Вы находитесь на странице: 1из 4

Manifestasi Klinis

Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul
menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkat
dengan pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat sehingga pada akhirnya remaja
yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relatif rendah
dibandingkan dengan anak yang sebayanya. Gejala pada seseorang apabila dikatakan obesitas
diantaranya adalah :1
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari –
jari yang berbentuk runcing. 1
b. Wajah yang membulat, pipi yang tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada. 2
c. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang
berbentuk ganda1
d. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah
tumbuh pada anak perempuan keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang
menyenangkan. 1
e. Abdomen, membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat dan menggantung
serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang – kadang terdapat streetch putih atau
ungu. 1
f. Terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan didalam
dinding dada yang bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan
dan sesak nafas meskipun orang tersebut hanya melakukan aktivitas yang ringan 1
g. Kedua tungkai umumnya berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam
saling menempel dan bergesekan akibatnya menyebabkan laserasi dan ulserasi yang
dapat menimbulkan bau yang kurang sedap.2
h. Pada anak lelaki, penis tampak kecil karena tersembunyi dalam jaringan lemak
suprapubik (burried penis),2
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bias
menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita
hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang
hari penderita sering merasa ngantuk.3
Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah fisik maupun psikis, masalah fisik seperti
ortopedik sering disebabkan karena obesitas, termasuk nyeri punggung bagian bawah, dan
memperburuk osteoarthritis (terutama di daerah pinggul, lutut, dan pergelangan kaki). Seseorang
yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relative lebih sempit dibandingkan
dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dibuang secara efisien dan mengeluarkan
keringat yang lebih banyak. Sering juga ditemukan oedema (pembengkakan akibat penimbunan
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki. Obesitas bukan hanya tidak enak
dipandang mata, namun merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara
langsung membahayakan kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya
sejumlah penyakit menahun antara lain sebagai berikut:Diabetes tipe 2 (timbul pada masa
remaja), Tekanan darah tinggi, Stroke, Serangan jantung, Gagal jantung, Kanker (jenis kanker
tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar), Batu kandung empedu dan batu
kandung kemih, Gour dan arthritis, Osteoastritis, Tidur apnea (kegagalan bernafas secara normal
ketika tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah), Sindroma pickwiskian
(obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi, dan ngantuk).4
Masalah Obesitas
Masalah-masalah yang didapatkan pada penderita obesitas adalah :
a. Tubuh cepat lelah, pernafasan jadi terganggu, bahkan henti nafas waktu tidur.
b. Meningkatkan resiko terjadinya penyakit menahun, seperti diabetes tipe 2, hipertensi, stroke,
serangan jantung (infark miokardium), gagal jantung, kanker, batu empedu, batu kandung kemih,
gout dan atritis gout, osteoatritis, dan sindroma pickwickian (Obesitas disertai wajah kemerahan,
underventilasi dan ngantuk). Merupakan faktor predisposisi terjadinya hipertensi, dislipidemia,
penyakit jantung koroner, DM tipe 2, serta gangguan fibrinolisis dan dapat memicu terjadinya
trombositosis.1
Cara Penanganan Obesitas
Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang
paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam
mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan
dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat. 3
Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan
resiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan dengan
obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI :3
1. Resiko rendah : BMI < 27
2. Resiko menengah : BMI 27-30
3. Resiko tinggi : BMI 30-35
4. Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
5. Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih.
Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda
dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.
1. Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500 kalori/hari
untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga.
2. Penderita dengan resiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200
kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga.
3. Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-obesitas
disertai diet rendah kalori dan olah raga. 3
Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang
harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :3
a. Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin,
mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
b. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara
perlahan dan stabil.
c. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan
kesehatan secara menyeluruh.
d. Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat
badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian
berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan
aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu
menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan
perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana
jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.
1. Hasdianah. Pemanfaatan Gizi, Diet dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha Medika. 2013. Dalam
Skripsi. Mulyati, Hubungan Profil Lipid Darah dengan Obesitas pada Pasien Remaja di RSUD
Bumiayu. Semarang : Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Semarang. 2018
2. Sjarif DR, Endang DL, Maria Mexitalia, et all. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit
Metabolik. Jilid 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2011
3. M.S, Tomoliyus. Olahraga / Aktivitas Jasmani Bagi Obesitas dan Penyakit Jantung serta
Diabetes. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahraga, Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Sajawandi, L. Pengaruh Obesitas pada Perkembangan Siswa Sekolah Dasar dan Penangannya
dari Pihak Sekolah dan Keluarga. Purwokerto : Universitas Muhammadiyah Purwokerto. 2015

Вам также может понравиться