Вы находитесь на странице: 1из 8

Gambaran Hitung Jenis Leukosit Pada Penderita

Tuberculosis Yang Menjalani Pengobatan Anti


Tuberculosis Di Puskesmas Angkinang

Nurul Qaramah(1), Jasmadi Joko Kartiko(2), Atni Primanadini(1)

Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru


JL. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No. 1
Telp. (0511) 7672224 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714
Email : nurul.qaramah@gmail.com

ABSTRAK

Tubercolusis adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang menular yang
di sebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Pengaruh obat TB terhadap jenis
sel darah putih adalah Eosinofil meningkat setelah pengobatan tuberculosis
karena respon alergi yang ditimbulkan oleh obat tuberculosis yang ditandai
dengan demam, berkeringat, dan malaise. Pemeriksaan hitung jenis sel leukosit
bermanfaat sebagai penegakan diagnosa karena dapat menggambarkan
kejadian dan proses penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi seperti
pada tuberculosis. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui gambaran hitung jenis
leukosit pada penderita tuberculosis yang menjalani pengobatan Anti
Tuberculosis di Puskesmas Angkinang. Jenis penelitian ini menggunakan jenis
survey deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah penderita Tuberculosis
yang menjalani Pengobatan Anti Tuberculosis di Puskesmas Angkinang yang
berjumlah 56 orang terhadap 26 sampel penderita TB Paru di Puskesmas
Angkinang dengan metode purposive sampling. Teknik analisis menggunakan
diff count. Hasil penelitian menunjukkan sampel yang mengkonsumsi OAT
secara rutin <1 bulan (26,6%), 1-2 bulan secara rutin (26,6%), 2-4 bulan secara
rutin (13,4%) dan 6 bulan secara rutin (33,4%). Hasil pemeriksaan nilai rata-rata
hitung jenis leukosit yaitu Basofil 0%, Eosinofil 6,6%, Neutrofil Stab 3,5 %,
Neutrofil Segmen 60,4 %, Limfosit 24,7 %, dan Monosit 4,6%. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa melebihi angka normal hitung jenis leukosit pada penderita
tuberculosis yaitu Eosinofil 6,6%. Disarankan melakukan penelitian mengenai
dengan penderita tuberculosis selain jenis obat tuberculosis seperti Isoniazid,
Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol dan Streptomisin terhadap hitung jenis
leukosit yaitu Eosinofil.

Kata Kunci : Penderita TB Paru, Obat Anti Tuberculosis, Hitung Jenis Leukosit

(1)
Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru
(2)
Jurusan Analis Politeknik Kesehatan Banjarmasin
Description of the type of leukocyte counts in patients with
tuberculosis who undergo Anti tuberculosis
treatment at Puskesmas Angkinang

Nurul Qaramah(1), Jasmadi Joko Kartiko(2), Atni Primanadini(1)

Akademi Analis Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru


JL. Kelapa Sawit 8 Bumi Berkat No. 1
Telp. (0511) 7672224 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714
Email : Nurul.qaramah@gmail.com

ABSTRACT

Tuberculosis is one of the infectious diseases caused by Mycobacterium


tuberculosis. The effect of TB drugs on the type of white blood cell is Eosinophil
increases after tuberculosis treatment due to allergic response caused by
tuberculosis drug characterized by fever, sweating, and malaise. Examination
count leukocyte cell types useful as a diagnosis because it can describe the
incidence and disease process in the body, Especially infectious diseases such
as tuberculosis. The purpose of this study To determine the calculation of
leukocyte counts in patients with tuberculosis who underwent Anti Tuberculosis
treatment at Puskesmas Angkinang. This type of research uses descriptive
survey type, The population in this study were Tuberculosis patients who
underwent Anti-Tuberculosis Treatment at Angkinang Health Center which
amounted to 56 people to 26 samples of Pulmonary TB patients at Puskesmas
Angkinang with purposive sampling method. Analyze techniques using diff count.
The results showed that samples consuming OAT routinely <1 month (26.6%), 1-
2 months routinely (26.6%), 2-4 months routinely (13.4%) and 6 months on a
regular basis ( 33.4%). The results of examination of the average value of
leukocyte count were 0% Basofil, Eosinophil 6.6%, Neutrophil Stab 3.5%,
Neutrophil Segment 60.4%, Lymphocyte 24.7%, and Monocytes 4.6%. This study
concluded that exceeded the normal rate of leukocyte counts in patients with
tuberculosis ie Eosinophils 6.6%. It is suggested to do research with tuberculosis
patient other than tuberculosis drug type such as Isoniazid, Rifampisin,
Pirazinamid, Etambutol and Streptomisin against leukocyte count ie Eosinophil.

