Вы находитесь на странице: 1из 11

Hubungan Tehnik Closed Suction System ( CSS ) dan Open Suction System(

OSS ) Terhadap Angka Kejadian VAP Pada PAsien Yang Terpasang Ventilasi
Mekanik Di Ruang ICU RS Sari Asih Ciledug Tahun 2016
Riris Andriati
Neni Yuliani
Program S1 Keperawatan, Stikes Widya Dharma Husada Tangerang, Indonesia
e-mail: neniyuliani12@gmail.com

ABSTRAK

Ventilasi mekanik ( Ventilator ) merupakan suatu system alat bantuan hidup yang dirancang
untuk menggantikan atau menunjang fungsi pernafasan normal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Hubungan Tehnik Closed Suction System ( CSS ) dan Open Suction System (
OSS ) Terhadap Angka Kejadian VAP Pada Pasien Yang Terpasang Ventilasi Mekanik Di
Ruang ICU RS Sari Asih Ciledug. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel berjumlah 60 responden, dimana 30
responden kelompok tehnik CSS dan 30 responden kelompok tehnik OSS. Data penelitian ini
diambil dengan cara melakukan observasi kepada pasien secara langsung. Setelah ditabulasi
data yang dianalisis dengan komputerisasi menggunakan Uji Chi Square dengan tingkat
kemaknaan 0,05. Hasil uji statistik diperoleh p value 0.000 yang berarti ada hubungan yang
signifikan antara tehnik suctioning dengan kejadian VAP. Dari hasil analisis diperoleh pula
nilai OR = 0,055 menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan tehnik open suction system
(OSS) memiliki peluang terjadinya VAP 5,5 kali dibandingkan dengan pasien yang
menggunakan tehnik closed suction system (CSS). Melihat hasil penelitian ini maka
diharapkan perawat dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam merawat
pasien yang menggunakan ventilasi mekanik dan menurunkan angka kejadian VAP pada
pasien yang terpasang ventilasi mekanik.

Kata Kunci : Tehnik Closed Suction System, Tehnik Open Suction System, Kejadian VAP,
Ventilasi Mekanik.

ABSTRACT

Mechanical Ventilation (Ventilator) is a system tool life designed to replace or support the
normal respiratory function.This research aims to know the relationship of Engineering
Closed Suction System (CSS) and Open the Suction System (OSS) Against Gen. VAP in
patients Installed Mechanical Ventilation In ICU Room Sari Asih Hospital Applications. This
research is quantitative research with approach Cross Sectional. Sampling totalling 60
respondents, where 30 respondents group CSS techniquesand 30 respondents group
techniques OSS.This research Data taken with how to do observations to patients directly.
Once tabulated data were analyzed with the computerized Test Chi Square with a level of
significance of 0.05. Test result statistik obtained p value 0000 which means there is a
significant relationship between suctioning techniques withthe incidence of VAP. From the
results of the analysis of the obtained values OR also = 0.055 showed that patients using
techniques open suction system (OSS) has a chance of the occurrence of VAP 5.5 times
compared to patients using techniques closed suction system (CSS). See the results of this
research are then expected to nurse can enhance the capabilities and skills in the care of
patients using mechanical ventilation and lowering the incidence of VAP in patients numbers
are attached to mechanical ventilation.

Keywords: Closed Suction SystemTechnique ,Open Suction SystemTechnique , The Incidence


Of VAP, Mechanical Ventilation.

