Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pembimbing II
Mengetahui
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Wakil Dekan I
Abstrak
Secara etimologis istilah sejarah berasal dari kata syajarah yang berarti terjadi,
atau dari kata syajaratun berasal dari bahasa Arab, yang berarti pohon, syajarah
an nasab, artinya pohon silsilah. Dalam memahami arti sejarah, tidak hanya
sebatas pada sebuah peristiwa yang terjadi saja, melainkan dalam memahami
arti sejarah akan selalu berkaitan dengan faktor lokasi pada suatu tempat atau
faktor kewilayahan.
Kurangnya perhatian dan pemahaman masyarakat terhadap transportasi kereta
api Tanjung Karang maka peneliti mengkaji dan menyajikan ulang seperti apakah
sejarah kereta api Tanjung Karang tersebut. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian historis yang dimana penelitian ini menggunakan tehnik wawancara
dan analisa dari berbagi sumber seperti buku dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, telah didapat bahwasanya kereta api Tanjung
Karang dibangun ada masa pemerintahan Hindia-Belanda pada tahun 1914 yang
digunakan sebagai alat angkutan transportasi darat yang digunakan sebagai
angkutan barang dari Sumatera Selatan yang menggunakan kereta api sebagai
alat transportasinya dan selanjutnya kereta api juga digunakan sebagai penyalur
(SDM) sumber daya manusia dari pulau Jawa yang akan di kirim ke sumatera
Selatan guna melakukan pembukaan lahan pertanian yang dimana dilakukan
supaya pemerintah Hindia-Belanda mendapatkan hasil rempah-rempah yang
melimpah, dan setelah Indonesia merdeka kereta api Tanjung Karang berhasil
dikuasai oleh pemerintah Indonesia dan selanjutnya digunakan sebagaimana
mestinya didalam perkembangan kereta api Tanjung Karang terdapat dampak
positif yang di ambil bahwasanya dengan adanya transportasi kereta api ini
membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitarnya dan memperbaiki sistem
perekonomian yang ada di Lampung selanjutnya terjadilah suatu interaksi sosial
antara tubuh perkeretaapian Tanjung Karang dengan masyarakat.
Kereta api Tanjung Karang pertama dibangun pada tahun 1914 pada masa
Sumatera Selatan ke pulau Jawa. Kereta api ini mengalami perkembangan dari
tahun ke tahun dan baru dibangunlah stasiun lainya sebagai cabang untuk
serta sebagai salah satu alat perjuangan. Oleh karena itu, kehidupan
perkeretaapia pada masa itupun dijiwai dan diwarnai oleh suasana dan kegiatan
dalam bidang diplomasi, tidak lepas dari peranan dan jasa kereta api. Dalam
kedudukan, fungsi, dan peranan kereta api tidak lepas dari pengaruh kemelut
fungsinya dan kereta api pada saat itu memudahkan masyarakat Indonesia
dalam pengeksporan barang dari Sumatera ke pulau Jawa. Stasiun Kereta Api di
kereta api pada saat ini sangat penting artinya bagi Indonesia. (R Oerip
Simoen,1953)
Metode Penelitian
historis yang dimana dikaji dari berbagai sumber baik secara tertulis maupun
lisan.
penelitian. Dengan kata lain untuk membantu peneliti dalam memberikan kritik
diperoleh adalah fakta yang kebenarannya dapat diuji. Dalam penelitian ini
dikaji. Data-data yang diperoleh peneliti dari narasumber serta dokumen dan
perkeretaapian.
Ir. J.P. de Bordes, dari Desa Kemijen menuju Desa Tanggung (26 km) dengan
lebar rel sebesar 1435 mm dan bertujuan sebagai sarana logistik dan politik
yaitu pada tahun 1949, 1963, 1971, 1974, 1990, dan 1998.
PT. KAI adalah salah satu pilihan jasa transportasi yang mengutamakan
maupun penumpang secara lebih efisien. Falsafah dan budaya PT.KAI adalah
melakukan pelayanan yang efektif dan efisien untuk meraih laba serta berpegang
teguh pada pedoman dalam melakukan interaksi antar karyawan dalam usaha
Pengangkutan tidak hanya berguna untuk orang saja tetapi juga berguna untuk
barang. Dari segi pengangkutan kereta api ternyata pengangkutan ini sangat
pengangkutan kereta api barang yang dibawa dapat dengan cepat sampai
ketempat tujuan sehingga barang yang diangkut tersebut memiliki daya guna dan
nilai ekonomi yang tinggi. Jika dilihat fungsi dari pengangkutan yaitu
memindahkan orang atau barang dari suatu tempat lain dengan maksud untuk
meningkatkan daya guna dan nilai. Peningkatan daya guna dan nilai inilah yang
merupakan tujuan dari pengangkutan, yang berarti bila daya guna dan nilai
barang ditempat yang baru tidak naik, maka pengangkutan suatu tindakan yang
merugikan.
Belanda.
