Вы находитесь на странице: 1из 12

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA BATU
JL. A. YANI 10 - 13 BATU
TELP. ( 0341 ) 596898 - 591076 - 591036 FAX. 596901 - 591076

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA


Nomor :188 / 589 / 101.18 / 2016

TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI


RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA BATU

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KARSA HUSADA BATU,

Menimbang : a. Bahwa dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Karsa Husada Batu, maka diperlukan
penyelenggaraan pelayanan gizi yang bermutu.

a. Bahwa sehubungan dengan poin (1) diperlukan


Kebijakan Pelayanan Gizi sebagai acuan di rumah
sakit

b. Bahwa agar Kebijakan Pelayanan Gizi mempunyai


kekuatan hukum, perlu ditetapkan melalui
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karsa
Husada Batu.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karsa
Husada Batu

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun


2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
1691/Per/VIII/2011 tentang keselamatan pasien
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/Menkes/Per/III/2008 tentang Gizi
5. Keputusan Menkes RI No.
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
No.HK.02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi
Rumah Sakit.
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1203/Menkes/SK/XII/2008 tentang Standar
Pelayanan Rawat jalan dan rawat inap Rumah Sakit
8. Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor
821.2/1355/212/2015 tanggal 10 Agustus 2015
tentang Pengangkatan Dalam Jabatan selaku Kepala
UPT Rumah Sakit Umum Karsa Husada Batu

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Karsa Husada
Batu tentang Kebijakan Pelayanan Gizi di Rumah Sakit
Umum Karsa Husada Batu

Kedua : Memberlakukan Kebijakan Pelayanan Gizi di Rumah


Sakit Umum Karsa Husada Batu sebagaimana
terlampir dalam lampiran keputusan ini.

Ketiga : Kebijakan Pelayanan Gizi harus dibahas sekurang –


kurangnya setiap 2 (dua) tahun sekali dan apabila
diperlukan, dapat dilakukan perubahan sesuai dengan
perkembangan yang ada.

Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan


apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan dan
perubahan sebagaimana mestinya

DITETAPKAN DI : Batu
PADA TANGGAL : 01 Juni 2016
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Dr. TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RSU KARSA HUSADA BATU
NOMOR: 188 / 589.1 / 101.18 / 2016
TENTANG KEBIJAKAN ASESSMEN

KEBIJAKAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

A. Pengertian Umum
1. Pelayanan gizi rumah sakit adalah kegiatan pelayanan gizi di Rumah
sakit yang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat di
rumah sakit baik pasien rawat inap maupun rawat jalan untuk
memenuhi keperluan metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan,
maupun mengoreksi kelainan metabolisme, dalam rangka upaya
preventif, kuratif, rehabilitatif maupun promotif.
2. Instalasi Gizi Rumah Sakit adalah wadah yang mengelola kegiatan
pelayanan gizi di Rumah Sakit
3. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No :
134/Menkes/SK/IV/1978 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja
Rumah Sakit Umum dinyatakan bahwa Instalasi Gizi mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengolahan, penyediaan, penyaluran makanan
dan penyuluhan gizi yang dilakukan oleh tenaga/pegawai dalam jabatan
fungsional.
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit.
5. Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur no 23 Tahun 2002
tentang Organisasi dan Tata kerja Rumah Sakit di bawah Propinsi Jawa
Timur, dan berdasarkan Keputusan Kepala RSU KARSA HUSADA
BATU No. …………….tentang Susunan Organisasi Satuan Kerja/Instalasi
di lingkungan RSU KARSA HUSADA BATU , Instalasi Gizi RSU KARSA
HUSADA BATU berada dibawah koordinasi Bidang Penunjang Medik
6. Pelayanan Gizi Meliputi 4 (empat) Kegiatan Pokok Yaitu: 1) Produksi dan
Distribusi Makanan, 2) Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap, 3)
Penyuluhan dan Konsultasi Diet Rawat Inap dan Rawat Jalan, 4)
Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan.
7. Tugas Instalasi Gizi selanjutnya dibagi dalam 4 (empat) koordinator,
yaitu 1) Koordinator Pelayanan Gizi Rawat Inap dan Rawat Jalan, 2)
Produksi dan Distribusi Makanan, 3) Koordinator Pendidikan dan
Pengembangan SDM, 4) Koordinator Umum/Administrasi.

