Вы находитесь на странице: 1из 3

Cutaneus Larva Migrans

No. Dokumen : SPO/SK/VII/1/2017


No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit : 08 Juni 2016
Halaman : 1 dari 3
PEMERINTAH KAB. JURAIRIAH, A.MdKeb
MEMPAWAH NIP.

Pengertian Cutaneus Larva Migrans (Creeping Eruption) merupakan kelainan kulit berupa
peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, yang
disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing.
Penularan melalui kontak langsung dengan larva. Prevalensi Cutaneus Larva Migran di
Indonesia yang dilaporkan oleh sebuah penelitian pada tahun 2012 di Kulon Progo
adalah sekitar 15%.

ICD X : B76.9 Hookworm disease, unspecified


Tingkat Kemampuan : 4 A
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menentukan diagnosa dan penatalaksanaan Cutaneus
Larva Migrans
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Rawat Jalan Sui Kunyit No. 017 Tahun 2016 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 02.02 / MENKES / 514 /
2015 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
Referensi
tingkat pertama

1. Petugas melakukan anamnesis mengenai keluhan pasien, seperti adanya rasa gatal
dan panas pada tempat infeksi. Pada awal infeksi, lesi berbentuk papul yang
kemudian diikuti dengan lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok yang terus
menjalar memanjang. Keluhan dirasakan muncul sekitar empat hari setelah
terpajan.
Selain itu, dicari juga faktor risiko kebiasaan berjalan tanpa alas kaki, atau sering
berkontak dengan tanah atau pasir.

Prosedur 2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, yaitu lesi awal berupa papul eritema yang
menjalar dan tersusun linear atau berkelok-kelok meyerupai benang dengan
kecepatan 2 cm per hari. Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak kaki,
bokong, genital dan tangan.

3. Petugas menegakkan diagnosa dan atau diagnosa banding berdasarkan anamnesa,


pemeriksaan fisik dan tidak memerlukan pemeriksaan penunjang. Diagnosa
banding, yaitu dermatofitosis, dermatitis, dermatosis
Gambar 11.36. Cutaneous Larva Migrans

4. Petugas memberikan penatalaksanaan sesuai diagnosa, yaitu :


1) Memodifikasi gaya hidup dengan menggunakan alas kaki dan sarung tangan
pada saat melakukan aktifitas yang berkontak dengan tanah, seperti berkebun
dan lain-lain.
2) Terapi farmakologi dengan Albendazol 400 mg sekali sehari, selama 3 hari.
3) Untuk mengurangi gejala pada penderita dapat dilakukan penyemprotan Etil
Klorida pada lokasi lesi, namun hal ini tidak membunuh larva.
4) Bila terjadi infeksi sekunder, dapat diterapi sesuai dengan tatalaksana
pioderma.

5. Petugas memberikan edukasi kepada pasien atau keluarganya, yaitu pencegahan


penyakit dengan menjaga kebersihan diri.

6. Petugas memberitahukan rencana tindak lanjut (pemeriksaan kembali untuk


memantau perbaikan setelah terapi)

7. Petugas memberikan rujukan jika dalam waktu 8 minggu tidak membaik dengan
terapi.

8. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.

9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesa, pemeriksaan, diagnosa dan


terapi yang telah dilakukan dalam rekam medis pasien

10. Petugas menyerahkan rekam medis ke bagian simpus untuk di entry

1. Pendaftaran dan Rekam Medis


2. Poli Umum
Unit Terkait 3. Unit Farmasi
4. Data simpus
Rekaman Historis Perubahan

No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl mulai diberlakukan

Вам также может понравиться