Вы находитесь на странице: 1из 19

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. AF
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
Pekerjaan : Pegawai honorer
Alamat : Dsn. Kalumpang Tengah Desa Tritiro, Kab.
Bulukumba
No. Register : 730983
Tanggal pemeriksaan : 28 Oktober 2015
Tempat pemeriksaan : RSWS

II. ANAMNESIS

Keluhan utama : Benjolan pada kelopak mata kiri.


Anamnesis terpimpin :
Benjolan pada kelopak mata kiri dialami sejak 2 minggu yang lalu.
Benjolan awalnya kecil kemudian semakin membesar dan menetap. Riwayat mata
merah (-), nyeri (+), gatal (-), rasa mengganjal (+), banyak keluar air mata (+),
Banyak kotoran mata (+), penglihatan menurun (-).
Riwayat penyakit serupa (-), riwayat menggunakan kacamata sebelumnya
(-),riwayat trauma (-), riwayat alergi (-), riwayat penyakit gula (-), riwayat tekanan
darah tinggi (-), riwayat berobat di Rumah Sakit sebelumnya (-), riwayat penyakit
yang sama dalam keluarga (-).

III. STATUS GENERALIS


Keadaan Umum : Sakit sedang, Gizi cukup, Composmentis
Tanda vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg

1
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,5 C

IV. FOTO KLINIS

Oculus Dextra Oculus Sinista

Oculus Sinista

2
V. PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Inspeksi

Pemeriksaan OD OS
Palpebra edema (-). edema (-).
Tampak benjolan superior
medial, dengan ukuran
±2x6x2 mm, warna
merah.
Apparatus lakrimalis hiperlakrimasi (-) hiperlakrimasi (-)
Silia sekret (-) sekret (-)
Konjungtiva hiperemis (-) hiperemis (-)
Bola Mata Kesan intak Kesan intak
Mekanisme muscular

Kesegala arah Kesegala arah


Kornea Jernih Jernih
Bilik Mata Depan Kesan Normal Kesan Normal
Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)
Pupil Bulat, sentral, Refleks Bulat, sentral, Refleks
Cahaya (+) Cahaya (+)

3
Lensa Jernih Jernih

Palpasi

Palpasi OD OS
Tensi Okuler Kesan Tn Kesan Tn
Nyeri Tekan (-) (+)
Massa Tumor Tidak tampak benjolan Tampak benjolan superior
medial, dengan ukuran
±2x6x2 mm, warna
merah, berbatas
tegas,terfiksir permukaan
rata.
Glandula Preaurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)

VI. Non- Contact Tonometri (NCT):


 Tidak dilakukan pemeriksaan

VII. Pemeriksaan Visus :


 VOD : 6/6
 VOS : 6/6

VIII. Penyinaran Oblik

Pemeriksaan OD OS
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kornea Jernih Jernih
Bilik Mata Depan Normal Normal

4
Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)
Pupil Bulat, sentral, RC (+) Bulat, sentral, RC (+)
Lensa jernih Jernih

IX. Color Sense


Tidak dilakukan pemeriksaan

X. Light Sense
Tidak dilakukan pemeriksaan

XI. Campus visual


Tidak dilakukan pemeriksaan.

XII. Slit Lamp


 SLOS : Palpebra edema (-). Tampak benjolan palpebra superior bagian
medial, dengan ukuran 2x6x2mm. berwarna merah, konsistensi
lunak,berbatas tegas, terfiksir, permukaan rata, konjungtiva hiperemis (-),
kornea jernih, BMD kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat,
sentral, RC (+), lensa jernih.

XIII. Funduskopi :
Tidak dilakukan pemeriksaan.

XIV. Resume :
Seorang perempuan berumur 22 tahun datang berobat ke poli mata dengan
keluhan massa tumor pada palpebra sinistra. Massa tumor pada palpebra superior
sinistra dialami sejak 2 minggu yang lalu. Massa tumor awalnya kecil kemudian
semakin membesar dan menetap. Tidak ada riwayat mata merah, ada nyeri, tidak
ada gatal, ada rasa mengganjal, tidak ada banyak keluar air mata, ada kotoran
mata berlebih, tidak ada penglihatan menurun.

