Вы находитесь на странице: 1из 3

PEMBUNUH KECIL BERDAMPAK BESAR

“RADIKAL BEBAS”

Radikal bebas dapat ditemukan dimana saja, bahkan zat ini terdapat di tubuh. Karena
sebenernya tubuh juga menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas berkontribusi terhadap
berbagai penyakit kronis dan penyakit degeratif seperti serangan jantung, alzeimer, stroke dan
kanker.
Apa yang di maksud dengan radikal bebas?
Radikal bebas merupakan suatu atom molekul atau senyawa yang mengandung satu atau lebih
elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif. Menurut artikel yang di rilis
kompas.com setidaknya ada 10 jenis radikal bebas

Asap rokok : Oksidan dalam rokok mempunyai jumlah yang cukup untuk memainkan
peranan yang besar terjadinya kerusakan saluran napas. Diperkirakan bahwa setiap hisapan
rokok mempunyai bahan oksidan dalam jumlah yang sangat besar, meliputi aldehida, epoxida,
peroxida, dan radikal bebas lain yang mungkin cukup berumur panjang dan bertahan hingga
menyebabkan kerusakan alveoli paru. Bahan lain seperti nitrit oksida, radikal peroksil, dan
radikal yang mengandung karbon ada dalam fase gas. Juga mengandung radikal lain yang
relatif stabil dalam fase tar.

Polusi udara : Polusi dari kendaraan bermotor, industri, asap rokok, mesin foto copy,
pendingin ruangan, dan makanan yang tidak sehat, merupakan sumber radikal bebas yang
berbahaya bagi tubuh manusia. Selain itu, proses alami respirasi dan fungsi metabolisme yang
buruk di dalam tubuh, juga menjadi penyebab internal meningkatkan radikal bebas dalam
tubuh.

Radiasi UV : Matahari memancarkan sinar dengan radiasi panjang gelombang dengan


rentang yang sangat lebar, tetapi yang masuk ke bumi dan mendapat perhatian khusus adalah
sinar ultra violet yang memiliki energi cukup besar yang dapat memicu bahkan menimbulkan
radikal bebas dalam tubuh terutama kulit.

Pestisida : Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi kesehatan
dan lingkungan. Hal ini disebabkan pestisida bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas
yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan gangguan syaraf
pusat. Disamping itu residu kimia yang beracun tertinggal pada produk pertanian dapat
memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.

Obat-obatan : Beberapa macam obat dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam
bentuk peningkatan tekanan oksigen. Bahan-bahan tersebut bereaksi bersama hiperoksia dapat
mempercepat tingkat kerusakan. Termasuk didalamnya antibiotika kelompok quinoid atau
berikatan logam untuk aktivitasnya (nitrofurantoin), obat kanker seperti bleomycin,
anthracyclines (adriamycin), dan methotrexate, yang memiliki aktifitas pro-oksidan. Selain
itu, radikal juga berasal dari fenilbutason, beberapa asam fenamat dan komponen
aminosalisilat dari sulfasalasin dapat menginaktifasi protease, dan penggunaan asam askorbat
dalam jumlah banyak mempercepat peroksidasi lemak.

Olahraga berlebihan : Olahraga berlebihan akan membuat tubuh membutuhkan suplai


oksigen yang sangat banyak, sehingga peningkatan ini akan memicu timbulnya radikal bebas
dalam tubuh. Jika gaya olahraga semacam ini dilakukan dengan frekuensi yang sering, maka
akan terjadi penumpukan radikal bebas dalam tubuh. Peningkatan pembentukan radikal bebas
dalam aktivitas olahraga dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu oleh
rusaknya jaringan otot akibat dari gerakan-gerakan yang bersifat eksposif. Olah raga dengan
intesitas tinggi dan durasi lama ternyata juga terbukti dapat menimbulkankerusakan sel.
Konversi radikal bebas lemah ( superoxide ) menjadi radikal bebas yang lebih merusak (
hydroxyl ) oleh akumulasi asam laktat otot serta dari peningkatan metabolisme energi yang
meningkatan jumlah molekul oksigen (O2) di dalam tubuh. Ketidakseimbangan antara jumlah
radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh dengan kapasitas kemampuan antioksidan alami
tubuh untuk ‘menjinakannya’ dapat menyebabkan kondisi yang disebut sebagai stres oksidatif
( oxidative stress ). Stres oksidatif yang dipicu oleh peningkatan jumlah radikal bebas di
dalam tubuh akibat dari peningkatan metabolisme energi , kualitas udara yang buruk ataupun
sebab lainnya dapat menyebabkan kerusakan pada sel, jaringan dan organ tubuh.

Radiasi : Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan oleh


radikal bebas. Radiasi elektromagnetik (sinar X, sinar gamma) dan radiasi partikel (partikel
elektron, photon, neutron, alfa, dan beta) menghasilkan radikal primer dengan cara
memindahkan energinya pada komponen seluler seperti air. Radikal primer tersebut dapat
mengalami reaksi sekunder bersama oksigen yang terurai atau bersama cairan seluler.

Autoksidasi : Autoksidasi merupakan produk dari proses metabolisme aerobik. Molekul yang
mengalami autoksidasi berasal dari katekolamin, hemoglobin, mioglobin, sitokrom C yang
tereduksi, dan thiol. Autoksidasi dari molekul diatas menghasilkan reduksi dari oksigen
diradikal dan pembentukan kelompok reaktif oksigen. Superoksida merupakan bentukan awal
radikal. Ion ferrous (Fe II) juga dapat kehilangan elektronnya melalui oksigen untuk membuat
superoksida dan Fe III melalui proses autoksidasi.

