Вы находитесь на странице: 1из 8

Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran ATI (Aptitude Treatment

Interaction) Dan Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualy): Dampak


Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa

Antomi Saregar1, Rahma Diani2, Ridho Kholid3


1, 2, 3
IAIN Raden Intan Lampung
Email: antomisaregar@radenintan.ac.id; 2rahmadiani@radenintan.ac.id; 3irdhokholid@radenintan.ac.id
1

Received January 22, 2017; Revised March 20, 2017; Accepted March 29, 2017
Abstrak

Fokus dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas implementasi model pembelajaran terhadap hasil
belajar fisika siswa SMA pada materi fluida statis, antara kelas dengan model pembelajaran ATI ( Aptitude
Treatment Interaction) dan kelas dengan model pembelajaran TAI (Team Assisted Individually). Jenis
penelitian adalah kuasi eksperimen dengan desain pretest-postest kelompok statis (The Static Group Pretest-
Postest Design). Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kedua kelas,
yang dibuktikan dari hasil uji-t dimana t hitung > ttabel. Hasil uji effect size sebesar 0,69 dengan kriteria sedang.
Sehingga penerapan model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction) lebih efektif digunakan,
mengungguli model pembelajaran TAI (Team Assisted Individually). dalam pembelajaran fisika siswa SMA
pokok bahasan fluida statis.

Kata kunci: efektivitas model pembelajaran, efek size, hasil belajar, model ATI, model TAI

Effectiveness Of Learning Model Application ATI (Aptitude Treatment Interaction) And Learning Model
TAI (Team Assisted individually): Impact On Student Learning Outcomes Physics

Abstact

The focus of this study was to examine the effectiveness of the implementation of the learning model to the
learning outcomes physics high school students on a static fluid material, between classroom learning model
ATI (Aptitude Treatment Interaction) and classroom learning model TAI (Team Assisted individually). This
type of research is quasi-experimental with the pretest-posttest design static group (The Static Group pretest
Posttest Design). The results showed a difference in student learning outcomes between the two classes, as
evidenced by the results of the t-test where t> t table. The result of the effect size of 0.69 with the criteria of
being. So the application of learning models ATI (Aptitude Treatment Interaction) more effectively used,
ahead of the learning model TAI (Team Assisted individually). in physics of high school students learning the
subject of a static fluid.
Keyword : the effectiveness of the learning model, effect size, learning outcomes, ATI models, models of TAI

PENDAHULUAN bersifat satu arah, sehingga peserta didik hanya


Permasalahan yang selalu muncul pada dapat menguasai materi sebatas apa yang
saat pembelajaran berlangsung adalah sistem disampaikan oleh pendidik. Peserta didik
pembelajaran yang selama ini diterapkan. lebih cenderung menghafal daripada
Diantaranya, belum teroptimalkannya hasil memahami konsep (Diani, 2016). Dalam
belajar peserta didik. Pembelajaran masih pembelajaran, pendidik hendaknya melibatkan

Copyright © 2017, Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan


Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPFK
Print ISSN: 2442-8868, Online ISSN: 2442-904x
Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) Vol 3 No 1 Maret 2017, hal 28-35
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPFK Print ISSN: 2442-8868,
Online ISSN: 2442-904x

