


(Troides hypolitus Cramer). Endemik Maluku
dan Sulawesi, Indonesia.

390 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 426. Kupu-kupu Raja Hypolitus/Rippon’s Birdwing


(Troides hypolitus Cramer)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_hypolitus

15. Kupu-kupu Raja Meoris (Troides meoris)

Gambar 427. Kupu-kupu Raja Meoris (Troides meoris)

16. Kupu-kupu Raja Miranda/Miranda Birdwing


(Troides miranda Butler). Endemik Sumatera
dan Kalimantan. Kupu-kupu Raja Hypolitus/
Rippon’s Birdwing (Troides hypolitus).

391 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Gambar 428. Kupu-kupu Raja Miranda/Miranda Birdwing


(Troides miranda Butler).
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_miranda

17. Kupu-kupu Raja Plato (Troides plato Wallace).


Endemik pulau Timor.

Gambar 429. Kupu-kupu Raja Plato (Troides plato Wallace)


Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_plato

392 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

18. Kupu-kupu Raja Rhadamantus (Troides


rhadamantus Lucas). Filipina dan Sulawesi.

Gambar 430. Kupu-kupu Raja Rhadamantus (Troides


rhadamantus Lucas)
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_rhadamantus
19. Kupu-kupu Raja Riedeli (Troides riedeli
Kirsch). Endemik pulau Tanibar.

Gambar 431. Kupu-kupu Raja Riedeli (Troides riedeli Kirsch)


Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_riedeli

393 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

20. Kupu-kupu Raja Vandepolli (Troides


vandepolli Snellen). Kupu-kupu endemik Jawa
dan Sumatera, Indonesia.

Gambar 421. Kupu-kupu Raja Vandepolli (Troides vandepolli)


Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_vandepolli

G. Pemeliharaan Telur, Larva, Kepompong


dan Kupu-kupu

Kurang lebih empat jam setelah menetas


kupu-kupu akan melakukan perkawinan (kopulasi).
Dalam satu siklus kupu-kupu jenis Troides spp dan
Papilio spp dapat memproduksi telur antara 300-
400 butir. Kegiatan yang dilakukan untuk
memelihara telur-telur tersebut adalah dengan
memindahkan telur yang menempel pada tanaman
ke cawan petri menggunakan kuas kecil. Telur-
telur dalam cawan petri kemudian disimpan pada
rak-rak penetasan. Masa inkubasi telur antara 15-

394 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

21 hari tergantung jenis telur dan suhu udara pada


ruang penetasan.
Setelah telur menetas kegiatan selanjutnya
adalah pemeliharaan larva, dalam kegiatan ini
larva-larva ditempatkan pada kotak-kotak
pemeliharaan. Dalam satu rak diisi 3-10 ekor larva,
tergantung besarnya larva. Waktu pemeliharaan
larva berkisar antara 15-21 hari tergantung suhu
ruangan dan jenis larva.
Sebelum menjadi kupu-kupu (imago) larva
dewasa bermetamorfosis menjadi kepompong.
Proses perubahan tersebut ditandai dengan aktivi-
tas larva yang kurang aktif, dan pembentukan kulit
pembungkus. Kepompong yang terbentuk
sempurna akan menempel pada dinding rak.
Kegiatan pemeliharaan kepompong dilaku-
kan dengan mengangkat kepompong dari rak
dengan cara menyayat benang halus yang menem-
pel. Kepompong yang sudah diangkat kemudian
digantung pada rak penetasan. Waktu yang
dibutuhkan kepompong sebelum bermetamorfosis
menjadi kupu-kupu berkisar antara 2-3 minggu
tergantung jenis dan kondisi lingkungan pada
lokasi penetasan.
Kupu-kupu yang telah menetas kemudian
dipindahkan ke taman kupu-kupu, 3-4 jam setelah

395 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

menetas kupu-kupu telah mampu terbang dan


melakukan perkawinan. Umur kupu-kupu berkisar
antara 2-3 minggu, dimana salah satu faktor yang
mempengaruhi kemampuan bertahan hidupnya
adalah ketersedian pakan, oleh karena itu pada saat
ketersediaan pakan alami dianggap kurang
mencukupi, maka diberikan pakan tambahan
berupa cairan gula. Cairan gula ini berfungsi
sebagai pengganti nektar yang merupakan
makanan dari kupu-kupu.

