Вы находитесь на странице: 1из 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi


peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan
darah diastolic 90 mmhg atau lebih. Hipertensi biasanya
terjadi pada usia pertengahan atau lebih yang ditandai
dengan tekanan darah tinggi yang mengakibatkan tingginya
tekanan darah.
Berat badan yang berlebihan akan meningkatkan beban
jantung untuk menggumpal darah keseluruh tubuh. Akibatnya
tekanan darah cenderung lebih tinggi. Disamping itu,
pembuluh darah pada usia lanjut lebih tebal dan kaku
sehingga tekanan darah akan meningkat. Bila disertai
adanya plak didinding dalam arteri dapat menyebabkan
sumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke
bila terjadi pada otak, sehingga dapat menyebabkan lumpuh
atau kematian. Bila sumbatan terjadi dijantung,
menyebebkan serangan anginan atau infark yang juga dapat
menyebabkan kematian.
Konsumsi (garam atau natrium) yang berlebihan dapat
meningkatkan tekanan darah, selain itu rendahnya konsumsi
kalsium, magnesium dan kalium dapat pula meningkatkan
tekanan darah.

B. Tujuan Penulisan
Tujuan umum:
Dapat melakukan perawatan gangguan tidur dan dapat
memahami tentang penyakit hipertensi.
Tujuan Khusus :
1. Penyusun mampu mengkaji data kelayan
2. Penysun mampu menganalisa data yang diperoleh
3. Penysun dapat merumuskan doagnosa keperawatan
4.Penyusun dapat memprioritaskan masalah-masalah yang
terjadi dan yang mungkin terjadi.

1
5. Penyusun dapat menentukan tujuan tindakan
keperawatan
6. Penyusun dapat menerapkan pelaksanaan tindakan
keperawatan
7. Penyusun dapat melakukan evaluasi tindakan
keperawatan.

C. METODE PENULISAN
Dalam mengumpulkan data untuk menyusun laporan ini,
penulis menggunakan beberapa pendekatan antara lain :
1. Observasi : Melakukan pengamatan terhadap kelayan dalam
melakukan kegiatan dan aktivitas.
2. Wawancara : Penulis mewancarai kelayan dan melakukan sesi
Tanya jawab serta menyesuaikan kemampuan kelayan dalam
menjawab semua pertanyaan yang di ajukan.
3. Studi Kasus : Penulis melakukan atau mempelajari kasus
yang akan di lakukan pengkajian.
4. Studi Kepustakaan : Penulis mempelajari kasus dengan
menggunakan berbagai teori atau literature yang diambil
dari buku dan kepustakaan.
5. Sumber Data
 Primer : Yang di peroleh dari kelayan itu
sendiri.
 Sekunder : Yang di peroleh dari orang terdekat,
team kesehatan lain, serta hasil pemeriksaan fisik.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman dari
Asuhan Keperawatan ini, maka sistematika penulisan ini
dapat di bagi dalam lima bab yaitu:
 Bab I : Merupakan bab pendahuluan meliputi : latar
belakang Masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
 Bab II : Berisi tinjauan teori yang meliputi : konsep
dasar (masalah utama) yang terdiri dari:
pengertian, etiologi, manifestasi klinis,
patofisiologi, penatalaksanaan medis, dan

2
konsep dasar asuhan keperawatan yang terdiri
dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
 Bab III : Berisi tinjauan kasus yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
 Bab IV : Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi. Dimana semua yang ada dalam
pembahasan ini merupakan perbandingan antara
tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
 Bab V : Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan
saran.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Proses Menua (Ageing Proses)


1. Pengertian Proses Menua (Ageing Proses)
Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita (Nogroho, Wahyudi
2000).
Proses menua merupakan proses yang terus-menerus
secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umunya dialami
pada semua makhluk hidup. Pada setiap individu memiliki
kecepatan yang berbeda dalam proses menua. Adakalanya
orang yang belum tergolong lanjut usia tetapi kekurangan-
kekurangan yang menyolok (Nogroho, Wahyudi 2000).

2. Teori-Teori Proses Menua


Teori Biologis
Teori biologis tentag penuaan dibagi menjadi teori
itrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik berarti perubahan yang
berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab di dalam sel
sendiri, sedang teori ekstrinsik menjelaskan bahwa
perubahan yang terjadi di akibatkan pengaruh lingkungan.
Teori biologis dibagi dalam (Wahit Iqbal Mubarak, dkk
2006) :
a. Teori Genetic Clock
Teori ini mengatakan bahwa menua telah terprogram
secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Tiap
spesies mempunyai di dalam inti selnya suatu jam
genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi
tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan
menghentikan replikasi tertentu. Jadi menurut teori

4
ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia,
meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau
penyakit.

b. Teori Error Catastrophe (Teori Mutasi Somatik)


