Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny “L” dari masa kehamilan

sampai dengan masa nifas dan keluarga berencana di BPM Siti Zulaikah, Amd.Keb Desa

Jogoroto – Jogoroto – Jombang, pada bab ini penulis akan membahas mengenai hasil

asuhan kebidanan. Adapun hal ini penulis jabarkan sesuai dengan bentuk

pendokumentasian 6 standart asuhan kebidanan yang digunakan sebagai berikut :

4.1 KEHAMILAN

pada kasus ini penulis membahas mengenai hasil asuhan kebidanan pada Ny.L.

Ny.L melakukan pemeriksaan sebanyak 9 kali selama kehamilan, yang terdiri dari 2

kali pada trimester I, tiga kali pada trimester II, dan 4 kali pada trimester III. Selama

hamil, Ny”L” melakukan ANC 1 kali pada TM.III.

Pada kunjungan pertama TM.III tanggal 1 maret 2017, didapatkan hasil

pemeriksaan pada Ny.L dalam batas normal, TD 110/80 mmhg, nadi 80x/menit, RR

20x/menit, suhu 36,70C, BB 61 Kg, TB 155cm, LILA 27cm. Dalam pemeriksaan

fisik kondisi ibu dalam keadaan normal DJJ 138x/menit, UK 29 mgg, LI TFU 3 jari

diatas pusat teraba bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong). LII teraba puka, LIII

bagian terendah janin teraba bulat melenting(kepala), LIV belum masuk PAP

(convergen) Mc Donald TFU 24 cm dan TBBJ 1.860 gram, leopold dan DJJ,

didapatkan hasil dengan batas normal. Ny.L melakukan pemeriksaan ANC di PKM

mojowarno, Ny.L tidak dilakukan pemeriksaan darah (VDRL) untuk pemeriksaan

penyakit menular seksual, Ny.L tidak diberikan obat malaria, pemeriksaan protein

urin dan tidak diberikan kapsul minyak beryodium. Pada teori pemeriksaan ANC

pemeriksaan standart pelayanan antenatal yang telah ditetapkan oleh Departemen

kesehatan RI meliputi 14 T yaitu antara lain 1. Timbang berat badan dan tinggi badan,
2. Tekanan darah, 3. Pengukuran TFU, 4. Pemberian tablet FE, 5. Pemberian

imunisasi TT, 6. Pemeriksaan HB, 7. Pemeriksaan protein urine, 8. Pengambilan

darah untuk pemeriksaan VDRL, 9. Pemeriksaan reduksi urine, 10. Perawatan

payudara, 11, senam ibu hamil, 12. Pemberian obat malaria, 13. Pemberian kapsul

minyak beryodium, 14. Temu wicara (walyani Elisabeth Siwi,2015). kehamilan pada

Ny”L belum memenuhi standar “14 T”.

pada kunjungan ke dua TM.III tanggal 14 maret 2017, Ny.L mengeluh merasa

kurang nyenyak saat tidur karena perut ibu semakin besar, dilakukan pemeriksaan

pada Ny.L dalam batas normal yaitu TD 110/70 mmhg, nadi 82x/menit, suhu 36,50C,

RR 22x/menit, BB 61 Kg, Dalam pemeriksaan fisik kondisi ibu dalam keadaan

normal DJJ 154x/menit, UK 31 mgg, LI TFU 3 jari dibawah PX teraba bulat, lunak,

dan tidak melenting (bokong). LII teraba puki, LIII bagian terendah janin teraba bulat

melenting(kepala), LIV belum masuk PAP (convergen) Mc Donald TFU 25 cm dan

TBBJ 2.015 gram, leopold dan DJJ, didapatkan hasil dengan batas normal, dan

memberikan KIE tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil TM.III, tanda-tanda persalinan

dan mengajarkan posisi tidur yang baik dan benar sesuai dengan teori yaitu kebutuhan

nutris ibu hamil TM.III antara lain kalori, asam folat, protein, zat besi dan air