396 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

V. NILAI EKONOMI KUPU-KUPU

A. Perdagangan Kupu-kupu : Dulu dan


Sekarang
Perdagangan Kupu-kupu dan serangga
lainnya memiliki sejarah panjang dan kompleks.
Perdagangan kupu-kupu dimulai ketika masa
setelah Renaissance, ketika itu "cabinets of
curiosity" (kotak ajaib) menjadi boming dan trendy
dikalangan orang kaya di Eropa. Pada akhir abad ke
sembilan belas lahirlah “pertanian” kupu-kupu
komersial Eropa dengan tujuan menernakan
spesies asli dan kupu-kupu dari luar (eksotis).
Kegiatan ini banyak dilakukan oleh ahli entomologi
amatir. Pertengahan abad ke dua puluh dengan
mengambil konsep pengembangan jenis kupu-kupu
asli guna memenuhi keinginan hobi dan konservasi.
Pada tahun 1978 di Papua Nugini berdiri pertanian
kupu-kupu dengan nama Insect Farming and
Trading Agency (IFTA) dengan misi membangun
peternakan kupu-kupu sekaligus mengkonservasi
kupu-kupu yang langka dan terancam punah serta
sangat dimininati oleh para kolektor seperti Kupu-
kupu Peri atau Chimaera Birdwing (Ornithoptera
chimaera Rothschild) secara berkelanjutan melalui
manfaat ekonomi lokal (Hutton 1985; Parsons

397 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

1992; Orsak 1993; New 1994; Black et al. 2001).


Sekarang tidak kurang dari 1.980 rumah kupu-
kupu hidup yang dibuka untuk umum, terutama di
Clive Farrell London Butterfly House (LBH).

B. Harga Jual Kupu-kupu


Selain bernilai ekologis, kupu-kupu memiliki
nilai ekonomi yang cukup tinggi. Soehartono dan
Mardiastuti dalam Syaputra (2011) menyatakan
bahwa koleksi kupu-kupu di pasar Internasional
dihargai mulai dari US$ 1 hingga US$ 3.400
tergantung tingkat kelangkaannya. Potensi
ekonomi inilah yang menyebabkan kupu-kupu
banyak diburu oleh wisatawan mancanegara, baik
untuk dinikmati keindahannya di alam bebas
maupun untuk dikoleksi sebagai kenang-kenangan,
atau untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
(Tikupadang dan Gunawan, 1977). Hal ini
menimbulkan rangsangan masyarakat untuk
mengeksploitasi kupu-kupu dari alam semakin
meningkat, yang akhirnya dapat mengakibatkan
kepunahan pada jenis kupu-kupu tertentu yang
memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti Troides
helena.
Ada beberapa jenis kupu-kupu yang
mempunyai nilai ekonomi penting karena

398 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

mempunyai harga jual di pasaran cukup tinggi.