Menurut teori ini, menua disebabkan kesalahan beruntun
dalam jangka waktu yang lama dalam transkipsi dan
translasi. Kesalahan tersebut menyebakan terbentuknya
enzim yang salah dan berakibat metabolisme yang salah
sehingga megurangi fungsional sel, walaupun dalam
batas-batas tertentu ksalahan dalam pembentukan RNA
dapat diperbaiki, namun kemampuan dalam memperbaiki
diri terbatas pada transkripsi yang tentu akan
menyebabkan kesalahan sintesis protein atau enzim yang
dapat menimbulkan metabolit berbahaya, begitu juga
jika kesalahan terjadi pada translasi maka kesalahan
juga akan semakin banyak.
c. Teori Auto Immune
Teori menjelaskan bahwa dalam proses metabolisme
tubuh, suatu saat diproduksi zat khusus. Ada jaringan
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut
sehngga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori Radikal Bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak
stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan
oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti seperti
karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-
sel tidak beregenerasi. Di dalam tubuh bersiap
merusak, dapat dinetralkan dalam tubuh oleh enzim atau
senyawa non enzim contohnya vitamin C betakarotin,
vitamin E.
e. Teori Pemakaian dan Rusak
Teori ini menjelaskan bahwa kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah (rusak)
f. Teori ”immunology slow virus”

5
Sistem imun menjadi kurang efektif dengan bertambahnya
usia dam masuknya virus ke dalam tubuh dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh.

g. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yag biasa
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal,
kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh
lelah terpakai.
h. Teori Rantai Silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya
menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan
kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurang elastis,
kekakuan dan hilangnya fungsi.
i. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang
membelah setelah sel-sel tersebut mati.

Teori Kejiwaan Sosial


a. Aktivitas atau Kegiatan (activity theori)
 Teori aktivitas, menurut Havighusrt dan
Albrecht 1953 berpendapat bahwa sangat penting bagi
individu usia lanjut untuk tetap beraktivitas dan
mencapai kepuasan hidup.
 Ketentuan akan meingkatnya pada
penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini
meyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah
mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial.
 Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan
pada cara hidup dari lanjut usia.
 Mempertahankan hubungan antara sistem
sosial dan individu agar tetap stabil dari dari usia
pertengahan ke lanjut usia.
b. Kepribadian berlanjut (continuity theori)

6
Dasar kehidupan atau tingkah laku tidak berubah pada
lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori
diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang
terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat
dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki.

c. Teori pembebasan (disengagement theori)


Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia,
seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan
diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini
mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik
secara kuantitas maupun kualitas sehingga sering
terjadi kehilangan ganda (Tripple Loss), yakni :
 Kehilangan peran (Loos of role),
 Hambatan kontak sosial (restraction of Contacts and
relation Ships),
 Berkurangnya komitmen (to Social Mores and Values)

Teori Psikologi
Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi
dan sosiologi salah satu teori yang ada. Teori tugas
perkembangan, menurut Hanghurst (1972) setiap individu
harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada
tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan
bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini
tergantung pada maturasi fisik, pengharapan kultural dan
masyarakat dan nilai serta aspirasi individu.

B. Konsep Dasar Hipertensi


1. Pengertian
a. Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolic 120
mmHg (Sharon, L.rogen, 1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah sistolik 140 mmHg dan

7
tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih (Barbara
Hearrison, 1997).

b. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab
yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon
peningkatan cardia output atau peningkatan tekanan
perifer.
Namun ada beberapa factor yang mempemgaruhi terjadinya
hipertensi :
 Genetic : respon neurology terhadap stress atau
kelainan arteri atau transportnya
 Obesitas : terkait dengan kadar insulin yang tinggi
yang menyebabkan tekanan darah meningkat
 Stress lingkungan
 Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis
pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah (Arif
mansjoer, 2000)
Berdasarkan etiologinya hipertansi dibagi menjadi dua
golongan yaitu :
 Hipertensi Esensial (Primer)
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang
mempengaruhi seperti genetika, lingkungan,
hiperaktifitas, susunan saraf simpatik, sisten
rennin angiatensin, obesitas, merokok, dan stress.
 Hipertensi sekunder
Dapat di akibatkan karena penyakit parenkim renal/
vakular renal. Penggunaan kontrasepsi oral yaitu
pil, gangguan endokrin, dll.
(Arif Mansjoer,2000)
c. Manifetasi Klinis
manifestasi klinis pada kelayan dengan hipertensi
adalah meningkatkan tekanan darah >140/90 mmHg, sakit
kepala, epetaksis, pusing/migrant, rasa berat di
tengkuk, sukar tidur, mata berkunag-kunang, lemah dan
lelah, muka pucat dan suhu tubuh rendah. (Arif
mansjoer, 2000)

8
d. Patofisiologi

Obesitas Arterisklerosis

Pengumpulan Lemak Hilangnya elastisitas


pembuluh darah

Penyempitan Pembuluh Darah

Aliran darah ke jantung me

Peningkatan tekanan ketidakseimbangan suplai


Vaskuler serebral dan kebutuhan O2

Nyeri akut kelemasan umum


(sakit kepala)
Intolenransi aktivitas pola
hidup monoton
(Arif Manjoer 2000)

e. Penatalaksanaan Medis
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi
menjadi dua jenis penatalaksanaan :
1. penatalaksanaan non farmakologis
a) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah

9
dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam
plasma dan kadar adostrogen dalam plasma.
b) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada
kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan
sesuai dengan kemampuan seperi berjalan, jogging,
bersepeda dan berenang.