Pendahuluan bagian atas dan tersedianya jalan


Ventilasi mekanik (Ventilator) masuk bakteri secara langsung. Karena
merupakan suatu system alat bantuan terbukanya saluran nafas bagian atas
hidup yang dirancang untuk akan terjadi penurunan kemampuan
menggantikan atau menunjang fungsi tubuh untuk menyaring dan
pernafasan yang normal. Tujuan utama menghangatkan udara. Selain itu,
pemberian dukungan ventilasi mekanik reflek batuk sering ditekan atau
adalah untuk mengembalikan fungsi dikurangi dengan adanya pemasangan
normal pertukaran udara dan Endotracheal Tube (ETT), dan
memperbaiki fungsi pernafasan gangguan pada pertahanan silia
kembali ke keadaan normal (Bambang mukosa saluran nafas karena adanya
Setiyohadi,2008). Sejalan dengan cidera pada mukosa saat intubasi
penggunaan ventilasi mekanik juga dilakukan, sehingga akan menjadi
dilakukan intubasi. Intubasi adalah tempat bakteri untuk berkolonisasi
tehnik melakukan laringoskopi dan pada trakea. Keadaan ini akan
memasukkan Endotracheal Tube mengakibatkan peningkatan produksi
(ETT) melalui mulut atau melalui dan sekresi sekret (Agustyn,2007).
hidung (Elliot,Aitken &
Chaboyer,2007) Diagnosa Ventilator Associated
Pneumonia (VAP) secara klinis
Terpasangnya Endotracheal Tube ditegakkan berdasarkan adanya demam
(ETT) akan menjadi jalan masuk (>38,3°C), leukositosis (>10.000
bakteri secara langsung menuju mm³), sekret trakhea bernanah dan
saluran nafas bagian bawah. Hal ini adanya infiltrat yang baru atau
akan mengakibatkan adanya bahaya menetap dari radiologi. Definisi
antara saluran nafas bagian atas dan tersebut mempunyai sensitifitas yang
trakea, yaitu terbukanya saluran nafas tinggi namum spesifisitasnya rendah
(Joseph, Sistla, Dutta, Badhe dan
parija, 2010). Diagnosa Ventilator (VAP) merupakan bentuk infeksi
Associated Pneumonia (VAP) dengan nosokomial yang paling sering ditemui
spesifitasnya yang tinggi dapat diruang perawatan intensif (ICU),
dilakukan dengan menghitung Clinical khususnya pada pasien yang
Pulmonary Infection Score (CPIS) menggunakan ventilator mekanik
yang mengkombinasikan data (Wiryana,2007).
klinis,laboratorium, perbandingan
tekanan oksigen dengan fraksioksigen Ventilator Assosiated Pneumonia
(PaO2/FiO2) dan foto toraks (VAP) merupakan komplikasi di
(Luna,2007). sebanyak 28% dari pasien yang
menerima ventilasi mekanik.
Sekret dalam saluran nafas akan Kejadiannya meningkat seiring dengan
tergenang dan menjadi media untuk peningkatan durasi penggunaan
pertumbuhan bakteri (Agustyn,2007). ventilasi mekanik. Estimasi insiden
Untuk itu, penghisapan sekresi adalah sebanyak 3% per hari selama 5
endotracheal merupakan intervensi hari pertama, 2% per hari selama 6-10
yang sering dibutuhkan pada pasien hari, dan 1% per hari setelah 10 hari
yang sedang diintubasi (Elliott (Amanullah & Posner,2010).
dkk,2007). Tindakan suction
merupakan suatu prosedur Insiden Ventilator Assosiated
penghisapan lendir, yang dilakukan Pneumonia (VAP) pada pasien yang
dengan memasukkan cateter suction mendapat ventilasi meknik sebanyak
melalui selang endotrakheal 22,8% dan pada pasien yang mendapat
(Syafni,2012). Selanjutnya, tehnik ventilasi mekanik menyumbang
suction yang aseptik saat melakukan sebanyak 86% dari kasus infeksi
penghisapan pada ETT penting untuk nosokomial. Selanjutnya resiko
mencegah kontaminasi di saluran nafas terjadinya pneumonia meningkat 3
(Agustyn,2007). Tehnik suctioning sampai 10 kali lipat pada pasien yang
yang dilakukan ada 2 cara yaitu mendapat ventilasi mekanik
dengan menggunakan closed suction (Agustyn,2007).
system (CSS) dan open suction Ventilator Assosiated Pneumonia
system (OSS) (Ozcan,2008). (VAP) mempunyai banyak resiko.
VentilatorAssociated Pneumonia Akan tetapi, banyak intervensi
(VAP) merupakan pneumonia yang keperawatan yang dapat menurunkan
terjadi 48 jam atau lebih setelah insiden VAP. Tindakan yang dapat
ventilator mekanik diberikan. dilakukan untuk mencegah VAP
Ventilator Asociated Pneumonia diantaranya cuci tangan dan