Bukan hanya imagonya yang dapat dijual dalam
bentuk cendera mata, tetapi justru kepompong
mempunyai nilai ekspor yang cukup tinggi. Saat ini
kepompong beberapa jenis kupu-kupu tertentu
telah di ekpor ke pasaran internasional, terutama
ke Inggris. Di negara tujuan, kepompong ini
dimasukkan ke taman kupu-kupu untuk
dipertontonkan kepada pengunjung, bagaimana
spektakulernya imago yang sedang keluar dari
kepompong.
Perburuan kupu-kupu di Indonesia untuk
kepentingan perdagangan telah menimbulkan
permasalahan yang serius. Sebagai contoh di
Kecamatan Bantimurung dan hutan-hutan
sekitarnya, yang merupakan tempat wisata yang
berdekatan dengan kota Makassar, disana kupu-
kupu yang indah banyak diburu dan diperda-
gangkan. Berbagai jenis kupu-kupu indah, diantara-
nya Chetocia myrina, Troides halipron, T. hypolitus,
Papilio blumei, P. sataspes, Hebomia glaucipe, dan
lainnya yang ada di sekitar taman wisata
mengalami tekanan buru yang sangat besar
(Hamidun, 2008).
Nilai ekonomi ini adalah nerupakan salah
satu yang menyebabkan terjadinya ancaman

399 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

terhadap kehidupan kupu-kupu di alam, karena


masyarakat melakukan pemanenan tanpa
memperhatikan pertumbuhan populasi dari jenis
kupu-kupu yang laku dijual.

C. Pembuatan Kupu-kupu Awetan

Dengan memperhatikan nilai ekonomis dari


kupu-kupu cukup tinggi, maka semestinya kupu-
kupu yang diperjual belikan, adalah kupu-kupu
hasil penangkaran, yang secara legalitas formal
dilindungi undang-undang dan terkontrol. Guna
menghasilkan awetan kupu-kupu yang baik, maka
pengetahuan mengenai teknik pengawetan dan
pengemasan kupu-kupu sangat perlu diketahui
guna meningkatkan nilai jual dan sejauh mungkin
menghindari penjualan spesimen hidup baik dari
kupu-kupunya itu sendiri atau bentuk-bentuk
sebelum menjadi kupu-kupu.
Tahapan pengawetan kupu-kupu adalah
sebagai berikut :

1. Penyuntikan
Alat dan bahan yang digunakan untuk penyun-
tikan adalah jarum suntik dan formalin atau
alkohol 70 %. Penyuntikan dilakukan pada bagi-
an dada yaitu pertengahan antara pasangan

400 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

kaki kedua dan ketiga dari atas. Kupu-kupu


dipegang dengan tangan kiri dan posisi sayap
dilipat, jarum suntik membentuk sudut sekitar
450. Untuk 1 ekor kupu-kupu disuntikkan 2 ml
alkohol atau formalin.

2. Pembentangan sayap
Setelah dilakukan penyuntikan, kemudian dila-
kukan pembentangan sayap atau penataan
sayap sesuai dengan posisi kupu-kupu yang
diinginkan. Alat yang digunakan adalah papan
bentangan, jarum pentul, kertas milimeter,
kertas kalkir dan pinset. Kupu-kupu yang sudah
disuntik kemudian dibentangkan di atas papan
bentangan kemudian dihimpit dengan kertas
kalkir. Dalam 1 papan bentangan dapat dipa-
sang 2 atau 3 kupu-kupu tergantung besar
papan dan kupu-kupu. Setelah pembentangan
selesai, papan bentangan bisa dijemur atau
disimpan di dalam lemari yang diberi cahaya
lampu secara terus-menerus selama kurang
lebih 7 hari.
3. Pengemasan

Setelah 1 minggu di papan bentangan, kupu-


kupu siap ditata baik di figura, lemari opsetan

401 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

atau benang yang direntangkan. Figura yang di-


gunakan dibuat sedemikian rupa sehingga di
dalam figura ada ruangan untuk kupu-kupu
agar tidak terhimpit kaca. Kupu-kupu ditempel-
kan pada busa (steiroform) dengan dilem di
bagian dadanya. Kemudian busa ini ditempel
pada dasar figura.