B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Terciptanya Sistem Pelayanan Gizi di Rumah Sakit dengan
memperhatikan berbagai aspek gizi dan Penyakit, serta merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan secara menyeluruh untuk
meningkatkan dan mengembangkan mutu pelayanan Gizi di Rumah
Sakit berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Rumah
Sakit.

2. Tujuan khusus :
a. Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi di Ruang Rawat Inap.
b. Terlaksananya pelayanan Asuhan Gizi di Rawat Jalan.
c. Terlaksananya Kegiatan Pelayanan Gizi sesuai perencanaan dan
anggaran Makanan dan Minuman, Sarana dan Prasarana di Instalasi
Gizi.
d. Tersedianya makanan untuk pasien sesuai standard
e. Terlaksananya penyuluhan/konsultasi dan rujukan gizi bagi pasien,
karyawan
dan masyarakat lain.

f. Terlaksananya pendidikan untuk peningkatan karir bagi petugas


Instalasi Gizi serta pendidikan bagi mahasiswa dan siswa.
g. Terlaksananya penelitian dan pengembangan gizi terapan untuk
meningkatkan mutu pelayanan.
h. Terlaksananya evaluasi dan pelaporan semua kegiatan.
i. Meningkatnya mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan gizi di Rumah
Sakit.

C. Tugas Pokok dan Fungsi


1 Tugas pokok
a. Pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan
b. Penyelenggaraan makanan pasien
c. Pelayanan Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
d. Penelitian dan Pengembangan gizi terapan.

2 Fungsi
a. Melaksanakan kegiatan pelayanan gizi ruang rawat inap dan rawat
jalan
b. Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan makanan pasien.
c. Melaksanakan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit.
d. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan.

D. Kebijakan Umum Pelayanan Gizi


1. Melaksanakan pelayanan gizi Rumah Sakit sesuai tugas pokok dan
standar yang telah ditetapkan.
2. Meningkatkan dan mengembangkan peran Instalasi Gizi Rumah Sakit
sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan paripurna di Rumah
Sakit.
3. Melaksanakan evaluasi dan monitoring kegiatan pelayanan gizi dalam
rangka menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan.

E. Kebijakan Operasional Pelayanan Gizi


Kebijakan pelayanan gizi ini bertujuan untuk menetapkan tatacara
pelayanan makanan bagi pasien, asuhan gizi pasien di ruang rawat inap
dan rawat jalan serta kegiatan-kegiatan lain yang ditentukan dalam rangka
menunjang proses pelayanan di RSU KARSA HUSADA BATU.

Kebijakan pelayanan gizi meliputi :

1. Kebijakan pelayanan gizi rawat inap.


2. Kebijakan penentuan diet pasien dan evaluasi diet.
3. Kebijakan pelayanan gizi rawat jalan
4. Kebijakan pelayanan penyuluhan dan konsultasi gizi untuk pasien,
karyawan, dan masyarakat.
5. Kebijakan penyusunan anggaran belanja Instalasi Gizi.
6. Kebijakan penyusunan formula, menu dan perencanaan kebutuhan
bahan makanan.
7. Kebijakan penyediaan makanan pasien sesuai dengan kebutuhan gizi
dan cita rasa.
8. Kebijakan persiapan, penyimpanan dan penanganan bahan makanan.
9. Kebijakan pengelolaan produksi dan distribusi makanan bagi pasien.
10. Kebijakan penanganan makanan dan alat makan untuk pasien dengan
penyakit menular.
11. Kebijakan penelitian gizi dan terapan.
12. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
13. Kebijakan kebersihan lingkungan.
14. Kebijakan pemeliharaan, perbaikan ruang dan alat.
15. Kebijakan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).