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber kekayaan alam yang sangat
menggunakan moda kereta api yaitu PT Bukit Asam Tbk, sedangkan yang
menggunakan moda truk ialah perusahaan swasta. Letak tambang dan stockpile,
ton, sedangkan batas wajar hanya 20 ton, sehingga membawa beberapa efek
oleh truk-truk pengangkut batubara yang melintasi jalan nasional. Oleh karena itu
Situasi Indonesia yang saat itu perang kemerdekaan juga menimbulkan dampak
pada transportasi darat, namun berbeda halnya dengan transportasi kereta api
dan terdapat perkembangan dari tahun ketahun baik dalam bentuk infrastruktur
operator khusus pulau sumatera yaitu Kereta Api Soematra Oetara Negara
operator lain ini dikarenakan Stasiun Tanjung Karang termasuk ke dalam wilayah
Pulau Sumatera, Dan kereta api Tanjung Karang digunakan sebagai mana
fungsinya.
Kondisi kereta api setelah kemerdekaan pada masa DKA ditandai dengan
perubahan jenis lokomotif yaitu dari lokomotif uap menjadi lokomotif diesel.
Pada masa setelah kemerdekaan yaitu masa operator kereta api bernama
PNKA, kondisinya adalah kereta api di Indonesia juga di Stasiun Tanjung Karang
menjadi tidak menentu, yaitu tidak adanya jadwal operasi yang pasti setiap
minggunya bahkan pernah dalam kurun waktu 2 minggu Stasiun Tanjung Karang
Pada tahun 1971 terjadi perubahan nama operator kereta api dari PNKA menjadi
Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Pada tahun ini, PJKA belum mampu
tahun 1979/1980 sampai 1983/1984 tidak dapat menutup biaya operasional yang
Pada tahun ini sudah mulai dilakukan penggantian jembatan dan pergantian alat
konsep subsidi silang yang bertujuan agar PJKA memperoleh keuntungan dari
tidak dapat menutup biaya, bahkan biaya eksploitasi tanpa biaya prasaranapun
tidak tertutup. Pendapatan tiap tahun kira-kira hanya seimbang dengan biaya
cemerlang, yaitu saat ini terbukti jika kereta api merupakan moda transportasi
pilihan masyarakat yang paling diminati, hal ini terlihat dengan selalu
meningkatnya data statistik penumpang tiap tahunnya. Dan tentunya kini PT.KAI
sudah sangat memuaskan baik itu dari pelayanan, sarana prasarana stasiun dan
Jalan Kotaraja No.1. Letak stasiun yang berada di pusat kota serta didukung
kawasan stasiun selalu ramai. Pintu masuk stasiun merupakan jalan satu arah,
Kereta api merupakan salah satu moda transportasi darat di Lampung yang
stasiun kereta api yang berada di Provinsi Lampung, Stasiun Tanjung Karang
merupakan stasiun kereta api terbesar di Provinsi Lampung yang paling banyak
dimulai pada tahun ini. Nantinya, jalur KA tersebut akan menembus dari ujung
Sumatera hingga terhubung dengan Jembatan Selat Sunda untuk menuju Jawa.
Detil tahapan pembangunan bahkan sudah tertuang secara rinci dalam Rencana
Sumatera ini nantinya menghubungkan jalur KA eksisting yang sudah ada yaitu
Trans Sumatera Railways nantinya juga akan terintegrasi dengan mega proyek
Jembatan Selat Sunda yang sebelumnya telah dirancang. Jalur yang ditargetkan
beroperasi pada 2030 ini akan dilayani 145 lokomotif dan 1.435 unit kereta, untuk
Sedangkan untuk angkutan barang dibutuhkan lokomotif sebanyak 760 unit dan
gerbong sebanyak 15.170 unit untuk mengangkut barang sebesar 403.000.000
Saat ini Lampung memiliki sarana transportasi cukup lengkap yaitu transportasi
darat, laut, dan udara. Khusus angkutan umum darat, di Bandar Lampung sendiri
terdapat beberapa moda transportasi seperti Damri, BRT (Bus Rapid Transit),
Taksi dan Angkot. Namun karena kurangnya fasilitas dan keterpaduan antar tiap
moda transportasi justru membuat keadaan lalulintas semakin padat dan tidak
Loket Damri terletak pada sisi Utara bangunan stasiun, loket Damri membuat
suasana stasiun semakin semerawut karena hanya menempati sisi badan jalan
stasiun. Parkiran Bus Damri tidak dibangun pada tempat yang sesuai, sehingga
Stasiun Tanjung Karang terletak di pusat Kota Bandar Lampung sehingga mudah
diakses dari berbagai arah. Dari segi perdagangan, letak Stasiun Tanjung Karang
perbelanjaan besar yaitu Bambu Kuning Square (BKS) dan Ramayana Plasa.
memberi nilai positif bagi kedua pihak. Namun dari hasil pengamatan lapangan,
belum adanya sinkronasi antara pusat perbelanjaan dengan Stasiun Kereta Api
stasiun.
bangunan semata, namun dari tampilan dan fungsi bangunan, Stasiun Tanjung
Karang harus dirancang memiliki daya tarik yang dapat menjadi ciri khas baru
Provinsi Lampung, yakni sebuah bangunan ikonik masa kini dengan tetap
Lampung.
