Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
13057/biotek/c050201
ABSTRACT
The aim of this research were to study growth and protein also cyanide
mushroom Auricularia polytricha in medium sawdust and tapioca solid
waste with urea fertilizer added. The research had done using the
completely randomized design (RAL) with 2 variables. The first variable
was various urea fertilizers with 4 rates of concentration (0 g; 2 g; 4 g; 8 g
and 10 g). The second variable was various mixed sawdust and tapioca solid
waste with 3 rates concentration i.e. medium without tapioca solid waste,
mixed sawdust and tapioca solid waste 3.5: 1.5, mixed sawdust and tapioca
solid waste 3.0: 1.0. Basidiocarp on mushroom wet weight, dry weight,
percentage of water, protein and cyanide was measured and then data
collected were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and followed
by Duncan Multiple Range Test (DMRT) with 5% of confidence level. The
use of mixed medium of sawdust and tapioca solid waste of 3: 1 with
increasing urea concentration have no effect increasing growth of
basidiocarp wet weight, dry weight, percentage of water and protein
content of basidiocarp. On the other hand, the mixed consisting of sawdust
and tapioca solid waste of 3: 1 with concentrations of 4 g and 8 g of urea
have resulted in the content of cyanide.
♥ Alamat korespondensi:
Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126
Tel. & Fax.: +62-271-664178. Keywords: Auricularia polytricha; growth; sawdust, tapioca solid waste;
e-mail: biology@mipa.uns.ac.id protein; cyanide; urea.
nutrien yang terdiri dari unsur makro dan mikro Rancangan percobaan
misalnya, nitrogen merupakan unsur yang Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
dibutuhkan untuk penyusunan bahan seluler Lengkap (RAL) dengan 2 faktorial serta
dan pembentukan protein. Salah satu cara untuk menggunakan 3 ulangan. Faktor tersebut yaitu 1.
menyediakan unsur nitrogen adalah dengan Perbandingan medium tumbuh (serbuk gergaji
jalan memberikan pupuk N. Pupuk yang tanpa ampas tapioka; serbuk gergaji: ampas
mengandung unsur N cukup tinggi yaitu pupuk tapioka 3,5: 0,5 ; serbuk gergaji: ampas tapioka 3:
urea. 1 (P2). 2. Penambahan pupuk urea dengan
Bahan baku untuk pembuatan medium konsentrasi 0 g; 2 g; 4 g; 8 g; dan 10 g.
tumbuh jamur harus mengandung cukup
karbohidrat sebagai sumber karbon. Berdasarkan Cara kerja
penelitian telah dibuktikan bahwa limbah yang
mengandung selulosa dan lignin dapat Uji pendahuluan
digunakan juga sebagai medium tumbuh jamur Sebelum percobaan terlebih dahulu dilakukan
seperti jerami, daun pisang, ampas tebu, tongkol uji pendahuluan untuk menentukan seberapa
jagung, sekam padi, dedak (bekatul), kapas, kulit besar perbandingan medium perlakuan yang
kacang tanah dan serbuk gergaji (Regina, 1992). memungkinkan jamur kuping dapat tumbuh dan
Serbuk gergaji merupakan limbah yang berasal berkembang. Perbandingan medium yaitu P0
dari penggergajian kayu dan tersedia cukup (serbuk gergaji tanpa ampas tapioka), P1 (serbuk
melimpah dengan kandungan selulosa tinggi, gergaji: ampas tapioka 3: 1), P2 (2: 2), P3 (1: 3)
oleh karena itu serbuk gergaji dapat digunakan dan P4 (semua ampas tapioka) dengan tiga
sebagai medium tumbuh jamur (Cowling dalam ulangan. Jamur kuping yang mampu bertahan
Winarni, 1995). hidup dengan baik pada persentase kematian 0%
Limbah merupakan suatu produk samping maka konsentrasi tersebut yang digunakan
yang jarang dimanfaatkan dan mempunyai nilai untuk penelitian selanjutnya. Untuk menghitung
ekonomis yang rendah. Salah satu jenis industri berapa prosentasee kematian digunakan rumus:
yang cukup banyak menghasilkan limbah
dengan kandungan karbohidrat yang cukup P0 = R/N x 100%
tinggi adalah pabrik pengolahan tepung tapioka.