5
Dari pemeriksaan oftalmologi, VOD : 6/6, VOS : 6/6. Pada pemeriksaan
slit lamp,. SLOS : Palpebra edema (-). Tampak massa tumor palpebra superior
bagian medial, dengan ukuran 2x6x2mm, warna merah, konsistensi lunak,berbatas
tegas, terfiksir, permukaan rata, konjungtiva hiperemis (-), kornea jernih, BMD
kesan normal, iris coklat, kripte (+), pupil bulat, sentral, RC (+), lensa jernih.

XV. Diagnosis kerja


OS Hordeoulum internum

XVI. Diagnosis Banding


Kalazion
Blepharitis
Selulitis preseptal
Tumor palpebra
Karsinoma sel squamouse
Basal sel carcinoma
XVII. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
XVIII. Penatalaksanaan :
Kompres air hangat
Cendoxitrol 3x1
Na. Diclofenak 50mg 2x1
Anjuran OS insisi hordeolum bila infeksi terobati.

XIX. Prognosis
Quo ad Vitam : Bonam

Quo ad Visam : Bonam

Quo ad Sanationam : Bonam

6
Quo ad Comesticam : Bonam

XX. Diskusi
Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada
kelopak mata. Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan pada kelenjar di
tepi kelopak mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri.
Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar
kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis, dan Moll. Bila
kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila
kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.
Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga
terjadi pada semua umur, terutama orang-orang dengan kesehatan yang kurang
baik.
Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri Streptococcus dan
Staphylococcus, terutama Staphylococcus aureus yang akan menyebabkan
inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Hordeolum externum timbul dari blokade
dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi
pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-
kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya.
Gejala utama pada hordeolum yaitu nyeri, bengkak, dan merah. Intensitas
nyeri menandakan hebatnya pembengkakan palpebra. Gejala dan tanda yang lain
pada hordeolum yaitu: eritema, terasa panas dan tidak nyaman, sakit bila ditekan
serta ada rasa yang mengganjal. Diagnosis hordeolum ditegakkan berdasarkan
gejala dan klinis yang mucul pada pasien dan pemeriksaan mata yang sederhana.
Pemeriksaan penunjang tidak diperlukan dalam mendiagnosis hordeolum.
Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa adanya benjolan
pada kelopak mata kiri atas. Benjolan ini awalnya kecil berwarna kemerahan dan
bengkak pada kelopak mata. Benjolan ini kemudian semakin membesar dan
disertai nyeri bila disentuh. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang
mengatakan bahwa hordeolum awalnya hanya berupa benjolan kecil yang
berwarna kemerahan yang makin lama makin membesar disertai nyeri bila