F. Penjelasan Kebijakan Operasional Pelayanan Gizi


1. Kebijakan pelayanan gizi rawat inap.
a. Pelayanan gizi rawat inap mengacu pada Buku Pedoman Pelayanan
Gizi dan SOP Asuhan Gizi Di Ruang Rawat Inap.
b. Jam Pelayanan Gizi Rawat Inap dilaksanakan :
 Hari Senin - Kamis : pukul 08.00 – 15.00
 Hari Jum’at : pukul 08.00 – 14.00
c. Skrining gizi dilakukan oleh ahli gizi dalam waktu 1 x 24 jam
d. Penentuan preskripsi diet awal oleh dokter/ahli gizi dalam waktu 1
x 24 jam.
e. Assessment/Pengkajian Gizi oleh ahli gizi dalam waktu 2 x 24 jam.
f. Asuhan Gizi Ruang Rawat Inap dilaksanakan oleh Dietisien/Ahli
Gizi dengan pendidikan minimal D3 Gizi. Asuhan gizi dibuat sesuai
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
g. Semua kegiatan termasuk Monitoring dan Evaluasi Asuhan Gizi
Ruang Rawat Inap dicatat dalam rekam medik pasien

b. Kebijakan penentuan diet pasien dan evaluasi diet.


a. Penentuan diet pasien mengacu pada Buku Panduan Praktis
Pengkajian dan Perhitungan Kebutuhan Gizi, dan Buku Panduan
Praktis Diagnosa Gizi Dalam Proses Terapi Gizi Tersandar Instalasi
Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
b. Langkah-langkah penentuan diet pasien sesuai SOP Asuhan Gizi Di
Ruang Rawat Inap dan SOP Asuhan Gizi di Poli Rawat Jalan.
c. Evaluasi diet dilakukan dengan menggunakan Rekam medik pasien,
dan dilakukan evaluasi secara berkala.

c. Kebijakan Pelayanan Gizi Rawat Jalan


a. Pelayanan gizi rawat jalan mengacu pada Buku Pedoman Pelayanan
Gizi dan SOP Pelayanan Asuhan Gizi Ruang Rawat Jalan.
b. Jam Pelayanan Gizi Rawat Jalan dilaksanakan :
 Hari Senin - Kamis : pukul 08.00 – 14.00
 Hari Jum’at : pukul 08.00 – 12.00
c. Skrining gizi dilakukan oleh ahli gizi di poli konsultasi gizi rawat jalan
d. Assessment/Pengkajian Gizi dilakukan oleh ahli gizi
e. Asuhan Gizi Rawat Jalan dilaksanakan oleh Dietisien/Ahli Gizi
dengan pendidikan minimal D3 Gizi. Asuhan gizi dibuat sesuai Proses
Asuhan Gizi Terstandar (PAGT).
f. Semua kegiatan dicatat dalam Buku Pencatatan dan Pelaporan poli
konsultasi gizi, dan rekam medik pasien.

d. Kebijakan pelayanan penyuluhan dan konsultasi gizi untuk pasien,


karyawan dan masyarakat.
a. Dilakukan pengkajian kebutuhan edukasi (assessment awal edukasi)
oleh tim kesehatan (dokter/perawat/ahli gizi/farmasis)
b. Pasien diberi edukasi gizi pada saat dirawat dan saat akan pulang
oleh ahli gizi.
c. Pasien atau keluarga pasien yang membawa makanan dari luar diberi
edukasi.
d. Edukasi yang diberikan dicatat di lembar edukasi dengan bukti tanda
tangan oleh ahli gizi dan pasien atau keluarga yang menerima
edukasi.
e. Edukasi dilakukan dengan menggunakan media (alat peraga).
f. Penyuluhan dan konsultasi gizi untuk pegawai diberikan kepada
tenaga penjamah makanan dan petugas penyaji makanan.
g. Kegiatan penyuluhan dan konsultasi dilaksanakan secara teratur dan
ber kesinambungan bagi pasien, pegawai dan masyarakat sesuai
dengan program PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit)

