Вы находитесь на странице: 1из 56

$ ffi ffi*p"i r;:-r:reer

:itii,ilJi:: l;a.rr:;

l17sl17 Eas SURATPERNYATAANDIREKSI


TENTANG
TANGGUNGJAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN
PT ANEKA GAS INDUSTRIDAN ANAK PERUSAHAAN
LINTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER2OO9DAN 2OO8

Kami yang bertandatangandibawah ini:

1. Nama Heyzer Harsono


Alamat Kantor MenaraAnugerah6th Floor, Jl. Mega Kuningan Lot. 8.6-8.7
KawasanMega Kuningan, Jakarta12950
Alamat Domisili/sesuaiKTP Jl. Lombok 18,R.T. 001,R.W. 004,KelurahanNgagel,
atau kartu identitas lain KecamatanWonokromo. Kota Surabava
Telephone 021-57948880
Jabatan Direktur Utama

2. Nama RachmatHarsono
Alamat Kantor MenaraAnugerah6th Floor, Jl. Mega Kuningan Lot. 8.6-8.7
KawasanMega Kuningan, Jakarta 12950
Alamat Domisili/sesuaiKTP Jl. Bali 34 -36, R.T. 002,R.W. 010,KelurahanGubeng,
atau kartu identitas lain KecamatanGubeng,Kota Surabaya
Telephone 021-57948880
Jabatan Wakil Direktur Utama

Menyatakanbahwa:

L Bertanggungjawab ataspenyusunandan penyajian laporan keuanganperusahaan;


2. Laporan keuanganperusahaantelah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansiyang berlaku
umum,
3. a. Semuainformasi dalam laporan keuanganperusahaantelah dimuat secaralengkap dan benar.
b. Laporan keuanganperusahaantidak mengandunginformasi atau fakta materialyangtidak benardan tidak
menghilangkaninformasi atau fakta material.
4. Bertanggungjawab atassistempengendalianintem dalamperusahaan.

Demikian pernyataanini dibuat dengansebenarnya

Jakafta,23 Maret2010

DirekturUtama .z
-. -*--,1".", ^ .

GASn8fi#tfril

Heyzer Harsono Rachmat Harsono

PT. ANEKA GAS INDUSTRI


Head Office
MenaraAnugrah
6thfloor, Lot8.6- 8.7.Kawasan
Jl.MegaKuningan MegaKuningan 12950- Indonesia
Jakarta
Fax:+622157948881.E-mail
Tef:+6221 5794AgaO.(Hunting) :agipusat@anekagas.com&agipusat@anekagas.co.idHttp://www.anekagas.c
HadoriSugiarto
Adi& Relcan
Certified Public Accountants

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

LaporanNo. 035/LA-AGI/SBY2/III/20 I 0

Pemegangsaham,Dewan Komisaris dan Direksi


PT Aneka Gas Industri dan Anak Perusahaan

Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Aneka Gas Industri (Perusahaan)dan Anak Perusahaan
tanggal 31 Desember 2009, laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas serta laporan arus kas
konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut" Laporan keuangan konsolidasi adalah
tanggungjawab manajemenPerusahaan.Tanggungjawab kami terletak pada pernyataanpendapatatas
laporan keuangankonsolidasi berdasarkanaudit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuanganAnak
Perusahaantertentu untuk tahun yang berakliir pada tanggal31 Desember2009, yang laporan keuangan
mencerminkanjumlah aset sebesar8,970/odari jumlah aset konsolidasi dan jumlah pendapatansebesar
0,8106 dari jumlah pendapatankonsolidasi. Laporan keuanganAnak Perusahaantersebut diaudit oleh
auditor independenlain yang dalam laporannyamenyatakanpendapatwajar tanpa pengecualian.Laporan
auditor independenlain tersebuttelah diserahkankepadakami, dan pendapatkami, sejauhyang berkaitan
denganjumlah untuk Anak Perusahaantersebut,didasarkansemata-mataatas laporan auditor independen
lain tersebut. Laporan keuangan konsolidasi tanggal 31 Desember 2008, telah diaudit oleh auditor
independen lain yang dalam laporannya tertanggal 2 Pebruari 2009, menyatakan pendapat wajar tanpa
penecualian.

Kami melaksanakanaudit berdasarkanstandarauditing yang ditetapkanInstitut Akuntan Publik Indonesia.


Standar tersebut mengharuskankami merencanakandan melaksanakanaudit agar kami memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan,atas dasarpengujian,bukti-bukti yang mendukungjumlah-jumlah dan pengungkapandalam
laporan keuangan.Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi
signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan.Kami yakin bahwa audit kami memberikandasarmemadaiuntuk menyatakanpendapat.

Menurut pendapatkami, laporan keuangankonsolidasiyang kami sebut di atas menyajikan secarawa1ar,


dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan tanggal
3 1 Desember2009, hasil usahasertaarus kas konsolidasiuntuk tahun yang berakhir pada tanggaltersebut
sesuaidenganprinsip akuntansiyangberlakuumum di Indonesia.

HADORI SUGIARTO ADI & RBKAN

N I A P0 8 . 0 1 . 1 0 1 3
23 Maret2010

Kantor Caba.ng Jakarta Satu Nomor ljin Usaha KAP: KEP-442lKM.Il2009


M e n a rR
a a j a w aLl ti . 1 1J l .M e g aK u n i n g aLno t #5 . 1K a w a s aMne g aK u n i n g aJna, k a r tSa e l a t a1n2 9 5 0
Indonesia
Tel: +62 21 576 1'667,576 7468 Fax: +62 21 576 1668 email: info@hlbjakarta.com
H L B H a d o r iS u g i a r t oA d i & R e k a ni s a m e m b e r o f f f i l n t e r n a t i o n a l A
. w o r l d - w i d e o r g a n i z a t i o no t a c c o u n t i n gf i r m s a n d b u s i n e s sa d v i s e r s
PT ANEKA GAS INDUSTRI
DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI


UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
DAN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
emegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi
PT Aneka Gas Industri

Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Aneka Gas Industri (Perusahaan) dan Anak Perusahaan
tanggal 31 Desember 2009, laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas serta laporan arus kas
konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan konsolidasi adalah
tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan konsolidasi berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit laporan keuangan Anak
Perusahaan tertentu untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009, yang laporan keuangan
mencerminkan jumlah aset sebesar 8,97% dari jumlah aset konsolidasi dan jumlah pendapatan sebesar
0,81% dari jumlah pendapatan konsolidasi. Laporan keuangan Anak Perusahaan tersebut diaudit oleh
auditor independen lain yang dalam laporannya menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian. Laporan
auditor independen lain tersebut telah diserahkan kepada kami, dan pendapat kami, sejauh yang berkaitan
dengan jumlah untuk Anak Perusahaan tersebut, didasarkan semata-mata atas laporan auditor independen
lain tersebut. Laporan keuangan konsolidasi tanggal 31 Desember 2008, telah diaudit oleh auditor
independen lain yang dalam laporannya tertanggal 2 Pebruari 2009, menyatakan pendapat wajar tanpa
penecualian.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.
Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh
keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi
pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi
signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan konsolidasi PT Aneka Gas Industri dan Anak Perusahaan
tanggal 31 Desember 2009, hasil usaha serta arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

HADORI SUGIARTO ADI & REKAN

Wahyu Wibowo, CPA


NIAP 08.01.1013
23 Maret 2010
-1-

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


NERACA KONSOLIDASI
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2009 2008


ASET

ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2c, 2o, 3 67.534.838 79.776.213
Investasi jangka pendek 2d, 4 20.000.000 -
Piutang usaha
Pihak ketiga – setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu
sebesar Rp 2.229.125 pada
tahun 2009 dan Rp 2.923.142
pada tahun 2008 2e, 2o, 5, 9, 13 69.591.497 52.241.912
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 2f, 5, 26 407.882 98.704
Piutang lain-lain
Pihak ketiga 2.493.168 3.536.510
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 2f, 26 798.483 783.517
Persediaan – setelah dikurangi
penyisihan atas persediaan
usang sebesar Rp 504.090
pada tahun 2009 dan 2008 2g, 6 45.824.275 34.525.151
Uang muka pembelian 7 14.811.567 14.385.203
Pajak dan biaya dibayar di muka 2h 6.677.309 5.717.677
Aset lancar lainnya 4.396 12.767
Jumlah Aset Lancar 228.143.415 191.077.654

ASET TIDAK LANCAR


Taksiran tagihan pajak penghasilan 2p - 15.734
Aset tetap – setelah dikurangi
akumulasi penyusutan sebesar
Rp 190.290.520 pada tahun 2009
dan Rp 156.661.045 pada 2i, 2k, 8, 9,
tahun 2008 13, 14, 15 530.226.070 458.656.865
Rugi ditangguhkan atas penjualan dan
penyewaan kembali aset tetap 2k, 8, 14 629.308 789.982
Biaya pra-operasi 2j 1.999.361 208.841
Aset tidak lancar lainnya 8.145.192 11.195.290
Jumlah Aset Tidak Lancar 540.999.931 470.866.712
JUMLAH ASET 769.143.346 661.944.366
-2-

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan)
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2009 2008


KEWAJIBAN DAN EKUITAS

KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank 5, 8, 9, 13, 25 68.922.795 56.944.352
Hutang usaha
Pihak ketiga 2o, 10 14.890.055 13.744.609
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 2f, 10, 26 30.074.215 7.353.279
Hutang pajak 2p, 11 5.371.639 6.878.412
Uang muka pelanggan 757.204 1.676.892
Kewajiban lancar lainnya 12 29.905.289 42.292.456
Hutang jangka panjang - bagian
yang jatuh tempo dalam satu tahun:
Bank 5, 8, 9, 13 15.559.692 8.381.523
Aset pembiayaan 2f, 2k, 8, 14, 26 10.953.327 8.429.640
Lembaga keuangan 8, 15 41.628 91.879
Jumlah Kewajiban Lancar 176.475.844 145.793.042

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR


Hutang pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 2f, 26 28.811.325 17.925.000
Kewajiban pajak tangguhan 2p, 11 3.424.471 2.213.426
Jaminan pelanggan 7.784.379 545.247
Hutang jangka panjang setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam
satu tahun:
Bank 5, 8, 9, 13 49.676.699 16.898.240
Aset pembiayaan 2f, 2k, 8, 14, 26 16.107.750 18.709.047
Lembaga keuangan 8, 15 - 41.628
Obligasi 2l, 16 237.794.371 237.160.957
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja 2n, 18 4.239.405 4.030.927
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 347.838.400 297.524.472
HAK MINORITAS ATAS ASET
BERSIH ANAK PERUSAHAAN
YANG DIKONSOLIDASIKAN 2b, 17 28.027.779 20.771.957
-3-

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


NERACA KONSOLIDASI (Lanjutan)
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2009 2008


EKUITAS
Modal saham – nilai nominal Rp 1.000.000
(Rupiah penuh) per saham
Modal dasar – 500.000 saham pada
tahun 2009 dan 2008
Modal ditempatkan dan disetor
penuh – 125.000 saham pada
tahun 2009 dan 2008 19 125.000.000 125.000.000
Selisih kurs dari tambahan
modal disetor 20 17.600.000 17.600.000
Selisih nilai transaksi restrukturisasi
entitas sepengendali 2p, 21 3.381.338 3.381.338
Saldo laba 70.819.985 51.873.557
Jumlah Ekuitas 216.801.323 197.854.895
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 769.143.346 661.944.366

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
-4-

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 2009 2008


PENJUALAN BERSIH 2m, 22 451.063.711 366.728.864
BEBAN POKOK PENJUALAN 2m, 23 246.203.872 204.560.082
LABA KOTOR 204.859.839 162.168.782
BEBAN USAHA 2m, 24
Penjualan 72.089.603 60.446.764
Umum dan administrasi 54.406.853 50.238.279
Jumlah Beban Usaha 126.496.456 110.685.043
LABA USAHA 78.363.383 51.483.739

PENGHASILAN (BEBAN)
LAIN-LAIN 2m
Laba penjualan aset tetap 8 6.674.898 9.145.994
Rugi penghapusbukuan aset tetap ( 325.862 ) -
Penghasilan bunga 1.511.417 3.861.657
Beban bunga 9, 13, 14, 15, 16, 25 ( 48.957.509 ) ( 36.730.000 )
Lain-lain – bersih ( 5.193.601 ) ( 4.027.654 )
Beban Lain-lain – Bersih ( 46.290.657 ) ( 27.750.003 )
LABA SEBELUM TAKSIRAN
PENGHASILAN
(BEBAN) PAJAK 32.072.726 23.733.736
TAKSIRAN PENGHASILAN
(BEBAN) PAJAK 2o, 11
Tahun berjalan ( 8.388.595 ) ( 8.409.537 )
Tangguhan ( 1.211.045 ) 457.849
Taksiran Beban Pajak ( 9.599.640 ) ( 7.951.688 )
LABA SEBELUM HAK
MINORITAS ATAS LABA
BERSIH ANAK PERUSAHAAN
YANG DIKONSOLIDASIKAN 22.473.086 15.782.048
HAK MINORITAS ATAS
LABA BERSIH ANAK
PERUSAHAAN YANG
DIKONSOLIDASIKAN 2b, 17 ( 3.526.658 ) ( 1.167.079 )
LABA BERSIH 18.946.428 14.614.969

LABA PER SAHAM DASAR


(Rupiah penuh) 2s 151.571 129.884

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
-5-

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Selisih Nilai
Transaksi
Modal Selisih Kurs Restrukturisasi
Ditempatkan dan dari Tambahan Entitas
Catatan Disetor Penuh Modal Disetor Sepengendali Saldo Laba Jumlah
Saldo 1 Januari 2008 75.094.000 17.600.000 3.381.338 37.258.588 133.333.926

Penambahan modal ditempatkan


dan disetor penuh 19 49.906.000 - - - 49.906.000

Laba bersih 14.614.969 14.614.969


Saldo 31 Desember 2008 125.000.000 17.600.000 3.381.338 51.873.557 197.854.895

Laba bersih - - - 18.946.428 18.946.428


Saldo 31 Desember 2009 125.000.000 17.600.000 3.381.338 70.819.985 216.801.323

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
-6-

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL
31 DESEMBER 2009 DAN 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2009 2008
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 440.752.768 342.205.212
Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan
dan untuk beban operasi lainnya ( 335.234.158 ) ( 272.503.340 )
Penerimaan kas dari aktivitas operasi 105.518.610 69.701.872
Pembayaran beban pajak ( 10.543.099 ) ( 9.486.674 )
Penerimaan dari penghasilan bunga 1.511.417 3.861.657
Pembayaran beban bunga ( 48.957.509 ) ( 28.030.000 )
Pembayaran lain-lain ( 2.888.482 ) ( 2.599.250 )
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 44.640.937 33.447.605
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan hasil penjualan aset tetap 13.309.393 36.988.579
Perolehan aset tetap ( 104.772.742 ) ( 183.288.656 )
Penempatan pada deposito berjangka dan surat berharga ( 20.000.000 ) -
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi ( 111.463.349 ) ( 146.300.077 )
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Perolehan obligasi - 240.000.000
Penambahan hutang bank 95.167.497 36.219.229
Penambahan modal saham 4.375.000 82.396.000
Penambahan (pembayaran) hutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 10.886.325 ( 4.041.979 )
Pembayaran hutang aset pembiayaan ( 12.649.850 ) ( 7.705.248 )
Pembayaran hutang lembaga keuangan ( 91.879 ) ( 9.899.017 )
Pembayaran hutang bank ( 43.106.056 ) ( 162.013.541 )
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan 54.581.037 174.955.444
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS ( 12.241.375 ) 62.102.972

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 79.776.213 17.673.241


KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 67.534.838 79.776.213

Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas:


Reklasfikasi aset tetap dari:
Aset dalam penyelesaian 36.008.979 35.755.857
Aset pembiayaan 2.737.238 2.736.011
Penambahan aset pembiayaan 12.572.241 29.750.757

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan


bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
- 7 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

1. UMUM

a. Pendirian Perusahaan

PT Aneka Gas Industri (Perusahaan) didirikan pada tanggal 21 September 1971, berdasarkan
akta Notaris Soeleman Ardjasasmita, S.H., No. 28, Notaris di Jakarta. Akta tersebut
telah disahkan oleh Menteri Kehakiman melalui Surat Keputusan No. J.A.5/198/3 tanggal
8 Nopember 1971 dan dicatat dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 103
tanggal 24 Desember 1971, Tambahan No. 576. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Ariyani, S.H., No. 104, Notaris di
Surabaya, tanggal 30 April 2008, mengenai peningkatan modal dasar dan modal ditempatkan dan
disetor penuh. Akta perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-31318.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal
9 Juni 2008.