7
tertekan. Benjolan ini menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi
kuman stafilokokus atau streptokokus pada kelenjar Meibom.
Dari pemeriksaan oftalmologi didapatkan adanya edema dan hiperemis
pada palpebra superior okulus sinistra. Benjolan menonjol ke arah kulit
konjungtiva tarsal tanpa pergerakan kulit. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang
menyatakan bahwa hordeolum internum merupakan infeksi pada kelenjar
Meibom sehingga ia bertumbuh ke arah konjungtiva tarsal dan tidak ikut bergerak
dengan pergerakan kulit.
Berdasarkan gejala dan tanda yang didapat pada pasien ini disimpulkan
bahwa pasien ini mengalami hordeolum interna pada mata kiri. Ada beberapa
penyakit yang menyerupai penyakit hordeolum, seperti kalazion dan karsinoma
sel squamous.
Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat yang dilanjutkan
dengan pemberian antibiotik oral dan natrium diclofenak. Maksud pemberian
kompres hangat yaitu untuk mempermudah ekskresi sekret pada kelenjar meibom
yang terinfeksi. Ciprofloxacin merupakan antibiotik spektrum luas yang diberikan
untuk mengobati infeksi baik dari bakteri gram positif atau negatif. Cendo Xitrol
adalah obat tetes mata yang mengandung kombinasi obat kortikosteroid
(deksametason) dan antibiotik (neomisina dan polimisina). Kortikosteroid
mempunyai efek antiinflamasi atau menekan peradangan. Obat ini juga
mengurangi permeabilitas pembuluh darah dan mengurangi pembentukan jaringan
parut atau scar. Sedangkan neomisina dan polimisina mempunyai efek
antibakterial. Na Diclofenac merupakan salah satu jenis dari obat anti inflamasi
non steroid yang dapat mengurangi keluhan subyektif nyeri dan mengurangi
peradangan pada jaringan.
Apabila dengan terapi konservatif tidak ada perbaikan atau nanah tidak
dapat keluar maka dapat dilakukan tindakan operatif berupa insisi untuk
mengeluarkan nanah pada benjolan, diteruskan kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya.

8
BAB I
PENDAHULUAN

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata
melindungi kornea dan berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata.
Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke seluruh
permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum lakrimalis.

9
Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari
yang jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur
seperti hordeolum, ektropion, entropion dan blepharoptosis. Kebanyakan dari
kelainan kelopak mata tidak mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.
Hordeola dan chalazia adalah beberapa penyakit inflamasi dikelopak mata
yang paling umum ditemui dalam praktek Optometric. Banyak pasien mencoba
mengobati lesi ini konservatif menggunakan pengobatan rumah. Seringkali,
pengobatan tersebut bermanfaat. Namun pada kondisi yang menetap, beberapa
individu untuk penanganan lebih lanjut ke doker mata.
Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi
kelopak mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri.
Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar
kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis, dan Moll. Bila
kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila
kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.
Hordeolum biasanya terjadi akibat infeksi dari Staphylococcus aureus dan
dapat dikaitkan dengan staphylococcal blepharitis. Lesi ini dapat terjadi karena
kelelahan, kurang asupan nutrisi, stres, dan dapat timbul kembali.
Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri Streptococcus dan
Staphylococcus, terutama Staphylococcus aureus yang akan menyebabkan
inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Hordeolum externum timbul dari blokade
dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi
pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-
kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya.
Gejala utama pada hordeolum yaitu nyeri, bengkak, dan merah. Intensitas
nyeri menandakan hebatnya pembengkakan palpebral. Gejala dan tanda yang lain
pada hordeolum yaitu: eritema, terasa panas dan tidak nyaman, sakit bila ditekan
serta ada rasa yang mengganjal.
Diagnosis hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala dan klinis yang mucul
pada pasien dan pemeriksaan mata yang sederhana. Pemeriksaan penunjang tidak

10
diperlukan dalam mendiagnosis hordeolum. Diagnosis banding dari hordeolum,
yaitu: kalazion, tumor palpebral dan selulitis preseptal.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada hordeolum yaitu: pada stadium
infiltrate dilakukan kompres hangat, diberikan salep mata antibiotika (seperti:
polimiksin, kloramfenikol, dan gentamisisn), diberikan oral antibiotika (seperti:
amoksisilin, cephalosporin, dan eritromisin), dan analgetika (seperti asam
mefenamat, paracetamol). Stadium supuratif dilakukan insisi jika sudah ada
fluktuasi atau sudah 2 minggu tidak membaik. (6)
Prognosis baik apabila hordeolum tidak ditekan atau ditusuk karena
infeksi dapat menyebar ke jaringan sekitar.(5)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Palpebra


Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang
dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip

11
melindungi kornea dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior
berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi. (1)
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke
dalam terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan
areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva
pelpebrae). Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena
tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak
subkutan. Muskulus orbikularis okuli berfungsi untuk munutup palpebra.
Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas
sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi.
Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai bagian
pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen
luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh
nervus facialis.(1,2
Jaringan Areolar terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli,
berhubungan degan lapis subaponeurotik dari kulit kepala. Tarsus
merupakan struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan
fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas
jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di
kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah). (2)
Konjungtiva Palpebra, bagian posterior palpebrae dilapisi
selapismembran mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada
tarsus. Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan)
menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu
mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar
sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata.
Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke
dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola
mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar
sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal). (1,2)

12
Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior
palpebra. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui
kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis. (1,2)
Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang
dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus
lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut
tajam. Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis
orbikularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi
sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu
dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior; septum
orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior. (1)
Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior,
bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari
apeks orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah
aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat
otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior,
retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan
jaringan fibrosa untuk membungkus meuskulus obliqus inferior dan
berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli.
Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator
dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris. (1,2)
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra.
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal
nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V. (2)

13
Gambar1. Anatomi kelopak mata potongan sagital

2.2 Definisi
Hordeolum merupakan infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi
kelopak mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri.
Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar
kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis, dan Moll.
(1,2)

Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:


hordeolum interna terjadi peradangan pada kelenjar Meibom. Pada
hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak
mata bagian dalam). Hordeolum eksterna terjadi peradangan pada kelenjar
Zies dan kelenjar Moll. Benjolan ini Nampak dari luar pada kulit kelopak
mata (palpebra). (2,4)

14
Gambar 2. Hordeolum Interna Gambar 3. Hordeolum Eksterna

2.3 Epidemiologi
Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum
merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering
ditemukan. Insidensi tidak bergantungan dengan ras dan jenis kelamin.
Dapat mengenai semua usia, tapi lebih sering menyerang pada dewasa
muda.(3,5)

2.4 Etiologi
Hordeolum merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus dan Streptoccocus pada kelenjar sebasea kelopak mata.
Staphylococcus aureus merupakan agent infeksi pada 90-95% kasus
hordeolum. (1,3)
2.5 Patofisiologi
Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri Staphylococcus
aureus yang akan menyebabkan inflamasi pada kelenjar kelopak mata.
Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss
atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom
yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini
memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe
hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. Apabila infeksi pada
kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif
dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva. (2)

2.6 Gambaran Klinis


Gejala utama pada hordeolum yaitu nyeri, bengkak, dan merah. Intensitas
nyeri menandakan hebatnya pembengkakan palpebral. Gejala dan tanda
yang lain pada hordeolum yaitu: eritema, terasa panas dan tidak nyaman,
sakit bila ditekan serta ada rasa yang mengganjal. Biasanya disertai dengan
adanya konjungtivitis yang menahun, kemunduran keadaan umum, acne
vulgaris. (1,2,4)
Ada 2 stadium pada hordeolum, yaitu: stadium infiltrat yang ditandai
dengan kelopak mata bengkak, kemerahan, nyeri tekan dan keluar sedikit

15
kotoran. Stadium supuratif yang ditandai dengan adanya benjolan yang
berisi pus (core). (1,6)

2.7 Diagnosis
Diagnosis hordeolm ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis yang
muncul pada pasien dan dengan melakukan pemeriksaan mata yang
sederhana. Karena kekhasan dari manifestasi klinis penyakit ini
pemeriksaan penunjang tidak diperlukan dalam mendiagnosis hordeolum.
(3)

2.8 Diagnosis Banding


Diagnosis banding dari hordeolum, yaitu: kalazion, tumor palpebra, dan
selulitis preseptal. Kalazion merupakan suatu peradangan granulomatosa
kelenjar Meibom yang tersumbat. Kalazion memberikan gejala benjolan
pada kelopak mata, tidak hiperemi, dan tidak ada nyeri tekan, serta adanya
pseudoptosis. Hal yang membedakan antara kalazion dan hordeolum
adalah pada hordeolum terdapat hiperemi palpebra dan nyeri tekan. (1,6)

