Вы находитесь на странице: 1из 2

Near Miss : Pengertian, Program Pelaporan, dan Beberapa Perdebatan

Near miss juga dikenal dengan berbagai nama seperti incident, close shaves, close calls, near
hits, dsb. Bagi banyak organisasi, istilah near miss tidak hanya disalahpahami, tetapi juga
diremehkan berkaitan dengan potensi untuk menjadi kemungkinan cedera di tempat kerja.
Beberapa ahli menyebutkan berbagai macam pengertian tentang near miss, diantaranya near
miss incident itu adalah :

 "Kejadian yang tidak diinginkan, dalam keadaan yang sedikit berbeda, bisa
mengakibatkan bahaya cedera pada manusia, kerusakan properti, atau kerugian
sumber daya yang tidak diinginkan. " (ASSE)

 “Suatu incident yang tidak menyebabkan cidera, penyakit, atau kematian” (OHSAS
18001)

 “Suatu peristiwa yang tidak diinginkan, yang, dalam keadaan yang sedikit berbeda,
dapat mengakibatkan kerugian bagi orang-orang, atau kerusakan properti, atau
gangguan bisnis, atau kombinasi dari ketiganya. (tidak ada kerugian besar yang
dialami)”

Sebuah near miss, walau sebenarnya tidak menyebabkan kerugian, namun tetap harus
dilaporkan. Pelaporan dan pengontrolan penyebab near miss memiliki banyak manfaat. Studi
dari efek samping, seperti kecelakaan, menunjukkan bahwa near miss terjadi lebih sering
daripada kecelakaan dan sering menjadi petunjuk awal kecelakaan. Dalam banyak kasus
kecelakaan, kejadian near miss dengan proses yang sama telah terjadi berkali-kali sebelum
kecelakaan yang sebenarnya terjadi. Dengan kata lain, penyebab dari near miss dan accident
itu sama, yang membedakan hanyalah faktor keberuntungan (luck factor), atau lebih tepatnya
“any other circumstances”.

Selanjutnya, dikarenakan adanya beberapa definisi near miss dari berbagai ahli, walaupun
secara harfiahnya sama, kadang definisi itu sendiri menyebabkan kebingungan diantara
safety proffesional dan akhirnya menyebabkan kesalahpahaman di antara mereka. Beberapa
perdebatan tentang near miss yang sering terjadi diantaranya adalah :

1. Penentuan Pengklasifikasian Insiden ke dalam Near Miss


Perbedaan dan kesalahan pemahaman terkait definisi nearmiss secara bahasa kadang
menimbulkan kebingungan dalam menentukan pengklasifikasian suatu incident. Apakah
suatu insiden itu dikategorikan near miss, property damage, atau hanya sebuah at risk
behaviour. Dalam mengatasi masalah ini, sebenarnya kita bisa merujuk pada “Contact and
Exchange of Energy”. Ya, tindakan atau kondisi yang berisiko akan menimbulkan
pertukaran energi dan sebuah kontak yang pada tahap ini dalam sebuah sequence
kecelakaan dimana tubuh seseorang atau sebuah bagian peralatan terkena gaya
(kekuatan) eksternal yang lebih besar dari daya tahnnya, sehingga menyebabkan cidera
atau kerusakan. Sedangkan pada near miss, Sebuah faktor keberuntungan terjadi
sehingga tidak terjadi kontak dengan energi atau energi yang ada tidak cukup untuk
menyebabkan kerugian (harm).
Sebuah near miss harus memiliki fase energi (dimana energi itu mengalir) dan bukan hanya
sebuah potensi energy. Sebuah tindakan dan kondisi yang berisiko tidak dapat
digolongkan ke near miss apabila tidak ada aliran energi yang contacted.

Pada suatu kecelakaan (accident) ada suatu bentuk dari kontak atau pertukaran energy
(energy exchange) yang besarnya berada di atas nilai ambang batas kekuatan tubuh atau
struktur peralatan sehingga menyebabkan cidera atau kerusakan alat. Sedangkan pada
near miss, tidak terjadi pertukaran energy (exchange of energy). Pada near miss itu ada
aliran energy yang “tidak kena alias luput” (missess). Jikapun ada kontak dengan energi,
biasanya nilai jumlah pertukaran energy dibawah tresshold limit dan tidak ada kerugian
yang terjadi.

2. Perdebatan 2 : Near miss sebagai leading indicator atau sebagai lagging indicator

Pada beberapa kesempatan, selain diperdebatkan dari segi definisinya, near miss sering
diperdebatkan tentang posisinya dalam indikator keselamatan, apakah ia sebagai salah
satu leading indikator atau sebagai lagging indikator. Ada dua pendapat yang berbeda.
Satu pendapat mengatakan near miss sebagai leading indicator dikarenakan near miss
menawarkan menajemen sebuah kesempatan untuk bereaksi terhadap peringatan
terhadap kecelakaan (baca: meneliti faktor2 penyebab kecelakaan) sebelum mereka
mengakibatkan kerugian kepada orang-orang, peralatan, pabrik, atau lingkungan. Salah
satu contohnya seperti yang dikatakan S. L. Smith di Occupational Hazards (1994) bahwa near
miss menantang tradisi menggunakan incident untuk melakukan tinjauan menyeluruh dari
kondisi kesalamatan, praktek, dan pelatihan. Pelacakan near miss menawarkan organisasi
sebuah kesempatan yang lebih baik untuk memfokuskan upaya pencegahan mereka.

Sedangkan sebaliknya, near miss dikatakan sebagai lagging indicator dengan alasan
bahwa near miss itu sebagai sebuah kejadian yang tidak diinginkan dan pada saat terjadi
near miss, menunjukkan bahwa energi sudah terlepaskan.

Terlepas dari semua perdebatan di atas, near miss pada saat ini banyak digunakan sebagai
sebuah leading indicator dari suatu organisasi atau perusahaan. NEMIRR (Near Miss Incident
Recognition, Reporting, Risk Ranking, Investigation, and Remedial Action) memberikan
banyak manfaat. Dengan NEMIRR maka organisasi tidak hanya akan mengurangi jumlah
insiden near miss, tapi, lebih penting lagi, akan mengurangi jumlah kecelakaan sebenarnya
di masa depan. Mengurangi jumlah insiden near miss akan memperbaiki masalah sebelum
mereka menyebabkan kecelakaan. Manfaat besar pelaporan near miss lainnya adalah bahwa
lebih mudah untuk sampai ke root cause karena tidak ada yang terluka atau meninggal, yang
berarti tidak ada kebutuhan yang mendesak untuk menutup-nutupi apa yang sebenarnya
terjadi dalam sebuah kejadian.

Sumpal, 24022017

- FDP -

Sumber :
- Ron C. McKinnon, CSP. 2012. Safety Management - Near Miss Identification,
Recognition, and Investigation.
- T.W. van der Schaaf. 1992. Near Miss Reporting in the Cehmical Process Industry

Вам также может понравиться