Pada tahun 1950 dilakukanya perbaikan rel di Kotabumi yang dimana digunakan
jalur pada stasiun Tanjung Karang yang digunakan sebagai pemutaran kereta,
sarana dan prasarana kereta api karena pada saat itu PT.KAI lebih terfokus
Tanjung Karang.
Banyaknya
Jenis Pekerjaan
1956 1957 1970
Sumatera Selatan
Pemeliharaan Baja (Rel) 2.500 ton 21.913 ton -
Pengecetan Jembatan 21.100 m 18.082 m 3.378 m
Perbaikan Jembatan 50 ton 15 ton 30 ton
Sumber : DKA No. 692360 Tahun 2010
Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa rehabilitasi jembatan dan rel
dilakukan pada tahun 1956, 1957, dan 1970. Rehabilitasi yang dilakukan oleh
terowongan yang ada di jalur kereta api Stasiun Tanjung Karang (Lampung) –
Sumatera Selatan yaitu terowongan lahat dengan panjang 368 meter dan
terowongan tebing tinggi dengan panjang 424 meter. Kedua terowongan ini resmi
dibuka pada 1 September 1932. Terowongan ini menembus bukit yang ada di
Pulau Sumatera yaitu Bukit Barisan Selatan dan dibuat untuk memangkas jalur
rel.
Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa gerbong kereta yang ada di
Stasiun Tanjung Karang adalah gerbong kereta tahun pembuatan 1950, 1952,
dan 1959. Gerbong yang digunakan adalah gerbong angkutan penumpang dan
Belanda, Australia, dan Jepang ini yaitu gerbong penumpang dan batu bara.
Penumpang Barang
Tahun
(Jiwa) (ton)
1952 60.452 758
1978 94.248 1.239
1998 100.564 37.523
2005 102.266 60.945
2007 140.229 127.916
Sumber : DKA No.III.5
Karang adalah sebagai angkutan penumpang dan barang. Pada kurun waktu
Tabel 5. Jumlah Stasiun Yang Terhubung antara Stasiun Tanjung Karang dan
Sumatera Selatan
stasiun K1, 3 stasiun K2, 6 stasiun K3, 3 stasiun K4, dan 3 stasiun besar.
jalur kereta yaitu jenis stasiun terminal, karena berfungsi sebagai tempat kereta
stasiun kecil. Berdasarkan posisi rel terhadap permukaan tanah yaitu on ground
jumlah penumpang dan barang. Terdapat berbagai aktivitas inti pada stasiun.
Besaran ruang Stasiun Tanjung Karang didasarkan pada konsep besaran ruang
Hubungan antar ruang Stasiun Tanjung Karang adalah berdasarkan fungsi makro
dan mikro. Konsep ini mengaitkan berbagai jenis fungsi penyediaan jasa,
Stasiun Tanjung Karang dibagi menjadi 4 (empat) zona yaitu zona pergantian
Semua zona yang ada tersusun secara baik melalui proses perencanaan tata
ruang.
Fungsi kereta api dalam bidang ekonomi diharapkan dapat berperan sebagai
pendapatan suatu daerah. Peran lain adalah transportasi kereta api yang baik
transportasi.
Peranan kereta api dalam bidang sosial adalah adalah menciptakan produk dan
dan kereta api juga mempermudah segala urusan masyarakat terutama sebagai
transportasi kereta api, masyarakat menyadari akan hal itu dan selanjutnya
timbul lah rasa nasionalisme bahwa kereta api sangat penting peranya dalam
kehidupan sosial.
Peranan PT.KAI dalam bidang sosial sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan
pelatihan dalam hal pemasaran produk serta kereta api ini juga memberikan
dampak baik kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kereta api karena
berjualan, membuat penginapan, dalam hal ini dapat di simpulkan kembali bahwa
kereta api berdampak baik dalam bidang sosial karena saling berkaitan antara
Penutup
1. Kesimpulan
a. Perkembangan perkeretaapian Tanjung Karang pada tahun 1950 sampai
Api (DKA) sejak tahun 1950, lalu berganti Perusahaan Negara Kereta Api
(PNKA) tahun 1963, PJKA tahun 1971, Perumka pada tahun 1990 dan
pembaca yang mencari informasi mengenai sejarah kereta api Tanjung Karang
Penyusunan penelitian sejarah (historis) tidak dapat dilakukan sekali jadi dan
adalah kereta api itu sendiri. Penelitian lanjut mengenai sejarah perkeretaapian di
mendalam.
Daftar Pustaka
Aditya Bakti
Dirjen Penataan Ruang – Depkimpraswil, 2003, Makalah pada Studium General
Praktis, Yogyakarta.
Eko Saputro, Wisnu Happy. 2014. Perkembangan Transportasi kereta api dan
1930 ). Surakarta
Pujiriani, Ike. 2008. Faktor-faktor yang Pelayanan Kereta Api. Depok : FKM UI,
Universitas Indonesia
Semarang. Semarang
Alfabeta, Bandung.
Bandung : Angkasa
II.Bandung : Angkasa
Universitas Muhammadiyah. 2015. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( PPKI ).
Vol.03 No. 01
2018)