siswa secara aktif. Siswa tidak hanya sekadar Treatment Interaction) dan model pembelajaran
mendengarkan dan mencatat penjelasan TAI (Team Assisted Individualy). Kedua model
pendidik (Suana, 2016). Fisika merupakan salah tersebut mengharuskan siswa yang lebih aktif
satu mata pelajaran sains. Proses belajar mengajar dalam pembelajaran dibandingkan dengan
Fisika tidak hanya berlandaskan teori pelajaran, pendidiknya.
tetapi lebih menekankan pada prinsip-prinsip Model pembelajaran ATI adalah suatu model
belajar yang menggunakan berbagai model, pembelajaran yang berisikan sejumlah perlakuan/
strategi, pendekatan, dan teknik pendekatan treatment tertentu yang efektif digunakan untuk
(Erniati, & Nurjannah, 2014). Proses belajar siswa sesuai dengan level kemampuan masing-
mengajar di sekolah SMA pada umumnya masih masing siswa (Pirayanti, 2012; Fuchs, Schumacher,
menerapkan cara atau model yang lama, yaitu Sterba, Long, Namkung, Malone, & Changas,
konvensional dengan metode ceramah dan berpusat 2014).
kepada pendidik, sehingga siswa kurang tertarik Pembelajaran ATI secara operasional
dalam memahami apa yang diajarkan oleh sintaksnya terdiri dari, 1) Perlakuan awal. Fase ini
pendidiknya dan akibatnya hasil belajar siswa ditandai dengan dilakukannya aptitude testing (tes
rendah, terutama pada mata pelajaran fisika (Sari, kemampuan). Tes ini dilakukan dalam rangka
Romlah, & Saregar, 2016). untuk melihat kemampuan dan potensi kognitif
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, siswa; 2) Siswa dibedakan kedalam tiga klaster,
nilai-nilai, pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan yaitu kelompok siswa berkemampuan tinggi,
keterampilan (Suprijono, 2015). Hasil belajar yang sedang, dan berkemampuan rendah; 3) Pemberian
bermutu hanya mungkin dapat dicapai melalui perlakuan yang dipandang cocok atau sesuai level
proses belajar yang bermutu (Fayakun & Joko, masing-masing kelompok siswa. Kelompok siswa
2015). Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu yang memiliki kemampuan tinggi, perlakuan yang
upaya guna untuk meningkatkan hasil belajar diberikan yaitu belajar mandiri, bagi kelompok
siswa. Salah satu solusinya melalui variasi model siswa berkemampuan sedang dan rendah diberikan
pembelajaran yang diterapkan oleh pendidik pembelajaran reguler dengan metode pemberian
(Jayanti, Romlah, & Saregar, 2016), atau bisa juga tugas. Kelompok siswa yang berkemampuan
dengan adanya variasi media pembelajaran yang rendah apabila diperlukan diberikan special
digunakan (Asyhari, Irwandani, & Saputra, 2016). treatment, yaitu berupa pengulangan pembelajaran
Peran seorang pendidik hadir untuk mendukung dan tutorial diluar jam pelajaran; 4) Tes hasil
dan mendorong siswa untuk berpikir tentang belajar (Nurdin, 2005; Widyastuthi, Dantes, &
pengetahuan mereka sendiri, sehingga pendidik Garminah, 2013; Hermawan, & Enawaty, 2014).
merupakan pemeran utama dalam memilih model- Penggunaan kerja kelompok di kelas diharapkan
model pembelajaran yang tepat dalam mampu merubah cara belajar siswa, serta
pembelajaran tersebut (Malleus, Kikas & Kruus, berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa
2016). Melalui model pembelajaran yang tepat, (Fung & Lui, 2016).
pendidik dapat membantu peserta didik Penggunaan model pembelajaran ATI pada
mendapatkan informasi, ide, keterampilan dan cara pembelajaran lebih ditekankan dalam kerja
berpikir (Suprijono, 2015). kelompok atau kerja sama antar teman sebaya,
Bervariasinya model pembelajaran bertujuan sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil
agar pendidik dapat memilih model pembelajaran belajar siswa. Model pembelajaran kedua adalah
yang sesuai dengan karakteristik materi yang akan model pembelajaran TAI (Team Assisted
diajarkan (Saregar, Sunarno, & Cari, 2013). Individualy).
Contoh model pembelajaran yang tidak hanya Model TAI merupakan bantuan individual
berpusat pada pendidik melainkan lebih berpusat dalam kelompok, dengan karakteristik, tanggung
pada siswa, sehingga siswa akan menjadi lebih jawab belajar adalah pada siswa (Ngalimun, 2014).
aktif adalah model pembelajaran ATI (Aptitude Sintaks dalam model pembelajaran TAI sebagai

Saregar, Diani dan Kholid, Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran ATI … 29 |


Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) Vol 3 No 1 Maret 2017, hal 28-35
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPFK Print ISSN: 2442-8868,
Online ISSN: 2442-904x

berikut: 1) buat kelompok heterogen dan berikan penelitian Wardani, dkk (2014) yang mengatakan
bahan ajar berupa modul; 2) siswa belajar bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan melalui
anggota kelompok secara individual, saling tukar model pembelajaran TAI dengan siswa yang
jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi; 3) dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional.
penghargaan kelompok dan refleksi serta tes Hasil penelitian-penelitian ini menunjukkan
formatif. bahwa model pembelajaran ATI dan model TAI
Penerapan model pembelajaran Aptitude berpengaruh terhadap hasil belajar. Namun belum
Treatment Interaction (ATI) dan model ada penelitian yang menjelaskan manakah diantara
pembelajaran Team Assisted Individualy (TAI) kedua model ini yang lebih efektif digunakan
dalam pembelajaran telah banyak diteliti oleh dalam pembelajaran dikelas, terhadap hasil belajar
peneliti-peneliti sebelumnya. Hasil penelitian yang siswa mata pelajaran fisika. Bedasarkan hal
dilakukan oleh (Dongoran, 2014) yang tersebut, maka peneliti menganggap perlu untuk
menyimpulkan bahwa model pembelajaran ATI melakukan penelitian tentang “Perbandingan
lebih meningkatkan aktifitas dan kemampuan sains Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran ATI
dan Generik Fisika dibandingkan dengan model (Aptitude Treatment Interaction) dan Model
konvensional. Hasil penelitian Pirayanti (2012) Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualy):
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang Dampak terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”.
signifikan terhadap penerapan model pembelajaran Adapun materi Fisika yang akan terlibat yakni
Aptitude Treatment Interaction (ATI) terhadap pokok bahasan Fluida statis.
hasil belajar TIK siswa kelas VIII SMP
Laboratorium Undiksha Singaraja. Hasil penelitian METODE PENELITIAN
Putra, dkk (2014) menyatakan bahwa model Penelitian ini menggunakan desain kuasi
pembelajaran ATI berbantuan peta konsep dapat eksperimen dengan pretest-postest kelompok statis
meningkatkan hasil belajar IPA. Selanjutnya, hasil (The Static Group Pretest-Postest Design) dengan
penelitian Syah, dkk (2014), menyimpulkan bahwa desain penelitiannya (Sukmadinata, 2011). Desain
pembelajaran TAI dengan SEM berfasilitasi LKS penelitian dapat dilihat pada tabel 1 berikut,
menghasilkan hasil belajar terbaik, serta hasil
Tabel 1. Desain penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
A 0 XI 0
B 0 X2 0

Penelitian ini menggunakan 2 kelas berjumlah 25 soal. Sebelum soal digunakan


eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan sebagai instrumen penelitian, soal terebih dahulu
dengan metode simple random sampling karena diuji coba untuk mengetahui validitas, tingkat
populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2012). kesukaran, daya beda, reliabilitas soal dan fungsi
Terdapat tiga variabel, yaitu 1 variabel terikat dan pengecoh. Teknik analisis data hasil belajar siswa
2 variabel bebas. Variabel terikat adalah hasil digunakan uji normalitas dan uji homogenitas
belajar dan variabel bebas 1 model ATI dan sebagai uji prasyarat. Uji normalitas menggunakan
variabel bebas 2 model TAI. Faktor yang diteliti rumus lilliefors. Data yang diperoleh berdistribusi
dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika normal selanjutnya diujikan homogenitasnya
siswa SMA, pokok bahasan fluida statis. menggunakan uji homogenitas dua varians atau uji
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini Fisher. Setelah data berdistrubsi normal dan
menggunakan tes hasil belajar kognitif, tes yang homogen selanjutnya dilakukan uji Hipotesis
digunakan yaitu tes objektif berbentuk pilihan jamak dengan menggunakan uji-t, uji ini dilakukan untuk
dengan 5 alternatif jawaban dengan soal mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar

30 | Saregar, Diani dan Kholid, Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran ATI …


Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) Vol 3 No 1 Maret 2017, hal 28-35
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPFK Print ISSN: 2442-8868,
Online ISSN: 2442-904x

yang signifikan antara kedua model. Kriteria ketetangan (Saregar, Latifah, & Sari, 2016),
pengujiannya yaitu ≥ t- tabel, berarti d = Effect Size
MA = rata-rata Gain kelas eksperimen 1
ditolak. ≤ t- tabel, berarti
MB = rata-rata Gain kelas eksperimen 2
diterima.
= standar deviasi kelas eksperimen 1
Analisis data untuk mengetahui efektivitas
model pembelajaran ATI dan TAI terhadap hasil = standar deviasi kelas eksperimen 2.
belajar menggunakan uji Effect Size (Saregar,
Latifah, & Sari, 2016), dengan persamaan (Cohen, HASIL DAN PEMBAHASAN
1998) dan kemudian dijabarkan lebih rinci oleh Hasil Penelitian disajikan pada Tabel 2
(Hake, 2002). berikut,

Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen 1 dan 2


Eksperimen 1 (Model Pembelajaran ATI) Eksperimen 2 (Model Pembelajaran TAI)

Pretest Keterangan Postest Pretest Keterangan Postest


68 Nilai Tertinggi 80 68 Nilai Tertinggi 76
36 Nilai 68 32 Nilai 60
Terendah Terendah
968 1504 948 1364
48,4 Rata- rata 75,2 47,4 Rata- rata 68,2
Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa terdapat Uji Homogenitas
peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi Berdasarkan hasil uji homogenitas, data
perlakuan dengan kedua model. berdistribusi homogen. Terlihat dari hasil
perhitungan bahwa yaitu 1,028 <
Uji Normalitas 2,19.
Langkah pertama yang dilakukan dalam
teknik analisis data adalah uji normalitas data pada Uji Hipotesis
kedua kelas. Untuk menguji normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji
menggunakan microsoft Excel dengan rumus homogenitas yang berdistribusi normal dan
lilliefors. Hasil uji normalitas dapat diketahui homogen, langkah selanjutnya yaitu menguji
bahwa dari uji normalitas kedua sampel hipotesis menggunakan statistik parametrik: uji-t.
berdistribusi normal, karena keduanya Hasil dari uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 3
. berikut

Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis (t- test)


Kelas thitung ttabel Keterangan
X1 17, 26836 1,6860
X2

Berdasarkan Tabel 3 dari perhitungan yang pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Interaction)
telah dilakukan yaitu 17,2683> dan pembelajaran TAI (Team Assisted Individualy).

1,6860 artinya diterima dan ditolak. Dengan


Uji Effect Size
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar peserta didik antara model

Saregar, Diani dan Kholid, Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran ATI … 31 |


Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) Vol 3 No 1 Maret 2017, hal
28-35 Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPFK Print ISSN:
2442-8868, Online ISSN: 2442-904x

Setelah menghitung uji hipotesis effect size yang dapat dilihat pada Tabel 4,
menggunakan uji-t selanjutnya menghitung nilai
Tabel 4. Data Effect Size