Menurut Balai Penelitian dan Pengembangan P0 = prosentase kematian teramati; R = jumlah
Industri Semarang (1997) limbah padat atau kematian jamur kuping pada perlakuan; N =
ampas tapioka mempunyai kandungan jumlah jamur kuping tiap perlakuan (Heinrichs
karbohidrat 67,93-68,3%. Dari proses pengolahan et al, 1981)
singkong menjadi tepung tapioka, dihasilkan
limbah sekitar 75% dari bahan mentahnya (Amri, Berdasarkan uji pendahuluan didapatkan
2001) data perbandingan medium sebagai berikut:
Besarnya persentase limbah yang dihasilkan
dari setiap pemrosesan tepung tapioka dan Tabel 3. Nilai kematian teramati (P0) pada uji
pendahuluan medium serbuk gergaji dan ampas
belum adanya usaha yang dapat memanfaatkan
tapioka dengan penambahan pupuk urea
limbah ini maka banyak pabrik pengolahan
tapioka terpaksa hanya menumpuk limbahnya di Perlakuan Jumlah P0
dalam bak penampungan sekitar pabrik. Jumlah
(serbuk gergaji: jamur (%)
kematian
Mengingat hal tersebut maka limbah ampas ampas tapioka) kuping
tapioka perlu dipikirkan pemanfaatannya karena * P4 (0: 4) 15 15 100
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan. * P3 (3: 1) 15 15 100
* P2 (2: 2) 15 15 100
* P1 (1: 3) 15 0 0
BAHAN DAN METODE * P0 (4: 0) 15 0 0
Keterangan: tanda * menunjukkan kombinasi
perlakuan dengan konsentrasi urea bervariasi diwakili
Bahan
oleh masing-masing simbol perbandingan medium
Bahan berupa ampas tapioka yang diambil
(P0, P1, P2, P3 dan P4 ). P0: medium tanpa ampas
dari industri tapioka PT. Tainesia Jaya yang tapioka; P1: serbuk gergaji: medium ampas 3: 1; P2:
terletak di Desa Sonoharjo, Kecamatan Wonogiri, medium serbuk gergaji: ampas tapioka 2: 2; P3: ( 1: 3 ) ;
Kabupaten Wonogiri. dan P4: medium ampas tapioka tanpa serbuk gergaji.
IRIANTO dkk. – Pertumbuhan, Protein dan Sianida Auricularia polytricha 45
Inokulasi
Bibit jamur kuping berupa miselium yang
tumbuh di dalam botol. Agar miselium jamur
46 Bioteknologi 5 (2): 43-50, Nopember 2008
Tabel 5. Berat kering (g) jamur kuping (Auricularia jamur kuping. Pemberian pupuk urea dengan
polytricha ) pada medium tumbuh serbuk gergaji dan konsentrasi bervariasi meningkatkan kandungan
ampas tapioka dengan penambahan pupuk urea air dari basidiokarp jamur kuping, akan tetapi
selama 25 hari masa penumbuhan.
peningkatan tersebut tidak memberikan
pengaruh yang berbeda nyata. Demikian halnya
Konsentrasi urea
Medium Rerata kombinasi perlakuan secara keseluruhan tidak
U0 U1 U2 U3 U4
P0 7,517a 8,780a 6,713a 3,180a 2,747a 5,787B memperlihatkan pengaruh berbeda nyata dalam
P1 7,620a 7,077a 8,543a 5,993a 3,340a 6,515B meningkatkan kadar air basidiokarp jamur
P2 12,547a 7,840a 7,197a 6,107a 13,263a 9,391B kuping.
Rerata 9,228A 7,889A 7,484A 5,093A 6,450A
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama Tabel 6. Kadar air (%) jamur kuping (Auricularia
pada perlakuan atau rerata (pada kolom atau baris polytricha ) pada medium tumbuh serbuk gergaji dan
yang sama) menunjukkan tidak beda nyata. ampas tapioka dengan penambahan pupuk urea
selama 25 hari masa penumbuhan.
perlakuan dengan menambahkan urea 4 g Balai Penelitian dan Pengembangan Industri. 1985. Laporan
Penelitian Peningkatan Mutu Industri Kecil Tapioka.
(P1U2) memberikan kadar sianida tertinggi
Semarang: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri.
sebesar 0,0969%. Pemberian urea 4 g (U2) pada Balai Penelitian dan Pengembangan Industri. 1997. Laporan
medium serbuk gergaji ampas tapioka (P1U2) Teknologi Pengolahan Air Buangan Industri Tapioka.
dapat memecah ikatan glikosida sianogenik dan Semarang: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri.
Bradbury, J.H and Holloway, W.D. 1988. Chemistry of Tropical
sianohidrin yang terdapat di medium sehingga Root Crops: Significance for Nutrition and agriculture in The
menambah kandungan sianida jamur kuping pacific. Australia: International Agricultural Research
akan tetapi setelah ditambahkan urea dengan Canberra.
konsentrasi lebih dari 4 g (U2) ternyata Chang, S.T and Miles, P.G. 1989. Edible Mushroom and Their
Cultivation. Florida: CRC Press
menurunkan kadar sianida. Engelstad, O.P. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk.