Perusahaan memperoleh Surat Pengesahan Menteri Kehakiman No. 25/V/PMA/1996 tanggal


25 Maret 1996 untuk pendirian Perusahaan dibawah Undang-Undang Penanaman Modal Asing
(PMA). Perusahaan memperoleh ijin usaha tetap (SIUP) dari kepala Badan Koordinasi Pasar
Modal (BKPM) untuk perubahan status pendirian dari PMA menjadi Penanaman Modal Dalam
Negeri (PMDN) sesuai dengan Surat Keputusan No. 05/V/PMDN/2003 tanggal 10 Maret 2003.

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup Perusahaan antara lain
bergerak dalam bidang pemasaran dan penjualan produk gas industri dan produk-produk
terkait lainnya, pemasaran dan penjualan jasa. Saat ini, Perusahaan bergerak di bidang
industri gas tertentu dalam bentuk gas, cair ataupun padat, mendesain konstruksi dan instalasi
peralatan gas pada pabrik pelanggan dan rumah sakit serta memperdagangkan produk gas
dari produsen lain kepada pelanggan Perusahaan.

Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Jl. Mega Kuningan Lot 8.6 – 8.7, Jakarta Selatan,
sedangkan Perusahaan mempunyai cabang di Medan, Lhoksumawe, Pekan Baru, Jakarta,
Bandung, Lampung, Semarang, Sidoarjo, Makassar, Kendari, Soroako, Palu, Bitung dan
Gorontalo.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada bulan Juni 2008, Perusahaan menawarkan kepada masyarakat:


- Obligasi Aneka Gas Industri I Tahun 2008 dengan jumlah pokok obligasi sebesar
Rp 80.000.000. Obligasi ini mempunyai jangka waktu selama 5 (lima) tahun dengan
tingkat bunga tetap sebesar 14,5% per tahun.
- Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008 dengan jumlah nominal sebesar-
besarnya Rp 220.000.000. Sukuk ini mempunyai jangka waktu selama 5 (lima) tahun
dengan cicilan imbalan ijarah sebesar Rp 36.250 per Rp 1.000.000.

Pada tanggal 26 Juni 2008, penawaran tersebut dinyatakan efektif oleh Badan Pengawas Pasar
Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) berdasarkan Surat Keputusan
No. S-4113/BL/2008. Obligasi ini dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal
9 Juli 2008.
- 8 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

c. Anak Perusahaan

Perusahaan memiliki kepemilikan langsung dan tidak langsung pada Anak Perusahaan pada
tahun 2009 adalah sebagai berikut:

Tahun Jumlah
Beroperasi Aset Per
Persentase Secara 31 Desember
Anak Perusahaan Domisili Kegiatan Usaha Kepemilikan Komersial 2009

Penyertaan langsung

PT Samator Gas Surabaya Produksi dan perdagangan 75,00% 1992 246.937.593


Industri (SGI) gas

PT Raja Prima Surabaya Perdagangan industri gas 50,00% 2009 68.966.964


Syngas (RPS)

Penyertaan tidak langsung

PT Samabayu Bali Produksi dan perdagangan 45,00% 1982 12.337.359


Mandala (SM) gas serta pemasangan
instalasi

Perusahaan memiliki kepemilikan langsung dan tidak langsung pada Anak Perusahaan pada
tahun 2008 adalah sebagai berikut:

Tahun Jumlah
Beroperasi Aset Per
Persentase Secara 31 Desember
Anak Perusahaan Domisili Kegiatan Usaha Kepemilikan Komersial 2008

Penyertaan langsung

PT Udiana Bina Gas Bali Perdagangan industri gas 51,00% 1993 3.232.928
Industri (UBGI)

PT Samator Gas Surabaya Produksi dan perdagangan 75,00% 1992 148.202.367


Industri (SGI) gas

PT Raja Prima Surabaya Perdagangan industri gas 50,00% - 60.873.200


Syngas (RPS)

Penyertaan tidak langsung

PT Samabayu Bali Produksi dan perdagangan 45,00% 1982 11.037.472


Mandala (SM) gas serta pemasangan
instalasi

UBGI

Berdasarkan akta Notaris Sumardillah Oriana Roosdillah, S.H., No. 89 tanggal 30 April 1999,
Perusahaan melakukan penyertaan saham kepada UBGI sebesar Rp 460.000 atau sebesar 51%.

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diaktakan dengan
akta Notaris Wayan Setia Darmawan, S.H., No. 95 tanggal 22 Desember 2008, para pemegang
saham UBGI menyetujui pengalihan 100% kepemilikan saham Perusahaan kepada PT Surya
Kertasari Andalan dengan nilai pengalihan sebesar Rp 2.000.000, sebagai akibat dari transaksi
pengalihan tersebut maka pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan tidak memiliki penyertaan
saham kepada UBGI.
-9-

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

SGI

Berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diaktakan dengan
akta Notaris Ariyani, S.H., No. 54 tanggal 31 Oktober 2008, para pemegang saham, antara lain,
menyetujui peningkatan modal dasar SGI dari sebesar Rp 20.000.000 menjadi sebesar
Rp 150.000.000 serta peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh dari sebesar
Rp 14.760.000 menjadi sebesar Rp 40.000.000. Pada tahun 2008, Perusahaan melakukan
penambahan investasi sebesar Rp 16.240.000 sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan
dan disetor penuh SGI. Pada tanggal 31 Desember 2008, jumlah investasi saham Perusahaan di SGI
sebesar Rp 30.000.000 atau terdilusi menjadi sebesar 75%.
Persentase kepemilikan Perusahaan atas penyertaan tidak langsung kepada SM adalah sebesar 45%
masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.
RPS
Berdasarkan akta Notaris Ariyani, S.H., No. 17 tanggal 5 Maret 2007, Notaris di Surabaya,
Perusahaan melakukan penyertaan saham kepada PT RPS sebesar Rp 3.000.000 dalam 3.000
lembar saham dengan persentase kepemilikan sebesar 50%.
Berdasarkan akta Notaris Ariyani, S.H., No. 96 tanggal 31 Desember 2008, Notaris di Surabaya,
Perusahaan melakukan peningkatan atas penyertaan saham kepada PT RPS sebesar Rp 3.625.000
dalam 3.625 lembar saham sehingga jumlah penyertaan saham Perusahaan menjadi sebesar 6.625
lembar saham dengan persentase kepemilikan 50%.
Berdasarkan akta Notaris Ariyani, S.H., No. 87 tanggal 18 Nopember 2009, Notaris di Surabaya,
Perusahaan melakukan peningkatan atas penyertaan saham kepada RPS sebesar Rp 4.375.000
dalam 4.375 lembar saham sehingga jumlah penyertaan saham Perusahaan menjadi sebesar 11.000
lembar saham dengan persentase kepemilikan 50%. Akta perubahan tersebut telah mendapat
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-07859.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 15 Pebruari 2010.
d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Arief Harsono
Wakil Komisaris Utama : Rasid Harsono
Komisaris : Djasri Marin
Coromolos Maria Bing Soekianto
Direksi
Direktur Utama : Heyzer Harsono
Wakil Direktur Utama : Rachmat Harsono
Direktur : Hariyanto
Agus Purnomo
Etty Fardhiati
Imelda Mulyani Harsono
- 10 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Perusahaan memiliki sejumlah 649 dan 710 karyawan tetap masing-masing pada tahun 2009 dan
2008. Gaji dan manfaat kesejahteraan lain untuk dewan komisaris dan direksi Perusahaan lebih
kurang sebesar Rp 2.998.525 dan Rp 2.938.250 masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI


a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ( BAPEPAM-LK) mengenai Pedoman Penyajian
dan Pengungkapan Laporan Keuangan, yang diedarkan oleh BAPEPAM-LK bagi emiten atau
perusahaan publik industri manufaktur.
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual (accrual basis) dengan
menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan
berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih dan laporan arus kas
konsolidasi.
Laporan arus kas konsolidasi disajikan dengan menggunakan metode langsung yang
dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah
Rupiah.
b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi mencakup laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak
Perusahaan yang lebih dari 50% sahamnya dimiliki Perusahaan.
Seluruh akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas pada Anak Perusahaan disajikan sebagai
“Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan” pada neraca
konsolidasi.
Aset bersih Anak Perusahaan yang termasuk dalam laporan keuangan konsolidasi Perusahaan
adalah sebesar Rp 99.884.509 dan Rp 79.138.588 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2009
dan 2008.
c. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas adalah kas, bank dan deposito berjangka dengan umur jatuh tempo kurang dari
3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas
hutang serta tidak dibatasi penggunaannya.
d. Investasi Jangka Pendek
Penempatan dana atas efek tertentu yang mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang pasti dan
manajemen memiliki maksud untuk memiliki hingga tanggal jatuh tempo, diklasifikasikan sebagai
“dimiliki hingga jatuh tempo”. Efek yang memiliki jangka waktu sampai dengan 12 (dua belas)
bulan sejak tanggal neraca diklasifikasikan sebagai aset lancar dan untuk jangka waktu lebih dari 12
(dua belas) akan diklasifikasikan sebagai aset tidak lancer. Efek yang “dimiliki hingga jatuh tempo”
diakui sebesar harga perolehan dikurangi/ditambah amortisasi premi/diskonto.
- 11 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

e. Piutang Usaha
Piutang usaha dinyatakan sebesar nilai faktur asli dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu.
Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan
penelaahan masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
f. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang
mempunyai hubungan istimewa, sesuai dengan PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak
yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Seluruh transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang
dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan
dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
g. Persediaan
Sejak tanggal 1 Januari 2009, Perusahaan telah mengadopsi PSAK No. 14 (Revisi 2008),
mengenai “Persediaan” yang efektif untuk periode pelaporan keuangan yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2009 dan diterapkan secara prospektif.
Persediaan dinyatakan besar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih
(the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan persediaan Perusahaan dan Anak
Perusahaan ditentukan dengan metode rata-rata (moving average method).
Penyisihan atas persediaan usang atau penurunan nilai persediaan ditetapkan berdasarkan
penelaahan berkala terhadap kondisi fisik dan tingkat perputaran persediaan.
h. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dibebankan pada usaha sesuai masa manfaatnya dengan menggunakan
metode garis lurus (straight-line method).
i. Aset Tetap
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap, kecuali hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak
Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) mengenai ”Aset Tetap” yang menggantikan
PSAK No. 16 (1994) mengenai ”Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994)
mengenai ”Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus
memilih model biaya (cost model) atau model revaluasi (revaluation model) sebagai kebijakan
akuntansi pengukuran atas aset tetap. Perusahaan dan Anak Perusahaan telah memilih untuk
menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. PSAK revisi ini
tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun

Bangunan dan prasarana 8 - 20


Mesin dan peralatan 8 - 16
Tangki 8
Tabung gas 8
Perabot dan peralatan kantor 4-8
Kendaraan 4-8
- 12 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya khusus
sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi
sepanjang periode hak atas tanah atau taksiran masa manfaat ekonomis, mana yang lebih pendek.

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya; pemugaran dan
penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi
atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap
yang bersangkutan dan laba atau rugi yang timbul dilaporkan dalam operasi tahun berjalan.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan, termasuk didalamnya biaya pinjaman
selama konstruksi yang terjadi untuk membiayai konstruksi dan disajikan sebagai bagian dari “Aset
Tetap”. Akumulasi biaya perolehan akan direklasifikasi ke masing-masing aset tetap yang
bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.

Sesuai dengan PSAK No. 48 mengenai “Penurunan Nilai Aset”, nilai penggantian atas aset
(recoverable amount) diestimasi ketika terjadi peristiwa atau perubahan yang mengindikasikan
adanya nilai saat ini tidak dapat terpenuhi. Penurunan nilai aset diakui sebagai kerugian pada
laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.

j. Biaya Pra-operasi

Biaya yang terjadi sebelum dimulainya kegiatan komersial ditangguhkan pembebanannya


(dikapitalisasi).

k. Aset Pembiayaan

Perusahaan dan Anak Perusahaan menyewa aset tetap tertentu. Sewa aset tetap dimana Perusahaan
dan Anak Perusahaan memiliki secara substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset,
diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan.

Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara porsi pelunasan kewajiban dan beban keuangan.
Jumlah kewajiban sewa, setelah dikurangi beban keuangan, disajikan sebagai kewajiban jangka
panjang kecuali untuk bagian yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 12 bulan disajikan sebagai
kewajiban jangka pendek. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan ke laporan laba rugi
selama masa sewa yang menghasilkan tingkat suku bunga konstan atas saldo kewajiban. Aset tetap
yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan sesuai dengan masa manfaat ekonomis aset
tetap kepemilikan langsung.

Hutang aset pembiayaan disajikan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa aset
pembiayaan.

l. Biaya Penerbitan Emisi Obligasi

Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan obligasi dicatat sebagai pengurang
terhadap hasil emisi dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sesuai dengan
Peraturan Nomor VIII.G.7 mengenai Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang merupakan
Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.
- 13 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan.

Pendapatan dan beban dari jasa instalasi peralatan gas diakui pada saat penyelesaian pekerjaan serta
diserahkan ke pelanggan. Biaya dari proyek yang belum terselesaikan diakui sebagai instalasi
dalam penyelesaian dan dicatat sebagai persediaan sampai proyek tersebut selesai dan diserahkan
ke pelanggan.

Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

n. Imbalan Kerja

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengakui kewajiban untuk kesejahteraan karyawan sesuai
dengan Undang-undang No. 13 Tahun 2003 (UU No. 13/2003) tanggal 25 Maret 2003, mengenai
“Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan
Masa Kerja dan Ganti Rugi di Perusahaan”.

Sesuai PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengenai “Imbalan Kerja”, biaya penyisihan imbalan kerja
karyawan menurut UU No. 13/2003 ditentukan berdasarkan penilaian aktuaria menggunakan
metode Projected Unit Credit. Keuntungan dan kerugian aktuaria diakui sebagai penghasilan atau
beban apabila akumulasi keuntungan dan kerugian aktuaria bersih yang belum diakui pada akhir
tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari jumlah yang lebih besar antara nilai kini imbalan
pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian aktuaria ini
diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan rata-rata
sisa masa kerja karyawan. Kemudian, biaya jasa lalu yang timbul akibat penerapan program
imbalan pasti atau perubahan program imbalan pasti yang terhutang, diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus sampai imbalan tersebut menjadi hak karyawan (vested).

o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca konsolidasi, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang
asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut yang
dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan
pada operasi tahun berjalan.

Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, kurs yang digunakan dihitung berdasarkan rata-rata kurs
beli dan jual yang dipublikasikan terakhir pada tahun yang bersangkutan untuk uang kertas dan/atau
kurs transaksi Bank Indonesia (dalam Rupiah penuh) adalah sebagai berikut:

2009 2008
Euro Eropa (EUR) 13.510 15.432
Dolar Amerika Serikat (AS$) 9.400 10.950
Dolar Singapura (SGD) 6.699 7.607
Jepang Yen (JPY) 102 121
p. Pajak Penghasilan
Taksiran beban pajak kini dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam tahun yang
bersangkutan.
- 14 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak sesuai dengan PSAK No. 46 mengenai
”Akuntansi Pajak Penghasilan”. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan
pengaruh pajak atas beda temporer antara aset dan kewajiban pada pelaporan komersial dan pajak,
dan akumulasi rugi fiskal yang diharapkan dapat terealisir.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada
tahun ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan
perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca. Perubahan
nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak
dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung
dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima
atau jika Perusahaan mengajukan keberatan pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah
ditetapkan.
q. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Berdasarkan PSAK No. 38 mengenai ”Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, pengalihan
aset, kewajiban, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak
menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok individual dalam kelompok Perusahaan
tersebut. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan
substansi ekonomi kepemilikan atas aset, saham, kewajiban atau instrumen kepemilikan lainnya
yang dipertukarkan, maka aset dan kewajiban yang pemilikannya dialihkan harus dicatat sesuai
nilai buku seperti penggabungan usaha berdasarkan penyatuan kepemilikan (pooling of interest).
Selisih antara harga perolehan atau hasil penjualan aset bersih yang diperoleh atau dijual
sehubungan dengan transaksi antara entitas sepengendali dengan nilai bukunya dicatat sebagai
“Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada akun ekuitas dalam neraca
konsolidasi.
r. Pelaporan Segmen
Perusahaan dan Anak Perusahaan bergerak dalam bidang industri gas dan jasa instalasi. Sesuai
dengan struktur organisasi dan manajemen serta sistem pelaporan intern, bentuk primer informasi
keuangan atas pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen usaha karena risiko dan imbalan
dipengaruhi secara dominan oleh jenis kegiatan usaha yang berbeda.
s. Laba per Saham Dasar
Sesuai dengan PSAK No. 56 mengenai “Laba per Saham”, laba per saham dasar dihitung dengan
membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang
bersangkutan, yaitu sebesar 125.000 dan 112.524 lembar saham masing-masing pada tahun 2009
dan 2008.
t. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang
dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi tersebut. Dengan adanya resiko ketidakpastian
yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil realisasi yang akan terjadi dapat berbeda dengan
jumlah yang diperkirakan sebelumnya.
- 15 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

3. KAS DAN SETARA KAS


Akun ini terdiri dari:
2009 2008
Kas 1.798.540 2.074.198
Bank
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 3.782.868 5.291.931
PT Bank Pan Indonesia Tbk 1.804.098 429.384
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur 1.556.580 2.124
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 695.029 26.662.731
PT Bank Syariah Mandiri 424.799 654.701
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 308.306 125.433
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 228.539 260.165
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan 143.438 151.606
PT Bank CIMB Niaga Syariah
(d/h PT Bank Niaga Syariah) 58.223 23.908.074
ABN AMRO Bank NV 49.900 50.001
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Ltd. 38.750 40.524
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat 31.528 77.354
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah 5.887 1.001
PT Bank OCBC NISP Tbk
(d/h PT Bank NISP Tbk) 1.921 2.040
PT Bank Index Selindo 349 752
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - 172.753
PT Bank Perkreditan Rakyat Luhur Damai - 10
Dolar Amerika Serikat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 24.619.014 11.355.225
PT Bank Pan Indonesia Tbk 14.109.584 -
PT Bank Syariah Mandiri 9.423.255 11.781
PT Bank Central Asia Tbk 2.730.865 1.533.211
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 645.514 6.375.853
ABN AMRO Bank NV 47.000 54.750
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 25.439 31.015
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Ltd. 5.412 9.596
Sub-jumlah 60.736.298 77.202.015
Deposito Berjangka
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 5.000.000 -
PT Bank Perkreditan Rakyat Waru
Dhanasejahtera - 500.000
Jumlah 67.534.838 79.776.213

Tingkat bunga deposito berjangka adalah sebesar 5% per tahun dan 12% per tahun masing-masing pada
tahun 2009 dan 2008.
- 16 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4. INVESTASI JANGKA PENDEK

Akun ini merupakan penempatan dana Perusahaan sebesar Rp 20.000.000 pada PT Andalan Artha
Advisindo Sekuritas (AAA) untuk tujuan investasi jangka pendek.

Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Investasi antara AAA dengan Perusahaan pada tanggal
17 Desember 2009, Perusahaan menyetujui untuk menempatkan dana sebesar Rp 20.000.000 dan akan
memperoleh tingkat pengembalian sebesar 15% per tahun, berdasarkan usaha terbaik, jangka waktu
perjanjian tersebut adalah selama 6 (enam) bulan.

5. PIUTANG USAHA

Rincian piutang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut:

2009 2008
Pihak ketiga:
Pelanggan lokal 71.820.622 55.165.054
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu ( 2.229.125 ) ( 2.923.142 )
Sub-jumlah 69.591.497 52.241.912
Pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa:
PT Udiana Bina Gas Industri 168.718 400
PT Samator 164.151 25.909
PT Aneka Mega Energi 75.013 72.395
Sub-jumlah 407.882 98.704
Jumlah 69.999.379 52.340.616

Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

2009 2008

Rupiah 66.868.712 53.770.959


Dolar Amerika Serikat 5.359.792 1.492.799
Sub-jumlah 72.228.504 55.263.758
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu ( 2.229.125 ) ( 2.923.142 )
Jumlah 69.999.379 52.340.616
- 17 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Rincian umur piutang usaha adalah sebagai berikut:


2009 2008

Kurang dari 31 hari 53.382.382 45.822.594


31 sampai 60 hari 9.654.808 4.546.614
61 sampai 90 hari 3.207.089 1.862.820
Lebih dari 90 hari 5.984.225 3.031.730
Sub-jumlah 72.228.504 55.263.758
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu ( 2.229.125 ) ( 2.923.142 )
Jumlah 69.999.379 52.340.616

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:


2009 2008

Saldo awal tahun 2.923.142 2.633.830


Penambahan (pengurangan) tahun berjalan ( 694.017 ) 289.312
Saldo akhir tahun 2.229.125 2.923.142

Berdasarkan penelaahan atas status akun piutang usaha secara individual pada akhir tahun 2009 dan
2008, manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu pada tahun-tahun tersebut cukup
untuk menutup kemungkinan adanya kerugian atas tidak tertagihnya piutang. Untuk piutang usaha
kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dicadangkan penyisihan piutang ragu-ragu
karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang usaha tersebut dapat ditagih.
Piutang usaha milik PT SGI, Anak Perusahaan digunakan sebagai jaminan pada hutang bank dan
hutang jangka panjang atas fasilitas hutang yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lihat
Catatan 9 dan 13).

6. PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari:
2009 2008

Barang jadi 23.018.616 17.074.249


Suku cadang, bahan baku dan bahan pembantu 18.973.145 14.992.320
Barang dagangan 3.018.857 2.051.385
Instalasi peralatan gas dalam proses 1.317.747 911.287
Sub-jumlah 46.328.365 35.029.241
Penyisihan atas persediaan usang ( 504.090 ) ( 504.090 )
Jumlah 45.824.275 34.525.151

Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan atas persediaan usang cukup untuk menutup segala
kemungkinan kerugian yang timbul atas persediaan tersebut.
- 18 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Pada tahun 2009 dan 2008, persediaan dan aset tetap tertentu milik Perusahaan diasuransikan secara
gabungan terhadap risiko kerugian, kebakaran dan risiko lainnya (all risks) pada PT Allianz Utama
Indonesia dan PT Asuransi Adira Dinamika berdasarkan paket polis tertentu dengan nilai
pertanggungan persediaan adalah masing-masing sebesar Rp 19.500.000 dan Rp 20.500.000.
Pada tahun 2009 dan 2008, persediaan dan aset tetap tertentu milik SGI, Anak Perusahaan,
diasuransikan secara gabungan terhadap risiko kerugian, kebakaran dan risiko lainnya (all risks) pada
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) berdasarkan paket polis tertentu (lihat Catatan 8). Nilai tercatat
persediaan Anak Perusahaan dan nilai pertanggungannya adalah sebagai berikut:
2009 2008

Nilai tercatat persediaan Rp 7.351.452 Rp 5.230.532


Nilai pertanggungan Rp 22.591.431 Rp 500.000
AS$ 1.085.000 AS$ 1.085.000
Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup
untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko tersebut.
Persediaan milik PT SGI, Anak Perusahaan digunakan sebagai jaminan pada hutang bank dan hutang
jangka panjang atas fasilitas hutang yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (lihat Catatan 9
dan 13).

7. UANG MUKA PEMBELIAN

Pada tahun 2009 dan 2008, akun ini sebagian besar merupakan uang muka atas pembelian aset tetap
oleh Perusahaan dan Anak Perusahaan.

8. ASET TETAP

Akun ini terdiri atas:


2009
Penambahan/ Pengurangan/
Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Kepemilikan Langsung
Hak atas tanah 41.283.975 900.649 3.508.034 38.676.590
Bangunan dan prasarana 58.239.975 27.350.342 156.899 85.433.418
Mesin dan peralatan 267.282.261 35.900.485 1.180.275 302.002.471
Tangki 52.818.166 6.452.337 2.863.648 56.406.855
Tabung gas 41.626.761 34.984.393 3.007.811 73.603.343
Perabot dan peralatan kantor 8.325.069 4.992.240 122.847 13.194.462
Kendaraan 18.390.990 2.950.291 963.099 20.378.182
Sub-jumlah 487.967.197 113.530.737 11.802.613 589.695.321
Aset dalam penyelesaian 77.406.365 29.988.222 36.031.322 71.363.265
- 19 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2009

Penambahan/ Pengurangan/
Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir
Aset Pembiayaan
Mesin dan peralatan 24.372.044 - 321.347 24.050.697
Tangki 3.878.629 - - 3.878.629
Tabung gas 4.621.371 - - 4.621.371
Kendaraan 17.072.304 12.572.241 2.737.238 26.907.307
Sub-jumlah 49.944.348 12.572.241 3.058.585 59.458.004
Jumlah Biaya Perolehan 615.317.910 156.091.200 50.892.520 720.516.590

Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan Langsung
Bangunan dan prasarana 13.870.847 4.325.899 106.074 18.090.672
Mesin dan peralatan 74.250.407 16.874.407 480.861 90.643.953
Tangki 28.696.313 4.198.357 302.500 32.592.170
Tabung gas 17.945.430 3.198.457 1.418.707 19.725.180
Perabot dan peralatan kantor 4.255.994 1.103.120 98.230 5.260.884
Kendaraan 11.388.343 2.943.503 473.995 13.857.851
Sub-jumlah 150.407.334 32.643.743 2.880.367 180.170.710
Aset Pembiayaan
Mesin dan peralatan 75.016 696.956 - 771.972
Tangki 1.010.059 484.829 - 1.494.888
Tabung gas 1.203.482 577.671 - 1.781.153
Kendaraan 3.965.154 3.233.554 1.126.911 6.071.797
Sub-jumlah 6.253.711 4.993.010 1.126.911 10.119.810
Jumlah Akumulasi Penyusutan 156.661.045 37.636.753 4.007.278 190.290.520
Nilai Buku 458.656.865 530.226.070

2008

Penambahan/ Pengurangan/
Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Kepemilikan Langsung
Hak atas tanah 21.221.294 44.509.208 24.446.527 41.283.975
Bangunan dan prasarana 53.048.230 5.191.745 - 58.239.975
Mesin dan peralatan 226.765.052 43.875.132 3.357.923 267.282.261
Tangki 43.327.070 10.416.107 925.011 52.818.166
Tabung gas 31.521.714 11.034.396 929.349 41.626.761
Perabot dan peralatan kantor 6.722.651 1.645.244 42.826 8.325.069
Kendaraan 15.549.813 3.454.666 613.489 18.390.990
Sub-jumlah 398.155.824 120.126.498 30.315.125 487.967.197
Aset dalam penyelesaian 42.043.586 74.558.307 39.195.528 77.406.365
Aset Pembiayaan
Mesin dan peralatan 214.784 24.157.260 - 24.372.044
Tangki 3.878.629 - - 3.878.629
Tabung gas 4.621.371 - - 4.621.371
Kendaraan 14.214.818 5.593.497 2.736.011 17.072.304
Sub-jumlah 22.929.602 29.750.757 2.736.011 49.944.348
Jumlah Biaya Perolehan 463.129.012 224.435.562 72.246.664 615.317.910
- 20 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2008
Penambahan/ Pengurangan/
Saldo Awal Reklasifikasi Reklasifikasi Saldo Akhir
Akumulasi Penyusutan
Kepemilikan Langsung
Bangunan dan prasarana 9.708.242 4.162.605 - 13.870.847
Mesin dan peralatan 59.501.223 16.326.871 1.577.687 74.250.407
Tangki 25.470.798 3.422.300 196.785 28.696.313
Tabung gas 15.011.110 3.194.223 259.903 17.945.430
Perabot dan peralatan kantor 3.435.420 851.777 31.203 4.255.994
Kendaraan 8.650.566 2.902.981 165.204 11.388.343
Sub-jumlah 121.777.359 30.860.757 2.230.782 150.407.334
Aset Pembiayaan
Mesin dan peralatan 72.333 2.683 - 75.016
Tangki 525.230 484.829 - 1.010.059
Tabung gas 625.810 577.672 - 1.203.482
Kendaraan 3.227.571 1.981.681 1.244.098 3.965.154
Sub-jumlah 4.450.944 3.046.865 1.244.098 6.253.711
Jumlah Akumulasi Penyusutan 126.228.303 33.907.622 3.474.880 156.661.045
Nilai Buku 336.900.709 458.656.865

Penambahan aset tetap termasuk reklasifikasi dari:


2009 2008

Aset dalam penyelesaian 36.008.979 35.755.857


Aset pembiayaan 2.737.238 2.736.011
Jumlah 38.746.217 38.491.868

Pengurangan aset tetap kepemilikan langsung adalah sebagai berikut:


2009 2008

Penjualan 6.634.495 27.842.568


Penghapusbukuan 325.862 17
Penghapusbukuan aset dalam penyelesaian 22.343 -
Pelepasan UBGI 2.283.236 -
Jumlah 9.265.936 27.842.585

Pengurangan aset tetap kepemilikan langsung adalah sebagai berikut:


2009 2008

Nilai buku aset tetap 6.634.495 27.842.585


Harga jual 13.309.393 36.988.579
Laba penjualan aset tetap 6.674.898 9.145.994
- 21 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Beban penyusutan yang dibebankan pada tahun 2009 dan 2008, adalah sebagai berikut:
2009 2008

Beban pokok penjualan 21.128.861 19.488.231


Beban penjualan (lihat Catatan 24) 12.506.593 10.744.821
Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 24) 2.874.388 2.430.472
Jumlah 36.509.842 32.663.524

Aset tetap, kecuali hak atas tanah, dan persediaan diasuransikan terhadap resiko kerugian kehancuran,
kebakaran, dan resiko lainnya berdasarkan suatu paket polis dengan jumlah pertanggungan sebesar
AS$ 8.195.000 dan Rp 413.023.807 pada tahun 2009 dan AS$ 7.695.000 dan Rp 361.845.590 pada
tahun 2008. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian atas resiko-resiko tersebut.