pemakaian sarung tangan sebelum dan angka meningkat 6-20 kali pada pasien
sesudah melakukan tindakan, terpasang ventilasi mekanik, angka
dekontaminasi oral, intervensi kematian berkisar 20-50%. Angka
farmakologis oral, stres ulser kejadian pneumonia nosokomial 5-10
prophilaksis, penghisapan sekret per 1000 pasien di Jepang, angka
endotrakheal, perubahan posisi klien, kejadian pneumonia karena
posisi semi-fowler, penghisapan sekret pemasangan ventilasi mekanik berkisar
orofaringdan pemeliharaan sirkuit 20-30%. Kejadian Ventilator
ventilator (Agustyn,2007). Assosiated Pneumonia (VAP) secara
nasional belum ada laporannya di
Berdasarkan kepustakaan luar negeri Indonesia, yang ada hanya data dari
diperoleh data bahwa kejadian VAP beberapa rumah sakit swasta atau
cukup tinggi, bervariasi antara 9-29% pemerintah dan angkanya bervariasi.
dan angka kematiannya bisa melebihi (Wiryana,2007).
50%. Meski WHO (World Health
Organization) sebagai organisasi Berdasarkan data laporan surveilans
kesehatan tertinggi dunia sampai saat Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
ini belum mengeluarkan angka resmi Rumah Sakit (PPIRS) Sari Asih
prevalensi VAP di dunia. Beberapa Ciledug 2015, kejadian pneumonia
faktor yang mendasari hal tersebut nosokomial 6-10 kasus per 100 pasien
karena tidak atau belum semua negara dengan insiden VAP di ICU RS Sari
melakukan penanganan dan atau Asih Ciledug pada pasien yang
melaporkan pencatatan prevalensi menggunakan ventilasi mekanik dan
VAP. Namun demikian beberapa intubasi berkisar antara 20 % - 35%.
negara maju di kawasan benua Angka kematian berkisar 30-60%
Amerika dan Eropa sudah melakukan Data ini masih menggambarkan
penanganan VAP lewat badan – badan tingginya angka VAP di rumah sakit.
bentukan pemerintah setempat.
Penelitian universitas Lausanne, Swiss, Berdasarkan paparan diatas peneliti
terhadap beberapa rumah sakit di tertarik untuk melakukan penelitian
Eropa menunjukkan epidemiologi tentang “Hubungan Tehnik Closed
VAP berada pada kisaran 22,8% Suctian System (CSS) dan Open
(Safdar N, 2009). Di Amerika Serikat, Suction System (OSS) terhadap Angka
CDC (Centers for Disease Control and Kejadian VAP pada Pasien yang
Prevention) mempublikasikan bahwa terpasang Ventilasi Mekanik di Ruang
angka kejadian pneumonia nosokomial ICU RS Sari Asih Ciledug”
berkisar 5–10 kasus per 1000 pasien, Metode
Penelitian dilakukan dengan desain sebanyak 21 orang ( 35%) dan
kuantitatif menggunakan cross- penggunaan ventilasi mekanik > 48
sectional design. Dalam penelitian ini jam sebanyak 39 orang ( 65%).
Tabel 2 : Distribusi Frekuensi
responden dilakukan untuk mengetahui
Responden Berdasarkan Penggunaan
korelasi adakah hubungan antara Tehnik Closed Suction System (CSS)
variabel independen yaitu hubungan dan Open Suction System (OSS)Di
tehnik closed suction system (CSS) Ruang ICU RS Sari Asih Ciledug
dan open suction system (OSS) dengan (n=60)
variabel dependen yaitu kejadian VAP
pada pasien yang terpasang ventilasi Variabel Frekuensi Persen
(%)
mekanik di ruang ICU RS Sari Asih
Tehnik Closed Suction 30 50
Ciledug. System (CSS)
Tenik Open suction 30 50
Hasil System (OSS)
Pengumpulan data dilakukan pada Total 60 100
bulan Januari sampai Februari 2016 di
Ruang ICU RS Sari Asih Ciledug. Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
Jumlah responden yang didapatkan bahwa dari 60 responden yang
diberikan perlakuanmenggunakan
adalah 60 orang responden, 30
tehnik closed suction system (CSS) 30
responden kelompok tehnik closed orang ( 50%) dan perlakuan
suction system (CSS) dan 30 menggunakan tehnik open suction
responden kelompok tehnik open system (OSS) 30 orang ( 50%).
suction system (OSS).
Tabel 3 : Distribusi Frekuensi
Tabel 1 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Angka
Responden Berdasarkan Kejadian VAP pada Pasien yang
Lamanya/Waktu Penggunaan Ventilasi Menggunakan Ventilasi Mekanik
Mekanik Di Ruang ICU RS Sari Asih dengan Tehnik CSSDi Ruang ICU RS
Ciledug (n=60) Sari Asih Ciledug ( n=30)