2. penatalaksanaan farmakologis
secara garis besar terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan
obat anti hipertensi yaitu :
1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2) Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan
atau minimal.
3) Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4) Tidak menimbulkan intoleransi.
5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh
kelayan.
Golongan obat-obatan yang diberikan pada
kelayan hipertensi seperti golongan diuretic,
golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,
golongan penghambat konversi rennin angitensin.

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Kelemasan, nafas pendek, gaya hidup
monoton.
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama
jantung, takipnea.
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, arterosklerosis,
penyakit jantung koroner dan penyakit
serebravaskuler.
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, murnius
stenosis valvular.takikardia, berbagai

10
distnenia, DJV/kongesti vena, ekstermitas
(perubahan warna kulit, suhu dingin,
pengisian kapiler mingkin lambat/
tertunda), kulit (pucat, sianosis dan
kemerahan)
c. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas,
depresi, euphoria, atau marah kronik.
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan
continu perhatian tangisan yang meledak.
d. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau tidak.
e. Makanan/ cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup
makanan yang tinggi garam, tinggi lemak,
tinggi kolesterol, mual muntah, perubahan
berat badan dan riwayat pengggunaan
dierutik
Tanda : BB normal atau obesitas dan adanya edema,
kongesti vena, DJV, glikosuria.
f. Neurosensoris
Gejala : keluhan pusing, sakit kepala suboksipital,
episode kebas dan atau kelemahansatu sisi
tubuh, dan gangguan penglihatan (mis,
penglihatan kabur)
Tanda : Status mental (perubahan keterjagaan,
orientasi, pola/isi bicara, efek, proses
piker atau memori).Respon motorik (penurunan
kekuatan genggaman tangan dan atau ferleks
tendo dalam). Perubahan rentina optic.
g. Nyeri/ ketidak nyamanan
Gejala : angina, nyeri hilang timbul pada tungkai
dan nyeri abdomen/massa.
h. Pernafasan
Gejala : dipnea berkaitan dengan aktivitas/kerja,
fakipnnea, batuk dengan atau tanpa
pembentukan sputum dan riwayat merokok.

11
i. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi/cara berjalan, episode
parastesi unirateral fransie, hipotesi
postural.

j. Pembelajaran/ penyuluhan
Gejala : factor-faktor resiko keluarga:
hipertensi,ateroskleris, penyakit jantung,
DM, penyakit ginjal. Faktor-faktor resiko
anelik, penggunaan pil KB atau hormon lain.
(Doengoes,2000)
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut atau sakit kepala berhubungan dengan
peningkatan tekanan vascular serebral
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
berhubungan dengan ansietas yang dialami kelayan.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
umum
d. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi penyakit
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
3. Perencanaan
No Diagnosa Intervensi Rasional

1 Nyeri akut atau sakit  Menganjurkan  Panas dapat


kepala berhubungan kelayan melakukan meningkatkan
dengan peningkatan kompres hangat relaksasi otot
tekanan vascular pada daerah nyeri
 Mengurangi
serebral  Menganjurkan
ketegangan
kelaan melakukan
masase pada daerah
nyeri
 Memberikan
 Menganjurkan
rasa nyaman
kelayan melakukan
teknik relaksasi  Memberikan
 Menganjurkan
ketenangan
2 kelayan untuk

Gangguan pemenuhan mendapatkan posisi

kebutuhan istirahat yang nyaman jika

12
tidur berhubungan nyerinya kambuh  Memberikan
dengan ansietas yang rasa nyaman
 Menganjurkan
dialami kelayan.
kelayan melakukan  Memberikan
teknik relaksasi ketenangan
 Memberikan
kesempatan kepada
kelayan untuk
melakukan
 Memberikan
kebiasaan sebelum
kenyamanan
tidur misalnya
3 menonton atau
 Memberikan
mendengarkan musik
 Menciptakan ketenangan
Intoleransi aktivitas lingkungan tetap
berhubungan dengan nyaman
kelemahan umum  Menganjurkan  Mengetahui TTV
 Kelayan dapat
berdoa sebelum
melakukan
tidur
aktifitas
sesuai dengan
4  Mengobservasi TTV
kemampuannya
 Menganjurkan
 Kelayan dapat
kelayan untuk
melakukan
menghemat energi
Kurangnya pengetahuan aktifitas
mengenai kondisi tanpa keluhan
 Memberi dorongan
penyakit berhubungan
kepada kelayan
dengan kurangnya  Menentukan
untuk melakukan
pengetahuan kebutuhan
aktifitas secara
informasi yang
bertahap
dibutuhkan
 Mengkaji kelayan
pengetahuan
 Kelayan
kelayan tentang
mengerti
penyakitnya
tentang
 Berikan HE tentang penyakitnya
penyakitnya dan sehingga tau
perawatannya bagaimana
penatalaksanaa

13
n nya
 Diskusikan dengan  Membantu
kelayan tentang kelayan untuk
penatalaksanaan mengurangi
yang paling mudah keluhan dengan
untuk kelayan mudah.
lakukan

3. Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan pada asuhan keperawatan
dapat disesuaikan dengan perencanaan keperawatan yang
telah ditentukan sesuai dengan diagnosa yang ada.