Keywords : Pulmonary TB Patients, Anti Tuberculosis Medication, Calculate


Leucocyte Type

(1) Health Analyst Academy of Borneo Lestari Banjarbaru


(2) Department of Health Polytechnic Analyst Banjarmasin
lain, bingung dan muntah-muntah
PENDAHULUAN hingga purpura dan renjatan atau
Latar Belakang syok (Depkes, 2008).
Tubercolusis adalah salah satu Pengaruh obat TB terhadap
jenis penyakit infeksi yang menular jenis sel darah putih adalah Eosinofil
yang di sebabkan oleh meningkat setelah pengobatan
Mycobacterium tuberculosis. tuberculosis karena respon alergi
Persentase Tuberculosis (TBC) yang ditimbulkan oleh obat
dilaporkan banyak meningkat di tuberculosis yang ditandai dengan
seluruh dunia termasuk Indonesia. demam, berkeringat, dan malaise
Penyakit ini biasanya banyak terjadi (Fleming AF. Silva PS, 2003).
pada negara berkembang atau yang Menurut Departemen
mempunyai tingkat sosial ekonomi Kesehatan Republik Indonesia
menengah ke bawah dengan Tahun 2007, tuberculosis
masalah yang berkaitan dengan merupakan masalah utama
kesehatan (Jawetz, 2005). kesehatan masyarakat. Jumlah
Penyakit TBC merupakan pasien tuberculosis di Indonesia
penyakit kronis (menahun) telah diperkirakan mencapai 539.000
lama di kenal oleh masyarakat luas pasien yang merupakan ke-3
dan ditakuti, karena menular. Namun terbanyak di dunia setelah 3 India
demikian TBC dapat disembuhkan dan Cina dengan jumlah pasien
dengan memakan obat anti TB sekitar 10% dari jumlah total pasien
dengan benar yaitu teratur sesuai tuberculosis di dunia (DepKes RI,
petunjuk dokter atau petugas 2007).
kesehatan lainnya (Depkes RI, Berdasarkan data dari
2003). Puskesmas Angkinang Kecamatan
Tujuan pengobatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai
tuberculosis adalah mengobati Selatan, Puskesmas Angkinang
penderita, meminimalisir disabilitas terdapat jumlah penderita
dan kematian, juga menurunkan tuberculosis adalah 56 orang. Dari
penularan dari satu orang ke total semuanya dinyatakan sembuh
lainnya. Untuk mencapai tujuan ini, 13 orang dan dalam masa
infeksi TB harus diobati dalam waktu pengobatan berjumlah 43 orang.
yang tidak sebentar, yaitu selama 6 Pemeriksaan hitung jenis sel
bulan dan dengan menggunakan leukosit bermanfaat sebagai
kombinasi beberapa antibiotik (Amin, penegakan diagnosa karena dapat
2009). menggambarkan kejadian dan
Efek samping penggunaan proses penyakit dalam tubuh,
obat anti tuberculosis (Isoniazid, terutama penyakit infeksi seperti
Rifampisin, Pirazinamid, pada tuberculosis (Kiswari, 2014).
Streptomisin, dan Etambutol) yang Berdasarkan latar belakang
sering muncul adalah kehilangan diatas penulis ingin meneliti
nafsu makan, mual, sakit perut, nyeri “Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
sendi, kesemutan sampai dengan Pada Penderita Tuberculosis Yang
rasa terbakar di kaki dan warna Menjalani Pengobatan Anti
kemerahan pada air seni. Efek Tuberculosis di Puskesmas
samping yang lebih berat seperti Angkinang 2017”.
gatal, dan kemerahan pada kulit, tuli, Rumusan Masalah
gangguan keseimbangan, gangguan Berdasarkan uraian latar
penglihatan, ikterus tanpa penyebab belakang tersebut maka rumusan
masalahnya adalah “ Bagaimana Angkinang yang berjumlah 56
gambaran hitung jenis leukosit pada orang.
penderita tuberculosis yang 2. Sampel
menjalani pengobatan Anti Sampel adalah penderita
Tuberculosis di Puskesmas Tuberculosis yang menjalani
Angkinang ? “ Pengobatan Anti Tuberculosis di
Tujuan Puskesmas Angkinang berjumlah
1. Tujuan Umum 26 orang yang diambil darahnya
Untuk mengetahui gambaran pada bulan Maret dengan metode
hitung jenis leukosit pada purposive sampling.
penderita tuberculosis yang Bahan Penelitian
menjalani pengobatan Anti Bahan yang digunakan dalam
Tuberculosis di Puskesmas penelitian ini adalah :
Angkinang. - Pewarna : Giemsa stok, minyak
2. Tujuan Khusus imersi, dan aquadest.
a. Untuk mengetahui jumlah - Sampel darah penderita
nilai rata-rata hitung jenis tuberculosis.