402 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

VI. PENUTUP

Pengamatan awal selama delapan bulan


(Januari sampai Agustus 2014) menunjukkan
bahwa kupu-kupu yang hadir dan berkembang biak
di Arboretum BPTA terdapat sebanyak 30 Jenis dari
lima famili dan kedepannya kemungkinan besar
keragamannya akan bertambah. Kehadiran keraga-
man kupu-kupu pada suatu lanskap dalam rangka
mencari tempat berlindung dari ancaman musuh,
panas maupun hujan, mencari makan, berso-
sialisasi sesama jenis dan antar jenis serta
berkembangbiak dapat mengindikasikan bahwa
lanskap tersebut sangat mendukung untuk
hadirnya keragaman kupu-kupu tersebut. Jadi,
secara ekologis, keragaman kupu-kupu tersebut
dapat berfungsi sebagai indikator kualitas suatu
lanskap.
Salah satu fungsi dan peran penting yang
nyata dari kupu-kupu adalah sebagai vector
penyerbukan bunga. Atraksi kupu-kupu dalam
bentuk manuver terbang dan keelokan warna-
warni sayapnya merupakan destinasi tersendiri,
karena prilaku dan rona serta fitur warna yang
menghiasi sayapnya dapat memuaskan bathin

403 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

penglihatnya, pada kondisi ini, kupu-kupu


berfungsi sebagai media relaksi alternatif.
Perdagangan kupu-kupu hasil penangkaran
merupakan salah satu upaya untuk membatasi
perburuan langsung di alam tanpa kendali, karena
dikhawatirkan kelimpahan dan keragaman kupu-
kupu di alam akan terganggu dan dikhawatirkan
punah, sehingga langkah-langkah konservasi perlu
dipikirkan, disamping itu, win-win solution perlu
ditempuh juga, karena sangat sulit memantau
perburuan, ditambah lagi tidak semua jenis kupu-
kupu masuk dalam daftar jenis yang dilindungi.

404 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

DAFTAR PUSTAKA
____________, 2014. Butterfly Anatomy. Animal
Corner.
http://www.animalcorner.co.uk/insects/butterflies/butterflies_anatomy.h
tml
____________, 2010. Evening Brown Butterfly -
Melanitis leda. FAMILY NYMPHALIDAE.
Brisbane Insects and Spiders Home Page
http://www.brisbaneinsects.com/brisbane_nymphs/eveningb.html.
____________,2010. Pelopidas sp. Jpg.
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Pelopidas_sp
____________, 2014. Cethosia myrina.
http://en.wikipedia.org/wiki/Cetosia_mirina. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Ornithoptera chimaera.
http://en.wikipedia.org/wiki/Ornithoptera_chimaera. Diakses
pada tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Ornithoptera goliath.
http://en.wikipedia.org/wiki/Ornithoptera_goliath. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Ornithoptera paradisea.
http://en.wikipedia.org/wiki/Ornithoptera_paradisea. Diakses
pada tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Ornithoptera priamus.
http://en.wikipedia.org/wiki/Ornithoptera_priamus. Diakses
pada tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Rothschild's Birdwing.
http://en.wikipedia.org/wiki/Rothschild’s_Birdwing. Diakses
pada tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Tithonus Birdwing.
http://en.wikipedia.org/wiki/Tithonus_Birdwing. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Trogonoptera brookiana.
http://en.wikipedia.org/wiki/Trogonoptera_brookiana. Diakses
pada tanggal 21 September 2014.

405 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

____________, 2014. Troides amphrysus.


http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_amphrysus. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Troides andromache.
http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_andromache. Diakses
pada tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Troides criton.
http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_criton . Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Troides haliphron.
http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_haliphron. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Troides helena.
http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_helena. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Troides hypolitus.
http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_hypolitus. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Troides miranda.
http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_miranda. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Troides plato.
http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_plato. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Troides rhadamantus
http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_rhadamantus. Diakses
pada tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Troides riedeli.
http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_riedeli. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.
____________, 2014. Troides vandepolli.
http://en.wikipedia.org/wiki/Troides_vandepolli. Diakses pada
tanggal 21 September 2014.

406 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Amir, M.; P. Taramingken; W.A. Noerdjito; dan P.