Kelas Gain Standar Effect Size Kriteria


Deviasi
X1 26,8 8,62 0,69 Sedang
X2 20,8 8,86

Tabel 4, menunjukkan bahwa hasil uji effect Berdasarkan hasil uji Effect Size (Tabel 4),
size yaitu 0,69 yang berkriteria sedang, untuk diperoleh nilai effect size sebesar 0,69 dengan
efektivitas kedua kelas eksperimen, yang kriteria sedang. Nilai effect size tersebut bernilai
menerapkan model pembelajaran ATI (Aptitude positif, maka dapat disimpulkan bahwa model
Treatment Interaction), dan kelas yang pembelajaran ATI lebih efektif dibandingkan
menerapkan pembelajaran TAI (Team Assisted model pembelajarana TAI. Hal ini sesuai dengan
Individualy). Materi yang dibelajarkan pada hasil penelitian Putra, dkk (2014); Syah, dkk
penelitian ini adalah materi fluida statis. Penelitian (2014); Hermawan, dkk (2014); Widyastuthi, dkk
ini dilaksanakan pada 3 kali pertemuan dengan (2013), bahwa pembelajaran ATI efektif dapat
masing– masing 2 jam pelajaran pada setiap kali meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
pertemuannya. Pada setiap pertemuan peserta didik IPA dan Fisika.
melaksanakan diskusi kelompok dan tanya jawab, Unggulnya model pembelajaran ATI dalam
sesuai dengan sintaks masing-masing model efektivitas atas model TAI disebabkan model
pembelajaran. Hasil belajar peserta didik dapat pembelajaran ATI mengakomodinir semua level
dilihat dari nilai pretest dan postest. Pretest karakteristik kemampuan kognitif siswa. Siswa
diberikan diawal pertemuan sebelum diberikan mampu berkembang sesuai tingkat kemampuannya
materi fluida statis. Dari data hasil penelitian pada masing-masing tanpa terkecuali (Fuchs,
kelas eksperimen 1 terdapat nilai terendah 36 dan Schumacher, Sterba, Long, Namkung, Malone, &
nilai tertinggi 68 dengan nilai rata-rata 48,4. Changas, 2014; Tasca, Ritchie, Conrad, Balfour,
Sedangkan nilai pretest pada kelas eksperimen 2 Gayton, Lybanon, & Bissada, 2006), dengan
terdapat nilai terendah 36 dan nilai tertinggi 56 lingkungan belajar yang kondusif sesuai level
dengan nilai rata-rata 47,4. Dilihat dari nilai rata- kemapuan siswa. Sehingga kekhawatiran siswa
rata pretest tersebut baik kelas eksperimen 1 akan tertinggal dalam penguasaan materi ajar
maupun kelas eksperimen 2, maka hasil belajar tertentu dari teman kelompok belajarnya, karena
peserta didik pada materi fluida statis dikatakan disebabkan oleh perbedaan level kemampuan
masih rendah, dan kedua kelas mempunyai kognitif dapat diminimalisir.
kemampuan awal yang sama mengenai materi Model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment
fluida statis. Interaction) sangat baik digunakan dalam proses
Pada akhir pembelajaran peserta didik diberikan pembelajaran Fisika SMA kelas XI khususnya
postest. Nilai postest pada kelas eksperimen 1 untuk materi fluida statis, mengingat dalam
terdapat nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 80 pelaksanaannya peserta didik terlibat langsung
dengan nilai rata-rata 75,2. Sedangkan nilai postest dalam proses pembelajaran dengan memberikan
pada kelas eksprimen 2 terdapat nilai terendah 60 dan pendapat, kritik, penguatan ataupun sanggahan
nilai tertinggi 76 dengan nilai rata-rata 68,2. Jika pada saat kegiatan diskusi kelompok berlangsung.
dilhat dari nilai postest, baik kelas eksperimen 1 Dengan begitu secara tidak langsung peserta didik
maupun kelas eksperimen 2 maka hasil belajar dapat meningkatkan pemahaman terhadap materi
peserta didik mengalami peningkatan. pelajaran yang dikaji, sehingga hasil belajar
peserta didik meningkat. Hal ini terjadi karena

32 | Saregar, Diani dan Kholid, Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran ATI …


Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) Vol 3 No 1 Maret 2017, hal 28-35
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPFK Print ISSN: 2442-8868,
Online ISSN: 2442-904x