leukosit pada penderita Instrumen Penelitian
tuberculosis yang menjalani Peralatan yang digunakan dalam
pengobatan Anti penelitian ini adalah :
Tuberculosis di Puskesmas a. Alat pengambilan darah
Angkinang. Kapas alkohol, kapas kering,
b. Untuk mengetahui bantalan, jarum spuit, torniquet,
persentase (%) melebihi plester hifafix dan botol vakum.
angka normal hitung jenis b. Alat yang di gunakan untuk
leukosit pada penderita penelitian ini adalah :
tuberculosis yang menjalani Kaca preparat, rak pewarnaan,
pengobatan Anti mikroskop, dan pipet tetes.
Tuberculosis di Puskesmas Lokasi dan Waktu Penelitian
Angkinang.
Penelitian dilakukan di
METODE PENELITIAN Laboratorium Puskesmas Angkinang
Jenis Penelitian bulan Maret 2017.
Penelitian ini menggunakan Prosedur Pengambilan dan
jenis survey deskriptif yang di Pengumpulan Data
dukung oleh studi pustaka, yaitu
dengan cara menggambarkan hasil 1. Data Primer
penelitian, dan hasil penelitian di Data yang di ambil merupakan
gambarkan dalam bentuk presentasi data primer dari hasil
(%) jenis leukosit pada penderita pemeriksaan hitung jenis leukosit
tuberculosis yang menjalani pada penderita tubercolusis.
pengobatan anti tuberculosis di 2. Data Sekunder
Puskesmas Angkinang. Data yang di dapatkan dari data
Populasi dan Sampel Penelitian rekam medik pasien di
1. Populasi Puskesmas Angkinang meliputi
Populasi pada penelitian ini nama, umur, jenis kelamin dan
adalah penderita Tuberculosis hasil pemeriksaan BTA (Basil
yang menjalani Pengobatan Anti Tahan Asam) pada pasien.
Tuberculosis di Puskesmas 3. Alur kerja penelitian
a. Persiapan alat sampling :
Alat sampling dan tabung yang tusukkan yang diberi kapas
berisi EDTA tadi selama beberapa
(Ethylenediaminetetraacetic menit.
acid). 9. Jarum spuit ditutup dan
1. Pengambilan sampel darah dilepaskan jarumnya
dan mencampur darah ke kemudian alirkan perlahan
tabung yang berisi EDTA dengan spuit tegak lurus
(Ethylenediaminetetraacetic kedalam tabung yang
acid). sudah berisi larutan
2. Membuat sediaan apus antikoagulan EDTA melalui
darah vena. dinding tabung
3. Melakukan pewarnaan (Gandasoebrata, 2010).
dengan giemsa. c. Membuat Sediaan Apus Darah
4. Memeriksa hitung jenis 1. Bersihkan kaca objek
leukosit. dengan alkohol 70%
b. Cara Pengambialan darah kemudian lap dan
vena keringkan.
1. Persiapkan alat 2. Teteskan darah EDTA
pengambilan darah. (Ethylenediaminetetraacetic
2. Pasang torniquet pada acid) pada kira – kira 2 cm
lengan atas pasien dan cari dari salah satu pinggirnya
vena pada bagian fosa atau kira – kira ½ cm dari
cubiti dengan meraba tempat menuliskan tabel
menggunakan dan minta identitas.
pasien untuk mengepal 3. Perhatikan besar tetesan,
tangannya. yang ideal untuk apusan
3. Kalau sudah terasa adalah kurang lebih 3 cm.
tekanlah vena tersebut 4. Bersihkan dan keringkan
dengan jari agar vena kaca objek, terapkan
tersebut tidak bergerak. spreader di depan tetesan,
4. Disenfeksikan bagian vena dengan membentuk sudut
tersebut dengan 30 – 40 derajat dengan
menggunakan kapas kaca objek, kemudian geser
alkohol. spreader ke belakang
5. Tusukkan jarum spuit sehingga menyentuh
dengan perlahan dengan tetesan.
lubang jarum mengarah 5. Tetesan akan melebar di
keatas. sepanjang pinggir spreader.
6. Tarik hisap spuit secara 6. Segera dorong spreader ke
perlahan sampai volume depan dengan cepat dan
darah 3 ml. tekanan yang cukup ( di
7. Lepaskan torniquet terlebih butuhkan banyak latihan ).
dahulu setelah itu letakkan d. Pewarnaan apusan darah
kapas kering diatas jarum 1. Fiksasi preparat dengan
spuit dan pegang, jangan metanol dan keringkan
ditekan kemudian tariklah pada suhu kamar.
jarum spuit secara 2. Siapkan preparat pada bak
perlahan. pewarnaan.
8. Mintalah kepada pasien 3. Sebelum diwarnai dengan
untuk menekan bagian pewarnaan giemsa lakukan
pengenceran dengan ANALISIS HASIL PENELITIAN
aquadest dengan Hasil Pemeriksaan Hitung Jenis
perbandingan 1:20. Leukosit