(walyani.2015). tanda-tanda persalinan yaitu adanya kontraksi rahim, keluarnya lendir

bercampur darah, keluarnya air ketuban dan pembukaan serviks (Purwoastuti &

Elisabeth.2015) dan mengajarkan Ny.L posisi tidur yang nyaman dengan tidur miring

kiri dan meletakkan bantal dibawah kepala serta meletakkan bantal dikedua lutut dan

1 lutut diatas ditekuk (Kemenkes.2011). Pengukuran TFU (cm) sama dengan usia

kehamilan dalam minggu, 12cm=12 mgg, 16cm=16mgg, 20cm=20mgg,

24cm=24mgg, 28cm=28mgg, 32cm=32mgg, 36cm=36mgg, 40cm=40mgg


(Kemenkes.2014). pada hasil pemeriksaan TFU (cm) dengan usia kehamilan dalam

minggu pada Ny.L terdapat kesenjangan dan tidak sesuai dengan teori.

Pada kunjungan ke tiga tanggal 29-04-2017, Ny.L mengatakan tidak ada keluhan dan

didapatkan hasil pemeriksaan Ny.L dalam keadaan normal TD 120/80mmhg, nadi

80x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,50C, BB 63Kg, Dalam pemeriksaan fisik kondisi

ibu dalam keadaan normal DJJ 142x/menit, UK 36 mgg, LI TFU 3 jari dibawah PX

teraba bulat, lunak, dan tidak melenting (bokong). LII teraba puki, LIII bagian

terendah janin teraba bulat melenting(kepala), LIV belum masuk PAP (convergen)

Mc Donald TFU 30 cm dan TBBJ 2.790 gram, leopold dan DJJ, didapatkan hasil

dengan batas normal. Pengukuran TFU (cm) sama dengan usia kehamilan dalam

minggu, 12cm=12 mgg, 16cm=16mgg, 20cm=20mgg, 24cm=24mgg, 28cm=28mgg,

32cm=32mgg, 36cm=36mgg, 40cm=40mgg (Kemenkes.2014). pada hasil

pemeriksaan TFU (cm) dengan usia kehamilan dalam minggu pada Ny.L terdapat

kesenjangan dan tidak sesuai dengan teori.

menurut walyani frekuensi pelayanan antenatal care oleh WHO ditetapkan 4 kali

kunjungan ibu hamil dalam pelayanan antenatal, pada TM.I satu kali, TM.II satu kali,

dan TM.III dua kali pada K3 dan K4 selama hamil Ny.L melakukan pemeriksaan

ANC satu kali pada TM.III pada K3 (Walyani,2015). Dalam hal ini pemeriksaan

antenatal care pada Ny.L telah memenuhi frekuensi yang telah ditetapkan oleh WHO.

Menurut teori yang terdapat pada buku Kemenkes RI tentang standar kebidanan

(2007) bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif, efektif,

efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam bentuk

upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dilaksanakan secara mandiri,

kolaborasi dan rujukan. Ibu kooperatif saat dilakukan asuhan kebidanan sehingga
penulis dan bidan mudah dalam melakukan tindakan sesuai dengan rencana asuhan

kebidanan. Dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terapat kesenjangan antara teori

dan tinjauan kasus yang telah dilaksanakan pada tanggal 01-03-2017 sampai dengan

tanggal 29-04-2017 karena tidak ditemukannya komplikasi atau masalah yang timbul

pada kehamilan Ny.L walaupun ada yang tidak sesuai dengan teori.