Nandika. 1995. Kupu-kupu Indonesia
permasalahan dan pelaksanaan
pelestariannya. Duta rimba, Edisi
September-Oktober, 51-55.
Badrunasar A. dan Y. Nurahmah. 2012. Pertelaan
Koleksi Pohon Arboretum Balai Penelitian
Teknologi Agroforestry. ISBN : 978-602-
17616-8. Penerbit : Balai Penelitian
Teknologi Agroforestry.
Badrunasar A. Dan Harry BS. 2013.
Keanekaragaman Tumbuhan Liar Arboretum
dan Lingkungan Kantor Balai Penelitian
Teknologi Agroforestry Berkhasiat Obat.
Penerbit : Balai Penelitian Teknologi
Agroforestry.
Badrunasar, 2013. 9 Jenis Burung Pekicau
Arboretum Balai Penelitian Teknologi
Agroforestry. ISBN : 978-602.17616-2-5.
Penerbit : Balai Penelitian Teknologi
Agroforestry.
Badrunasar, 2013. Pendugaan Cadangan Karbon
Arboretum Balai Penelitian Teknologi
Agroforestry
Bell TR. (1910). "Common Butterflies of the Plains
of India". Journal of the Bombay Natural
History Society 20 (2): 287–289.
Black, S.H., M. Shepard and M.M. Allen. 2001.
Endangered invertebrates: the case for
greater attention to invertebrate conserva-
tion. Endangered Species Update 18: 42-50.

407 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Borror, Donald. J., Charles, and Normann. 1992.


Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Borror D.J dan De Long D.M. 1998. An Introduction
to the Study of Insect. Sounders College
Publishing
Charlat S., EA. Hornett, JH. Fullard, N. Davies, GK.
Roderick, N Wedell & GDD. Hurst (2007).
"Extraordinary flux in sex ratio". Science 317
(5835): 214. doi:10.1126/science.1143369.
PMID 17626876.
Clarke, c & P. M. Sheppard (1975). "The genetics of
the mimetic butterfly Hypolimnas bolina
(L.)". Philosophical Transactions of the Royal
Society of London. Series B, Biological
Sciences 272 (917): 229–265.
doi:10.1098/rstb.1975.0084. JSTOR
2417483. PMID 4830.
Departemen Kehutanan. 1998. Usulan kegiatan
penangkaran dan pengembangan taman
kupu-kupu di Bantimurung, Kabupaten
Maros, serta pengembangan wisata bahari di
Taman Nasional Taka Bonerate. Kerjasama
BIMP-EAGA di Sulawesi Selatan, Ujung
Pandang.
Ford, E.B. 1955. Moths. New Naturalist series
Collins

408 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Goh, D. 2007. Roles of butterfly farms and breeding


for conservation of Lepidoptera. In:
Proceedings of the First South East Asian
Lepidoptera Conservation Symposium, Hong
Kong 2006 (ed. Kendrick, R.C.). Pp. 101-107.
Hong Kong: Kadoorie Farm & Botanic
Garden.
Gross L. (2006). "Conflict within the genome:
evolving defenses to suppress the male
killers". PLoS Biology 4 (9): e308.
doi:10.1371/journal.pbio.0040308.
Hamidun, MS. 2008. Penangkaran Kupu-kupu oleh
Masyarakat di Kecamatan Bantimurung
Kabupaten Maros Sulawesi Selatan.
Hutton, A.F. 1985. Butterfly farming in Papua New
Guinea. Oryx 19: 158-162
Kamath & G. D. Hurst (2002). "Wolbachia infection
associated with all-female broods in
Hypolimnas bolina (Lepidoptera:
Nymphalidae): evidence for horizontal
transmission of a butterfly male killer".
Heredity 88 (3): 166–171.
doi:10.1038/sj.hdy.6800021.
Karmawati, E. dan N.N. Kristina. 2010. Pengaruh
tumpangsari terhada ppopulasi hama
rimpang jahe. Media Komunikasi Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Industri.
11:102-104.
Kemp DJ. (2001). "Age-related site fidelity in the
territorial butterfly Hypolimnas bolina (L.)
(Lepidoptera: Nymphalidae)". Australian
Journal of Entomology 40 (1): 65–68.
doi:10.1046/j.1440-6055.2001.00199.x.