4. Genangi dengan Th J Pen Hasil (%)


pewarnaan giemsa, ratakan K gob B E Sta Seg L M
pewarna sehingga seluruh atan b
permukaan tergenangi. (bln)
Inkubasi selama 10 – 15 15 L 2 - 5 4 61 23 7
menit. 24 L <1 - 8 4 53 27 8
5. Tetesi dengan aquadest, 24 P 4 - 5 3 69 20 3
inkubasi selama 2 menit. 35 L 2 - 6 3 64 24 3
6. Bilas dengan air mengalir 38 P 4 - 5 3 64 24 4
dan keringkan (Kiswari, 44 P 6 - 6 3 53 34 4
2014).
44 L 6 - 11 5 50 28 6
Cara Pengolahan dan Analisis
45 L 2 - 6 3 63 24 4
Data
1. Pengolahan Data 52 L 6 - 6 4 61 22 7
Data yang di peroleh dari 53 P <1 - 5 3 62 25 5
hasil pengamatan jenis leukosit 53 P 6 - 6 2 58 29 5
pada penderita tubercolusis yang 53 L 6 - 6 4 61 25 4
menjalani pengobatan anti 54 L <1 - 10 2 66 20 2
tuberculosis di Puskesmas 55 L <1 - 6 5 66 20 3
Angkinang. 57 L 2 - 8 5 56 26 5
Jenis Rata – rata - 6,6 3,5 60,4 24,7 4,6
sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 %
Nilai rata – rata hasil
B pemeriksaan hitung jenis leukosit
E pada 15 sampel yaitu Basofil (B) 0%,
Eosinofil (E) 6,6%, Neutrofil Stab
Stab (Stab) 3,5%, Neutrofil Segmen (Seg)
seg 60,4%, Limfosit (L) 24,7%, dan
Monosit (M) 4,6% dengan Nilai
L normalnya yaitu Basofil 0-1% ,
M Eosinofil 1-3%, Neutrofil Stab 2-6%,
Neutrofil Segmen 50-70%, Limfosit
Jumlah 20-40% dan Monosit 2-8%.