2. Kebijakan penyusunan anggaran belanja Instalasi Gizi.


a. Anggaran Belanja untuk menyelenggarakan kegiatan Pelayanan Gizi
direncanakan setahun sebelumnya dan dibuat atas dasar
pengalaman tahun-tahun sebelumnya.
b. Anggaran Belanja meliputi bahan makanan, peralatan/sarana
prasarana, pemeliharaan dan perbaikan alat dan bangunan, dan
kebutuhan lain yang direncanakan.
c. Untuk kebutuhan Bahan makanan diperlukan data-data tentang:
1. Macam dan jumlah bahan makanan yang ada
2. Macam dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan untuk
berbagai golongan konsumen
3. Jumlah taksiran bahan makanan yang akan dibeli
4. Jumlah konsumen yang makan menurut macamnya
5. Kalkulasi total Biaya
6. Pengusulan Anggaran Belanja setahun.

3. Kebijakan penyusunan formula, menu dan perencanaan kebutuhan


bahan makanan.
a. Menu disusun secara periodik 6 bulan sekali dengan siklus menu 10
hari
b. Penyusunan menu mengacu pada Buku Penuntun Diit dan dapat
memenuhi kecukupan gizi
c. Menu disusun berdasarkan kelas perawatan, bentuk makanan dan
jenis diit
d. Menu dilengkapi dengan standar resep dan standar bumbu
e. Untuk pasien yang tidak bisa mengkonsumsi makanan biasa,
makanan lunak maupun makanan saring perlu disusun formula diit
untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien sesuai penyakitnya
f. Perencanaan anggaran makanan disusun berdasarkan porsi
makanan, siklus menu dan jumlah pasien yang dilayani
g. Penyusunan rencana anggaran makanan pasien dilakukan setiap
bulan
h. Rencana anggaran makanan pasien kemudian diserahkan ke
Instalasi Pengadaan Rumah Sakit sebagai bahan penyusunan
SP/SPK yang akan diserahkan kepada rekanan / catering yang
ditunjuk

4. Kebijakan penyediaan makanan pasien sesuai dengan kebutuhan


gizi dan cita rasa.
a. Standar makanan mengacu pada Buku Standar Pelayanan Makanan
pasien Instalasi Gizi RSU Karsa Husada Batu.
b. Menu makanan pasien menggunakan siklus menu 10 hari yang
memenuhi cita rasa, dibuat setiap tahun dan dapat dilakukan
perubahan item menu masakan/variasi bahan makanan apabila ada
keluhan dari konsumen.
c. Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk pasien, tersedia secara
regular.
d. Sebelum memberi makan pasien, semua pasien rawat inap telah
memesan makanan dan dicatat.
e. Pesanan didasarkan atas status gizi dan kebutuhan pasien.
f. Tersedia bermacam variasi pilihan makanan bagi pasien konsisten
dengan kondisi dan pelayanannya.
g. Bila keluarga menyediakan makanan, mereka diberi edukasi tentang
pembatasan diet pasien.

5. Kebijakan persiapan, penyimpanan dan penanganan bahan


makanan.
a. Makanan disiapkan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan.
b. Makanan disimpan dengan cara mengurangi risiko kontaminasi dan
pembusukan
c. Penyimpanan dan Penanganan Bahan Makanan Basah
1) Bahan makanan Basah diterima setiap hari di Ruang Penerimaan
sesuai spesifikasi dan jumlah berdasarkan Surat Pesanan
2) Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, langsung
dibawa ke Ruang Persiapan untuk dilakukan persiapan
(pemotongan dan pembersihan) sesuai menu dan standart Porsi.
3) Penyimpanan bahan makanan basah dilakukan apabila ada sisa
dan disimpan di freezer (golongan daging dan ikan) dan chiller
(golongan sayur, buah dan bumbu).
4) Penyimpanan di freezer dengan suhu - 5°C s/d 0°C, sedang
penyimpanan di chiller dengan suhu 3°C s/d 10°C.
d. Penyimpanan dan Penanganan bahan makanan kering.
1) Bahan makanan kering diterima 15 (lima belas) hari sekali atau
melihat Stok/ persedian.
2) Bahan makanan kering disimpan di Gudang Besar Bahan
makanan kering dengan menggunakan sistim FIFO (First In First
Out) dan FEFO (First Expired First Out), produk nutrisi enteral
disimpan sesuai rekomendasi pabrik.
3) Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta berbagai
pembukuan di Bagian Penyimpanan Bahan makanan kering ,
termasuk kartu Stok bahan makanan harus segera diisi tanpa
ditunda, diletakkan pada tempatnya, diperiksa dan diteliti secara
kontinyu.
4) Bahan Makanan Kering yang digunakan Harian disalurkan di
Gudang Penyalur.
e. Produk nutrisi enteral disimpan sesuai rekomendasi pabrik.

