Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian yang dilaporkan sangat rendah (0,1%), tetapi yang lebih
ditakutkan adalah komplikasi terhadap jantung yang bersifat progresif dan
menetap. Meskipun dikatakan bersifat swasirna, namun jika tidak diobati, 20–
40% kasus akan terjadi perubahan perkembangan arteri koroner dengan derajat
keparahan mulai dari dilatasi atau aneurisma arteri koroner asimtomatis sampai
aneurisma besar dengan trombosis, infark miokard, dan kematian mendadak.
Di Amerika, Jepang, Inggris dan negara berkembang, PK telah menyingkirkan
penyakit demam rheuma sebagai penyebab tersering penyakit jantung didapat
pada anak, sehingga diagnosis dini serta penatalaksaan yang tepat diperlukan
agar menurunkan sekitar 20 % risiko terjadinya komplikasi dapat ditekan.
1
dari ektasis arteri koronarius asimtomatik atau pembentukan aneurisma sampai
aneurisma arteri koronarius dengan trombosis, infark miokardial, dan mati
mendadak. Tingkat kematian adalah 0,1-2%. Pemberian awal imunoglobulin
intravena mengurangi resiko mengalami keterlibatan jantung sampai 5%.
Meskipun inflitrat inflamasi sudah muncul di pankreas, ginjal, dan traktus
bilier, tidak ada sekuel yang signifikan muncul di jaringan-jaringan tersebut.
Oleh karena tidak ada tes spesifik yang dapat dilakukan untuk sindrom
Kawasaki dan gejala klinis tidak ada yang patognomonik, diagnosis sindrom
Kawasaki didasarkan pada kumpulan temuan klinis. Kasus klasik menunjukkan
demam lama (prolonged fever) dengan 4 atau 5 gejala klinis mayor. Pada
kasus inkomplit, pasien demam memiliki sindrom Kawasaki tetapi tidak
memenuhi kriteria diagnostik dan tidak memiliki penyebab penyakit yang lain.
Pemeriksaan laboratorium mendukung diagnosis pada kasus-kasus ini.