Waktu Frekuensi Persen (%) Variabel Frekuensi Persen (%)


< 48 jam 21 35 Terjadi VAP 5 17
> 48 jam 39 65 Tidak Terjadi VAP 25 83
Total 60 100 Total 30 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan Berdasarkan tabel diatas menunjukkan


bahwa distribusi frekuensi bahwa distribusi frekuensi angka
lamanya/waktu penggunaan ventilasi kejadian pasien yang terjadi VAP
mekanik pemakaian < 48 jam sebanyak 5 orang ( 17%) dan pasien
yang tidak terjadi VAP sebayak 25 antara tehnik suctioning dengan
orang ( 83%). kejadian VAP.

Tabel 4 : Distribusi Frekuensi


Responden Berdasarkan Kejadian
Pembahasan
VAP pada Pasien yang Menggunakan
Lamanya / waktu penggunaan
Ventilasi Mekanik dengan Tehnik
ventilasi mekanik
OSSDi Ruang ICU RS Sari Asih
Ciledug (n=30)
Pemasangan ventilator sangat
mempengaruhi angka kejadian VAP
Variabel Frekuensi Persen karena salah satu komplikasi yang
(%) dapat terjadi pada pasien dengan
Terjadi VAP 23 77 penggunaan ventilasi mekanik
Tidak Terjadi 7 23 adalahresikoterkena pneumonia karena
VAP adanya infeksi pada saluran
Total 30 100 pernafasan. Pneumonia yang terjadi
akibat pemasangan ventilasi mekanik
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan ini 20 kali lebih besar dibandingkan
bahwa distribusi frekuensi angka dengan yang tidak memakai ventilasi
kejadian pasien yang terjadi VAP mekanik (Tabrani, 2007).
sebanyak 23 orang ( 77%) dan pasien
yang tidak terjadi VAP sebayak 7 Pada penelitian ini didapatkan hasil
orang ( 23%). bahwa rata-rata lamanya / waktu
penggunaan ventilasi mekanik > 48
Hasil analisis Hubungan tehnik closed jam sebanyak 39 ( 65% ) responden
suction system (CSS( dan open suction dibandingkan lamanya / waktu
system (OSS) terhadap angka kejadian penggunaan ventilasi mekanik < 48
VAP di Ruang ICU RS Sari Asih jam sebanyak 21 ( 35% ) responden.
Ciledug menunjukkan bahwa
responden yang menggunakan Open Dari hasil analisis diperoleh bahwa
Suction System (OSS) mengalami lamanya pasien yang menggunakan
kejadian VAP sebanyak 28 orang ( ventilasi mekanik dikarenakan kondisi
93,3% ) responden dan yang tidak penyakit pasien itu sendiri. Dalam hal
mengalami VAP 2 orang (6.7%) ini lamanya pemasangan ventilator
responden. Sedangkan responden yang tidak dapat diprediksi tergantung dari
menggunakan Closed Suction System ( kondisi pasien.
CSS ) dan mengalami VAP sebanyak
13 orang (43.3%) responden dan yang Kejadian VAP pada pasien yang
tidak mengalami VAP sebanyak 17 menggunakan ventilasi mekanik.
orang (31.7%) responden. Hasil uji
statistic diperoleh p value 0.000 yang Penggunaan CSS pada pasien yang
berarti ada hubungan yang signifikan terpasang endotrakheal tube atau
ventilator dapat mencegah hypoxemia
dan infeksi nosokomoal VAP
(Azcan,2008).
Pada penelitian ini didapatkan hasil value 0,000. Dari hasil analisis
bahwa pesien yang menggunakan diperoleh pula nila OR=0,055