4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan pada asuhan keperawatan yang
diberikan kepada kelayan dapat dibuat sesuai dengan
perkembangan dari kelayan. Evaluasi keperawatan
disusun berdasarkan pendekatan SOAP.

14
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : Sabtu, 21 Oktober 2017


Nama pengkaji : Baiq Nuzulia Rahmadiyana, S.Kep
A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama : Papuq ” S ”
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat/tanggal lahir : 71 tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : Janda
TB / BB : 143 cm / 41 Kg
Penampilan : bersih, rapi, ciri-diri
bentuk tubuh pendek, kurus
Alamat : Belencong
Oang yang dekat dihubungi : Tn “SH”
Hubungan dengan usila : Anak kandung
Alamat : Belencong

2. Riwayat Keluarga
 Genogram

Keterangan :
/ : Perempuan/laki-laki meninggal
/ : Perempuan/laki-laki hidup
: Hubungan perkawinan
: Klien

15
 Keterangan
Klien adalah anak terakhir dari 5 bersaudara dan
menikah dengan seorang laki-laki dan mempunyai 4
anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan.
3. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : tidak ada
Alamat pekerjaan : tidak ada
Berapa jarak dari rumah sakit : tidak ada
Alat transportasi : tidak ada
Pekerjaan sebelumnya : Petani
Jarak dari rumah : -
Sumber-sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kehidupan
: kebutuhan sehari-hari terpenuhi dari keluarga.
4. Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe Tempat Tinggal : Semi Permanen
Jumlah Kamar : 3 kamar tidur, 1 kamar
mandi, dan 1 dapur.
Kondisi Tempat Tinggal : Pencahayaan kurang,
ventilasi kurang baik, lantai bersih.
Jumlah Orang Yang Tinggal Dirumah : 9 orang bersama
anak dan cucu.
5. Riwayat Rekreasi
Hobby/minat : Memasak
Keanggotaan organisasi : Tidak ada
6. Sistem Pendukung
Klien mengatakan jika mengalami sakit, biasanya berobat
ke puskesmas.
7. Deskripsi Kekhususan
Papuq ”S” kadang mengikuti pengajian dan kadang ke
Masjid.
8. Status Kesehatan
Klien mengatakan pernah mengalami sakit kepala selama 1
tahun ini dan sudah 5 tahun menderita tekanan darah
tinggi, klien mengeluhkan dampak dari penyakit tekanan
darah tinggi tersebut seperti sering mengalami sakit
kepala dan nyeri pada daerah tengkuk.

16
9. Keluhan Utama
nyeri sakit kepala, nyerinya menjalar ke tengkuk.
 Paliative : Klien mengatakan sakit
kepala jika sudah lama beraktifitas.
 Quality/Quantity : Klien mengatakan
sakitnya kadang-kadang seperti ditusuk-tusuk.
 Region : Klien mengatakan
sakitnya terasa dikepala sampai ke tengkuk.
 Severity scale : Klien mengatakan
merasa tidak nyaman jika sakitnya datang dengan skala
nyei 6 (sedang).
 Timming : Klien mengatakan
sakitnya juga tiba-tiba terasa pada siang dan malam
hari menjelang tidur.
Pemahaman dan penatalaksanaanya masalah kesehatan :
Klien mengatakan jika sakitnya kambuh, maka klien
mengolesi daerah yang sakit dengan balsem kemudian klien
akan beristirahat. Kelayan mengatakan penyakit yang
sekarang dideritanya adalah penyakit yang sering diderita
oleh orang tuanya dan kelayan mengatakan selama tidak
mengganggu aktivitasnya penyakit tersebut tidak terlalu
dipikirkan.
 Obat-obatan yang di konsumsi : Klien mengatakan saat
ini tidak mengkonsumsi obat tapi kadang-kadang beli
obat-obatan di pasaran.
 Status Imunisasi :
Tetanus : tidak dikaji
Difentri : tidak dikaji
Influenza : tidak dikaji
Pneomovaks : tidak dikaji
Alergi : klien mengatakan tidak alergi dengan
makanan dan obat-obatan.
10. Aktivitas Hidup Sehari-hari
a. Indeks Katz
Skor A, yaitu klien mandiri dalam hal makan,
berpindah, kekamar kecil, berpakaian dan mandi.

