Вы находитесь на странице: 1из 5

Nama : Eka Fitri Wulandari

NIM : 201553004

Prodi : Agroteknologi

Sistem-sistem pertanian di Papua

Perbandingan sistem pertanian petani local Papua dengan petani di daerah


lain di Indonesia relatif berbeda. Model atau pola pertanian yang sedang dilakukan
oleh petani Papua masih bersifat ekstensif. Sistem ekstensif ini dapat dilihat pada
masih relatif berlakunya interaksi petani Papua dengan hasil hutan atau bekas hutan.

1. Sistem pertanian ekstensif


 Sistem meramu
Sistem meramu adalah sistem pemungutan atau pemanenan hasil utama hutan
atau non hutan tanpa melakukan aktifitas budidaya pertanian. Sistem pertanian ini
telah dilakukan oleh masyarakat petani di dunia sebelum dikenalnya sistem
budidaya pertanian. Di Papua, sistem meramu (gathering system) ini umumnya
masih dilakukan oleh masyarakat petani lokal Papua. Sistem meramu ini pula masih
berlaku di beberapa negara-negara berkembang seperti di Africa dan Amerika latin.
Sistem meramu ini pula dilakukan pada saat masyarakat petani melakukan
pembukaan hutan baik primer dan sekunder untuk melakukan proses penanaman
(cultivating) tanaman pertanian baru, selain itu ada juga yang masih
menggantungkan hidupnya langsung pada alam disekitarnya tanpa melakukan
aktifitas pertanian.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa input yang diberikan oleh masyarakat
petani terhadap tanaman atau tumbuhan liar tidak ada. Proses pertumbuhan dan
regenerasi diserahkan pada kemampuan tanaman tersebut. Dengan demikian
produksi yang dihasilkan per satuan tanaman juga akan rendah.
 Sistem berburu
Sistem perburuan (hunting system) merupakan salah satu aktifitas pertanian
yang paling tua dilakukan oleh peradaban manusia. Sistem ini ditemui masih
berlaku di beberapa negara berkembang seperti di Africa, Asia-Pacific dan America
Latin. Namun secara modern sistem perburuan telah merubah fungsinya sebagai
salah satu aktifitas olahraga berburu.
Masyarakat petani lokal di Papua umumnya pula masih menerapkan sistem
yang tergolong tua ini. Dalam sistem perburuan ini masyarakat petani masih
menggantungkan aktifitas produksi di hutan atau habitat dimana hewan/satwa liar
melangsungkan aktifitas hidupnya. Jadi, hampir 99% proses pemeliharaan hewan
masih dilakukan oleh alam atau habitat hewan tersebut berada.
Sistem ini diperkirakan relatif belum berkembang kearah budidaya sistem semi
intensif atau intensif, seperti berturut-turut, ranching atau budidaya di dalam
kandang.
Jika pola produksi hewan ini dirubah atau berpindah dari fase berburu (hunting
phase) kepada pola semi intensif atau intensif maka produksi dan produktifitas
masyarakat petani akan berlipat ganda.
Memang diketahui bahwa dalam upaya budidaya ternak/hewan, diperlukan
kearifan pengetahuan kehewanan secara komprehensif. Namun, masyarakat petani
tentunya memiliki local knowledge yang patut diaplikasikan dan dikembangkan
menjadi locally scienctific knowledge sehingga dengan demikian upaya-upaya
adaptasi dan behaviour dalam penangkaran atau ranch dapat tentunya membantu
masyarkat petani untuk pembudidayaan hewan di penangkaran (captivity).
 Sistem pertanian berpindah (Shifting cultivation)
Sistem pertanian berpindah atau shifting cultivation adalah sistem pertanian
yang dilakukan dengan menebang luasan areal hutan tertentu untuk dilakukannya
aktivitas pertanian dalam waktu tertentu. Lamanya petani melakukan aktifitas
pertanian disuatu areal penebangan hutan ditentukan berdasarkan produksi dan
kesuburan lahan itu sendiri dan sambil mencari atau menentukan areal lainnya
untuk dijadikan areal pertanian selanjutnya. Lahan yang telah dipakai dalam
beberapa waktu (biasanya sampai tahun), selanjutnya dibiarkan membentuk suksesi
vegetasi hutan sekunder. Proses ini dalam sistem pertanian disebut dengan fallow
land.
Dengan menebang hutan pada areal/lahan yang telah dipilih, masyarakat masih
melakukan pemanenan (harvesting) terhadap tanaman makanan yang tumbuh
secara liar atau lahan bekas disekitar areal yang akan dibuka. Jadi selain
dilaksanakannya shifting cultivation, aktifitas meramu pula masih tetap dilakukan.
Salah satu sistem pertanian ekstensif yang masih diadopsi masyarakat petani di
Papua adalah sistem tebang dan bakar (slash and burn) hutan untuk lahan pertanian.
Sistem ini dipertimbangkan kurang memberikan benefit baik secara ekonomi