Aset dalam penyelesaian milik RPS, Anak Perusahaan, dibangun di atas tanah milik PT Sumi Asih
Oleochemical Industry.

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat peristiwa atau
perubahan keadaan yang menunjukkan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal
31 Desember 2009 dan 2008.
Aset tetap tertentu, hak atas tanah, bangunan dan prasarana, mesin dan peralatan, tangki, tabung gas dan
kendaraan milik Perusahaan dan Anak Perusahaan, merupakan jaminan atas hutang bank, hutang bank
jangka panjang, hutang aset pembiayaan dan hutang lembaga keuangan (lihat Catatan 9, 13, 14 dan 15).

Rincian hutang dan jaminan adalah sebagai berikut:

Jenis Hutang Jaminan


Hutang Bank

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hak atas tanah, bangunan dan prasarana, botol,
mesin dan peralatan
PT Bank Pan Indonesia Tbk Hak atas tanah, bangunan dan prasarana, mesin
dan peralatan
PT Bank Central Asia Tbk Hak atas tanah, bangunan dan prasarana, mesin
dan peralatan
PT Bank Syariah Mandiri Hak atas tanah, mesin dan peralatan
Hutang Aset Pembiayaan
PT Bringin Srikandi Finance Tangki dan tabung gas
PT Dipo Star Finance Kendaraan
PT Orix Indonesia Finance Kendaraan
PT Satya Adhika Bhakti Multifinance Kendaraan, mesin dan peralatan
Hutang Lembaga Keuangan
PT Bank Central Asia Finance Kendaraan
PT Tunas Financindo Sarana Kendaraan
- 22 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

9. HUTANG BANK
Akun ini terdiri atas:
2009 2008
Pinjaman modal kerja:
PT Bank Pan Indonesia Tbk 54.994.225 45.314.845
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 13.928.570 -
PT Bank Central Asia Tbk - 2.746.191
Sub-jumlah 68.922.795 48.061.036
Fasilitas impor:
PT Bank Syariah Mandiri - 4.914.274
PT Bank Central Asia Tbk - 3.969.042
Sub-jumlah - 8.883.316
Jumlah 68.922.795 56.944.352

PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin)

Berdasarkan akta Perubahan Perjanjian Kredit No. 035/CIB-PK-VII/07 tanggal 18 Juli 2007,
Perusahaan memperoleh fasilitas Pinjaman Berulang (PB) dan fasilitas Pinjaman Rekening Koran
(PRK) dari Panin dengan batas maksimum masing-masing sampai dengan sebesar Rp 22.000.000 dan
Rp 3.000.000.

Berdasarkan akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 25 tanggal 24 Januari 2008 mengenai ”Adendum
dan Perangkuman Kembali Atas Perjanjian Kredit”, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas
pinjaman dari Panin masing-masing untuk PB sebesar Rp 18.000.000 dan PRK sebesar
Rp 12.000.000 sehingga batas maksimum pinjaman masing-masing menjadi sebesar Rp 40.000.000 dan
Rp 15.000.000. Fasilitas pinjaman ini akan digunakan Perusahaan untuk tambahan modal kerja dan
pembiayaan kembali (refinancing) pinjaman yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Ltd sebesar Rp 29.000.000.

Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan penyerahan hak tanggungan atas tanah dan bangunan milik
Perusahaan, hak milik secara fidusia atas mesin dan peralatan, instalasi pipa gas (lihat Catatan 8) dan
jaminan pribadi dari Arief Harsono, pemegang saham Perusahaan.

Berdasarkan akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 31 tanggal 15 Mei 2008 mengenai ”Addendum I
atas Perjanjian Kredit”, Panin mengubah batas maksimum PRK menjadi sebesar Rp 14.853.354 serta
menyetujui untuk pertukaran jaminan pinjaman sebagian hak atas tanah dan bangunan milik Perusahaan
yang berada di Manggarai, Jakarta dengan hak atas tanah dan bangunan serta jaminan secara fidusia
atas mesin dan peralatan milik PT Aneka Mega Energi (AME), pemegang saham Perusahaan, yang
berada di Sidoarjo, Jawa Timur. Sehingga jaminan pinjaman menjadi tanah dan bangunan atas nama
Perusahaan yang berada di Sidoarjo dan Bekasi beserta mesin dan peralatan yang berada di dalamnya,
tanah dan bangunan serta mesin dan peralatan milik AME yang berada di Sidoarjo, instalasi pipa gas
dan jaminan pribadi dari Arief Harsono, pemegang saham Perusahaan.

Pada tanggal 30 Januari 2009, Panin menyetujui untuk memperpanjang jangka waktu pinjaman sampai
dengan tanggal 24 Januari 2010 dan dibebani bunga per tahun sebesar 13% - 15%.
- 23 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Selama periode pinjaman, Perusahaan tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Panin tidak
diperkenankan untuk:

1. Menggunakan pinjaman selain dari tujuan dan keperluan yang telah disepakati.
2. Mengubah Anggaran Dasar Perusahaan, terutama tentang modal dan susunan pemegang saham dan
pengurus Perusahaan.
3. Memperoleh pinjaman atau tambahan pinjaman dari pihak lain atau memberikan pinjaman kepada
pihak lain kecuali untuk aktivitas usaha dan pinjaman pemegang saham.
4. Menjadi penanggung/penjamin pihak lain dan atau menjaminkan aset Perusahaan untuk
kepentingan pihak lain.
5. Melakukan perubahan usaha yang dapat mempengaruhi kemampuan pembayaran Perusahaan.
6. Membayar hutang dan atau memberikan pinjaman kepada pemegang saham kecuali untuk kegiatan
usaha.
7. Mengajukan permohonan pailit.
8. Mengalihkan sebagian atau seluruh hak Panin kepada pihak lain.
9. Membayar atau membagikan dividen kepada pemegang saham, membayar hutang kepada
pemegang saham atau ke pihak lain kecuali berkaitan dengan aktivitas usaha.
10. Menjual atau menyewakan seluruh atau sebagian aset Perusahaan.
11. Melakukan pelunasan pinjaman sebelum tanggal jatuh tempo
12. Melakukan penggabungan usaha (merger, konsolidasi)

Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan
dengan persyaratan yang diberikan oleh Panin di atas.

Pada tanggal 16 Nopember 2007, SGI, Anak Perusahaan, memperoleh fasilitas Pinjaman Rekening
Koran (PRK) dari Panin sebesar Rp 8.000.000 yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 (satu) tahun. Pada
tanggal 28 Agustus 2008, SGI, Anak Perusahaan, memperoleh perpanjangan jangka waktu pinjaman
sehingga jatuh tempo pinjaman menjadi tanggal 31 Agustus 2009. Fasilitas ini dijamin dengan tanah
dan bangunan atas nama SGI, Anak Perusahaan, dan dibebani bunga sebesar 13,5% per tahun.

Pada tanggal 7 Oktober 2009, saldo pinjaman SGI, Anak Perusahaan, pada Panin adalah sebesar
Rp 7.853.984 dan telah dilunasi melalui fasilitas pinjaman KMK yang diperoleh SGI, Anak Perusahaan,
dari Mandiri.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)

Pada tanggal 9 September 2009, SGI, Anak Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja
(KMK) dari Mandiri yang terdiri dari:

a. KMK 1 (Usaha Eksisting)

SGI, Anak Perusahaan memperoleh fasilitas KMK 1 dengan jumlah maksimum sebesar
Rp 14.500.000 yang digunakan untuk pelunasan saldo pinjaman kepada BCA dan Panin dan
tambahan modal kerja. Fasilitas kredit tersebut mempunyai jangka waktu selama 1 (satu) tahun dan
dibebani bunga efektif tahunan sebesar 12,5%.

Saldo hutang KMK 1 adalah sebesar Rp 13.928.570 pada tanggal 31 Desember 2009.
- 24 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b. KMK 2 (Proyek Baru)


SGI, Anak Perusahaan memperoleh fasilitas KMK 2 dengan jumlah maksimum sebesar
Rp 3.700.000 yang digunakan untuk tambahan modal kerja untuk 8 (delapan) unit filling station
baru (Samarinda, Bontang, Tebing Tinggi, Palembang, Duri, Cikupa, Cikarang dan Batulicin) dan 1
(satu) pabrik gas baru di Makassar. Fasilitas kredit tersebut mempunyai jangka waktu selama 1
(satu) tahun dan dibebani bunga efektif tahunan sebesar 12,5%.
Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan belum menggunakan fasilitas pinjaman ini.
c. Fasilitas L/C Impor
Selain memperoleh fasilitas KMK di atas, SGI, Anak Perusahaan juga memperoleh fasilitas impor
berupa L/C Impor Usance/Sight dengan jumlah maksimum sebesar AS$ 500.000 (dapat digunakan
dalam Rupiah maupun Dolar AS sesuai kurs yang berlaku) yang digunakan untuk impor barang
perdagangan berupa gas industry dan produk lainnya. Fasilitas tersebut mempunyai jangka waktu
pinjaman selama 12 (Dua belas) bulan dengan jangka waktu pembayaran maksimal 180 hari setelah
Bill of Lading (B/L).
Fasilitas impor tersebut dijamin dengan barang yang diimpor melalui penggunaan L/C Mandiri
tersebut serta dengan aset Perusahaan yang bersifat cross collateral di atas.
Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan belum menggunakan fasilitas pinjaman ini.
d. Fasilitas Treasury Line
Terkait dengan perolehan fasilitas impor, SGI, Anak Perusahaan juga memperoleh fasilitas lindung
nilai barang impor berupa Treasury Line dengan jumlah maksimum sebesar AS$ 750,000 yang
digunakan untuk lindung nilai atas pembelian impor bahan baku/bahan penolong/barang dagangan
industry gas beserta produk lainnya. Fasilitas ini mempunyai jangka waktu pinjaman selama 12
(Dua belas) bulan.
Pada tanggal 31 Desember 2009, Perusahaan belum menggunakan fasilitas pinjaman ini.
Fasilitas tersebut juga dijamin dengan:
1. Piutang usaha dan persediaan SGI, Anak Perusahaan senilai 120% dari jumlah maksimum
pinjaman.
2. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Cibatu, Sukabumi dengan SHGB No. 30 seluas 1.970 m2
atas nama SGI, Anak Perusahaan, beserta aset-aset mesin dan peralatan dan botol yang berada di
dalamnya.
3. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Kaligawe, Semarang dengan SHGB No. 35 seluas 849 m2
atas nama SGI, Anak Perusahaan, beserta aset-aset mesin dan peralatan dan botol yang berada di
dalamnya.
4. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Pasurungan Lor, Tegal dengan SHGB No. 1 seluas 3.243
m2 atas nama SGI, Anak Perusahaan, beserta aset-aset mesin dan peralatan dan botol yang berada di
dalamnya.
5. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Gintungkerta, Karawang dengan SHGB No. 81 seluas
1.490 m2 atas nama SGI, Anak Perusahaan, beserta aset-aset mesin dan peralatan dan botol yang
berada di dalamnya.
6. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Ciperna, Cirebon dengan SHGB No. 4 seluas 3,538 m2
atas nama SGI, Anak Perusahaan, beserta aset-aset mesin dan peralatan dan botol yang berada di
dalamnya.
7. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Bantarsari, Tasikmalaya dengan SHGB No. 1 seluas 1.645
m2 atas nama SGI, Anak Perusahaan, beserta aset-aset mesin dan peralatan dan botol yang berada di
dalamnya.
- 25 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

8. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Kertobanyon, Madiun dengan SHGB No. 1 seluas 2.500
m2 atas nama SGI, Anak Perusahaan, beserta aset-aset mesin dan peralatan dan botol yang berada di
dalamnya.
9. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Kawasan Pusat Niaga Terpadu Batuceper, Tangerang
dengan SHGB No. 147 dan 181 seluas 680 m2 atas nama SGI, Anak Perusahaan, beserta aset-aset
mesin dan peralatan dan botol yang berada di dalamnya.
10. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Dayeuh, Cileungsi dengan SHGB No. 35 seluas 700 m2
atas nama SGI, Anak Perusahaan, beserta aset-aset mesin dan peralatan dan botol yang berada di
dalamnya.
11. Personal guarantee atas nama Arief Harsono.
12. Corporate Guarantee atas nama Perusahaan.
Jaminan pinjaman, selain piutang usaha dan persediaan, tersebut bersifat cross collateral dengan
fasilitas kredit lainnnya yang diperoleh dari Mandiri (lihat Catatan 13)

Fasilitas pinjaman tersebut mensyaratkan Perusahaan untuk memperoleh persetujuan tertulis dari
Mandiri terlebih dahulu apabila melakukan:
1. Perubahan Anggaran Dasar perusahaan termasuk di dalamnya pemegang saham, pengurus,
permodalan dan nilai saham.
2. Memindahtangankan barang jaminan, kecuali persediaan barang dalam rangka transaksi usaha yang
wajar.
3. Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari pihak lain.
4. Mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan perusahaan kepada
pihak lain.
5. Melunasi hutang perusahaan kepada pemilik/pemegang saham.
6. Membagikan dividen.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA)

Pada tanggal 20 Pebruari 2008, SGI, Anak Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari BCA berupa:

1. Pinjaman Rekening Koran (PRK)

Perusahaan memperoleh fasilitas PRK dengan jumlah maksimum sebesar Rp 3.000.000 yang
digunakan untuk kegiatan operasional Perusahaan. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo dalam
waktu 1 (satu) tahun dan dibebani bunga per tahun sebesar 11%.

2. Fasilitas Omnibus Letter of Credit (Sight and Usance) (Usance L/C)

Perusahaan memperoleh fasilitas Usance L/C dengan jumlah maksimum sebesar AS$ 500.000 yang
digunakan untuk kegiatan operasional Perusahaan. Fasilitas Usance L/C ini akan jatuh tempo dalam
waktu 6 (enam) bulan dan dibebani bunga per bulan sebesar 0,08%.

Fasilitas pinjaman di atas dijamin dengan:


1. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Sukabumi sebesar Rp 931.250 dengan SHGB
No. 30/Cibatu seluas 1.970 m2 atas nama SGI.
2. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Semarang sebesar Rp 5.708.750 dengan SHGB
No. 98/Tugurejo seluas 7.942 m2 atas nama SGI, Anak Perusahaan.
3. Aset tanah dan bangunan yang terletak di Semarang sebesar Rp 1.306.625 dengan SHGB
No. 35/Muktiharjo Lor seluas 849 m2 atas nama SGI, Anak Perusahaan.
4. Aset mesin dan peralatan yang terletak di filling station Sukabumi dan Semarang sebesar
Rp 7.812.000.
- 26 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Pada tanggal 7 Oktober 2009, saldo pinjaman SGI, Anak Perusahaan, pada BCA adalah sebesar
Rp 2.861.696 dan telah dilunasi melalui fasilitas pinjaman KMK yang diperoleh SGI, Anak Perusahaan,
dari Mandiri.

10. HUTANG USAHA

Akun ini merupakan pembelian persediaan dari pemasok yang terdiri dari:

2009 2008

Pihak ketiga 14.890.055 13.744.609


Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa:
PT Samator 29.198.724 7.115.205
PT Samator Intiperoksida 875.491 236.827
PT Aneka Mega Energi - 1.247
Sub-jumlah 30.074.215 7.353.279
Jumlah 44.964.270 21.097.888

Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:


2009 2008

Rupiah 3.239.206 18.654.432


Dolar Amerika Serikat 41.725.064 2.443.456
Jumlah 44.964.270 21.097.888

Rincian umur hutang usaha adalah sebagai berikut:


2009 2008

Kurang dari 31 hari 30.323.097 14.440.226


31 sampai 60 hari 6.970.522 4.462.018
61 sampai 90 hari 2.028.474 1.031.136
Lebih dari 90 hari 5.642.177 1.164.508
Jumlah 44.964.270 21.097.888

Tidak ada jaminan yang diberikan atas hutang usaha.