17
b. Oksigenasi
Klien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan dalam
bernafas.
c. Cairan dan elektrolit
Klien meminum air yang dimasak ± 8 gelas / hari.
d. Nutrisi
Klien makan masakan yang disiapkan anaknya dengan menu
yang berbeda. Makanan yang diberikan kadang-kadang
habis dan kadang-kadang tersisa, dan disimpan untuk
dimakan pada waktu makan berikutnya.
e. Eliminasi
Klien mengatakan buang air besar sebanyak 1 kali/hari
pada pagi hari, buang air kecil 4-5 kali/hari dengan
lancar.
f. Aktivitas
Dalam beraktivitas, klien dapat melaksanakan secara
mandiri, misalnya bersih-bersih rumah.
g. Istirahat dan tidur
Klien mengatakan tidak bisa istirahat jika nyerinya
datang, pada malam hari klien istirahat pada pukul
22.00 dan bangun pada pukul 05.00.
h. Personal Hygiene
Klien berpenampilan bersih, rapi. Klien biasa mandi
sebanyak 1 – 2 kali sehari.
i. Seksual
Klien sekarang sudah menopause.
j. Rekreasi
Klien mengatakan jarang dan hampir tidak pernah pergi
berlibur.
k. Psikologis
 Persepsi kelayan : Klien mengatakan penyakitnya
merupakan penyakit yang biasanya diderita oleh orang
tua.

18
 Konsep diri : Klien sangat lancar berintraksi dengan
pengkaji terbukti saat diwawancara semua pertanyaan
dijawab dengan jelas dan sangat kooperatif.
 Emosi : Klien bersikap tenang, tidak menunjukkan
emosi berlebihan.
 Adaptasi : selalu bergaul dengan tetangga lainnya.
 Mekanisme pertahanan diri : Klien lebih mendekatkan
diri dengan Allah SWT jika mengalami masalah.
11. Tinjauan Sistem
Keadaan umum : berpenampilan bersih, rapi, bicara
terarah dan teratur.
Tingkat kesadaran : compos mentis
GCS : E : 4, V : 5, M : 6
TTV : Nadi : 82 kali/menit,
RR : 22 kali/menit,
tensi : 150/90 mmHg
a. Kepala
Rambut beruban, kulit kepala bersih, tidak ada kutu,
tidak ada benjolan.
b. Mata, Telinga, Hidung
Sklera putih agak keruh, konjungtiva anemis, lapang
pandang menurun hanya mampu melihat gerak jari dari
jarak ≤2m dengan visus 2/60. Telinga bersih, simetris,
tidak ada benjolan, pendengaran baik. Hidung bersih
tidak ada sekret, tidak ada polip/benda asing, tidak
ada peradangan mukosa hidung.
c. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening / kelenjar
tiroid, vena jugularis (-), tidak ada nyeri tekan.
d. Dada dan Punggung
Dada simetris, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
Tidak ada suara tambahan pada paru (mengi/ronkhi).
Punggung agak bungkuk.
e. Abdomen dan Pinggang
Perut tampak simetris, tidak ada benjolan, tidak ada
nyeri tekan, auskultasi bising usus normal(± 6
kali/menit).

19
f. Ekstremitas Atas dan Bawah
Tidak terdapat kelumpuhan ekstremitas.

Tonus otot 5

Refleks babinski (+)


g. Sistem Imune
Tidak terkaji dengan jelas tetapi klien mengatakan
jarang mengalami filek, batuk demam.
h. Genitalia
Tidak terkaji.
i. Sistem Reproduksi
Klien memiliki 4 anak, dan sekarang klien sudah
menopause.
j. Sistem Persyarafan
Klien masih bisa tersenyum dan tertawa lebar dan juga
mengangkat alis, klien masih bisa menggerakkan bola
mata kekiri-kanan, atas-bawah.
k. Sistem Pengecapan
Kelayan masih bisa membedakan rasa makanan, baik itu
manis, asam, asin dan pahit.
l. Sistem Penciuman
Kelayan masih bisa membedakan aroma balsem dan minyak
kayu putih.
m. Tactil Respon
Kelayan masih bisa merespon ketika kita memegang
tangannya.
12. Status Kognitif, Afektif dan Sosial
a. SPSMQ (Short Portable Mental Questioner), jumlah
kesalahan 6 yang berarti klien memiliki kerusakan
fungsi itelektual sedang.
b. MMSE (Mini Mental State Exam); nilai yang didapatkan
14 yang berarti klien diindikasikan mengalami
kerusakan kognitif.
c. IDB (Inventaris Depresi Bock) ; nilai yang didapatkan
4, yang berarti tingkat depresi kelayan tidak ada.

20
d. APGAR keluarga :
Adaptation : 2
Partnership : 2
Growth : 1
Affection : 2
Resolve : 2
13. Data Penunjang
 Laboratorium : -
 EKG : -
 CT Scan : -
 Radiologi : -
 Obat-obatan : Obat-obatan pasar.

Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1 Ds : Klien mengatakan nyeri Arterisklerosi Nyeri
s
sakit kepala, terutama di
daerah tengkuk. Hilangnya
elastisitas
 Paliative : pembuluh darah
klien merasakan sakit jika
Penyempitan
sudah lama beraktifitas.
pembuluh darah
 Quality/Quantity : Klien
Aliran darah
mengatakan sakitnya seperti
ke jantung
ditusuk-tusuk. menurun
 Region : Peningkatan
Klien mengatakan sakitnya tekanan
vaskuler
terasa dikepala sampai serebral
tengkuk.
Nyeri akut
Severity scale : Klien
mengatakan merasa tidak nyaman
jika sakitnya datang,
skala nyeri 6 (sedang).
 Timming : Klien
mengatakan sakitnya juga tiba-
tiba terasa pada siang dan
malam hari menjelang tidur.
Do :

21
 TD : 150/90mmHG
 N : 82x/menit
 RR : 22x/menit
2 Ds : Peningkatan Gangguan
tekanan
 Kelayan mengeluh tidak bisa tidur
vaskuler
tidur jika nyerinya datang. serebral
Do : Nyeri akut
 Kelayan tampak lemah
Gangguan Tidur
 Konjungtiva anemis

3 Ds : Proses menua Kurang


 Kelayan mengatakan penyakit pengetah
Keterbatasan
yang dideritanya adalah kognitif uan
penyakit yang biasa diderita Kurang
oleh orang tuanya.
pengetahuan
 Kelayan mengatakan selama
sakitnya tidak sampai
mengganggu, maka tidak terlalu
dipkirkannya.
Do :
 Pendidikan : tidak sekolah
 Kelayan tampak bersemangat
saat dibertahu akan diberikan
informasi tentang penyakitnya.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri akut atau sakit kepala berhubungan dengan
peningkatan tekanan vascular serebral
2) Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
berhubungan dengan Nyeri yang dialami klien.
3) Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi penyakit
berhubungan dengan Keterbatasan kognitif.

C. RENCANA TINDAKAN
Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional

22
Nyeri akut  Setelah  Menganjurkan klien Panas dapat
atau sakit dilakukan melakukan kompres hangat meningkatkan
kepala tindakan pada daerah nyeri relaksasi otot
berhubungan keperawatan  Menganjurkan klien Mengurangi
dengan 2x24jam melakukan masase pada ketegangan
peningkatan diharapkan daerah nyeri
tekanan klien memahami  Menganjurkan klien Memberikan
vascular penatalaksanaa melakukan teknik rasa nyaman
serebral n nyeri dengan relaksasi.
kriteria hasil  Menganjurkan klien Memberikan
klien dapat untuk mendapatkan posisi ketenangan
mendemonstrasi yang nyaman jika
kan teknik nyerinya kambuh
manajemen
nyeri yang
diajarkan.
 Nyeri
terkontrol
 Tidak
mengeluh
nyeri
Gangguan Setelah  Menganjurkan klien  Memberikan
pemenuhan dilakukan melakukan teknik rasa nyaman
kebutuhan tindakan relaksasi
istirahat keperawatan  Memberikan kesempatan  Memberikan
tidur selama 2 x 24 kepada klien untuk ketenangan
berhubungan jam, diharapkan melakukan kebiasaan
dengan klien dapat sebelum tidur misalnya
nyeri yang memenuhi menonton atau
dialami kebutuhan ti mendengarkan music.
klien. durnya dengan KH
 Menciptakan lingkungan  Memberikan
:
tetap nyaman. kenyamanan
Kelayan tampak
 Menganjurkan berdoa  Memberikan
segar
sebelum tidur. ketenangan
Konjungtiva
tidak pucat

Kurangnya Setelah  Mengkaji pengetahuan  Mene

23
pengetahuan dilakukantindaka klien tentang ntukan
mengenai n keperawatan penyakitnya kebutuhan
kondisi selama 2 x 24 informasi
penyakit jam, diharapkan yang
berhubungan klien mengerti dibutuhkan
dengan tentang  Berikan HE tentang klien.
keterbatasa penyakitnya penyakitnya dan  Klie
n kognitif dengan kriteria perawatannya n mengerti
hasil. tentang
penyakitnya
 Klien sehingga tau
menunjukkan bagaimana
pemahaman penatalaksana
tentang  Diskusikan dengan klien annya.
kondisi/progno tentang penatalaksanaan  Memb
sis, perawatan yang paling mudah untuk antu klien
diri. klien lakukan untuk
 Klien tidak mengurangi
bertanya keluhan
tentang dengan mudah.
penyakitnya.

D. PELAKSANAAN
Hari/
No No.Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
tanggal
1 Minggu Nyeri akut  Menganjurkan klien  Klien kooperatif.
22/10- atau sakit melakukan kompres  Klien memperhatikan
17 kepala hangat pada daerah dengan seksama
berhubungan nyeri setiap penjelasan
dengan  Menganjurkan klien yang diberikan.
peningkatan melakukan masase pada  Klien aktif
tekanan daerah nyeri mengikuti percobaan
vascular  Menganjurkan klien penggunaan teknik
serebral melakukan teknik relaksasi yang
relaksasi diajarkan.
 Menganjurkan klien
untuk mendapatkan