6. Kebijakan pengelolaan produksi dan distribusi bagi pasien.


a. Kegiatan produksi dan distribusi makanan bagi pasien dikerjakan
oleh pelaksana rumah tangga yang terbagi dalam 2 shif yaitu :
 Dinas Pagi : 05.00 – 13.00
 Dinas Sore : 10.00 – 18.00
b. Pelaksanaan distribusi makanan :
 Makan Pagi : 06.30 – 07.00
 Makan siang : 11.30 – 12.00
 Makan sore : 16.30 – 17.00
c. Perubahan dan Penambahan Diet pasien dilakukan pada:
 Jam Pagi : 06.00 - 09.00 WIB
 Jam Siang : 11.00 - 13.00 WIB
 Jam Sore : 15.30 - 17.00 WIB
d. Distribusi Makanan dilakukan dengan cara Sentralisasi, makanan
Pasien dibagi dan disajikan dalam alat makan di tempat distribusi
makanan.
e. Distribusi makanan secara tepat waktu, dan memenuhi permintaan
khusus.
f. Pada makanan pasien diberikan label diet yang mencakup nama,
nomor rekam medik, ruangan, kelas perawatan dan jenis diet.
g. Makanan diantarkan dan disajikan ke pasien oleh petugas Pendorong
dan Penyaji makanan ke Ruang Rawat Inap.
h. Setiap hari diambil sampel makanan dari pengolahan yang dilakukan,
diletakkan di wadah tertutup dilengkapi dengan nama masakan dan
tanggal pembuatan, disimpan di refrigerator dalam waktu 3 x 24 jam.
7. Kebijakan penanganan makanan dan alat makan untuk pasien
dengan penyakit menular.
a. Penanganan makanan untuk pasien dengan penyakit menular sesuai
dengan indikasi dan standar yang ada (Buku Standar Pelayanan
Makanan Pasien).
b. Penanganan alat makan untuk pasien dengan penyakit menular
disamakan dengan alat makan pasien yang lain dengan menggunakan
air panas dan desinfektan, dan disendirikan menggunakan alat
makan Disposible apabila penularan penyakit dapat disebabkan oleh
Peralatan makan yang digunakan.

8. Kebijakan penelitian gizi dan terapan.


a. Kegiatan penelitian gizi dan terapan dilaksanakan secara terencana
dan terus menerus dibawah koordinasi koordinator penelitian dan
pengembangan.
b. Program penelitian disusun setiap tahun, macam dan rangkaian
kegiatan penelitian disusun berdasarkan urutan dan prioritas yang
dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan pelayanan gizi di RSU
Karsa Husada Batu.
c. Kegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan dengan
mendayagunakan sarana dan fasilitas serta dana yang tersedia.
d. Penelitian dan pengembangan dapat dilakukan khusus lingkup unit
pelayanan gizi terutama teknologi, penyederhanaan, dan cara kerja
serta penilaian hasil kerja yang dicapai.
e. Diluar unit pelayanan gizi kegiatan dilaksanakan melalui kerja sama
dengan unit kerja lain dan instansi terkait.

9. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) meliputi Kesehatan kerja,
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sesuai pedoman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
b. Petugas harus mentaati peraturan keselamatan kerja untuk menjamin
kesehatan kerja, menghindari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja sesuai pedoman yang ditetapkan.