409 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Kemp DJ. & RL. Rutowski (2001). "Spatial and


temporal patterns of territorial mate locating
behaviour in Hypolimnas bolina (L.)
(Lepidoptera: Nymphalidae)" (PDF). Journal
of Natural History 35 (9): 1399–1411.
doi:10.1080/002229301750384329.
Khew, SK. 2009. Butterfly of the Month-June 2009.
The Palm King (Amanthusia phidippus)
Butterflies of Singapore.
http://butterflies.singapore/butterfly-of-the-month-June.2009.htm
Kunte K (2006). "Additions to the known larval
host plants of Indian butterflies". Journal of
the Bombay Natural History Society 103 (1):
119–121.
Meyer, JR. 2009. Lepidoptera. Butterflies/Moths.
General Entomologi.
New, T.R. 1994. Butterfly ranching: sustainable use
of insects and sustainable benefit to habitats.
Oryx 28: 169-172.
Orsak, L. 1993. Killing butterflies to save
butterflies: a tool for tropical forest
conservation in Papua New Guinea. News of
the Lepidopterists' Society 3/1993: 71-80.
Parsons, M. 1992. Butterfly farming and conserva-
tion in the Indo-Australian region. Tropical
Lepidoptera 3(Suppl. 1): 1-31.
Peraturan Pemerintah Tahun 1999. PP No. 7
Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan
Satwa, tanggal 7 Januari 1999,
Primack, R.B., J. Supriatna, M. Indrawan, P.
Kramadibrata. 1998. Biologi konservasi.
Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

410 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Rajagopalan A.(2005). "A new food plant of the


Great Eggfly". Journal of the Bombay Natural
History Society 102 (3): 355.
Tan, H. 2011. Life History of the Common Mormon.
Life History of the Common Mormon (Papilio
polytes romulus). Butterflies of Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.com/2011/10/life-history-of-Great-
Mormon
Tan, H. 2011. Life History of the Horsfield's Baron.
Life History of the Horsfield's Baron
(Tanaecia iapis puseda). Butterflies of
Singapore. http://butterflycircle.blogspot.com/2011/04/life-
history-of-horsfields-baron
Tan, H. 2008. Life History of the Lance Sergeant.
Life History of the Lance Sergeant (Athyma
pravara helma).Butterflies of Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-lance-
sergeant.
Tan, H. 2008. Life History of Malay Viscount. Life
History of the Malay Visvount (Tanaecia
pelea pelea). Butterflies of Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.com/2008/09/life-history-of-malay-
viscount
Tan, H. 2010. Life History of the Mottled Emigrant.
Life History of the Mottled Emigrant
(Catopsilia pyranthe pyranthe). Butterflies of
Singapore. http://butterflycircle.blogspot.com/2010/02/life-
history-of-mottled-emigrant.html
Tan, H. 2011. Life History of the Blue Pansy. Life
History of Blue Pansy (Junonia orithya
wallacei). Butterflies of Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-blue-pansy.
Tan, H. 2014. Life History of the Common Five Ring.
Life History of of the Common Five Ring
(Ypthima baldus newboldi). Butterflies of
Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/02/life-history-of-common-five-
ring.