Gambar 3. Kalazion
Selulitis preseptal merupakan infeksi umum pada kelopak mata dan
jaringan lunak periorbital yang dikarakteristikkan denan adanya eritema
pada kelopak mata yang akut dan edema. Yang membedakan selulitis
preseptal dengan hodeolum adalah perjalanan penyakitnya, yang ditandai
dengan adanya demam yang diikuti oleh pembengkakan. (5)

16
Gambar 4. Selulitis preseptal
Tumor palpebra merupakan suatu pertumbuhan sel yang abnormal
pada kelopak mata. Adapun gejala yang membedakan antara tumor
palpebra dengan hordeolum adalah tidak adanya tanda-tanda peradangan
seperti hiperemi dan hangat. Tumor palpebra harus ditegakkan
diagnosisnya dengan pemeriksaan biopsy. (5)

Gambar 5. Karsinoma sel basal Gambar 6. Karsinoma sel squamous


2.9 Penatalaksanaan
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu
5-7 hari. Penatalaksaan pada hordeolum dilakukan dengan terapi
medikamentosa pada stadium infiltrate dan pembedahan untuk fase
supuratif atau tidak sembuh dengan menggunakan terapi medikamentosa.(1)
Untuk terapi medikamentosa dapat dilakukan dengan memberikan
kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk
membantu drainase, kemudian bersihkan kelopak mata dengan air bersih
atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti
sabun bayi. menghindari menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius. Menghindari pemakaian makeup
pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi,
menghindari memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke
kornea. (2,4)
Terapi dengan menggunakan antibiotika topikal diindikasikan bila
dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan, dan bila
proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum. Bacitracin atau
tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. Dapat juga
diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan
hordeolum interna ringan. Antibiotik sistemik diberikan bila terdapat
tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di

17
preauricular, pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang
sampai berat. Dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral
4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat
diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau
klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari. Analgetika seperti asam
mefenamat atau paracetamol dapat juga diberikan. (4)(10)
Pembedahan dilakukan apabila dengan terapi medikamentosa tidak
berespon dengan baik dan hordeolum tersebut sudah masuk dalam stadium
supuratif, maka prosedur pembedahan diperlukan untuk membuat drainase
pada hordeolum. Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi
topikal dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan
prokain atau lidokain di daerah hordeolum. Hordeolum internum dibuat
insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus (vertikal) pada margo
palpebral dan pada hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar (horizontal)
dengan margo palpebra. (1,2,6)

2.10 Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari hordeolum adalah selulitis
palpebral yang merupakan radang jaringan ikat longgar palpebral di depan
septum orbita, serta abses palpebral. (2)

2.11 Prognosis
Walaupun hordeolum tidak berbahaya dan komplikasinya sangat
jarang, tetapi hordeolum sangat mudah kambuh. Hordeolum biasanya
sembuh sendiri atau pecah dalam beberapa hari sampai minggu. Dengan
pengobatan yang baik hordeolum cenderung sembuh dengan cepat dan
tanpa komplikasi. Prognosis baik apabila hordeolum tidak ditekan atau
ditusuk karena infeksi dapat menyebar ke jaringan sekitar. (2,4)

