Вы находитесь на странице: 1из 3

Auguste Comte

Auguste Comte adalah seorang filsuf Perancis yang dikenal karena memperkenalkan bidang
ilmu sosiologi serta aliran positivisme. Melalui prinsip positivisme, Comte membangun dasar
yang digunakan oleh akademisi saat ini yaitu pengaplikasian metode ilmiah dalam ilmu sosial
sebagai sarana dalam memperoleh kebenaran.

Auguste Comte disebut sebagai Bapak Sosiologi karena dialah yang pertama kali memakai
istilah sosiologi dan mengkaji sosiologi secara sistematis, sehingga ilmu tersebut melepaskan
diri dari filsafat dan berdiri sendiri sejak pertengahan abad ke-19 (1856).

Kehidupan

Auguste Comte Lahir: 19 Februari 1798 Montpellier, Perancis Meninggal: 05 September


Kebangsaan: Perancis 1857 (umur 59) Paris, Perancis Gagasan penting: Positivisme

ia melanjutkan pendidikannya di École Polytechnique di Paris. École Polytechnique saat itu


terkenal dengan kesetiaannya kepada idealis republikanisme dan filosofi proses. Pada tahun
1816, politeknik tersebut ditutup untuk re-organisasi. Comte pun meninggalkan École dan
melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran di Montpellier.

Tak lama kemudian, ia melihat sebuah perbedaan yang mencolok antara agama Katolik yang
ia anut dengan pemikiran keluarga monarki yang berkuasa sehingga ia terpaksa
meninggalkan Paris. Kemudian pada bulan Agustus 1817 dia menjadi murid sekaligus
sekretaris dari Claude Henri de Rouvroy, Comte de Saint-Simon, yang kemudian membawa
Comte masuk ke dalam lingkungan intelek. Pada tahun 1824, Comte meninggalkan Saint-
Simon karena lagi-lagi ia merasa ada ketidakcocokan dalam hubungannya.

Saat itu, Comte mengetahui apa yang ia harus lakukan selanjutnya: meneliti tentang filosofi
positivisme. Rencananya ini kemudian dipublikasikan dengan nama Plan de travaux
scientifiques nécessaires pour réorganiser la société (1822) (Indonesia: Rencana studi ilmiah
untuk pengaturan kembali masyarakat). Tetapi ia gagal mendapatkan posisi akademis
sehingga menghambat penelitiannya. Kehidupan dan penelitiannya kemudian mulai
bergantung pada sponsor dan bantuan finansial dari beberapa temannya.

Ia kemudian menikahi seorang wanita bernama Caroline Massin. Comte dikenal arogan,
kejam dan mudah marah sehingga pada tahun 1826 dia dibawa ke sebuah rumah sakit jiwa,
tetapi ia kabur sebelum sembuh. Kemudian setelah kondisinya distabilkan oleh Massin, ia
mengerjakan kembali apa yang dulu direncanakannya. Namun sayangnya, ia bercerai dengan
Massin pada tahun 1842 karena alasan yang belum diketahui. Saat-saat di antara pengerjaan
kembali rencananya sampai pada perceraiannya, ia mempublikasikan bukunya yang berjudul
Le Cours de Philosophie Positivistic.
Pada tahun 1844, Comte menjalin kasih dengan Clotilde de Vaux, dalam hubungan yang
tetap platonis. Setelah Clotilde wafat, kisah cinta ini menjadi quasi-religius. Tak lama
setelahnya, Comte, yang merasa dirinya adalah seorang penemu sekaligus seorang nabi dari
"agama kemanusiaan" (religion of humanity), menerbitkan bukunya yang berjudul Système
de politique positive (1851 - 1854).

Pemikiran

Comte mencetuskan suatu sistem ilmiah yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan baru, yaitu
sosiologi. Pandangan Comte atas sosiologi sangat pragmatis. Ia berpendapat bahwa sesungguhnya analisis
untuk membedakan "statika" dan "dinamika" sosial , serta analisa masyarakat sebagai suatu sistem yang
saling tergantung haruslah didasarkan pada konsensus. Paradigma Fungsionalis dan paradigma ilmiah
alamiah yang dirumuskan oleh Comte tetap memberi warna menonjol dalam sosiologi saat ini. Auguste
Comte dengan bukunya "Course de Philosophie Positive" menerangkan bahwa pendekatan-pendekatan
umum untuk mempelajari masyarakat harus melalui urutan-urutan tertentu yang kemudian akan sampai
pada tahap akhir yaitu tahap ilmiah.

Auguste Comte merupakan seorang tokoh brilian yang disebut sebagai peletak dasar sosiologi. Comte
melihat dari hasil revolusi Perancis cenderung kearah reorganisasi masyarakat seraca besar-besaran.
Menurutnya, reorganisasi masyarakat hanya dapat berhasil jika ada orang mengembangkan cara berpikir
yang baru tentang masyarakat. Comte memperkenalkan metode positif, yaitu hukum mengenai urutan
gejala-gejala sosial. Dia memperkenalkan hukum tiga stadia (tahap). Isi hukum tiga stadia (tahap):

1. Tahap Teologi : Pada tahap ini orang lebih suka dengan pertanyaan yang tidak dapat
dipecahkan, yaitu tentang hal-hal yang tak dapat diamati.
2. Tahap Metafisik : Pada tahap ini jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang sama dicari
jawabannya pada hal-hal abstrak yang diibaratkan sebagai esensi dan eksistensi.
3. Tahap Positif : Pada tahap ini manusia mulai mencari jawaban yang tak bersifat mutlak

Вам также может понравиться