- 27 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

11. HUTANG PAJAK


Akun ini terdiri atas:
2009 2008

Pajak Penghasilan
Pasal 21 255.417 902.153
Pasal 22 - -
Pasal 23 187.217 480.406
Pasal 25 355.395 161.273
Pasal 29 2.710.024 2.995.047
Pajak Pertambahan Nilai 1.863.586 2.339.533
Jumlah 5.371.639 6.878.412

Taksiran penghasilan (beban) pajak Perusahaan dan Anak Perusahaan yang dikonsolidasikan adalah
sebagai berikut:
2009 2008
Penghasilan (beban) pajak:
Tahun berjalan ( 8.388.595 ) ( 8.409.537 )
Tangguhan ( 1.211.045 ) 457.849
Taksiran beban pajak ( 9.599.640 ) ( 7.951.688 )

Pajak Tahun Berjalan

Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran penghasilan (beban) pajak seperti yang tercantum dalam
laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008,
dengan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:

2009 2008
Laba sebelum taksiran penghasilan
(beban) pajak sesuai dengan
laporan laba rugi konsolidasi 32.072.726 23.733.736
Laba Anak Perusahaan sebelum pajak ( 21.750.333 ) ( 14.674.689 )
Laba sebelum taksiran penghasilan
(beban) pajak – Perusahaan 10.322.393 9.059.047

Beda tetap:
Beban dan denda pajak 1.070.179 2.280.883
Jamuan dan sumbangan 325.433 1.361.036
Penghasilan bunga ( 1.412.714 ) ( 867.516 )
Beban lain-lain 803.428 1.958.960
Sub-jumlah 786.326 4.733.363
- 28 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2009 2008
Beda waktu:
Penyisihan piutang ragu-ragu ( 694.017 ) 289.312
Imbalan kerja 211.202 ( 367.911 )
Aset tetap ( 4.352.513 ) ( 2.336.739 )
Sub-jumlah ( 4.835.328 ) ( 2.415.338 )
Taksiran penghasilan kena pajak 6.273.391 11.377.072

Perhitungan beban pajak dan hutang pajak terdiri dari:

2009 2008

Beban pajak tahun berjalan – Perusahaan 1.756.549 3.395.621


Dikurangi pajak dibayar di muka:
Fiskal luar negeri 3.448 -
Pajak penghasilan:
Pasal 22 1.203.496 1.018.690
Pasal 23 417.889 504.342
Pasal 25 18.761 1.852.021
Sub-jumlah 1.643.594 3.375.053
Hutang pajak Perusahaan 112.955 20.568
Hutang pajak Anak
Perusahaan – tahun berjalan 2.597.069 2.974.479
Hutang pajak akhir tahun 2.710.024 2.995.047

Perhitungan beban pajak dan hutang pajak tahun 2009 telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) pajak penghasilan tahun 2009 yang akan dilaporkan kepada kantor pajak.

Pajak Tangguhan

Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 mengenai ”Pajak Penghasilan” diubah
untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup
perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi
tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat dampak perubahan tarif pajak tersebut sebesar Rp 410.937
dan Rp 236.369 sebagai bagian dari penghasilan pajak masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.

Perhitungan taksiran penghasilan (beban) pajak tangguhan - bersih untuk tahun yang berakhir pada
tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
- 29 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2009 2008
Rugi fiskal 1.017.571 251.743
Penyisihan piutang ragu-ragu ( 174.325 ) 92.894
Penyusutan ( 2.523.602 ) ( 99.598 )
Imbalan kerja 58.374 ( 23.559 )
Dampak perubahan tarif pajak 410.937 236.369
Penghasilan (beban) pajak tangguhan – bersih ( 1.211.045 ) 457.849

Pengaruh pajak atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan fiskal adalah sebagai
berikut:
2009 2008
Aset (kewajiban) pajak tangguhan:
Rugi fiskal 1.118.333 234.960
Penyisihan piutang ragu-ragu 747.996 1.012.081
Cadangan bonus 33.055 37.022
Penyisihan atas persediaan usang 126.022 141.145
Aset tetap ( 6.509.728 ) ( 4.767.294 )
Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja 1.059.851 1.128.660
Kewajiban pajak tangguhan – bersih ( 3.424.471 ) ( 2.213.426 )

Rekonsiliasi antara taksiran penghasilan (beban) pajak yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak
yang berlaku dari laba akuntansi sebelum taksiran penghasilan (beban) pajak dengan beban pajak yang
tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
2009 2008
Laba sebelum taksiran penghasilan (beban) pajak
Konsolidasi 32.072.726 23.733.737
Laba Anak Perusahaan sebelum pajak ( 21.750.333 ) ( 14.674.689 )
Laba sebelum taksiran penghasilan
(beban) pajak – Perusahaan 10.322.393 9.059.048
Tarif pajak yang berlaku 2.890.270 2.700.215
Pengaruh pajak atas beda tetap 615.731 1.680.264
Penghasilan bunga yang pajaknya
bersifat final ( 395.560 ) ( 260.255 )
Dampak perubahan tarif pajak ( 549.682 ) ( 269.748 )
Taksiran beban pajak
- Perusahaan 2.560.759 3.850.476
- Anak Perusahaan 7.038.881 4.101.212
Taksiran beban pajak 9.599.640 7.951.688
- 30 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

12. KEWAJIBAN LANCAR LAINNYA

Akun ini terdiri dari:


2009 2008
Titipan 9.913.449 18.759.763
Bunga obligasi 8.700.000 8.700.000
Listrik, air dan telepon 3.844.361 4.105.899
Gaji dan tunjangan 197.086 1.540.830
Transportasi dan beban operasional lainnya 546.962 720.861
Lain-lain 6.703.431 8.465.103
Kewajiban lancar lainnya – bersih 29.905.289 42.292.456

13. HUTANG BANK JANGKA PANJANG

Akun ini merupakan fasilitas pinjaman jangka panjang dari:

2009 2008
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 62.526.877 -
PT Bank Syariah Mandiri 2.709.514 21.864.275
PT Bank Central Asia Tbk - 3.415.488
Jumlah 65.236.391 25.279.763
Dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun 15.559.692 8.381.523
Bagian jangka panjang 49.676.699 16.898.240

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)

Pada tanggal 9 September 2009, SGI, Anak Perusahaan, memperoleh fasilitas kredit investasi dari
Mandiri yang terdiri dari:

a. Kredit Investasi 1 (Take Over)

Fasilitas kredit ini mempunyai jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp 2.981.800 yang ditujukan
untuk mengambilalih saldo hutang KI Perusahaan pada PT Bank Central Asia Tbk atas
pembangunan filling station di Kaligawe, Semarang. Fasilitas kredit ini akan jatuh tempo pada
tanggal 25 Maret 2014 dan dibebani bunga efektif tahunan sebesar 12,50%.

Fasilitas ini dijamin dengan aset tanah dan bangunan atas nama SGI, Anak Perusahaan, beserta
mesin dan perlengkapan serta botol yang berada didalamnya yang terletak di Kaligawe, Semarang
dan jaminan-jaminan lainnya atas fasilitas kredit ini bersifat cross collateral dengan jaminan untuk
hutang bank jangka pendek yang diperoleh dari Mandiri (lihat Catatan 9).

Saldo fasilitas pinjaman ini adalah sebesar Rp 2.764.919 pada tanggal 31 Desember 2009.
- 31 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

b. Kredit Investasi (Pembiayaan Kembali)

Fasilitas kredit ini mempunyai jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp 20.500.000 yang ditujukan
untuk penggantian pembiayaan pembangunan 1 (satu) buah Air Separator Plant (ASP) di
Balikpapan dan 1 (satu) unit Gas Plant di Banjarmasin. Fasilitas kredit ini mempunyai jangka
waktu pinjaman selama 57 (Lima puluh tujuh) bulan dan dibebani bunga efektif tahunan sebesar
12,50%.

Fasilitas ini dijamin dengan:


1. Aset tanah dan bangunan atas nama Arief Harsono yang terletak di Samboja, Kutai seluas
14.855 m2 beserta aset-aset mesin dan peralatan yang berada di dalamnya.
2. Aset tanah dan bangunan atas nama SGI, Anak Perusahaan, yang terletak di Landasan Ulin
Tengah, Banjar Baru dengan SHGB No. 58 dan 34 dan total luas sebesar 11.482 m2 beserta
aset-aset mesin dan peralatan yang berada di dalamnya.
3. Jaminan-jaminan SGI, Anak Perusahaan, lainnya yang bersifat cross collateral dengan jaminan
untuk hutang bank jangka pendek yang diperoleh SGI, Anak perusahaan, dari Mandiri (lihat
Catatan 9).

Saldo fasilitas pinjaman ini adalah sebesar Rp 19.780.702 pada tanggal 31 Desember 2009.

c. Kredit Investasi (Proyek Baru)

Fasilitas kredit ini mempunyai jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp 30.400.000 yang ditujukan
untuk pembiayaan 8 (delapan) unit filling station baru (Samarinda, Bontang, Tebing Tinggi,
Palembang, Duri, Cikupa, Cikarang dan Batulicin). Fasilitas kredit tersebut mempunyai jangka
waktu pinjaman selama 57 (lima puluh tujuh) bulan dan dibebani bunga efektif tahunan sebesar
12,50%.

Fasilitas kredit ini dijamin dengan:


1. Aset tanah dan bangunan filling station beserta mesin dan peralatan dan botol-botolnya yang
berada di Cikupa, Bontang, Samarinda, Batulicin, Tebing Tinggi, Palembang dan Duri.
2. Mesin dan peralatan dan botol-botol yang berada di filling station Cikarang.
3. Jaminan-jaminan Perusahaan lainnya yang bersifat cross collateral dengan jaminan untuk
hutang bank jangka pendek yang diperoleh SGI, Anak perusahaan, dari Mandiri (lihat Catatan
9).

Saldo fasilitas pinjaman ini adalah sebesar Rp 13.348.567 pada tanggal 31 Desember 2009.

d. Kredit Investasi 4 (Proyek Baru)

Fasilitas kredit ini mempunyai jumlah maksimum sebesar Rp 13.100.000 yang ditujukan untuk
pembiayaan atas pembangunan 1 (satu) unit Gas Plant baru di Makassar. Fasilitas kredit tersebut
mempunyai jangka waktu pinjaman selama 57 (lima puluh tujuh) bulan dan dibebani bunga efektif
tahunan sebesar 12,50%.

Fasilitas ini dijamin dengan aset tanah dan bangunan Gas Plant beserta mesin dan perlengkapan
serta botol yang berada didalamnya yang terletak di Makassar dan jaminan-jaminan lainnya atas
fasilitas kredit ini bersifat cross collateral dengan jaminan untuk hutang bank jangka pendek yang
diperoleh SGI, Anak perusahaan, dari Mandiri (lihat Catatan 9).

Saldo fasilitas pinjaman ini adalah sebesar Rp 11.845.489 pada tanggal 31 Desember 2009.
- 32 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

e. Kredit Investasi 5 (Pembiayaan Botol Cylinder/Peralatan Storage Tank dan PGS)

Fasilitas kredit ini mampunyai jumlah maksimum sebesar Rp 16.000.000 yang digunakan untuk
pembiayaan kembali botol/peralatan storage tank eksisting di ASP Balikpapan dan Gas Plant
Banjarmasin sebesar Rp 7.550.000 dan pengadaan baru botol cylinder/ PGS baru di lokasi usaha
eksisting sebesar Rp 8.450.000. Fasilitas kredit tersebut mempunyai jangka waktu pinjaman selama
57 (lima puluh tujuh) bulan dan dibebani bunga efektif tahunan sebesar 12,50%.

Fasilitas kredit ini dijamin dengan:


1. Aset botol cylinder/peralatan storage tank yang berada di Samboja, Kutai dan Landasan Ulin
Tengah, Banjar baru.
2. Botol-botol cylinder dan PGS baru di lokasi usaha eksisting.
3. Jaminan-jaminan Perusahaan lainnya yang bersifat cross collateral dengan jaminan untuk
hutang bank jangka pendek yang diperoleh SGI, Anak perusahaan, dari Mandiri (lihat Catatan
9).

Saldo fasilitas pinjaman ini adalah sebesar Rp 14.787.200 pada tanggal 31 Desember 2009.

Fasilitas pinjaman tersebut mensyaratkan Perusahaan untuk memperoleh persetujuan tertulis dari
Mandiri terlebih dahulu apabila melakukan:
1. Perubahan Anggaran Dasar perusahaan termasuk di dalamnya pemegang saham, pengurus,
permodalan dan nilai saham.
2. Memindahtangankan barang jaminan, kecuali persediaan barang dalam rangka transaksi usaha yang
wajar.
3. Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari pihak lain.
4. Mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan harta kekayaan perusahaan kepada
pihak lain.
5. Melunasi hutang perusahaan kepada pemilik/pemegang saham.
6. Membagikan dividen.

PT Bank Syariah Mandiri (BSM)

Pada tanggal 31 Oktober 2007, Perusahaan memperoleh limit fasilitas pembiayaan Wakalah dan
Kafalah dari BSM sebesar AS$ 1.000.000 switchable ke dalam mata uang Rupiah, yang digunakan
untuk perolehan aset peralatan penunjang Air Separation Plant dan untuk bank garansi. Berdasarkan
surat BSM No. 11/065-3/SP3/DKI tanggal 2 Nopember 2009 mengenai “Surat Penegasan Persetujuan
Perpanjangan Fasilitas Non Cash Loan atas nama PT Aneka Gas Industri’, BSM menyetujui untuk
memperpanjang fasilitas pinjaman tersebut sampai dengan tanggal 31 Oktober 2011.

Berdasarkan surat tersebut, BSM menyetujui perubahan atas jaminan pinjaman oleh Perusahaan
sehingga jaminan pinjaman pada tanggal tersebut berubah menjadi:
1. Tanah, bangunan beserta peralatan Air Separator Plant (ASP) milik Perusahaan yang terletak di
Kab. Kampar, Riau senilai 9.862.200.
2. Personal guarantee atas nama Heyzer Harsono, Rasid Harsono dan Arief Harsono.
3. Deposito berjangka atas nama Perusahaan sebesar Rp 250.000.

Saldo hutang atas fasilitas pinjaman ini adalah sebesar JPY 26.641.100 pada tanggal
31 Desember 2009.
- 33 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Pada tanggal 15 Juni 2006, SGI, Anak Perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman lini, yang terdiri dari
pembiayaan Wakalah (L/C) dan Al-Murabahah dari BSM dengan batas maksimum sebesar
Rp 30.000.000, yang digunakan untuk investasi pabrik penyulingan udara Air Separation Plant (ASP).
Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 60 bulan dengan margin sebesar 22% dari saldo
hutang.

Pinjaman Anak Perusahaan tersebut dijamin dengan:


1. Tanah dan bangunan dengan luas 26.337 m2 atas nama Arief Harsono, pihak yang mempunyai
hubungan istimewa, yang terletak di Samarinda dan Banjarmasin masing-masing senilai
Rp 4.300.000 dan Rp 4.800.000.
2. Aset mesin dan peralatan ASP SGI, Anak Perusahaan senilai Rp 24.400.000.
3. Piutang usaha SGI, Anak Perusahaan, sebesar Rp 2.500.000.
4. Corporate guarantee atas nama Perusahaan.
5. Personal guarantee atas nama Arief Harsono.