24
posisi yang nyaman
jika nyerinya kambuh
2 Minggu Gangguan  Menganjurkan klien  Klien merasa nyaman
22/10- pemenuhan melakukan teknik dan aman
17 kebutuhan relaksasi  Klien merasa tenang
istirahat  Memberikan kesempatan
tidur kepada klien untuk
berhubungan melakukan kebiasaan
dengan nyeri sebelum tidur misalnya
yang dialami menonton atau
klien. mendengarkan musik
 Menciptakan lingkungan
tetap nyaman
 Menganjurkan berdoa
sebelum tidur
3 Minggu Kurangnya  Mengkaji pengetahuan  Klien menjelaskan
22/10- pengetahuan klien tentang tentang penyakitnya,
17 mengenai penyakitnya rasa sakit yang
kondisi  Berikan HE tentang dirasaka merupakan
penyakit penyakitnya dan penyakit orang tua
berhubungan perawatannya yang terjadi jika
dengan  Diskusikan dengan terlalu capek.
keterbatasan klien tentang  Klien mengatakan
kognitif penatalaksanaan yang baru mengetahui apa
paling mudah untuk yang menyebabkan
klien lakukan sakitnya.
 Klien mengatakan hal
yang paling mudah
dilakukan jika
sakitnya kambuh
adalah memijat-mijat
daerah yang sakit.
4 Senin Nyeri akut  Menganjurkan klien  Klien kooperatif.
23/10- atau sakit melakukan masase pada  Klien memperhatikan
17 kepala daerah nyeri dengan seksama
berhubungan  Menganjurkan klien setiap penjelasan
dengan melakukan teknik yang diberikan.
peningkatan relaksasi

25
tekanan  Menganjurkan klien  Klien aktif
vascular untuk mendapatkan mengikuti percobaan
serebral posisi yang nyaman penggunaan teknik
jika nyerinya kambuh relaksasi yang
diajarkan.
5 Senin Gangguan  Menganjurkan klien  Klien merasa nyaman
23/10- pemenuhan melakukan teknik dan aman
17 kebutuhan relaksasi  Klien merasa tenang
istirahat  Memberikan kesempatan
tidur kepada klien untuk
berhubungan melakukan kebiasaan
dengan nyeri sebelum tidur misalnya
yang dialami menonton atau
klien. mendengarkan musik
 Menganjurkan berdoa
sebelum tidur

6 Senin Kurangnya  Mengkaji pengetahuan  Klien masih bisa


23/10- pengetahuan klien tentang menyebutkan penyebab
17 mengenai penyakitnya penyakitnya.
kondisi  Berikan HE tentang  Kelien memperhatikan
penyakit penyakitnya penjelasan yang
berhubungan diberikan.
dengan
keterbatasan
kognitif

E. EVALUASI
No Hari/tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi

26
1 Selasa Nyeri akut atau sakit kepala S : Klien mengatakan
24/10-17 berhubungan dengan sekarang mengerti
peningkatan tekanan vascular bagaimana cara
serebral menangani jika
Ds : sakitnya kambuh.
 Paliative :
klienn merasakan sakit O: klien masih memegang
jika sudah lama kepalanya
beraktifitas - N : 78x/mnt
 Quality/Quantity : - T : 140/80 mmhg
Klien mengatakan sakitnya - Rr : 22x/mnt
seperti ditusuk-tusuk
 Region : A: Masalah teratasi
Klien mengatakan sakitnya sebagian.
terasa dikepala sampai
tengkuk. P : Inervensi dilanjutkan
Severity scale :
Klien mengatakan merasa
tidak nyaman jika sakitnya
datang, skala nyeri 6
(sedang)
 Timming : Klien
mengatakan sakitnya
juga tiba-tiba terasa pada
siang dan malam hari
menjelang tidur.
Do :
 Klien terlihat meringis
 Klien memegang kepalanya
2 Gangguan pemenuhan kebutuhan S : klien mengatakan
istirahat tidur berhubungan sudah dapat tidur
dengan nyeri yang dialami dengan nyenyak
klien.
Ds : O :
 Klien mengeluh tidak bisa - klien tampak segar
tidur - konjungtiva tidak pucat
lien :
 Klien tampak lemah A : masalah teratasi
 Konjungtiva pucat
P : intervensi dihentikan

27
3 Kurang pengetahuan S : Klien mengatakan
berhubungan dengan senang diberitahukan
keterbatasan kognitif : tentang penyakitnya.
Ds : Klien mengatakan
 Klien mengatakan penyakit penjelasan yang paling
yang dideritanya adalah diingat adalah cara-
penyakit yang biasa cara menangani
diderita oleh orang penyakitnya serta
tuanya. bagaimana mencegahnya.
 Klien mengatakan selama
sakitnya tidak sampai O : Klien menyebutkan
mengganggu, maka tidak jika ditanya tentang
terlalu dipkirkannya. salah satu materi yang
Do : dijelaskan.
 Klien tampak bersemangat
saat dibertahu akan A : Masalah teratasi
diberikan informasi
tentang penyakitnya. P: Intervensi dihentikan.
 Klien tidak bertanya
tentang penyakitnya.

28
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan kesenjangan antara konsep


dasar teori dengan kenyataan yang ditemukan dilahan praktek
berkaitan dengan asuhan keperawatan pada lansia dengan
diagnosa medis Hipertensi.