closed suction system ( CSS) yang menunjukkan bahwa pasien yang
terjadi VAP sebanyak 5 (17%) menggunakan tehnik open suction
responden sedangkan yang tidak system (OSS) memiliki peluang
terjadi VAP 25 (83%) responden. terjadinya VAP 5,5 kali dibandingkan
Pasien yang menggunakan open dengan pasien yang menggunakan
suction system (OSS) yang terjadi tehnik closed suction system (OSS).
VAP sebanyak 23 (77%) responden
sedangkan yang tidak terjadi VAP Kesimpulan
sebanyak 7 (23%) responden. Hal ini
menunjukkan bahwa ada Hubungan Hasil penelitian ini menemukan bahwa
yang signifikan antara penggunaan dari 60 responden,pasien yang
tehnik closed suction system (CSS) menggunakan Closed Suction System
dan open suction system (OSS) (CSS) sebanyak 30 (50%) responden
terhadap angka kejadian VAP. dan pasien yang menggunakan Open
Suction System (OSS) sebanyak 30
Dari hasil analisis diperoleh bahwa (50%) responden. Dari hasil uji
pasien yang menggunakan CSS lebih statistik Chi-Square didapatkan bahwa
sedikit mengalami VAP dibandingkan responden yang menggunakan Open
dengan pasien yang menggunakan Suction System (OSS) mengalami
OSS. kejadian VAP sebanyak 28 orang (
93,3% ) responden dan yang tidak
mengalami VAP 2 orang (6.7%)
Hubungan Tehnik Closed Suction responden. Sedangkan responden yang
System (CSS) dan Open Suction menggunakan Closed Suction System (
System (OSS) Terhadap Angka CSS ) dan mengalami VAP sebanyak
Kejadian VAP Pada Pasien Yang 13 orang (43.3%) responden dan yang
Terpasang Ventilasi Mekanik. tidak mengalami VAP sebanyak 17
orang (31.7%) responden. Hasil uji
Hubungan tehnik closed suction statistik Chi-Square diperoleh p value
system (CSS) dan Open suction system 0.000 yang berarti ada hubungan yang
(OSS) terhadap angka kejadian VAP signifikan antara tehnik suctioning
menunjukkan adanya hubungan yang dengan kejadian VAP.Suction
signifikan antara tehnik suctioning endotrakheal merupakan prosedur
dengan kejadian VAP. Hasil uji penting dan sering dilakukan untuk
hipotesis dengan menggunakan chi- pasien yang membutuhkan ventilasi
square dapat diambil kesimpulan Ho mekanik. Prosedur ini dilakukan untuk
diterima yang berarti ada hubungan mempertahankan patensi jalan nafas,
antara tehnik closed suction system memudahkan penghilangan secret
(CSS) dan open suction system (OSS) jalan nafas, merangsang batuk dalam,
dengan terjadinya VAP didukung dan mencegah terjadinya pneumonia
dengan hasil uji statistic diperoleh P- (Smeltzer,2008). Dari hasil analisis
diperoleh pula nilai OR = 0,055 c/article/viewFile/52974/4157
menunjukkan bahwa pasien yang 3.
menggunakan tehnik open suction Hidayat (2010). Statistik Untuk
system (OSS) memiliki peluang Kedokteran dan Kesehatan.
terjadinya VAP 5,5 kali dibandingkan Jakarta : Salemba Medika.
dengan pasien yang menggunakan Ibrahim.dkk (2009). Keterampilan dan