2. Analisis Data PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil Lama mengkonsumsi Obat
pemeriksaan dilakukan Anti Tuberculosis dengan jumlah
perhitungan persentase hitung eosinofil secara rutin selama <1
jenis leukosit pada penderita bulan (29%), secara rutin 1 sampai 2
tubercolusis yang menjalani bulan (25%), secara rutin selama 2
pengobatan anti tuberculosis di sampai 4 bulan (10%) dan secara
Puskesmas Angkinang. rutin 6 bulan (35%) dan lamanya
waktu pengobatan tidak memberikan
pengaruh terhadap jumlah eosinofil
karena apabila penderita
tuberculosis menjalani pengobatan
yang didalamnya termasuk obat
Isoniazid maka penderita tersebut pembimbing utama Karya Tulis
akan terus mengalami peningkatan Ilmiah yang dengan kesungguhan
jumlah Eosinofil dalam darah. hati dan penuh kesabaran
memberikan bimbingan serta
PENUTUP pengarahan sehingga Karya Tulis
Kesimpulan Iilmiah ini dapat diselesaikan.
1. Hasil pemeriksaan nilai rata-rata 3. Ibu Atni Primanadini, S.Si, selaku
hitung jenis leukosit yaitu Basofil pembimbing II yang telah
0%, Eosinofil 6,6%, Neutrofil Stab memberi masukan dan saran
3,5 %, Neutrofil Segmen 60,4 %, kepada penulis sehingga Karya
Limfosit 24,7 %, dan Monosit Tulis Ilmiah ini dapat
4,6%. diselesaikan.
2. Diketahui bahwa melebihi angka 4. Ibu Nafila, M.Si, selaku penguji
normal hitung jenis leukosit pada Karya Tulis Ilmiah atas saran dan
penderita tuberculosis yaitu masukannya.
Eosinofil 6,6%.
Saran
1. Bagi Peneliti REFERENSI
Untuk peneliti lain atau Amin, Zulkifli. Bahar, Asril. 2009.
selanjutnya dapat disarankan Pengobatan Tuberkulosis
melakukan penelitian mengenai mutakhir dalam Buku Ajar
dengan penderita tuberculosis Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III.
selain jenis obat Tuberculosis Edisi V. Jakarta :
seperti Isoniazid, Rifampisin, Departemen Ilmu Penyakit
Pirazinamid, Etambutol dan Dalam FKUI.
Streptomisin terhadap hitung jenis Bahar Asril. 2001. Tuberkulosis
leukosit yaitu Eosinofil. Paru. Jakarta : Balai penerbit
2. Bagi Masyarakat FKUI.
Membantu penderita TB Paru Depertemen Kesehatan Republik
untuk memeriksakan diri ke Indonesia. 2003. Pedoman
Puskesmas setiap bulannya dan penyakit Tuberkulosis dan
membantu pengobatan. penanggulangannya. Jakarta
3. Bagi Instansi Terkait (Puskesmas : Ditjen PPM & PLP Depkes
Angkinang) RI.
Melakukan pemeriksaan Depertemen Kesehatan Republik
penunjang berupa darah lengkap Indonesia. 2005. Pedoman
untuk memantau atau Nasional Penanggulangan
mengetahui perjalanan efek Tuberkulosis. Jakarta.