Seluruh jaminan atas pembiayaan ini (Al Murabahah) juga menjadi jaminan atas hutang jangka pendek
(Wakalah) yang diperoleh Anak Perusahaan dari BSM (lihat Catatan 9).

Berdasarkan perjanjian kredit tersebut Perusahaan dan SGI, Anak Perusahaan wajib memperoleh
persetujuan tertulis dari BSM apabila akan melakukan transaksi-transaksi sebagai berikut:

1. Mengubah status perusahaan, Anggaran Dasar, dan atau membubarkan perusahaan.


2. Melunasi hutang pemegang saham dan membayar dividen.
3. Melakukan pinjaman kepada pihak lain.
4. Memperoleh pembiayaan dari pihak lain untuk proyek yang sama.
5. Melakukan merger, akuisisi, mendirikan anak perusahaan baru dan meminta pernyataan pailit
kepada pihak yang berwenang.
6. Menjaminkan, melakukan penjualan atau mengalihkan kepemilikan sebagian atau seluruh aset Anak
Perusahaan.

Pada bulan Oktober 2009, fasilitas pinjaman ini telah dilunasi SGI, Anak Perusahaan.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA)

Pada tanggal 20 Pebruari 2008, SGI, Anak Perusahaan, memperoleh fasilitas Kredit Investasi (KI) dari
BCA, dengan jumlah maksimum sebesar Rp 4.000.000 yang digunakan untuk pembukaan filling
station di Semarang. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 6 (enam) tahun dan dibebani
bunga per tahun sebesar 11%. Pinjaman ini di jamin dengan jaminan yang sama dengan hutang bank
yang diperoleh dari BCA (lihat Catatan 9).

Pada tanggal 7 Oktober 2009, saldo pinjaman Perusahaan pada BCA adalah sebesar Rp 2.939.759 dan
telah dilunasi melalui fasilitas kredit investasi yang diperoleh SGI, Anak Perusahaan, dari Mandiri.
- 34 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

14. HUTANG ASET PEMBIAYAAN

Akun ini merupakan hutang aset pembiayaan dari:

2009 2008
Pihak ketiga:
PT Dipo Star Finance 8.589.676 15.202.981
PT Bringin Srikandi Finance 4.599.733 6.137.735
PT Orix Indonesia Finance 42.201 885.975
PT Astra Credit Company 106.446 -
Sub-jumlah 13.338.056 22.226.691
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa:
PT Satya Adhika Bhakti Multifinance 13.723.021 4.911.996
Jumlah 27.061.077 27.138.687
Dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun 10.953.327 8.429.640
Bagian jangka panjang 16.107.750 18.709.047

Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadakan perjanjian aset pembiayaan untuk pembelian kendaraan
dan tangki dengan PT Bringin Srikandi Finance, PT Orix Indonesia Finance, PT Dipo Star Finance dan
PT Satya Adhika Bhakti Multifinance dengan jangka waktu 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) tahun
(lihat Catatan 8). Hutang ini dijamin dengan aset kendaraan, botol, dan tabung gas milik Perusahaan
dan Anak Perusahaan yang diperoleh dari perjanjian tersebut.

Pada tanggal 15 Desember 2006, Perusahaan menandatangani perjanjian sale-and-leaseback


transactions dengan PT Bringin Srikandi Finance untuk aset tangki dan tabung gas sebesar
Rp 8.500.000, yang diaktakan dengan akta Notaris Winanto Wiryomartani, S.H., M.Hum. No. 20
tanggal 15 Desember 2006. Transaksi tersebut terhutang dalam 84 kali angsuran yang terdiri dari
Rp 222.000 untuk 60 kali angsuran dan Rp 4.268 untuk 24 kali angsuran berikutnya serta dibebani
bunga per tahun sebesar 18% (lihat Catatan 8). Transaksi ini menimbulkan rugi ditangguhkan atas
penjualan dan penyewaan kembali aset tetap sebesar Rp 1.124.721.

Rincian saldo rugi ditangguhkan atas penjualan dan penyewaan kembali aset tetap dan akumulasi
amortisasinya adalah sebagai berikut:

2009 2008
Rugi ditangguhkan atas penjualan dan
penyewaan kembali aset tetap 1.124.721 1.124.721
Akumulasi amortisasi 495.413 334.739
Jumlah 629.308 789.982

Mutasi beban amortisasi atas rugi ditangguhkan atas penjualan dan penyewaan kembali aset tetap
adalah sebagai berikut:
- 35 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

2009 2008
Saldo awal tahun 334.739 174.064
Pembebanan tahun berjalan 160.674 160.675
Jumlah 495.413 334.739

Pembayaran hutang minimum di masa yang akan datang berdasarkan perjanjian hutang aset
pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:

2009 2008
Tahun
2009 - 12.144.075
2010 - 2013 32.899.338 22.715.137
2014 115.715 -
Jumlah pembayaran minimum 33.015.053 34.859.212
Dikurangi bagian bunga 5.953.976 7.720.525
Jumlah hutang sewa guna usaha – bersih 27.061.077 27.138.687
Dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun 10.953.327 8.429.640
Bagian jangka panjang 16.107.750 18.709.047

15. HUTANG LEMBAGA KEUANGAN

Akun ini merupakan hutang lembaga keuangan atas perolehan aset kendaraan yang terdiri dari:

2009 2008
PT Bank Central Asia Finance 39.388 127.540
PT Tunas Financindo Sarana 2.240 5.967
Sub-jumlah 41.628 133.507
Dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun 41.628 91.879
Bagian jangka panjang - 41.628

Pada tahun 2007, Perusahaan dan Anak Perusahaan menandatangani perjanjian pembiayaan dengan
lembaga keuangan bukan bank, PT Bank Central Asia Finance dan PT Tunas Financindo Sarana untuk
perolehan aset kendaraan. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo dalam waktu 3 tahun dan dijamin
dengan aset kendaraan tersebut (lihat Catatan 8).
- 36 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

16. HUTANG OBLIGASI

Akun ini terdiri dari nilai nominal:


2009 2008
Obligasi Aneka Gas Industri I Tahun 2008 80.000.000 80.000.000
Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008 160.000.000 160.000.000
Sub-jumlah 240.000.000 240.000.000
Dikurangi beban emisi ditangguhkan
(setelah dikurangi akumulasi amortisasi
sebesar Rp 945.269 pada tahun 2009 dan
Rp 311.856 pada tahun 2008) 2.205.629 2.839.043
Bagian jangka panjang 237.794.371 237.160.957

Mutasi akumulasi amortisasi atas beban emisi ditangguhkan adalah sebagai berikut:

2009 2008
Saldo awal tahun 311.856 -
Pembebanan tahun berjalan 633.413 311.856
Bagian jangka panjang 945.269 311.856

Obligasi Aneka Gas Industri I Tahun 2008 dengan Tingkat Bunga Tetap

Pada tanggal 8 Juli 2008, Perusahaan menerbitkan Obligasi Aneka Gas Industri I Tahun 2008 dengan
tingkat bunga tetap (Obligasi) dengan jumlah nominal sebesar Rp 80.000.000, yang ditawarkan pada
nilai nominal. Obligasi ini merupakan obligasi tanpa seri dengan jangka waktu jatuh tempo selama
5 (lima) tahun, yaitu tanggal 8 Juli 2013 dan tingkat bunga tetap sebesar 14,5% per tahun.

Bunga Obligasi dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, di mana bunga pertama
obligasi telah dibayarkan pada tanggal 8 Oktober 2008 oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI), selaku agen pembayaran obligasi Perusahaan.

Berdasarkan hasil pemeringkatan efek dari PT Moody’s Indonesia sesuai dengan Surat
No. 021/Moody’s/CFG/V/2008 tanggal 9 Mei 2008, Obligasi tersebut telah mendapat peringkat A3.id
(setara A-, Stable Outlook). Berdasarkan hasil pemantauan tahunan atas Obligasi oleh PT Fitch Ratings
Indonesia melalui surat No. RC011/DIR/VII/2009 tanggal 2 Juli 2009, Obligasi tersebut telah mendapat
peringkat BBB(idn).

Hasil penawaran obligasi, setelah dikurangi beban penjaminan dan emisi, digunakan Perusahaan untuk
pembayaran uang muka pembelian aset mesin dan peralatan dan untuk membiayai kegiatan operasional.
Obligasi ini dijamin secara fidusia dengan aset mesin dan peralatan Perusahaan, Hak Guna Bangunan
Perusahaan yang berada di Deli Serdang dengan nilai keseluruhan minimal sebesar 100% dari nilai
pokok Obligasi.

Penerbitan Obligasi dilakukan sesuai dengan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Aneka Gas
Industri I Tahun 2008 No. 32 tanggal 9 Mei 2008, Akta Adendum Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi
- 37 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Aneka Gas Industri I Tahun 2008 No. 49 tanggal 19 Juni 2008, keduanya dibuat di hadapan Notaris
Ira Sudjono, S.H., M.H., M.Kn. antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk.
Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008
Pada tanggal 8 Juli 2008, Perusahaan menerbitkan Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008
(Sukuk) dengan jumlah nominal sebesar-besarnya Rp 220.000.000, yang ditawarkan pada nilai nominal.
Sukuk ini merupakan sukuk tanpa seri dengan jangka waktu jatuh tempo selama 5 (lima) tahun, yaitu
tanggal 8 Juli 2013 dan Cicilan Imbalan Ijarah sebesar Rp 36.250 per Rp 1.000.000 dari Sisa Imbalan
Ijarah. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2009, Sukuk yang diterbitkan Perusahaan adalah sebesar
Rp 160.000.000.
Cicilan Imbalan Ijarah dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak Tanggal Emisi, dimana cicilan
pertama telah dibayarkan pada tanggal 8 Oktober 2008 oleh KSEI, selaku agen pembayaran sukuk
Perusahaan.
Berdasarkan hasil pemeringkatan efek dari PT Moody’s Indonesia, sesuai dengan Surat
No. 021/Moody’s/CFG/V/2008 tanggal 9 Mei 2008, Obligasi tersebut telah mendapat peringkat A3.id
(setara A-, Stable Outlook). Berdasarkan hasil pemantauan tahunan atas Sukuk oleh PT Fitch Ratings
Indonesia melalui surat No. RC011/DIR/VII/2009 tanggal 2 Juli 2009, Sukuk tersebut telah mendapat
peringkat BBB(idn).
Hasil penawaran Sukuk, setelah dikurangi beban penjaminan dan emisi, digunakan Perusahaan untuk
pembayaran hutang bank Perusahaan yang diperoleh dari PT Bank Syariah Mandiri, perolehan aset
peralatan penunjang dan untuk membiayai kegiatan operasional.
Sukuk ini tidak dijamin dengan jaminan khusus serta tidak dijamin oleh pihak manapun namun dijamin
dengan seluruh aset Perusahaan.
Penerbitan Sukuk dilakukan sesuai dengan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk Ijarah Aneka Gas
Industri I Tahun 2008 No. 34 tanggal 9 Mei 2008, Akta Adendum Perjanjian Perwaliamanatan Sukuk
Ijarah Aneka Gas Industri I Tahun 2008 No. 52 tanggal 19 Juni 2008, keduanya dibuat di hadapan
Notaris Ira Sudjono, S.H., M.H., M.Kn. antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk. Penerbitan
Sukuk ini telah sesuai dengan Keputusan Bapepam-LK No. KEP-130/BL/2006 tanggal
23 Nopember 2006 mengenai Peraturan No. IX.A.13, “Penerbitan Efek Syariah”.
Sebelum dilunasinya semua pokok dan bunga Obligasi serta Imbalan Ijarah, Perusahaan mempunyai
kewajiban untuk, antara lain:
a. Memelihara rasio keuangan tertentu, rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) maksimal
3 : 1 dan rasio laba sebelum beban bunga, taksiran pajak, beban penyusutan dan amortisasi
(EBITDA) terhadap beban bunga minimal 1,5 : 1. Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008,
Perusahaan telah memenuhi rasio keuangan yang dipersyaratkan tersebut.
b. Tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank Mega Tbk, Wali Amanat, Perusahaan tidak
diperkenankan untuk melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
1. Mengadakan penggabungan, konsolidasi dengan perusahaan lain yang akan mengakibatkan
akibat yang negatif bagi Perusahaan dan kemampuan untuk memenuhi kewajibannya terhadap
pemegang Obligasi dan Sukuk.
2. Mengubah bidang utama Perusahaan.
3. Memberikan jaminan (Corporate Guarantee) kepada pihak lain kecuali berkaitan dengan
aktivitas utama Perusahaan dan dilakukan dengan cara yang wajar.
- 38 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

17. HAK MINORITAS

2009 2008
Hak minoritas atas aset bersih Anak
Perusahaan yang dikonsolidasikan:
PT Samator Gas Industri 18.069.855 13.945.926
PT Raja Prima Syngas 9.957.924 6.180.195
PT Udiana Bina Gas Industri - 645.836
Jumlah 28.027.779 20.771.957

Hak minoritas atas laba bersih Anak


Perusahaan yang dikonsolidasikan:
PT Samator Gas Industri 4.123.929 1.351.716
PT Raja Prima Syngas ( 597.271 ) ( 325.214 )
PT Udiana Bina Gas Industri - 140.577
Jumlah 3.526.658 1.167.079

Mutasi hak minoritas atas aset bersih Anak Perusahaan yang dikonsolidasikan adalah sebagai berikut:

2009 2008

Saldo penyertaan hak minoritas awal tahun 20.771.957 6.979.878


Penambahan penyertaan saham 4.375.000 12.625.000
Pelepasan saham UBGI ( 645.836 ) -
Bagian laba Anak Perusahaan - bersih 3.526.658 1.167.079
Saldo penyertaan hak minoritas akhir tahun 28.027.779 20.771.957

18. KEWAJIBAN DIESTIMASI ATAS IMBALAN KERJA

Efektif tanggal 1 Januari 2007, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi
2004), mengenai ”Imbalan Kerja”, dan mengubah metode akuntansi sebelumnya untuk imbalan kerja
karyawan menjadi metode yang dipersyaratkan dalam standar tersebut karena perbedaaan antara
kewajiban yang timbul pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 24 (Revisi 2004) dan kewajiban
yang telah diakui berdasarkan kebijakan akuntansi adalah material.

Perusahaan dan Anak Perusahaan mencatat imbalan pasti atas uang pesangon, uang penghargaan masa
kerja dan ganti kerugian kepada karyawan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit,
Berdasarkan penilaian aktuaria yang dilakukan oleh PT Sigma Aktuarindo, aktuaris independen,
masing-masing adalah sebesar Rp 4.239.405 dan Rp 4.030.927 pada tanggal 31 Desember 2009 dan
2008 yang disajikan sebagai akun “Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja” dalam neraca
konsolidasi.
- 39 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Beberapa asumsi yang digunakan untuk perhitungan aktuaria tersebut adalah sebagai berikut:
2009 2008
Tingkat diskonto 12% 12%
Tingkat kenaikan gaji 5% per tahun 5% per tahun
Tingkat mortalitas TMII – II TMI – II
Usia pensiun 55 tahun 55 tahun
Analisis kewajiban diestimasi atas imbalan kerja adalah sebagai berikut:
2009 2008

Saldo awal tahun 4.030.927 4.109.458


Penambahan tahun berjalan 1.195.069 944.214
Realisasi pembayaran manfaat ( 986.591 ) ( 1.022.745 )
Saldo akhir tahun 4.239.405 4.030.927

Manajemen Perusahaan berpendapat bahwa jumlah penyisihan tersebut adalah memadai untuk
memenuhi ketentuan dalam UU No. 13/2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2004).