4.2 Persalinan

Pada kasus Ny”L” tanggal 07-05-2017, didapatkan hasil pemeriksaan Ny”L” mulai

merasa mules-mules sejak pukul 02.00 wib tgl.07-05-2017 dan mengeluarkan lendir

bercampur darah pada pukul 05.00 wib tgl.07-05-2017 dan datang ke BPM Siti

Zulaikah,Amd.Keb pada jam 06.00 wib tgl.07-05-2017. Berdasarkan hasil

pemeriksaan pada Ny”L” pada pukul 06:00 WIB tanggal 07-05-2017 di BPM Siti

Zulaikah,Amd.Keb, Ny.L sudah ada tanda-tanda inpartu yaitu keluar lendir

bercampur darah, pembukaan 3cm, effacement 25%, ketuban utuh, presentasi kepala,

molase 0, hodge 1, his 2x10’x30”, DJJ 143x/menit. Menurut teori tanda-tanda inpartu

diantaranya adalah adanya kontraksi rahim, keluarnya lendir bercampur darah,

keluarnya air ketuban dan pembukaan serviks (Purwoastuti & Elisabeth.2015).

menurut data yang didapat dari hasil pemeriksaan subjektif dan objektif didapatkan

hasil diagnosa inpartu kala1 fase laten. menurut teori pemantauan kala I fase aktif TD

setiap 4 jam, suhu setiap 4 jam, nadi setiap 30 menit, DJJ setiap 1 jan, kontraksi setiap

1 jam, pembukaan serviks setiap 4 jam dan penurunan setiap 4 jam (Saifuddin,Abdul

Bari.dkk.2014). dari hasil pemeriksaan Ny.L selama kala I fase laten tidak ada

kesenjangan dengan teori.

Pada tanggal 07-05-2017 jam 10.00wib Ny.L mengatakan merasa kenceng-kenceng

dan semakin kuat, didapatkan hasil pemeriksan DJJ 140x/menit, his 3x10’x40”,

effacement 50%, ketuban utuh, presentase kepala, molase 0, pembukaan 5cm, hodge
II, dari hasil pemeriksaan Ny.L didapatkan diagnosa inpartu kala I fase aktif. Pada

tanggal 07-05-2017 jam 14.00 didapatkan hasil pemeriksaan Ny.L DJJ 144x/menit,

his 4x10’x>40”, effacement 75%, ketuban pecah (jernih), presentase kepala, molase

0, pembukaan 8cm, hodge III, dari hasil pemeriksaan Ny.L didapatkan diagnosa

inpartu kala I fase aktif. Memberikan Ny.L pengurangan rasa nyeri dan mendukung

Ny.L dalam pemilihan posisi seperti miring kiri atau jongkok untuk mempercepat

penurunan kepala bayi, Ny.L merasa sedikit lebih baik dan Ny,L bersedia untuk posisi

jongkok. Menurut teori pengurangan rasa nyeri yaitu mengurangi dari sumbernya,

memberikan rangsangan alternatif yang kuat, dan mengurangi reaksi mental yang

negatif, emosional dan reaksi fisik Ny.L terhadapa rasa sakit (Walyani, Elisabth

Siwi.2015) dan posisi berjongkok atau berdiri dapat membantu penurunan kepala bayi

yaitu memperbesar ukuran panggul menambah 28% ruang outletnya dan

memperbesar dorongan untuk meneran (Walyani, Elisabth Siwi.2015). Menurut teori

pencatatan selama fase aktif (partograf) yaitu informasi tentang ibu, kondisi janin,

kemajuan persalinan, jam dan waktu, kontraksi uterus, obat-obatan yang diberikan

selama persalinan dan keadaan ibu (APN.2012). menurut teori pemantauan kala I fase

aktif TD setiap 4 jam, suhu setiap 2 jam, nadi setiap 30 menit, DJJ setiap 30 menit,

kontraksi setiap 30 menit, pembukaan serviks setiap 4 jam dan penurunan setiap 4 jam

(Saifuddin,Abdul Bari.dkk.2014).

pada jam 18.00 wib tanggal 07-05-2017. Ny.L mengatakan sudah tidak kuat dan

ingin meneran, didapatkan hasil pemeriksaan ketuban pecah (jernih), pembukaan

10cm, hodge IV, efficment 100%, molase 0, presentase kepala. Menurut teori kala I

persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat

(frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10cm) lama kala 1
untuk primigravida yaitu 12 jam dan multigravida 8 jam (APN.2012). Kala 1 pada