peserta didik tidak sekadar mengetahui informasi Pendidikan Fisika Al-Biruni, Vol 5 No. 1,
atau pelajaran dari penjelasan pendidik di dalam 83-93.
kelas, akan tetapi peserta didik langsung menggali
pemahaman dengan aktif mencari dan menemukan Dongoran, Z. (2014). Efek Model Pembelajaran
sendiri konsep-konsep materi yang diajarkan ATI Terhadap Aktivitas Sains dan Generik
dalam masing-masing tingkat kelompoknya. Fisika Siswa. Dikfis Pascasarjana
Kendatipun terdapat siswa yang masih belum Unimed, Vol. 3 No. 2 .
memahami materi yang dikaji, maka pendidik
Erniati, U, W., & Nurjannah. (2014). Erniati,
masih memberikan opsi untuk dilakukannya Wahyono, U., & NurjannahPerbandingan
tutorial di luar jam pelajaran. Hal ini pun Hasil Belajar Fisika Antara
dilakukan setidaknya dua kali. Dengan rincian Modelpembelajaran Aptitude Treatment
tutorial pertama sejumlah 14 siswa, dan tutorial
Interaction (ATI) Dengan Model
ke-dua dihadiri oleh 9 siswa, dengan distribusi
Pembelajaran Student Teams Achievment
berasal dari kelompok siswa berkemampuan
Division(Stad) Pada Siswa Kelas X SMA
sedang dan rendah.
Negeri 1 Ampana Kota. Jurnal Pendidikan
Fisika Tadulako (JPFT). Vol. 2, No.1.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, hasil analisis Fayakun, M., & Joko, P. (2015). Efektivitas
data dan pembahasan yang telah dilaksanakan di Pembelajaran Fisika Menggunakan Model
SMA Negeri 1 Pesisir Tengah Krui, dapat Kontekstual (CTL) Dengan
disimpulkan bahwa: 1) Terdapat perbedaan antara MetodePredict, Observe, Explain
model pembelajaran ATI (Aptitude Treatment Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat
Interaction) dan model pembelajaran TAI (Team Tinggi. Jurnal Pendidikan Fisika
Assisted Individualy); 2) Uji effect size Indonesia. Vol. 11 No. 1, 49-58.
menunjukkan bahwa model Pembelajaran ATI
lebih efektif digunakan dalam pembelajaran fisika, Fuchs, L. S., Schumacher, R. F., Sterba, S. K.,
dibandingkan model pembelajaran TAI terhadap Long, J., Namkung, J., Malone, A., ... &
hasil belajar Fisika siswa. Changas, P. (2014). Does working memory
moderate the effects of fraction
DAFTAR PUSTAKA intervention? An aptitude–treatment
interaction. Journal of Educational
Asyhari, A., Irwandani, I., & Saputra, H. C. Psychology, 106(2), 499.
(2017). Conceptual Instruction Worksheet
Fung, D., & Lui, W. M. (2016). Individual To
Based on PhET: Developing Teaching
Collaborative: Guided Group Work And
Materials to Construct Student Concept in
The Role Of Teachers In Junior Secondary
Photoelectric Effect. Jurnal Ilmiah
Science Classrooms. International Journal
Pendidikan Fisika Al-Biruni, 5(2), 193-
Of Science Education. Vol. 38, No. 7.
204.
Hake, R. (2002). Relationship Of Individual
Cohen, J. (1998). Statistical power analysis for the
Student Normalized Learning Gains in
behavioral sciences (2nd ed). Hillsdale,
Mechanics With Gender, Hight School
NJ: Erlbaum.
Physics and Pretest Scores on Mathematics
Diani, R. (2016). Pengaruh Pendekatan Saintifik and Spatial Visualization. Jurnal
Berbantukan LKS Terhadap Hasil Belajar Internasional Vol 1 No 1.
Fisika Peserta Didik Kelas XI SMA
Hermawan, A., & Enawaty, E. (2014). Pengaruh
Perintis 1 Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah
Model Pembelajaran Aptitude Treatment

Saregar, Diani dan Kholid, Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran ATI … 33 |


Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) Vol 3 No 1 Maret 2017, hal 28-35
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPFK Print ISSN: 2442-8868,
Online ISSN: 2442-904x

Interaction (ATI) Terhadap Hasil Belajar Skill Students at Madrasah Aliyah


Siswa Materi Struktur Atom. Jurnal Mathla'ul Anwar Gisting Lampung. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, 3(1) Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, 5(2),
235-246.
Jayanti, R. D., Romlah, & Saregar, A. (2016).
Efektivitas Pembelajaran Fisika Model Saregar,A., Sunarno, W., & Cari, C. (2013).
Problem Based Learning (PBL) melalui Pembelajaran Fisika Kontekstual Melalui
Metode POE terhadap Kemampuan Metode Eksperimen dan Demonstrasi
Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik. Diskusi Menggunakan Multimedia
Seminar Nasional Pendidikan (pp. 208- Interaktif ditinjau dari Sikap Ilmiah dan
214). Bandar Lampung: Pendidikan Fisika Kemampuan Verbal Siswa. Inkuiri, 2(02),
Universitas Lampung. 100-113.