Oksidasi enzimatik : Beberapa jenis sistem enzim mampu menghasilkan radikal bebas dalam
jumlah yang cukup bermakna, meliputi xanthine oxidase ( activated in ischemia-reperfusion ),
prostaglandin synthase, lipoxygenase, aldehyde oxidase, dan amino acid oxidase. Enzim
myeloperoxidase hasil aktivasi netrofil, memanfaatkan hidrogen peroksida untuk oksidasi ion
klorida menjadi suatu oksidan yang kuat asam hipoklor.

Respiratory burst : Sel fagositik menggunakan oksigen dalam jumlah yang besar selama
fagositosis. Lebih kurang 70-90 persen penggunaan oksigen tersebut dapat diperhitungkan
dalam produksi superoksida. Fagositik sel tersebut memiliki sistem membran bound
flavoprotein cytochrome-b-245 NADPH oxidase. Enzim membran sel seperti NADPH-
oxidase keluar dalam bentuk inaktif. Paparan terhadap bakteri yang diselimuti imunoglobulin,
kompleks imun, komplemen 5a, atau leukotrien dapat mengaktifkan enzim NADPH-oxidase.
Aktifasi tersebut mengawali respiratory burst pada membran sel untuk memproduksi
superoksida. Kemudian H2O2 dibentuk dari superoksida dengan cara dismutasi bersama
generasi berikutnya dari OH dan HOCl oleh bakteri.

Bagaimana radikal bebas mempengaruhi kesehatan?


Jika tidak berlebihan, maka radikal bebas yang diproduksi oleh tubuh tidak akan
membahayakan bagi kesehatan. Namun karena kita terus terpapar atau mengonsumsi berbagai
macam sumber yang dapat menyebabkan tubuh menghasilkan radikal bebas, maka bukan
tidak mungkin radikal bebas menjadi meningkat jumlahnya. Menurut Harvard School of
Public Health, reaksi kimia yang dilakukan oleh radikal bebas di dalam tubuh dapat
menyebabkan membran sel rusak, dan hal ini mengakibatkan apapun mudah keluar masuk ke
dalam sel-sel tubuh. Kemudian, dapat menyebabkan sel bermutasi dan memicu pertumbuhan
sel kanker serta tumor.

Radikal bebas yang terakumulasi agak susah untuk dihilangkan dan menimbulkan
kondisi stress oksidatif. Stress oksidatif adalah suatu proses di dalam sel tubuh yang
menghancurkan struktur sel seperti protein, lemak, serta DNA. Jika stress oksidatif ini tidak
ditangani dan dihilangkan dari tubuh maka bisa menimbulkan berbagai penyakit, seperti
stroke, penyakit jantung koroner, bahkan kanker.

Apa bahaya radikal bebas bagi tubuh?


Radikal bebas yang hanya mempunyai satu elektron akan menarik elektron dari
molekul dalam tubuh, sehingga molekul tersebut berubah menjadi radikal bebas juga. Hal ini
membuat radikal bebas bertambah banyak dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan sel.
Terlalu banyak radikal bebas dalam tubuh dapat membuat tubuh mengalami stres
oksidatif. Stres oksidatif merupakan kondisi di mana jumlah radikal bebas dalam tubuh lebih
banyak daripada pertahanan antioksidan (yang dapat mencegah kerusakan sel akibat radikal
bebas). Hal ini menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan sel dalam tubuh, seperti lipid,
protein, dan asam nukleat.
Stres oksidatif ini kemudian dapat menyebabkan berbagai penyakit. Mulai dari radang
sendi, penyakit jantung, aterosklerosis, stroke, hipertensi, tukak lambung, penyakit
Alzheimer, penyakit Parkinson, kanker, sampai menyebabkan penuaan. Radikal bebas dapat
merusak kode DNA, sehingga sel baru tumbuh dengan tidak benar dan menyebabkan
penuaan.
Namun begitu, radikal bebas juga penting untuk kehidupan. Kemampuan tubuh dalam
mengubah udara dan makanan menjadi energi kimia bergantung pada reaksi berantai dari
radikal bebas. Selain itu, radikal bebas merupakan bagian penting dari sistem kekebalan
tubuh, membantu menyerang

Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah bahaya radikal bebas?


Antioksidan merupakan molekul dalam sel yang dapat mencegah radikal bebas
mengambil elektron, sehingga radikal bebas tidak menyebabkan kerusakan sel. Dengan
adanya antioksidan, maka jumlah radikal bebas dalam tubuh Anda tetap terkendali. Oleh
karena itu, Anda perlu untuk memperbanyak jumlah antioksidan yang masuk ke tubuh untuk
mencegah bahaya radikal bebas.

Dari mana bisa mendapatkan antioksidan? Sebenarnya tubuh Anda menghasilkan


antioksidan, tapi jumlahnya tidak mencukupi untuk dapat mengimbangi jumlah radikal bebas
dalam tubuh. Sehingga, Anda perlu mendapatkan antioksidan dari sumber luar.
Antioksidan bisa Anda dapatkan dari konsumsi berbagai macam makanan yang
mengandung antioksidan. Antioksidan dalam makanan terdapat dalam bentuk beta karoten
(vitamin A), lutein, vitamin C, vitamin E, likopen, dan fitonutrien lain, yang bisa Anda
peroleh dengan mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan.
Contoh sayuran dan buah-buahan yang mengandung antioksidan adalah tomat, wortel,
brokoli, kale bayam, jeruk, kiwi, buah beri, serta sayuran dan buah berwarna lainnya. Selain
itu, Anda juga bisa memperoleh antioksidan dari kacang-kacangan dan teh hijau.

Вам также может понравиться