19. MODAL SAHAM

Rincian pemegang saham Perusahaan dan kepemilikannya pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
adalah sebagai berikut:
Jumlah Modal
Ditempatkan Persentase
dan Disetor Penuh Kepemilikan Jumlah
Pemegang Saham (Lembar) (%) (Rp)
PT Aneka Mega Energi 122.500 98,00 122.500.000
Rachmat Harsono 2.500 2,00 2.500.000
Jumlah 125.000 100,00 125.000.000

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 1 Maret 2008 yang diaktakan dengan akta Notaris
Ariyani, S.H., No. 5 tanggal 1 Maret 2008, pemegang saham antara lain menyetujui untuk mengalihkan
kepemilikan saham kepada PT Aneka Mega Energi sebesar Rp 75.000.000 yang setara dengan 99,88%
dan Rachmat Harsono sebesar Rp 94.000 yang setara dengan 0,12%. Perubahan tersebut telah diterima
dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No. AHU-AH.01.10-8955 tanggal 16 April 2008.

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 30 April 2008 yang diaktakan dengan akta Notaris
Ariyani, S.H., No. 104 tanggal 30 April 2008, pemegang saham antara lain menyetujui untuk
meningkatkan modal dasar Perusahaan dari sebesar Rp 100.000.000 menjadi sebesar Rp 500.000.000
dan modal ditempatkan dan disetor penuh dari sebesar Rp 75.094.000 menjadi sebesar Rp 125.000.000
masing-masing sebesar Rp 47.500.000 oleh PT Aneka Mega Energi dan Rp 2.406.000 oleh Rachmat
Harsono.
- 40 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

20. SELISIH KURS DARI TAMBAHAN MODAL DISETOR


Selisih kurs dari tambahan modal disetor merupakan selisih antara nilai tukar Rupiah dan Dolar
Amerika Serikat yang tertera pada Anggaran Dasar Perusahaan dan nilai tukar yang terjadi pada saat
modal disetor. Rincian selisih kurs dari tambahan modal disetor adalah sebagai berikut:

Nilai per Jumlah Modal


Lembar Saham Disetor Penuh Jumlah
(Setara dengan) (Lembar) (Rp)
Nilai setoran modal 2.408 12.500 30.100.000
Nilai nominal saham 1.000 12.500 12.500.000
Selisih kurs dari tambahan modal disetor 1.408 12.500 17.600.000

21. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI


Pada tanggal 26 Desember 2005, Perusahaan melakukan penyertaan saham kepada PT Samator Gas
Industri (SGI), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebanyak 10.000 lembar saham dengan
nilai nominal sebesar Rp 1.000 untuk setiap lembar saham. Penyertaan tersebut merupakan 90,91% dari
jumlah saham SGI. Harga pengalihan saham adalah sebesar Rp 13.381.338 atau sebesar Rp 1.338 untuk
setiap lembar saham. Selisih sebesar Rp 3.381.338 antara harga pengalihan dan nilai nominal saham
disajikan sebagai akun ”Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, yang merupakan
bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasi.

22. PENJUALAN BERSIH


Rincian penjualan bersih terdiri dari:
2009 2008
Produk gas 408.037.093 348.792.769
Jasa dan peralatan 43.026.618 17.936.095
Jumlah 451.063.711 366.728.864

Rincian penjualan berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut:

2009 2008
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa:
PT Samator 25.004.822 20.050.674
PT Udiana Bina Gas Industri 1.621.336 -
PT Aneka Mega Energi 856.176 567.636
PT Samator Inti Peroksida 5.190 1.494.950
Sub-jumlah 27.487.524 22.113.260
Pihak ketiga 423.576.187 344.615.604
Jumlah 451.063.711 366.728.864
- 41 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Tidak terdapat penjualan kepada suatu pihak yang melebihi 10% dari total penjualan pada tahun 2009
dan 2008 dan seluruh penjualan tersebut merupakan penjualan kepada pelanggan domestik, sehingga
Perusahaan tidak melaporkan informasi segmen geografis secara terpisah.

Penjualan produk gas Perusahaan adalah sebesar 90% dan 95% dari penjualan bersih masing-masing
pada tahun 2009 dan 2008.

23. BEBAN POKOK PENJUALAN

Rincian beban pokok penjualan terdiri dari:

2009 2008

Pemakaian bahan baku 43.701.873 33.876.480


Tenaga kerja langsung 8.494.888 6.887.218
Beban pabrikasi 101.011.823 95.266.824
Beban pokok produksi 153.208.584 136.030.522
Persediaan barang jadi dan barang dagangan
Awal tahun 19.100.883 12.567.325
Pembelian – bersih 96.682.982 73.332.574
Akhir tahun ( 26.037.473 ) ( 19.125.634 )
Instalasi 3.248.896 1.755.295
Beban pokok penjualan 246.203.872 204.560.082

Rincian pembelian dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

2009 2008

PT Samator 54.668.948 102.609.840


PT Samator Inti Peroksida 4.766.114 4.447.861
PT Aneka Mega Energi 82.696 32.601
Jumlah 59.517.758 107.090.302

Pembelian kepada pemasok yang melebihi 10% dari total pembelian pada tahun 2009 dan 2008 adalah
kepada PT Samator, pihak yang mempunyai hubungan istimewa.

Beban pokok penjualan untuk penjualan produk gas adalah sebesar 90% dan 96% dari beban pokok
penjualan masing-masing pada tahun 2009 dan 2008.
- 42 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

24. BEBAN USAHA

Rincian beban usaha terdiri dari:


2009 2008
Penjualan
Distribusi 22.887.792 20.022.919
Gaji dan tunjangan 15.314.246 12.620.842
Penyusutan (lihat Catatan 8) 12.506.593 10.744.821
Perbaikan dan pemeliharaan 8.522.300 3.860.748
Administrasi 5.050.355 6.620.010
Perjalanan dinas 1.583.333 1.158.771
Listrik dan energi 1.177.185 1.563.445
Lain-lain 5.047.799 3.855.208
Sub-jumlah 72.089.603 60.446.764
Umum dan administrasi
Gaji dan tunjangan 26.486.403 22.623.931
Administrasi 13.858.215 12.836.064
Penyusutan (lihat Catatan 8) 2.874.387 2.430.472
Telepon, listrik dan air 3.083.411 4.143.799
Perbaikan dan pemeliharaan 1.477.458 1.191.181
Lain-lain 6.626.979 7.012.832
Sub-jumlah 54.406.853 50.238.279
Jumlah Beban Usaha 126.496.456 110.685.043

25. BEBAN BUNGA

Akun ini merupakan pembebanan bunga yang berasal dari:

2009 2008

Hutang obligasi 34.800.000 17.400.000


Hutang bank 7.777.435 16.351.130
Hutang aset pembiayaan 4.451.765 2.217.727
Hutang lembaga keuangan 10.050 19.384
Lain-lain 1.918.259 741.759
Jumlah 48.957.509 36.730.000
- 43 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

26. SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI


HUBUNGAN ISTIMEWA

Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

Pihak-pihak yang Mempunyai


Sifat hubungan Hubungan Istimewa
Pemegang saham dan manajemen sama PT Samator
PT Aneka Mega Energi
PT Samator Intiperoksida
PT Satya Adhika Bhakti Multifinance
PT Patriot Aprilia Abadi
Raja Kami Maruli Tua Siahaan
Komisaris utama Perusahaan Arief Harsono

Perusahaan dan Anak Perusahaan, dalam kegiatan usahanya, melakukan transaksi usaha dengan pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa dilakukan dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana dilakukan
dengan pihak ketiga adalah sebagai berikut:

a. Perusahaan dan Anak Perusahaan menjual produk kepada pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sebesar Rp 27.487.524 (6,09% dari total penjualan bersih) pada tahun 2009
dan Rp 22.113.260 (6,03% dari total penjualan bersih) pada tahun 2008. Saldo piutang usaha dari
transaksi tersebut pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 0,05% dan
0,01% dari jumlah aset disajikan sebagai akun “Piutang usaha – Pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa” dalam neraca konsolidasi (lihat Catatan 5).

b. Perusahaan membeli persediaan gas dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
sebesar Rp 58.517.758 pada tahun 2009 dan Rp 107.090.302 pada tahun 2008. Saldo hutang
usaha dari transaksi tersebut pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar
5,74% dan 1,66%, dari jumlah kewajiban, disajikan sebagai akun “Hutang Usaha – Pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca konsolidasi (lihat Catatan 10).

c. Perusahaan dan Anak Perusahaan, melakukan pembayaran terlebih dahulu atas beban yang
menjadi tanggungan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Saldo piutang yang timbul
sehubungan dengan transaksi tersebut pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing
sebesar 0,11% dan 0,12% dari jumlah aset disajikan sebagai akun “Piutang Lain-lain – Pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa” dalam neraca konsolidasi. Rincian saldo piutang pada tanggal-
tanggal tersebut adalah sebagai berikut:

2009 2008

PT Samator 798.483 783.517

d. Perusahaan dan Anak Perusahaan, melakukan transaksi keuangan dengan pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa berupa pembayaran terlebih dahulu atas perolehan aset tetap dan
beban operasional Perusahaan dan Anak Perusahaan. Saldo yang timbul sehubungan dengan
transaksi tersebut pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar 5,50% dan
- 44 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

4,04% dari jumlah kewajiban disajikan sebagai akun “Hutang Pihak yang Mempunyai Hubungan
Istimewa” dalam neraca konsolidasi. Rincian saldo hutang pada tanggal-tanggal tersebut adalah
sebagai berikut:

2009 2008

PT Patriot Aprilia Abadi 19.725.000 17.200.000


Arief Harsono 8.500.000 -
Raja Kami Maruli Tua Siahaan 561.325 -
PT Aneka Mega Energi 25.000 725.000
Jumlah 28.811.325 17.925.000

e. Perusahaan dan Anak Perusahaan, mengadakan perjanjian aset pembiayaan dengan PT Satya
Adhika Bhakti Multifinance untuk pembelian kendaraan. Saldo hutang yang timbul sehubungan
dengan transaksi tersebut pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar
2,62% dan 1,11% dari jumlah kewajiban disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Aset
Pembiayaan” dalam neraca konsolidasi (lihat Catatan 14).

f. Pada tahun 2008, PT Raja Prima Syngas, Anak Perusahaan, menerima pembayaran beban bunga
atas pinjaman yang diberikan kepada PT Samator sebesar Rp 638.334 dan disajikan sebagai
bagian dari akun “Pendapatan (Beban) Lain-lain – Beban Bunga” dalam laporan laba rugi
konsolidasi.

27. REKLASIFIKASI AKUN

Akun dalam laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan
penyajian laporan keuangan pada tanggal 31 Desember 2009.

Rincian akun tersebut adalah sebagai berikut:

Laporan Terdahulu Disajikan Kembali Jumlah Keterangan


Piutang usaha – pihak ketiga Piutang usaha - pihak Rp 26.309 Sesuai dengan penyajian
yang mempunyai laporan keuangan pada tanggal
hubungan istimewa 31 Desember 2009

28. PERNYATAAN AKUNTANSI KEUANGAN BARU

Berikut ini ikhtisar revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterbitkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia dan belum berlaku efektif untuk laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2009:
- 45 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

a. PSAK No. 50 (Revisi 2006), mengenai “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”

Pada Desember 2006, DSAK mengeluarkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), mengenai “Instrumen
Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” yang menggantikan PSAK No. 50, mengenai “Akuntansi
Investasi Efek Tertentu”. PSAK No. 50 (Revisi 2006) memberikan pedoman bagaimana
mengungkapkan dan menyajikan instrumen keuangan pada laporan keuangan dan menentukan
apakah instrumen keuangan adalah instrumen kewajiban atau ekuitas. Standar ini digunakan untuk
klasifikasi atas instrumen keuangan dari prospektif penerbitnya, dalam aset keuangan, kewajiban
keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen,
kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling
hapus. PSAK No. 50 (Revisi 2006) melengkapi ketentuan pengakuan dan pengukuran aset
keuangan dan kewajiban keuangan yang diatur pada PSAK No. 55 (Revisi 2006). DSAK menunda
pemberlakuan PSAK No. 50 (Revisi 2006) hingga 1 Januari 2010 berdasarkan surat DSAK No.
1705/DSAK/IAI/XII/2008, mengenai “Pengumuman Perubahan Tanggal Efektif PSAK No. 50
(Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)” tertanggal 30 Desember 2008. Perusahaan dan
Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2006) terhadap
laporan keuangan konsolidasi.

b. PSAK No. 55 (Revisi 2006), mengenai “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”

Pada Desember 2006, DSAK mengeluarkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), mengenai “Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” yang menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999), mengenai
“Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. PSAK No. 55 (Revisi 2006)
memberikan pedoman pengakuan, pengukuran, dan penghentian pengakuan aset keuangan dan
kewajiban keuangan termasuk instrumen derivatif. Standar tersebut juga memberikan pedoman
pengakuan dan pengukuran kontrak penjualan dan pembelian item non-keuangan. DSAK menunda
pemberlakuan PSAK No. 55 (Revisi 2006) hingga 1 Januari 2010 berdasarkan surat DSAK
No. 1705/DSAK/IAI/XII/2008, mengenai “Pengumuman Perubahan Tanggal Efektif PSAK No. 50
(Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)” tertanggal 30 Desember 2008. Perusahaan dan
Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terhadap
laporan keuangan konsolidasi.

c. PSAK No. 26 (Revisi 2008), mengenai “Biaya Pinjaman”

Pada September 2008, DSAK mengeluarkan PSAK No. 26 (Revisi 2008) mengenai “Biaya
Pinjaman” yang menggantikan PSAK No. 26 (1997), mengenai “Biaya Pinjaman”. PSAK No. 26
(Revisi 2008) memberikan pedoman terkait dengan kapitalisasi biaya pinjaman sebagai bagian dari
biaya perolehan suatu aset. PSAK No. 26 (Revisi 2008) mengharuskan biaya pinjaman yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan suatu aset kualifikasian
untuk dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut. PSAK No. 26 (Revisi 2008)
efektif berlaku sejak 1 Januari 2010. Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi
dampak penerapan PSAK No. 26 (Revisi 2008) terhadap laporan keuangan konsolidasi.

d. PSAK No. 1 (Revisi 2009), mengenai “Penyajian Laporan Keuangan”

Pada bulan Juni 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 1 (Revisi 2009), mengenai “Penyajian
Laporan Keuangan” yang mengamandemen PSAK No. 1 (Revisi 1998), mengenai “Penyajian
Laporan Keuangan”. PSAK No. 1 (Revisi 2009) menentukan dasar-dasar bagi penyajian laporan
keuangan bertujuan umum, agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode
sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur
- 46 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, persyaratan minimum isi
laporan keuangan dan mengharuskan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk menerbitkan laporan
keuangan yang lengkap yang terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Komprehensif,
Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi
ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lainnya, Laporan Posisi Keuangan
pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi
secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. PSAK No. 1 (Revisi 2009) berlaku efektif
untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penerapan lebih
dini dianjurkan. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) akan berdampak signifikan pada laporan
keuangan konsolidasi.
e. PSAK No. 2 (Revisi 2009), mengenai “Laporan Arus Kas”