samping obat selama penderita Depertemen Kesehatan Republik
mengkonsumsi Obat Anti Indonesia. 2007. Pedoman
Tuberculosis (OAT). Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik
Ucapan Terima Kasih Indonesia. 2008. Pedoman
1. Ibu Putri Kartika Sari, M.Si, Penanggulangan nasional
selaku Direktur Akademi Analis TBC. Jakarta.
Kesehatan Borneo Lestari Fleming AF de Silfa PS. 2003.
Banjarbaru. Haematological Diseases in
2. Bapak Drs. Jasmadi Joko Kartiko, the Tropics. In : Cook GC,
Apt, MS, selaku dosen Zumla AI. Eds. Manson’s
Tropical Diseases, 21st ed. Nugraha, Gilang. 2015. Panduan
Edinburg. Saunders. Pemeriksaan Laboratorium
Ganda Soebrata. 2010. Penuntun Hematologi
Laboratorium klinik. Cetakan Dasar. Jakarta Timur : CV.
ke 16. Jakarta : Dian Rakyat. Trans Info Media.
Goodman dan Gilman. 2008. Dasar Oehadian, Amaylia. 2009. Aspek
Farmakologi Terapi. Edisi 10. Hematologi Tuberkulosis.
Volume 2. Cetakan 1. Jakarta Sub Bagian Hematologi
: EGC. Onkologi Medik SMF
Hardjoeno, H. 2007. Interpretasi Penyakit Dalam Panduan
Hasil Tes Laboratorium Interpretasi Data Klinik.
Diagnostik. Makassar ; Departemen Kesehatan
Hasanuddin University Press Indonesian 2011.
(LEPHASS). Oyer RA, Schlossberg D. 2004.
Hidayat Kusnadi, S. 2010. Hematologic Changes in
Hubungan Jenis Leukosit Tuberculosis. In :
Dengan Kejadian Schlossberg D. Ed.
Tuberculosis di Balai Besar Tuberculosis, 3rd Ed. New
Kesehatan Paru. Makassar York.
Iman Supandiman. 2003. Leukimia Puskesmas Angkinang. Data Pasien
Mieloblastik Akut. Dalam: Tuberkulosis. Kecamatan
Iman Supandiman, Rachmat Angkinang. Kabupaten Hulu
Sumantri, Heri Fadjari, Pandji Sungai Selatan.
Irani, Amaylia Oehadian. Sadikin, Mohamad. 2006. Biokimia
Editor. Pedoman Diagnosis Darah. Jakarta : Widya
dan Terapi Hematologi Medika.
Onkologi Medik 2003, Widoyono, 2005. Penyakit Tropis :
cetakan pertama. Bandung: Epidemiologi, Penularan,
Penerbit dan Pencetakan Q Pencegahan dan
Communication. H. 25-27. Pemberantasan Penyakit
Jawetz, 2005. Mikrobiologi Menular. Semarang :
Kedokteran. Edisi 1. Jakarta : Erlangga Medical (EMS).
Buku Kedokteran EGC.
Kiswari, Rukman. 2014. Hematologi
& Transfusi. Jakarta :
Erlangga.
Lichtman MA. 2001. Monocytosis
and Monocytopenia. In :
Beutler E. Lichtman A, Coleer
BS, Kipps TJ, Selingsohn U,
eds. William Hematology, 6th
ed. Vol 1. New York.
Manurung, D.N., Nasrul, e. &
Medison, I., 2013. Gambaran
Jumlah Eosinofil Darah Tepi
Penderita Asma Bronkial di
Bangsal Paru RSUP Dr. M.
Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas

Вам также может понравиться