Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DM merupakan penyakit gangguan metabolik kronis yang ditandai dengan
adanya peningkatan glukosa darah atau hiperglikemia. Salah satu penyebab terjadinya
hiperglikemia adalah ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin. Untuk
memfasilitasi glukosa dalam sel dibutuhkan insulin dari dalam tubuh digunakan
menyebabkan glukosa di dalam darah bertambah yang kemudian menyebabkan
terjadinya gula darah meningkat. Sementara di dalam sel terjadi kekurangan glukosa
yang dibutuhkan dalam kelangsungan dan fungsi sel (Tarwoto dkk., 2012 dalam
Juniarti dkk., 2014).
Menurut Dirjen P2PL Kemenkes RI Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P (K),
MARS, DTM&H, DTCE (2013) berbagai upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif telah dilakukan untuk mengendalikan masalah DM salah satunya adalah
monitoring dan deteksi dini faktor risiko DM di Posbindu. Namun sebagian besar
penderita DM tipe 2 masih bekerja yang menyebabkan waktu yang dimilikinya lebih
banyak terfokus untuk pekerjaan sehingga penatalaksanaan DM menjadi kurang
maksimal. Setelah di bentuknya program Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) oleh
pemerintah seharusnya seluruh pekerja dapat merasaka suasana bekerja yang aman
dan nyaman untuk mencapai tujuan produktivitas setinggi-tinginya dengan tetap
memperhatikan 3 komponen kerja berupa kapasitas tenaga kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013; Purwanto, 2011,
Sakinah, dkk., 2012).
Beban kerja merupakan sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu
unit organisasi atau pemegang jabatan pada suatu pekerjaannya dalam jangka waktu
tertentu (Menpan, 1977:46 dalam Artadi, 2015). Sedangkan menurut Pemendagri No.
12/2008 dalam Artadi, 2015, beban kerja adalah suatu besaran pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh organisasi atau unit jabatan yang merupakan hasil kali volume kerja
dan norma waktu.
Menurut Sakinah, dkk (2012) beban kerja pada tenaga kerja batu bata yaitu dari
sepuluh pekerja, enam orang memiliki beban kerja berat, tiga orang memiliki beban
kerja sangat berat dan satu orang memiliki beban kerja sedang. Waktu kerja melebihi
8 jam perhari dan ada juga yang kurang. Waktu masuk kerja rata-rata mulai pukul
delapan pagi sampai dengan pukul empat sore atau enam sore, tergantung pada
pemilik industri batu bata tersebut. Sedangkan untuk waktu istirahat bervariasi antara
30 menit sampai dengan satu setengah jam.
Menurut Riza Triana, dkk (2016) menyatakan bahwa ada hubungan signifikan
antara beban kerja dengan penyakit DM. Orang dengan beban kerja berat memiliki
kecenderungan 1,39 kali untuk mengalami kejadian DM dibandingkan dengan orang
yang memiliki beban kerja ringan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Gustiana, Suratu, Heryati (2015). Menurut penelitian yang mereka
lakukan mayoritas responden masih bekerja dan patuh terhadap diet DM , dengan
demikian variabel pekerjaan terhadap beban kerja tidak ada hubungannya dengan
kepatuhan diet DM.
Menurut Ainni & Mutmainah (2017) ada hubungan signifikan antara kepatuhan
meminum obat terhadap pekerjan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Adisa et al.
(2009), bahwa beban kerja dalam suatu pekerjaan mempunyai pengaruh signifikan
terhadap tingkat kepatuhan minum obat pada pasien DM tipe 2. Hal ini dikarenakan
dengan adanya jadwal kerja yang terlalu padat terutama pada pasien yang bekerja,
membuat pengambilan obat atau kontrol terapi pengobatan terlupakan sehingga
menyebabkan jadwal minum obat tidak sesuai dengan aturan dokter. Penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Waluyo & Satus (2016), menurutnya
tidak ada perbedaan kepatuhan pengobatan antara pasien yang bekerja dan tidak
bekerja dikarenakan pekerjaan bukanlah halangan mengingat jadwal melakukan
pengobatan hanya 2 kali seminggu, sehingga tidak mengganggu rutinitas pekerjan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan beban kerja dengan prilaku penatalaksanaan DM di Wilayah
kerja Puskesmas Denpasar Utara II.
2. Tujuan khusus
a) Mengidentifikasi beban kerja penderita DM tipe 2 di Wilayah Puskesmas
Denpasar Utara II.
b) Mengidentifikasi perilaku diet, olahraga, pengobatan dan edukasi DM tipe 2
di wilayah Puskesmas Denpasar Utara II.
c) Menganalisa hubungan beban kerja terhadap perilaku penatalaksanaan DM di
Puskesmas Denpasar Utara II.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan keperawatan medikal bedah dan mendukung teori yang sudah ada.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pasien
Meningkatkan pengetahuan terhadap beban kerja sehingga dapat melakukan
penatalaksanaan DM dengan baik.
b. Bagi perawat
Sebagai bahan informasi dengan masukan bagi perawat untuk meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan terhadap beban kerja pada penderita DM.
c. Bagi peneliti lain
Sebagai acuan dalam penelitian berikutnya yang berkaitan dengan beban kerja
terhadap penatalaksanaan DM.
d. Bagi instansi STIKES Bali
Menambah kepustakaan dan sebagai bahan pembelajaran mata kuliah
keperawatan medikal bedah tentang beban kerja terhadap penatalaksanaan
DM.