411 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Tan, H. 2011. Life History of the Peacock Pansy. Life


History of Peacock Pansy (Junonia almana
javana). Butterflies of Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.com/2011/05/life-history-of-peacock-
pansy.
Tan, H. 2012. Life History of the Striped Blue Crow.
Life History of the Striped Blue Crow
(Euploea mulciber mulciber). Butterflies of
Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.com/2012/04/life-history-of-striped-blue-
crow.
Tan, H. 2009. Life History of the Tailed Jay. Life
History of the Tailed Jay (Graphium
agamemnon agamemnon). Butterflies of
Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.com/2009/08/life-history-of-Tailed-Jay.
Tan, H. 2013. Life History of the Chocolate Grass
Yellow. Life History of the Chocolate Grass
Yellow (Eurema sari sodalis). Butterflies of
Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.com/2013/05/life-history-of-chocolate-
grass-yellow.
Tan, H. 2014. Life History of the Pale Grass Blue.
Life History of of the Pale Grass Blue
(Zizeeria maha serica). Butterflies of
Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/03/life-history-of-pale-grass-blue.
Tan, H. 2014. Life History of the Formosam Swift.
Life History of of the Formosam Swift (Borbo
cinnara). Butterflies of Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/06/life-history-of-formosam-
swift.
Tan, H. 2014. Life History of the Gram Blue. Life
History of of the Gram Blue (Euchrysops
cnejus cnejus). Butterflies of Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/05/life-history-of-gram-blue.

412 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Tan, H. 2014. Life History of the Chocolate Demon.


Life History of of the Chocolate Demon
(Ancistroides nigrita maura). Butterflies of
Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.sg/2014/01/life-history-of-chocolate-
demon.
Tan, H. 2010. Life History of the Striped Albatross.
Life History of of the Striped Albatross
(Appias libythea olferna). Butterflies of
Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.sg/2010/06/life-history-of-striped-
albatross.
Tan, H. 2012. Life History of the Jacintha Eggfly. Life
History of of the Jacintha Eggfly (Hipolymnas
bolina jacintha). Butterflies of Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/09/life-history-of-jacintha-eggfly.
Tan, H. 2012. Life History of the Yellow Palm Dart.
Life History of of the Yellow Palm Dart
(Cephrenes trichopepla). Butterflies of
Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.sg/2012/08/life-history-of-yellow-palm-
dart.
Tan, H. 2013. Life History of Mycalesis perseoides.
Life History of Mycalesis perseoides
perseoides. Butterflies of Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.sg/2013/10/life-history-of-yellow-palm-
dart.
Tan, H. 2010. Life History of the Large Dart. Life
History of the Large Dart (Potanthus serina) .
Butterflies of Singapore.
http://butterflycircle.blogspot.sg/2010/02/life-history-of-large-dart.
Saputro, N. A. 2007. Keanekragaman jenis kupu-
kupu di Kampus IPB Darmaga. Skripsi.
Bogor: Departemen Konservasi Sumber Daya
Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan
IPB.

413 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A
Balai Penelitian Teknologi Agroforestry

Sila, M. 1993 Panduan konservasi dan


pengembangan kupu-kupu, pelatihan kon-
servasi dan pengembangan keanekaragaman
kupu-kupu dan konsep pelestariannya, di
Taman Wisata Gua Pattunuang Assue, Ujung
Pandang.
Smithsonian Institution, 1999. Moths. Information
Sheet Number 169. PO Box 37012 SI
Building, Room 153, MRC 010 Washington,
DC 20013-7012. Diakses pada tanggal 5 Juni
2014
Speight MR, Hunter MD, Watt AD. 1999 Ecology of
Insects - concepts and applications. Oxford,
Blackwell Science, 340p.
Tikupadang, H. dan H. Gunawan. 1997. Teknik
penangkaran kupu-kupu sayap burung
(Troides hypolitus cellularis Rothschild) di
Bantimurung . Prosiding Ekspose Hasil-Hasil
LITBANG KSDA, Balai Penelitian kehutanan,
Ujung Pandang.
Whitten T., R.E.Soeriaatmadja dan S.A. Affiff. 1999.
Ekologi Jawa dan Bali.

414 | K e r a g a m a n K u p u - k u p u A r b o r e t u m B P T A

Вам также может понравиться