kepada masyarakat juga dari segi kesuburan (fertility) dan konservasi lahan (land
conservation) tidak prospektif. Apalagi dengan status bahan organik tanah (soil
organic matter, SOM) di Papua yang relatif tipis dan ditambah lagi dengan metode
pengelolaan tanah (tillage management).
Dari aktifitas sistem pertanian ini, maka jelas dapat dilihat bahwa satuan input
yang digunakan oleh masyarakat petani pada negara-negara berkembang dan secara
khusus di Papua sangat kecil, bahkan tidak ada sama sekali. Input sistem pertanian
dapat berupa ternak, tanaman pertanian, pupuk organic, pupuk anorganik,
pengolahan tanah (tillage management) dan irigasi. Namur sejauh ini masyarakat
petani Papua belum melihat hal ini sebagai peluang untuk meningkatkan produksi
pertaniannya, disampaing sejumlah factor-faktor input lainnya.
2. Sistem intensifikasi
 Bercocoktanam
Intensifikasi pertanian khususnya bercocoktanam (cropping systems) telah
dilakukan pula oleh beberapa kelompok masyarakat di Papua, misalnya di Tiom,
Wamena. Model intensifikasi pertanian yang telah diadopsi oleh salah satu
kelompok masyarakat petani di Papua adalah masyarakat suku Sorong. Namun,
kebanyakan dari sistem yang dijalankan masih menggunakan pupuk anorganik dan
obat-obat kimiawi. Selain itu, lahan pertanian yang diusahakan oleh masyarakat
petani lokal Papua masih belum diorganisir secara baik dengan memperhitungkan
hubungan sirkulasi nutrien statu tanaman dengan tanah dan jenis tananaman dengan
tanaman lainnya. Beberapa istilah yang sering digunakn adalah inter-cropping,
mixed cropping dan alley cropping.
Intensifikasi pertanian dilakukan dengan menggunakan high external inputs on
sustainable agriculture (HEISA) yang ditandai dengan penggunaan sarana produksi
pertanian seperti artificial fertilizer (AF) dan pestisida. Hal ini diaplikasikan
mengingat tingkat kesuburan rata-rata tanah (soil fertility) yang ada di Papua.
Dengan dangkalnya bahan organik (BO) tanah (atau SOM), maka ketersediaan
unsur hara (nutrient) tanah untuk mensuplai nutrisi kepada tanaman menjadi rendah
dibawah kebutuhan tanaman. Selain tingginya gangguan hama dan penyakit
tanaman pertanian dan perkebunan. Hal mana menyebabkan masyarakat petani
harus secara bijaksana mengaplikasikan external inputs, seperti pupuk buatan
(artficial fertilizer).
Salah satu sistem pertanian dengan menggunakan external inputs yang rendah
(Low External Inputs on Sustainable Agriculture, LEISA) adalah seperti kombinasi
penggunaan sistem tanam tumpangsari dan mixed (crop-livestock) farming system.
 Padang penggembalaan
Padang penggembalaan yang ada di Papua sebenarnya relatif cukup tersedia.
Namur ketersediaan lahan masih belum diimbangi dengan ketersediaan kwalitas
hijauan tanaman makanan ternak (HTMT). Hampir disetiap kabupaten, lahan yang
sesuai untuk diaplikasikan sebagai lahan hijauan makanan ternak cukup tersedia.
Padang penggembalaan alami (grassland) yang ada di Papua secara umum masih
Belem dieksplorasi guna mengetahui kehadiran diversiti rumput atau tanaman
makanan ternak potensial yang bisa dikonsumsi oleh ternak. Rumput dan tanaman
makanan ternak yang ada relatif terbatas secara kualitas dan kuantitas.
3. Alternatif sistem pertanian
 Integrasi pertanian
Sistem produksi pertanian terus berjalan dinamis yang mana dipengaruhi oleh
beberapa konstrain, antara lain; pertumbuhan penduduk yang berdampak pada
peningkatan permintaan kebutuhan pokok bahan makanan, tingkat perekonomian
suatu bangsa, ketersediaan lahan dan efisiensi dalam menggunakan besaran input
guna menghasilkan optimum besaran output dari produk pertanian.
Faktor-faktor penggerak (driven factors) tersebut diatas memacu masyarakat
pelaku pertanian untuk meningkatkan satu satuan produksi pertanian. Dan ini tidak
hanya berlaku pada negara-negara maju melainkan juga pada negara-negara
berkembang.
Integrasi pertanian atau biasa dikenal dengan mixed farming systems telah
berkembang sesuai dengan relatif menurunnya fertilitas tanah dan efisiensi usaha
pertanian.
Sistem pertanian terintegrasi yang dilakukan oleh pelaku pertanian di negara-
negara maju umumnya telah menggunakan input sumberdaya lokal. Saat ini negara-
negara berkembang di Afrika telah menerapkan secara intensif sistem pertanian
teritegrasi untuk meningkatkan usahatani masyarakat petani dan meningkatkan
fertilisasi lahan pertanian mereka yang miskin akan unsur hara tanah.