18
DAFTAR PUSTAKA

19

Вам также может понравиться

  • Plant Survey
    Plant Survey
    Документ59 страниц
    Plant Survey
    Arty Arthemist
    Оценок пока нет
  • 1 SM
    1 SM
    Документ9 страниц
    1 SM
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Hordeolum Interna
    Hordeolum Interna
    Документ19 страниц
    Hordeolum Interna
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Gizi Seimbang
    Gizi Seimbang
    Документ54 страницы
    Gizi Seimbang
    Marliana Pohan
    Оценок пока нет
  • Fupy Puskesmas2 Andy Rafdi Al Bagiz K1a117060
    Fupy Puskesmas2 Andy Rafdi Al Bagiz K1a117060
    Документ11 страниц
    Fupy Puskesmas2 Andy Rafdi Al Bagiz K1a117060
    M Anzal
    Оценок пока нет
  • Imunisasi Campak 2018 PDF
    Imunisasi Campak 2018 PDF
    Документ6 страниц
    Imunisasi Campak 2018 PDF
    PratikaLawrenceSasube
    Оценок пока нет
  • Tugas Mandiri Skenario 2 Emergency
    Tugas Mandiri Skenario 2 Emergency
    Документ39 страниц
    Tugas Mandiri Skenario 2 Emergency
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Kalazion
    Kalazion
    Документ46 страниц
    Kalazion
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Hordeolum Interna
    Hordeolum Interna
    Документ111 страниц
    Hordeolum Interna
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Wrap Up SK 3 GIT
    Wrap Up SK 3 GIT
    Документ34 страницы
    Wrap Up SK 3 GIT
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Tutorial 4
    Tutorial 4
    Документ39 страниц
    Tutorial 4
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Klasifikasi Dan Prognosis
    Klasifikasi Dan Prognosis
    Документ2 страницы
    Klasifikasi Dan Prognosis
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Saddle Block Anestesi
    Saddle Block Anestesi
    Документ19 страниц
    Saddle Block Anestesi
    Andi Pakdhee
    Оценок пока нет
  • Soal Hemato 2012
    Soal Hemato 2012
    Документ24 страницы
    Soal Hemato 2012
    Chairunnisa Zata Yumni
    Оценок пока нет
  • Biokim 1 DR - Yurika
    Biokim 1 DR - Yurika
    Документ36 страниц
    Biokim 1 DR - Yurika
    Zoe Jo
    Оценок пока нет
  • Wrap Up Emer 2
    Wrap Up Emer 2
    Документ52 страницы
    Wrap Up Emer 2
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Pembunuhan Anak Sendiri-SS
    Pembunuhan Anak Sendiri-SS
    Документ15 страниц
    Pembunuhan Anak Sendiri-SS
    Maya Yulindhini
    Оценок пока нет
  • KULIAH TRANSFUSI FDH
    KULIAH TRANSFUSI FDH
    Документ35 страниц
    KULIAH TRANSFUSI FDH
    milati
    Оценок пока нет
  • Diagnosis Laboratorium Anemia MH Lengkappptx
    Diagnosis Laboratorium Anemia MH Lengkappptx
    Документ65 страниц
    Diagnosis Laboratorium Anemia MH Lengkappptx
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • PBL 3
    PBL 3
    Документ17 страниц
    PBL 3
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • SKENARIO 2 Urin
    SKENARIO 2 Urin
    Документ41 страница
    SKENARIO 2 Urin
    Icca Marisa
    100% (1)
  • Wrap Up 2
    Wrap Up 2
    Документ4 страницы
    Wrap Up 2
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • PBL Tiroid
    PBL Tiroid
    Документ43 страницы
    PBL Tiroid
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Cover Elektif
    Cover Elektif
    Документ1 страница
    Cover Elektif
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Diagnosis Banding
    Diagnosis Banding
    Документ3 страницы
    Diagnosis Banding
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Uas Agama SMT 3
    Uas Agama SMT 3
    Документ9 страниц
    Uas Agama SMT 3
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Uas Agama SMT 3
    Uas Agama SMT 3
    Документ9 страниц
    Uas Agama SMT 3
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Diagnosis Banding
    Diagnosis Banding
    Документ3 страницы
    Diagnosis Banding
    Icca Marisa
    Оценок пока нет
  • Wrap Up KArdio Sken 1
    Wrap Up KArdio Sken 1
    Документ32 страницы
    Wrap Up KArdio Sken 1
    Icca Marisa
    Оценок пока нет