Malleus, E., Kikas , E., & Kruus, S. (2016). Sari, M., Romlah, & Saregar, A. (2016).
Students' Understanding Of Cloud And Efektivitas Pembelajaran Fisika dengan
Rainbow Formation And Teachers' Model Pembelajaran ATI (Aptitude
Awareness Of Students' Performace. Treatment Interaction) dan Model
International Journal Of Science Contextual Teaching Learning Terhadap
Education, Vol. 38, 993-1011. Hasil Belajar siswa kelas XI di SMA
Negeri 1 Pesisir Tengah Krui.
Ngalimun. (2014). Strategi dan Model Mathematics, Science, & Education
Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja National Conference (MSENCo) (pp. 49-
Pressindo. 54). Bandar Lampung: FTK IAIN Raden
Intan Lampung.
Nurdin,S. (2005). Model Pembelajaran yang
Memperhatikan Keragaman Individu Suana, W. (2016). Peningkatan Aktivitas dan Hasil
dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA
(KBK). Jakarta: Depdiknas dengan Pendekatan Keterampilan Proses.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Pirayanti, N. M. (2012). Pengaruh Penerapan Biruni, Vol 5 No. 1, 15-21.
Model Pembelajaran Aptitude Treatment
Interaction (ATI) Terhadap Hasil Belajar TIK Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif
Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium Undiksha dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Singaraja Tahun Ajaran 2011/2012. Kumpulan Alfabeta.
Artikel Mahasiswa
Pendidikan Teknik Informatika Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian
(KARMAPATI) Vol. 1. Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Putra, A. N., Renda, N. T., & H, S. (2014).
Pengaruh Model Pembelajaran ATI Suprijono. (2015). Cooperative Learning Edisi
(Aptitude Treatment Interaction) Revisi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil
Syah, F. F., Widodo, A. T., & Nurhayati, S.
Belajar IPA. Journal Mimbar PGSD
(2014). Pengaruh Model Team Assisted
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan
Individualization Dengan Structure
PGSD. Vol. 2 No. 1.
Exercise Method Terhadap Hasil Belajar.
Saregar, A., Latifah, S., & Sari, M. (2016). The Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 8,
Effectiveness of Model Learning CUPs: No. 1, 1230-1240.
Impact on The Higher Order Thinking

34 | Saregar, Diani dan Kholid, Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran ATI …


Jurnal Pendidikan Fisika dan Keilmuan (JPFK) Vol 3 No 1 Maret 2017, hal 28-35
Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JPFK Print ISSN: 2442-8868,
Online ISSN: 2442-904x

Tasca, G. A., Ritchie, K., Conrad, G., Balfour, L., Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA
Gayton, J., Lybanon, V., & Bissada, H. Pada Siswa Kelas VII Tahun Ajaran
(2006). Attachment scales predict outcome 2014/2015 Di SMP Negeri 1 Banjar.
in a randomized controlled trial of two Jurnal Edutech, Vol. 2 No. 1.
group therapies for binge eating disorder:
An aptitude by treatment interaction. Widyastuthi, N. L. O., Dantes, N., & Garminah, N.
Psychotherapy Research, 16(1), 106-121. N. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran
Ati (Aptitude Treatment Interaction)
Wardani, N. C., Suwatra, I. W., & Wirya, N. Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V SD
(2014). Pengaruh Model Pembelajaran Negeri 1 Melaya. Mimbar PGSD, 1.
Team Assisted Individualization (TAI)

Saregar, Diani dan Kholid, Efektifitas Penerapan Model Pembelajaran ATI … 35 |

Вам также может понравиться