Menurut Engelstad (1997) bahwa hidrolisis (diterjemahkan oleh Hadjar, D.G.) Yogyakarta: Gajah
urea dapat membentuk amonium (NH4+) yang Mada University Press.
bersifat asam dan amonia cenderung basa. Foth, H.D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. (diterjemahkan oleh
Soenartono Adisoemarto). Jakarta: Penerbit Airlangga
Sianohidrin dalam suasana alkalis menurut Ges, R. 2003. Mushroom of The Month: Auricularia.
Bradbury and Holloway (1988) mudah terurai WWW.psms.org
menjadi sianida bebas. Pada medium serbuk Griffin, D.H. 1981. Fungal Physiology. New York: John Willey
gergaji: ampas tapioka 3: 1 (P2) kadar sianida and Sons
Heinrichs, E.A., Chelliah, S., Valencia, S.L., Arceo, M.B.,
tertinggi dalam jamur kuping diperoleh untuk Fabellar, L.T., Aquino, G.B. and Pickin, S. 1981. Manual for
medium yang diberikan penambahan urea 4 g Testing Insecticides on Rice Phillippines: International Rice
(P2U2) dan 8 g (P2U4) sebesar 0,1281%. Research Institute.
Penambahan urea sebanyak 4 g (U2) dan 8 g (U3) Kurniawati, I. 1995. Kandungan Protein dan Pertumbuhan Jamur
Tiram Putih [Pleurotus ostreatus (Jacq. ex. Fr) Kummer]
mampu memecah ikatan glikosida sianogenik Pada Medium dengan Pemberian Pupuk Urea. [Skripsi].
dan sianohidrin lebih banyak namun setelah Yogyakarta: Fak. Biologi UGM.
diberikan penambahan urea 10 g (U4) ternyata Lehninger, A.L. 1982. Dasar-dasar Biokimia jilid I.
menurunkan kandungan sianida dalam jamur (diterjemahkan oleh Maggy Thenawidjaja). Jakarta:
Penerbit Erlangga.
kuping. Marsono, Y dan Suksmadji, B. 1983. Pemanfaatan Limbah
Singkong Untuk Substrat Penanaman Jamur Merang
(Volvariellla volvacea). Yogyakarta: Fakultas Teknologi
KESIMPULAN Pertanian UGM.
Regina, K. 1992. "Budidaya Jamur Kayu". Jakarta: Trubus
no.271. Juni TH.XX111
Perbandingan serbuk gergaji: ampas tapioka Rudiyati, LS. 1991. Kandungan Mineral dan Protein Jamur
3: 1 dengan penambahan pupuk urea tidak Kuping (Auricularia auricularia Judae) Pada serbuk Gergaji
signifikan meningkatkan pertumbuhan jamur Kayu Sengon (Albizia falfata Backer), Mahoni (Swietenia
kuping berupa berat basah, berat kering dan macrophylla King) dan Jati (Tectona grandis L.f).
[Skripsi]. Yogyakarta: Fak. Biologi UGM.
kadar air. Perbandingan serbuk gergaji: ampas Schenck, S. and Dudley, S.N. 1999. Wood Ear (Pepeiao)
tapioka 3: 1 dengan penambahan pupuk urea Production Inforest Understory. WWW. Hawaii.Org /harc.
tidak signifikan meningkatkan kandungan Sitompul, S.M dan Guritno, B. 1995. Analisis Pertumbuhan
protein jamur kuping. Perbandingan medium Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sneel, F.D and Sneel,T.T, 1973. Colorimetric Methods of Analysis
serbuk gergaji: ampas tapioka 3: 1 dengan 3thed, Vol II, Toronto: Company, Inc.
penambahan pupuk urea signifikan Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. 1984. Prosedur
meningkatkan kandungan sianida jamur kuping Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta:
dan penambahan urea 4 g dan 8 g menghasilkan Penerbit Liberty.
Tabrany,H., E. Kusumanti., Suron., TE. Setiatin., B. Waluyo.,
kadar sianida tertinggi sebesar 0,1281%. HE dan Prasetyono. 2001. Pemanfaatan Limbah Onggok
dengan Biofermentasi dalam meningkatkan Daya Gunanya
sebagai Pakan Ternak.www. yahoo.com
DAFTAR PUSTAKA Winarni. 1995. Optimasi Medium Serbuk Gergaji Kayu Sengon
(Albizia falfata L) Untuk Pertumbuhan Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus Jack. Ex Fr. Krummer). Skripsi.
Amri, K. 2001. www. suara merdeka. com
Yogyakarta: Fak. Biologi UGM.
Winarno, F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi Ed.5. Jakarta:
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.