tehnik closed suction system (CSS). Prosedur Dasar. Edisi 3.
Jakarta : ECG.
Referensi Junior,J.M.dkk(2011).
Augustyn (2007). Ventilator- Epidemiological and
Associated Pneumonia Risk Microbiological Analysis of
Factors and Preventions. Ventilator-Associated
Diakses tanggal 1 juni 2015 dari Pneumonia in a Pubic
http://aacn.org/WD/CETest/Med Teaching Hospital. Diakses
ia/C0742.pdf. tanggal 10 Juli 2015 dari
Amanullah, S & Posner, D.H. (2010). http://www.scielo.br/pdf/bjid/
Ventilator-Associated v11n5/a09v11n5.pdf.
Pneumonia. Diakses tanggal 8
Agustus 2015 dari Luna (2007). Appropriateness and
htpp://emedicine.medscape.co delay to innitiated therapy in
m/article/304836. ventilator-Associated
Buku SOP RS Sari Asih Cileduh Pneumonia. Diakses tanggal 12
(2009).Tangerang:RSSAC Juli 2015 dari
Burn (2007). Perawatan Medikal http://erj.efsjornals.com/conte
Bedah .Jakarta:EGC nt271158.full.pdf.
Dunham,M.S.(2008). Statistik Untuk Masry (2009). Respiratory Care. Vol
Kedokteran dan Kesehatan. 50. Boston: Dep of anasthesia.
Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo Soekidjo
Elliot.dkk (2007). Critical Care (2012),Metodologi Penelitian
Nursing. Elsevier Australia : Kesehatan, Rineka Cipta,
Mosby. Jakarta
Farthouk.dkk (2008). Clinical Nursing Niederman.dkk (2007). Critical Care
Skills. Edisi 3. Philadelphia : Nursing. USA: Lippincott.
Lippincott. Pamella S. Kidd, Patty Ann Sturt, Julia
Gillespie,R.(2009). Prevention and Fulz (2010). Emergencu
Management of Ventilator- Nursing Reference. Jakarta :
Associated Pneumonia – The ECG.
Carte Bundle Approach. Pineda.dkk (2008). Buku Ajar Ilmu
Diakses tanggal 10 Juni 2015 Penyakit Dalam.Edisi V.
dari Jakarta: InternaPublishing.
http://ajol.info/index.php/sajc Purnawan, Iwan, Saryono (2010).
Mengelola Pasien dengan
Ventilator mekanik. Jakarta :
Rekatama.
Riyanto (2011). Mastering SPSS Versi
19. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Ruben (2010). Hubungan Antara
Pengetahuan Perawat Tentang
Prosedur Suction Dengan
Pelaksanaan Dalam melakukan
Tindakan suction. Diakses
tanggal 20 desember 2015 dari
http://jtptunimus-gdl-
wiyotog2a2-5560-babIpdf.
Singh.N (2007). Critical Nursing
Skills. New Jersey: Person
Prentice Hall.
Sirvent (2008). Fundamental
Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Smeltzer (2008). Medical-Surgical
Nursing. Edisi 8. Philadelphia:
Lippincott.
Sole (2008). Anatomi Tubuh Manusia
Untuk Mahasiswa
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba medika.
Sudana Krisna (2008).Ventilator-
Pendekatan Praktis di Unit
Perawatan Kritis, Edisi 1,
Bandung: CICU RSHS.
Tabrani (2008). Agenda Gawat
Darurat, Critical Care Jilid I
Pasien Kritis : Bandung,PT
Alumni
Wiryana (2007). Ventilatot Associated
Pneumonia. Diakses tanggal
20 Juni 2015 dari
http://ejournal.unud.ac.id/abstra
k/ventilator%20associated%20
pneumonia.pdf.

Вам также может понравиться