Вы находитесь на странице: 1из 1

Perempuan selalu menjadi topik yang tidak kunjung usai dibahas, diteliti

diperbincangkan dan dijadikan sebuah karya seni, tak terkecuali perempuan Minangkabau.
Perempuan dalam susunan masyarakat adat Minangkabau memiliki peranan yang khas. Sistem
kekerabatan matrilinial kepada ibu menjadi pembeda yang kontras terkait posisi perempuan
Minang dengan suku-suku lain yang ada di bumi nusantara. Dimana kaum perempuan di
Minangkabau hanya menjadi “limpapeh rumah gadang” dimana perempuan hanya melakukan
aktivitas di dalam rumah.

Geliat perubahan zaman terasa begitu dinamis. Tentu saja hal ini turut memengaruhi tatanan
masyarakat Minang pada saat ini. Modernitas adalah sesuatu yang ikut merasuki relung-relung
kehidupan anak gadih Minangkabau. Sistem lama tersebut tidak lah berlaku pada gadih
Minangkabau pada saat ini. “Gadih Minangkabau pada saat ini sudah mampu melindungi diri
sendiri baik itu ancaman dari luar” seperti itu lah sinopsis dari karya Tari yang berjudul
“Tasuruak dalam Sago” yang dipertunjukan di Gedung Auditorium Boestanul Arifin adam ISI
Padangpanjang dalam rangka ujian komposisi tari pada tanggal (7/7/2014) dengan Koreografer
Intania Ananda Jonisa.

Ketika kata “selamat menyaksikan” dari pembawa acara sebagai pertanda bahwa pertunjukan
dimulai, perlahan-lahan lampu pentas menyala dengan seuasana hening, terlihat enam penari
wanita perkasa memakai galembong dan memegang kipas, Terdenga suara keras dari kipas dan
dilanjutkan dengan hentakan kaki, tepukan tangan dan galembong yang menyimbolkan bahwa
permempuan tidak selalu lemah gemulai, terelepas dari itu alunan saluang yang merdu
membawak kita ke ranah Minangkabau. Penari menarikan tari “Tasuruak dalam Sago”
memperlihatkan ketegasan, kekuatan dan kelincahan bergerak yang bisa dikatakan
menyeimbangi kekuatan laki-laki. Para penonton berteriak kagum ketika bagian dimana penari
bergerak dengan tempo musik cepat. Dari hal tersebut bertanda bahwa penonton sangat
menikamti karya tari “Tasuruak dalam Sago”.

Keseluruhan dari karya ini baik dari maksud, pesan dan tujuan tersampaikan ke benak para
penonton akan tetapi yang sangat disayangkan ada beberapa bagian gerak yang seharusnya
rampak menjadi tidak rampak kemungkinan hal ini disebapkan stamina penari mulai menurun
karena pada karya ini dari awal sampai akhir menggunakan tempo gerak cepat dan kekuatan
gerak yang memerlukan intensitas tenaga yang besar, wajar saja hal ini terjadi. Setiap karya seni
butuh proses dan hasil dari proses itu lah yang menentukan apakah karya itu berhasil atau tidak.

Вам также может понравиться