Ny.L berlangsung selama 12 jam dan tidak ada kesenjangan dengan teori.

pada jam 18.00 wib tanggal 07-05-2017 didapatkan hasil pemeriksaan perinium

menonjol, vulva membuka dan ibu terasa ada dorongan meneran seperti ingin BAB

dan ada tekanan pada anus, pada hasil pemeriksaan abdomen kontraksi ibu adekuat

his 4x10’x >40” detik DJJ 134x/menit, dari hasil pemeriksaan didapatkan diagnosa

inpartu kala II. Menurut teori tanda dan gejala kala II yaitu his terkoordinir dan

adekuat, kepala janin telah turun masuk ruang panggul secara reflektoris

menimbulkan rasa ingin mengejan, tekanan pada rektum seperti ingin BAB, anus

membuka (APN.2014).

Lama kala II pada Ny.L berlangsung selama 50 menit dari pembukaan lengkap

pukul 18.00 wib dan bayi lahir pukul 19.00wib. Menurut teori yang ada lama kala II

pada primipara berlangsung 1,5-2 jam, pada multipara berlangsung 0,5-1 jam

(APN.2014).

Setelah bayi lahir pada tanggal 07-05-2017 jam 19.00wib, melakukan

penilaian spintas, bayi menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit kemerahan dan

mengeringkan bayi kecuali tangan dan dilakukan pemotongan tali pusat, bayi

diletakkan didada ibu dengan posisi tengkurap untuk IMD dan kontak kulit dengan

Ny.L selama 1 jam. Asuhan ini dilakukan sesuai teori asuhan persalinan 60 langkah

(APN.2014). Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus Ny.L.

Penatalaksanaan manajemen aktif kala III pada Ny.L yaitu pembarian

oksitosin 10 IU secara IM 1 menit setelah bayi lahir, pada Ny.L terdapat tanda

pelepasan plasenta yaitu uterus globurel, semburan darah dan tali pusat memanjang

dan melakukan peregangan tali pusat terkendali. Pada Ny”L” plasenta lahir pukul

19:10 wib berlangsung 5 menit setelah bayi lahir. Menurut teori plasenta lahir 5-30
menit setelah bayi lahir (APN.2014). Dengan demikian selama kala III tidak ada

penyulit dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan kasus Ny.L.

Kala IV pada Ny”L” terdapat robekan dijalan lahir derajat 2 dan telah

dilakukan penjahitan perinium. Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, pengeluaran

lochea rubra, kandung kemih kosong, observasi kala IV pada Ny “L” dilakukan

hingga 2 jam postpartum 1 jam pertama tiap 15 menit dan 1 jam ke dua setiap 30

menit. Hasil pemeriksaan kala IV pada Ny.L dalam batas normal 120/80 mmHg, nadi

80x/menit, suhu 36,9 0C, tinggi fundus uteri setelah plasenta lahir 2 jari dibawah

pusat, kontraksi baik, konsistensi keras, kandung kemih kosong, lochea rubra,

pengeluran darah Ny.L sebanyak 135 ml, hasil pemeriksaan pada Ny.L dalam batas

normal dan tidak ada kesenjangan pada teori dan kasus.

Setelah 1 jam bayi kontak kulit dengan ibu, bayi diberikan salep mata dan

injeksi Vit K sebagai pencegahan infeksi dan perdarahan, imunisasi hepatitis B

diberikan pada 6 jam post partum pada saat ibu mau pulang. Dalam teori asuhan

persalinan normal 60 langkah imunisasi hepatitis B diberikan 1 jam setelah

pemberikan Vit.K (APN.2014). Dan dalam teori mengatakan imunisasi Hepatitis B

diberikan pada bayi umur 0-7 hari (kemenkes RI,2015), pemberian imunisasi

Hepatitis B pada bayi Ny.L dalam batas normal dan tidak ada kesenjangan dalam

teori.

Persalinan pada Ny”L” kala I, kala II, kala III, kala IV tidak ada kompilkasi .

Вам также может понравиться