Sumber : http://zonageograp.blogspot.com/2017/09/posisi-sistem-pertanian-di-
papua.html

Вам также может понравиться

  • Dapus
    Dapus
    Документ8 страниц
    Dapus
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Potensi Pala
    Potensi Pala
    Документ7 страниц
    Potensi Pala
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Choliq Kewira 1
    Choliq Kewira 1
    Документ2 страницы
    Choliq Kewira 1
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Choliq Kewira 1
    Choliq Kewira 1
    Документ5 страниц
    Choliq Kewira 1
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ14 страниц
    Bab I
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Dapus Nilam
    Dapus Nilam
    Документ5 страниц
    Dapus Nilam
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Choliq Kewira 1
    Choliq Kewira 1
    Документ2 страницы
    Choliq Kewira 1
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Bayamfix
    Bayamfix
    Документ13 страниц
    Bayamfix
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Biotek
    Biotek
    Документ2 страницы
    Biotek
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Dapus
    Dapus
    Документ8 страниц
    Dapus
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Quis RMH Metil
    Quis RMH Metil
    Документ1 страница
    Quis RMH Metil
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Paper Mekanisasi Choliq
    Paper Mekanisasi Choliq
    Документ5 страниц
    Paper Mekanisasi Choliq
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Soal Ujian & Kuis-1
    Soal Ujian & Kuis-1
    Документ1 страница
    Soal Ujian & Kuis-1
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Rambutan
    Rambutan
    Документ3 страницы
    Rambutan
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Analisis Stakeholder
    Analisis Stakeholder
    Документ5 страниц
    Analisis Stakeholder
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Dapus
    Dapus
    Документ1 страница
    Dapus
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Tugas Daskom
    Tugas Daskom
    Документ2 страницы
    Tugas Daskom
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • DasPenKom Mengkudu
    DasPenKom Mengkudu
    Документ1 страница
    DasPenKom Mengkudu
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Komunikasi
    Komunikasi
    Документ2 страницы
    Komunikasi
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • DasPenKom Pupuk
    DasPenKom Pupuk
    Документ1 страница
    DasPenKom Pupuk
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Daskom
    Daskom
    Документ1 страница
    Daskom
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Skripsi Pemuliaan Tanaman
    Skripsi Pemuliaan Tanaman
    Документ5 страниц
    Skripsi Pemuliaan Tanaman
    nurfadi26
    100% (1)
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Документ1 страница
    Kelompok 1
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Permasalahan Pendidikan Di Papua
    Permasalahan Pendidikan Di Papua
    Документ4 страницы
    Permasalahan Pendidikan Di Papua
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Perlin Tan
    Perlin Tan
    Документ1 страница
    Perlin Tan
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Daskom
    Daskom
    Документ1 страница
    Daskom
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Tugas Ekologi Tanaman Pertanian
    Tugas Ekologi Tanaman Pertanian
    Документ2 страницы
    Tugas Ekologi Tanaman Pertanian
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • Leaflet Kopi Mengkudu
    Leaflet Kopi Mengkudu
    Документ2 страницы
    Leaflet Kopi Mengkudu
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет
  • DasPenKom Mengkudu
    DasPenKom Mengkudu
    Документ1 страница
    DasPenKom Mengkudu
    Choliq Kurniawan
    Оценок пока нет