Pada November 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 2 (Revisi 2009), mengenai “Laporan Arus
Kas” yang mengamandemen PSAK No. 2 (Reformat 2007), mengenai “Laporan Arus Kas”. PSAK
No. 2 (Revisi 2009) menyediakan pedoman spesifik dalam menyusun Laporan Arus Kas. PSAK No.
2 (Revisi 2009) mengharuskan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk memberikan informasi
mengenai perubahan-perubahan historis terkait kas dan setara kas yang diklasifikasikan kedalam
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. PSAK No. 2 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode
pelaporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penerapan PSAK No. 2 (Revisi
2009) akan berdampak signifikan pada laporan keuangan konsolidasi.
f. PSAK No. 4 (Revisi 2009), mengenai “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri”

Pada November 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), mengenai “Laporan
Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” yang mengamandemen PSAK No. 4
(Reformat 2007), mengenai “Laporan Keuangan Konsolidasi”. PSAK No. 4 (Revisi 2009)
menitikberatkan relevansi, keandalan dan komparabilitas informasi yang disajikan Perusahaan dan
Anak Peusahaan dalam laporan keuangan konsolidasi dan laporan keuangan tersendiri. Menurut
PSAK No. 4 (Revisi 2009), kepentingan non pengendali (yang sebelumnya disebut hak minoritas)
harus disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan dalam bagian ekuitas, terpisah dari ekuitas pemilik
entitas induk. Pada saat perusahaan membuat laporan keuangan tersendiri, investasi pada anak
perusahaan harus dicatat pada biaya perolehan sesuai dengan PSAK No. 4 (Reformat 2007). PSAK
No. 4 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2011. Penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) akan berdampak secara signifikan pada laporan
keuangan konsolidasi.
g. PSAK No. 5 (Revisi 2009), mengenai “Segmen Operasi”

Pada bulan Juni 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), mengenai “Segmen
Operasi” yang merubah PSAK No. 5 (Revisi 2000), mengenai “Pelaporan Segmen”. PSAK No. 5
(Revisi 2009) mensyaratkan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk mengungkapkan informasi
yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak
keuangan dari aktivitas bisnis. PSAK No. 5 (Revisi 2009) memperluas definisi segmen operasi dan
prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi dan melaporkan segmen operasi. PSAK No. 5
(Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2011. Penerapan lebih dini atas PSAK No. 5 (Revisi 2009) diperkenankan. Perusahaan dan Anak
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 5 (Revisi 2009) terhadap laporan
keuangan konsolidasi.
- 47 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

h. PSAK No. 10 (Revisi 2009), mengenai “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing”

Pada Desember 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 10 (Revisi 2009), mengenai “Pengaruh
Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing” yang merubah PSAK No. 10 (Reformat 2007), mengenai
“Transaksi dalam Mata Uang Asing”, PSAK No. 11 (Reformat 2007), mengenai “Penjabaran
Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing”, dan PSAK No. 52, mengenai “Mata Uang
Pelaporan”. PSAK No. 10 (Revisi 2009) memperluas definisi mata uang fungsional dan faktor-
faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan mata uang fungsional dari suatu entitas serta
memberikan pedoman dalam pelaporan transaksi-transaksi dalam mata uang asing, penjabaran pada
mata uang penyajian, dan penjabaran kegiatan usaha luar negeri. Dalam penjabaran kegiatan usaha
luar negeri, goodwill yang timbul dari akuisisi kegiatan usaha luar negeri dan setiap penyesuaian
nilai wajar pada nilai tercatat aset dan kewajiban untuk dinyatakan dalam mata uang fungsional dan
dijabarkan dalam kurs penutupan. PSAK No. 10 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode
pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang
mengevaluasi dampak penerapan PSAK No.10 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan
konsolidasi.

i. PSAK No. 12 (Revisi 2009), mengenai “Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama”

Pada Agustus 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No.12 (Revisi 2009), mengenai “Bagian
Partisipasi dalam Ventura Bersama” yang merubah PSAK No.12 (Reformat 2007), mengenai
“Pelaporan Keuangan Mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan
Aset”. PSAK No.12 (Revisi 2009) memberikan pedoman dalam akuntansi dan pelaporan
kepemilikan dalam ventura bersama dalam laporan keuangan venturer. Venturer harus mengakui
bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama aset dalam laporan keuangannya. Venturer harus
mengakui aset yang dikendalikan, kewajiban dan beban yang timbul dan bagian pendapatan dalam
laporan keuangannya dalam pengendalian bersama operasi. Venturer harus mengakui bagian
pertisipasinya dalam pengendalian bersama entitas dengan menggunakan konsolidasi proporsional
atau metode ekuitas. Penerapan dini atas PSAK No. 12 (Revisi 2009) dianjurkan. PSAK No. 12
(Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2011. Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No.12
(Revisi 2009) terhadap laporan keuangan konsolidasi.

j. PSAK No. 15 (Revisi 2009), mengenai “Investasi pada Entitas Asosiasi”

Pada Juni 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), mengenai “Investasi pada
Entitas Asosiasi” yang menggantikan PSAK No. 15 (1998), “Akuntansi untuk Investasi dalam
Perusahaan Asosiasi. PSAK No. 15 (Revisi 2009) diterapkan untuk akuntansi investasi dalam
entitas asosiasi, yaitu suatu entitas, termasuk entitas non-korporasi seperti persekutuan, dimana
investor mempunyai pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian
partisipasi dalam ventura bersama. Investasi dalam entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan
metode ekuitas. PSAK No. 15 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai
pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan dini PSAK No. 15 (Revisi 2009) dianjurkan.
Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK No. 15 (Revisi
2009) terhadap laporan keuangan konsolidasi.
- 48 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

k. PSAK No. 25 (Revisi 2009), mengenai “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan
Kesalahan”

Pada Agustus 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 25 (Revisi 2009), mengenai “Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” yang menggantikan PSAK No. 25
(Reformat 2007), mengenai “Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar,
dan Perubahan Kebijakan Akuntansi”. PSAK No. 25 (Revisi 2009) memberikan definisi tentang
kelalaian pencantuman, kesalahan penyajian, kesalahan mendasar dan kesalahan lain yang material.
PSAK No. 25 (Revisi 2009) mensyaratkan Perusahaan dan Anak Perusahaan untuk mengungkapkan
dampak yang mungkin timbul akibat penerapan standar-standar akuntansi keuangan yang baru pada
laporan keuangan pada periode awal penerapan. PSAK No. 25 (Revisi 2009) juga memberikan
panduan untuk mencatat dan mengungkapkan kesalahan, perubahan estimasi akuntansi dan
perubahan kebijakan akuntansi. PSAK No. 25 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode
pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan lebih dini atas PSAK No. 25
(Revisi 2009) dianjurkan. Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak
penerapan PSAK No. 25 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan konsolidasi.

l. PSAK No. 48 (Revisi 2009), mengenai “Penurunan Nilai Aset”

Pada Oktober 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 48 (Revisi 2009), mengenai “Penurunan Nilai
Aset” yang menggantikan PSAK No. 48, mengenai “Penurunan Nilai Aset”. PSAK No. 48 (Revisi
2009) memberikan prosedur untuk mengidentifikasikan unit penghasil kas dan mengukur
penurunan nilai aset. Suatu rugi penurunan nilai harus dicatat untuk suatu unit penghasil kas ketika
jumlah terpulihkan dari unit tersebut lebih kecil dari nilai tercatatnya. Rugi penurunan nilai harus
dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit
penghasil kas tersebut dan ke aset lain dari unit tersebut dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat
setiap aset di dalam unit tersebut. PSAK No. 48 (Revisi 2009) mensyaratkan perusahaan untuk
menilai pada setiap akhir periode pelaporan apakah terdapat indikasi-indikasi yang menunjukkan
bahwa suatu aset mengalami penurunan nilai dan rugi penurunan nilai yang diakui pada periode
sebelumnya untuk aset lain selain goodwill sudah tidak terdapat lagi. PSAK No. 48 (Revisi 2009)
berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Perusahaan
harus menerapkan PSAK No. 48 (Revisi 2009) secara prospektif. Perusahaan dan Anak Perusahaan
sedang mengevaluasi dampak penerapan PSAK 48 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan
konsolidasi.

m. PSAK No. 57 (Revisi 2009), mengenai “Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset
Kontinjensi”

Pada Agustus 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 57 (Revisi 2009), mengenai “Kewajiban
Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi” yang menggantikan PSAK No. 57,
mengenai “Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi”. PSAK No. 57
(Revisi 2009) memberikan panduan penerapan untuk mengakui dan mengungkapkan kewajiban
diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi. PSAK No. 57 (Revisi 2009) berlaku efektif
untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan lebih dini atas
PSAK No. 57 (Revisi 2009) dianjurkan. Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi
dampak penerapan PSAK No. 57 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan konsolidasi.

n. PSAK No. 58 (Revisi 2009), mengenai “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan”

Pada bulan Agustus 2009, DSAK mengeluarkan PSAK No. 58 (Revisi 2009), mengenai “Aset
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” yang merubah PSAK No.
58 (Revisi 2003), “Operasi yang Dihentikan”. PSAK No. 58 (Revisi 2009) memperluas pedoman
- 49 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

pengklasifikasian dan pengukuran aset tersedia untuk dijual. Aset tersedia untuk dijual disajikan
sebagai aset lancar dan terpisah dari pos lainnya. PSAK No. 58 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk
periode pelaporan yang dimulai atau sesudah 1 Januari 2011. Penerapan PSAK No. 58 (Revisi
2009) secara dini dianjurkan. Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi dampak
penerapan PSAK No. 58 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan konsolidasi.

o. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) No. 7 (Revisi 2009), mengenai “Konsolidasi
Entitas Bertujuan Khusus”

Pada Oktober 2009, DSAK mengeluarkan ISAK No. 7 (Revisi 2009), mengenai “Konsolidasi
Entitas Bertujuan Khusus” yang mengubah ISAK 7 (Revisi 2004), mengenai “Entitas Bertujuan
Khusus”. ISAK No. 7 (Revisi 2009) memberikan pedoman bagaimana mengidentifikasi entitas
bertujuan khusus dan menjelaskan indikasi adanya pengendalian yang menjadi pertimbangan dalam
menentukan apakah suatu Entitas Bertujuan Khusus (EBK) dikonsolidasikan atau tidak. ISAK No. 7
(Revisi 2009) mengharuskan suatu EBK dikonsolidasi apabila dikendalikan oleh suatu entitas.
ISAK No. 7 (Revisi 2009) berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah
1 Januari 2011.

p. ISAK No. 9 (Revisi 2009), mengenai “Perubahan atas Kewajiban Aktivitas Purna-operasi, Restorasi
dan Kewajiban Serupa”

Pada bulan Agustus 2009, DSAK mengeluarkan ISAK No. 9 (Revisi 2009), mengenai “Perubahan
atas Kewajiban Aktivitas Purna-operasi, Restorasi dan Kewajiban Serupa”. ISAK No. 9 (Revisi
2009) memberikan pedoman bagaimana menghitung dampak perubahan dalam pengukuran atas
aktivitas purna-operasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yang muncul karena kewajiban untuk
membongkar dan memindahkan aset tetap, pabrik dan peralatan dan restorasi lokasi aset sebagai
konsekuensi dari pembeliannya. ISAK No. 9 (Revisi 2009) juga menjelaskan peristiwa-peristiwa
yang menyebabkan perubahan tersebut dan bagaimana mengukurnya. ISAK No. 9 (Revisi 2009)
berlaku efektif untuk periode pelaporan yang dimulai atau sesudah 1 Januari 2011. Penerapan ISAK
No. 9 (Revisi 2009) secara dini dianjurkan. Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi
dampak penerapan ISAK No. 9 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan konsolidasi.

q. ISAK No. 10 (Revisi 2009), mengenai “Program Loyalitas Pelanggan”

Pada Agustus 2009, DSAK mengeluarkan ISAK No. 10 (Revisi 2009), mengenai “Program
Loyalitas Pelanggan”. ISAK No. 10 (Revisi 2009) menyediakan pedoman untuk mencatat dan
mengukur penghargaan kredit kepada pelanggan. Interpretasi ini mensyaratkan imbalan tersebut
diidentifikasi secara terpisah dan diukur dengan mengacu pada nilai wajarnya. ISAK No. 10 (Revisi
2009) berlaku efektif untuk periode tahunan yang dimulai atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan
dini dari ISAK No. 10 (Revisi 2009) diperbolehkan. Perusahaan dan Anak perusahaan sedang
mengevaluasi dampak dari penerapan di ISAK No. 10 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan
konsolidasi.

r. ISAK No. 11 (Revisi 2009), mengenai “Distribusi Aset Non Kas kepada Pemilik”

Pada Agustus 2009, DSAK mengeluarkan ISAK No. 11 (Revisi 2009), mengenai “Distribusi Aset
Non Kas kepada Pemilik”. ISAK No. 11 (Revisi 2009) menyediakan pedoman pengakuan,
pengukuran dan pengungkapan hutang dividen pada saat entitas mengumumkan distribusi dan
mempunyai kewajiban untuk mendistribusikan aset kepada pemilik. Hal ini mensyaratkan entitas
untuk mengakui perbedaan antara nilai tercatat aset yang didistribusikan dan nilai tercatat utang
- 50 -

PT ANEKA GAS INDUSTRI DAN ANAK PERUSAHAAN


CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Lanjutan)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

dividen dalam laba rugi. ISAK No. 11 (Revisi 2009) diterapkan secara prospektif untuk periode
tahunan yang dimulai atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan retrospektif tidak diperbolehkan
sedangkan penerapan dini diperbolehkan. Perusahaan dan Anak Perusahaan sedang mengevaluasi
dampak penerapan ISAK No. 11 (Revisi 2009) terhadap laporan keuangan konsolidasi.

s. ISAK No. 12 (Revisi 2009), mengenai “Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh
Venturer”

Pada bulan Agustus 2009, DSAK mengeluarkan ISAK No. 12 (Revisi 2009), mengenai
“Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer”. ISAK No. 12 (Revisi
2009) memberikan pedoman pengakuan keuntungan atau kerugian dari kontribusi aset nonmoneter
pada PBE (Pengendalian Bersama Entitas) dalam pertukaran dengan bagian partisipasi ekuitas PBE
dalam laporan laba rugi venturer. Standar tersebut juga memberikan pedoman bagaimana
menghitung imbalan tambahan dan menyajikan keuntungan atau kerugian belum terealisasi pada
Laporan Keuangan venturer. Venturer tidak mengakui porsi keuntungan atau kerugian yang
diatribusikan pada bagian partisipasi ekuitas venturer lain jika (a) risiko dan manfaat signifikan dari
kepemilikan aset nonmoneter yang dikontribusikan tidak beralih ke PBE; atau (b) Keuntungan atau
kerugian dalam kontribusi nonmoneter tidak dapat diukur dengan andal; atau (c) transaksi
kontribusi tidak memiliki substansi komersial. Jika disamping menerima bagian partisipasi ekuitas,
venturer menerima aset moneter atau nonmoneter, maka porsi yang sesuai dari keuntungan atau
kerugian dalam transaksi tersebut diakui oleh venturer. ISAK No. 12 (Revisi 2009) berlaku efektif
untuk periode pelaporan dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011. Penerapan dini ISAK
No. 12 (Revisi 2009) diperkenankan.

29. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

Pada tanggal 3 Pebruari 2010, berdasarkan surat No. 0128/CIB/EXT/10, Perusahaan memperoleh
perpanjangan atas fasilitas hutang bank yang diperoleh dari PT Bank Pan Indonesia Tbk. Berdasarkan
surat tersebut, jangka waktu jatuh tempo pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 24 Januari 2011
serta dibebani bunga pinjaman sebesar 12% per tahun.

30. PENYELESAIAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan
konsolidasi terlampir yang telah diselesaikan pada tanggal 23 Maret 2010.

Вам также может понравиться