10. Kebijakan kebersihan lingkungan.


a. Seluruh pegawai instalasi gizi ikut bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan dan kebersihan ruang/peralatan kerja yang digunakan
b. Pencucian peralatan makan pasien dilakukan oleh tenaga
transporter.
c. Pencucian peralatan masak dilakukan oleh tenaga pelaksana masak
d. Pengumpulan dan pembuangan sampah ke TPS (Tempat
Pembuangan Sementara) dilakukan oleh petugas kebersihan RS
sesuai prosedur
e. Pelaksana kebersihan ruangan instalasi gizi dilakukan oleh petugas
kebersihan RS (cleaning service)
11. Kebijakan pemeliharaan, perbaikan ruang dan alat.
a. Pemeliharaan, perbaikan ruang dan alat diusulkan dalam Rencana
Kegiatan Anggaran.
b. Pemeliharan/perbaikan ruang dilakukan secara periodik setelah
usulan yang diajukan mendapat persetujuan.
c. Pemeliharaan alat-alat kecil dilakukan oleh tehnik Instalasi Gizi.
d. Pemeliharaan alat-alat besar yang memerlukan keahlian khusus
diusulkan kepada pimpinan rumah sakit secara berkala dan
direncanakan melalui usulan anggaran pemeliharaan.
e. Pemeliharaan, perbaikan ruang dan Alat dilakukan oleh Instalasi
Pemeliharaan Sarana (IPS), apabila tidak bisa dilakukan oleh IPS
mengajukan Usulan/Nota Dinas kepada Pimpinan Rumah Sakit.

12. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)


a. Kegiatan penyuluhan dan konsultasi dilaksanakan secara teratur
dan berkesinambungan bagi pasien, pegawai dan masyarakat sesuai
dengan program PKRS
b. Penyuluhan dan konsultasi gizi ditujukan pada pengembangan
pengertian dan membantu pasien/keluarga agar mampu dan mau
berperan serta secara aktif dalam usaha preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif.
c. Promosi Kesehatan Rumah Sakit dilaksanakan untuk mendorong
berkembangnya komunikasi yang dinamis, serasi dan
berkesinambungan antara pasien/keluarga, antar petugas dan
antara petugas dengan pasien/keluarga.
d. Penyuluhan dan konsultasi gizi dikembangkan dengan pendekatan :
 Penyuluhan melalui contoh-contoh perilaku hidup sehat.
 Penyuluhan tidak langsung melalui media cetak, elektronika, dan
media lain.
 Penyuluhan langsung melalui interaksi individu dan kelompok.

G. PENANGGUNG JAWAB
1. Kepala Instalasi Gizi bertanggung jawab dalam koordinasi pelaksanaan
proses pelayanan gizi di lingkungan rumah sakit.
2. Koordinator Administrasi bertanggung jawab dalam membuat konsep,
menyusun program/rencana, mengkoordinir kegiatan administrasi,
membuat dan melakukan evaluasi dan pelaporan kegiatan pelayanan
gizi.
3. Koordinator Pendidikan dan Penelitian bertanggung jawab
merencanakan dan mengkoordinir kegiatan pendidikan/pelatihan,
penelitian, pengembangan SDM dan peningkatan mutu di Instalasi Gizi.
4. Koordinator Produksi dan Distribusi Makanan bertanggung jawab
menyusun rencana, membagi tugas, mengawasi dan melaporkan
kegiatan Produksi dan Distribusi Makanan dengan berkoordinasi
dengan pihak catering.
5. Koordinator Pelayanan Gizi Rawat Inap dan Rawat Jalan bertanggung
jawab mengkoordinir, mengawasi kegiatan di Asuhan Gizi untuk
mengatur pembagian tugas serta melaksanakan monitoring dan
evaluasi, baik asuhan gizi rawat inap maupun rawat jalan.

DITETAPKAN DI : Batu
PADA TANGGAL : 01 Juni 2016
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
KARSA HUSADA BATU

Dr. TRIES ANGGRAINI, M.Kes


Pembina Tk. I
NIP. 19640620 199002 2 001

Вам также может понравиться