A. PENGKAJIAN
Dalam konsep dasar teori asuhan keperawatan lansia
dengan hipertensi data yang perlu dikaji adalah nyeri,
aktivitas/istirahat, neurosensori, kardiovaskular,
makanan/cairan, hygiene, interaksi sosial, keamanan dan
integritas ego, sedangkan pada pengkajjian kasus
ditampilkan data demografi, riwayat pekerjaan, riwayat
lingkungan hidup, riwayat rekreasi, sistem pendukung,
deskripsi kekhususan, , keluhan utama yang dirasakan
kelayan, aktivitas sehari-hari, tinjauan sistem, status
kognitif, afektif dan sosial kelayan.
Dalam proses pengkajian kasus, didapatkan data-data yang
menunjukkan masalah-masalah kesehatan kelayan, antara lain :
1. nyeri pada kepala sampai tengkuk.
2. ganguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan
nyeri.
3. kurangnya pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya
Di dalam konsep teori, tidak ditampilkan diagnosa
intoleransi aktivitas, karena pada kenyataannya hal
tersebut tidak di alami oleh klien, sehingga penulis tidak
mengangkat masalah tersebut karena nantinya sangat
menghambat proses pemberian asuhan keperawatan jika masalah
tersebut diangkat.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada tinjauan teori tentang konsep dasar asuhan
keperawatannya, terdapat 4 diagnosa, sedangkan pada
tinjauan kasus penulis mengangkat 3 diagnosa yang ada di

29
teori. Dalam proses pengkajian penulis tidak menemukan
hambatan-hambatan.

C. PERANCANAAN
Dalam perencanaan teoritis, terdapat rencana
kolaborasi dengan tenaga medis lain seperti dokter untuk
pemberian terapi. Tidak semua perencanaan yang ada
diperencanaan teoritis dimasukkan dalam perencanaan kasus
karena disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan asuhan
keperawatan.

D. PELAKSANAAN
Pemberian tindakan keperawatan kepada klien
disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat. Fokus
pelaksanaan tindakan keperawatan adalah health education
tentang bagaimana penanganan jika nyeri kepala sampai ke
tengkuk dirasakan lagi. Tidak ada tindakan keperawatan yang
langsung menangani nyeri klien karena pada saat pengkajian
klien sedang tidak merasakan nyeri. Sedangkan penanganan
untuk masalah gangguan istirahat tidur, tindakan difokuskan
bagaimana menciptakan lingkungan yang nyaman dan melatih
tehnik relaksasi. Untuk masalah kurang pengetahuan,
tindakan di fokuskan pada health education tentang penyakit
hipertensi dan sedikit memberikan informasi tentang
hipertensi (tekanan darah tinggi).

E. EVALUASI
Dalam mengevaluasi keberhasilan pencapaian pelaksanaan
asuhan keperawatan kepada kelayan dilakukan setelah 2 x 24
jam, tetapi eveluasi tindakan dilakukan setiap selesai
melaksanakan tindakan keperawatan.
Pada saat evaluasi akhir, menunjukkan pencapaian
kriteria evaluasi, misalnya untuk diagnosa I kelayan mampu
mendemonstrasikan cara menangani keluhan nyeri yang berarti
sesuai dengan kriteria hasil pada perencanaan.

30
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah proses pemberian asuhan keperawatan pada
kelayan Papuq ” S ” penulis dapat menyimpulkan :
1. Dalam memberitahukan asuhan keperawatan pada lansia,
banyak diemukan hambatan-hambatan sehingga kita harus
benar-benar mengenal lansia itu agar kita bisa mencari
jalan keluar jika muncul hambatan terutama pada proses
pengkajian.
2. Dalam proses memberikan asuhan keperawatan asuhan
keperawatan pada lansia, kita harus sabar menghadapi
perubahan emosi yang setiap saat berubah-ubah.

B. SARAN
1. Bagi Klien
Hendaknya klien tetap menjaga kesehatan, jangan terlalu
memaksakan diri untuk bekerja dan lebih aktif dalam
kegiatan-kegiatan masyarakat.
2. Bagi Perawat
Hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan agar lebih peka
terhadap masalah-masalah yang dialami lansia serta
meningkatkan kerjasama.
3. Bagi Keluarga,
Lebih meningkatkan pelayanan terutama pelayanan kesehatan
agar klien menderita suatu penyakit lebih dini ditangani.

31
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 1999. Rencana Asuhan dan


Pendokumentasian keperawatan, Edisi 2. Jakarta : EGC.
Doenges, M.E, dkk. 1999. Rencana Asuhan keperawatan : Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,
Edisi 3. Jakarta : EGC.
Internet :
http//drlizakedokteran.blogspot.com/2007/12/hiprtensi-
re.html
Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan gerontik, Edisi 2. Jakarta
: EGC.
Price, S.A. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 6. Jakarta : EGC.
Wahit Iqbal Mubarak, dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2.
Jakarta : EGC.

32

Вам также может понравиться